You are on page 1of 13

Vol. 11.

No 1– Oktober 2020
p-ISSN 2087-5312 (Print), e-ISSN 2721-7604
(Online)
Available Online at :
http://jurnal.stmik-denpasar.ac.id/index.php/mti

PENGEMBANGAN MODEL PENGUJIAN VIRTUAL BERBASIS


HOTS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA

I Made Mahesa Agastya1


1
Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknik Dan Informatika,
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
Denpasar, Indonesia

e-mail : mahesaagastya96@gmail.com1

Abstract
A teacher has a very important role in developing and encouraging the students to
enable them to have higher level thinking skill of HOTS. In the school curriculum, a
teacher is expected to be able to develop HOTS as one of the testing model, especially for
Mathematics study. Therefore, the teacher has to find the suitable model for virtual testing
which is HOTS based and applicable for Senior High School curriculum.
On development for Virtual Testing based on HOTS for Mathematics study of the
Senior High School, the writer stress to how the testing model can be accepted and
accessible easily by the students. For this purpose, the writer choose the moodle
application which is valid, reliable, has moderate difficulty grade and good distinction.
This virtual testing model is to analysis, increase and develop the potency of the students
to achieve a higher way of thinking for being a student who has faith, believe in God, good
morality, healthy, creative, democratic citizen and good responsibility. After testing
conducted then teachers can get information from students became faster, precisely and
accurately. Teachers would be to provide an evaluation and determine the level of teaching
more quickly especially Senior High School mathematics.

Keywords: HOTS, virtual testing, mathematics

Abstrak
Peran seorang pendidik sangat penting untuk mengembangkan dan mendorong siswa
untuk berpikir tingkat tinggi serta memiliki keterampilan kemampuan HOTS. Dalam
kurikulum sekolah, diharapkan seorang pendidik bisa mengembangkan model pengujian
virtual yang berbasis HOTS terutama dalam pelajaran matematika. Model pengujian
virtual berbasis HOTS yang bagaimana yang cocok dipakai dan sesuai dengan kurikulum
sekolah SMA.
Dalam Pengembangan Model Pengujian Virtual Berbasis HOTS Mata Pelajaran
Matematika SMA, penulis menekankan untuk bagaimana model pengujian ini dapat
diterima dan diakses dengan mudah oleh siswa. Maka penulis memakai aplikasi moodle,

1
dimana aplikasi ini valid, reliabel, tingkat kesukaran sedang, dan daya pembeda baik.
Model pengujian virtual ini bertujuan untuk menganalisa dan meningkatkan, serta
mengembangkan potensi peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi serta menjadi manusia
yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Setelah pengujian dilakukan maka guru bisa memperoleh informasi dari siswa
menjadi lebih cepat, tepat dan akurat. Guru bisa memberikan penilaian dan mengetahui
tingkat pembelajaran siswa dengan lebih cepat khususnya mata pelajaran Matematika
SMA.

Kata Kunci: HOTS, model pengujian virtual, matematika

I. PENDAHULUAN siswa dapat menguasai konsep


1.1. Latar Belakang matematika, kemudian dapat
Pendidikan merupakan sebuah objek menerapkannya untuk memecahkan
yang sangat diminati untuk diteliti. masalah yang sedang dihadapi. Hal ini
Banyak faktor yang mempengaruhi selaras dengan Permendikbud nomor 21
keberhasilan pendidikan dalam upaya tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
menyiapkan SDM yang berkualitas. Lulusan ranah SMA / MA memiliki
Teknologi Virtual berbasis Higher Order pengetahuan faktual, konseptual dan
Thinking Skills (HOTS) merupakan procedural, kemudian mampu
salah satu teknologi virtual dimana ciri mengaitkan dalam berbagai konteks.
utama Higher Order Thinking Skills Hasil survei literasi matematika
yaitu mampu berpikir kritis dan kreatif Indonesia menunjukkan kemampuan
melalui virtual. Salah satu indikasi siswa Indonesia belum mampu bersaing
keberhasilan peningkatan sumber daya dengan Negara – negara lain di dunia [1].
manusia dalam bidang pendidikan adalah Hal ini, menjadi perhatian utama dan
siswa memiliki Higher Order Thinking tugas besar Negara Indonesia agar bisa
Skills (HOTS) yang baik, karena tujuan mencapai prestasi yang lebih baik,
utama pembelajaran pada abad ke 21 ini selanjutnya fakta di lapangan, capaian
adalah mengembangkan dan literasi matematika Indonesia masih
meningkatkan HOTS siswa. Oleh karena tergolong rendah. Hal ini menunjukkan
itu, semua peserta didik dalam hal ini kemampuan siswa Indonesia dalam
siswa diharapkan mampu menggunakan mengkomunikasikan, dan memecahkan
teknologi virtual untuk berpikir kritis dan serta menginterprestasikan berbagai
kreatif dalam proses pembelajaran mata permasalahan masih sangat rendah.
pelajaran khususnya matematika. Hal Tidak dapat disalahkan, hal ini menjadi
tersebut dapat dicapai dengan adanya koreksi bersama bahwa soal – soal
literasi matematika. Literasi matematika matematika lebih banyak mengukur
didefinisikan sebagai kemampuan kemampuan bernalar, memecahkan
seseorang dalam merumuskan, masalah dan berargumentasi daripada
menggunakan dan menafsirkan mengukur kemampuan ingatan dan
matematika dalam berbagai korteks. perhitungan. Siswa masih menyukai dan
Matematika sebagai ilmu pengetahuan terbiasa dengan jawaban teoritis, dan
yang membutuhkan pemahaman bukan procedural. Sehingga, pembahasan soal –
hafalan. Belajar memahami dan harus soal yang membutuhkan penalaran logis
menguasai konsep – konsep matematika harus dibiasakan pada pembelajaran.
dari mulai konsep sederhana sampai Oleh karena itu, penulis melakukan
konsep yang sangat kompleks. Ketika penelitian ini yang bertujuan untuk

2
melakukan Pengembangan Model memaham pelajaran yang sudah
Pengujian Virtual Berbasis HOTS Mata diberikan [2]. Virtual adalah suatu media
Pelajaran Matematika SMA. Dimana berbasis komputer berupa simulasi
penulis mengharapkan agar hasil keadaan dari kehidupan dunia nyata.
pengembangan model pengujian virtual MOODLE (singkatan dari Modular
berbasis HOTS untuk mata pelajaran Object-Oriented Dynamic Learning
matematika siswa SMA yang valid, Environment) adalah paket perangkat
reliabel, tingkat kesukaran sedang dan lunak yang diproduksi untuk kegiatan
daya pembedaan yang baik dan diterima. belajar berbasis internet dan situs web
yang menggunakan prinsip social
1.2. Tujuan Penelitian constructionist pedagogy. Moodle
Adapun tujuan dari penelitian yang merupakan salah satu aplikasi dari
berjudul pengembangan model pengujian konsep dan mekanisme belajar mengajar
virtual berbasis HOTS mata pelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi,
matematika SMA adalah membuat yang dikenal dengan konsep
aplikasi untuk mempermudah siswa pembelajaran elektronik atau e-learning,
dalam pengerjaan soal serta serta dapat digunakan secara bebas
mengoptimalkan teknologi dalam sebagai produk sumber terbuka (open
pembelajaran, dan merupakan model source) dibawah lisensi GNU yang dapat
pembelajaran inovatif yang diinstal di computer dan sistem operasi
memanfaatkan teknologi virtual serta apapun yang bias menjalankan PHP dan
menggunakan teknologi virtual dapat mendukung database SQL.
memberikan motivasi dan rasa tertarik
siswa untuk belajar matematika, dan juga 1.3.2. Higher Order Thinking Skills
dapat menunjang dan mempermudah (HOTS)
siswa dalam pembelajaran. Literasi Higher Order Thinking Skills
matematika diharapkan dapat merupakan suatu proses berpikir peserta
berkembang dengan berbasis teknologi didik dalam level kognitif yang lebih
virtual yang valid, reliabel, tingkat tinggi yang dikembangkan dari berbagai
kesukaran sedang dan daya pembedaan konsep dan metode kognitif dan
yang baik dan diterima. taksonomi pembelajaran seperti metode
problem solving, taksonomi bloom, dan
1.3. Landasan Teori taksonomi pembelajaran, pengajaran dan
1.3.1.Pengembangan Model Pengujian penilaian [3]. Higher order thinking skills
Virtual termasuk di dalamnya berpikir kritis,
Pengembangan model adalah suatu logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif,
proses atau langkah – langkah untuk dengan high order thinking peserta didik
mengembangkan suatu model baru atau akan dapat membedakan ide atau
menyempurnakan model yang telah ada gagasan secara jelas, berargumen dengan
yang dapat dipertanggungjawabkan. baik, mampu memecahkan masalah,
Maksudnya pengembangan model selalu mampu mengkonstruksi penjelasan,
berorientasi untuk mengembangkan atau mampu berhipotesis dan memahami hal –
menghasilkan model yang sesuai dengan hal kompleks menjadi lebih jelas [4].
kebutuhan aplikasi tersebut. Pengujian Higher order thinking skills akan terjadi
adalah suatu proses pelaksanaan suatu ketika seseorang mengaitkan informasi
program dengan tujuan menemukan baru dengan informasi yang sudah
suatu kesalahan dan kebenaran. tersimpan di dalam ingatannya dan
Pengujian bertujuan untuk mengetahui mengaitkannya dan/atau menata ulang
penguasaan materi peserta didik dalam serta mengembangkan informasi tersebut

3
untuk mencapai suatu tujuan atau menghasilkan file yang lebih kecil dari
menemukan suatu penyelesaian dari file mentah sebelumnya. Selanjutnya
suatu keadaan yang sulit dipecahkan [5]. bentuk object code akan berubah menjadi
Tujuan utama dari higher order sebuah program yang siap dijalankan
thinking skills adalah bagaimana tanpa adanya program bantu
meningkatkan kemampuan berpikir pembuatnya, sehingga hasil dari bahasa
peserta didik pada level yang lebih tinggi, pemrograman yang berbentuk compiler
terutama yang berkaitan dengan akan membentuk sebuah program yang
kemampuan untuk berpikir secara kritis berstatus sebagai program EXE yang
dalam menerima berbagai jenis dapat dieksekusi tanpa adanya bantuan
informasi, berpikir kreatif dalam program pembuatnya [8].
memecahkan suatu masalah
menggunakan pengetahuan yang dimiliki 1.3.5. Basis Data
serta membuat keputusan dalam situasi – Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu
situasi yang kompleks [3]. Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat
diartikan sebagai markas atau gudang,
1.3.3. Literasi Matematika tempat bersarang / berkumpul.
Literasi merupakan jantung dari Sedangkan Data adalah representasi
pendidikan, membangun lingkungan fakta dunia nyata yang mewakili suatu
masyarakat sangatlah pentting untuk objek seperti manusia (pegawai, siswa,
mencapai tujuan untuk mengurangi pembeli, pelanggan), barang, hewan,
kemiskinan, mengurangi angka peristiwa, konsep, keadaan dan
kematian, membatasi pertumbuhan sebagainya yang diwujudkan dalam
penduduk, dan mencapai kesetaraan hak. bentuk angka, huruf, simbol, teks,
Oleh karena itu, komponen penting dari gambar, bunyi atau kombinasi [9].
percapaian tujuan tersebut adalah dengan
membangun pendidikan literasi [6]. 1.3.6. My Structure Query Language
Literasi matematika didefinisikan (MySQL)
sebagai kemampuan seseorang dalam MySQL adalah suatu RDBMS
merumuskan, menggunakan dan (Relational Database Management
menafsirkan matematika dalam berbagai System) yaitu aplikasi sistem yang
konteks [1]. Literasi matematika sebagai menjalankan fungsi pengolahan data dan
suatu pengetahuan untuk mengetahui dan salah satu aplikasi DBMS yang sudah
menerapkan dasar matematika dalam banyak dipakai para programmer web
kehidupan sehari – hari [7]. [10].

1.3.4. Hypertext Preprocessor (PHP) 1.3.7. Web


Hypertext Preprocessor atau dikenal Web adalah salah satu layanan sajian
dengan nama PHP adalah sebuah Bahasa informasi yang menggunakan konsep
pemrograman yang berbentuk scripting hyperlink (tautan), yang memudahkan
yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke user yaitu sebutan pemakai komputer
dalam HTML dan sistem kerjanya yang melakukan browsing atau
sebagai Compiler. Bahasa pemrograman penelusuran informasi melalui internet
yang dikatakan sebagai bahasa Compiler [11]. Website adalah keseluruhan
adalah bahasa yang akan mengubah halaman – halaman web yang terdapat
script – script program ke dalam source dalam sebuah domain yang mengandung
code, selanjutnya dari bentuk source code informasi. Sebuah website biasanya
akan diubah menjadi bentuk object code, dibangun atas banyak halaman web yang
bentuk dari object code akan saling berhubungan. Hubungan antara

4
satu halaman web dengan halaman web b. Observasi / Pengamatan
yang lainnya disebut hyperlink, Observasi yang dilakukan
sedangkan teks yang dijadikan media meliputi observasi terhadap
penghubung disebut hypertext [12]. proses pembuatan model
pengujian virtual berbasis HOTS
1.3.8. Flowchart yang menggunakan aplikasi
Flowchart adalah bagan – bagan yang Moodle.
mempunyai arus yang menggambarkan
langkah – langkah penyelesaian suatu 2.2. Metode Pengembangan Aplikasi
masalah. Flowchart merupakan cara Metode pengembangan aplikasi yang
penyajian dari suatu algoritma [13]. digunakan dalam penyusunan ini adalah
Waterfall Model. Model waterfall adalah
1.3.9. Data Flow Diagram (DFD) model klasik yang bersifat sistematis,
Diagram Aliran Data merupakan berurutan dalam membangun software.
model dari sistem untuk Nama model ini sebenarnya adalah
menggambarkan pembagian sistem ke “Linear Sequential Model”. Model ini
modul yang lebih kecil [13]. sering disebut juga dengan “classic life
cycle” atau metode waterfall. Model ini
1.3.10. Entity Relationship Diagram termasuk ke dalam model generic pada
(ERD) rekayasa perangkat lunak dan pertama
Entity Relationship Diagram (ERD) kali diperkenalkan oleh Winston Royce
adalah suatu model jaringan yang sekitar tahun 1970 sehingga sering
menggunakan susunan data yang dianggap kuno, tetapi merupakan model
disimpan dalam sistem secara abstrak yang paling banyak dipakai dalam
[13]. Software Engineering (SE) [14].

II. METODE PENELITIAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan dengan 3.1. Analisa Dan Desain Sistem
menargetkan beberapa siswa – siswi Dalam pengembangan model
SMA yang akan mengikuti ujian sekolah, pengujian virtual berbasis HOTS mata
dimana memasukkan data siswa, data pelajaran matematika SMA, penulis
guru, soal – soal latihan yang dipakai mengadopsi model pengujian aplikasi
untuk ujian sekolah. Moodle yaitu Modular Object-Oriented
Dynamic Learning Environment. Dalam
2.1. Pengumpulan Data aplikasi Moodle, penulis mencoba untuk
Teknik pengumpulan data yang menggabungkan dengan karakteristik
digunakan untuk mengumpulkan data pengujian virtual berbasis HOTS untuk
yang diperlukan dalam penelitian dan pelajaran matematika SMA. Dimana
penyusunan adalah sebagai berikut: penulis memfokuskan sebatas proses
a. Studi Literatur pembelajaran dengan memberikan soal
Studi Literatur dilakukan dengan latihan yang memuat pengembangan
mencari pustaka yang menunjang kemampuan HOTS siswa. Setiap butir
penelitian yang akan dikerjakan. soal ujian matematika diharapkan
Pustaka tersebut berupa buku, menghasilkan dan menjabarkan indikator
jurnal, artikel, laporan skripsi, soal – soal ujian matematika yang sesuai
dan penulis melakukan pencarian dengan spesifikasi dan kualitas soal ujian
data – data yang berkaitan dengan secara keseluruhan harus memuat kriteria
Pengembangan Model Pengujian HOTS.
Virtual Berbasis HOTS.

5
Gambaran umum desain sistem dari
analisa diatas seperti dibawah ini.

Gambar 2 : Flowchart tahapan mengakses


Model Pengujian Virtual HOTS
[Sumber: Hasil Rancangan]
Gambar 1: Alur Model Pengujian Virtual
[Sumber : Hasil Rancangan] Seluruh user yang memakai aplikasi
Keterangan : wajib login sesuai dengan username dan
1. Proses login : Dimana user yaitu password yang sudah terdaftar dan sudah
siswa, guru dan operator yang disetujui oleh operator.
terdaftar akan ke aplikasi dengan
menggunakan username dan
password.
2. Proses Input Data : Proses
memasukkan data yaitu meliputi
penyusunan data siswa, data
guru, data latihan soal.
3. Pengujian Soal : Teknik analisa
Gambar 3 : Flowchart tahapan mengikuti ujian
data yang digunakan dalam [Sumber: Hasil Rancangan]
aplikasi adalah validitas, Setelah username dan password yang
reliabilitas, tingkat kesukaran, dimasukkan oleh siswa benar, maka
daya HOTS matematika SMA. diarahkan ke halaman siswa. Disana
4. Proses Penilaian dan Analisis siswa dapat memilih course atau soal –
Soal : Pemeriksaan ketepatan dan soal ujian yang tersedia dalam bentuk
pemberian penilaian antara kuis. Setelah siswa telah menjawab,
kesesuaian jawaban soal latihan siswa wajib menekan tombol submit
dengan pilihan jawaban dari untuk mengirimkan jawabannya.
siswa, menghitung hasil penilaian
serta analisa soal latihan yang
sudah diberikan ke siswa.
5. Pembuatan Laporan Nilai : Hasil
dari penilaian tingkat
keberhasilan yang dapat
dinyatakan oleh hasil nilai yang
diperoleh siswa setelah
melakukan latihan soal tersebut.
Proses perancangan desain sistem
membahas flowchart sistem yang Gambar 4: Flowchart tahapan dalam membuat
meliputi flowchat sistem, user, guru atau latihan dan ujian
[Sumber: Hasil Rancangan]
siswa untuk batasan hak akses di aplikasi
Setelah username dan password yang
ini.
dimasukkan oleh guru itu benar, maka

6
dia akan diarahkan ke halaman guru.
Guru dapat membuat soal, kuis, tugas
serta kelas atau course.

Gambar 5: Flowchart tahapan rekap hasil ujian Gambar 7: Data Flow Diagram Level 0
[Sumber: Hasil Rancangan] [Sumber: Hasil Rancangan]
Guru pun bisa melihat nilai siswa di Keterangan:
menu Grades, kemudian mencetaknya 1. Level 0 proses 1, Login: User
dengan cara ekspor. Selain dengan melakukan proses login
flowchart, untuk mengetahui bagaimana dengan mencocokan
alur data input, proses serta output, maka username dan password di
tentu dengan flowchart belum cukup. table user.
Penulis menggunakan DFD untuk 2. Level 0 proses 2, User:
mengambarkan bagaimana alur data Operator memasukkan data
input, proses serta output dari sistem user dan hak akses user ke
yang dibuat. Berikut merupakan Diagram table user dan table akses
Korteks dan DFD level 0 dari DFD yang user. Operator dapat
dapat dilihat di gambar 6 dan gambar 7. memperoleh informasi dari
sistem mengenai user
tersebut.
3. Level 0 proses 3, Kelas:
Operator membuat kelas yang
akan disimpan oleh sistem di
table kelas. Guru pun
mengelola kelas tersebut
dengan menambah soal – soal
ujian yang akan disimpan di
table soal. Siswa menjawab
soal tersebut, dan mendapat
nilai yang akan disimpan di
tabel nilai.
Gambar 6: Diagram Korteks 4. Level 0 proses 4, Nilai: Siswa
[Sumber: Hasil Rancangan]
dan guru mendapat laporan
Dari Diagram Korteks di gambar 6,
nilai yang diproses dari tabel
operator memiliki hak akses tertinggi
nilai oleh sistem.
dalam sistem. Dibawahnya ada guru yang
Setelah mengetahui proses alur data,
memiliki hak akses untuk membuat soal,
maka diperlukan bagaimana keterkaitan
dan yang memiliki hak akses yang sedikit
antar tabel yang dibuat beserta rancangan
yaitu siswa. Siswa hanya bias menjawab
database. ERD dapat mengambarkan
soal yang ada dan melihat nilai dari guru.
bagaimana keterkaitan antar tabel, yang
dapat dilihat pada gambar 8.

7
Selanjutnya tabel akses user yang
berisi tentang tipe user untuk user dalam
mengakses sistem tersebut.
Tabel 2: Tabel Akses User
[Sumber: Hasil Rancangan]
Nama Tipe Panjan Keterang Ke
Field Data g an y
id_akses_us Varch 30 ID akses PK
er ar user
user_status Varch 10 Deskripsi
ar status
user
Tabel kelas merupakan tabel yang
berisi kelas yang dibuat operator,
dikelola oleh guru dan diikuti oleh siswa.
Gambar 8: Entity Relationship Diagram Tabel 3: Tabel Kelas
[Sumber: Hasil Rancangan] [Sumber: Hasil Rancangan]
Dari gambar 8, bisa dijelaskan bahwa Nama Tipe Panjan Keteranga Ke
Field Data g n y
setiap user di dalam tabel user memiliki id_kelas Varcha 30 ID kelas PK
1 hak akses di tabel akses user. r
Keterkaitan tabel user dengan tabel kelas nama_kel Varcha 10 Deskripsi
as r nama
yaitu many to many, artinya 1 kelas kelas
memiliki banyak user dan 1 user Tabel soal merupakan tabel yang
memiliki banyak kelas. Satu kelas di berisi soal beserta jawaban yang dibuat
tabel kelas memiliki banyak soal di tabel oleh guru atau operator.
soal, serta 1 soal memiliki banyak nilai Tabel 4: Tabel Soal
dari siswa di tabel nilai. Dengan [Sumber: Hasil Rancangan]
Nama Tipe Panjang Keterangan Key
mengetahui ERD, dapat dibuat Field Data
rancangan database dari tabel – tabel id_soal Varchar 30 ID soal PK
yang dibuat. Berikut adalah tabel user nama_soal Varchar 10 Deskripsi
yang berisi tentang identitas diri user nama soal
pertanyaan Varchar 200 Soal
yang didaftarkan ke aplikasi yang jawaban Varchar 200 Jawaban
ditunjukkan pada tabel 1. mapel Varchar 30 Mata
Tabel 1: Tabel User Pelajaran
[Sumber: Hasil Rancangan] Tabel nilai yang digunakan untuk
Nama Tipe Panjan Keterang Ke
Field Data g an y menyimpan nilai yang didapat dari soal.
id_user Varch 30 Usernam PK Tabel 5 : Tabel Nilai
ar e [Sumber : Hasil Rancangan]
nama_user Varch 100 Nama Nama Tipe Panjang Keterangan Key
ar user Field Data
password Varch 30 Password id_nilai Varchar 30 ID nilai PK
ar nilai Float 10 Nilai
alamat Varch 120 Alamat NIP Varchar 30 No. Guru FK
ar NIS Varchar 30 No. Siswa FK
telepon Varch 15 No. Perancangan antarmuka dilakukan
ar telepon sebelum implementasi sistem, yang
email Varch 30 Email
ar berisi rancangan mengenai antarmuka
jenis_kelam Char 1 Jenis yang ditampilkan ke user.
in kelamin
(L/P)
tgl_lahir Date 8 Tanggal
lahir
tempat_lahi Varch 100 Tempat
r ar lahir

8
didaftarkan di aplikasi sebelumnya. Jika
belum, harus membuat akun baru.

Gambar 9: Rancangan Halaman Awal


[Sumber: Hasil Rancangan]
Rancangan halaman awal merupakan Gambar 11: Rancangan Akun Baru
halaman pertama dimana user belum [Sumber: Hasil Rancangan]
login ke sistem. Untuk memasuki sistem, Untuk membuat akun baru, tekan
user harus login terlebih dahulu. Jika user create new account. Ketika telah
tidak mempunyai username dan menekan button create new account,
password, wajib mendaftar ke sistem. maka akan muncul halaman akun baru.
Setelah memasukkan data yang
diperlukan, klik create my account.

Gambar 10: Rancangan Login


[Sumber: Hasil Rancangan]
Sebelum menggunakan aplikasi, Gambar 12: Rancangan Halaman User
[Sumber: Hasil Rancangan]
tentunya harus login menggunakan
Setelah login, halaman user akan
username dan password yang sudah
muncul dan isinya akan disesuaikan
9
dengan tipe user yang digunakan. Jika Ketika sudah selesai menjawab ujian,
siswa login, hanya bisa melihat kelas maka siswa dapatt mengecek nilai di
yang diikuti. Jika guru login, maka dapat laporan nilai.
menambah soal di dalam kelas tersebut.
Jika operator login, maka ada menu
pengaturan website dan kelas.

Gambar 15: Rancangan Laporan Guru


[Sumber: Hasil Rancangan]
Laporan untuk guru diperlukan untuk
Gambar 13: Rancangan Ujian mengetahui perkembangan siswa,
[Sumber: Hasil Rancangan] laporan ini dapat dicetak dengan
Ketika siswa ingin menjawab soal menekan tombol ekspor di menu bar.
ujian yang dibagikan oleh guru, maka
akan muncul halaman ujian. 3.2 Implementasi Dan Pembahasan
Implementasi sistem merupakan hasil
dan penggabungan bahan – bahan
material yang telah dikumpulkan untuk
menjadi sebuah aplikasi sesuai dengan
perancangan yang telah direncanakan
sebelumnya. Berikut tampilan Model
Pengujian Virtual Berbasis HOTS Mata
Pelajaran Matematika SMA.

Gambar 16: Halaman Depan


[Sumber: Hasil Rancangan]
Gambar 14: Rancangan Laporan Siswa
[Sumber: Hasil Rancangan]

10
Gambar 16 merupakan tampilan awal
pada halaman depan ketika memasuki
aplikasi pertama kali.

Gambar 19: Halaman Siswa


[Sumber: Hasil Rancangan]
Ketika siswa login, muncul halaman
Gambar 17: Halaman Login untuk siswa yang berisi kelas yang
[Sumber: Hasil Rancangan] diikuti, soal ujian serta modul terkait
Gambar 17 merupakan tampilan mata pelajaran matematika yang dapat
halaman login dimana halaman ini diunduh siswa.
digunakan oleh user, yaitu operator, guru
dan siswa untuk masuk ke Model
Pengujian Virtual Berbasis HOTS
Matematika SMA.

Gambar 20: Halaman Guru


[Sumber: Hasil Rancangan]
Ketika guru login, muncul halaman
untuk guru yang berisi kelas yang
diajarkan, soal – soal ujian yang dia buat
Gambar 18: Tampilan Create New Account maupun guru yang lain serta dapat
[Sumber: Hasil Rancangan] memantau siswa.
User baru dapat mengisi username,
password dan data pribadi di halaman
create new account. Setelah itu, klik
Create my new account dan akan dikirimi
link konfirmasi akun baru di email yang
sudah didaftarkan sebelumnya. Setelah
email masuk, kemudian klik link tersebut
untuk konfirmasi dengan login ke Model
Pengujian Virtual Berbasis HOTS
Matematika SMA.

Gambar 21: Halaman Operator


[Sumber: Hasil Rancangan]
Ketika operator login, maka muncul
halaman khusus operator, yang dimana
hanya operator yang bisa mengatur
11
website keseluruhan termasuk kelas dan
user.

Gambar 24: Halaman Laporan Hasil Ujian


[Sumber: Hasil Rancangan]
Gambar 24 merupakan tampilan
Gambar 22: Halaman Ujian Siswa laporan hasil yang dimiliki guru dan
[Sumber: Hasil Rancangan] operator. Di laporan ini berisi nilai
Gambar 22 merupakan tampilan seluruh siswa yang mengikuti kelas guru
halaman ujian siswa ketika siswa tersebut. Aspek yang perlu diperhatikan
mengikuti ujian. dalam membuat butir soal ujian harus
berbasis HOTS dimana tercangkup dari
segi: tingkat kesukaran soal, daya
pembeda soal, penyebaran pilihan
jawaban (objektif) atau frekuensi
jawaban pada setiap pilihan jawaban.

4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka diperoleh
Gambar 23: Halaman Hasil Ujian Siswa kesimpulan yaitu Pengembangan Model
[Sumber: Hasil Rancangan]
Pengujian Virtual Berbasis HOTS Mata
Ketika siswa telah selesai menjawab
Pelajaran Matematika SMA memakai
soal ujian, nilai ujian yang didapat akan
aplikasi Moodle sebagai acuan
dimunculkan di halaman hasil ujian
pembuatan aplikasi soal ujian
siswa. Dengan mengetahui nilai ujian
matematika berbasis HOTS. Dalam
tersebut, maka siswa akan mengerti
pemakaian aplikasi ini terutama guru
sejauh mana tingkat kemampuan yang
dapat menilai kemampuan HOTS siswa
dimilikinya. Sehingga apabila hasilnya
dalam mata pelajaran matematika dengan
dirasa kurang memuaskan, siswa dapat
soal yang guru buat.
melakukan peningkatan diri dengan
belajar lebih giat lagi, terutama tentang
4.2. Saran
materi pelajaran yang belum dipahami
Sebagai pengembangan model
secara baik.
pengujian virtual berbasis HOTS
selanjutnya, maka terdapat beberapa
saran, yaitu:
1. Pelatihan aplikasi Moodle yang
singkat tidak memberikan hasil
yang maksimal bagi pengajar.
2. Bentuk soal latihan / ujian harus
berbasis HOTS yang
12
dikembangkan lebih bervariasi, [13] A. B. Ladjamudin, Analisis dan Sistem
tidak hanya pada bentuk pilihan Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013.
ganda. [14] R. S. Pressman, Rekayasa Perangkat
Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku Dua),
DAFTAR PUSTAKA 7th ed. Yogyakarta: Penerbit Andi,
[1] N. Mansur, “Melatih Literasi 2012.
Matematika Siswa dengan Soal PISA,”
Prism. Pros. Semin. Nas. Mat., vol. 1,
no. 1, pp. 140–144, 2018.
[2] N. S. Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
[3] H. Saputra, Pengembangan Mutu
Pendidikan Menuju Era Global:
Penguatan Mutu Pembelajaran dengan
Penerapan HOTS (High Order Thinking
Skills). Bandung: Smile’s Publishing,
2016.
[4] T. Widodo and S. Kadarwati, “Higher
Order Thinking Berbasis Pemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Berorientasi Pembentukan
Karakter Siswa,” Cakrawala Pendidik.
Univ. Negeri Yogyakarta, vol. 32, no. 1,
p. 11, 2013.
[5] D. Kurniati, R. Harimukti, and N. A.
Jamil, “Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember
Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA,” J. Penelit. dan Eval. Pendidik.,
vol. 20, no. 2, p. 14, 2016.
[6] S. C. Henriette and R. Windiani,
“Pemberdayaan Literasi Media dan
Informasi (LMI) UNESCO Sebagai
Sarana Pencegahan Penyebarab Hoaks,”
J. Litbang Provinsi Jawa Teng., vol. 16,
no. 1, p. 8, 2018.
[7] H. N. Dinni, “HOTS ( High Order
Thinking Skills ) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika,”
Prism. Pros. Semin. Nas. Mat., vol. 1,
no. 1, pp. 170–176, 2018.
[8] B. S. Stendy, PHP 5 Pemrograman
Berorientasi Objek : Konsep Dan
Implementasi, 1st ed. Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2011.
[9] Fathansyah, Basis Data, 3rd ed.
Bandung: Penerbit Informatika, 2018.
[10] A. F. K. Sibero, Kitab Suci Web
Programming. Yogyakarta: Mediakom,
2011.
[11] Y. M. K. Ardhana, PHP Menyelesaikan
Website 30 Juta. Jakarta: Jasakom, 2012.
[12] B. Kristianto and E. Muningsih,
“Rancang Bangun Aplikasi ‘Sipedi’
Pada UPTD Puskesmas Nanggulan
Kulon Progo,” IJSE – Indones. J. Softw.
Eng., vol. 5, no. 2, pp. 13–21, 2019.

13

You might also like