You are on page 1of 9

PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNTAG SURABAYA

TENTANG ACARA “MANCING MANIA” DI TRANS 7 (STUDI


DESKRIPTIF PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FISIP
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA ANGKATAN 2013-2016 )
Widiyatmo Eko Putro2

ABSTRACT

Among the programs shown by television stations, sporting events is a program that many
shown by private television stations. Fishing Mania one of them, an exercise program that aired on
Trans 7. Fishing Mania is the only program in Indonesia which tells the good fishing activities at sea
and in rivers. The activities of writer wanted to know how students' perceptions of Social
Communication Sciences University August 17, 1945 Surabaya on Fishing Mania events in Trans 7.
With the aim to describe the perception of students of Social Communication Sciences University
August 17, 1945 Surabaya on impressions and the credibility of the presenter after watching Fishing
Mania Trans 7. This is a descriptive study with a quantitative approach, where researchers collected
primary data that is distributing questionnaires to 40 respondents. The object of research is the
students of Social Communication Sciences University August 17 1945 Surabaya force from 2013 to
2016 who has ever watched the show Fishing Mania. From the results obtained in this study, 76% of
respondents expressed positive about Fishing Mania. Fishing Mania respondents considered the show
can be entertaining and provide knowledge about the profession or the world of broadcasting TV
Broadcasting.

Keywords: Perception, Professional Broadcasters, Mass Communication.

ABSTRAK

Diantara program acara yang ditampilkan oleh stasiun televisi, acara olahraga adalah program
yang banyak ditampilkan oleh stasiun televisi swasta. Mancing Mania salah satunya, merupakan
program olahraga yang ditayangkan di Trans 7. Mancing Mania adalah satu-satunya program acara di
Indonesia yang menceritakan kegiatan memancing baik di lautan maupun di sungai. Dari kegiatan
tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya tentang acara Mancing Mania di Trans 7. Dengan tujuan ingin
mendeskripsikan persepsi mahasiwa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
tentang tayangan dan kredibilitas pembawa acara setelah menonton acara Mancing Mania di Trans 7.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, Dimana peneliti mengumpulkan data
secara primer yaitu menyebarkan kuesioner kepada 40 responden. Objek penelitian adalah mahasiswa
Ilmu Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya angkatan 2013-2016 yang pernah
menonton acara Mancing Mania. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini, 76% responden
menyatakan positif tentang cara Mancing Mania. Responden menganggap acara Mancing Mania dapat
menghibur dan memberikan pengetahuan tentang profesi penyiaran TV atau dunia Broadcasting.

Kata kunci: Persepsi, Profesi Penyiar, Komunikasi Massa.

1
Widiyatmo Eko Putro, dosen Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, FISIP Untag Surabaya

1
PENDAHULUAN tempat yang strategis dan teknik-teknik yang
Salah satu media massa yang saat ini benar dalam memancing.
paling popular di tengah masyarakat dan Mancing Mania dipandu oleh Cepy
memiliki pengaruh yang besar dibandingkan Yanwar, yang merupakan salah satu kunci
dengan media massa yang lain adalah televisi. suksesnya acara. Cepy Yanwar mempunyai
Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang daya tarik yang humoris dan mampu memikat
menyatu dengan kehidupan sehari-hari pemirsa, sehingga keinginan atau minat
individu, keluarga, maupun masyarakat. seseorang sanggup menggugah untuk
Media massa menjadi faktor penting menonton acara tersebut. Ketrampilan dalam
dalam mendorong transformasi sosial melalui memancing sangat dikuasai oleh Cepy Yanwar
kemampuannya menyebarkan informasi karena sejak kecil sangat menggemari hobi
seragam ke masyarakat luas dalam waktu memancingnya tersebut. Sejak ditayangkan
bersamaan tanpa dibatasi jarak. Televisi adalah 2006 silam, Mancing Mania tak hanya menjadi
salah satu media yang di anggap paling tayangan favorit para pemancing. Orang awam
berpengaruh dalam mempersuasikan khalayak, pencinta bahari, pencinta lingkungan perairan
selain jangkauannya (couverage) paling luas. tawar dan laut, serta mereka yang tertarik
Televisi menimbulkan pengaruh dengan ikan pun menjadi penggemarnya. Saat
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini beberapa televisi menyajikan tayangan
itu sudah banyak yang diketahui dan dirasakan. serupa, atau lebih dikenal dengan istilah
Televisi mampu menarik perhatian pemirsa copycat, seperti contoh acara Mancing Liar
sedemikian rupa sehingga khalayak tidak yang ditayangkan MNC TV. Trans TV
mempunyai kesempatan untuk melakukan mengemas acara Mancing Mania yang tayang
pendalaman terhadap apa yang diterimanya setiap Sabtu dan Minggu jam 14:45 WIB
secara kritis. Sejalan dengan ketatnya menjadi digemari masyarakat. Acara Mancing
persaingan dunia televisi swasta untuk Mania menjadi acara berkualitas yang patut
memperebutkan penonton, pengelola stasiun dinikmati. Hal ini sesuai dengan survei yang
televisi berusaha sehebat mungkin untuk dilakukan pihak Komisi Penyiaran Indonesia.
menyajikan tontonan yang sekiranya dapat Acara ini cenderung berfokus pada segala
menarik perhatian pemirsa. Persaingan di macam teknik memancing profesional yang
dunia industri televisi mulai terlihat dalam biasa digunakan para pemancing serta
perang program untuk menarik pemirsa dan memperlihatkan hasil tangkapan ikan yang luar
pengiklan. Setiap stasiun televisi berusaha biasa, yaitu ikan-ikan berukuran monster dan
memberikan program-program terbaru sesuai juga lokasi memancing yang eksotis. Target
dengan tren program yang berlangsung, audien dari program Mancing Mania ini secara
misalnya program dokumenter mengenai dunia keseluruhan adalah seluruh masyarakat
memancing, khususnya sport fishing. Sport Indonesia, dari anak kecil, remaja, hingga
fishing lebih menitikberatkan pada aktivitas dewasa, pria, dan wanita, terutama para pecinta
fisik, yang diperoleh saat strike (umpan olahraga memancing. Acara ini memberikan
disambar ikan) dengan ikan-ikan monster. banyak pengetahuan serta pengalaman baru.
Tujuan utama sport fishing adalah berolahraga, Khalayak yang menonton acara tersebut
bukan mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya, mungkin saja akan mendapatkan ide dan minat
seperti yang dilakukan oleh nelayan. untuk memancing serta mengunjungi daerah-
Trans 7, sebagai salah satu televisi daerah di Indonesia yang ditampilkan dalam
swasta nasional, yang masih satu korporasi acara Mancing Mania.
dengan Trans TV, menyuguhkan acara hiburan Dalam penelitian ini akan dikaji
informatif berupa acara yang memberikan persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP di
perspektif baru untuk melakukan kegiatan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tentang
memancing dengan menjelajahi alam tayangan Mancing Mania. Kajian ini
Indonesia lebih dekat melalui dokumentasi berhubungan dengan apa yang dipelajari oleh
memancing dengan penyampaian dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
penggunaan bahasa khas anak muda. Acara Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam
Mancing Mania akan menunjukkan tempat- melakukan kegiatan-kegiatan kampus, seperti
teknik dasar jurnalistik, teknik membaca

2
berita, siaran televisi, berbicara di depan 2013:445). Persepsi pada dasarnya merupakan
kamera, dan banyak lagi kegiatan-kegiatan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan
kampus yang berhubungan dengan dasar-dasar seseorang terhadap orang lain. Pemahaman
jurnalisme media teknik berbicara didepan terhadap suatu informasi yang disampaikan
umum. Atas dasar, inilah peneliti memilih oleh orang lain yang sedang saling
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP berkomunikasi, berhubungan atau bekerja
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai sama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari
subjek penelitian. proses persepsi.
Persepsi dalam arti sempit ialah
LANDASAN TEORI penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
Landasan teori perlu ditegakkan agar sesuatu. Dalam arti luas persepsi adalah
peneliti mempunyai dasar yang kokoh dan pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and seseorang memandang atau mengartikan
error) (Sugiyono, 2012:52). Terdapat beberapa sesuatu (Sobur, 2013:445).
teori yang digunakan untuk pendukung Persepsi pada hakikatnya merupakan
penjelasan-penjelasan pada analisis penelitian, proses penilaian seseorang terhadap objek
antara lain sebagai berikut : tertentu. Menurut Young (1956), persepsi
merupakan aktivitas mengindera,
Komunikasi Massa mengintegrasikan, dan memberikan penilaian
Menurut Nurudin (2007:3) pada pada objek-objek fisik maupun objek sosial.
dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi Penginderaan tersebut bergantung pada
melalui media massa (media cetak dan stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di
elektronik). Sebab awal perkembanganya saja, lingkungannya. Sensasi-sensasi dari
komunikasi massa berasal dari perkembangan lingkungan akan diolah bersama-sama dengan
kata media of mass communication (media hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, baik
komunikasi massa). Media massa (atau hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai,
saluran) yang di hasilkan oleh teknologi sikap, ingatan, dan lain-lain. Branca (1965)
modern, hal ini perlu di tetapkan sebab ada mengemukakan: “Perceptions are orientative
media yang bukan media massa yakni media reactions to stimuli. They have in past been
tradisional seperti kentongan, angklung, determined by the past history and the present
gamelan, dan lain-lain. Di sini jelas media attitude of the perceiver”. Sedangkan Walgito
massa menunjuk pada hasil produksi teknologi (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan
modern sebagai saluran dalam komunikasi proses psikologis dan hasil dari penginderaan
massa. serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga
Dengan demikian media elektronik membentuk proses berfikir.
atau televisi seperti Trans 7 termasuk di dalam Di dalam proses persepsi individu
ruang lingkum media massa. Karena televisi dituntut untuk memberikan penilaian terhadap
disiarkan atau di tujukan kepada khalayak suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif,
massa. Menuerut Nurudin (2007:4), senang atau tidak senang, dan sebagainya.
membedakan arti massa dalam komunikasi Dengan adanya persepsi, akan terbentuk sikap,
massa dengan massa dalam arti umum. Massa yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk
dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam
pada penerimaan pesan yang berkaitan dengan situasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Dalam
media massa. Oleh karena itu, massa di sini hal ini Crow (1972) menyatakan : “A percept is
menunjuk kepada khalayak, audience, an organized totality rather than the sum total
penonton, pemirsa, atau pembaca beberapa of individual sensory experinces. In
istila ini berkaitan dengan media massa. perception, an individual first gains a general
impression of the outline of on ogject or
Persepsi situation, (which is) the percepts quality of
Secara etimologis, persepsi atau dalam organized totality”. Sementara itu Branca
bahasa Inggris perception, berasal dari bahasa (1965) mengemukakan: “Perceptions are
Latin perception, dari percipere, yang artinya sensations with the adition of same sort of
“menerima” atau “mengambil” (Sobur,

3
interpretation or indication of the sensation or Menunjukkan bahwa persepsi dan
the stimulus source of the sensation. The kognisi diperlukan dalam semua kegiatan
interpretation of the identification is the psikologis. Bahkan, persepsi diperlukan bagi
product past learning”. Dengan demikian orang yang paling sedikit terpengaruh atau
persepsi merupakan suatu fungsi biologis sadar akan adanya rangsangan menerima dan
(melalui organ-organ sensoris) yang dengan suatu cara menahan dampak dari
memungkinkan individu menerima dan rangsangan.
mengolah informasi dari lingkungan dan Secara singkat, persepsi dapat
mengadakan perubahan-perubahan di didefinisikan sebagai cara manusia menangkap
lingkungannya. (Eytonck, 1972) rangsangan. Kognisi adalah cara manusia
Istilah persepsi merujuk pada suatu memberi arti terhadap rangsangan. Penalaran
proses aktivitas seseorang dalam memberikan adalah proses sewaktu rangsangan
kesan, penilaian, pendapat, perasaan, dan dihubungkan dengan rangsangan lainnya pada
interpretasi terhadap sesuatu berdasarkan tingkat pembentukan psikologis. Perasaan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain adalah konotasi emosional yang dihasilkan
(yang dipersepsi). Melalui persepsi, individu oleh rangsangan, baik sendiri maupun
dapat mengenali dunia sekitar, yaitu seluruh bersama-sama dengan rangsangan lain pada
dunia yang terdiri atas benda serta manusia tingkat kognitif atau konseptual.
dengan segala kejadian-kejadiannya (Meider, Dari perspektif psikologis dikatakan
1958). Dengan persepsi individu dapat bahwa tingkah laku seseorang merupakan
berinteraksi dengan dunia sekeliling, fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab
khususnya antarmanusia. Kehidupan sosial di itu, cara mengubah tingkah laku seseorang
kelas misalnya, tidak lepas dari interaksi harus dimulai dengan mengubah persepsinya
mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa (Sobur, 2013).
dengan dosen. Adanya interaksi Persepsi adalah sumber pengetahuan
antarkomponen yang ada di dalam kelas individu tentang dunia. Individu ingin
menjadikan tiap-tiap komponen (mahasiswa mengenali dunia dan lingkungan yang
dan dosen) akan saling memberikan tanggapan, mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan.
penilaian, dan persepsinya. Adanya persepsi Tanpa pengetahuan, individu tidak akan
ini adalah penting agar dapat menumbuhkan bertindak secara efektif. Persepsi adalah
komunikasi aktif, sehingga dapat sumber utama dari pengetahuan itu. Dari
meningkatkan kapasitas belajar di kelas. definisi yang dikemukakan oleh Pareek (Sobur,
Persepsi adalah suatu proses yang 2013), yaitu “Persepsi adalah proses
kompleks, tempat individu menerima dan menerima, menyeleksi, mengorganisir,
menyadap informasi dari lingkungan (Fleming mengartikan, dan memberikan reaksi kepada
& Levie, 1978). Persepsi juga merupakan rangsangan pancaindera dan data”, tercakup
proses psikologis sebagai hasil penginderaan berbagai segi atau proses yang selanjutnya
serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga dijelaskan sebagai berikut:
membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang 1. Proses menerima rangsangan. Proses
akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan pertama dalam persepsi adalah menerima
mendorong mahasiswa untuk melaksanakan rangsangan atau data dari berbagai
sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu, sumber. Kebanyakan data diterima
menurut Walgito (1981), persepsi merupakan melalui pancaindera. Individu melihat
kesan yang pertama untuk mencapai suatu sesuatu, mendengar, mencium,
keberhasilan. Persepsi merupakan bagian dari merasakan, atau menyentuhnya sehingga
keseluruhan proses yang menghasilkan individu mempelajari segi-segi lain dari
tanggapan setelah rangsangan diterapkan sesuatu itu.
kepada manusia. Subproses psikologis lainnya 2. Proses menyeleksi rangsangan. Setelah
adalah pengenalan, penalaran, perasaan rangsangan atau data diterima, selanjutnya
tanggapan. akan diseleksi. Tidaklah mungkin untuk
Rangsangan PersepsiPengenalan  memperlihatkan semua rangsangan yang
Tanggapan telah diterima. Demi mengehemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-

4
rangsangan itu disaring dan diseleksi acara menjadi lancar dan menyenangkan.
untuk proses yang lebih lanjut. Dengan demikian, kesuksesan sebuah acara
3. Proses organisasi rangsangan. berada di tangan pembawa acara. Peran
Rangsangan yang diterima selanjutnya pembawa acara sangat penting.
diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada Dalam menjalankan tugasnya,
tiga dimensi utama dalam pembawa acara berbicara di depan khalayak
pengorganisasian rangsangan, yakni umum. Berbicara di depan umum ini mudah-
pengelompokan (berbagai rangsangan mudah susah. Dikatakan mudah karena setiap
yang diterima dikelompokkan dalam suatu hari seseorang berbicara. Dikatakan susah
bentuk), bentuk timbul dan data (dalam karena tidak semua orang berani
melihat rangsangan atau gejala, ada melakukannya karena dipengaruhi oleh rasa
kecenderungan memusatkan perhatian takut dan malu. Jika sudah berpengalaman,
pada gejala-gejala tertentu yang timbul kedua rasa tersebut akan hilang, sehingga tidak
menonjol, sedangkan gejala atau menjadikan demam panggung dan acara pun
rangsangan yang lain di latar belakang), berjalan lancar.
kemantapan persepsi (ada suatu 1. Pelafalan. Pembawa acara harus mampu
kecenderungan menstabilkan persepsi, melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar
dan perubahan-perubahan konteks tidak tidak menimbulkan kasak-kusuk
mempengaruhinya). pendengar. Misalnya kata sodara yang
4. Proses menafsirkan rangsangan. Setelah seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal
rangsangan atau data diterima dan diatur, ini sering terjadi, perhatian pendengar
si penerima lalu menafsirkannya dengan akan terganggu dan pelaksanaan acara
berbagai cara. Telah terjadi persepsi pun ikut terganggu. Pengucapan kata-kata
setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada harus jelas terdengar. Untuk itu, gerakan
dasarnya memberikan arti pada berbagai alat-alat ucap, terutama lidah, bibir, dan
data dan informasi yang diterima. gigi harus leluasa. Demikian pula volume
5. Proses melakukan pengecekan. Setelah suara harus pas sesuai dengan kebutuhan
data diterima dan ditafsirkan, si penerima pendengar. Selain itu, yang lebih penting
mengambil tindakan untuk mengecek adalah kelancaran. Pembawa acara harus
apakah penafsirannya benar atau salah. bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat
Proses itu terlalu cepat dan orang dan tidak terlalu lambat agar pendengar
mungkin tidak menyadarinya. dapat dengan mudah memahaminya.
2. Diksi. Diksi merupakan pilihan kata yang
Kredibiltas Pembawa Acara digunakan pembawa acara dalam
Kredibilitas adalah keadaan atau memandu acara. Kata-kata yang
kondisi yang dapat dipercaya dan bisa digunakan hendaknya tepat, jelas, dan
dipertanggungjawabkan sebagaimana bervariasi. Hal tersebut untuk
mestinya. Kredibilitas sering dikaitkan dengan mempermudah pendengar dalam
sesuatu yang menyangkut nama baik, reputasi, memahami. Di samping itu, hendaknya
kehormatan, dan keberadaan sebuah lembaga digunakan kata-kata yang sudah dikenal
atau sosok seseorang yang menonjol di antara (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya
komunitasny. Hal tersebut dipandang sebagai menggunakan kata tepat daripada efektif,
sebuah nilai jual yang memiliki nilai positif kata hemat daripada efisien. Memang kata
dan selalu menjadi nilai lebih bagi pemiliknya. yang belum dikenal dapat membangkitkan
Pembawa acara adalah orang pertama rasa ingin tahu, namun akan menghambat
yang berbicara dalam suatu acara (Wiyanto kemudahan pendengar dalam
dan Astuti, 2002). Pembawa acara harus bisa memahaminya.
menarik perhatian hadirin untuk segera merasa 3. Intonasi. Intonasi memadukan peran
terlibat dalam acara tersebut. Kalau upaya ini penting dalam berbicara. Jika penggunaan
gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak intonasi baik, pendengar akan dapat
berkesan. Sebaliknya, bila pembawa acara memahami informasi dan meningkatkan
pandai menguasai dan mengasyiki hadirin, daya tarik, sehingga pendengar pun

5
senang, bangga, dan puas mengikuti
jalannya acara. Intonasi menyangkut METODE PENELITIAN
empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, Jenis Penelitian
dan jeda. Tekanan menyangkut keras Sesuai dengan tujuan penelitian yang
lemahnya suara; nada berkaitan dengan hendak dicapai, maka suatu penelitian
tinggi rendahnya suara; tempo memerlukan metode penelitian. Menurut
berhubungan dengan cepat lambatnya Burhan Bungin (2013:9) mengemukakan,
berbicara; dan jeda menyangkut bahwa metode penelitian diartikan sebagai
perhentian. Keempat hal tersebut harus cara-cara ilmiah dalam sebuah aktivitas
dipahami secara serasi untuk memperoleh menjawab rasa ingin tahu, tidak saja
intonasi yang baik dan menarik. Pembawa memperhatikan kebenaran ilmiah (scientific
acara yang baik tidak akan mengucapkan truth), akan tetapi juga mempertimbangkan
kata-kata atau kalimat-kalimat sama cara-cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah
cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara itu. Sedangkan menurut Koentjtaraningrat
berbicara lambat, diikuti tekanan lemah (1991:7) menyatakan bahwa metode adalah
dan nada rendah, kadang-kadang pula cara atau jalan sehubungan upaya ilmiah, maka
pembicara berkata cepat disertai tekanan metode menyangkut masalah kerja atau belajar
keras dan nada tinggi untuk untuk dapat memahami objek yang menjadi
membangkitkan semangat pendengar.Jika sasaran ilmu yang bersangkutan.
pembawa acara berbicara cepat, waktu memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang digunakan sedikit. Sebaliknya, jika yang bersangkutan.
berbicara lambat, waktunya akan banyak. Dalam penelitan ini, penulis akan
Dengan demikian, pembawa acara perlu mengunakan penelitan kuantiatif dengan
memainkan waktu, tempo dalam membagikan kuesioner untuk memperoleh data
berbicara, untuk memperjelas informasi. penelitian yaitu persepsi mahasiswa Ilmu
Pembawa acara tidak mungkin berbicara Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus
dalam satu nafas dan perlu berhenti pada 1945 Surabaya tentang tayangan Mancing
tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) Mania di Trans 7. Dari hasil data yang
bertujuan memberi kesempatan kepada diperoleh, penulis menyusun dan
pendengar dalam memahami kalimat yang mengklasifikasikannya untuk kemudian
baru diucapkan sekaligus untuk menarik menganalisisnya dan menginterpretasi dengan
nafas bagi pembawa acara. Tekanan, sedemikian rupa secara deskriptif kuantitatif.
nada, tempo, dan jeda harus dipadukan
secara harmonis. Keras lemahnya suara, Metode Pengumpulan Data
tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya Burhan Bungin (2012:53), dalam
suara, dan perhentian harus prosedur sampling yang paling penting adalah
dikombinasikan dengan baik agar suara bagaimana menentukan responden atau situasi
yang terdengar bukan suara datar yang sosial tertentu yang syarat informasi. Memilih
monoton, melainkan suara bergelombang sampel, dalam hal ini responden atau situasi
yang enak didengar. sosial lebih tepat dilakukan dengan sengaja
4. Kalimat Efektif. Kalimat efektif adalah atau bertujuan, yakni dengan purposive
kalimat yang dapat menyampaikan pesan sampling. Teknik sampling merupakan teknik
(informasi) secara singkat, logis, lengkap, pengambilan sampel. Untuk menentukan
dan mudah diterima pendengar (Jupriono, sampel dalam penelitian ini, terdapat berbagai
2015). Kalimat bisa menarik kalau ada teknik sampling yang digunakan. Teknik
variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk sampling pada dasarnya dikelompokkan
melalui perpaduan panjang pendek, letak menjadi dua, yaitu probability sampling dan
SPOK, aktif pasif, berita, tanya, perintah, non probability sampling. Pada penelitian ini,
dan pilihan kata. Dengan bekal digunakan teknik sampling berupa teknik non
pengetahuan tersebut, pembawa acara probability sampling, untuk memberi peluang
dapat menyusun kalimat-kalimat efektif atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur
yang menarik. Selain itu kalimat yang atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
digunakan harus logis (masuk akal). sampel. Pemilihan elemen-elemen sampel

6
didasarkan pada kebijakan peneliti sendiri. STr = Skor terendah yaitu 1
Pada prosedur ini, tiap-tiap elemen tidak JK = Jumlah Kelas
diketahui apakah berkesempatan menjadi
elamen-elemen sampel atau tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Bungin (2012:106) Sebanyak 76% responden pada
pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penelitian ini memberikan persepsi yang
penentuan angka terhadap suatu obyek secara positif tentang tayangan Mancing Mania di
sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti Trans 7. Responden yang memberikan persepsi
menggunakan skala likert, yaitu skala yang positif karena kebanyakan dari responden ini
digunakan untuk mengukur tanggapan sering menonton dan menyukai tayangan
responden terhadap obyek penelitian. Skala Mancing Mania di Trans 7. Mereka
likert merupakan skala pengukuran dengan menyatakan isi tayangan Mancing Mania
lima kategori respon yang berkisar antara menghibur dan memberikan informasi di
mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat bidang profesi penyiaran TV dengan segar, dan
tidak setuju yang mengharuskan responden penuh nilai.
menentukan derajat persetujuan atau ketidak Berdasarkan hasil penelitian maka
setujuan mereka terhadap masing-masing dari dapat ditarik kesimpulan bahwa 76%
serangkaian pernyataan mengenai obyek responden menyatakan acara Mancing Mania
stimulus. Jawaban yang paling positif di Trans 7 ini positif dengan alasan dapat
(maksimal) diberi nilai paling besar yaitu lima. menghibur serta memberikan informasi dan
Sedangkan jawaban yang paling negatif pengetahuan tentang profesi penyiaran TV
(minimal) akan diberi nilai paling kecil atau yang bermanfaat bagi penontonnya.
satu, berdasarkan penilaian dengan kriteria Responden sangat menyukai acara tersebut
kode jawaban sebagai berikut : baik dari segi tayangan maupun kredibilitas
1. Sangat Setuju : 5 pembawa acara, baik responden laki-laki
2. Setuju : 4 maupun perempuan suka dengan acara ini,
3. Cukup Setuju : 3 ditambah dengan pembawa acara yang lucu
4. Tidak Setuju : 2 dan kocak sehingga acara olahraga memancing
5. Sangat Tidak Setuju : 1 yang biasanya membosankan karena harus
menunggu mendapat ikan (strike) menjadi
Teknik Analisis Data acara yang dinantikan di setiap sore hari akhir
Teknik analisis data yang digunakan disini pekan.
adalah statistik deskriptif (descriptive statistic)
(Bungin, 2012:174), yaitu metode yang KESIMPULAN
digunakan untuk mendeskripsikan variabel Berdasarkan hasil penelitian maka
atau masing-masing pertanyaan, yaitu persepsi dapat ditarik kesimpulan: Berdasarkan analisis
mahasiswa tentang acara Mancing Mania dan data dan pembahasan, dapat ditarik dan
persepsi tentang kredibilitas pembawa acara disimpulkan sebagai berikut:
Mancing Mania. Karena hanya ada satu 1. Bahwa 76% responden menyatakan acara
variabel (persepsi mahasiswa), teknik Mancing Mania di Trans 7 ini positif
analisisnya bisa juga disebut analisis univariat dengan alasan dapat menghibur serta
(Kriyantono,2012:166). Dalam analisis memberikan informasi dan pengetahuan
deskriptif ini, perhitungan yang digunakan tentang profesi penyiaran TV yang
untuk mengetahui tingkat persentase skor bermanfaat bagi penontonnya.
jawaban (jumlah responden yang memilih 2. Masing-masing indikator kuesioner valid
jawaban) dan masing-masing variabel dengan dan angka reliabilitas menunjukkan nilai
rumus sebagai berikut : (Sugiono, 2012) 0,956, masuk dalam kategori reliabilitas
STt – STr baik.
IK = _________________ 3. Responden yang rata-rata tidak menyukai
JK acara Mancing Mania berjenis kelamin
Keterangan : perempuan, tetapi tidak sedikit juga
IK = Interval kelas responden perempuan yang suka dengan
STt = Skor tertinggi yaitu 5 acara ini, karena acara ini merupakan

7
acara yang sangat menghibur saat kita
bosan dengan aktifitas sehari-hari seperti Burhan, Bungin. (2006). Sosiologi komunikasi
bekerja, kuliah, dan kegiatan yang : Teori, Paradigma dan Diskursus
lainnya. Teknologi Komunikasi di Masyarakat.
Pembawa acara Mancing Mania sudah Jakarta: Kencana Prenada Media
cukup baik dalam membawakan acara yang Group.
disukai oleh berbagai kalangan ini, dari segi Bungin, Burhan. (2012) Analisis Data
pelafalan, pilihan kata, intonasi, dan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
penyampaian pesan. Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. (2013) Penelitian Kualitatif:
Rekomendasi Komunikasi, Ekonomi Kebijakan
Dari hasil kesimpulan diatas, maka Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
penelitian persepsi mahasiwa terhadap acara Jakarta: Kencana Prenada Media
Mancing Mania ini dapat disarankan sebagai Group.
berikut: Crow. (1972). Dalam (Djaali). (2006).
1. Dari segi jam tayang yang awalnya hanya Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
30 menit semoga bisa ditambah agar lebih Aksara.
lama sehingga penonton lebih banyak Fleming & Levie. (1978). dalam Muhaimin
mendapat informasi mengenai olahraga (2007). Pengembangan Kurikulim
memancing. Pendidikan Islam. Jakarta:
2. Crew Mancing Mania harus bisa PT.Rajagrafindo Persada.
mempertahankan dan meningkatkan Jupriono, D. (2015) Kalimat Efektif Dalam
kekreatifan penayangan acara tersebut Komunikasi Formal. Surabaya: Untag
agar tetap menjadi acara yang Surabaya.
memberikan informasi dari dunia Koentjaraningrat. (1991). Metode Penelitian
memancing yang memiliki rating paling Masyarakat. Jakarta : Universitas
tinggi. Indonesia (UI-Press).
3. Untuk spot memancing harusnya tidak Kriyantono, Rachmat. (2012). Riset
selalu di laut, tetapi lebih sering diluar Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
negeri. Media Group.
4. Dari pembawa acara yang pada awalnya Meider. (1958). dalam Rakhmat, Jalaluddin.
hanya satu orang, mungkin bisa (2013). Psikologi Komunikasi.
ditambahkan atau dihadirkan bintang Bandung: PT.Rosdakarya.
tamu yang juga mengerti dunia olahraga Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi
memancing, sehingga acara semakin rame Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo
dan seru. Persada.
5. Jika penelitian ini ingin dilanjutkan, Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum: dalam
hendaknya masalah penelitian dilanjutkan Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka
pada bagaimana pengaruh tayangan Setia.
Mancing Mania terhadap perubahan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
perilaku hobi pemirsa. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan Research &
Development. Bandung: Alfabeta.
Walgito. Bimo. (2010). Pengantar Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Umum. Yogyakarta: Andi.
Buku Wiyanto & Astuti. (2002). Terampil Membawa
Branca. (1965) dalam (Walgito. Bimo). (2010). Acara. Jakarta: PT.Grasind
Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: Andi.
Internet

8
Eytonck. (1972). Definisi Persepsi. [Online]:
http//www.google.com. Akses 15-10-2016.
Polak. (1976). dikutip Definisi Persepsi.
[Online].http//www.google.com. Akses 15-10-
2016.
Trans 7. (2006). Sejarah Memancing.
https://id.wikipedia.org. Akses 15-10-2016.
Young. (1956). dikutip Definisi Persepsi.
[Online]. http//www.google.com. Akses 15-10-
2016.

You might also like