You are on page 1of 10

ANALISIS RESEPSI SATIRE PADA KONTEN ATTA HALILINTAR

DALAM VIDEO MAJELIS LUCU INDONESIA SEGMEN DEBAT


KUSIR #4 : ATTA HALILINTAR TIDAK BERSALAH!!!
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas 17 Agustus 1945

Muhamad Akbar Ferdiansyah


Fitri Norhabiba
Dewi Sri Andika Rusmana
ferdispentipa@gmail.com, 085791123546

Abstrack

Majelis Lucu Indonesia Youtube channel is one of the channels that discusses social problems in
everyday life wrapped in satire elements in every video they upload. One of the contents in the Majelis
Lucu Indonesia youtube channel is the coachman debate, the coachman debate is one of the content
that often uses satire elements in some of the things they discuss for example relating to individuals or
groups. Episode 4 coachman debate with the title "Atta Halilintar Not Guilty" is the main focus of this
research. This study wanted to find out the meaning of each audience in responding to the satire
delivered by Coki Pardede and Tretan Muslim in episode 4 of the Coachman Debate Content, using the
acceptance analysis method to find out the process of making meaning by the public. The meaning
process emphasizes on 3 encoding-decoding positions, namely dominant hagemony, negotiation, and
winning. The results of the group discussion concluded that the two informants were in the dominant
category because the audiences agreed with the meaning of satire in the contents of episode 4 of the
Coachman Debate, while the three informants included in the negotiation category which were
displayed as some inappropriate satires. Finally, not informants who refused because all informants
were not denied the meaning of satire conveyed in the content of the Coachman Debate.

Keywords: Satire, Coachman Debate, Majelis Lucu Indonesia, Reception Analysis

Abstrak
Channel youtube Majelis Lucu Indonesia merupakan salah satu channel yang membahas
tentang permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari dengan dibalut unsur satire didalam setiap
video yang mereka unggah. Salah satu konten dalam channel youtube Majelis Lucu Indonesia adalah
Debat Kusir, Debat Kusir merupakan salah satu konten yang sering menggunakan unsur satire pada
beberapa hal yang mereka bahas misalnya terkait individu maupun kelompok. Debat Kusir episode 4
dengan judul “Atta Halilintar Tidak Bersalah” merupakan fokus utama pada penelitian ini. Penelitian
ini ingin mengetahui pemaknaan setiap khalayak dalam menanggapi unsur satire yang disampaikan
Coki Pardede dan Tretan Muslim pada Konten Debat Kusir episode 4, dengan menggunakan metode
analisis resepsi untuk mengetahu proses pembentukan makna oleh khalayak. Proses pemaknaan
menekankan pada 3 posisi encoding-decoding yaitu dominan hagemoni, negosiasi, dan oposisi. Hasil
dari diskusi kelompok disimpulkan bahwa dua informan masuk dalam kategori dominan karena
khalayak setuju dengan makna satire dalam konten Debat Kusir episode 4, sedangkan tiga informan
masuk dalam kategori negosiasi yang artinya terdapat beberapa unsur satire yang tidak disetujui.
Terakhir tidak informan posisi oposisi karena semua informan tidak menolak sepenuhnya makna satire
yang disampaikan dalam konten Debat kusir.

Kata Kunci : Satire, Debat Kusir, Majelis Lucu Indonesia, Analisis Resepsi
PENDAHULUAN

Majelis Lucu Indonesia atau biasa tertawa, tetapi juga untuk mengajak
disingkat MLI merupakan sebuah masyarakat berpikir dalam menyikapi suatu
perusahaan yang bergerak di bidang permasalahan yang disampaikan oleh
komedi. Majelis Lucu Indonesia didirikan komedian tersebut. Konten yang diunggah
oleh mantan penyanyi cilik yaitu Joshua pada akun youtube Majelis Lucu Indonesia
Suherman untuk mengembangkan potensi termasuk yang menekankan pada jenis
bisnis industri kesenian yang dirasa cukup komedi cerdas di dalamnya melalui bentuk
besar pada sekitar tahun 2019, serta pembahasan terkait permasalahan sosial
diperlukannya sebuah manajemen dalam dan sehari-hari. Mayoritas host yang
menaungi beberapa komedian untuk ditampilkan pada setiap video yang dibuat
berkarya (Hikam, 2019). Awalnya Majelis oleh akun Majelis Lucu merupakan mantan
Lucu Indonesia muncul dalam bentuk akun finalis dari ajang pencarian bakat Stand Up
media sosial Instagram dan Twitter dengan Comedy Indonesia (Nugraha, 2018). Tidak
tujuan untuk menilai kadar kelucuan suatu heran apabila materi-materi yang disajikan
komedi. Sebab Majelis Lucu Indonesia pada akun youtube tersebut sama dengan
merasa resah dengan berbagai komedi yang materi komedi para stand up komedian,
muncul pada tahun 2017 yang dinilai tidak yaitu membawakan tema yang
memiliki variasi komedi atau hanya berhubungan dengan permasalahan sosial,
mengikuti trend komedi yang sudah ada, misalnya terkait bencana alam, kritik
misalnya pada beberapa tayangan komedi pemerintahan, isu agama, maupun isu
televisi yang masih didominasi pada konsep rasisme, dan lain-lain (Miranti, 2019).
humor dengan cara menyakiti fisik
seseorang untuk membuat penonton Pengunaan materi humor yang
tertawa, hingga konsep komedi yang berhubungan dengan permasalahan sosial
beredar di beberapa media sosial yang terkadang menimbulkan pro dan kontra
hanya mengikuti trend atau yang sedang oleh sebagian masyarakat, karena
viral. Hadirnya Majelis Lucu Indonesia pengunaan materi tersebut selalu dikaitkan
tidak hanya sebatas pada kritikus komedi dalam bentuk sindiran atau satire. Satire
saja, tetapi juga untuk menyebarkan biasa digunakan dalam berbagai hal
komedi gaya baru yang dinilai memiliki misalnya kartun, puisi, parodi, karya tulis
pembeda dengan komedi-komedi yang saat buku dan novel, hingga pada sebuah
ini bermunculan (Widja, 2019). komedi atau humor. Secara umum
pengertian satire merujuk pada segala
Salah satu bentuk penyebaran sesuatu yang dimaksudkan untuk
komedi oleh Majelis Lucu Indonesia yaitu menyindir dan bertujuan untuk
dengan cara membuat akun media sosial merendahkan orang lain. Satire juga dapat
youtube dengan nama Majelis Lucu, akun dikategorikan sebagai jenis humor, karena
youtube Majelis Lucu dibuat pada tanggal pada dasarnya humor juga bagian dari
27 September 2017 dengan jumlah satire, karena dalam sebuah humor terdapat
subcribers hingga tahun 2020 telah korban atau sasaran yang ingin dijadikan
mencapai 1,07 juta. Terbentuknya akun sebagai bahan candaan. Satire dan humor
youtube dengan nama Majelis Lucu merupakan dua konsep yang sulit
menjadi titik awal penyebaran gaya komedi didefinisikan dan dibedakan namun dalam
baru yang dianggap berbeda, dengan humor satire penggunaan komponen
menekankan pada jenis komedi cerdas, sindiran keras sangat sering ditekankan
dimana konsep komedi cerdas didefinisikan didalamnya hingga banyak orang
sebagai komedi yang tidak hanya berfungsi beranggapan bahwa humor satire memiliki
sebagai hiburan untuk membuat orang keterkaitan dengan humor gelap, padahal
secara definisi kedua hal tersebut berbeda. Sebenarnya hal tersebut berfungsi sebagai
Humor satire pada tahun 1990 memang kontrol sosial agar objek menyadari apa
diarahkan secara agresif terhadap suatu kekurangan pada dirinya sehingga
objek untuk merepresentasikan kekurangan perubahan yang lebih baik dapat dihadirkan
seseorang yang berguna untuk dalam diri objek (Twark, 2012 : 13-17).
menghinanya dengan cara tertentu.
Pada akun youtube Majelis Lucu Alasan peneliti memilih video debat
terdapat salah satu konten yang menyajikan kusir episode 4 yang berjudul Atta
unsur satire atau sindiran dalam setiap Halilintar Tidak Bersalah, karena video
video yang ditampilkan yaitu konten debat tersebut memiliki jumlah penonton yang
kusir. Debat kusir merupakan salah satu paling banyak hingga tahun 2020 dari
konten yang sering membahas terkait berbagai video yang ada pada channel
masalah-masalah sosial dalam kehidupan youtube Majelis Lucu Indonesia. Menurut
sehari-hari dengan dibalut unsur humor dan observasi yang telah dilakukan peneliti
satire didalamnya. Dipandu oleh 2 host pada sekitar tahun 2019 hingga 2020,
mantan peserta ajang pencarian bakat Stand mendapat hasil bahwa video debat kusir
Up Comedy Indonesia yaitu Coki Pardede episode 4 telah menunjukkan kenaikan
dan Tretan Muslim. Menurut hasil penonton yang cukup signifikan, dari
observasi yang telah dilakukan oleh si awalnya peneliti lihat 3,9 Juta penonton
peneliti terkait pengunaan satire pada pada tahun 2019, naik menjadi 4,7 juta pada
konten debat kusir yang dilaksanakan pada tahun 2020. Dari yang peneliti amati
tanggal 20 April 2020 mendapat hasil kenaikan penonton tersebut dikarenakan
bahwa penggunaan satire pada konten topik pembahasan mereka merupakan
tersebut rata-rata merujuk pada sindiran youtubers nomor 1 di Indonesia yaitu Atta
terhadap individu maupun kelompok. Halilintar, pada saat video tersebut
Konten Debat kusir episode 4 dengan judul dipublikasi pada tanggal 25 September
Atta Halilintar tidak bersalah merupakan 2018 jumlah subcribers Atta Halilintar
fokus utama dalam penelitian ini, yaitu masih sekitar 5 juta, namun kurang dari 2
terkait dengan konten Atta Halilintar yang tahun akun youtube Atta Halilintar
dianggap tidak mendidik oleh sebagian menunjukkan kenaikan subcribers yang
besar masyarakat. Memang pada luar biasa. Dari tahun 2018 sekitar 5 juta
kenyataanya konten Atta Halilintar hanya subscribers hingga sekarang tahun 2020
diperuntukkan sebagai hiburan untuk menjadi 22 juta, sehingga hal tersebut
mendapatkan adsense saja, namun karena merupakan salah satu alasan jumlah
Atta merupakan salah satu youtubers besar penonton pada video debat kusir episode 4
pada tahun 2018, maka banyak yang naik dengan cukup signifikan, karena rata-
meminta Atta untuk membuat konten yang rata youtubers yang membahas Atta
mendidik, karena masyarakat menilai Atta Halilintar selalu mendapat jumlah penonton
sebagai panutan bagi para subscribersnya yang cukup banyak. Beberapa channel
yang masih anak-anak maupun remaja, youtube yang membahas Atta Halilintar
sehingga alasan tersebut yang mendorong antara lain, My I See, Winson Reynaldi,
para subscribers Majelis Lucu Indonesia Brandon Kent, rata-rata channel youtube
agar Atta Halilintar dibahas dalam konten tersebut mendapat jumlah penonton sekitar
youtube mereka.. satu juta dalam kurun waktu beberapa bulan
saja.
Pada penelitian ini penulis khalayak dalam menerima pesan yang
menggunakan Teori Pemaknaan menurut disampaikan oleh teks media (cetak,
buku yang ditulis Rachma Ida (2016: 161- elektronik, internet). Proses penerimaan
162) menekankan pada bagaimana proses pesan oleh khalayak didasari pada beberapa
macam faktor, misalnya pengetahuan, Pada penelitian ini Teori
lingkungan, serta pengalaman pada setiap Pemaknaan digunakan untuk mengetahui
individu. Stuart Hall mengatakan bahwa bagaimana proses khalayak dalam
makna yang dibentuk pada sebuah pesan menerima isi teks media youtube, proses
dapat berbeda-beda cara penafsiran setiap penerimaan didasari pada beberapa faktor
orang. Sebab itu pembentukan makna misalnya terkait proses interaksi
selalu ditekankan pada khalayak, bukan menggunakan media komunikasi massa.
melalui pesan yang disampaikan oleh Sebab itu makna yang dibentuk setiap
media, karena itu khalayak diposisikan penonton tayangan youtube pasti berbeda
sebagai penentu utama dalam hal antara satu dengan lainnya, Teori
memproduksi makna secara bebas sesuai Pemaknaan menekankan pada makna apa
pemahaman yang diciptakan dalam yang dibentuk secara bebas oleh khalayak
mengkonsumsi isi teks media tersebut. bukan dipengaruhi oleh teks media, pada
Dalam hal ini membuktikan bahwa penelitian ini pembentukan makna didasari
khalayak memiliki sifat aktif, yang pada satu isu yang dibahas pada salah satu
mengartikan bahwa khalayak mampu tayangan youtube. Teori Pemaknaan
memaknai suatu pesan menurut memfokuskan pada proses encoding-
pemahaman mereka sendiri, serta decoding dalam proses menerima pesan,
membatasi pesan apa yang ingin fungsi dari proses encoding decoding untuk
dikonsumsi atau tidak. menganalisa serta menanggapi sebuah
Teori Pemaknaan memfokuskan pesan dalam sebuah tayangan, karena
pada proses encoding decoding dalam terkadang maksud yang dinginkan si
penerimaan pesan, Morrisan (2015: 547- pembuat pesan tidak sama dengan yang
548) dalam bukunya menjelaskan encoding diterima oleh khalayak. Pada penelitian ini
memiliki arti sebagai sebuah proses untuk proses encoding digunakan untuk
menganalisa isi dari sebuah teks media, menafsirkan pesan yang dibentuk oleh
sebaliknya decoding merupakan proses tayangan youtube untuk disampaikan
menanggapi isi teks media tersebut. Dalam kepada khalayak, sedangkan decoding
teks media, isi pesan sebetulnya harus merupakan proses memaknai sebuah pesan
ditafsirkan oleh si pembuat pesan yang dilakukan oleh khalayak terkait
(encoding), dan dimaknai (decoding) oleh tayangan youtube tersebut, oleh sebab itu
penerima pesan sehinga dari situlah proses encoding-decoding perlu dilakukan
terbentuk proses simbolik. Kadang-kadang agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
maksud yang diinginkan oleh si pembuat proses penerimaan pesan.
pesan tidak selalu sejalan dengan maksud
yang ditangkap oleh khalayak. Akan Pada proses encoding decoding
muncul kesalahpahaman apabila maksud yang dikemukakan oleh Stuart Hall,
yang dibuat tidak sesuai dengan tingkat Terdapat tiga posisi untuk
khalayak tersebut didasari pada beberapa mengkategorikan resepsi khalayak dalam
faktor yang telah dijelaskan, terkadang isi memaknai suatu isi teks media. Pertama
pesan yang disampaikan oleh komunikator posisi hegemoni dominan, dalam posisi ini
tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh khalayak menerima secara penuh terkait
komunikan sehingga hasilnya pesan yang program yang dihadirkan oleh media, yang
dikirimkan akan sedikit perbeda makna artinya khalayak tidak menunjukkan sama
yang ditangkap. Sebab itu perlunya sekali penolakan atau ketidaksukaan akan
encoding dilakukan oleh komunikator dan tayangan yang ditampilkan. Dapat
decoding dilakukan oleh komunikan agar disimpulkan bahwa khalayak menerima
mempermudah menjelaskan secara penuh makna yang diberikan atau
kesalahpahaman maupun pemahaman diingikan oleh si pembuat pesan. Kedua
dalam hal pertukaran pesan. negoisasi artinya khalayak memiliki
batasan-batasan yang ditentukan dalam pemaknaan satire pada tayangan Debat
memahami isi media, posisi ini pada Kusir episode 4 yang berjudul “Atta
dasarnya akan menerima pesan yang telah Halilintar Tidak Bersalah”.
diberikan oleh si pembuat pesan, tetapi
khalayak selektif dalam memilah pesan Sumber data pada penelitian ini
sesuai dengan posisi dan minat mereka. terbagi menjadi dua yaitu data primer dan
Dapat disimpulkan khalayak yang masuk data sekunder. Data primer merupakan data
dalam kategori ini tetap setuju dengan yang langsung diperoleh oleh si peneliti
makna yang diberikan oleh si pembuat tanpa campur tangan dari orang lain, data
pesan, tetapi terdapat beberapa batasan atau primer diperoleh melalui diskusi kelompok
penolakan dalam mengkonsumsi makna kepada lima informan dan hasil rekaman
yang diberikan oleh si pembuat pesan. FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
Ketiga oposisi, dalam posisi ini khalayak melalui media teleconference Zoom. Data
cenderung menujukkan sifat melawan atau sekunder Sumber data sekunder pada
melakukan perlawanan terhadapat makna peneliti ini berupa Jurnal dan Skripsi yang
yang telah ditawarkan oleh tayangan media, membahas tentang resepsi satire, serta buku
khalayak pada posisi ini cenderung yang membahas tentang satire seperti yang
memiliki pemikiran yang berbeda sesuai ditulis oleh Jill Twark berjudul Humor,
dengan pembacaan yang telah dipahami. Satire, and Identity: Eastern German
Dapat disimpulkan bahwa khalayak posisi Literature in the 1990s.
ini sebenarnya memiliki makna tersendiri
sesuai dengan pemahaman serta cara nya Teknik pengumpulan data yang
dalam menafsirkan sebuah pesan, maka digunakan penulis adalah Focus Grup
dari itu posisi ini selalu dengan tegas Discussion atau FGD merupakan metode
menolak makna yang disodorkan oleh si wawancara kelompok yang berfungsi untuk
pembuat pesan karena mempunyai mengetahui bagaimana khalayak
pemikiran sendiri dalam memaknai sebuah membentuk sebuah makna tentang isu yang
pesan. beredar. Focus Grup Discussion
merupakan teknik pengumpulan data
METODE PENELITIAN dengan cara melakukan interaksi antara
peneliti dengan informan yang didasari
Dalam penelitian ini tipe yang dengan diskusi secara berkelompok atau
digunakan adalah penelitian kualitatif. grup yang dipertemukan dalam satu tempat.
Penelitian kualitatif menekankan pada Data yang diperoleh melalui teknik Focus
penjelasan-penjelasan dalam bentuk Grup Discussion didasari atas kesepakatan
deskripsi terkait isu yang dibahas dalam bersama atau antara satu kelompok yang
penelitian yang akan dilakukan untuk berdiskusi. Pada teknik pengumpulan data
menemukan hasil akhir berupa FGD yang akan dilakukan, penulis
pemahaman. Penelitian kualitatif dapat menggunakan media teleconference Zoom
mengungkap sebuah informasi secara untuk memfasilitasi jalannya diskusi.
dalam melalui proses data yang telah di Proses FGD dibantu oleh moderator untuk
analisis kemudian dideskripsikan untuk mengarahkan jalannya diskusi agar
mengungkap makna sepenuhnya. partisipan terfokus pada penyelesaian
Penelitian kualitatif dilakukan dengan masalah yang diberikan guna mendapatkan
karakteristik untuk mendeskripsikan suatu hasil akhir yaitu makna bersama terkait
keadaan yang sebenarnya atau fakta dalam konten media massa (Fitrah, Luthfiyah,
bentuk laporan deskripsi ilmiah (Albi, 2018: 75-76).
Setiawan, 2018: 9-10). Kualitatif deskriptif
pada penelitian ini digunakan untuk Penelitian ini menggunakan teknik
mendeskripsikan hasil penelitian tentang analisis resepsi, yaitu metode analisis yang
menekankan pada pemahaman audiens atau HASIL DAN PEMBAHASAN
khalayak dalam memahami dan memproses
pembentukan makna pada saat Hasil penelitian menunjukkan dari
mengkonsumsi tayangan program yang ada kelima informan yaitu Adam, Galang, Ade,
di media massa. Pada penelitian ini si Lala, Salsa menunjukkan pendapat yang
peneliti menekankan pada makna yang beragam dalam memaknai isi teks media
dibentuk oleh informan yang pernah yaitu tayangan Debat Kusir episode 4 yang
menonton segmen Debat Kusir episode 4 berjudul “Atta Halilintar Tidak Bersalah”.
yang berjudul “ Atta Halilintar Tidak Pembentukan makna dari ke lima informan
Bersalah” terkait isu satire yang dibahas tersebut didasari oleh pengetahuan mereka
pada video tersebut. Teknis analisis data terkait isu yang dibahas dalam penelitian
yang digunakan penulis adalah analisis ini, isu yang dibahas dalam penelitian
resepsi untuk mengukur khalayak media, adalah satire. Pengertian secara umum
dimana analisis resepsi berusaha satire adalah sebuah majas untuk
memberikan sebuah makna atas menyatakan sebuah sindiran terhadap suatu
pemahaman teks media dengan memahami keadaan yang tengah terjadi atau sindiran
bagaimana karakter teks media dikonsumsi kepada seseorang, penyampaian satire
oleh khalayak. Konsep terpenting dalam biasanya terbagi dalam tiga bentuk yaitu
analisis resepsi adalah teks media bukanlah ironi, sarkasme, dan parodi. Pada
makna yang melekat pada teks media pengetahuan yang dikemukakan oleh
tersebut, tetapi makna diciptakan dalam informan, semuanya memahami secara
interaksinya antara khalayak dan teks, umum pengertian satire. Dari kelima
dengan kata lain “makna diciptakan oleh informan tersebut sepakat bahwa satire
khalayak dari hasil menonton atau merujuk pada sindiran untuk seseorang,
membaca isi teks media” (Kurniawan kelompok, hingga suatu keadaan.
2018:24).
Hasil penelitian yang dilakukan
penulis bahwa informan berbeda-beda cara
Pada penelitian ini peneliti
memaknai teks media yaitu konten Debat
menggunakan teknik triangulasi sumber,
Kusir episode 4, dari hasil diskusi dengan 5
yaitu teknik pengecekan data yang
informan yang penulis kehendaki. Pada
dilakukan dengan cara mengecek data yang
konten Debat Kusir episode 4 semua
telah diperoleh melalui beberapa sumber
informan sepakat bahwa terdapat unsur
atau membandingkan dari berbagai sumber,
satire didalamnya, informan Galang, Lala,
dengan kata lain peneliti wajib mencari
dan Salsa mengatakan hampir semua yang
lebih dari satu sumber untuk memahami
dikatakan oleh pembawa acara konten
data hingga memastikan kebenaran data
Debat Kusir yaitu Coki Pardede dan Tretan
yang diperoleh. Pengecekkan data
Muslim adalah satire. Unsur satire dari
menggunakan triangulasi tersebut dibagi
kesimpulan semua pendapat informan
menjadi beberapa bagian atau sumber dan
meliputi sindiran kepada konten Atta
dicocok kan mana pandangan yang sama,
Halilintar yang dianggap tidak mendidik
yang berbeda, dan mana spesifik. Lalu data
oleh sebagian masyarakat di Indonesia, dan
di analisis dan menghasilkan suatu
juga sindiran kepada orang-orang yang
kesimpulan dan selanjutnya dimintakan
meminta Atta Halilintar untuk membuat
kesepakatan dari sumber data yang sudah
konten yang mendidik. Pada dasarnya
diperoleh. kelima informan sepakat bahwa tujuan
utama penggunaan satire dalam segmen
Debat Kusir episode 4 hanya dikategorikan
untuk hiburan dalam bentuk humor. Pada
penelitian ini, penulis akan
mendeskripsikan tiga pemaknaan
encoding-decoding Stuart Hall pada kelima tersebut, dapat diartikan informan setuju
informan yang telah menonton konten dengan semua kalimat satire yang telah
Debat Kusir episode 4 yang berjudul “ Atta disampaikan, karena informan
Halilintar Tidak Bersalah”. berlandaskan pada kebijakan media sosial
youtube serta norma sosial yang dia anggap
Penulis paparkan hasil pemaknaan masih dalam tahap wajar penggunaan
yang dihasilkan oleh 5 informan dari fokus kalimat satire yang dilontarkan.
grup diskusi yang telah dilakukan untuk
mencari tahu pemaknaan khalayak pada Berdasarkan hasil informan
tayangan Debat Kusir episode 4 yang selajutnya yaitu Galang Endra Prakasa
berjudul “ Atta Halilintar Tidak Bersalah”. terhadap penerimaan (resepsi) satire pada
Hasil pemanknaan informan sudah terbagi Konten Debat Kusir episode 4 yang
dalam tiga kategori encoding decoding berjudul Atta Halilintar Tidak Bersalah.
Stuart Hall yaitu dominan hagemoni, Informan Galang menyampaikan setuju
negoisasi, dan opposisi : dengan pernyataan satire yang disampaikan
oleh Coki Pardede dan Tretan Muslim dan
Dalam posisi dominan hagemoni,
dia menanggapi konten dalam video
Informan tidak menunjukkan perlawanan
tersebut hanya sebagai bentuk candaan saja.
terhadap makna satire yang diberikan oleh
Informan Galang berpendapat pernyataan
si pembuat pesan yaitu pada tayangan
dari Coki dan Muslim telah mewakili
Debat Kusir episode 4, dan juga tidak
dirinya dalam mengkritik Atta Halilintar.
memiliki jawaban yang menolak atau tidak
Informan Galang menilai bahwa satire
sejalan dengan yang diresepsikan terkait
yang digunakan dalam video Debat Kusir
unsur satire, dengan kata lain Informan
episode 4 sebagai hiburan dalam bentuk
pada posisi ini menerima semua makna
humor. Terdapat tujuan lain dari satire
satire yang disampaikan oleh Cok Pardede
dalam konten Debat Kusir episode 4 agar
dan Tretan Muslim dalam konten Debat
Atta Halilintar memperbaiki kualitas
Kusir episode 4, makna satire meliputi
kontennya sehingga layak dikonsumsi oleh
sindiran kepada konten Atta Halilintar yang
para subcribersnya yang masih dibawah
dibahas dalam video tersebut.
umur. Informan Galang memiliki
Berdasarkan hasil informan Adam pandangan yang sejalan dengan informan
Aquari Fediansyah terhadap penerimaan Adam bahwa satire dalam video Debat
(resepsi) satire pada Konten Debat Kusir Kusir episode 4 pantas untuk digunakan.
episode 4 yang berjudul Atta Halilintar Informan Galang berpendapat satire pada
Tidak Bersalah, informan Adam video Debat Kusir episode 4 pantas
menjelaskan bahwa dia setuju dengan unsur digunkan karena dasar asumsinya bahwa
satire yang dilontarkan dalam video perlunya satire dilakukan untuk
tersebut. Unsur satire dalam video Debat menyadarkan seseorang guna memperbaiki
Kusir episode 4 seolah mewakili hasil prilakunya agar lebih baik. Informan
pemikirannya terhadap konten Atta Galang juga berpendapat bahwa tidak ada
Halilintar. Informan Adam berpendapat unsur satire yang tidak pantas digunakan
satire yang disampaikan dalam video Debat dalam konten Debat Kusir episode 4.
Kusir episode 4 merupakan sebuah bentuk Informan menjelaskan bahwa channel
sindiran terhadap kualitas konten yang youtube Majelis Lucu Indonesia hanya
diproduksi Atta Halilintar, konten prank mewakili segala bentuk keresahan oleh
Atta Halilintar yang menjadi asumsi dasar masyarakat dengan gaya bahasa mereka
penggunaan satire dalam video tersebut. sendiri.
Informan Adam juga memiliki pandangan
bahwa tidak ada pengunaan kalimat satire Dalam posisi negosiasi, Informan
yang tidak pantas digunakan dalam video tetap menerima makna satire yang
diberikan oleh si pembuat pesan yaitu pada berjudul Atta Halilintar Tidak Bersalah.
tayangan Debat Kusir episode 4, namun Informan Lala memiliki pendapat yang
dalam hal ini informan mengutarakan sama dengan informan Ade terkait
beberapa hal yang tidak mereka setujui ketidaksetujuan akan unsur satire pada
terkait makna satire yang disampaikan oleh konten Debat Kusir episode 4 yaitu tentang
Coki Pardede dan Tretan Muslim dalam Hadist Al-Quran yang disampaikan oleh
konten Debat Kusir episode 4 berdasarkan Tretan Muslim yang dimaksudkan untuk
penafsiran atau pemahaman mereka atas bercanda. Dalam hal ini informan Lala
penolakan yang disampaikan, makna satire menerima segala unsur satire yang
dalam video ini meliputi sindiran kepada disampaikan Coki Pardede dan Tretan
konten Atta Halilintar yang dibahas dalam Muslim dalam konten Debat Kusir epsiode
video tersebut. 4, namun ada beberapa unsur satire yang
tidak dia setujui. Dalam posisi negosiasi
Berdasarkan hasil informan informan Lala memilih pesan apa yang
Mochammad Ade Alfarisi terhadap ingin dia setujui dan pesan apa yang ingin
penerimaan (resepsi) satire pada Konten ditolak, pesan yang ingin ditolak oleh
Debat Kusir episode 4 yang berjudul Atta informan Lala terletak pada Hadist Al-
Halilintar Tidak Bersalah. Dia Quran yang digunakan dalam video Debat
menyampaikan ketidaksetujuan akan unsur Kusir episode 4. Berdasarkan hasil
satire yang disampaikan Coki Pardede dan pengalaman sosial yang diterima oleh
Tretan Muslim yaitu pada pembawaan informan Lala, dia berasumsi bahwa
Hadist Al-Quran yang berbunyi “ Bukan permasalahan yang dikaitkan dengan
Golongan Kami Orang-Orang Yang agama tidak etis digunakan dalam bentuk
Menipu. Berdasarkan hasil pengalaman candaan.
sosial yang diterima oleh informan Ade
bahwa segala hal yang berhubungan dengan Berdasarkan hasil informan terakhir
agama tidak pantas dikaitkan dalam yaitu Salsabila Nur terhadap penerimaan
konteks candaan. Dalam hal ini informan (resepsi) satire pada Konten Debat Kusir
Ade bersedia menerima segala unsur satire episode 4 yang berjudul Atta Halilintar
yang bersifat umum, tetapi terdapat Tidak Bersalah, Informan Salsa juga
beberapa unsur satire yang tidak sesuai menyampaikan ketidaksetujuan akan unsur
dengan yang dia setujui. Dalam posisi satire pada konten Debat Kusir episode 4
negosiasi informan Ade mencampurkan pada permasalahan agama seperti yang
pemaknaan yang dia terima melalui media disepakati Informan Ade dan Lala terkait
massa dengan pendapat pribadinya yang Hadist Al-Quran. Informan Salsa
didasari pada pengalaman sosial informan. berpendapat pengunaan Hadist Al-Quran
Pada hal ini pendapat pribadi informan lebih baik untuk dihidari penggunaanya
yang tidak disetujui berkaitan tentang karena sesuatu yang berhubungan dengan
Hadist Al-Quran yang digunakan dalam agama di Indonesia sangat sensitif. Dalam
video Debat Kusir episode 4, berdasarkan hal ini informan Salsa memiliki batasan-
hasil pengalaman sosial yang diterima oleh batasan dalam menerima makna satire yang
informan Ade bahwa permasalahan yang di sampaikan oleh Coki Pardede dan Tretan
dikaitkan dengan agama adalah hal yang Muslim pada tayangan Debat Kusir episode
sangat sensitif di Indonesia. 4, batasan yang dimaksud terkait tidak
kesetujuan dengan unsur satire dalam video
tersebut. Pada hal ini unsur satire yang
Berdasarkan hasil informan tidak disetujui oleh informan Salsa terletak
selanjutnya yaitu Lala Mei Novitasari pada penyampaian Hadist Al-Quran dalam
terhadap penerimaan (resepsi) satire pada konten Debat Kusir episode 4 berdasarkan
Konten Debat Kusir episode 4 yang hasil pengalaman sosial yang diterima oleh
informan Salsa bahwa isu agama sangat meskipun memang ada beberapa
sensitif di Indonesia, pengunaan satire pada pemaknaan yang tidak sejalan dengan yang
agama dikhawatirkan akan menyinggung dikontruksikan oleh tayangan Debat Kusir
beberapa pihak nantinya. epsiode 4 tetapi unsur penolakan
sepenuhnya pada makna yang
Dalam posisi oposisi, Informan dikontruksikan oleh tayangan tersebut tidak
benar-benar menolak makna satire yang ada.
diberikan oleh si pembuat pesan yaitu pada
tayangan Debat Kusir episode 4, dalam hal KESIMPULAN
ini informan memiliki pandangan atau
pendapat tersendiri terkait makna satire Penerimaan unsur satire oleh
yang disampaikan oleh Coki Pardede dan informan didasari pada proses pemaknaan
Tretan Muslim dalam konten Debat Kusir yang dilakukan informan terkait satire.
episode 4 berdasarkan pemikiran mereka Proses penerimaan satire pada informan
yang kritis dalam menanggapi suatu hal dimulai dari pemahaman informan tentang
yang disampaikan, makna satire dalam satire, serta ketertarikan mereka dengan
video ini meliputi sindiran kepada konten hiburan-hiburan humor yang merujuk pada
Atta Halilintar yang dibahas dalam video satire, adapula faktor pengalaman sosial
tersebut. yang mempengaruhi proses penerimaan
satire. Dari hasil analsis yang dilakukan
Pada pembahasan ini, tidak ada oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan dari
informan yang masuk dalam kategori kelima jawaban informan yang dihasilkan
menolak atau oposisi, berdasarkan hasil dari fokus grup diskusi yang telah
resepsi dari kelima informan yang telah di dilakukan penulis. Mendapat hasil yaitu
jelaskan oleh peneliti bahwa dua informan masuk dalam kategori
kecenderungan mahasiswa dan mahasiswi dominan hagemoni, dimana pada posisi ini
Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya khalayak menerima semua unsur satire
angkatan 2016 setuju dengan makna satire yang disampaikan dalam tayangan Debat
yang disampaikan dalam video Debat Kusir Kusir episode 4. Selanjutnya tiga informan
episode 4. Sesuai dengan penjelasan Stuart masuk dalam kategori negosiasi, dalam
Hall bahwa posisi oposisi adalah ketika posisi ini khalayak tidak menerima secara
khalayak menolak atau memiliki pendapat penuh makna satire yang disampaikan
yang berlawanan dari si pengirim pesan, dalam tayangan Debat Kusir episode 4,
dalam hal ini khalayak kritis dalam dengan kata lain khalayak memilih mana
menaggapi pesan yang diterima. informasi yang ingin mereka setujui dan
Kecenderungan khalayak lebih memilih mana yang tidak mereka setujui. Terakhir
untuk mengganti makna apa yang di adalah kategori oposisi, dimana khalayak
kontruksikan pada isi teks media dengan menolak sepenuhnya unsur satire dalam
hasil pemikiran murni mereka. Pada Konten Debat Kusir episode 4, dalam
pembahasan ini dua informan yaitu Galang penelitian ini tidak ada informan yang
dan Adam sepakat dengan semua unsur masuk dalam kategor menolak. Dengan
satire yang disampaikan oleh Coki Pardede kata lain tidak ada informan yang menolak
dan Tretan Muslim pada tayangan Debat semua makna satire yang dipaparkan dalam
Kusir episode 4. Sedangkan tiga informan konten Debat Kusir episode 4.
yaitu Ade, Lala, dan Salsa tetap setuju
dengan makna yang dihadirkan dalam Saran penulis untuk penelitian yang
tayangan tersebut, tetapi terdapat beberapa akan dilakukan yaitu pada kajian teoritis,
pesan yang tidak dapat mereka terima dimana penelitian ini merupakan sebuah
sepenuhnya. Pada dasarnya kelima bentuk proses penerimaan khalayak
informan tetap menerima unsur satire terhadap tayangan media massa, penulis
dalam video Debat Kusir episode 4, berharap penelitian yang akan datang bisa
mengambil sudut pandang berbeda pada Kiostix.com/id/article/529/5-faktor-kel
proses penerimaan resepsi khalayak. Tema ucuan-dalam-majelis-lucu-indonesia
penelitian yang diteliti oleh penulis adalah
Koran Tempo. (2017 Desember 23) Hakim
isu satire pada tayangan Debat Kusir Komedi: Acara Komedi di Stasiun
epsiode 4 dengan menggunakan teori Televisi Cenderung Seragam,
pemaknaan Stuart Hall, proses atau tahapan Monoton, dan Tidak Berbobot. https :
pada penggunaan teori pemaknaan penulis //koran.tempo.co /read/ seni/ 4254 62/
tafsirkan dengan lengkap. Mulai proses hakim- hakim-komedi?
khalayak berinterkasi dengan media, hal-
hal apa yang mempengaruhi proses Morissan, 2013. Teori Komunikasi Individu
pemaknaan atas isi teks media, proses Hingga Masa. Jakarta: Kencana
encoding-decoding pesan, dan proses Rachmat, 2014. Teknik Praktis Riset
pengkategorian 3 posisi penerimaan Komunikasi. Jakarta: Kencana
encoding-decoding. Dalam hal ini penulis
berharap penelitian yang telah di lakukan Rahmi. (2017 Oktober 22) ‘Majelis Lucu
dapat menjadi bahan pembanding untuk Indonesia’ Wadah Komedi Yang
penelitian yang akan datang dengan tema PalingBerbobot https://www.kapanlag
yang sama yaitu tentang bagaimana i.com/showbiz/selebriti/majelis-lucu-
penerimaan khalayak dalam isi teks media indonesia-wadah-komedi-yang-paling-
massa dengan menggunakan analisis berbobot-d935a2.html
resepsi, serta diharapkan penelitian Stefano. (2019. September 19) Menantang
selajutnya lebih kritis memaparkan Konsep Komedi Bersama Majelis Lucu
pemikiran-pemikirannya guna menemukan Indonesia.https://www.whiteboardjour
kebaruan dalam kajian keilmuan khususnya nal.com/ideas/media/menantang-kon
pada teori pemaknaan. sep-komedi-bersama-majelis-lucu-
indonesia/
DAFTAR PUSTAKA
Twark. 2012. Humor, Satire, and Identity
Albi, Johan, 2018. Metodologi Penelitian Eastern German Literature in the
Kualitatif. Bandung: CV Jejak 1990s, New York. Berlin.
Herdi. ( 2019, Maret 29) Cerita Joshua, dari ' Wayan. (2018 Oktober 27) Joshua Suherman
Diobok-obok' hingga Bangun Direktur Utama Majelis Lucu
Perusahaan Komedi.https://finance.de Indonesia. https://www.tabloidbintang
tik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4488 .com/berita/sosok/read/114785/joshua-
683/ceritajoshua-dari-diobok-obok- suherman-direktur-utama-majelis-lucu
hingga-bangun-perusahaan-komedi -indonesia
Ida, 2014. Metode Penelitian Studi Media dan
Kajian Budaya. Jakarta : Prenamedia Yomamen. Majelis Lucu Indonesia, Karena Ini
Grup Bukan Sekedar Lucu-Lucuan.
https://yomamen.com/majelis-lucu-
Kiostix. (2020 Mei 05) Faktor Kelucuan Dalam indonesia-karena-ini-bukan-sekedar-
Majelis Lucu Indonesia.https://www. lucu-lucuan/

You might also like