You are on page 1of 26

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301220864

Lead Extraction : Sinter Plant-Blast Furnace

Article · June 2015

CITATIONS READS

0 885

1 author:

Garuda Raka Satria Dewangga


National Taiwan University of Science and Technology
6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Synthesis and Characterization of Acrylic Based Photopolymer Poly(methyl methacrylate-co-styrene) As Material Candidate for Denture Base View project

Silicone Rubber Composite for Elastomeric Thermal Pads View project

All content following this page was uploaded by Garuda Raka Satria Dewangga on 12 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FINAL PROJECT
Ekstraksi dan Pemurnian Logam - A

Lead Production : Sinter Plant-Blast Furnace

Oleh :
Garuda Raka Satria Dewangga 2712100018
Diana Kamaliyah Ichsan 2712100038
Mahardika Kurnia Dewantara 2712100057
Wahyu Perdana Kistiyanto 2712100075
Felix Andiana Putra 2712100085

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
2015

i
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ............................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2.Gambaran Umum Penggunaan Timbal..............................................................1
1.3.Perspektif Industri Pengolahan Timbal..............................................................2
BAB II PROSES PENGOLAHAN TIMBAL
II.1.Raw Materials....................................................................................................4
II.2.Gambaran Umum Pengolahan Timbal ..............................................................4
II.3.Primary Lead Production...................................................................................5
II.4.Secondary Lead Production...............................................................................9
BAB III DESAIN PROSES INDUSTRI EKSTRAKSI TIMBAL
III.1.Rancangan Umum..........................................................................................10
III.2.Proses Mineralisasi.........................................................................................11
III.3.Proses Sintering..............................................................................................12
III.3.Blast Furnace..................................................................................................14
III.3.Refining Lead Bullion....................................................................................15
BAB IV MATERIAL BALANCES
IV.1.Neraca Massa (Mass Balance) .......................................................................17
IV.2.Neraca Panas (Heat Balance).........................................................................19
BAB V PENGELOLAAN LIMBAH
V.1. Hasil Sampingan Proses Sintering .................................................................21
V.2. Hasil Sampingan Proses Blast Furnace ..........................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii
LAMPIRAN DESAIN FURNACE

ii
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

BAB 1
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Sebagai negara yang kaya akan bahan tambang, hampir semua pulau di
Indonesia mengandung mineral-mineral berharga yang mempunyai nilai ekonomi.
Saat ini, Indonesia, menduduki peringkat ke-6 sebagai negara yang kaya akan
sumber daya tambang (Survei Geologi Amerika Serikat (USGS)). Beberapa
mineral yang dimanfaatkan sebagai bahan tambang Indonesia, salah satunya lead
atau timah hitam. Potensi sumber daya terekam logam Pb berdasarkan interpretasi
geofisika diperkirakan sebanyak 7.389.038 ton. Sesuai revisi Peraturan
Pemerintah no. 77 tahun 2007 tentang pengolahan mineral, pemerintah mulai
membuka peluang untuk industri pengolahan galena di Indonesia. Peraturan
tersebut direvisi karena di dalam negeri ketersedian bijih yang mencukupi,
sehingga dibutuhkan industri pengolahannya. Sebelumnya, pengelolaan mineral
ini termasuk sebagai jenis usaha tertutup dalam daftar negatif investasi.
Timbal sebagai salah satu komoditi jenis logam keberadaannya sangat
diperlukan terutama sebagai bahan amunisi, pembungkus kabel, solder,
lempengan baterai dan lain-lain yang pada tahun-tahun terakhir ini permintaannya
meningkat secara tajam di pasaran internasional, untuk itu perlu adanya kajian
lebih lanjut dan adanya pembangunan pengolahan bahan tambang timbal di
Indonesia guna mengolah bijih timbal menjadi produk timbal dengan kemurnian
mencapai 95-99%.

I.2. Gambaran Umum Penggunaan Timbal


Penggunaan timbal dalam dunia industri sangat besar peranannya. Berikut
merupakan daftar penggunaan umum timbal di dunia industri :
 batteries : chemical lead applications,
automotive SLI and energy  glass additive for production of
storage, crystal,
 sheet for the building industry,  glazes for ceramics,
 sheathing of power and  colouring pigments for plastics,
telecommunication cables,  paints :
 plastic stabilizer chemicals, both pigment and preservative
 radiation shielding : uses,
cathode ray tubes, and general  weights,
applications,  sound insulation barriers, and
 ammunition,  automotive fuel additivie
 corrosion protection :

1
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

Berikut merupakan data persentase penggunaan utama timbal pada dunia industri
di dunia :

I.3. Perspektif Industri Pengolahan Timbal


Dengan pentingnya peranan dari timbal pada dunia industri maka tingkat
produksi timbal di dunia juga meningkat setiap tahunnya dan benua Asia
merupakan produsen utama dari timbal. Berikut merupakan data konsumsi dan
produksi timbal, baik dalam bentuk logam maupun bahan tambang :

Industri pengolahan timbal di dunia telah berkembang sangat pesat.


Industri pengolahan timbal dibedakan menjadi smelter primer dan sekunder, yang
memproduksi timbal dalam bentuk lead bullion dan refineries. Berikut merupakan

2
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

beberapa produsen utama timbah dalam bentuk bahan tambang dan produk
pengolahannya :

3
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

BAB II
PROSES PENGOLAHAN TIMBAL

II.1. Raw Materials


Dalam pengolahan timbal, bahan utama yang banyak digunakan adalah
timbal sulfida (PbS) atau galena. Saat ini dalam industri pengolahan, timbal
diekstraksi sebagai produk bersama dengan seng atau zinc. Secara umum mineral
timbal diberikan dalam tabel berikut :

Bijih timbal tidak hanya mengandung timbal saja, namun juga mengandung perak,
antimony, arsenic, dan bismuth. Kandungan tersebut merupakan pengotor yang
menggangu proses pengolahan sehingga harus dipisahkan dari bijih melalui
proses mineralisasi sebelum masuk ke dalam instalasi peleburan.

II.2. Gambaran Umum Pengolahan Timbal


Gambaran umum mengenai pengolahan timbal akan dijabarkan dalam
skema proses di bawah ini :

4
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

Pada pengolahan timbal dibagi menjadi primary lead production dan


secondary lead production menurut bahan yang digunakan.

II.3. Primary Lead Production


Proses primary lead production merupakan proses ekstraksi timbal yang
berasal dari bijih atau konsentrat galena. Terdapat beberapa proses utama yang
digunakan pada primary lead production, yaitu :
1. Sinter Plant-Blast Furnace
berikut merupakan flow sheet proses sinter plant-blast furnace :

2. Imperial Smelting Process


berikut merupakan skema proses imperial smelting process :

5
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

3. Direct Smelting Processes


a. the Kivcet process,

b. the QSL process,

6
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

c. the ISASMELT and Ausmelt processes,

d. the Boliden process,

7
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

e. the Kaldo TBRC (Top Blown Rotary Conventer) process

Berikut merupakan distribusi instalasi peleburan timbal primer dan jumlah


kapasitas produksinya di dunia :

8
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

II.4. Secondary Lead Production


Proses secondary lead production merupakan proses ekstraksi timbal yang
berasal dari scrab atau limbah bahan yang mengandung timbal (biasanya dari
baterai). Terdapat beberapa proses utama yang digunakan pada secondary lead
production, yaitu :
1. blast furnace,
2. reverberatory furnace,
3. short rotary furnace,
4. rotary kiln,
5. submerged lance slag bath reactor,
6. electric furnace, dan
7. leaching dan electrowinning process

9
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

BAB III
DESAIN PROSES INDUSTRI EKSTRAKSI TIMBAL

III.1. Rancangan Umum


Pada perancangan proses ekstraksi timbal ini menggunakan proses
primary lead production yaitu sinter plant-blast furnace. Penggunaan proses ini
dikarenakan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Merupakan jenis instalasi ekstraksi timbal yang umum (70% dari jumlah
instalasi pengolahan timbal di dunia)
2. Kapasitas produksi yang besar (mencapai lebih dari 2 juta ton/are)
3. Menggunakan raw materials berupa lead ores
4. Hasil samping SO2 dapat dimanfaatkan menjadi asam sulfat
Berikut merupakan flow sheet dari proses ekstraksi timbal menggunakan
sinter blast-blast furnace :

Secara sederhana, proses utama dalam sinter blast-blast furnace dijelaskan dalam
skema berikut :

10
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

Kapasitas produksi yang digunakan adalah 200 ton/hari

III.2. Proses Mineralisasi


Proses minerlisasi merupakan salah satu tahapan untuk meningkatkan nilai
kandungan logam dari bijihnya. Pada pengolahan timbal juga dilakukan proses
mineralisasi untuk meningkatkan kadar timbal pada bijihnya. Bijih timbal, galena
(PbS), Anglesite (PbSO4), dan Cerrusite (PbCO3), memiliki berat jenis yang besar
sehingga proses mineralisasi yang dipilih adalah floatation separation.

. Tujuan utama proses floatation pada pengolahan timbal adalah


menghilangkan mineral seng dari bijih timbal-seng. Proses pemisahan dan
konsentrasi dibedakan menjadi 2 tahapan, yaitu :
1. Reduksi ukuran dengan crushing dan grinding hingga berukuran 200 mm
(crushing) dan 10 μm (grinding)
2. Froth floatation atau selective physiochemical
Pada proses pada froth floatation menggunakan peralatan yaitu agitated tanks,
collection tanks, dan pengaduknya. Pada agitated tanks, udara dimasukkan ke
dalam larutan yang telah berisi mineral ore yang kemudian membentuk

11
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

membentuk gelembung. Karena adanya perbedaan spesific gravity maka bijih


timbal akan terpisah dengan pengotornya. Berikut merupakan bentuk dari froth
floatation :
Untuk mengurangi besi sulfida
(FeSO4) sebagai pengotor maka pH
harus dinaikkan dari pH awal 7.
Penaikkan ini dilakukan dengan
penambahan collector. Collector
diberikan untuk menggumpalkan yang
mineral yang hidrofilik dan hidrofobik.
Chemicals collector yang digunakan
untuk timbal adalah dithiophosphates
seperti sodium diethyl dithiophosphate
Na+(PS2(OC2H5)2)- dan xanthates
seperti sodium isopropyl xanthate
Na+(CS2-O-C3H7)-

Hasil atau output dari proses froth floatation adalah konsentrat timbal dengan
kandungan Pb berkisar 50-75%. Berikut merupakan data kandungan konsentrat
timbal :

III.3. Proses Sintering


Proses sintering memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Untuk memanggang konsentrat timbal sehingga dapat mengurangi
kandungan sulfur

12
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

2. Untuk mencapai temperatur tertentu yang mendapat bijih tertentu yang


memiliki kekuatan dan gaya kohesi yang cocok sebagai raw material pada
furnace
Berikut merupakan flow sheet dari proses sintering konsentrat timbal :

Bahan yang dimaksukkan ke dalam proses sintering adalah sebagai berikut :


1. Konsentrat timbal
2. Batu kapur dan silika, yang berfungsi untuk mempertahankan kandungan
sulfur yang diinginkan
3. Bijih galena
4. Bahan recyle hasil proses sinter
Reaksi yang terjadi selama proses sintering adalah
PbS + 1.5O2  PbO + SO2 (reaksi utama)
PbS + 2O2  PbSO4
2PbS + O2  Pb + SO2
PbS + PbSO4  Pb + 2SO2
PbS + 2PbO  3Pb + SO2
Pada reaksi diatas terlihat pada proses sintering digunakan untuk membakar
konsentrat dan bijih galena sehingga menghasilkan PbO dan PbSO4 sebagai
produk utama dan gas SO2 sebagai produk sampingan. SO2 yang dihasilkan akan

13
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

diolah menjadi asam sulfat. Hasil sintering secara umum mengandung 46% Pb,
5% Zn, 11 % Fe, 9% CaO, dan 11% SiO2.

III.4. Blast Furnace


Blast furnace terdiri dari poros vertikal dimana oksida timbal hasil sinter
mengalami reaksi reduksi menjadi timbal oleh aliran udara yang kaya akan karbon
monoksida. Kenaikan temperatur yang tinggi dibutuhkan dan panas serta karbon
monoksida yang diperlukan dihasilkan oleh pembakaran kokas oleh udara pada
bagian bawah poros. Berikut merupakan gambar dari lead blast furnace :

Terdapat 4 zona yang berada dalam furnace, yaitu :


1. Zona 1 – tuyere zone
Zona tuyere berada di atas hearth hingga sedikit dia atas tuyere. Pada zona
ini merupakan zona dengan temperatur yang tinggi (dibawah 1500oC)
dimana terjadi reaksi :
C + O2  CO2
Selain itu pada daerah ini terdapat pemisahan antara matte, slag dan lead
bullion berdasarkan massa jenisnya.
2. Zona 2
Pada daerah ini terjadi proses reduksi karbon oleh karbon dioksida :
C + CO2  2 CO

14
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

pada temperature di atas 1000oC. Produk sinter mulai meleleh dan PbO
mulai mengalami reaksi reduksi oleh CO menjadi Pb. Berikut merupakan
reaksi reduksi oleh CO yang terjadi :
PbO + CO  Pbl + CO2
3 Fe2O3 +CO  2 Fe3O4 +CO2
Fe3O4 + CO  3 FeO +CO2
FeO + CO  Fe + CO2
ZnO + CO  Znv +CO2
PbSO4 + CO  PbO + SO2 + CO2
3. Zona 3
Pada zona ini terjadi reaksi reduksi PbO oleh uap seng pada temperatur di
bawah 800oC dan menghasilkan panas :
Znv + PbO  Pb ZnO
4. Zona 4
Pada zona ini kandungan air dalam kokas mulai berkurang dan merupakan
tempat gas keluar dengan temperatur 200oC. perbandingan gas CO dan
CO2 yang keluar adalah 0.4:1

Hasil dari sinter plant-blast furnace adalah matte, slag, dan lead bullion.
Matte pada sinter plant-blast furnace umumnya adalah mineral sulfida yaitu
terdiri dari PbS, Cu2S, dan FeS. Sedangkan pada slag terdapat Cao, SiO2, dan
FeO, dengan terkadang terdapat senyawa ZnO. Sedangkan pada lead bullion
terdiri dari Pb dengan persentase di atas 95%.

III.5. Refining Lead Bullion


Proses pemurnian lead bullion dilakukan untuk mendapatkan logam Pb
dengan kadar hingga mencapai 99,99%. Terdapat tahapan utama dalam proses,
yaitu :
1. Copper removal atau copper drossing
2. Arsenic, tin, dan antimony removal atau “softening” (Proses Parke)
3. Silver dan pemisahan logam berharga lainnya
4. Zinc removal
5. Caustic refining untuk menghilangkan logam pengganggu, dalam jumlah
kecil, lainnya

Berikut merupakan flow sheet dari proses refining lead bullion :

15
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

16
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

BAB IV
MATERIAL BALANCES

IV.1. Neraca Massa (Mass Balance)


Perhitungan neraca massa merupakan prinsip dasar dalam sebuah
perancangan pabrik ekstraksi metalurgi . Dari neraca massa dapat ditentukan
kapasitas produksi, kebutuhan bahan baku, kebutuhan unit utilitas, dan kebutuhan
lain yang terkait perhitungan. Perhitungan neraca massa pabrik ekstraksi
dikerjakan secara menggunakan Microsoft Excel.
Untuk neraca massa persamaan umum:
Accumulated Mass = Mass In – Mass Out + Generated Mass – Consumed Mass
Raw material yang digunakan bijih timbal sebanyak 200 ton/hari, dengan
komposisi terdiri dari PbS atau galena, namun pada bijih galena juga bercampur
dengan pengotor lain antara lain, ZnS, Cu2S, ZnO, SiO2 , dan Fe2O3.

IV.1.1. Skema Proses dalam Proses Reduksi Ukuran

Input Proses : Output Proses :


Raw Material (200 ton) : Raw Material (200 ton)
Reduksi
Ukuran

IV.1.2. Neraca massa dalam Proses Reduksi Ukuran


No Material Massa Masuk (ton) Massa Keluar (ton)
1 Raw Material 200 200

IV.1.3. Skema Proses dalam Proses Froth Floation

Input Proses : Output Proses :


Hasil Reduksi Ukuran (200 ton) : Lead Concentrate (194.5 ton)
Froth
PbS 50%
Floatation Cu2S 2.05%
ZnO 11.31%
SiO2 14.6%
Fe2O3 25.5 %
Unsur lain terbuang, ZnS (5.5
ton)

IV.1.4. Neraca massa dalam Proses Froth Floation


No Material Massa Masuk (ton) Massa Keluar (ton)
1 Hasil Reduksi Ukuran 375 -
2 PbS - 97.52
3 Cu2S - 4

17
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

4 ZnO - 22
5 SiO2 - 28.4
6 Fe2O3 - 50
7 Unsur lain, ZnS - 5,5
IV.1.5 Skema Proses dalam Proses Sintering

Input Proses : Output Proses :


Lead Concentrate (194.5 ton) : Hasil Sintering (200 ton)
PbS 50% PbO 25%
Cu2S 2.05% PbS 10%
ZnO 11.31% Sintering PbSO4 15 %
SiO2 14.6% Cu2S 2%
Fe2O3 25.5 % Pb
Udara input, ZnO 11%
O2 (19.82 ton) SiO2 12%
Fe2O3 25%
Gas SO2 (14.32 ton)

IV.1.6. Neraca massa dalam Proses Sintering


No Material Massa Masuk (ton) Massa Keluar (ton)
1 PbS 97.52 20
2 Cu2S 4 4
3 ZnO 22 22
4 SiO2 28.4 28.4
5 Fe2O3 50 50
6 PbSO4 - 30
7 PbO - 50
8 O2 19.82
9 SO2 - 14.32

IV.1.7. Skema Proses dalam Lead Blast Furnace

Input Proses : Output Proses :


Hasil Sintering (200 ton) : Lead Bullion (623,79 ton)
PbO 25% Pb 98.72%
PbS 10 % Cu 1,28%
PbSO4 15 % Matte (482 ton)
Lead Blast
Cu2S 2% PbS 92,09%
ZnO 11 % Furnace Cu2S 2.07%
SiO2 12 % FeS 5,83%
Fe2O3 25 % Slag (604,77 ton) :
Flux : FeO 46,42 %
Coke ( 10% SiO2 ; 90% C) 150 ton CaO 1.25 %
Limestone ( 10% SiO2 ; 90% CaCO3) 15 ton SiO2 32,49%
ZnO 19,84%

18
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

Perbandingan CO:CO2 = 1:1.5

IV.1.8. Neraca massa dalam Lead Blast Furnace


No Material Massa Masuk (ton) Massa Keluar (ton)
1 PbO 50 -
2 PbS 20 71.3
3 PbSO4 30 -
4 Cu2S 4 1.33
5 ZnO 22 22
6 SiO2 28.4 28.4
7 Fe2O3 50 -
8 C 36 -
9 CaCO3 3,6 -
10 Pb - 73.21
11 Cu - 1.06
12 FeS - 2.19
13 FeO - 40.57
14 CaO - 2.02

Oxygen dan Carbon Balance


Oxygen Balance
Mol ton %
O2 from charge 0.96784675 315.4546
O2 in slag 0.434715357 202.4265
O2 supplied through air 1.526068606
CO2 1.5
CO 1
Carbon Balance 3.432
C burn for CO 2.746923492
C burn for CO2 0.1526066861
Total C burn in tuyere 2.899530352 34.79436 96.65101

IV.2. Neraca Panas (Heat Balance)


Neraca panas merupakan perhitungan lain di samping neraca massa yang
penting bagi suatu perancangan proses ekstraksi logam. Neraca panas digunakan
untuk mengetahui kebutuhan utilitas yang berkaitan dengan panas dan energi,
misalnya kebutuhan steam, air pendingin, bahan bakar (fuel), dan lain sebagainya.
Berikut merupakan heat balance dari sinter plant-blast furnace :
No Reaksi ∆Hreaksi,1000oC (kJ/g mol)
1 PbS + 1.5O2  PbO + SO2 -390.8
2 PbS + 2O2  PbSO4 -831.6

19
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

3 2PbS + O2  Pb + SO2 -183.7


4 PbS + PbSO4  Pb + 2SO2 +232.0
5 PbS + 2PbO  3Pb + SO2 +245.3
6 C + O2  CO2 -392.48
7 C + CO2  2 CO +169.54
8 PbO + CO  Pbl + CO2 -71.05
9 3 Fe2O3 +CO  2 Fe3O4 +CO2 -40.98
10 Fe3O4 + CO  3 FeO +CO2 -17.55
11 FeO + CO  Fe + CO2 -14.04
12 ZnO + CO  Znv +CO2 +183.27
13 PbSO4 + CO  PbO + SO2 + CO2 +169.38
14 Znv + PbO  Pb ZnO -254.32
Total -1197.03

20
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN LOGAM
LEAD PRODUCTION
SINTER PLANT-BLAST FURNACE

BAB V
PENGELOLAAN LIMBAH

V.1. Hasil Sampingan Proses Sintering


Pada proses sintering didapatkan hasil sampingan berupa gas pada
temperatur 200 hingga 500oC dengan kandungan berupa debu, asap, dan material
yang mudah menguap, termasuk senyawa timbal, kadmium, merkuri, klorin, dan
fluorin, serta tentunya gas SO2. Untuk menghilangkan debu, asap, dan material
yang mudah menguap sebelum menuju atmosfer digunakan bag filters. Sedangkan
untuk gas SO2 hasil sintering digunakan untuk memproduksi asam sulfat. Berikut
merupakan flow sheet dari pengolahan SO2 menjadi asam sulfat :

V.2. Hasil Sampingan Proses Blast Furnace


Pada proses blast furnace didapatkan hasil sampingan berupa matte dan
slag. Matte masih mengandung senyawa PbS yang cukup besar sehingga matte
umunya akan dikembalikan menuju proses awal, yaitu sintering maupun blast
furnace. Untuk slag mengandung senyawa ZnO sehingga digunakan kembali pada
proses pengolahan seng (Imperial Smelting Process) atau diolah menjadi pupuk.
Selain itu juga terdapat gas SO2 dan debu. Debu yang dihasilkan akan dibawa
kembali dalam furnace sedangkan gas SO2 akan dibawa ke unit pengolahan asam
sulfat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Jaeck, Michael L. 1989. Primary and Secondary Lead Processing. New York :
Pergamon Press
Morris, Arthur E, et al. 2011. Handbook on Material and Energy Balance
Calculations in Material Processing. New Jersey : John Wiley & Sons,
Inc., Publication
Seetharaman, Seshadri. 2014. Treatise on Process Metallurgy Industrial
Processes Part A Volume 3. Oxford : Elsevier Publications
Sinclair, Roderick J. 2009. The Extraction Metallurgy of Lead. Carlton Victoria :
Australian Institute of Mining and Metalurgy

iii
LAMPIRAN DESAIN FURNACE

Kapasitas produksi 200 ton/hari

iv

View publication stats

You might also like