You are on page 1of 6

PENGARUH OLAHRAGA AEROBIK PAGI DAN MALAM HARI

TERHADAP KADAR LEUKOSIT REMAJA PUTRI DI ASRAMA


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Fachrurrozi Ainur Rofiq
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universias Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
Email: rozyx14@gmail.com

Rias Gesang Kinanti


Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
Email: riaskinanti@yahoo.com

Olivia Andiana
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
Email: Olivia_a3@yahoo.co.id

Abstract
Regular and measurable exercise with moderate to moderate exercise
intensity can improve health, body fitness and immunity. These exercises can
increase the body's resistance to the incidence of infection, whereas exercise
with maximum intensity and exhaustion can cause impaired immunity.
Regular and sustained exercise with the right dose in a certain time can
improve functional work in the body. So this research would like to know if
there is influence of aerobic exercise conducted in the morning and evening
to the leukocyte level of young women. This research uses quasi experiment
nonequivalent group design. The sample in this study used young girls age
18-20 years in dormitory State University of Malang. The instrument used for
data collection is Horiba ABX research. The exercises are moderate intensity
aerobic exercise with 16 meetings, then the samples are taken with 3cc of
blood with rest for 24 hours before the blood is taken. The result of the
research is based on data analysis using ANOVA test and t-test of data that
between the differences of the two groups is not found there is a significant
difference, that is Sig. > α or 0.381> 0.005. The conclusion of this study is
that there is no significant effect on leukocyte level after being treated by
morning and night aerobic exercise.

Keywords: Aerobic Sports, Morning and Night, leukocyte.


Olahraga yang dilakukan (basofil). Dua jenis sel lain yang
secara teratur dan terukur dengan lazim ditemukan dalam darah tepi
intensitas latihan ringan sampai adalah limfosit, yang memiliki inti
sedang dapat meningkatkan bulat besar dan sitoplasma sedikit,
kesehatan, kebugaran tubuh dan serta monosit, yang mengandung
kekebalan tubuh. Latihan tersebut banyak granula sitoplasma tidak
dapat meningkatkan daya tahan bergranula dan mempunyai inti
tubuh terhadap kejadian infeksi, berbentuk menyerupai ginjal. Kerja
sedangkan latihan dengan intensitas sama sel-sel tersebut menyebabkan
maksimal dan melelahkan dapat tubuh memiliki sistem pertahanan
menyebabkan gangguan imunitas yang kuat terhadap berbagai tumor
(Mukkaromah, 2009:62). Olahraga dan infeksi virus, bakteri, dan parasit
dapat dilakukan pada pagi, siang, (Ganong, 2010:534). Manfaat
sore dan malam hari. Kebanyakan sesungguhnya dari sel darah putih
masyarakat lebih memilih berolah ialah bahwa kebanyakan ditranspor
raga di waktu pagi hari untuk secara khusus ke daerah yang
memompa semangat dan mereka terinfeksi dan mengalami peradangan
percaya bahwa olah raga lebih baik serius, jadi menyediakan pertahanan
dilakukan di pagi hari karena udara yang cepat dan kuat terhadap setiap
masih segar dan bebas polusi. Tetapi bahan infeksi yang mungin ada.
ada pula yang melakukan olahraga Seperti granulosit dan monosit
siang, sore bahkan malam, karena mempunyai kemampuan khusus
hanya memiliki waktu tersebut. untuk mencari dan merusak setiap
Waktu olah raga yang baik sesuai benda asing yang menyerang
irama sirkardian untuk kesehatan pertahanan tubuh (Guyton & Hall,
belum diketahui secara pasti, 1996:543).
demikian pula waktu olahraga untuk
membakar lemak tubuh. (Rahayu,
2013:307). Menurut (Shahidi, 2012:2706)
Leukosit merupakan unit aktif salah satu perubahan penting yang
dari sistem pertahanan tubuh. disebabkan oleh latihan fisik adalah
Leukosit ini sebagian dibentuk di leukosit atau peningkatan jumlah sel
sumsum tulang (granulosit dan darah putih dalam darah yang bisa
monosit serta sedikit limfosit) dan mencapai empat kali lipat dari
sebagian lagi di jaringan limfe tingkat istirahat dan bisa tetap tinggi
(limfosit dan sel-sel plasma). Setelah selama beberapa jam setelah
dibentuk, sel–sel ini diangkut dalam berolahraga. Tapi leukosit akibat
darah menuju berbagai bagian tubuh olahraga bergantung pada intensitas
untuk digunakan (Guyton & Hall, dan durasi latihan dan durasi bermain
2009). Terdapat 4.000-11.000 sel lebih banyak peran penting.
leukosit per mikro liter darah
manusia pada keadaan normal. Metode
Sebagian besar sel tersebut Metode penelitian yang digu-
mengandung granulosit (neutrofil). nakan dalam penelitian ini berupa
sebagian kecil mengandung granula rancangan quasi exsperimental desi-
yang dapat diwarnai dengan zat gn yaitu Nonequivalent Group
warna asam (eosinofil), dan sebagian Design. Menurut Sugiyono
lagi mengandung granula basofilik (2015:113) penelitian ini terdapat
dua kelompok yang tidak dipilih perbedaan antara olahraga aerobik
secara acak kemudian diberi pre-test pagi dan malam hari. Data yang
untuk mengetahui keadaan awal dan diperoleh dari tes awal (pre-test) dan
post-test untuk mengetahui adakah tes akhir (post-test) dari ke dua
pengaruh secara signifikan. Subjek kelompok akan di analisis data serta
dalam penelitian ini adalah seluruh disajikan berupa (1) hasil uji
warga asrama putri Universitas normalitas; (2) hasil uji homogeni-
Negeri Malang, dan sampel yang tas; (3) hasil uji anova.
digunakan adalah sebanyak 24
sampel berusia 18-20 tahun yang Hasil
dibagi menjadi dua kelompok. Hasil dari uji normalitas data
Dalam desain nonequivalent group diperoleh sebagai berikut.
design hal pertama yang dilakukan
peneliti adalah melakukan pre-test Tabel 1. Uji Normalitas Kelompok Pagi
Hari
untuk mengetahui keadaan awal Var Test Sig. Ket. Hasil
Kemudian kedua kelompok eksperi- Leu Pre 0,950 P>0.05 Normal
men diberikan perlakuan (X) dengan Post 0,960 P>0.05 Normal
olahraga aerobik selama 16 kali
pertemuan pada pagi dan malam Tabel 2. Uji Normalitas Kelompok
hari. Setelah kelompok ekperimen Malam Hari
diberi perlakuan kedua kelompok Var Test Sig. Ket. Hasil
Leu Pre 0,949 P>0.05 Normal
akan diberikan post-test untuk Post 0,950 P>0.05 Normal
mengetahui hasil akhir dari kedua
kelompok. Berdasarkan tabel di atas di-
ketahui bahwa perolehan data dari
Penelitian dilakukan selama 6 variabel adalah berdistribusi normal.
minggu (1,5 bulan) dengan frekuensi Hal ini dikarenakan nilai signifikansi
minggu ke-1 dan ke-2 sebanyak 2x dari masing-masing kelompok me-
pertemuan. Kemudian minggu ke-3 nunjukkan sig > 0,05 yang meng-
sampai minggu ke-6 3x dalam akibatkan Ho diterima, sehingga
seminggu. Analisis statistik yang dapat disimpulkan bahwa data
digunakan dalam penelitian ini yaitu diambil dari populasi yang
dengan menggunakan Uji anova dan berdistribusi normal. Setelah data
uji-t. “Analisis varian dapat diperoleh dan berdistribusi normal
digunakan apabila varian ke dua selanjutnya akan dilakukan uji
kelompok data homogen. Oleh kar- homogenitas data menggun-akan
ena itu sebelum analisis varian Lavene’s Test untuk memperli-
digunakan untuk pengujian hipotesis, hatkan bahwa pada kedua kelompok
maka perlu dilakukan pengujian data sampel berasal dari populasi
homogenitas” (Sugiyono, 2015:199). memiliki varians yang sama atau
Setelah itu data di uji menggunakan homogen.
uji anova untuk mengetahui apakah Tabel 3. Uji Homogenitas Kadar Leukosit
perlakuan yang diberikan membe-
rikan pengaruh yang signifikan, Var Levene Sig. Ket. Hasil
denga taraf signifikan 5% dengan
Test
menggunakan uji statistik (SPSS)
dan data di uji menggunakan uji-t Leu .067 .798 P>0.05 homogen
untuk mengetahui apakah ada
Berdasarkan tabel di atas di- Kelompok pagi hari pada minggu
ketahui bahwa nilai signifikansi dari pertama dan minggu kedua
nilai kadar leukosit, menunjukkan melakukan olahraga aerobik
taraf signifikansi atau Sig. > 0,05. seminggu 2 kali, karena pada minggu
Kesimpulanya bahwa kadar leukosit ini masih tahap adaptasi respon
pada tiap kelompok adalah sama atau tubuh. minggu ketiga, keempat,
homogen. Setelah data yang kelima dan keenam kelompok pagi
dipastikan normal dan homogen melakukan olehraga aerobik
selanjutnya di-lakukan uji anova. seminggu 3 kali dengan 1 hari
olahraga dan satu hari jeda untuk
Tabel 4. Uji Anova
istirahat. Melakukan latihan pada
jam 5 pagi kurang baik, karena suhu
Sum of Mean F Sig.
Square Square tubuh masih rendah dan otot masih
Between 108379 108375 0,530 0,474 butuh adaptasi sehabis bangun tidur.
Groups 50,000 0,000 Olahraga yang baik adalah pada jam
Within 449458 204299 7 pagi sampai jam 9 pagi. Karena
Groups 83,330 2,42 pada jam itu tubuh menghasilkan
Total 460295
83,330 hormon serotonin yang dapat
meningkatkan mood. Hormon
Berdasarkan tabel di atas dari serotonin diproduksi saat tubuh
perhitungan hasil Anova berjemur di sinar matahari (Farida,
menggunakan One Way Anova 2009:2).
didapatkan hasil sig. > 0.05 atau Beban olahraga aerobik yang
0.221> 0.05 yang artinya tidak ada diberikan pada kelompok eksperimen
pengaruh secara signifikan olahraga malam hari sama dengan beban
aerobik pagi dan malam hari olahraga yang diberikan kepada
terhadap kadar leukosit remaja putri. kelompok eksperimen pagi hari.
Olahraga aerobik jogging digunakan
Pembahasan untuk mengetahui pengaruh olahraga
Olahraga aerobik (jogging) aerobik pagi dan malam hari
digunakan dalam penelitian ini untuk terhadap kadar leukosit dalam darah
mengetahui adakah pengaruh remaja putri. Olahraga aerobik pada
olahraga aerobik pagi dan malam malam hari terdapat beberapa
hari terhadap kadar leukosit dalam perubahan dibandingkan dengan
darah remaja putri. Olahraga aerobik olahraga aerobik yang dilakukan
dilakukan dengan jeda waktu sehari pada pagi hari ditinjau dari kadar
digunakan latihan sehari digunakan kortisol, namun perubahan ini tidak
untuk istirahat, karena jeda satu hari berlangsung sepanjang hari akan
pada tiap latihan dapat memberikan tetapi peningkatan kadar kortisol ini
waktu pada tubuh untuk recovery, hanya terjadi ketika malam hari.
namun apabila lebih dari 72 jam Pada malam hari kadar kortisol
maka tubuh akan kembali ke kondis dalam darah akan meningkat dua kali
awal sebelum melakukan olahraga lipat. Situasi ini menunjukan ketika
(Cooper dalam Prastiawan, 2015:56). tubuh berolahraga pada malam hari
Olahraga jogging termasuk olahraga akan menerima beban yang lebih
aerobik, karena dikerjakan dalam berat jika dibandingkan dengan
waktu yang lama 20-30 menit berolahraga pada saat pagi hari
dengan intensitas yang sedang. dikarenakan kadar kortisol sangat
besar dan akan naik dengan cepat. perlakuan olahraga aerobik pagi dan
(Erdemir, 2013:72). malam hari terhadap kadar leukosit
Rata-rata nilai posttest kadar remaja putri dan tidak terdapat
leukosit kelompok pagi lebih tinggi perbedaan secara signifikan kadar
dari pada kelompok malam hari, hal leukosit antara olahraga aerobik pagi
itu mengungkapkan bahwa olahraga dan malam hari.
aerobik lebih baik dilakukan pada
saat pagi hari. Hasil penelitian Saran
(Erdemir, 2013:559) menemukan Berdasarkan hasil kesimpulan yang
bahwa kadar leukosit dalam sudah dipaparkan maka dapat disa-
menunjukan hasil yang berbeda rankan sebagai berikut :
setelah diberikan perlakuan berupa 1. Perlu diadakan penelitian yang
olahraga di pagi hari dari pukul serupa dengan bentuk latihan dan
08:00 sampai 09:00 (pre dan post waktu yang berbeda.
test) dan olahraga di malam hari 2. Peneliti selanjutnya perlu
20:00 sampai 21:00 (pre dan post memperhatikan asupan makanan
test). Selain itu, tidak ada perbedaan yang dimakan oleh sampel yang
signifikan yang ditemukan pada diteliti.
parameter lain dalam darah. 3. Perlu diadakan penelitian serupa
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan metode atau perlakuan
parameter hematologi menunjukan yang berbeda baik dari olahraga
perilaku yang berbeda terhadap yang dipilih atau dari sampel yang
olahraga pada waktu yang berbeda diteliti.
dalam sehari.
Berdasarkan hasil penelitian yang Daftar Rujukan
menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan kadar Erdemir, I. 2013. The comparison of
leukosit dalam darah setelah blood parameters between
diberikan olahraga aerobik jogging, morning and evening exercise.
dan didukung oleh hasil penelitian- Jurnal bio. (online). (http://
penelitian yang terdahulu, maka www.imedpub.com), diakses
dapat disimpulkan bahwa pada November 2017
peningkatan kadar leukosit dalam Farida. 2009. Jam Biologis Manusia.
darah banyak faktor yang (online).
mempengaruhinya. (http://mogadget.com)
diakses 15 februari 2017.
Simpulan Guyton & Hall. 1996. Buku Ajar
Berdasarkan hasil penelitian Fisiologi Kedokteran.
dan pembahasan tentang pengaruh Jakarta: Penerbit Buku
olahraga aerobik pagi dan malam Kedokteran
hari terhadap kadar leukosit remaja EGC.Guyton & Hall. 2009. Buku
putri di Universitas Negeri Malang. Saku Fisiologi Kedokteran.
Telah diuraikan pada bab Jakarta: Penerbit Buku
sebelumnya dan dibuktikan dengan Kedokteran EGC.Irawan LO.
hasil uji anova dan uji t yang Difference Between Fasting
hasilnya tidak berpengaruh secara Blood Sugar Level Shift and
signifikan. Maka dapat disimpulkan Non-Shift Workers in
bahwa tidak terdapat pengaruh University of Lampung. ISSN.
(online). aerobik intensitas ringan pada
(http://www.bloodjurnal.com), sore dengan pagi hari terhadap
diakses pada November 2017. kadar adiponektin,
Ganong WF. 2010. Review of trigliseridadan glukosa darah
Medical Physiology. New Jakarta: Penerbit Buku
Jersey: Prentice Hall. Kedokteran EGC.pada tikus
Mukarromah, S.B., dkk. 2013. galur wistar model obesitas.
Pengaruh Latihan Aquarobik Bhakti Kencana Medika.
Terhadap Jumlah Hitung (online).
Lekosit Pada Wanita Obesitas (http://www.perbedaan%20pen
Di Kota Semarang. Jurnal garuh%20lat%20aerobik%20(1
Media Ilmu Keolahragaan ).pdf.com) diakses pada 2
Indonesia. (online). Oktober 2017.
(http://jurnalunesa.com), Shahidi, F., dkk. 2012. The Effect of
diakses pada Oktober 2017. a Maximal Aerobic Exercise
Prastiawan, P. 2010. Pengaruh Session in the Morning and
Latihan Aerobik Teratur Siang Afternoon on Certain
Hari dan Malam Hari Terhadap Hematologi-cal Factors in
Peningkatan Kadar Young Athletes . Annals of
Hemoglobin Dalam Darah Biological Research . (online).
Pada Tikus Putih. Malang: (http://rjms.iums.ac.com) ,
Jurusan Ilmu Ke-olahragaan diakses pada Oktober 2017.
Universitas Negeri Malang. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Rahayu, M.S & Setiawan, A.P. 2013. Kuantitatif Kualitatif Dan
Perbedaan pengaruh latihan R&D. Bandung: Alfabet.

You might also like