You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No.

2
ISSN : 1978 - 0303

PENGARUH GUM ARAB PADA MINUMAN MADU SARI APEL


DITINJAU DARI MUTU ORGANOLEPTIK, WARNA, pH,
VISKOSITAS, DAN KEKERUHAN

Effect of Gum Arabic on Organoleptic, Color, pH, Viscosity, and Turbidity of


Apple Concentrated Honey Drink

Martha Anggraeni Christiana1, Lilik Eka Radiati2, Purwadi2


1
Mahasiswa Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
2
Dosen Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Diterima 24 Agustus 2015; diterima pasca revisi 17 September 2015


Layak diterbitkan 1 Oktober 2015

ABSTRACT

Apple concentrated honey drink was modified product from fresh honey with apple
concentrated to increase the taste, but there was aglutination because of pectin and tannin in
apple concentrated and needed stabilizer as gum arabic. The purpose of this research was to
find out the best consentration of gum arabic on apple concentrated honey drink in terms of
taste, arorganoleptic (taste and aroma), color (L*, a*, b*), pH, viscosity, and turbidity. The
treatments were without gum arabic (P0); gum arabic 0.05% (P1); gum arabic 0.1% (P2);
and gum arabic 0.15% (P3). The method of this research was experiment with Completely
Randomized Design (CRD) by using 4 treatment and 4 times replication. The data were
analyzed by ANOVA and would be continued by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The
result of this research showed that consentration of gum arabic gave highly significant
different effect on aroma, pH, viscosity, and turbidity, gave significant different effect on
yellowness (b*), and gave no different effect on taste, lightness (L*) and redness (a*).
Conclusion of this research was the adding of gum arabic 0.15% (P3) on apple concentrated
honey drink gave the best quality of apple concentrated honey drink for taste 4.54±0.65,
aroma 6.00±1.01, lightness (L*) 21.73±0.43, redness (a*) 9.78±0.76, yellowness (b*)
5.68±0.80, pH 6.68±0.13, viscosity 1.112±0.003 cP, and turbidity 165.13±1.55 NTU.

Key words: Apple cider honey drink, arabic gum, pH, viscosity, and turbidity

PENDAHULUAN yang relatif mahal, atau kurangnya variasi


dari madu. Salah satu bentuk alternative
Madu merupakan bahan makanan yang menarik adalah madu dalam bentuk
alami yang bermanfaat karena banyak minuman yang siap dikonsumsi. Nilai
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tambah lain yang dapat diperoleh dari
tubuh, namun konsumsi madu di Indonesia minuman madu ini dari segi penyimpanan
masih tergolong rendah, yaitu kurang lebih dan pengangkutan adalah lebih praktis.
10 g/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi Minuman madu sari apel merupakan
madu disebabkan oleh kegunaan madu salah satu produk diversifikasi madu yang
yang dikenal oleh masyarakat masih dibuat menjadi minuman ditambah sari
terbatas sebagai obat-obatan, harga madu apel sebagai peningkat citarasa, namun

46
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

penambahan sari apel dapat menyebabkan perlu dilakukan penelitian untuk


pengendapan dan kekeruhan oleh adanya mengetahui konsentrasi penambahan gum
kandungan pektin, tanin, atau polisakarida arab yang tepat pada minuman madu sari
dalam apel, sehingga akan menurunkan apel ditinjau dari rasa, aroma, warna, pH,
penerimaan konsumen (Sari, 2012). viskositas, dan kekeruhan.
Pengendapan pada minuman ini dapat
dicegah dengan penambahan bahan MATERI DAN METODE
penstabil.
Bahan penstabil pada umumnya Penelitian menggunakan madu
berasal dari hidrokoloid. Bahan penstabil multiflora (diperoleh dari CV. Kembang
akan meningkatkan viskositas dari fase Joyo), apel Romebeauty (diperoleh dari
kontinu menjadi partikel yang tersuspensi, Pasar Merjosari Malang), dan gum arab
sehingga tidak mudah mengendap. Bahan (diperoleh dari Toko Sari Kimia Raya
penstabil yang dapat digunakan dalam Malang). Pengujian organoleptik dengan
pembuatan minuman madu sari apel 35 panelis tidak terlatih, warna (L*, a*,
adalah gum arab (Laaman, 2011). b*) menggunakan color reader, pH
Gum arab merupakan salah satu menggunakan pH meter Hanna,
hidrokoloid yang mudah larut dalam air, viskometer menggunakan viscometer
mempunyai viskositas rendah dan dapat (RION CO LTD JAPAN seri VT. 04), dan
membentuk larutan yang stabil pada pH kekeruhan menggunakan ratio turbidimetri
5,0-7,0. Gum arab di dalam produk pangan (HACH).
juga dapat berfungsi sebagai pengikat Metode yang digunakan dalam
aroma pada produk yang bersifat volatil penelitian adalah percobaan menggunakan
seperti madu, pelapis dan pelindung Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
partikel flavor dari oksidasi, evaporasi, dan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
absorbsi air dari udara, serta alat penyatu. P0 : Tanpa penambahan gum arab.
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas P1 : Gum arab konsentrasi 0,05%
dengan peningkatan viskositas. Viskositas P2 : Gum arab konsentrasi 0,10%
akan meningkat sebanding dengan P3 : Gum arab konsentrasi 0,15%
peningkatan konsentrasi gum arab
(Imeson, 2010). Penambahan bahan Formulasi penambahan gum arab pada
penstabil gum arab pada konsentrasi minuman madu sari apel disajikan pada
tertentu akan menghasilkan minuman Tabel 1. Variabel yang diamati adalah
madu sari apel yang stabil tidak mudah rasa, aroma, warna (L*, a*, b*), pH,
mengendap, mempunyai viskositas viskositas, dan kekeruhan.
tertentu, dan disukai konsumen, sehingga

Tabel 1. Formulasi Minuman Madu Sari Apel dengan Penambahan Gum Arab
Komposisi
Bahan %
P0 P1 P2 P3
Apel (mL) 20 200 200 200 200
Madu (mL) 20 200 200 200 200
Air 45-60 600 550 500 450
Gum Arab (mL) Sesuai perlakuan 0 50 100 150
Total 100

47
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

HASIL DAN PEMBAHASAN ditinjau dari mutu organoleptik, warna


(L*, a*, b*), pH, viskositas, dan kekeruhan
Data hasil penelitian penambahan disajikan pada Tabel 2.
gum arab pada minuman madu sari apel

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Uji Rasa, Aroma, Warna (L*, a*, b*), pH, Viskositas dan
Kekeruhan Minuman Madu Sari Apel
Perlakuan Penambahan Gum Arab
Nilai P0 (0%) P1 (0,05%) P2 (0,1%) P3 (0,15%)
Rata-rata±SD Rata-rata±SD Rata-rata±SD Rata-rata±SD
Rasa 4,10±0,82 4,21 ±0,91 4,41 ±0,96 4,54 ±0,65
a a a
Aroma 4,3 ±0,73 4,55 ±0,84 5,01 ±1,01 6,00b±1,01
Warna:
L* (kecerahan) 21,55±0,26 21,78±0,55 21,25±0,98 21,73±0,43
a* (kemerahan) 8,65 ±0,37 9,70 ±0,50 9,13 ±1,12 9,78 ±0,76
b* (kekuningan) 6,38c ±0,33 5,20a ±0,63 5,03a ±0,68 5,68b ±0,80
pH 6,28a ±0,13 6,58b ±0,13 6,70c ±0,00 6,68c ±0,13
a a b
Viskositas (cP) 1,064 ±0,014 1,076 ±0,005 1,122 ±0,006 1,112b ±0,003
Kekeruhan (NTU) 99,25a ±15,31 85a ±2,94 146,63b±1,11 165,13c±1,55
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang
sangat nyata (P<0,01).

Uji Organoleptik Rasa meskipun tidak signifikan. Hal tersebut


Hasil analisis ragam menunjukkan sesuai dengan sifat gum arab sebagai
perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) pengikat flavor dan mempertahankan
diantara perlakuan penambahan gum arab citarasa. Menurut Prabandari (2011),
terhadap rasa minuman madu sari apel. penambahan gum arab dan gelatin pada
Nilai rata-rata rasa minuman madu sari yogurth lebih disukai panelis daripada
apel pada masing-masing perlakuan dan perlakuan CMC. Gum arab dan gelatin
hasil Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) mampu memperbaiki sensori yogurth,
tertera pada Tabel 2. selain itu gum arab dapat digunakan untuk
Perbedaan yang tidak nyata pengikatan flavor dan mempertahankan
diantara perlakuan penambahan gum arab citarasa.
terhadap rasa minuman madu sari apel
disebabkan jumlah madu yang digunakan Uji Organoleptik Aroma
adalah sama untuk semua perlakuan, yaitu Hasil analisis ragam menunjukkan
sebanyak 200 g, selain itu gum arab yang perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
ditambahkan tidak mempunyai rasa atau diantara perlakuan penambahan gum arab
tidak menimbulkan rasa tertentu. Menurut terhadap aroma minuman madu sari apel.
Widiantoko dan Yunianta (2014) Rata-rata nilai aroma pada masing-masing
menyatakan bahwa penstabil tidak perlakuan dan hasil Uji Jarak Berganda
mempengaruhi rasa karena CMC, gum Duncan (UJBD) tertera pada Tabel 2.
arab, dan karagenan merupakan zat yang Perbedaan yang sangat nyata
tidak berasa dan berbau. diantara perlakuan penambahan gum arab
Penilaian panelis berkisar antara terhadap aroma minuman madu sari apel
4,10 sampai 4,54 dengan kategori agak disebabkan oleh aroma suatu bahan sangat
tidak menyukai, namun dapat dilihat pada erat dengan volatilitas bahan tersebut.
Tabel 2 semakin meningkat konsentrasi Madu mempunyai sifat volatilitas dan
penambahan gum arab maka tingkat higroskopis yang tinggi. Hidrokoloid dapat
kesukaan panelis juga semakin meningkat menurunkan senyawa mudah terbang

48
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

(volatil) seperti madu. Menurut Laaman yang dihasilkan karena warna dari
(2011), gum arab merupakan hidrokoloid penstabil gum arab adalah putih
yang digunakan sebagai pengikat aroma kecoklatan dalam bentuk bubuk, namun
dan dapat melapisi senyawa aroma, saat dilarutkan akan berwarna bening.
sehingga terlindungi dari pengaruh Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata
oksidasi, evaporasi, dan absorbsi air dari kecerahan warna (L*) minuman madu sari
udara terbuka terutama untuk produk apel antara 21,55 sampai 21,73 yang
higroskopis. diukur menggunakan color reader
Tabel 2 menunjukkan rata-rata nilai memiliki warna agak gelap. Hal tersebut
tertinggi kesukaan panelis terhadap aroma sesuai dengan Nugroho (2006) bahwa
minuman madu sari apel diperoleh dari warna seduhan temulawak madu instan
perlakuan P3 dengan penambahan gum dengan penambahan gum arab 5-10 %
arab konsentrasi 0,15%, yaitu 6,00±1,01 memberikan kesan warna lebih gelap
dengan kategori agak menyukai, dibanding yang ditambah dekstrin. Kesan
sedangkan rata-rata nilai terendah warna lebih gelap karena seduhan
diperoleh dari perlakuan P0 tanpa temulawak madu instan yang ditambah
penambahan gum arab sebesar 4,3±0,73 gum arab lebih kental dibandingkan yang
dengan kategori agak tidak menyukai. Hal ditambah dekstrin.
tersebut sesuai dengan Nugroho (2006)
bahwa aroma seduhan temulawak madu Uji Warna Merah (a*)
instan yang lebih disukai adalah dengan Hasil analisis ragam menunjukkan
penambahan gum arab karena gum arab perbedaan yang tidak nyata (P>0,05)
dapat mempertahankan aroma yang diantara perlakuan penambahan gum arab
muncul pada temulawak madu instan. terhadap warna merah (a*) minuman madu
Menurut Novelina (2007) aroma sari apel. Rata-rata nilai warna merah (a*)
minuman lidah buaya dipengaruhi oleh pada masing-masing perlakuan dan hasil
penambahan jenis dan konsentrasi Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) tertera
penstabil dimana penambahan bahan pada Tabel 2.
penstabil dapat mengikat aroma yang ada Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata
pada minuman dalam rangka terbentuknya warna merah (a*) antara 8,65 sampai 9,78
sistem koloidal (seperti terbentuknya gel). yang diukur menggunakan color reader
memiliki warna agak merah. Warna merah
Uji Kecerahan Warna (L*) pada minuman madu sari apel dipengaruhi
Hasil analisis ragam menunjukkan oleh reaksi browning buah apel setelah
perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) dikupas. Reaksi browning disebabkan oleh
diantara perlakuan penambahan gum arab adanya aktivitas enzim Polyphenol
terhadap kecerahan warna (L*) minuman Oxidase (PPO). Reaksi browning dapat
madu sari apel. Rata-rata nilai kecerahan dicegah dengan melakukan blanching atau
warna (L*) pada masing-masing perlakuan pemanasan dalam air panas 82-93 °C
dan hasil Uji Jarak Berganda Duncan (Isyuniarto, 2007) dan sesuai dengan
(UJBD) tertera pada Tabel 2. pembuatan sari apel yang sudah dilakukan,
Perbedaan yang tidak nyata diantara sehingga mengakibatkan perbedaan warna
perlakuan penambahan gum arab terhadap merah (a*) yang tidak nyata. Menurut
kecerahan warna (L*) minuman madu sari Widiantoko dan Yunianta (2014)
apel disebabkan bahan penstabil gum arab penambahan bahan penstabil dalam produk
yang ditambahkan tidak berwarna atau makanan tidak berpengaruh pada produk
bening saat dilarutkan. Menurut yang dihasilkan karena warna dari
Widiantoko dan Yunianta (2014) penstabil gum arab adalah putih
penambahan bahan penstabil dalam produk kecoklatan dalam bentuk bubuk, namun
makanan tidak berpengaruh pada produk saat dilarutkan akan berwarna bening.

49
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Uji Warna Kuning (b*) apel senyawa fenol dapat tercampur,


Hasil analisis ragam menunjukkan terikat, dan menghasilkan warna kuning
perbedaan yang nyata (P<0,05) diantara (Prabandari, 2011).
perlakuan penambahan gum arab terhadap
warna kuning (b*) minuman madu sari Uji pH Minuman Madu Sari Apel
apel. Rata-rata nilai warna kuning (b*) Hasil analisis ragam menunjukkan
pada masing-masing perlakuan dan hasil perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) tertera diantara perlakuan penambahan gum arab
pada Tabel 2. terhadap pH minuman madu sari apel.
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata Rata-rata nilai pH pada masing-masing
warna kuning (b*) antara 5,68 sampai 6,38 perlakuan dan hasil Uji Jarak Berganda
yang diukur menggunakan color reader Duncan (UJBD) tertera pada Tabel 2.
memiliki warna agak kuning, selain itu Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata
menunjukkan nilai rata-rata P0 sebesar pH perlakuan P0 lebih kecil, yaitu
6,375±0,330. Nilai warna kuning (b*) pada 6,275±0,126 dibandingkan perlakuan P1,
P0 minuman madu sari apel disebabkan P2, dan P3 dengan nilai 6,575±0,126,
oleh adanya kandungan fenol dalam sari 6,700±0,000, dan 6,675±0,126, namun
apel. Hal tersebut sesuai dengan Aprillia perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan
(2014) bahwa tingkat kekuningan masing- perlakuan P3. Hal tersebut menunjukkan
masing bahan baku berbeda yang penambahan gum arab dapat menaikkan
berpengaruh pada kadar fenol dalam buah pH minuman madu sari apel. Kenaikan
seperti apel Anna memiliki tingkat nilai rata-rata pH sebanding dengan
kekuningan lebih tinggi dibandingkan apel besarnya penambahan gum arab pada
Manalagi dan Romebeauty. Senyawa fenol minuman madu sari apel yang disebabkan
cenderung bersifat basa, larut dalam air, gum arab memiliki berat molekul tinggi,
dan akan mengalami kerusakan terhadap struktur molekulnya kompleks, dan
penambahan asam, karena ikatan H+ pada terdapat sejumlah besar pati di dalamnya,
asam akan memotong gugus hidroksil pada sehingga sifatnya lebih higroskopis dan
ikatan fenol, sehingga semakin lama waktu komplek, maka akibatnya air pada bahan
pengekstrakan sari apel maka pH juga lebih banyak tertahan dan sulit diuapkan
cenderung mengalami kenaikan. (Sutardi, 2010). Apabila bahan dilarutkan
Penambahan bahan penstabil pada dalam air, maka perbandingan ion
minuman madu sari apel menunjukkan hidrogen terhadap ion hidroksil akan
nilai rata-rata yang lebih kecil berubah. Jika jumlah ion hidroksil lebih
dibandingkan P0, yaitu P1 sebesar besar daripada jumlah ion hidrogen,
5,20±0,632, P2 sebesar 5,03±0,68, dan P3 larutannya bersifat basa sehingga pH
sebesar 5,675±0,802. Hal tersebut menjadi naik, begitu pula sebaliknya
menunjukkan semakin besar konsentrasi (Prabandari, 2011). Dalam keadaan
penambahan gum arab maka dapat keasaman rendah terjadi
meningkatkan intensitas warna kuning (b*) ketidakseimbangan antara ion H+ dan
pada minuman madu sari apel. gugus karboksil bebas. Hal ini akan
Penambahan bahan penstabil yang mempengaruhi kestabilan ikatan pektin
memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik dan air karena ion OH- akan menaikkan
menyebabkan adanya pencampuran bahan muatan positif dari molekul pektin,
yang larut air menjadi suatu koloid sehingga ikatan pektin dan air menjadi
setengah padat yang kompak. Mekanisme stabil. Akibatnya air yang teruapkan
terbentuknya campuran bahan larut air semakin sedikit dengan meningkatnya
adalah gugus hidrofilik yang berikatan penambahan gum arab (Williams, 2000),
dengan air dan bahan larut air (bersifat selain itu gum arab dapat membentuk
polar), sehingga dalam minuman madu sari

50
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

larutan yang stabil pada kondisi pH 5,0-7,0 1,076±0,005 cP, P2 sebesar 1,122±0,006
(Nugroho, 2006). cP, dan P3 sebesar 1,112±0,003 cP.
Peningkatan nilai pH pada Menurut Tamaroh (2004),
minuman madu sari apel tersebut sesuai penambahan bahan penstabil akan
dengan Mayani (2014) bahwa nilai pH meningkatkan viskositas dari fase kontinu
minuman sari jahe yang dihasilkan menjadi partikel yang tersuspensi,
semakin meningkat seiring dengan sehingga tidak mudah rnengendap.
penambahan rasio air yang digunakan. Hal Kekentalan gum arab lebih rendah
ini diduga tingginya rasio air dapat dibandingkan gum lain. Pada konsentrasi 5
mengurangi pH pada minuman sari jahe. % kekentalan gum arab 5 cP, sedangkan
Penambahan air dapat menurunkan CMC 115,5000 cP.
konsentrasi keasaman dari asam yang
terkandung pada medium. Air yang Uji Kekeruhan Minuman Madu Sari
digunakan dalam proses pembuatan Apel
minuman sari jahe merupakan air minum Hasil analisis ragam menunjukkan
yang sesuai dengan SNI 01-3553-1996, perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
dimana pHnya berkisar antara 6,5-8,5, diantara perlakuan penambahan gum arab
sehingga nilai pH minuman sari jahe terhadap kekeruhan minuman madu sari
cenderung netral. Faktor lain yang dapat apel. Rata-rata nilai kekeruhan pada
menyebabkan peningkatan nilai pH masing-masing perlakuan dan hasil Uji
minuman madu sari apel menurut Aprillia Jarak Berganda Duncan (UJBD) tertera
(2014), yaitu semakin banyaknya pada Tabel 2.
komponen dari sari apel dan air yang Perbedaan yang sangat nyata
tersekstrak. Salah satu komponen yang diantara perlakuan penambahan gum arab
terekstrak, yaitu senyawa fenol yang terhadap kekeruhan minuman madu sari
cenderung bersifat basa dan larut dalam apel disebabkan adanya benda tercampur
air. atau benda koloid di dalam air, sehingga
kekeruhan terkait dengan tingkat
Uji Viskositas Minuman Madu Sari kelarutan. Semakin besar konsentrasi
Apel hidrokoloid yang ditambahkan, maka
Hasil analisis ragam menunjukkan semakin besar juga tingkat kelarutannya.
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) Menurut Nugroho (2006), hal tersebut
diantara perlakuan penambahan gum arab disebabkan jumlah gugus hidroksilnya
terhadap viskositas minuman madu sari bertambah seiring dengan bertambahnya
apel. Rata-rata nilai viskositas minuman konsentrasi hidrokoloid, sehingga tingkat
madu sari apel pada masing-masing pengikatan airnya semakin mudah dan
perlakuan dan hasil Uji Jarak Berganda cepat.
Duncan (UJBD) tertera pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata
Perbedaan yang sangat nyata kekeruhan semakin meningkat sebanding
diantara perlakuan penambahan gum arab dengan peningkatan konsentrasi
terhadap viskositas minuman madu sari penambahan gum arab. Nilai rata-rata P0
apel disebabkan gum arab mempunyai tanpa penambahan gum arab sebesar
berat molekul yang tinggi, sehingga 99,25±15,31 NTU, dan meningkat sampai
viskositasnya juga tinggi. P3 penambahan gum arab konsentrasi 0,15
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata % sebesar 165,13±1,55. Menurut Nugroho
viskositas minuman madu sari apel (2006) kekeruhan yang paling disukai
meningkat sebanding dengan peningkatan panelis adalah pada penambahan gum arab
konsentrasi gum arab yang ditambahkan, 7,5 % dan dekstrin 10 %. Hal tersebut
yaitu P0 1,064±0,014 cP, P1 sebesar dimungkinkan karena pada penambahan
konsentrasi tersebut kelarutan temulawak

51
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

madu instan dalam air lebih besar Nilai hasil (Nh) perlakuan terbaik tertera
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. pada Tabel 2.
Penambahan gum arab 10 % kurang
disukai kekeruhannya kemungkinan Tabel 2. Nilai Perlakuan Terbaik
karena viskositas seduhan temulawak Perlakuan Nh
madu instan terlalu tinggi, sehingga P0 0,20
terkesan lebih keruh. P1 0,35
P2 0,57
Perlakuan Terbaik P3 0,98*
Perlakuan terbaik penelitian Keterangan: * nilai perlakuan terbaik
didapatkan dengan membandingkan
masing-masing perlakuan dengan Melalui hasil perhitungan didapatkan
menggunakan indeks efektifitas. bahwa P3 merupakan perlakuan terbaik
Penentuan perlakuan terbaik dilakukan karena memiliki nilai Nh tertinggi
sebagai bahan pertimbangan untuk dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan
pengambilan keputusan dari perbedaan P3 dalam penelitian mampu menghasilkan
perlakuan yang diberikan dengan variabel rasa sebesar 4,54, aroma 6,00, kecerahan
yang digunakan (Susrini, 2003). warna (L*) 21,73, warna merah (a*) 9,78,
Perlakuan P3 merupakan nilai warna kuning (b*) 5,68, pH 6,68,
terbaik dalam penelitian. Penambahan gum viskositas 1,112 cP, dan kekeruhan 165,13
arab dengan konsentrasi 0,15% NTU, hal tersebut menunjukkan bahwa
memberikan hasil aroma tertinggi, yaitu dengan penambahan gum arab 0,15 %
sebesar 6,00 dengan kategori agak akan didapatkan kualitas minuman madu
menyukai. Menurut Laaman (2011), gum yang terbaik.
arab merupakan hidrokoloid yang
digunakan sebagai pengikat aroma dan KESIMPULAN
dapat melapisi senyawa aroma, sehingga
terlindungi dari pengaruh oksidasi, Berdasarkan hasil penelitian, dapat
evaporasi, dan absorbsi air dari udara disimpulkan penambahan gum arab
terbuka terutama untuk produk konsentrasi 0,15% (P3) menunjukkan nilai
higroskopis. rasa 4,54±0,65, aroma 6,00±1,01,
Warna minuman madu sari apel kecerahan warna (L*) 21,73±0,43, warna
merupakan parameter yang paling banyak merah (a*) 9,78±0,76, warna kuning (b*)
dipilih responden sebagai kesan pertama 5,68±0,80, pH 6,68±0,13, viskositas
pengambilan keputusan dalam menilai 1,112±0,003, dan kekeruhan 165,13±1,55.
produk. Penambahan gum arab dengan
konsentrasi 0,15 % memberikan hasil
warna agak gelap dan kekeruhan tertinggi, DAFTAR PUSTAKA
yaitu sebesar 165,13 NTU. Warna terkait Aprillia, D. dan W. H. Susanto. 2014.
dengan tingkat kekeruhan. Semakin besar Pembuatan Sari Apel (Mallus
konsentrasi gum arab yang ditambahkan sylvestris Mill) dengan Ekstraksi
maka warna semakin gelap dan Metode Osmosis (Kajian varietas
memberikan kesan yang keruh karena apel dan lama osmosis). Jurnal
adanya benda yang tercampur dalam air. Pangan dan Agroindustri 2 (1): 86-
Jadi semakin gelap warna, maka tingkat 96.
kelarutan dan kestabilan bahan juga Imeson, A. 2010. Food Stabilisers,
semakin baik, sehingga tidak mudah Thickeners, and Gelling Agent.
mengendap. Blackwell Publishing Ltd.

52
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2015, Hal 46-53 Vol. 10, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Isyuniarto dan A. Purwadi. 2007. Sutardi, S. Hadiwiyoto, dan C. R. N.


Pengaruh Penggunaan Oksidan Ozon Murti. 2010. Pengaruh Dekstrin dan
dalam Pengemas Plastik Polietilen Gum Arab Terhadap Sifat Kimia dan
untuk Menyimpan Buah Apel Fisik Bubuk Sari Jagung Manis
Manalagi (Malus sylvestris M). (Zeamays saccharata). J. Teknol.
GANENDRA X (1): 13-18. dan Industri Pangan 21 (2): 102-107.
Laaman, T. R. 2011. Hidrocolloids in Tamaroh, S. 2004. Usaha Peningkatan
Food Processing. Blackwell Stabilitas Nektar Buah Jambu Biji
Publishing Ltd. and Institute of Food (Psidium guajava l) dengan
Technologists. ISBN: 978-0-813- Penambahan Gum Arab dan CMC
82076-7. (Carboxy methyl cellulose). Logika 1
Mayani, L. 2014. Pengaruh Metode (1): 56-64.
Pengecilan Ukuran Jahe dan Rasio Widiantoko, R. K. dan Yunianta. 2014.
Air terhadap Sifat Fisik Kimia dan Pembuatan Es Krim Tempe-Jahe
Organoleptik pada Pembuatan (Kajian Proporsi Bahan dan
Minuman Sari Jahe Merah (Zingiber Penstabil Terhadap Sifat Fisik,
officinale var. Rubrum). Universitas Kimia, dan Organoleptik). Jurnal
Brawijaya. Malang. Pangan dan Agroindustri 2 (1): 54-
Novelina, S dan Efrina. 2005. Studi 66.
Pembuatan Minuman dari Daun Williams, P.A. and G.O. Phillips. 1998.
Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Handbook of Gum Arab. North East
Penambahan Penstabil Terhadap Wales Institute. Wrexham
Mutu Produk. Fakultas Teknologi
Pertanian Unand
Nugroho, E. S., S. Tamaroh, dan A.
Setyowati. 2006. Pengaruh
Konsentrasi Gum Arab dan Dekstrin
Terhadap Sifat Fisik dan Tingkat
Kesukaan Temulawak (Curcuma
xanthorhiza roxb) madu instan.
Logika 3 (2). 1-7
Prabandari, W. 2011. Pengaruh
Penambahan Berbagai Jenis Bahan
Penstabil Terhadap Karakteristik
Fisikokimia dan Organoleptik
Yogurth Jagung. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Sari, E. K. N., B. Susilo, dan S. H.
Sumarlan. 2012. Proses Pengawetan
Sari Buah Apel (Mallus sylvestris
mill) secara Non-termal Berbasis
Teknologi Oscilllating Magneting
Field (omf). Jurnal Teknologi
Pertanian 13 (2): 78-87.
Susrini. 2003. Pengantar Teknologi
Pengolahan Susu. Fakultas
Peternakan UB. Malang

53

You might also like