You are on page 1of 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No.

1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN


DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT GUNUNG MARIA TOMOHON
PERIODE JANUARI – MEI 2018

Omega A. Poluan1), Weny I. Wiyono1), Paulina V. Y. Yamlean1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Drug interaction are an event that can occur when the shared use of two or more drugs. The
interactions of drugs can produce beneficial and adverse effects. Increasing of drug interaction
incident resulted in unwanted effect might be caused by increased frequency of polypharmacy or
multiple drugs. Type 2 diabetes mellitus patients are prone to infection, long wound healing time, and
deteriorating eyesight, in addition to hypertension, hyperlipidemia, obesity, or other vascular and
neuronal complication which are common in such patients. This study aims to identify the percentage
of drug interaction potential based on patients number, mechanism, and severity level in type 2
diabetes mellitus inpatient at Gunung Maria Hospital from January to May 2018. This is a descriptive
study and data were collected retrospectively from 46 medical records of type 2 diabetes mellitus
patients who met the inclusion criteria. This study showed that 32 patients (69.57%) potentially had
drug interaction, with total of 55 potential incidence. Based on mechanism, 37 (67.27%) potential
incidence are linked to pharmacodynamics interaction and 18 (32.73%) potential incidence related to
pharmacokinetics interaction. Based on severity level, 7 major potential incidents (12.73%), 32
moderate potential incidents (58.18%), and 16 minor potential incidence (29.09%) were found.

Keywords : Type 2 Diabetes Mellitus, Potential Drug Interaction, Inpatient

ABSTRAK

Interaksi obat merupakan kejadian interaksi obat yang dapat terjadi bila penggunaan bersama dua
macam obat atau lebih. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang menguntungkan dan merugikan.
Meningkatnya kejadian interaksi obat dengan efek yang tidak diinginkan disebabkan oleh makin
banyak dan seringnya terjadinya polypharmacy atau Multiple Drug. Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase potensi interaksi obat yang terjadi berdasarkan
jumlah pasien, mekanisme dan tingkat keparahan pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di instalasi
rawat inap RS Gunung Maria Tomohon periode Januari – Mei 2018. Penelitian ini merupakan
penelitian deksriptif dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap 46 data rekam medik
pasien Diabates Melitus Tipe 2 rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian, dari 46
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 terdapat 32 pasien (69,57%) yang berpotensi mengalami interaksi obat
dengan jumlah 55 potensi kejadian. Berdasarkan mekanisme, interaksi farmakodinamik 37 potensi
kejadian (67,27%) dan interaksi farmakokinetik 18 potensi kejadian (32,73%), dengan tingkat
keparahan major 7 potensi kejadian (12,73%), moderate 32 potensi kejadian (58,18%) dan minor
sebanyak 16 potensi kejadian (29,09%).

Kata Kunci : DM Tipe 2, Potensi Interaksi Obat, Rawat Inap

38
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN 2,0%. Provinsi Sulawesi Utara merupakan


Interaksi obat – obat merupakan Provinsi ke-4 tertinggi terdiagnosis DM
kejadian interaksi obat yang dapat terjadi yaitu 3,1% (Riskesdas, 2018). Kota
bila penggunaan bersama dua macam obat Tomohon merupakan salah satu kota di
atau lebih (Katzung, 2007). Interaksi obat Sulawesi Utara yang cukup tinggi diabetes
adalah keadaan dimana suatu zat melitus. Berdasarkan data dari Dinas
mempengaruhi aktivitas obat, dimana Kesehatan Tomohon tahun 2016, jumlah
dapat menghasilkan efek meningkat atau kasus DM di Kota Tomohon berjumlah
menurun (Bushra et al., 2011). Interaksi 286 dan penduduk Tomohon yang
obat dianggap penting secara klinik bila menderita sakit pada tahun 2015 yaitu
berakibat meningkatkan toksisitas dan atau 19,20% (Susenas BPS, 2016).
mengurangi efektivitas obat yang Berdasarkan data mengenai
berinteraksi terutama bila menyangkut persentase Diabetes Melitus di Sulawesi
obat dengan batas keamanan yang sempit Utara, khususnya Kota Tomohon yang
(indeks terapi yang rendah) (Mariam, cenderung tinggi, serta permasalahan
2016). terkait polifarmasi yang sulit dihindari,
Diabetes Melitus (DM) adalah maka diperlukan adanya pemantauan
gangguan metabolisme yang ditandai terapi obat pada pasien Diabetes Melitus,
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan melakukan penelitian interaksi
dengan abnormalitas metabolisme obat terhadap pasien DM Tipe 2 di
karbohidrat, lemak dan protein dan instalasi rawat inap Rumah Sakit Gunung
menyebabkan komplikasi kronis Maria Tomohon sehingga dapat
mikrovaskuler, makrovaskuler, dan meminimalisir kemungkinan terjadinya
neuropati (Sukandar et al., 2013). DM efek yang tidak dikehendaki.
Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan
popoluasi penderita diabetes. DM Tipe 2 METODOLOGI PENELITIAN
bukan disebabkan oleh kurangnya insulin, Waktu dan Tempat Penelitian
tetapi karena sel – sel sasaran insulin gagal Penelitian dilakukan pada bulan
atau tak mampu merespon insulin secara November 2018 – April 2019 di bagian
normal. Penderita DM Tipe 2 lebih mudah Rekam Medik Rumah Sakit Gunung Maria
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, Tomohon.
daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, Jenis Penelitian
hiperlipidemia, obesitas, dan juga Penelitian ini merupakan jenis
komplikasi pada pembuluh darah dan penelitian deskriptif dengan pengambilan
syaraf (Depkes RI, 2005). data secara retrospektif yang didasarkan
Menurut International Diabetes pada data rekam medik rawat inap pasien
Federation (2017) Indonesia menempati Diabetes Melitus Tipe 2 periode Januari –
peringkat keenam dari sepuluh daftar Mei 2018 di Rumah Sakit Gunung Maria
Negara berdasarkan tingkat kejadian Tomohon.
diabetes tertinggi di dunia dengan jumlah
kasus 10,3 juta kasus. Persentase DM di Alat dan Data
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,5% Alat dan data yang digunakan
dan pada tahun 2018 meningkat menjadi dalam penelitian ini yaitu alat tulis, lembar

39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

pengumpulan data, literatur terkait dan pasien pada periode Januari – Mei 2018.
catatan rekam medik pasien rawat inap Berdasarkan sampel tersebut, didapati
Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon. hasil sebagai berikut:
Subyek Penelitian Karakteristik Pasien Berdasarkan
Subyek dalam penelitian ini yaitu Umur
pasien rawat inap di Rumah Sakit Gunung Tabel 1. Data Karakteristik Berdasarkan
Maria Tomohon dengan diagnosis Umur Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 periode Januari – Umur Jumlah Persentase
Mei 2018, yang memenuhi kriteria inklusi. Penderita (%)
(n)
Besar Sampel 15 – 24 tahun 0 0
Sampel dalam penelitian ini yaitu 25 – 34 tahun 1 2,17
data rekam medik pasien Diabetes Melitus 35 – 44 tahun 1 2,17
45 – 54 tahun 11 23,92
Tipe 2. Banyaknya sampel diperoleh
55 – 64 tahun 17 36,96
dengan menggunakan rumus Slovin, yang 65 – 74 tahun 13 28,26
diambil dari Sevilla (2007). Jumlah sampel ≥75 3 6,52
minimal yang diambil dalam penelitian ini Total 46 100
sebanyak 46 pasien.
Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis
Analisis Data Kelamin
Data diambil secara retrospektif Tabel 2. Data Karakteristik Berdasarkan
yang kemudian dianalisis dengan analisis Jenis Kelamin
unvariat atau analisis deskriptif dengan Jenis Jumlah Persentase
menggambarkan karakteristik pasien yang Kelamin Penderita(n) (%)
terdiri dari usia, jenis kelamin, jumlah Laki-Laki 19 41,30
diagnosa, dan jenis obat yang digunakan Perempuan 27 58,70
Total 46 100
secara bersamaan, kemudian data diolah
dengan menggambarkan kejadian interaksi
Jumlah Obat per Hari Selama Pasien di
obat menurut mekanisme interaksi obat
Rawat
dan tingkat keparahan dari rendah hingga
Tabel 3. Jumlah Obat yang diberikan pada
berat pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
di instalasi rawat inap Rumah Sakit
per Hari
Gunung Maria Tomohon.
Jumlah Jumlah Persentase
HASIL Obat Pasien (%)
Jumlah pasien rawat inap dengan 5 16 34,78
penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 di 5 30 65,22
Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon Total 46 100
pada periode Januari 2018 – Mei 2018
berjumlah 85 orang. Penelitian ini
dilakukan dengan mengumpulkan data
rekam medik pasien. Sampel yang diambil
sebanyak 46 pasien dari rekam medik

40
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Potensi Interaksi Obat Berdasarkan bertambahnya usia, dan persentase DM


Jumlah Pasien yang tertinggi terjadi pada usia 64 tahun
Tabel 4. Data Potensi Interaksi Obat (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Seseorang
Kejadian Jumlah Persentase yang telah menginjak usia >45 tahun
Interaksi Pasien (%) terjadi peningkatan risiko penyakit DM
Terjadi 32 69,5
karena faktor degeneratif yaitu
Interaksi 7
Tidak Terjadi 14 menurunnya fungsi tubuh (Perkeni, 2011).
Interaksi 30,4 Usia lebih dari 40 tahun merupakan usia
Total 3 yang beresiko terkena DM Tipe 2
46 dikarenakan adanya intoleransi glukosa
dan proses penuaan yang menyebabkan
100 kurangnya sel beta pankreas dalam
Mekanisme Potensi Interaksi Obat memproduksi insulin (Trisnawati dan
Tabel 5. Data Mekanisme Potensi Interaksi Setyorogo, 2013).
Obat
Mekanisme Jumlah Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis
Interaksi Obat Kejadian (%) Kelamin
Farmakodinamik 37 67,27 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
Farmakokinetik 18 32,73 bahwa pasien yang berjenis kelamin laki –
Total 55 100
laki sebanyak 19 pasien (41,30%) dan
pasien berjenis kelamin perempuan
Tingkat Keparahan Potensi Interaksi sebanyak 27 pasien (58,70%). Hasil ini
Obat menunjukkan bahwa pasien diabetes
Tabel 6. Data Tingkat Keparahan Potensi melitus Tipe 2 di instalasi rawat inap
Interaksi Obat Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon,
Tingkat Jumlah Persentase yang berjenis kelamin perempuan lebih
Keparahan Kejadian (%)
banyak dibandingkan pasien yang berjenis
Major 7 12,73
Moderate 32 58,18 kelamin laki – laki. Hal ini dikarenakan
Minor 16 29,09 perempuan lebih berisiko mengidap
Total 55 100 diabetes karena secara fisik perempuan
memiliki peluang peningkatan indeks masa
tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus
PEMBAHASAN
bulanan (premenstrual syndrome), pasca
Karakteristik Pasien Berdasarkan
menopause yang membuat distribusi
Umur
lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi
Berdasarkan Tabel 1, hasil
akibat proses hormonal tersebut sehingga
penelitian menunjukkan bahwa pasien
perempuan beresiko menderita Diabetes
dengan penyakit DM Tipe 2 meningkat
Melitus Tipe 2 (Cheekurthy, A.J.P., et al.,
pada usia 45 – 54 tahun dengan persentase
2016). Selain itu, gangguan menstruasi
23,92% dan jumlah pasien tertinggi
merupakan indikator penting yang
berada pada umur 55 – 64 tahun yaitu
menunjukan adanya gangguan fungsi
sebanyak 17 pasien (36,96%), hal ini
sistem reproduksi yang dapat dihubungkan
terjadi karena prevalensi diabetes melitus
dengan peningkatan resiko berbagai
akan meningkat sesuai dengan
penyakit seperti penyakit metabolik yaitu

41
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

diabetes melitus. Hal tersebut dikarenakan mengalami interaksi obat sebanyak 14


terdapat dua hormon yang memiliki efek pasien (30,43%). Dari 32 pasien yang
antagonis terhadap kadar glukosa darah berpotensi mengalami interaksi obat,
yaitu reseptor hormon estrogen pada sel β sebanyak 20 pasien berjenis kelamin
pankreas yang menyebabkan pelepasan perempuan dan 12 pasien berjenis kelamin
insulin yang merupakan hormon terpenting laki – laki. Berdasarkan umur pasien yang
dalam homeostatis glukosa dalam darah berpotensi mengalami interaksi obat, 1
(Alonso-Magdalena, 2008). pasien berumur 25 – 34 tahun, 1 pasien
berumur 35 – 44 tahun, 10 pasien berumur
Jumlah Obat per Hari Selama Pasien di 45 – 54 tahun, 10 pasien berumur 55 – 64
Rawat tahun, 7 pasien berumur 65 -74 tahun dan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat 3 pasien berumur ≥75 tahun
jumlah obat perhari yang diterima oleh
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Mekanisme Potensi Interaksi Obat
Sakit Gunung Maria Tomohon, sebanyak Berdasarkan Tabel 5 terkait
16 pasien (34,78%) menerima <5 obat mekanisme potensi interaksi obat,
perhari dan 30 pasien (65,22%) menerima diperoleh bahwa mekanisme interaksi obat
5 obat perhari. Dari penelitian ini, yang paling berpotensi terjadi ialah
ditemukan pasien yang mendapat 5 obat mekanisme interaksi obat farmakodinamik,
perhari merupakan hasil terbanyak. yaitu sebanyak 37 potensi kejadian
Kombinasi dari beberapa obat pada pasien (67,27%). Hal ini menunjukkan bahwa
DM Tipe 2 mungkin tidak dapat dihindari efek dari suatu obat diubah oleh obat lain
karena selain digunakan untuk pada tempat aksinya.
mengendalikan kadar gula darah, obat – Mekanisme potensi interaksi obat
obat tersebut juga digunakan sebagai farmakodinamik terjadi pada kombinasi
upaya pengendalian dari beberapa antara obat Metformin dan Glimepiride.
komplikasi yang muncul pada penderita Kombinasi kedua obat tersebut memiliki
DM Tipe 2 (Kurniawan, 2010). Menurut tingkat keparahan moderate. Penggunaan
penelitian Utami (2013) di Pontianak, Metformin dan Glimepiride secara
disebutkan bahwa kejadian potensi bersamaan dapat berpotensi meningkatkan
interaksi obat 6 kali lebih besar pada resep risiko hipoglikemia atau gula darah
yang mengandung jumlah obat 5 rendah. Agar kedua obat tersebut dapat
dibandingkan dengan resep yang digunakan dengan aman, perlu dilakukan
mengandung jumlah obat <5. pemantauan gula darah yang sering
(drugs.com, 2019). Kombinasi Metformin
Potensi Interaksi Obat Berdasarkan dan Glimepiride secara signifikansi dapat
Jumlah Pasien menurunkan glukosa darah puasa, glukosa
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh darah post prandial, kadar HbA1c, dan
bahwa persentase pasien Diabetes Melitus kadar Hcy (homocysteine) (Hassan, 2015).
Tipe 2 di instalasi rawat inap Rumah Sakit Kombinasi Sulfonylurea (Glimepiride)
Gunung Maria Tomohon, lebih banyak dengan Biguanid (Metformin) merupakan
yang berpotensi mengalami interaksi obat kombinasi yang umum digunakan karena
yaitu sebanyak 32 pasien (69,57%), Sulfonylurea akan merangsang sekresi
sementara yang tidak berpotensi pankreas yang dapat memberikan

42
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

kesempatan untuk senyawa Biguanid Potensi interaksi obat yang


bekerja efektif, sehingga mempunyai efek mengalami tingkat keparahan moderate
saling menunjang. Khasiat keduanya akan yaitu penggabungan antara obat
menjadi semakin optimal dalam menekan Meloxicam dan Glimepiride. Kombinasi
hiperglikemia serta kelainan kedua obat tersebut dapat berpotensi
kardiovaskuler. Kombinasi Metformin meningkatkan efek Glimeperid dan
dengan Glimepiride dapat menurunkan menyebabkan kadar gula darah terlalu
kadar glukosa darah lebih banyak daripada rendah (Medscape, 2019). Meloxicam
pengobatan tunggal masing – masing merupakan inhibitor dari enzim CYP2C9
(Suyono, 2005). sedangkan Glimepiride di dalam tubuh
Salah satu potensi interaksi obat dimetabolisme oleh enzim CYP2C9.
dengan mekanisme farmakokinetik yaitu Meloxicam sebagai inhibitor enzim
kombinasi antara obat Ondansetron dan CYP2C9 dapat menghambat metabolisme
Acetaminophen (Paracetamol). Glimepiride sehingga dapat meningkatkan
Penggunaan secara bersamaan obat konsentrasi Glimepiride di dalam tubuh
Ondansetron dan Paracetamol termasuk dan menimbulkan terjadinya efek
dalam tingkat keparahan minor. Jika obat hipoglikemia (Lacy, 2012). Meloxicam
Paracetamol dikonsumsi secara bersamaan merupakan golongan obat NSAID dapat
dengan Ondasetron, maka efek meningkatkan kerja Glimepiride, dengan
farmakologis dari paracetamol dapat cara meningkatkan pelepasan insulin
diblokir dengan pemberian bersama melalui mekanisme penghambatan kanal
Ondasetron (Lexicomp, 2019). Atas dasar ion kalium pada sel beta pankreas (Li et
teoretis Ondansetron (antagonis reseptor 5- al., 2007).
HT3) diharapkan untuk mengurangi Potensi interaksi obat dengan
penularan rasa sakit serotonin (5-HT) tingkat keparahan major salah satunya
diperkirakan memengaruhi respons nyeri yaitu interaksi antara obat Ranitidin dan
melalui reseptor 5-HT3 presinaptik di obat Metformin. Penggunaan bersama
sumsung tulang belakang (Baxter, 2010). Ranitidin dan Metformin berpotensi
meningkatkan efek Metformin dengan
Tingkat Keparahan Potensi Interaksi mengurangi pembersihan ginjal dengan
Obat cara menghambat sekresi Metformin di
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh tubular ginjal sehingga kadar plasma
bahwa persentase tertinggi untuk potensi Metformin dapat meningkat dan dapat
interaksi obat berdasarkan tingkat meningkatkan efek farmakologisnya,
keparahan ialah tingkat keparahan sehingga disarankan untuk mengubah
moderate dengan persentase sebanyak terapi (Medscape, 2019; Tatro, 2009).
58,18% dengan jumlah potensi kejadian Menggunakan Metformin bersama dengan
sebanyak 32 kejadian. Secara teoritis Ranitidine dapat berpotensi menyebabkan
kategori ini berarti bahwa efek dari kondisi yang mengancam jiwa yang
interaksi obat dapat memperburuk kondisi disebut asidosis laktat. Hal ini
pasien dan perlu untuk mempertimbangkan menyebabkan kelemahan, meningkatkan
obat alternatif yang tidak berinteraksi satu kantuk, detak jantung yang lambat, detak
sama lain (Micromedex, 2013). jantung yang lambat, nyeri otot, sesak

43
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

nafas, sakit perut, pusing dan pingsan SARAN


(drugs.com, 2019). 1. Untuk peneliti selanjutnya agar
Potensi interaksi obat dengan melakukan penelitian dengan
tingkat keparahan minor efek yang penerapan metode prospektif dan
ditimbulkan biasanya ringan atau mungkin melakukan pengembangan identifikasi
tidak timbul dan tidak mempengaruhi interaksi obat yang lebih sebih
outcome terapi dan tidak dibutuhkan terapi spesifik terkait dengan mekanisme dan
tambahan (Tatro, 2001). Interaksi obat tingkat keparahan interaksi obat yang
dengan tingkat keparahan minor hanya dapat terjadi pada pasien Diabetes
memberikan sedikit pengaruh terhadap Melitus Tipe 2.
respon teraupetik obat, dampak klinis 2. Untuk pihak Rumah Sakit Gunung
kurang signifikan dan tidak dibutuhkan Maria Tomohon adalah data penelitian
adanya perubahan regimen terapi tentang interaksi obat agar dapat
(Feinstein., et al., 2015). digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan evaluasi terkait
KESIMPULAN potensi interaksi obat yang dapat
Dari hasil penelitian diperoleh terjadi pada peresepan pasien, agar
kesimpulan sebagai berikut: dapat menjadi sistem untuk deteksi
1. Dari 46 pasien Diabetes Melitus Tipe dini potensi interaksi obat yang
2 di instalasi rawat inap RS Gunung mungkin terjadi dan yang dapat
Maria Tomohon, terdapat 32 pasien membahayakan pasien.
dengan persentase 69,57% yang 3. Untuk masyarakat, agar lebih proaktif
berpotensi mengalami interaksi obat dalam mencari tahu informasi tentang
dengan jumlah 55 potensi kejadian potensi terjadinya interaksi obat
interaksi. apabila akan mengonsumsi beberapa
2. Berdasarkan mekanisme interaksi obat jenis obat secara bersamaan
pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2
di instalasi rawat inap RS Gunung DAFTAR PUSTAKA
Maria Tomohon, interaksi Alonso-Magdalena. P., Ropero. A.B.,
farmakodinamik sebanyak 37 potensi Carrera. M.P., Cederroth. C.R.,
kejadian dengan persentase 67,27% Baquie. M., Gauthier. B.R., Nef.
S., Enrico. S., and Nadal. A.
dan interaksi farmakokinetik sebanyak
2008. Pancreatic Insulin Content
18 potensi kejadian dengan persentase Regulation by the Estrogen
32,73%. Berdasarkan tingkat Receptor ERα. ERα Regulate
keparahan interaksi obat pada pasien Insulin Content. 3(4):1-8.
Diabetes Melitus Tipe 2 di instalasi
rawat inap RS Gunung Maria Badan Pusat Statistik Kota Tomohon.
Tomohon, major sebanyak 7 potensi 2016.
kejadian dengan persentase 12,73%, http://tomohonkota.bps.go.id/inde
x.php/Publikasi [Desember 2018].
moderate sebanyak 32 potensi
kejadian dengan persentase 58,18%
Baxter, K. 2010. Stockley’s Drug
dan minor sebanyak 16 potensi
Interaction Ninth Edition.
kejadian dengan persentase 29,09%.
Pharmaceutical Press, China.

44
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Bushra Rabia, Nousheen Aslam, Arshad Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
Yar Khan. 2011. ‘Food-Drug Dasar : Riskesdas 2013.
Interactions’. Oman Medical Kementerian Kesehatan Republik
Journal, 26(2). Indonesia. Jakarta.

Cheekurthy, A.J.P., Rambabul, C., dan Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan
Kumar, A. 2016. Prevalence of Dasar : Riskesdas 2018.
Type 2 Diabetes Mellitus among Kementerian Kesehatan Republik
Woman and the Associated Risk Indonesia, Jakarta.
Factors. Research & Reveiews: J
Nurs Health Scie. 2:1-5. Kurniawan. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2
pada Usia Lanjut. Kedokteran
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 60(12)582.
Indonesia. 2005. Pharmaceutical
Care untuk Penyakit Diabetes Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman,
Melitus. Bakti Husada, Jakarta. M.P. and Lance, L.L. 2012. Drug
Information Handbook. American
Drugs.com. 2019. Drugs Interaction Pharmacist Assosiation,
Checker (Online) Lexicomp.
www.drugs.com/drug_interaction
s.html. [Mei 2019]. Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman,
M.P. and Lance, L.L. 2019. Drug
Feinstein, J., Dai, D., Zhong, W., Information Handbook. American
Freedman, J. dan Feudtner, C. Pharmacist Assosiation,
2015. Potential Drug – Drug Lexicomp.
Interactions in Infant, Child and
Adolescent Patients in Li, J., Zhang, N., Ye, B., Ju, W., Orser, B.,
Childrens’s Hospitals. Pediatrics. Fox, J.E.M., Wheeler. M.B.,
135: 100. Wang, Q., and Lu. W.Y. 2007.
Non-steroidal Anti-inflamatory
Hassan, M.H. dan Abd-Allah, G.M. 2015. Drugs Increase Insulin Release
Effects of Metformin Plus from Beta Cells by Inhibitng
Glicazide Versus Metformin Plus ATP-sensitive potassium
Glimepiride on Cardiovascular Channels. British Journal of
Risk Factors in Patients with Pharmacology. 151(4):483-493.
Type 2 Diabetes Mellitus.
Pakistan Journal of Mariam, S. 2016. Evaluasi Kejadian
Pharmaceutical Science. Interaksi Obat Pada Pasien Rwat
28:1723-1730. Inap Geriatri Penderita Gagal
Jantung. Sekolah Tinggi Ilmu
IDF, 2017. IDF Diabetes Atlas Eight Farmasi dan Industri, Bogor.
Edition. International Diabetes
Federation. Medscape. 2019. Drugs Interaction
Checker (Online).
Katzung, B. G. 2007. Basic & Clinical http://reference.medscape.com/dr
Pharmacology, Tenth Edition. ug-interactionchecker. [Maret
Lange Medical Publications, 2019].
United States. 11-33.

45
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Micromedex. 2013. Drug Interactions.


http://www.micromedexsolutions.
com/micromedex2/4.34.0/WebHe
lp/Tools/Interactions/Drug_Intera
ctions_severity_definitions.htm.
[September 2019].

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia


(PERKENI). 2011. Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia, Jakarta.

Sevilla, C.G. 2007. Research Methods.


Rex Printing Company, Quezon
City.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit. I.J.,


Andyana, K.I., Setiadi. P.A.,
Kusnandar. 2013. Iso
Farmakoterapi. ISFI Penerbitan,
Jakarta.

Suyono, S. 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam, Jilid III Edisi IV. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Jakarta.

Tatro, D.S. 2001. Drug Interaction Facts,


5th edition. A Wolters Kluwer
Company, St Louis Missouri.

Tatro, D.S. 2009. Drug Interaction Facts.


Facts &Comparisons : USA.

Trisnawati, S.K. dan Setyorogo, S. 2013.


Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. 5(1):1-5.

Utami, M.G. 2013. Analisis Potensi


Interaksi Obat Antidiabetik Oral
pada Pasien di Instalasi Rawat
Jalan Askes Rumah Sakit Dokter
Soedarso Pontianak Periode
Januari – Maret 2013 [skripsi].
Fakultas Kedokteran, Pontianak.

46

You might also like