You are on page 1of 15

STRATEGI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI BATIK

DI KOTA PEKALONGAN

Oleh:

Mahfudloh, Hesti Lestari

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Batik is Indonesia's cultural heritage which is recognized as a world cultural heritage.


Pekalongan city as "the world city's of batik" is one of the biggest batik producers in Indonesia.
The number of batik production in Pekalongan cause of water pollution because batik waste
dumped directly into the river without being processed. River in Pekalongan city contaminated
batik waste into black and smelled. Pekalongan Environmental Agency (BLH) employ different
strategies to deal with its batik waste problems in Pekalongan. This type of research is
descriptive qualitative method of collecting data through interviews, literature studies and
documents. The method used in this research is SWOT analysis of the strategic environment
which consists of analysis of internal and external environment. Strategy obtained from the
SWOT analysis were then tested by using a litmus test to measure the level of strategizing based
on the number of scores. Based on the research that has been done, conducted by BLH
Pekalongan city is still less than the maximum. Constraints the strategy of batik industrial waste
management in Pekalongan is the lack of communal IPAL capacity, inadequate number of
human resources, inadequate budgets, and the low level of public awareness. Factors that
encourage stratetegi batik waste handling can be exploited to overcome obstacles waste
handling batik in Pekalongan. Based on the results of a litmus test strategy that has been done is
suggested that the strategic programs that have been formulated can be implemented by BLH
Kota Pekalongan in order to make improvements the strategy of batik industrial waste
management in Pekalongan.
Keywords: Strategy, River, Batik Waste

1
PENDAHULUAN yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan
permasalahan yang kompleks bagi
A. LATAR BELAKANG lingkungan sekitar. Limbah dari hasil
Indonesia merupakan negara kepulauan produksi batik menimbulkan pencemaran
yang kaya akan sumber daya dan aneka tanah dan sungai. Sungai merupakan salah
ragam warisan budaya. Kekayaan sumber satu bentuk sumber daya alam yang sangat
daya dan aneka ragam warisan budaya di di butuhkan oleh masyarakat karena sungai
Indonesia merupakan dasar dalam merupakan salah satu sumber air yang di
pembangunan negara. Salah satu warisan butuhkan bagi kehidupan manusia.
budaya yang dimiliki Indonesia adalah Pencemaran sungai yang terjadi
batik. Batik merupakan karya seni yang mengancam kelangsungan hidup manusia.
memiliki nilai tinggi. Batik diakui oleh Saat ini masih banyak pengusaha
UNESCO pada tahun 2009 sebagai industri batik skala besar maupun rumah
warisan budaya dunia. Hal ini sangat yang membuang limbah hasil produksinya
berpengaruh terhadap tingkat permintaan langsung ke selokan maupun ke sungai
produksi batik yang kian meningkat tajam. tanpa diolah terlebih dahulu. Pembuangan
Meningkatnya produksi batik limbah tanpa pengolahan mengakibatkan
menimbulkan permasalahan pencemaran kondisi tanah didaerah sekitar mulai
lingkungan khususnya sungai akibat berubah dan pencemaran sungai. Limbah
limbahnya. industri batik dari bahan pewarna kimia
Pencemaran lingkungan yang digunakan sulit untuk diurai sehingga
merupakan kerusakan lingkungan yang menyebabkan sejumlah selokan dan sungai
disebabkan oleh aktivitas manusia yang di Pekalongan menjadi berwarna dan
berlebihan dalam dalam pemanfaatan berbau. Saat memasuki musim kemarau
sumberdaya alam (SDA) yang tersedia. kondisi sungai dikota Pekalongan
Sumberdaya alam yang ada seharusnya terancam pencemaran limbah yang lebih
dijaga dan dimanfaatkan seefektif parah karena bahan kimia yang terdapat
mungkin karena jumlahnya terbatas dan dalam pewarna kain mengendap disungai
tidak semua sumberdaya alam yang ada di sebab tidak ada air yang mendorongnya ke
muka bumi ini dapat diperbarui. laut. Endapan limbah industri batik
Pencemaran lingkungan terjadi di berbagai mengakibatkan air sungai menjadi
wilayah di dunia tak terkecuali di negara berwarna kehitam-hitaman, serta
kita yaitu Indonesia. Pencemaran memunculkan bau menyengat.
lingkungan terdiri dari beberapa macam Menurut Undang-Undang Republik
yaitu pencemaran air, pencemaran udara, UU Nomor 32 tahun 2009 tentang
dan pencemaran darat. Pencemaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
lingkungan air terjadi di berbagai tempat Hidup (UU PPLH) mengatakan bahwa
salah satunya yang tertinggi berada di bahan berbahaya dan beracun beserta
Jawa tengah. limbahnya perlu dilindungi dan dikelola
Pencemaran air di Jawa Tengah dengan baik. Wilayah Negara Kesatuan
sebagian disebabkan oleh pencemaran Republik Indonesia harus bebas dari
limbah industri. Kota Pekalongan sebagai buangan limbah bahan berbahaya dan
salah satu penghasil batik di Indonesia beracun dari luar wilayah Indonesia.
mengalami pencemaran sungai yang cukup Sungai merupakan salah satu bentuk alur
parah. Meningkatnya permintaan produksi air permukaan yang harus dikelola secara
batik dari masyarakat mendorong menyeluruh, terpadu berwawasan
pengusaha industri batik di kota lingkungan hidup dengan mewujudkan
Pekalongan untuk meningkatkan produksi kemanfaatan sumber daya air yang
batiknya. Banyaknya permintaan produksi berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
batik berarti semakin banyak pula limbah kemakmuran rakyat. Oleh karena itu,

2
sungai harus dilindungi dan dijaga membutuhkan dana yang cukup besar dari
kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan pemerintah, padahal IPAL komunal
kemanfaatannya, dan dikendalikan merupakan salah satu langkah yang efektif
dampak negatif terhadap lingkungannya. untuk menangani maslaah limbah industri
Strategi merupakan tindakan atau batik di Kota Pekalongan. Selain IPAL
cara yang dilakukan untuk mencapai komunal ada juga IPAL rumah tangga
tujuan dengan memanfaatkan sumberdaya yang merupakan IPAL dalam skala mini.
organisasi baik peluang maupun tantangan Di dalam pembuatan IPAL rumah tangga
yang dihadapi oleh sebuah organisasi. ini sangat diperlukan adanya keterlibatan
Pemerintah kota Pekalongan melakukan dan kesadaran masyarakat batik untuk
beberapa strategi dalam menangani megolah limbahnya sendiri. Pengusaha
permasalahan limbah industri batik di kota industri batik dapat menggunakan dana
Pekalongan. pribadi untuk membangun IPAL rumah
Upaya penanganan strategi yang tangga, sedangkan pengusaha yang tidak
telah dilakukan oleh Badan Lingkungan mampu atau tidak memiliki dana untuk
Hidup dalam menangani limbah industri membuat IPAL rumah tangga dengan dana
batik di Kota Pekalongan terdiri dari sendiri dapat mengajukan dana ke Badan
bebarapa langkah. Langkah yang pertama Keswadayaan Masyarakat (BKM) di
yaitu langkah prefentif yang merupakan Kelurahan masing-masing apabila
tindakan pengendalian sosial untuk disetujui maka akan didanai.
mencegah, dalam hal ini strategi Strategi yang dilakukan belum
penanganan limbah industri batik yang mampu menanganni secara maksimal
dilakukan adalah dengan melakukan mengenai masalah limbah batik di Kota
penyampaian pesan moral atau sosialisasi Pekalongan. Oleh karena itu, perlu adanya
yang dilakukan oleh tokoh masyarakat kerjasama antara Badan Lingkungan
yanag ditujukan kepada pelaku industri Hidup Kota Pekalongan dengan
batik serta melakukan edukasi batik ramah masyarakat untuk mengatasi permasalahan
lingkungan yaitu dengan menggunakan limbah. Pemerintah kota Pekalongan
bahan pewarna alam bukan sintesis. berharap agar para pengrajin batik dapat
langkah prefentif ini berpengaruh di dalam mengolah limbahnya sendiri sebelum
menangani permasalahan limbah batik dibuang langsung ke sungai. Masalah
karena tindakan mencegah sebelum terjadi limbah tidak akan bisa selesai jika tidak
itu lebih baik dari pada harus menangani didukung oleh peran serta dari
setelah terjadinya pencemaran. masyarakatnya sendiri. Masyarakat tidak
Langkah strategi kedua yang boleh mementingkan keuntungan pribadi
dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dan tidak memperdulikan pencemaran
Kota Pekalongan adalah langkah represif lingkungan yang terjadi.
yaitu pengendalian sosial yang dilakukan
setelah pelanggaran terjadi, maksudnya B. RUMUSAN MASALAH
adalah tindakan atau langkah mengatasi
setelah terjadinya masalah pencemaran 1. Bagaimana Strategi Penanganan
limbah batik. Langkah represif yang Limbah Industri Batik di Kota
dilakukan yaitu dengan membangun Pekalongan?
adanya instalasi pengolahan air limbah 2. Apa Saja Faktor Pendorong dan Faktor
(IPAL) baik IPAL komunal maupun IPAL Penghambat Strategi Penanganan
skala rumah tangga. IPAL komunal yang Limbah Industri Batik di Kota
telah dibangun di Kota Pekalongan ada 3 Pekalongan?
yaitu di daerah Kauman, Jenggot, dan
Pabean. Pembangunan IPAL komunal
belum bisa dimaksimalkan karena

3
C. TUJUAN bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan
Tujuan penelitian mengenai ancaman lingkungan luar dan strategi yang
strategi penanganan limbah industri batik menyajikan kombinasi terbaik diantara
di Kota Pekalongan adalah: keempatnya, setelah diketahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman,
1. Mengetahui Strategi Penanganan perusahaan dapat menentukan strategi
Limbah Industri Batik di Kota dengan memanfaatkan kekuatan yang
Pekalongan. dimilikinya untuk mengambil keuntungan
2. Mengetahui Faktor Pendorong dan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus
Penghambat Strategi Penanganan memperkecil atau mengatasi kelemahan
Limbah Industri Batik di Kota yang dimilikinya untuk menghindari
Pekalongan. ancaman yang ada.
Di dalam menentukan ukuran
D. TEORI tentang bagaimana strategisnya suatu isu
setelah dilakukan analisis SWOT
1. MANAJEMEN STRATEGI selanjutnya dilakukan tes litmus untuk
menentukan isu yang paling strategis yaitu
Strategi sudah menjadi isu yang memiliki skor tertinggi. Skoring
perbincangan yang sangat umum dan untuk prioritas isu-isu yang bersifat
didefinisikan sedemikian rupa untuk satu strategis dengan rumusan sebagai berikut:
kepentingan perusahaan ataupun 1. Isu yang bersifat Operasional: 1-13
organisasi guna mencapai tujuan. George 2. Isu yang besifat Moderat : 14-26
Steiner dalam Rachmat (2014: 2) 3. Isu yang bersifat Strategis : 27-39
mendefinisikan strategi sebagai cara
mencapai tujuan. Strategi merupakan 2. LINGKUNGAN HIDUP
rencana jangka panjang untuk mencapai
tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas- Lingkungan hidup sebagaimana
aktivitas penting yang diperlukan untuk dikutip dirumuskan Pasal 1 butir 1
mencapai tujuan. UUPPLH dalam Rahmadi (2013: 58)
Manajemen strategi merupakan DGDODK ³NHVDWXDQ UXDQJ GHQJDQ VHPXD
istilah yang banyak digunakan untuk benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
menggambarkan proses keputusan. termasuk manusia dan perilakunya yang
Manajemen strategi dalam David (2009: 5) mempengaruhi alam itu sendiri,
didefinisikan sebagai seni dan kelangsungan perikehidupan dan
pengetahuan didalam merumuskan, kesejahteraan manusia serta makhluk
mengimplementasikan, serta mengevaluasi KLGXS ODLQ ´ /LQJNXQJDQ +LGXS PHUXSDNDQ
keputusan-keputusan lintas fungsional agar tempat dimana manusia tinggal yang
sebuah organisasi dapat mencapai mencakup keadaan sumber daya alam
tujuannya. seperti tanah, air, serta flora dan fauna.
Di dalam perumusan strategi Lingkungan hidup tempat kita tinggal ini
diperlukan pengamatan dan penilaian harus dijaga sebaik mungkin karena
terhadap kondisi lingkungan yang ada di manusia hanya memiliki satu tempat
sekitar baik lingkungan yang ada di dalam tinggal yaitu bumi.
maupun diluar. Analisis SWOT dalam
Rachmat (2014: 284) adalah analisis Pencemaran lingkungan
kekeuatan, kelemahan, peluang, dan sebagimana dirumuskan dalam pasal 1
ancaman (Strength, Weaknesses, butir 13 dalam Rahmadi (2013: 60) adalah
Opportunities, and Threats). Analisis ³PDVXNQ\D DWDX DWDX GLPDVXNNDQQ\D
SWOT merupakan identifikasi yang makhluk hidup, zat energi, atau komponen

4
lain ke dalam lingkungan hidup oleh dilakukan penanganan terhadap limbah.
kegiatan manusia sehingga melampaui Tingkat bahaya keracuanan yang
baku mutu lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
GLWHWDSNDQ ´ 3HQFHPDUDQ OLQJNXQJDQ \DQJ jenis dan karakteristik limbah.
terjadi dapat mengakibatkan kerusakan Pembuangan air limbah baik yang
pada lingkungan. Kerusakan lingkungan berasal dari kegiatan domestik (rumah
hidup dalam Pasal 1 butir 16 UUPPLH tangga) maupun industri ke badan air
dalam Rahmadi (2013: 61) adalah tindakan dapat menyebabkan pencemaran
orang yang menimbulkan perubahan lingkungan apabila kualitas air limbah
langsungatau tidak langsung terhadap tidak memenuhi baku mutu limbah.
sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan Jumlah dan isi dari limbah air sering tidak
sehingga melampaui kriteria baku dipantau secara reguler, seperti halnya
kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan monitoring hanya diperlukan untuk
lingkungan yang terjadi disebabkan beberapa sektor. (Ikhsan, 2009: 224)
aktivitas manusia yang berlebihan dalam Masalah air limbah tidak sederhana
pemanfaatan sumber daya alam. yang dibayangkan karena pengolahan air
limbah memerlukan biaya investasi yang
Pencemaran lingkungan yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit.
terjadi membawa dampak terhadap Untuk itu, pengolahan air limbah harus
kehidupan manusia. Di Kota Pekalongan dilakukan dengan cermat, dimulai dari
pencemaran lingkungan yang paling parah perencanaan yang diteliti, pelaksanaan
terjadi pada sungai akibat limbah dari pembangunan fasilitas instalasi
aktivitas industri batik. Sungai-sungai di pengolahan air limbah (IPAL) atau unit
kota Pekalongan berwarna hitam keruh pengolahan limbah (UPL) yang benar,
serta berbau. Masyarakat sekitar sungai serta pengoperasian yang cermat.
yang mengalami pencemaran limbah batik Di dalam pengolahan air limbah itu
ini ad beberapa yang sumurnya tidak bisa sendiri, terdapat beberapa parameter
dipakai karena air sumurnya kualitas yang digunakan. Parameter
terkontaminasi oleh limbah di air sungai. kualitas air limbah dapat dikelompokkan
Sungai merupakan salah satu sumber menjadi tiga, yaitu parameter organik,
kehidupan manusia, karena tanpa adanya karakteristik fisik, dan kontaminan
air yang bersih dan sehat manusia akan spesifik. Parameter organik merupakan
mengalami masalah dalam pemenuhan air ukuran jumlah zat organik yang terdapat
untuk kebutuhan hidupnya. dalam limbah. Parameter ini terdiri dari
total organic carbon (TOC), chemical
3. KONSEP LIMBAH oxygen demand (COD), biochemical
oxcygen carbon (BOD), minyak dan lemak
Limbah adalah buangan yang (O&G), dan total petrolum hydrocarbons
dihasilkan dari suatu proses produksi baik (TPH), pH, temperatur, warna, bau, dan
industri maupun domestik (rumah tangga, potensial reduksi. Kontaminan spesifik
yang lebih dikenal sebagai sampah), yang dalam air limbah dapat berupa senyawa
kehadirannya pada suatu saat dan tempat organik atau inorganik.
tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak meiliki nilai ekonomis. Bila E. METODE
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri Metode yang digunakan dalam
bahan kimia organik dan anorganik. penelitian ini adalah metode kualitatif-
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, deskriptif. Untuk mendapatkan
kehadiran limbah dapat berdampak negatif narasumber yang tepat dan sesuai tujuan,
terhadap lingkungan terutama bagi Pengumpulan data dilakukan dengan
kesehatan manusia, sehingga perlu meggunakan teknik wawancara,

5
dokumentasi, studi pustaka dan observasi ekonomi masyarakat bagus, hal ini
langsung di Badan Lingkungan Hidup merupakan paradigma yang tidak benar.
Kota Pekalongan. Ekonomi masyarakat yang meningkat
harus diimbangi dengan kondisi
PEMBAHASAN lingkungan yang terjaga sehingga sungai
tidak menjadi korban limbah batik. Korban
A. HASIL PENELITIAN dari adanya limbah batik di Kota
Pembahasan yang akan Pekalongan tidak hanya sungai akan tetapi
disampaikan oleh penulis di dalam bab ini juga sumur-sumur warga, selain itu
adalah mengenai penelitian yang telah selokan air juga menjadi berwarna
dilakukan oleh penulis tentang strategi sehingga drainase tidak bagus dan meresap
penanganan limbah industri batik di Kota ke dalam tanah yang mengakibatkan
Pekalongan. Lokus di dalam penelitian ini konflik sosial.
adalah Kota Pekalongan yang mencakup Sistem penanganan limbah batik di
penelitian di Badan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan dengan mengharapkan
Kota Pekalongan. Penanganan masalah kemandirian masyarakat di dalam
limbah batik merupakan salah satu mengolah limbah batik. Kemandirian
priorotas di dalam visi misi Badan masyarakat dapat dilihat dengan
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan. membangun IPAL skala rumah tangga.
Penelitian yang dilakukan penulis disini Setiap pengusaha batik mengeluarkan
melibatkan kejelasan visi misi, analisis biaya pribadi sekitar 12 juta untuk
lingkungan internal, analisis lingkungan membuat IPAL sendiri bagi yang mampu,
eksternal dan analisis isu-isu strategis sedangkan untuk pengusaha yang kurang
(SWOT). mampu di dalam membuat IPAL skala
1. Strategi penanganan limbah industri rumah tangga maka dapat mengajukan
batik di Kota Pekalongan biaya ke Badan Keswadayaan Masyarakat
Meningkatnya produksi batik di (BKM) di Kelurahan masing-masing, jika
Kota Pekalongan mengakibatkan dampak disetuji maka biaya pembangunan IPAL
pencemaran lingkungan. Limbah batik skala rumah tangga akan didanai.
yang dihasilkan berasal dari limbah home Strategi penanganan limbah
industri yang dikategorikan menjadi tiga industri batik di Kota Pekalongan
yaitu limbah batik cap, tulis, dan printing dilakukan dengan beberapa langkah yaitu
atau sablon. Limbah batik yang dihasilkan langkah prefentif, represif dan
sangat berbahaya karena menggunakan zat keberlanjutan. Langkah prefentif
pewarna tekstil bukan menggunakan zat dilakukan dengan cara sosialisai dan
pewarna organik, zat pewarna organik bisa menggiring edukasi batik ramah
didapatkan melalui daun-daunan pada lingkungan dengan menggunakan zat
tumbuhan. Zat pewarna kimia yang ada di pewarn alam yang ramah lingkungan.
dalam limbah batik sulit untuk diurai Langkah represif dilakukan ketika limbah
karena merupakan zat anorganik. Dampak sudah ada yaitu dengan melakukan
dari zat kimia yang ada dalam limbah batik pengelolaan limbah melalui instalasi
dalam jangka dua tahun ke atas dapat pengolahan air limbah baik komunal
menyebabkan sumur tercemar dan maupun skala rumah tangga. Langkah
makhluk hidup yang ada di dalam tanah selanjutnya setelah adanya limbah yaitu
menjadi terganggu. dengan tindakan langkah keberlanjutan
Kondisi limbah batik di Kota dimana langkah ini memberikan kesadaran
Pekalongan sangat memprihatinkan, yang kepada masyarakat.
menjadi korban utama dari limbah batik
adalah sungai. Masyarakat beranggapan
bahwa jika sungai berwarna maka kondidi

6
2. Identifikasi faktor penghambat dan operasioanlnya mencapai angka 50-60
pendukung juta tiap tahunnya.
Identifikasi faktor penghambat dan 3) Paradigma masyarakat bahwa laut
pendukung yang ada dalam fenomena adalah tempat penampungan segala hal
penelitian adalah hasil dari penelitian yang Cara berfikir masyarakat yang
telah dilakukan oleh penulis. Fenomena di menganggap bahwa laut adalah tempat
dalam penelitian ini menggiunakan metode penampungan segala hal termasuk
analisis SWOT yang akan menejelaskan limbah batik. Masyarakat berfikir
menganai kekuatan, kelemahan, peluang bahwa limbah batik itu tidak berbahaya
dan ancaman pada strategi penanganan karena nantinya akan mengalir ke laut.
limbah industri batik di Kota Pekalongan. Paradigma masyarakat ini harus diganti
Faktor-faktor yang akan menjadi bahwa laut bukanlah tempat
pendukung adalah kekuatan dan peluang pembuangan limbah batik. Limbah
sedangkan faktor-faktor yang akan batik yang dihasilkan masyarakat harus
menjadi penghambat adalah kelemahan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.
dan ancaman. Hal tersebut yang akan 4) Penggunaan bahan pewarna sintetis
mempengaruhi strategi yang nantinya akan pada proses produksi batik
dirumuskan. Bahan pewarna sintesis atau bahan
pewarna kimia yang digunakan di
a. Faktor penghambat dalam proses pembuatan batik inilah
yang tidak ramah lingkungan yang
Faktor-faktor penghambat yang ada
menimbulkan pencemaran lingkungan.
di dalam fenomena penelitian mengenai
Bahan pewarna kimia mengandung zat-
strategi penanganan limbah industri batik
zat kimia yang berbahaya bagi
di Kota pekalongan meliputi lingkungan
kehidupan masyarakat. Air sungai yang
internal yaitu kelemahan dan lingkungan
tercemari limbah batik menjadi
eksternal yaitu ancaman. Identifikasinya
berwarna hitam keruh dan berbau
adalah sebagai berikut:
sehingga air sungai tersebut tidak dapat
1) Kurangnya jumlah sumberdaya manusia digunakan untuk memenuhi kebutuhan
(SDM) yang dimiliki BLH sehari-hari.
Jumlah sumberdaya manusia atau 5) Kurangnya kesadaran masyarakat
pegawai yang dimiliki Badan terhadap pencemaran lingkungan
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan Masyarakat Kota Pekalongan memiliki
sebenarnya sudah banyak akan tetapi tingkat keperdulian yang rendah
masih kurang. Hal ini dikarenakan terhadap lingkungan. Hal ini dapat
luasnya lingkup yang ditangani oleh dilihat dari kurangnya kesadaran
BLH tidak hanya masalah batik saja. masyarakat khususnya pengusaha batik
Oleh karena itu, BLH Kota Pekalongan yang membuang limbah langsung ke
membutuhkan tambahan sumberdaya sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
manusia atau pegawai untuk menangani Masyarakat seharusnya memiliki
permasalahan limbah batik. kesadaran bahwa menjaga lingkungan
2) Minimnya jumlah anggaran dari itu sangat penting, karena jika terjadi
pemerintah kerusakan atau pencemaran lingkungan
Anggaran dari pemerintah yang tersedia hal ini akan merugikan manusia sendiri.
untuk Badan Lingkungan Hidup Kota 6) Kapasitas IPAL yang tidak mencukupi
Pekalongan dalam masalah penanganan Cara paling efektif untuk menangani
limbah batik masih sangat minim. Dana masalah limbah batik adalah dengan
untuk pembangunan IPAL mencapai menggunakan instalasi pengolahan air
angka milyaran, sedangkan dana untuk limbah (IPAL). Fungsi IPAL adalah
untuk mengelola limbah agar saat

7
dibuang ke sungai sudah sesuai dengan limbah industri batik di Kota
standar pembuangan sehingga tidak Pekalongan. Terlibatnya organisasi
menimbulkan pencemaran lingkungan. masyarakat seperti komunitas peduli
Kapasitas yang ada di IPAL komunal sungai, SAKA, kampung batik,
Kauman dan Jenggot di Kota swadaya masyarakat sangat membantu
Pekalongan masih belum mencukupi. pemerintah dalam masalah penanganan
limbah batik di Kota Pekalongan.
b. Faktor pendukung 5) Intervensi politik yang dilakukan oleh
anggota dewan (DPR)
1) Adanya PERDA/kebijakan yang Kerjasama atau campur tangan yang
mengatur tentang pengelolaan limbah dilakukan oleh anggota dewan dalam
Peraturan daerah (PERDA) merupakan masalah limbah batik sangat luar biasa.
peraturan yang di dalamnya mengatur DPR Kota Pekalongan memperingatkan
suatu urusan yang menyangkut Badan Lingkungan Hidup Kota
kepentingan publik. Peraturan daerah Pekalongan untuk mengambil tindakan
yang terkait dengan strategi penanganan mediasi dengan Kabupaten. Kota
limbah indusri batik di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan
Pekalongan dapat dijadikan acuan diharapkan melakukan kerjasama dalam
dalam permasalahan limbah batik, pengelolaan limbah batik. ermasalahan
selain itu di dalam PERDA tersebut penanganan limbah industri batik di
juga dijelaskan sanksi bagi yang Kota Pekalongan.
melanggar atau tidak melakukan
pengelolaan limbah batik dengan 6) Sosialisasi clean production
sengaja. Sosialisasi clean production merupakan
2) Kualitas sumberdaya manusia (SDM) sosialisasi yang dilakukan oleh
yang sudah bagus pemerintah untuk memberikan
Kualitas pegawai atau sumberdaya pengetahuan khususnya kepada
manusia (SDM) yang dimiliki Badan masyarakat batik untuk menggunakan
Lingkungan Hidup Pekalongan sudah bahan pewarna batik yang ramah
sesuai dengan kebutuhan permasalahan lingkungan. Edukasi batik ramah
lingkungan hidup. Beberapa pegawai lingkungan dengan menggunakan
BLH memiliki latar belakang pewarna alami akan menghasilkan
pendidikan dari jurusan teknik limbah yang ramah lingkungan. Hasil
lingkungan. limbah dari produksi batik yang
3) Adanya APBD dari pemerintah dibuang tidak akan menimbulkan
APBD merupakan angaran pendapatan pencemaran lingkungan yang
dan belanja daerah yang merupakan berbahaya.
rencana keuangan yang diberikan oleh
Pemerintah yang digunakan untuk 3. Lingkungan Strategis
memenuhi kebutuhan daerah. APBD
yang diberikan oleh pemerintah kepada Lingkungan strategis organisasi
Badan Lingkungan Hidup Kota merupakan lingkungan internal dan
Pekalongan dalam strategi penanganan lingkungan eksternal yang ada di dalam
limbah industri batik digunakan untuk sebuah organisasi.
pembangunan dan pengelolaan IPAL.
a. Lingkungan Internal
4) Peran organisasi masyarakat peduli
Analisis lingkungan internal adalah
lingkungan
analisis pada lingkungan di dalam
Organisasi masyarakat peduli
organisasi itu sendiri.
lingkungan sangat memiliki peranan
penting terhadap upaya penanganan

8
1) Visi dan Misi kurang dan diperlukan untuk
menambah pegawai baru, namun karena
Visi dan misi merupakan tujuan dalam kendala anggaran dari pemerintah yang
sebuah organisasi, dengan adanya visi minim sehingga BLH tidak dapat
dan misi maka di dalam menjalankan melakukan penambahan pegawai
tugasnya sebuah organisasi harus kontrak baru.
berorientasi pada tujuannya. Di dalam
menentukan program-program yang 4) Sarana dan prasarana
akan dijalankan harus melihat visi misi
yang dimiliki. Visi dan misi pemerintah Sarana dan prasarana merupakan
daerah adalah menjadikan Kota penunjang di dalam sebuah organisasi.
Pekalongan sebagai kota jasa, industri Sarana dan prasarana merupakan
perdagangan yang religius berbasis fasilitas yang digunakan untuk
pada lingkungan maka mau tidak mau membantu melaksanakan program yang
semua SKPD Kota Pekalongan arahnya akan dilakukan. Sarana dan prasarana
kesana semua khususnya Badan yang ada di Badan Lingkingan Hidup
Lingkungan Hidup (BLH). Kota Pekalongan sudah cukup baik.

2) Anggaran b. Lingkungan Eksternal


Analisis lingkungan eksternal adalah
Anggaran merupakan salah satu hal analisis lingkungan yang ada di luar
terpenting di dalam sebuah organisasi organisasi.
karena anggaran merupakan rencana 1) Faktor politik
keuangan yang akan mendukung Faktor politik yang berpengaruh
terwujudnya program-program yang terutama pada kebijakan politik atau
telah direncanakan. Anggaran atau peraturan daerah yang ditetapkan.
rencana keuangan disusun dalam APBD Intervensi politik yang dilakukan oleh
untuk memenuhi kebutuhan sebuah anggota DPR Kota Pekalongan adalah
organisasi. Anggaran yang ada di dengan memperingatkan Badan
Badan Lingkungan Hidup Kota Lingkungan Hidup Kota Pekalongan
Pekalongan yang disediakan oleh untuk mengambil tindakan mediasi
pemerintah dianggap masih kurang dengan kabupaten pekalongan. Anggota
karena belum mampu mencukupi dewan dan pemerintah kota membuat
sepenuhnya kebutuhan yang ada di konsep tentang pengelolaan limbah
BLH. batik yang dituangkan dalam peraturan
daerah (PERDA) mengenai limbah
3) Sumberdaya manusia berbahaya dan beracun. Pemerintah
juga didorong dalam menetapkan
Sumberdaya manusia aalah hal penting
RAPBD untuk pengelolaan limbah
di dalam sebuah organisasi karena
batik yang memiliki pengaruh luar
manusialah yang menggerakkan
biasa, karena jika RAPBD tidak
organisasi. Sumberdaya manusia sangat
disetujui maka hal ini akan menjadi
berperan di dalam mendukung jalannya
hambatan dalam melakukan
kegiatan yang ada. Kualitas sumberdaya
pengelolaan limbah batik.
manusia yang ada di Badan Lingkungan
Hidup Kota Pekalongan sebenarnya
2) Faktor ekonomi
sudah cukup baik karena beberapa
Indikator keberhasilan ekonomi
pegawai BLH merupakan lulusan dari
masyarakat dapat dilihat dari tingkat
sekolah tinggi teknik lingkungan.
pendidikan yang tinggi dan kondisi
Jumlah pegawai di Badan Lingkungan
rumah. Kondisi ekonomi masyarakat di
Hidup di Kota Pekalongan masih
Kota Pekalongan khususnya pengusaha

9
batik dapat dikatakan sudah cukup baik PERDA mengenai lingkungan hidup dan
karena mendapatkan penghasilan dari pengelolaan limbah batik.
penjualan batik. Pekalongan sebagai Kelemahan dalam menangani
kota jasa atau dagang memiliki zona masalah limbah batik yaitu kurangnya
marketing pemasaran batik yaitu setono jumlah anggaran dari pemerintah,
dan BBC. Indikator keberhasilan kurangnya jumlah pegawai sehingga
ekonomi harus seimbang dengan indeks memerlukan tambahan pegawai baru,
lingkungan, namun pada kenyataannya kapasitas IPAL yang dimiliki oleh BLH
yang terjadi adalah indeks ekonomi masih b belum mampu mencukupi seluruh
berbanding terbalik dengan indeks dari total limbah yang dihasilkan.
lingkungan. Kondisi ekonomi Peluang yang dimiliki oleh Badan
masyarakat khususnya pelaku industri Lingkungan Hidup Kota Pekalongan
batik meningkat akibat penjualan batik diantaranya adalah adanya peranan
yang meningkat, akan tetapi kondisi organisasi masyarakat peduli limbah,
lingkungan semakin menurun. adanya intervensi/hubungan/kerjasama
3) Faktor sosial budaya politik yang dilkakukan oleh anggota
Faktor sosial budaya memberikan dewan dan walikota untuk menangani
pengaruh yang cukup besar terhadap limbah, serta penggunaan clean production
penanganan limbah batik karena dalam produksi batik.
kondisi sosial budaya masyarakat Ancaman yang harus dihindari
merupakan kebiasan, norma, adat, karena dapat menghambat BLH dalam
tingkah laku yang biasa dilakukan oleh penanganan limbah batik adalah
masyarakat. Di dalam kasus limbah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
batik masyarakat Kota Pekalongan pentingnya pengelolaan limbah,
memiliki pandangan bahwa laut adalah penggunaan bahan sintesis pada
tempat penampungan segala hal, pewarnaan produksi batik, dan paradigma
paradigma budaya ini merupakan masyarakat yang salah bahwa laut adalah
paradigma yang harus diganti. tempat penampungan segala hal sehingga
Pelestarian pengelolaan sumberdaya untuk membuang limbah batik tidak harus
harus dikembangkan dalam masyarakat diolah terlebih dahulu.
dan ditanamkan sejak kecil. Kebiasaan
membuang limbah sangat berpengaruh 5. Evaluasi Isu Strategis
terhadap kondisi lingkungan di Kota
Pada tahap ini akan diukur tingkat
Pekalongan.
kestrategisan isu agar dapat diketahui
4. Isu-Isu Strategis seberapa besar kontribusi isu tersebut
terhadap eksistensi dan keberhasilan
Analisis isu-isu strategis dapat dilihat dari organisasi dalam upaya pencapaian tujuan,
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor sebagai alat ukurnya digunakan alat uji
internal meliputi faktor yang ada di dalam litmus. Berdasarkan tes litmus, isu-isu
organisasi yang mencakup kekuatan dan strategis utama sebagai berikut:
kelemahan, sedangkan faktor eksternal Identifikasi pada isu-isu strategi yang
meliput faktor yang ada di luar organisasi berasal dari SO,WO,ST, WT, maka dapat
yang mencakup peluang dan ancaman. disimpulkan apa saja yang menjadi isu-isu
Badan Lingkungan Hidup Kota strategis pada fenomena strategi
Pekalongan memiliki kekuatan yang dapat penanganan limbah industri batik di Kota
dimanfaatkan dalam strategi penanganan Pekalongan:
limbha industri batik di Kota Pekalongan
yaitu kualitas sumberdaya manusia (SDM) a. Menjadikan kerjasama politik antara
yang sudah bagus, APBD dari pemerintah, anggota dewan dan walikota yang
sarana dan prasarana yang memadai, dan

10
diwujudkan dalam bentuk PERDA komunal yang belum mampu
tentang pengelolaan limbah batik mencukupi seluruh hasil limbah
b. Memanfaatkan kualitas sumberdaya l. Memaksimalkan penggunaan anggaran
manusia yang sudah bagus untuk yang terbatas dari pemerintah untuk
bekerjasama dengan ormas peduli melakukan sosialisasi mengenai
lingkungan dalam penganan limbah pengelolaan limbah batik untuk
batik merubah pola pikir masyarakat bahwa
c. Mengefektifkan penggunaan APBD laut bukan tempat pembuangan segala
dari pemerintah untuk melakukan hal
sosialisasi penggunaan clean production
dalam produksi batik 6. Perumusan Strategi Penanganan
d. Melibatkan ormas peduli lingkungan Limbah Industri Batik di Kota
dalam mengatasi kurangnya jumlah Pekalongan
pegawai untuk bekerjasama melakukan
Berdasarkan identifikasi analisis SWOT
penanganan limbah batik
dan evaluasi isu-isu strategis dengan
e. Memanfaatkan penggunaan clean
menggunakan tes litmus di atas
production untuk meminimalkan
selanjutnya akan dijadikan pedoman di
jumlah limbah batik yang dihasilkan
dalam perumusan strategi oleh penulis,
agar kapasitas IPAL yang belum
berikut ini merupakan perumusan strategi
mampu mencukupi pengelolaan seluruh
serta upaya-upaya program strategis yang
jumlah limbah dapat tercukupi
dapat dijadikan dilakukan oleh Badan
f. Menjadikan dukungan politik anggota
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan
dewan dan walikota untuk membantu
(BLH) di dalam pelaksanaan penanganan
mencukupi jumlah anggaran yang
limbah industri batik di Kota Pekalongan
terbatas sebagai wujud dukungan
agar lebih baik kedepannya:
terhadap pengelolaan limbah batik
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat
g. Menjadikan adanya PERDA tentang
terhadap pengelolaan limbah batik
pengelolaan limbah untuk
untuk membuat IPAL skala rumah
meningkatkan kesadaran masyarakat
tangga karena jumlah kapasitas IPAL
terhadap pencemaran lingkungan
komunal yang belum mampu
dengan adanya sanksi bagi pelaku
mencukupi seluruh hasil limbah
pencemar lingkungan
1) Sosialisasi dampak pencemaran
h. Memanfaatkan kualitas sumberdaya
lingkungan kepada masyarakat
manusia untuk merubah paradigma
(pengusaha batik) untuk
masyarakat terkait pembuangan limbah
meningkatkan kesadaran dalam
batik tanpa adanya proses pengolahan
mengelola limbah
limbah
2) Membangun IPAL skala rumah
i. Mengoptimalkan APBD dari
tangga bagi pengusaha batik
pemerintah untuk melakukan
3) Mengajukan dana ke BKM untuk
pengelolaan terhadap limbah batik yang
pembangunan IPAL skala rumah
berbahaya akibat pewarna sintesis
tangga bagi pengusaha yang tidak
j. Meningkatkan jumlah sumberdaya
mampu menggunakan dana
manusia di BLH untuk merubah pola
pribadiga tahunan (RWT)
pikir masyarakat bahwa laut adalah
4) Mendampingi alokasi dana dari
tempat penampungan segala hal
BKM untuk pembangunan IPAL
k. Meningkatkan kesadaran masyarakat
skala rumah tangga dengan
terhadap pengelolaan limbah batik
mengikuti rembuk warga
untuk membuat IPAL skala rumah
b. Mengoptimalkan APBD dari
tangga karena jumlah kapasitas IPAL
pemerintah untuk melakukan

11
pengelolaan terhadap limbah batik yang industri batik di Kota Pekalongan adalah
berbahaya akibat pewarna sintesis sebagai berikut:
1) Melakukan kegiatan penyuluhan 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat
clean production mengenai terhadap pengelolaan limbah batik
penggunaan bahan pewarna alami untuk membuat IPAL skala rumah
2) Memanfaatkan APBD dari tangga karena jumlah kapasitas IPAL
pemerintah untuk menambah komunal yang belum mampu
kapasitas IPAL mencukupi seluruh hasil limbah
3) Menambah jumlah IPAL komunal 2. Mengoptimalkan APBD dari
c. Melibatkan ormas peduli lingkungan pemerintah untuk melakukan
dalam mengatasi kurangnya jumlah pengelolaan terhadap limbah batik yang
pegawai untuk bekerjasama melakukan berbahaya akibat pewarna sintesis
penanganan limbah batik 3. Melibatkan ormas peduli lingkungan
1) Melakukan kerjasama dengan ormas dalam mengatasi kurangnya jumlah
peduli lingkungan untuk pengelolaan pegawai untuk bekerjasama melakukan
limbah batik penanganan limbah batik
2) Mendirikan kampung batik 4. Menjadikan kerjasama politik antara
d. Menjadikan kerjasama politik antara anggota dewan dan walikota yang
anggota dewan dan walikota yang diwujudkan dalam bentuk PERDA
diwujudkan dalam bentuk PERDA tentang pengelolaan limbah batik
tentang pengelolaan limbah batik 5. Menjadikan adanya PERDA tentang
1) Mendorong pemerintah dalam pengelolaan limbah untuk
penetapan RAPBD yang memiliki meningkatkan kesadaran masyarakat
pengaruh luar biasa terhadap pencemaran lingkungan
2) Melakukan intervensi politik antara dengan adanya sanksi bagi pelaku
Kota dan Kabupaten dalam pencemar lingkungan
pengelolaan limbah 2. Faktor Pendorong dan Faktor
e. Menjadikan adanya PERDA tentang Penghambat Strategi Penanganan
pengelolaan limbah untuk Limbah Industri Batik di Kota
meningkatkan kesadaran masyarakat Pekalongan
terhadap pencemaran lingkungan 1. Faktor Penghambat di dalam strategi
dengan adanya sanksi bagi pelaku penanganan limbah industri batik di
pencemar lingkungan Kota Pekalongan berasal dari
1) Memberikan peringatan terhadap kelemahan internal dan Ancaman
pengusaha batik yang tidak mau eksternal, identifikasinya adalah
mengelola limbahnya sebagai berikut:
2) Menjalankan sanksi bagi pengusaha a. Kurangnya jumlah sumberdaya
batik apabila setelah diperingatkan manusia (SDM) yang dimiliki BLH
tetap tidak mengelola limbahnya b. Minimnya jumlah anggaran dari
pemerintah
PENUTUP c. Penggunaan bahan pewarna sintetis
pada proses produksi batik
A. Kesimpulan d. Kurangnya kesadaran masyarakat
1. Strategi Penanganan Limbah terhadap pencemaran lingkungan
Industri Batik di Kota Pekalongan e. Kapasitas IPAL yang tidak
Berdasarkan Analisis SWOT pada isu-isu mencukupi
strategis yang ada dan tes litmus yang 2. Faktor Pendorong di dalam strategi
telah dilakukan untuk mengetahui isu yang penanganan limbah industri batik di
paling strategis, maka isu yang paling Kota Pekalongan berasal dari kekuatan
strategis di dalam penanganan limbah

12
internal dan peluang eksternal, mampu menggunakan dana
identifikasinya adalah sebagai berikut:, pribadiga tahunan (RWT)
a. Adanya PERDA/kebijakan yang d. Mendampingi alokasi dana dari
mengatur tentang pengelolaan BKM untuk pembangunan IPAL
limbah skala rumah tangga dengan
b. Kualitas sumberdaya manusia mengikuti rembuk wa
(SDM) yang sudah bagus 2. Mengoptimalkan APBD dari
c. Adanya APBD dari pemerintah pemerintah untuk melakukan
d. Peran organisasi masyarakat peduli pengelolaan terhadap limbah batik yang
lingkungan berbahaya akibat pewarna sintesis
e. Intervensi politik yang dilakukan a. Melakukan kegiatan penyuluhan
oleh anggota dewan (DPR) clean production mengenai
f. Sosialisasi clean production penggunaan bahan pewarna alami
b. Memanfaatkan APBD dari
B. Saran pemerintah untuk menambah
kapasitas IPAL
1. Berdasarkan analisis lingkungan c. Menambah jumlah IPAL komunal
strategis yang telah dilakukan dengan 3. Melibatkan ormas peduli lingkungan
menggunakan analisis SWOT, maka dalam mengatasi kurangnya jumlah
ditemukan strategi yang sudah diuji pegawai untuk bekerjasama melakukan
dengan menggunakan tes Litmus. Hasil penanganan limbah batik
strategi dari tes Litmus dapat dijadikan a. Melakukan kerjasama dengan ormas
rekomendasi dalam pelaksanaan peduli lingkungan untuk pengelolaan
penanganan limbah industri batik di Kota limbah batik
Pekalongan yang dilakukan oleh Badan b. Mendirikan kampung batik
Lingkungan Hidup Kota Pekalongan 4. Menjadikan kerjasama politik antara
(BLH). Isu strategis yang telah diperoleh anggota dewan dan walikota yang
dari uji Litmus kemudian dapat dijabarkan diwujudkan dalam bentuk PERDA
dalam program-program sebagai wujud tentang pengelolaan limbah batik
nyata didalam strategi penanganan limbah a. Mendorong pemerintah dalam
batik di Kota Pekalongan. Upaya-upaya penetapan RAPBD yang memiliki
program strategis yang dapat dilakukan pengaruh luar biasa
adalah: b. Melakukan intervensi politik antara
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat Kota dan Kabupaten dalam
terhadap pengelolaan limbah batik pengelolaan limbah
untuk membuat IPAL skala rumah 5. Menjadikan adanya PERDA tentang
tangga karena jumlah kapasitas IPAL pengelolaan limbah untuk
komunal yang belum mampu meningkatkan kesadaran masyarakat
mencukupi seluruh hasil limbah terhadap pencemaran lingkungan
a. Sosialisasi dampak pencemaran dengan adanya sanksi bagi pelaku
lingkungan kepada masyarakat pencemar lingkungan
(pengusaha batik) untuk a. Memberikan peringatan terhadap
meningkatkan kesadaran dalam pengusaha batik yang tidak mau
mengelola limbah mengelola limbahnya
b. Membangun IPAL skala rumah b. Menjalankan sanksi bagi pengusaha
tangga bagi pengusaha batik batik apabila setelah diperingatkan
c. Mengajukan dana ke BKM untuk tetap tidak mengelola limbahnya
pembangunan IPAL skala rumah
tangga bagi pengusaha yang tidak

13
2. Memanfaatkan faktor pendorong Ikhsan, Arfan. 2009. Akutansi Manajemen
penanganan limbah industri batik di Kota Lingkungan. Yogyakarta: PT. Graha
Pekalongan untuk mengatasi hambatan Ilmu.
penanganan limbah batik di Kota
Pekalongan. Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi
1. Memaksimalkan kualitas sumberdaya Strategis Administrasi Publik.
manusia yang bagus yang dimiliki oleh Yogyakarta: Gava Media.
BLH dalam menangani kurangnya
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi.
jumlah pegawai
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
2. Memaksimlkan rencana keuangan yang
dituangkan dalam RAPBD yang akan Machfoedz, Ircham. 2007. Metodologi
diajukan ke pemerintah untuk Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya.
mencukupi kurangnya jumlah anggraan.
3. Melakukan sosialisasi penggunaan Makmur. 2009. Teori Manajemen Stratejik
clean production agar pelaku industri dalam Pemerintahan dan
batik tidak lagi menggunakan bahan Pembangunan. Bandung: PT. Refika
pewarna sintesis yang berbahaya. Aditama.
4. Melibatkan organisasi masyarakat
peduli lingkungan untuk membantu Moleong. 2013. Metodologi Penelitian
merubah cara pandang masyarakat Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
bahwa laut bukan tempat pembuangan Rosdakarya.
segala hal. Pasolong, Harbani. 2013. Teori
5. Menggunakan PERDA dari pemerintah Administrasi Publik. Bandung:
untuk memberikan peringatan dan Alfabeta.
sanksi agar meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai pencemaran Pearce, John A dan Richard B. Robinson.
lingkungan. 2007. Manajemen Strategis.
6. Memanfaatkan adanya intervensi politik Semarang: Salemba Empat.
dari anggota dewan dalam mendukung
pengelolaan limbah menggunakan Purwanto, Iwan. 2006. Manajemen
IPAL komunal. Strategi. Bandung: CV.Yrama
Widya.
DAFTAR PUSTAKA Rachmat. 2014. Manajemen Stratejik.
Bandung: CV. Pustaka Setia
BUKU :
Rahmadi, Takdir. 2013. Hukum
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Lingkungan di Indonesia. Jakarta:
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar PT Raja Grafindo.

Bryson, John M. 2008. Perencaaan Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-


Strategis Bagi Organisasi Sosial. dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian
David , Fred R. 2009. Manajemen
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Strategis ( Konsep). Jakarta:
Bandung: alfabeta.
Salemba Empat.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Yogyakarta: BPFE. Baru Press.

14
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu pemkot-pekalongan-kerjasama-
pengolahan-limbah-batik di akses pada
Adminstrasi Publik. Jakarta: PT Rineka
17/10/2015 pukul 17.20 WIB
Cipta
http://ristekin.pekalongankota.go.id/post/vi
ew/22 di akses pada 20/10/2015 pukul
PERATURAN PERUNDANG-
21.00 WIB
UNDANGAN :
http://www.cps-
Undang-Undang Republik Indonesia sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Pe
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang kalongan diakses pada 01/01/2017 pukul
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan 10.44 WIB
Hidup.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor https://pekalongankota.bps.go.id/Subjek/vi
3 Tahun 2010 Tentang Perlindungan dan ew/id/12#subjekViewTab3|accordion-
Pengelolaan Lingkungan Hidup. daftar-subjek1 diakses pada 01/01/2017
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup pukul 11.02
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah.

JURNAL :
Madusari, Benny Diah. 2013.Strategi
Pengelolaan Lingkungan Air Sungai
sebagai Dampak Aktivitas Industri di
Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah.
UNIKAL: Pekalongan.

INTERNET :
http://www.pekalongankota.go.id/berita/bl
h-minimalisir-pencemaran# di akses pada
8/10/2015 pukul 20.32 WIB
http://news.okezone.com/read/2008/07/04/
1/124777/pencemaran-limbah-batik-di-
pekalongan-makin-parahdi akses pada
8/10/2015 pukul 20.45 WIB

http://www.greenradio.fm/news/latest/207-
pencemaran-limbah-batik-pekalongan di
akses pada 10/10/2015 pukul 10.15 WIB

http://berita.suaramerdeka.com/limbah-
batik-tidak-diolah-air-bersih-terancam-
punah/ di akses pada 15/10/2015 pukul
21.25 WIB
http://jateng-
beta.tribunnews.com/2015/04/02/lipi-

15

You might also like