You are on page 1of 15

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.

2, Juli 2014

IMPLEMENTASI MULTI SOURCE FEEDBACK UNTUK MENGEVALUASI


PROFESSIONAL BEHAVIOUR MAHASISWA DI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Fatikhu Yatuni Asmara

Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro


unie_nuzul@yahoo.com

ABSTRACT
Professional Behaviour (PB) is a part of competences that must be achieved by nursing
students. Evaluation is essential to ensure that it has been achieved. Multi Source
Feedback (MSF) is one of assessment methods for assessing medical students’ PB.
However, there is no report about the implementation of MSF in nursing education. The
aim of this study is to identify the implementation of MSF to evaluate nursing students’ PB.
The participants were 30 nursing students and 5 professional nurses. Participants were
chose by using total sampling. It means that all students and nurses who enrolled in
community nursing subject were involved as the participants. The data were collected by
using two ways: questionnaires for the quantitative and in-depth interview for the qualitative
data. Mann-Whitney U was utilized to analyze the quantitative data to investigate the
differences of distribution between two groups of participant. The result shows that MSF is
an effective method to evaluate nursing students’ PB because it has advantages in
involving multi sources to give feedback. Furthermore, MSF uses two types of feedback:
the numeric and the narrative feedback which more vary in giving feedback. However,
there were some drawbacks of MFS included: score definition particularly 3 and 4,
statement of ‘critical thinking’, ’appreciate to the achievement’, and ‘caring’ that need to be
added in the component of evaluation.
Keywords : Multi source feedback (MSF), Nursing students, Professional Behaviour (PB)

ABSTRAK
Professional behavior (PB) merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh
mahasiswa keperawatan sehingga harus ada metode evaluasi yang digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi tersebut. Multi Source Feedback (MSF) adalah salah satu
metode yang digunakan untuk menilai PB mahasiswa kedokteran. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengidentifikasi bagaimana implementasi MSF yang digunakan untuk menilai
PB mahasiswa keperawatan. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 35
responden yang terdiri dari mahasiswa keperawatan dan perawat. Responden dipilih
berdasarkan total sampling. Data dikumpulkan dengan 2 pendekatan, yaitu: kuantitatif dan
kualitatif. Mann-Whytney U digunakan untuk menganalisa data kuantitaif dengan tujuan
melihat perbedaan distribusi dua kelompok, mahasiswa dan perawat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa MSF efektif digunakan untuk menilai PB mahasiswa Kelebihan MSF
adalah melibatkan banyak sumber untuk menilai dan menggunakan dua tipe feedback
yaitu skala dan narasi. Adapaun kelemahan yang dimiliki metode MSF adalah penjelasan
skor terutama skor 3 dan 4, item penilaian berupa berpikir kritis, penghargaan terhadap
pencapaian, caring perlu ditambahkan.
Kata kunci : Mahasiswa keperawatan, Multi Source Feedback (MSF), Professional
Behaviour (PB)

111
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

PENDAHULUAN kompetensi. Sedangkan evaluasi sumatif


Dewasa sekarang ini, tenaga bertujuan untuk menilai kinerja mahasiswa di
kesehatan seperti dokter dan perawat ditantang akhir proses. Idealnya, feedback dari berbagai
untuk tidak hanya sekedar memiliki sumber seperti perawat, dokter, pasien dan
keterampilan klinik yang baik tetapi juga mahasiswa diperoleh mahasiswa pada kedua
memiliki kompetensi lain seperti mampu untuk jenis evaluasi.
berkomunikasi, mampu untuk berkolaborasi Menurut Davies dan Archer (2005)
dengan tenaga kesehatan lain, mampu untuk MSF menggunakan format dalam
bekerja di dalam tim, bertanggung jawab mendapatkan feedback yang disebut Shieffield
terhadap pekerjaannya, dan berpikir kritis. Peer Review Assessment (SPRAT). Format ini
Dengan kata lain, dokter dan perawat harus berisi 24 pertanyaan yang diturunkan dari Good
memiliki kompetensi komunikasi secara efektif, Medical Practice (GMP) yang meliputi tiga
berorganisasi, bekerja dalam tim, dan ranah aktivitas profesional yaitu kognitif,
profesional yang disebut soft skill disamping psikomotor, dan afektif atau PB. Delapan
memiliki kemampuan klinis seperti memberikan pertanyaan meliputi evaluasi pada aspek
perawatan kepada pasien atau yang disebut kognitif dan psikomotor (pertanyaan no 1, 2, 3,
dengan hard skill (Van Tartwijk & Driessen, 6, 7, 8, 9, dan 10) sedangkan 16 pertanyaan
2009). Isu ini menjadi tren karena pengetahuan lainnya tentang aspek afektif atau PB.
pasien meningkat dan pasien lebih Selanjutnya source (penilai) akan diminta untuk
membutuhkan kenyamanan selama perawatan. memberikan score sesuai dengan pertanyaan
Soft skill atau orang mengenal dan memberikan feedback dalam bentuk
dengan Professional Behaviour (PB) sama narasi.
pentingnya dengan kognitif dan psikomotor Meskipun banyak format yang
dimana ketiga faktor tersebut berkontribusi digunakan di MSF, SPRAT dipilih dalam studi
pada aktivitas profesional yang dibutuhkan oleh ini karena SPRAT lebih efektif. Dibandingkan
dokter dan perawat sebagai tenaga kesehatan dengan portofolio, SPRAT menyediakan
(Kuiper & Balm, 2001 dalam Speth-Lemmens, feedback yang lebih objektif karena SPRAT
2009). Meskipun belum ada definisi yang pasti memiliki level nilai untuk setiap pertanyaan
untuk PB, banyak ahli merujuk hal ini pada sedangkan portofolio hanya menyediakan
sikap dan perilaku profesional, dan hal ini dapat feedback yang lebih subjektif dalam bentuk
disupervisi, diajarkan dan dievaluasi (Speth- narasi (Epstein, 2007). Mini-Peer Assessment
Lemmens, 2009). Tool (Mini-PAT) dan Team of Assessment
Oleh karena itu, evaluasi harus Behaviour (TAB) adalah contoh format lain
dilaksanakan untuk memastikan mahasiswa yang digunakan dalam MSF, hanya saja jumlah
mencapai kompetensi PB. Davies dan Archer pertanyaan yang digunakan lebih sedikit
(2005) mendefinisikan Multi Source Feedback dibanding SPRAT yaitu 16 pertanyaan pada
(MSF) adalah salah satu metode evaluasi yang mini-PAT dan empat pertanyaan pada TAB
menggunakan kuesioner dan melibatkan sehingga lebih sedikit komponen yang terwakili
tenaga kesehatan lain serta pasien untuk (Burford, et. al, 2010). Oleh karena itu, SPRAT
memberikan feedback. MSF dapat dibagi lebih efektif untuk memberikan feedback yang
menjadi tiga source (sumber), yaitu peer lebih objektif.
(teman), pasien, dan mahasiswa itu sendiri Kebanyakan riset menunjukkan
(Epstein, 2007). Selanjutnya MSF dapat bahwa MSF adalah metode yang efektif untuk
diterapkan sebagai metode evaluasi formatif mengevaluasi kompetensi PB, sebagai contoh
dan sumatif (Davis, et.al, 2009). Evaluasi Davis dan Archer (2005) menyatakan bahwa
formatif dilaksanakan untuk mengevaluasi dokter yang kurang percaya diri akan terbantu
kinerja mahasiswa selama proses melalui MSF, mereka juga menyatakan bahwa
pembelajaran sehingga mahasiswa dapat komunikasi dengan pasien meningkat. Ide yang
memodifikasi rencana pembelajarannya saat sama datang dari Epstein (2007) bahwa MSF
menghadapi kesulitan dalam mencapai merupakan metode yang efektif karena
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

melibatkan dua jenis feedback sekaligus yaitu mahasiswa keperawatan tentang implementasi
narasi dan statistik. MSF dan format SPRAT untuk mengevaluasi
Akan tetapi, riset tersebut dilakukan PB mahasiswa. Adapun pertanyaan penelitian
pada mahasiswa kedokteran dan residen. yang harus diselesaikan melalui studi ini adalah
Belum banyak studi yang dilakukan pada bagaimanakah persepsi perawat dan
mahasiswa keperawatan. Sepanjang ini hanya mahasiswa keperawatan tentang kekuatan dan
satu studi yang dilakukan pada mahasiswa kelemahan implementasi MSF untuk
keperawatan khususnya mahasiswa yang mengevaluasi PB mahasiswa serta
praktik di stase keperawatan maternitas. Hasil bagaimanakah persepsi perawat dan
menunjukkan bahwa baik perawat dan mahasiswa keperawatan tentang kesesuaian
mahasiswa setuju bahwa MSF dengan SPRAT MSF sebagai metode untuk mengevaluasi PB
sebagai format merupakan metode yang efektif mahasiswa?
untuk mengevaluasi PB mahasiswa Manfaat yang ingin dicapai dalam
keperawatan terutama mahasiswa penelitian ini adalah hasil penelitian
keperawatan stase maternitas karena MSF memberikan alternatif metode dan format
dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi penilaian PB mahasiswa sehingga dapat lebih
PB-nya melalui feedback yang diterima objektif dalam menilai penampilan mahasiswa,
(Asmara, 2013). penilaian PB mahasiswa yang lebih objektif
Perkembangan diperlukan untuk dapat membantu mahasiswa bersikap lebih
memastikan apakah metode MSF dan format profesional sehingga dapat mendukung
SPRAT dapat diaplikasikan pada peminatan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,
keperawatan yang lain. Untuk itu perlu untuk serta aplikasi hasil penelitian dapat memicu
mengevaluasi implementasi MSF di stase lain mahasiswa untuk memperbaiki PB sehingga
seperti keperawatan komunitas dan keluarga dapat meningkatkan profesionalisme.
yang merupakan keperawatan berbasis
masyarakat dan bukan berbasis klinik. Selain BAHAN DAN METODE
berbasis masyarakat, keperawatan komunitas Studi ini termasuk studi evaluasi yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan dilaksanakan untuk mengevaluasi
peminatan keperawatan yang lain berupa implementasi MSF sebagai salah satu metode
pelibatan keluarga dalam asuhan keperawatan untuk mengevaluasi PB mahasiswa
pada pasien. Partisipan yang terlibat dalam keperawatan. Polit and Hungler (1987)
studi ini adalah perawat yang berperan sebagai mendefinisikan studi evaluasi dilaksanakan
pembimbing klinik dan mahasiswa untuk mengevaluasi program, praktik,
keperawatan yang praktik stase keperawatan prosedur, atau kebijakan. Studi ini akan
komunitas dilaksanakan dalam 2 tahap, pertama adalah
Lebih lanjut lagi, peneliti berasumsi pelatihan untuk partisipan dengan materi
bahwa hasil studi ini sama efektif dengan studi tentang MSF, format yang digunakan, cara
sebelumnya yang dilakukan pada mahasiswa menggunakan MSF sebagai metode evaluasi.
paraktik keperawatan maternitas dimana Setelah itu, partisipan yang terlibat dalam
persepsi partisipan positif terhadap pelatihan akan mengimplementasikan MSF
implementasi MSF dan MSF akan memberikan dengan memberikan feedback kepada
sisi positif lebih banyak dibanding efek negatif. mahasiswa dengan menggunakan format
Apabila hasil studi ini didesiminasikan kepada SPRAT, sedangkan mahasiswa akan
institusi pendidikan keperawatan yang lain, berpartisipasi dengan memberikan feedback
bukan tidak mungkin MSF akan diterapkan untuk mahasiswa lain (peer assessment) dan
sebagai metode evaluasi PB mahasiswa untuk dirinya sendiri (self assessment).
keperawatan. Mahasiswa juga akan memperoleh feedback
Penjelasan di atas menunjukkan dari mahasiswa non keperawatan.
bahwa tujuan dalam studi ini yaitu untuk Langkah kedua adalah partisipan
mengidentifikasi persepsi perawat dan akan diminta untuk memberikan persepsinya

113
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

tentang implementasi MSF. Persepsi akan untuk menyampaikan persepsi mereka tentang
disampaikan dalam dua cara, pertama adalah implementasi MSF. Partisipan yang mewakili
seluruh partisipan akan diminta untuk mengisi grupnya untuk mengikuti wawancara dipilih
kuesioner tentang kekuatan dan kelemahan berdasarkan random sampling.
MSF. Cara kedua adalah satu atau dua
partisipan dari tiap grup akan diminta untuk
memberikan persepsinya dalam interview.
.
Bagan 1. Seting Penelitian
Implementasi MSF Mengumpulkan data
Pelatihan dan
dengan memberikan tentang persepsi
overview tentang
masukan kepada responden terhadap
MSF and SPRAT
mahasiswa implementasi MSF
sebagai instrumen
menggunakan SPRAT menggunakan kuesioner

Mengumpulkan data
Analisa data untuk tentang persepsi
menjawab pertanyaan responden terhadap
penelitian implementasi MSF
melalui interview

Waktu dan Lokasi Penelitian Selama dilakukan penelitian dan


Penelitian dilakukan di wilayah kerja implementasi MSF, SPRAT digunakan sebagai
dua puskesmas, puskesmas Padang Sari dan format untuk mendapatkan feedback dari
Puskesmas Rowosari. Dua puskesmas sumber. Ini merupakan format penilaian yang
tersebut dipilih menjadi lokasi penelitian karena terdiri dari 24 pertanyaan dimana hanya 16
terdapat tiga kelompok mahasiswa yang pertanyaan yang akan digunakan serta tempat
sedang praktik keperawatan komunitas. untuk memberikan komentar. Rentang
Sedangkan proses penelitian dilaksanakan penilaian adalah 1-6 dimana skala 1 adalah
selama tiga bulan. jelek, skala 4 adalah cukup, serta skala 6
adalah memuaskan (lampiran 1).
Populasi dan Sampel
Partisipan yang terlibat dalam studi Pengumpulan Data
ini adalah dosen yang menjadi pembimbing Pengumpulan data dilaksanakan
klinik dan mahasiswa keperawatan yang praktik dalam dua langkah, pertama adalah meminta
di stase keperawatan komunitas. Stase yang partisipan untuk mengisi kuesioner yang berisi
akan digunakan adalah keperawatan pernyataan terkait dengan persepsi mereka
komunitas. Jumlah partisipan yang terlibat dalam implementasi MSF dan partisipan akan
dalam penelitian ini adalah 35 orang dengan memberi skor dengan skala Likert (1= sangat
rincian 5 dosen sebagai pembimbing klinik, dan tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat
30 mahasiswa keperawata (tabel 1). setuju). Kuesioner diadaptasi dari dua
Pembimbing klinik dan mahasiswa yang terlibat kuesioner yang telah digunakan pada
dalam praktik keperawatan komunitas penelitian sebelumnya yaitu Archer (2008)
mengikuti proses penelitian atau dipilih yang mengembangkan kuesioner untuk
berdasarkan total sampling. Seluruh partisipan menginvestigasi pengaruh SPRAT pada sistem
terlibat dalam pengisian kuesioner sedangkan mahasiswa kedokteran dan Burford, et.al
satu atau dua partisipan wakil dari masing- (2010) yang meneliti tentang persepsi dari
masing grup akan terlibat dalam wawancara pengguna MSF untuk dokter muda. Pernyataan
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Tabel 1. Distribusi Responden


No. Posisi Mengikuti Pelatihan dan Mengikuti
Mengisi Kuesioner Interview
Keperawatan Komunitas
1. Pembimbing Klinik 5 3
2. Mahasiswa Keperawatan 30 15
Jumlah responden 35 18

yang ada di kuesioner adalah opini partisipan Langkah ketiga adalah menganalisa data
tentang penggunaan SPRAT dan penerimaan kualitatif yang berasal dari wawancara.
mereka terhadap SPRAT sebagai metode Menurut Fraenkel dan Wallen (2010) peneliti
evaluasi (Archer, 2008 & Burford. et. al, 2010). kualitatif memfokuskan penelitian mereka pada
Ada dua kuesioner yang berbeda, yang penggambaran suatu kegiatan atau situasi
pertama ditujukan untuk mahasiswa dan secara detil. Data akan direkam, dicatat,
kuesioner kedua untuk perawat. selanjutnya akan diintepretasikan secara detil,
Pengumpulan data yang kedua diberikan kode dan diformulasikan dalam tema
adalah interview untuk mendukung data (Fraenkel & Wallen, 2010).
kuantitatif. Wawancara ini dilaksanakan untuk
memberi kesempatan kepada partisipan untuk HASIL DAN BAHASAN
menyampaikan secara mendalam opini mereka Setelah dianalisa, terdapat kesamaan
tentang implementasi MSF. Seperti pola antara data dari kuesioner dengan data
didefinisikan oleh Cresswell (2012) bahwa yang berasal dari wawancara. Kesemuanya
wawancara dilakukan untuk memperoleh ide dikembangkan menjadi tema dan akan
partisipan berdasarkan pertanyaan tertentu. disampaikan dalam bab ini. Penyampaian
Demikian juga yang akan dilakukan di studi ini diawali dengan data kuantitatif terlebih dahulu
dimana pertanyaan disusun untuk wawancara dan diikuti oleh data kualitatif. Enam tema
semi struktur, seperti pengalaman partisipan berhasil dirumuskan dalam analisa data, yaitu:
dalam mengimplementasikan MSF, evaluasi PB, kesesuaian MSF untuk
pemahaman partisipan tentang MSF, mengevaluasi PB, kelebihan PB, kelemahan
kesesuaian MSF untuk mengevaluasi PB PB, penggunaan feedback untuk mengubah
mahasiswa keperawatan, kesulitan saat PB, dan aplikasi MSF di peminatan lain di
menggunakan MSF, dan efek penggunaan keperawatan.
MSF bagi PB mahasiswa. Sebelum terlibat
dalam studi ini seluruh partisipan akan 1. Evaluasi PB
memberikan persetujuannya sebagai partisipan PB menjadi bagian yang penting
melalui lembar inform consent. dalam kompetensi mahasiswa karena
tantangan di tempat kerja atau Rumah sakit
Analisis Data adalah kemampuan soft skill yang dimiliki
Pertama, data dari kuesioner mahasiswa selain hard skill atau kemampuan
dianalisa dengan menghitung frekuensi tiap teknis. Untuk memastikan mahasiswa
pernyataan untuk mengetahui distribusinya. mencapai kompetensi PB, harus ada evaluasi.
Selanjutnya adalah menghitung perbedaan Seluruh responden (35 orang) setuju bahwa PB
distribusi tiap grup, perawat dan mahasiswa, wajib untuk dievaluasi.
menggunakan tes parametrik independen tes. Secara umum, responden dalam
Tes parametrik dipilih karena jumlah partisipan penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok,
35 orang dan memenuhi syarat untuk mewakili mereka adalah kelompok mahasiswa dan
populasi (Field, 2009). kelompok perawat. Kedua kelompok memiliki
karakteristik yang berbeda, seperti perawat
115
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

lebih berpengalaman dibanding mahasiswa


dalam memberikan feedback di proses Tabel 3. Distribusi Kompetensi di Dalam PB
evaluasi. Mereka juga memiliki berbeda peran
dimana perawat sebagai penilai dan Kompetensi dalam PB Frekuensi
mahasiswa adalah yang dinilai. Berkaitan (%)
dengan pendapat perawat dan mahasiswa, 1. Berpikir kritis 27 (77.1)
distribusi perbedaan pendapat tentang 2. Komunikasi 32 (91.4)
‘evaluasi PB’ diukur menggunakan Mann- 3. Tanggung jawab 32 (91.4)
Whitney U dan akan disampaikan dalam tabel 4. Penyelesaian masalah 23 (65.7)
2. 5. Kemampuan interpersonal 31 (88,6)
6. Profesional 27 (77.1)
Tabel 2. Perbedaan Distribusi ‘Evaluasi PB’ 7. Ketrampilan teknik 15 (42.9)

Hipotesis Null Test Sig.


2. Kesesuaian MSF dalam mengevaluasi
Distribusi Independent 1.000 PB
‘Evaluasi PB’ Samples Mann
Tigapuluh responden (4 perawat dan
sama antara Whitney U Test
26 mahasiswa) sepakat bahwa MSF sesuai
kelompok
untuk mengevaluasi mahasiswa, sedangkan 5
responden
responden (1 perawat dan 4 mahasiswa) tidak
Tingkat signifikansi = 0.05
sepakat. Distribusi frekuensi dari kesesuaian
MSF dalam mengevaluasi PB akan
Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak disampaikan dalam tabel 4.
ada perbedaan distribusi pada ‘evaluasi PB’
Tes Mann Whitney U digunakan
antara kelompok perawat dan mahasiswa (p >
untuk menginvestigasi apakah terdapat
0.05) Beberapa alasan disampaikan oleh
perbedaan distribusi pada ‘kesesuaian MSF
responden terkait evaluasi PB baik melalui
untuk mengevaluasi PB mahasiswa’ antara
interview ataupun tertulis dalam kuesioner.
kelompok perawat dan mahasiswa. Tes ini
Salah seorang perawat menyatakan bahwa PB
dilakukan karena perawat dan mahasiswa
perlu dievaluasi dengan tujuan untuk
memiliki peran yang berbeda, sebagai penilai
meningkatkan kompetensi mahasiswa terutama
dan yang dinilai, sehingga investigasi terhadap
soft skill mahasiswa dan membantu untuk
perbedaan pendapat antar dua kelompok perlu
menunjukkan sikap profesionalisme
untuk dilakukan.
mahasiswa. Selain itu seorang mahasiswa
menyampaikan bahwa dengan dievaluasi, Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil
mahasiswa akan menunjukkan PB yang lebih bahwa tidak ada perbedaan opini antara
baik, meningkatkan kapasitas mahasiswa, dan kelompok perawat dan mahasiswa,walaupun
merupakan bagian dari perkembangan profesi. mereka memiliki peran yang berbeda dan
Hampir seluruh mahasiswa yang terlibat memiliki pendapat yang berbeda terkait
wawancara menyampaikan bahwa evaluasi PB kesesuaian MSF sebagai metode untuk menilai
merupakan proses refleksi diri mahasiswa PB mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara
untuk mengidentifikasi kekurangan dan dengan responden diperoleh beberapa alasan
kelebihan mahasiswa sehingga perlu untuk mengapa MSF metode yang sesuai untuk
dilakukan. menilai PB mahasiswa, salah satunya adalah
MSF melibatkan banyak sumber (multi source)
Responden memilih beberapa
sehingga lebih objektif.
kompetensi yang termasuk dalam PB, dan
akan ditunjukkan dalam Tabel 3.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Tabel 4. Distribusi Frekuensi ‘Kesesuaian MSF untuk Menilai PB Mahasiswa


Perawat Mahasiswa
Total
Pernyataan Ya (%) Tidak (%) Ya Tidak (%) (%)
(%)
MSF sesuai untuk 4 1 26 4 35
mengevaluasi PB (11.4) (2.9) (74.3) (11.4) (100)
mahasiswa
Tingkat signifikansi = 0.05

Tabel 5. Perbedaan Distribusi ‘Kesesuaian MSF untuk Menilai PB Mahasiswa’

Hipotesis Null Test Sig.


Distribusi ‘Kesesuaian MSF untuk Independent Samples Mann Whitney U .871
menilai PB mahasiswa’ adalah sama Test
antara kelompok responden

Selain itu banyak sumber juga dapat dalam format di MSF jelas, skala pada format
meminimalkan terjadinya manipulasi nilai di MSF jelas, format di MSF mudah untuk
karena hasil nilai akan dibandingkan antara dilengkapi, feedback numerik mudah untuk
berbagai sumber. Responden lain menyatakan diberikan dan dipahami, self-assessment dan
bahwa MSF adalah metode yang cocok karena peer-assessment disukai oleh responden, serta
penilaian menggunakan metode MSF yang waktu untuk memberikan feedback cukup (lihat
melibatkan banyak sumber sesuai bagi perawat Tabel 6).
yang banyak bersinggungan dengan orang lain Berdasarkan tabel 6, sebagian besar
selain pasien seperti kolega dan tenaga responden setuju bahwa MSF dan formatnya
kesehatan lain. memiliki aspek positif. Akan tetapi lebh dari
Di sisi lain, beberapa responden 30% responden tidak setuju apabila pernyataan
menyatakan dalam wawancara bahwa MSF di format MSF jelas sehingga hal ini akan
kurang sesuai untuk mengukur PB mahasiswa didiskusikan selanjutnya sebagai kekurangan
karena terlalu sederhana dan kurang rinci, MSF dan formatnya.
terutama pada format SPRAT. Rentang skor Sama seperti halnya pada ‘MSF
yang kurang jelas terutama pada skor ‘rata- adalah metode yang sesuai untuk penilaian PB
rata’ dan ‘cukup’, akan lebih baik apabila ‘rata- mahasiswa’, tes Mann-Whitney U digunakan
rata’ tidak perlu dicantumkan sehingga rentang untuk mengetahui perbedaan distribusi
skor antara 1-5. Selain itu pernyataan di format pendapat antar kelompok responden (lihat
SPRAT yang membutuhkan penjelasan lebih Tabel 7).
lanjut membuat metode MSF dan format Berdasarkan tabel 7 diperoleh
SPRAT menjadi kurang sesuai untuk menilai kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan
PB mahasiswa. distribusi pendapat antar kelompok responden
Sebagai contoh: pernyataan no. 5 (komitmen kecuali pada ‘format MSF mudah untuk
untuk belajar) dan no. 6 (keinginan dan dilengkapi’ dan ‘saya bahagia dengan peer
kefektifitasan saat mengajar kolega) bisa assessment dan assessment untuk
dijadikan 1 karena memiliki pengertian yang mahasiswa’. Hal ini dapat dijelaskan
hampir sama. berdasarkan data yang diperoleh selama
3. Aspek positif dari MSF wawancara bahwa responden terutama
Kedua kelompok responden, perawat mahasiswa merasa belum terbiasa untuk
dan mahasiswa menyampaikan aspek positif memberi penilaian terhadap diri sendiri dan
dari metode MSF, antara lain pernyataan orang lain. Berbeda halnya dengan perawat

117
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Table 6. Distribusi Respon Responden terhadap Aspek Positif dari MSF

Pernyataan Perawat Mahasiswa Total


Sanga Setuju Tidak Sangat Setuju Tidak Sanga
t setuju setuju setuju t tidak
setuju setuju
Pernyataan 0 5 0 0 13 17 0 35
dalam format di (0%) (14%) (0%) (0%) (37%) (49%) (0%) (100%)
MSF jelas
Rentang skala 1 4 0 5 23 2 0 35
dalam format di (3%) (11%) (0%) (14%) (66%) (6%) (0%) (100%)
MSF jelas
Format dalam 2 3 0 0 22 8 0 35
MSF mudah (6%) (8%) (0%) (0%) (63%) (23%) (0%) (100%)
untuk dilengkapi
Feedback - - - 6 17 6 1 30
numerik lebih (20%) (57%) (20%) (3%) (100%)
mudah dipahami
 pertanyaan
untuk mahasiswa

Feedback 2 3 0 12 16 2 0 35
numerik lebih (6%) (8%) (0%) (34%) (46%) (6%) (0%) (100%)
mudah diberikan
Saya bahagia - - - 5 25 0 0 30
dengan self (17%) (83%) (0%) (0%) (100%)
assessment 
pertanyaan untuk
mahasiswa

Saya bahagia 4 1 0 2 23 5 0 35
dengan peer (11%) (3%) (0%) (6%) (66%) (14%) (0%) (100%)
assessment atau
assessment
terhadap
mahasiswa.
Waktu untuk 0 4 1 2 27 1 0 35
memberikan (0%) (11%) (3%) (6%) (77%) (3%) (0%) (100%)
feedback cukup
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Tabel 7. Perbedaan distribusi ‘Aspek positif MSF’


Hipotesis Null Test Sig.
Distribusi ‘skala di format MSF jelas’ Independent Samples Mann Whitney U Test . 369
sama antara kelompok responden
Distribusi ‘format MSF mudah untuk Independent Samples Mann Whitney U Test .048
dilengkapi’ sama antara kelompok
responden
Distribusi ‘feedback numerik mudah untuk Independent Samples Mann Whitney U Test .909
diberikan’ sama antara kelompok
responden
Distribusi ‘Saya bahagia dengan peer Independent Samples Mann Whitney U Test .004
assessment dan assessment untuk
mahasiswa’ sama antara kelompok
responden
Distribusi ‘waktu untuk memberikan Independent Samples Mann Whitney U Test .448
feedback cukup’ sama antara kelompok
responden
Tingkat signifikansi = 0.05

selaku pembimbing yang terbiasa memberikan Ungkapan seorang mahasiswa terkait


penilaian kepada orang lain sehingga aspek positif dari MSF adalah peer assessment
menyebabkan terjadinya perbedaan distribusi dimana mahasiswa merasa diingatkan oleh
opini antara mahasiswa dan perawat tentang mahasiswa yang lain terkait PB-nya.
perasaan bahagia saat memberikan penilaian Mahasiswa lain menambahkan bahwa self and
terhadap teman dan mahasiswa. peer assessment merupakan alat bagi mereka
Ketidakterbiasaan dalam memberikan penilaian untuk belajar mengevaluasi diri dan orang lain.
berdampak pula terhadap mudah atau sulitnya
responden dalam menggunakan format MSF 4. Aspek negatif dari MSF
sebagai alat penilaian. Aspek negatif MSF diperoleh dari
Selama interview, responden jumlah responden yang tidak setuju dengan
menyatakan bahwa MSF memiliki aspek positif pernyataan di kuesioner. Tujuh belas
yang lain sehingga tepat apabila digunakan responden mengatakan tidak setuju dengan
sebagai metode penilaian PB mahasiswa. ‘pernyataan di format MSF jelas’. Seorang
Seorang perawat menyatakan bahwa MSF responden mengatakan dalam wawancara
lebih objektif karena melibatkan banyak sumber bahwa pernyataan no. 1 (kesadaran terhadap
dalam proses penilaian sehingga mahasiswa keterbatasan mahasiswa), 2 (kemampuan
lebih banyak mendapatkan feedback, artinya untuk merespon aspek psikososial pasien), 12
semakin banyak feedback yang diperoleh (komunikasi tertulis dengan kolega), 13
mahasiswa, semakin banyak dorongan bagi (menyadari nilai dan distribusi nilai-nilai
mahasiswa tersebut untuk meningkatkan PB- kemanusiaan antar sesama), dan 16
nya. Responden lain menyatakan bahwa skala (kemampuan untuk mengatur
numerik memudahkan mereka dalam sesuatu/manajemen) kurang bisa dipahami.
memberikan feedback walaupun narasi juga Selain itu juga ada pernyataan yang bisa dibagi
penting untuk menjelaskan penilaian. menjadi 2 pernyataan contohnya no. 13
Mahasiswa juga merasa bahwa kombinasi (menyadari nilai dan distribusi nilai-nilai
antara skala numeik dan narasi membuat MSF kemanusiaan antar sesama) dan juga
menjadi metode evaluasi yang lebih dipilih. pernyataan yang bisa digabung menjadi 1
seperti pada no. 5 (komitmen untuk belajar)

119
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

dan 6 (keinginan dan keefektifitasan dalam 5. Feedback dapat digunakan oleh


belajar). mahasiswa untuk merubah PB-nya.
Selain pernyataan dalam format yang Responden menyatakan bahwa
kurang bisa dipahami, responden memberi dan menerima feedback memberikan
menyampaikan ada beberapa poin yang belum mereka keuntungan, ditandai dengan proses
tercantum seperti berpikir kritis, tanggung pemberian feedback, feedback dapat
jawab, penghargaan terhadap pencapaian atau mengidentifikasi aspek negatif mahasiswa,
kelebihan orang lain, bekerja sama, dan caring. feedback adalah refleksi dari PB mahasiswa,
Walaupun tidak banyak responden yang tidak dan feedback dapat meubah PB mahasiswa
setuju dengan ‘rentang skor jelas’, ada (lihat Tabel 8).
masukan dari responden terkait rentang skor, Untuk mendukung pendapat
yaitu definisi masing-masing skor belum jelas responden tentang pentingnya memberi dan
terutama skor 3 dan 4. Menurut seorang menerima feedback, Mann-Whitney U test
responden, skor 4 dapat dihilangkan sehingga kembali digunakan untuk mengetahui
rentang skor hanya 1 -5. Tidak terkaji atau tidak perbedaan distribusi ‘feedback dapat
tahu dapat juga dimasukkan ke dalam skor digunakan oleh mahasiswa’ seperti yang
karena belum tentu semua pernyataan ada tercantum dalam tabel 9.
pada seseorang. Berdasarkan tabel tersebut, tidak ada
Dapat disimpulkan bahwa MSF perbedaan distribusi antara kelompok perawat
memiliki aspek negatif, seperti pernyataan
dalam format yang kurang jelas, dan definisi
masing-masing skor yang belum pasti.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Tabel 8. Distribusi respon responden terhadap ‘feedback berguna bagi mahasiswa’


Perawat Mahasiswa
Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat Setuju Tidak Total
setuju setuju setuju setuju
Saya merasa 2 3 0 1 27 2 35
nyaman dengan (6%) (8%) (0%) (3%) (77%) (6%) (100%)
proses pemberian
feedback
Feedback adalah 1 4 0 7 22 1 35
refleksi dari PB (3%) (11%) (0%) (20%) (63%) (3%) (100%)
mahasiswa
Feedback dapat 1 4 0 6 22 2 35
mengidentifikasi (3%) (11%) (0%) (17%) (63%) (6%) (100%)
kesulitan mahasiswa
Format MSF dapat 1 4 0 6 24 0 35
membantu merubah (3%) (11%) (0%) (17%) (67%) (0%) (100%)
PB mahasiswa

Tabel 9. Perbedaan distribusi ‘Feedback dapat digunakan mahasiswa’


Hipotesis Null Test Sig.
Distribusi ‘Saya merasa nyaman dengan Independent Samples Mann Whitney . 155
proses pemberian feedback’ sama antara U Test
kelompok responden
Distribusi ‘Feedback adalah refleksi dari PB Independent Samples Mann Whitney 1.000
mahasiswa’ sama antara kelompok U Test
responden
Distribusi ‘Feedback dapat mengidentifikasi Independent Samples Mann Whitney .873
kesulitan mahasiswa’ sama antara U Test
kelompok responden
Distribusi ‘Format MSF dapat membantu Independent Samples Mann Whitney 1.000
merubah PB mahasiswa’ sama antara U Test
kelompok responden
Tingkat signifikansi = 0.05

dan mahasiswa bahwa feedback yang PEMBAHASAN


diberikan oleh perawat dan mahasiswa dapat Bagian ini akan memberikan
digunakan untuk merubah PB. Namun ada perbandingan antara data yang ditemukan
faktor lain yang mempengaruhi seperti motivasi dengan teori yang mendukung.
internal mahasiswa. Hal ini disampaikan 1. Kesesuaian MSF sebagai metode
responden selama wawancara bahwa PB evaluasi
dapat berubah berdasarkan feedback yang PB mahasiswa penting untuk
didapatkan tergantung pada diri mahasiswa, dievaluasi karena PB merupakan kompetensi
apakah dia mau merubah atau tidak. Selain itu, yang harus dicapai mahasiswa selain kognitif
bentuk feedback seperti numerik dan narasi dan psikomotor. Evaluasi PB juga dapat
juga berpengaruh pada perubahan PB. Bentuk membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi
numerik lebih mudah diberikan dan digunakan kekurangannya, seperti yang disampaikan oleh
daripada bentuk narasi, tetapi bentuk narasi Van Mook, et.al. (2009b).
akan lebih menjabarkan komponen PB. MSF adalah metode yang tepat
dalam mengevaluasi PB mahasiswa khususnya
mahasiswa kedokteran karena MSF terbukti

121
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

dapat meningkatkan percaya diri mahasiswa dimana 3 adalah rata-rata dan 4 adalah cukup.
kedokteran dalam komunikasi dengan pasien Skor yang tidak jelas dapat memberikan
dan kolega (Davis & Archer, 2005), kerugian, seperti: munculnya efek halo dan
meningkatkan kemampuan dalam memberikan horn. Efek halo muncul pada saat evaluator
feedback (Van Mook, et.al, 2009b), sama terpengaruh untuk memberikan nilai bagus
halnya meningkatkan kerja tim, produktivitas, pada satu kompetensi setelah evaluator
komunikasi yang baik, dan kepercayaan melihat mahasiswa tersebut bagus di
(Wood, et.al.2006). Meskipun belum ada kompetensi lain.
penelitian yang membuktikan bahwa MSF Sebaliknya, nilai kurang akan
dapat meningkatkan PB mahasiswa diberikan kepada mahasiswa pada satu
keperawatan, responden sepakat bahwa MSF kompetensi apabila evaluator melihat
dapat diterapkan pada mahasiswa penguasaan mahasiswa kurang pada
keperawatan karena MSF memiliki kelebihan, kompetensi lain adalah bentuk dari efek horn
seperti: melibatkan banyak sumber dalam (Van Mook, et.al. 2009a; Wood, et.al. 2006).
memberikan feedback. Hal ini didukung oleh Berdasarkan alasan tersebut responden
Van Mook, et.al. (2009b) bahwa metode menyarankan untuk menghilangkan skor rata-
evaluasi yang baik adalah bukan evaluasi rata atau cukup sehingga rentang skor menjadi
tunggal melainkan evaluasi yang melibatkan 1-5 yaitu 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = rata-
banyak sumber atau triangulasi dimana self rata, 4 = baik, 5 = sangat baik.
and peer assessment dilibatkan. Bagian lain dari MSF yang perlu
Alasan lain yang membuat MSF ditingkatkan adalah beberapa pernyataan
sesuai untuk mengevaluasi PB adalah MSF penilaian yang perlu dimasukkan dalam format,
menyediakan dua tipe feedback yaitu numerik seperti: berpikir kritis, menghargai kelebihan,
dan narasi. Meskipun belum ada bukti bahwa dan caring terhadap semua. Tiwari, et.al.
feedback numerik lebih objektif dibanding (2003) menyatakan bahwa berpikir kritis
narasi, sebagian besar responden menyatakan diharapkan menjadi bagian dari
bahwa feedback numerik lebih mudah profesionalisme dan tujuan pembelajaran nilai.
diberikan daripada narasi. Namun beberapa Selain kedua hal tersebut, responden
responden menyatakan bahwa feedback narasi menyatakan ada beberapa pernyataan yang
juga baik digunakan untuk menjelaskan perlu diperjelas maksudnya, yaitu no. 1, 2, 12,
penilaian yang dimaksud. Salah seorang 13, dan 16. Pernyataan yang tidak jelas dapat
responden menyatakan bahwa lebih baik berpengaruh pada proses implementasi
menggabungkan dua jenis feedback agar metode SPRAT yaitu membuat proses
feedback lebih berkualitas. pengisian format menjadi lama karena
Lebih lanjut lagi, responden responden membutuhkan waktu untuk
menyatakan bahwa feedback yang diperoleh memahami pernyataan-pernyataan tersebut.
mahasiswa dapat merubah PB mahasiswa. Untuk itu perlu dilakukan training terhadap
Perkembangan profesionalisme dapat mahasiswa yang dinilai dan penilai tentang
didukung oleh feedback yang efektif (Hattie & metode MSF dan formatnya dengan tujuan
Timperley, 2007 di Holmboe, et.al, 2010). Akan untuk membuat responden lebih memahami
tetapi feedback menjadi efektif dan berguna proses penilaian (Wood, et.al., 2006).
bagi mahasiswa apabila diberikan segera
selama dan setelah observasi atau penilaian SIMPULAN
(Van Mook, et.al., 2009a). PB mahasiswa yang praktek di
2. Pengembangan MSF keperawatan komunitas dapat menggunakan
Disamping kelebihan dan kesesuaian metode MSF dan formatnya sebagai metode
MSF sebagai metode evaluasi, MSF memilki evaluasi PB. Hal ini didasari pada identifikasi
kelemahan yang harus diperbaiki, sebagai kelebihan atau aspek positif MSF sebagai
contoh: responden menyatakan bahwa definisi metode evaluasi, antara lain: MSF lebih objektif
skor masih kurang jelas terutama skor 3 dan 4 karena melibatkan banyak sumber sebagai
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Gambar 2. Skema tema

Aspek positif MSF MSF sesuai untuk Feedback dapat digunakan


 Melibatkan banyak mengevaluasi PB oleh mahasiswa untuk
sumber  MSF menggunakan skor merubah PB
 Menggunakan skala numerik dan melibatkan  Tergantung pada
numerik dan narasi banyak sumber dalam keamuan mahasiswa
 Format MSF mudah untuk memberikan penilaian untuk merubah PB
dilengkapi  Skor numerik lebih  Feedback numerik
 Waktu untuk memberikan disukai lebih disukai untuk
feddback cukup  Feedback narasi digunakan karena lebih
Evaluasi terhadap PB memfasilitasi penjelasan mudah diberikan
mahasiswa lebih lanjut
 Mengidentifikasi
kekurangan mahasiswa
 saran untuk
meningkatkan PB
 Penting untuk
meningkatkan PB

Aspek negatif MSF MSF perlu ditingkatkan


 Penjelasan masing-  Skor 3 atau 4 dihilangkan sehingga
masing skor kurang jelas. hanya ada rentang 1-5
 Pernyataan tidak lengkap  Menambah pernyataan: berpikir
dan kurang spesifik. kritis, menghargai kelebihan atau
pencapaian, dan caring.
 Membagi pernyataan menjadi 2 atau
lebih
 Memperjelas pernyataan no. 1, 2,
12, 13, 16.

123
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.1, Maret 2014

penilai, termasuk mahasiswa itu sendiri, DAFTAR PUSTAKA


menggunakan skala numerik yang relatif Archer, J. (2008). The Educational Impact
mudah diberikan dan digunakan oleh of the Sheffield Peer Review
mahasiswa untuk mengevaluasi PB-nya, Assessment Instrument (SPRAT).
dan mengkombinasikan skala numerik Thesis Dissertation.
dengan narasi sehingga feedback lebih Asmara, F.Y. (2013). The Implementation
mudah dijabarkan atau dijelaskan. of Multi Source Feedback (MSF)
Disamping segala kelebihan to assess Professional Behaviour
yang dimiliki oleh MSF, ada beberapa hal (PB) of nursing students in clinical
yang disarankan oleh responden untuk setting. [Unpublished master
ditingkatkan, antara lain: definisi skor yang thesis]. Mastricht: Maastricht
masih tidak jelas terutama skor 3 dan 4, University, The Netherland.
pernyataan tambahan yang belum ada di Burford, B., Illing, J., Kergon, C., Morrowi,
dalam format, seperti: berpikir kritis, G.., Livingston M. (2010). User
menghargai kelebihan atau pencapaian perception of multi source
seseorang, dan caring. Selain itu feedback tool for junior doctor.
pernyataan yang kurang jelas terutama no. Medical Education.(44): 165-176.
1, 2, 12, 13,16 dapat menyebabkan proses Creswell, J.W. (2012). Educational
implementasi menjadi lama karena Research: Planning, conducting,
responden harus memahami pernyataan and evaluating quantitative and
di dalam format. qualitative research. (pp. 140-
Normalitas data diperlukan untuk 235). Boston: Pearson.
menjamin hasil penelitian valid dan akurat, Davies, H. & Archer, J.(2005). Multi source
salah satunya adalah dengan menambah feedback: development and
responden. Semakin banyak responden practical aspects. The Clinical
yang terlibat, sebaran data semakin Teacher 2 (2): 77-81.
normal dan tes yang digunakan untuk Davis, M.H., Ponamperuma, G.G. & Wall,
mengidentifikasi hubungan antar variabel D. (2009). Workplace-based
dan mengidentifikasi distribusi perbedaan assessment. In: Dent, J.A &
antar kelompok responden adalah tes Harden, R.M. (eds). A practical
parametrik. Untuk itu disarankan untuk guide for medical teachers.
menambah jumlah responden pada Edinburgh: Elsevier Limited.
penelitian yang akan datang. Epstein, R. M. (2007). Assessment in
Hal lain yang perlu diperhatikan medical education. N Engl J Med,
adalah implementasi dan evaluasi metode 356(4): 387-396.
SPRAT di peminatan yang lain, seperti: Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2010).
keperawatan anak, dewasa, jiwa, serta Chapter 18: The nature of
keperawatan gawat dan darurat. Hal ini qualitative research. In How to
menjadi pertimbangan karena karakteristik design and evaluate research in
setiap mahasiswa yang praktek di education. 7th edition. (pp. 146-
peminatan, karakteristik pasien dan angka 498). New York: McGraw-Hill
ketergantungannya berbeda. Oleh karena Companies.
itu perlu untuk melaksanakan penelitian ini Field, A. (2009). Discovering statistics
di peminatan yang lain. using SPSS. 3rd edition. London:
SAGE Publication.

124
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014

Holmboe, E.S., Sherbino, J., Long, D.M., Wood, L., Hassel, A., Whitehouse, A.,
Swing, S.R. & Frank, J.R. (2010). Bullock, A., Wall, D. (2006). A
The role of assessment in literature review of multi-source
competency-based medical feedback systems within and
education. Medical Teacher, 32, without health services, leading to
676–682. 10 tips for their successful design.
Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1987). Chapter Medical Teacher, 28 (7): e185–
10: Some additional types of e191
research. In Nursing Research:
principles and methods. 3rd
edition. (pp. 158-163).
Philadelphia: J. B. Lippincott
Company.
Speth-Lemmens, I. (2009). Assessing
professional behaviour of students
in preclinical and clinical setting
[Unpublished master thesis].
Maastricht: University of
Maastricht, The Netherlands.
Tiwari, A., Aveny, A., Lai, P. (2003).
Critical thinking deposition of
Hongkong Chinese and Australian
nursing. Journal of Advanced
Nursing, 44 (3): 298-307.
Van Mook, W. N. K. A., Van Luijk, S. J.,
O’Sullivan, H., Wass, V.,
Schuwirth, L. W., Van der Vleuten,
C. P. M. (2009a). General
consideration regarding
assessment of professional
behaviour. European Journal of
Internal Medicine, 20: e90-e95.
Van Mook, W.N.K.A., Gorter, S.L., Van
Luijk, S.J., O’SulliVan, H., Wass,
V., Schuwirth, L. W., Van der
Vleuten, C. P. M. (2009b).
Approaches to professional
behaviour assessment: Tools in
the professionalism tool box.
European Journal of Internal
Medicine, 20: e153-e157.
Van Tartwijk, J. van & Driessen, E. W.
Portfolios for assessment and
learning: AMEE guide no.
45 Medical Teacher. 2009. 31:
790-801.

125

You might also like