Professional Documents
Culture Documents
Professional Behaviour Mahasiswa Di Keperawatan Komunitas: Implementasi Multi Source Feedback Untuk Mengevaluasi
Professional Behaviour Mahasiswa Di Keperawatan Komunitas: Implementasi Multi Source Feedback Untuk Mengevaluasi
2, Juli 2014
ABSTRACT
Professional Behaviour (PB) is a part of competences that must be achieved by nursing
students. Evaluation is essential to ensure that it has been achieved. Multi Source
Feedback (MSF) is one of assessment methods for assessing medical students’ PB.
However, there is no report about the implementation of MSF in nursing education. The
aim of this study is to identify the implementation of MSF to evaluate nursing students’ PB.
The participants were 30 nursing students and 5 professional nurses. Participants were
chose by using total sampling. It means that all students and nurses who enrolled in
community nursing subject were involved as the participants. The data were collected by
using two ways: questionnaires for the quantitative and in-depth interview for the qualitative
data. Mann-Whitney U was utilized to analyze the quantitative data to investigate the
differences of distribution between two groups of participant. The result shows that MSF is
an effective method to evaluate nursing students’ PB because it has advantages in
involving multi sources to give feedback. Furthermore, MSF uses two types of feedback:
the numeric and the narrative feedback which more vary in giving feedback. However,
there were some drawbacks of MFS included: score definition particularly 3 and 4,
statement of ‘critical thinking’, ’appreciate to the achievement’, and ‘caring’ that need to be
added in the component of evaluation.
Keywords : Multi source feedback (MSF), Nursing students, Professional Behaviour (PB)
ABSTRAK
Professional behavior (PB) merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh
mahasiswa keperawatan sehingga harus ada metode evaluasi yang digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi tersebut. Multi Source Feedback (MSF) adalah salah satu
metode yang digunakan untuk menilai PB mahasiswa kedokteran. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengidentifikasi bagaimana implementasi MSF yang digunakan untuk menilai
PB mahasiswa keperawatan. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 35
responden yang terdiri dari mahasiswa keperawatan dan perawat. Responden dipilih
berdasarkan total sampling. Data dikumpulkan dengan 2 pendekatan, yaitu: kuantitatif dan
kualitatif. Mann-Whytney U digunakan untuk menganalisa data kuantitaif dengan tujuan
melihat perbedaan distribusi dua kelompok, mahasiswa dan perawat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa MSF efektif digunakan untuk menilai PB mahasiswa Kelebihan MSF
adalah melibatkan banyak sumber untuk menilai dan menggunakan dua tipe feedback
yaitu skala dan narasi. Adapaun kelemahan yang dimiliki metode MSF adalah penjelasan
skor terutama skor 3 dan 4, item penilaian berupa berpikir kritis, penghargaan terhadap
pencapaian, caring perlu ditambahkan.
Kata kunci : Mahasiswa keperawatan, Multi Source Feedback (MSF), Professional
Behaviour (PB)
111
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
melibatkan dua jenis feedback sekaligus yaitu mahasiswa keperawatan tentang implementasi
narasi dan statistik. MSF dan format SPRAT untuk mengevaluasi
Akan tetapi, riset tersebut dilakukan PB mahasiswa. Adapun pertanyaan penelitian
pada mahasiswa kedokteran dan residen. yang harus diselesaikan melalui studi ini adalah
Belum banyak studi yang dilakukan pada bagaimanakah persepsi perawat dan
mahasiswa keperawatan. Sepanjang ini hanya mahasiswa keperawatan tentang kekuatan dan
satu studi yang dilakukan pada mahasiswa kelemahan implementasi MSF untuk
keperawatan khususnya mahasiswa yang mengevaluasi PB mahasiswa serta
praktik di stase keperawatan maternitas. Hasil bagaimanakah persepsi perawat dan
menunjukkan bahwa baik perawat dan mahasiswa keperawatan tentang kesesuaian
mahasiswa setuju bahwa MSF dengan SPRAT MSF sebagai metode untuk mengevaluasi PB
sebagai format merupakan metode yang efektif mahasiswa?
untuk mengevaluasi PB mahasiswa Manfaat yang ingin dicapai dalam
keperawatan terutama mahasiswa penelitian ini adalah hasil penelitian
keperawatan stase maternitas karena MSF memberikan alternatif metode dan format
dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi penilaian PB mahasiswa sehingga dapat lebih
PB-nya melalui feedback yang diterima objektif dalam menilai penampilan mahasiswa,
(Asmara, 2013). penilaian PB mahasiswa yang lebih objektif
Perkembangan diperlukan untuk dapat membantu mahasiswa bersikap lebih
memastikan apakah metode MSF dan format profesional sehingga dapat mendukung
SPRAT dapat diaplikasikan pada peminatan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,
keperawatan yang lain. Untuk itu perlu untuk serta aplikasi hasil penelitian dapat memicu
mengevaluasi implementasi MSF di stase lain mahasiswa untuk memperbaiki PB sehingga
seperti keperawatan komunitas dan keluarga dapat meningkatkan profesionalisme.
yang merupakan keperawatan berbasis
masyarakat dan bukan berbasis klinik. Selain BAHAN DAN METODE
berbasis masyarakat, keperawatan komunitas Studi ini termasuk studi evaluasi yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan dilaksanakan untuk mengevaluasi
peminatan keperawatan yang lain berupa implementasi MSF sebagai salah satu metode
pelibatan keluarga dalam asuhan keperawatan untuk mengevaluasi PB mahasiswa
pada pasien. Partisipan yang terlibat dalam keperawatan. Polit and Hungler (1987)
studi ini adalah perawat yang berperan sebagai mendefinisikan studi evaluasi dilaksanakan
pembimbing klinik dan mahasiswa untuk mengevaluasi program, praktik,
keperawatan yang praktik stase keperawatan prosedur, atau kebijakan. Studi ini akan
komunitas dilaksanakan dalam 2 tahap, pertama adalah
Lebih lanjut lagi, peneliti berasumsi pelatihan untuk partisipan dengan materi
bahwa hasil studi ini sama efektif dengan studi tentang MSF, format yang digunakan, cara
sebelumnya yang dilakukan pada mahasiswa menggunakan MSF sebagai metode evaluasi.
paraktik keperawatan maternitas dimana Setelah itu, partisipan yang terlibat dalam
persepsi partisipan positif terhadap pelatihan akan mengimplementasikan MSF
implementasi MSF dan MSF akan memberikan dengan memberikan feedback kepada
sisi positif lebih banyak dibanding efek negatif. mahasiswa dengan menggunakan format
Apabila hasil studi ini didesiminasikan kepada SPRAT, sedangkan mahasiswa akan
institusi pendidikan keperawatan yang lain, berpartisipasi dengan memberikan feedback
bukan tidak mungkin MSF akan diterapkan untuk mahasiswa lain (peer assessment) dan
sebagai metode evaluasi PB mahasiswa untuk dirinya sendiri (self assessment).
keperawatan. Mahasiswa juga akan memperoleh feedback
Penjelasan di atas menunjukkan dari mahasiswa non keperawatan.
bahwa tujuan dalam studi ini yaitu untuk Langkah kedua adalah partisipan
mengidentifikasi persepsi perawat dan akan diminta untuk memberikan persepsinya
113
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
tentang implementasi MSF. Persepsi akan untuk menyampaikan persepsi mereka tentang
disampaikan dalam dua cara, pertama adalah implementasi MSF. Partisipan yang mewakili
seluruh partisipan akan diminta untuk mengisi grupnya untuk mengikuti wawancara dipilih
kuesioner tentang kekuatan dan kelemahan berdasarkan random sampling.
MSF. Cara kedua adalah satu atau dua
partisipan dari tiap grup akan diminta untuk
memberikan persepsinya dalam interview.
.
Bagan 1. Seting Penelitian
Implementasi MSF Mengumpulkan data
Pelatihan dan
dengan memberikan tentang persepsi
overview tentang
masukan kepada responden terhadap
MSF and SPRAT
mahasiswa implementasi MSF
sebagai instrumen
menggunakan SPRAT menggunakan kuesioner
Mengumpulkan data
Analisa data untuk tentang persepsi
menjawab pertanyaan responden terhadap
penelitian implementasi MSF
melalui interview
yang ada di kuesioner adalah opini partisipan Langkah ketiga adalah menganalisa data
tentang penggunaan SPRAT dan penerimaan kualitatif yang berasal dari wawancara.
mereka terhadap SPRAT sebagai metode Menurut Fraenkel dan Wallen (2010) peneliti
evaluasi (Archer, 2008 & Burford. et. al, 2010). kualitatif memfokuskan penelitian mereka pada
Ada dua kuesioner yang berbeda, yang penggambaran suatu kegiatan atau situasi
pertama ditujukan untuk mahasiswa dan secara detil. Data akan direkam, dicatat,
kuesioner kedua untuk perawat. selanjutnya akan diintepretasikan secara detil,
Pengumpulan data yang kedua diberikan kode dan diformulasikan dalam tema
adalah interview untuk mendukung data (Fraenkel & Wallen, 2010).
kuantitatif. Wawancara ini dilaksanakan untuk
memberi kesempatan kepada partisipan untuk HASIL DAN BAHASAN
menyampaikan secara mendalam opini mereka Setelah dianalisa, terdapat kesamaan
tentang implementasi MSF. Seperti pola antara data dari kuesioner dengan data
didefinisikan oleh Cresswell (2012) bahwa yang berasal dari wawancara. Kesemuanya
wawancara dilakukan untuk memperoleh ide dikembangkan menjadi tema dan akan
partisipan berdasarkan pertanyaan tertentu. disampaikan dalam bab ini. Penyampaian
Demikian juga yang akan dilakukan di studi ini diawali dengan data kuantitatif terlebih dahulu
dimana pertanyaan disusun untuk wawancara dan diikuti oleh data kualitatif. Enam tema
semi struktur, seperti pengalaman partisipan berhasil dirumuskan dalam analisa data, yaitu:
dalam mengimplementasikan MSF, evaluasi PB, kesesuaian MSF untuk
pemahaman partisipan tentang MSF, mengevaluasi PB, kelebihan PB, kelemahan
kesesuaian MSF untuk mengevaluasi PB PB, penggunaan feedback untuk mengubah
mahasiswa keperawatan, kesulitan saat PB, dan aplikasi MSF di peminatan lain di
menggunakan MSF, dan efek penggunaan keperawatan.
MSF bagi PB mahasiswa. Sebelum terlibat
dalam studi ini seluruh partisipan akan 1. Evaluasi PB
memberikan persetujuannya sebagai partisipan PB menjadi bagian yang penting
melalui lembar inform consent. dalam kompetensi mahasiswa karena
tantangan di tempat kerja atau Rumah sakit
Analisis Data adalah kemampuan soft skill yang dimiliki
Pertama, data dari kuesioner mahasiswa selain hard skill atau kemampuan
dianalisa dengan menghitung frekuensi tiap teknis. Untuk memastikan mahasiswa
pernyataan untuk mengetahui distribusinya. mencapai kompetensi PB, harus ada evaluasi.
Selanjutnya adalah menghitung perbedaan Seluruh responden (35 orang) setuju bahwa PB
distribusi tiap grup, perawat dan mahasiswa, wajib untuk dievaluasi.
menggunakan tes parametrik independen tes. Secara umum, responden dalam
Tes parametrik dipilih karena jumlah partisipan penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok,
35 orang dan memenuhi syarat untuk mewakili mereka adalah kelompok mahasiswa dan
populasi (Field, 2009). kelompok perawat. Kedua kelompok memiliki
karakteristik yang berbeda, seperti perawat
115
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
Selain itu banyak sumber juga dapat dalam format di MSF jelas, skala pada format
meminimalkan terjadinya manipulasi nilai di MSF jelas, format di MSF mudah untuk
karena hasil nilai akan dibandingkan antara dilengkapi, feedback numerik mudah untuk
berbagai sumber. Responden lain menyatakan diberikan dan dipahami, self-assessment dan
bahwa MSF adalah metode yang cocok karena peer-assessment disukai oleh responden, serta
penilaian menggunakan metode MSF yang waktu untuk memberikan feedback cukup (lihat
melibatkan banyak sumber sesuai bagi perawat Tabel 6).
yang banyak bersinggungan dengan orang lain Berdasarkan tabel 6, sebagian besar
selain pasien seperti kolega dan tenaga responden setuju bahwa MSF dan formatnya
kesehatan lain. memiliki aspek positif. Akan tetapi lebh dari
Di sisi lain, beberapa responden 30% responden tidak setuju apabila pernyataan
menyatakan dalam wawancara bahwa MSF di format MSF jelas sehingga hal ini akan
kurang sesuai untuk mengukur PB mahasiswa didiskusikan selanjutnya sebagai kekurangan
karena terlalu sederhana dan kurang rinci, MSF dan formatnya.
terutama pada format SPRAT. Rentang skor Sama seperti halnya pada ‘MSF
yang kurang jelas terutama pada skor ‘rata- adalah metode yang sesuai untuk penilaian PB
rata’ dan ‘cukup’, akan lebih baik apabila ‘rata- mahasiswa’, tes Mann-Whitney U digunakan
rata’ tidak perlu dicantumkan sehingga rentang untuk mengetahui perbedaan distribusi
skor antara 1-5. Selain itu pernyataan di format pendapat antar kelompok responden (lihat
SPRAT yang membutuhkan penjelasan lebih Tabel 7).
lanjut membuat metode MSF dan format Berdasarkan tabel 7 diperoleh
SPRAT menjadi kurang sesuai untuk menilai kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan
PB mahasiswa. distribusi pendapat antar kelompok responden
Sebagai contoh: pernyataan no. 5 (komitmen kecuali pada ‘format MSF mudah untuk
untuk belajar) dan no. 6 (keinginan dan dilengkapi’ dan ‘saya bahagia dengan peer
kefektifitasan saat mengajar kolega) bisa assessment dan assessment untuk
dijadikan 1 karena memiliki pengertian yang mahasiswa’. Hal ini dapat dijelaskan
hampir sama. berdasarkan data yang diperoleh selama
3. Aspek positif dari MSF wawancara bahwa responden terutama
Kedua kelompok responden, perawat mahasiswa merasa belum terbiasa untuk
dan mahasiswa menyampaikan aspek positif memberi penilaian terhadap diri sendiri dan
dari metode MSF, antara lain pernyataan orang lain. Berbeda halnya dengan perawat
117
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
Feedback 2 3 0 12 16 2 0 35
numerik lebih (6%) (8%) (0%) (34%) (46%) (6%) (0%) (100%)
mudah diberikan
Saya bahagia - - - 5 25 0 0 30
dengan self (17%) (83%) (0%) (0%) (100%)
assessment
pertanyaan untuk
mahasiswa
Saya bahagia 4 1 0 2 23 5 0 35
dengan peer (11%) (3%) (0%) (6%) (66%) (14%) (0%) (100%)
assessment atau
assessment
terhadap
mahasiswa.
Waktu untuk 0 4 1 2 27 1 0 35
memberikan (0%) (11%) (3%) (6%) (77%) (3%) (0%) (100%)
feedback cukup
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
119
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
121
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
dapat meningkatkan percaya diri mahasiswa dimana 3 adalah rata-rata dan 4 adalah cukup.
kedokteran dalam komunikasi dengan pasien Skor yang tidak jelas dapat memberikan
dan kolega (Davis & Archer, 2005), kerugian, seperti: munculnya efek halo dan
meningkatkan kemampuan dalam memberikan horn. Efek halo muncul pada saat evaluator
feedback (Van Mook, et.al, 2009b), sama terpengaruh untuk memberikan nilai bagus
halnya meningkatkan kerja tim, produktivitas, pada satu kompetensi setelah evaluator
komunikasi yang baik, dan kepercayaan melihat mahasiswa tersebut bagus di
(Wood, et.al.2006). Meskipun belum ada kompetensi lain.
penelitian yang membuktikan bahwa MSF Sebaliknya, nilai kurang akan
dapat meningkatkan PB mahasiswa diberikan kepada mahasiswa pada satu
keperawatan, responden sepakat bahwa MSF kompetensi apabila evaluator melihat
dapat diterapkan pada mahasiswa penguasaan mahasiswa kurang pada
keperawatan karena MSF memiliki kelebihan, kompetensi lain adalah bentuk dari efek horn
seperti: melibatkan banyak sumber dalam (Van Mook, et.al. 2009a; Wood, et.al. 2006).
memberikan feedback. Hal ini didukung oleh Berdasarkan alasan tersebut responden
Van Mook, et.al. (2009b) bahwa metode menyarankan untuk menghilangkan skor rata-
evaluasi yang baik adalah bukan evaluasi rata atau cukup sehingga rentang skor menjadi
tunggal melainkan evaluasi yang melibatkan 1-5 yaitu 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = rata-
banyak sumber atau triangulasi dimana self rata, 4 = baik, 5 = sangat baik.
and peer assessment dilibatkan. Bagian lain dari MSF yang perlu
Alasan lain yang membuat MSF ditingkatkan adalah beberapa pernyataan
sesuai untuk mengevaluasi PB adalah MSF penilaian yang perlu dimasukkan dalam format,
menyediakan dua tipe feedback yaitu numerik seperti: berpikir kritis, menghargai kelebihan,
dan narasi. Meskipun belum ada bukti bahwa dan caring terhadap semua. Tiwari, et.al.
feedback numerik lebih objektif dibanding (2003) menyatakan bahwa berpikir kritis
narasi, sebagian besar responden menyatakan diharapkan menjadi bagian dari
bahwa feedback numerik lebih mudah profesionalisme dan tujuan pembelajaran nilai.
diberikan daripada narasi. Namun beberapa Selain kedua hal tersebut, responden
responden menyatakan bahwa feedback narasi menyatakan ada beberapa pernyataan yang
juga baik digunakan untuk menjelaskan perlu diperjelas maksudnya, yaitu no. 1, 2, 12,
penilaian yang dimaksud. Salah seorang 13, dan 16. Pernyataan yang tidak jelas dapat
responden menyatakan bahwa lebih baik berpengaruh pada proses implementasi
menggabungkan dua jenis feedback agar metode SPRAT yaitu membuat proses
feedback lebih berkualitas. pengisian format menjadi lama karena
Lebih lanjut lagi, responden responden membutuhkan waktu untuk
menyatakan bahwa feedback yang diperoleh memahami pernyataan-pernyataan tersebut.
mahasiswa dapat merubah PB mahasiswa. Untuk itu perlu dilakukan training terhadap
Perkembangan profesionalisme dapat mahasiswa yang dinilai dan penilai tentang
didukung oleh feedback yang efektif (Hattie & metode MSF dan formatnya dengan tujuan
Timperley, 2007 di Holmboe, et.al, 2010). Akan untuk membuat responden lebih memahami
tetapi feedback menjadi efektif dan berguna proses penilaian (Wood, et.al., 2006).
bagi mahasiswa apabila diberikan segera
selama dan setelah observasi atau penilaian SIMPULAN
(Van Mook, et.al., 2009a). PB mahasiswa yang praktek di
2. Pengembangan MSF keperawatan komunitas dapat menggunakan
Disamping kelebihan dan kesesuaian metode MSF dan formatnya sebagai metode
MSF sebagai metode evaluasi, MSF memilki evaluasi PB. Hal ini didasari pada identifikasi
kelemahan yang harus diperbaiki, sebagai kelebihan atau aspek positif MSF sebagai
contoh: responden menyatakan bahwa definisi metode evaluasi, antara lain: MSF lebih objektif
skor masih kurang jelas terutama skor 3 dan 4 karena melibatkan banyak sumber sebagai
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
123
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.1, Maret 2014
124
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.2, Juli 2014
Holmboe, E.S., Sherbino, J., Long, D.M., Wood, L., Hassel, A., Whitehouse, A.,
Swing, S.R. & Frank, J.R. (2010). Bullock, A., Wall, D. (2006). A
The role of assessment in literature review of multi-source
competency-based medical feedback systems within and
education. Medical Teacher, 32, without health services, leading to
676–682. 10 tips for their successful design.
Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1987). Chapter Medical Teacher, 28 (7): e185–
10: Some additional types of e191
research. In Nursing Research:
principles and methods. 3rd
edition. (pp. 158-163).
Philadelphia: J. B. Lippincott
Company.
Speth-Lemmens, I. (2009). Assessing
professional behaviour of students
in preclinical and clinical setting
[Unpublished master thesis].
Maastricht: University of
Maastricht, The Netherlands.
Tiwari, A., Aveny, A., Lai, P. (2003).
Critical thinking deposition of
Hongkong Chinese and Australian
nursing. Journal of Advanced
Nursing, 44 (3): 298-307.
Van Mook, W. N. K. A., Van Luijk, S. J.,
O’Sullivan, H., Wass, V.,
Schuwirth, L. W., Van der Vleuten,
C. P. M. (2009a). General
consideration regarding
assessment of professional
behaviour. European Journal of
Internal Medicine, 20: e90-e95.
Van Mook, W.N.K.A., Gorter, S.L., Van
Luijk, S.J., O’SulliVan, H., Wass,
V., Schuwirth, L. W., Van der
Vleuten, C. P. M. (2009b).
Approaches to professional
behaviour assessment: Tools in
the professionalism tool box.
European Journal of Internal
Medicine, 20: e153-e157.
Van Tartwijk, J. van & Driessen, E. W.
Portfolios for assessment and
learning: AMEE guide no.
45 Medical Teacher. 2009. 31:
790-801.
125