Professional Documents
Culture Documents
Kata Kunci: Cooperative Project-Based Learning, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
Kata Kunci: Cooperative Project-Based Learning, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
“Menentukan dan memperbaiki gangguan pada grasikan pembelajaran berbasis proyek yang
sistem kerja mesin” yang menuntut gabungan dilaksanakan dengan strategi pembelajaran
skill dasar, menyimpulkan kerusakan dan kooperatif (Lazinica dan Calafate, 2009,
perbaikan yang dilandasi pemecahan masalah p.395). Pembelajaran ini dilakukan dengan
perlu diterapkan strategi pembelajaran yang fase pembelajaran berbasis proyek dengan
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan bentuk kerja sama kelompok melalui
siswa yang diajar. pendekatan kooperatif. Bender (2012, p.148)
Strategi pembelajaran perlu dipilih yang mengatakan bahwa ketika guru menggunakan
paling sesuai dengan tuntutan kompetensi pembelajaran berbasis proyek dengan cara
serta karakteristik siswa yang diajar. Salah yang berdiri sendiri, siswa kurang memiliki
satu pendekatannya adalah konstruktivistik. kemampuan untuk berkooperatif sehingga
Pembelajaran konstruktivistik dimulai dari pembelajaran kooperatif diperlukan pula
adanya kasus, pertanyaan, atau permasalahan dalam melaksanakan tugas pada pembelajaran
(Cooperstein dan Weidinger, 2004, pp.141- berbasis proyek. Dalam pelaksanaannya,
148). Strategi pembelajaran konstruktivistik penugasan pada pembelajaran kooperatif dapat
yang mengkonstruksikan skill dasar serta diimplementasikan sebagai pembelajaran yang
berorientasi pada proses dan hasil adalah kecil dalam proyek di pembelajaran berbasis
pembelajaran berbasis proyek (project- proyek, dengan berdurasi lama maupun
based learning). Borich (2007, p.359) diselesaikan dalam satu waktu pertemuan.
mengatakan bahwa pembelajaran ini memiliki Dengan demikian, pembelajaran kooperatif
karakteristik: (1) Berdurasi yang cukup lama, dapat diintegrasikan dengan pembelajaran
(2) menghubungkan beberapa disiplin ilmu, berbasis proyek.
(3) berfokus pada proses dan hasil, serta (4) Selain itu, Bender (2012, p.147) mengatakan
melibatkan guru sebagai pelatih dan kolaborasi. pula bahwa pembelajaran kooperatif dapat
Di samping itu, pembelajaran ini memiliki menumbuhkan siswa untuk bekerjasama
keuntungan dapat mendorong motivasi membangun setiap pemahamannya dengan
selama memecahkan masalah, merencana, dan siswa lain. Menurutnya, “Teacher moving
mengarahkan proyeknya (Tippelt & Amoros, toward PBL instruction should understand that
2003, p. 19). Pembelajaran berbasis proyek student will need cooperative learning skills
memungkinkan siswa mengkonstruksikan for the PBL instruction to be effective”. Oleh
pengetahuan dan keterampilan sehingga cocok karena itu, integrasi ini memberi keuntungan
untuk praktik “Menentukan dan memperbaiki jika dibanding proyek yang dikerjakan secara
gangguan pada sistem kerja mesin”. Diperlukan individu atau kelompok tanpa strukturisasi
pula kerjasama sehingga pembelajaran dapat yang mendukung.
dilaksanakan dengan kegiatan kerja kelompok Pembelajaran cooperative (cooperative
secara terstruktur. learning) sendiri adalah strategi pembelajaran
Pembelajaran berbasis proyek yang tidak langsung (indirect instruction) yang
dilaksanakan secara kooperatif diharapkan menekankan pada kerja kelompok untuk
sesuai diterapkan pada karakteristik materi mencapai tujuan pembelajaran dengan saling
kompleks dan gabungan dari skill dasar, membantu dan mendukung satu dengan yang
berorientasi pada proses dan hasil serta mampu lain (Rüütmann & Kipper, 2011, p.110).
mengembangkan kerjasama dan kolaborasi. Pembelajaran kooperatif mampu mendukung
Pembelajaran ini diharapkan mendorong keaktifan siswa, kerjasama dan pemberian
motivasi belajar siswa serta membantu siswa umpan baik antar siswa untuk saling mendorong
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran. Hal ini didukung oleh
pada standar kompetensi di atas. Wlodkowsky (2008, p.7) bahwa: “motivated
learner care more and concentrate better
Cooperative Project-Based Learning while they expend effort, and they are more
Cooperative project-based learning cooperative”. Dengan demikian, pembelajaran
merupakan pembelajaran yang menginte- kooperatif mendorong motivasi maupun usaha
siswa untuk belajar, sehingga mencapai hasil sama dan kolaborasi dalam kegiatan kelompok.
belajar seperti yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif untuk melaksanakan
Seperti pembelajaran kooperatif, pem- kerja kelompoknya dapat dipilih pendekatan
belajaran berbasis proyek juga merupakan yang sesuai seperti group investigation.
kategori strategi pembelajaran tidak Pendekatan kelompok ini memiliki
langsung (Rüütmann & Kipper, 2011, p.110). langkah-langkah: (1) pengelompokan, (2)
Pembelajaran berbasis proyek memberikan perencanaan tugas belajar, (3) pelaksanaan
tugas yang berasal dari masalah. Siswa dituntut kegiatan penelitian sampai diskusi kelompok
melakukan pemecahan permasalahan autentik dan menyimpulkan hasil investigasi, (4)
serta mengembangkan keterampilan dan mengorganisasi hasil akhir, (5) presentasi
pengetahuan secara mandiri. Pembelajaran ini penelitian, dan (6) evaluasi. (Arends & Kilcher,
berorientasi pada hasil. Borich (2007, p.365) 2010, p.318)
dalam bukunya menyatakan bahwa: ”Project-
Pembelajaran langsung (direct instruction)
based learning is an approach to learning that
promotes intrinsic motivation by organizing Pembelajaran langsung (direct instruction)
instruction around tasks most likely to induce merupakan strategi yang juga diketahui sebagai
and support learner interest, effort, and “active teaching” atau “whole class teaching”
persistence”. Oleh karena itu pembelajaran yang berarti gaya mengajar di mana guru
berbasis proyek dapat mendukung motivasi aktif mengajak dalam membawakan materi
maupun usaha siswa dalam belajar dengan pelajaran kepada siswa dengan mengajar
berorientasi pada proses dan hasil akhir. keseluruhan kelas secara langsung (Mujs &
Reynolds, 2011, p.35). kegiatan pembelajaran
Tippelt & Amoros (2003, p.11),
ini dipusatkan pada aktivitas guru. Hal ini
mengemukakan bahwa fase pembelajaran
juga disampaikan Killen (2009, p.118) bahwa
berbasis proyek, meliputi: menginformasikan
pembelajaran langsung dapat diartikan sebagai
(informing), merencana (planning), memutus-
teknik mengajar secara ekspositori, sehingga
kan (deciding), menerapkan (implementing),
dipandang efektif dalam membelajarkan
mengontrol (controlling), dan mengevaluasi
praktik kejuruan untuk melatih keterampilan
(evaluating). Oleh karena itu, dalam
dasar.
pembelajaran praktik “Menentukan dan
memperbaiki sistem kerja mesin” pada Sebaliknya, pembelajaran langsung
tahap penginformasian siswa diinformasikan memiliki beberapa kelemahan. Muijs &
mengenai masalah pada mesin. Pada tahap Reynolds (2011, p.50) menyebutkannya antara
perencanaan guru merumuskan tujuan, lain: (1) struktur pembelajaran langsung
strategi, lembar kerja (job sheet), merancang kurang efektif ketika target pembelajarannya
kebutuhan sumber belajar, dan merancang lebih komplek atau “open-ended”. (2)
alat evaluasi. Pada tahap menentukan, guru pembelajaran ini lebih cocok hanya untuk
membantu mengidentifikasi masalah mesin siswa yang berlatarbelakang lemah dan prestasi
serta menyusun rencana kerja yang akan rendah, (3) aturannya membuat siswa terlalu
dilakukan siswa. Pada tahap menerapkan, siswa pasif, ketergantungan pada guru, dan tidak
melaksanakan tugas proyek yang telah disusun. berkembangnya kemampuan belajar bebasnya,
Pada tahap pengontrolan, guru dan siswa (4) condong mengarah pada siswa kelas
mengontrol perkembangan proyek. Pada tahap awal, (5) interaksi dengan siswa cenderung
evaluasi, guru melaksanakan evaluasi praktik rendah, dan (6) pembelajaran langsung secara
kompetensi “Menentukan dan memperbaiki tradisional tidak pas untuk beberapa tujuan
gangguan pada sistem kerja mesin”. pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran
langsung masih sulit diterapkan pada praktik
Pembelajaran berbasis proyek meng-
“Menentukan dan memperbaiki gangguan
arahkan pembelajaran sehingga memperoleh
pada sistem kerja mesin”.
hasil yang nyata secara individu atau
kelompok, sedangkan pembelajaran kooperatif Pembelajaran langsung memiliki
memberi kesempatan siswa untuk bekerja beberapa langkah. Arends & Killcher
hubungan yang linier antara hasil belajar teori menggunakan uji t komparatif dua sampel
dengan hasil belajar praktik. independen menggunakan bantuan program
Pengujian berikutnya adalah uji hasil SPSS 21. Hasilnya disajikan pada tabel 11.
pretest untuk mengetahui keseimbangan Sesuai hasil perhitungan dengan uji
kondisi awal siswa menggunakan uji t. Data t di atas, dapat dilihat bahwa nilai p < α,
hasil pengujian terhadap pretest dapat dilihat yaitu 0,044 < 0,05. Dengan demikian dapat
pada tabel 10. diputuskan bahwa Ho ditolak yang berarti
Sesuai hasil uji t di atas, dapat dilihat terdapat perbedaan motivasi belajar siswa yang
bahwa kondisi motivasi dan kemampuan mengikuti cooperative project-based learning
praktik siswa sebelum perlakuan tidak berbeda dengan pembelajaran langsung pada standar
secara signifikan. kompetensi “Menentukan dan memperbaiki
gangguan pada sistem kerja mesin”.
Uji berikutnya adalah menguji hipotesis
yang diajukan melalui statistik yang sesuai Berbeda dengan hipotesis pertama,
pada hipotesis pertama dan hipotesis kedua. Uji hipotesis kedua diuji dengan perhitungan
hipotesis pertama menggunakan teknik statistik statistik analisis kovarian, sebab melibatkan
uji t untuk mengetahui adanya perbedaan atau kovariabel hasil belajar teori. Pengujian
tidak terhadap rata-rata motivasi kelompok hipotesis kedua memperlihatkan adanya
sampel yang mengikuti pembelajaran perbedaan hasil belajar atau tidak pada siswa
cooperative project-based learning dengan yang mengikuti pembelajaran praktik dengan
pembelajaran yang dilaksanakan seperti strategi cooperative project-based learning
biasanya, yaitu strategi pembelajaran dibanding pembelajaran yang diterapkan
langsung. Uji hipotesisnya 1 dilakukan untuk selama ini yaitu pembelajaran langsung yang
menguji apakah Ho dapat ditolak atau tidak mempertimbangkan hasil belajar teori..
Uji hipotesis yang dilakukan untuk Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
menguji apakah Ho dapat ditolak atau tidak motivasi belajar siswa setelah mengikuti
menggunakan analisis kovarian. Berdasarkan cooperative project-based learning berbeda
perhitungan yang dilakukan dengan program secara signifikan dengan motivasi belajar
SPSS 21, diperoleh hasil pada tabel 12. siswa yang mengikuti pembelajaran langsung.
Sesuai hasil analisis kovarian di atas, dapat Keputusan ini didasarkan pada hasil uji
dilihat bahwa nilai nilai p < α yang ditetapkan, hipotesis menggunakan statistik uji t untuk
yaitu 0,028 < 0,05. Dengan demikian diputuskan membandingkan rata-rata motivasi belajar
bahwa Ho ditolak dan diartikan terdapat siswa pada kedua kelompok sampel, di mana
perbedaan hasil belajar praktik siswa yang nilai p hasil pengujian lebih kecil dari taraf
mengikuti pembelajaran cooperative project- signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,044<0,05.
based learning dengan pembelajaran langsung Ditinjau dari skor rata-rata motivsi belajar
pada praktik “Menentukan dan memperbaiki yang dimiliki siswa, siswa yang mengikuti
gangguan pada sistem kerja mesin” dengan cooperative project-based learning cenderung
mempertimbangkan kemampuan teori siswanya. lebih tinggi daripada yang mengikuti
pembelajaran langsung, yaitu 44,94>43,00.
Pembahasan Perbedaan motivasi siswa baik sebelum
Motivasi belajar akan mendukung perlakuan maupun setelah perlakuan dapat
siswa tergerak untuk belajar dan mencapai dilihat pada gambar 1 diagram.
prestasinya. Oleh karena itu, timbulnya Terlihat dari diagram di atas, motivasi
motivasi belajar merupakan pekerjaan yang belajar awal kelompok eksperimen lebih rendah
tidak boleh dikesampingkan oleh seorang daripada kelompok kontrol. Namun, kondisi
guru. Guru dapat mendorong motivasi belajar ini berkebalikan pada saat akhir perlakuan.
dengan berbagai cara, salah satunya adalah Motivasi belajar siswa dalam praktik ketika
menerapkan strategi pembelajaran yang cocok, akhir pembelajaran lebih tinggi untuk kelas
sebab strategi pembelajaran merupakan salah yang menerapkan cooperative project-based
satu komponen pembelajaran yang secara learning. Motivasi belajar yang berbeda ini
langsung berpengaruh terhadap motivasi bukan karena sejak awal sudah berbeda. Hal
belajar dan hasil belajar. ini dapat dilihat dari hasil uji terhadap skor
Kelas
eksperimen; Kelas kontrol;
Kelas Posttest; 81.13 Posttest; 76.64
90
eksperimen; Kelas kontrol;
80
Pretest; 59.68 Pretest; 58.64
70
60
50
40
30
20
10
0
Pretest Posttest
pretestnya tidak memiliki perbedaan yang ini dapat terjadi karena kekurangsesuaiannya
signifikan antar kedua kelas tersebut. Berbeda strategi ini jika diterapkan pada pembelajaran
dengan hasil terhadap pretestnya, dari hasil dengan tuntutan kompetensi pada praktik
posttest untuk kedua kelas yang menerapkan “Menentukan dan memperbaiki gangguan
strategi pembelajaran tersebut berbeda secara pada sistem kerja mesin”.
signifikan. Dengan demikian, dapat dimaknai Selain pentingnya motivasi belajar,
bahwa strategi pembelajaran cooperative orientasi pencapaian kompetensi dengan
project-based learning terbukti lebih mampu istilah hasil belajar merupakan hal yang
membangun motivasi belajar siswa. paling pokok merupakan indikasi suksesnya
Cooperative project-based learning pembelajaran. Hasil belajar praktik merupakan
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa bentuk penguasaan materi praktik setelah
pada praktik “Menentukan dan memperbaiki mengikuti pembelajaran yang diukur melalui
gangguan pada sistem kerja mesin”. Strategi ini tes praktik. Untuk mencapainya, siswa
mampu mendukung berbagai keuntungan yang harus menguasai berbagai macam indikator
didapat melalui pembelajaran berbasis proyek pencapaian kompetensi sesuai standarnya.
dan pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, Pencapaian hasil belajar ini tidak lepas dengan
strategi ini menekankan ketuntasan perbaikan peran strategi pembelajaran, sebab strategi
yang dilakukan siswa pada praktik melalui pembelajaran merupakan faktor yang secara
kerjasama kelompok, pemberian penghargaan, langsung mendukung pencapaian hasil belajar.
maupun peran kolaboratif guru. Strategi pembelajaran cooperative project-
Pembelajaran cooperative project- based learning diyakini lebih sesuai untuk
based learning mampu membawa siswa aktif diterapkan pada praktik standar kompetensi
dan merasa memiliki tantangan intelektual “Menentukan dan memperbaiki gangguan
yang lebih. Strategi ini mendorong siswa pada sistem kerja mesin” dibandingkan
bekerjasama dalam kelompok, bertukar dengan strategi yang diterapkan selama ini,
pikiran untuk menyelesaikan masalah, yaitu pembelajaran langsung. Alasannya.
meningkatkan kepercayaan diri, serta melatih cooperative project-based learning memiliki
siswa menghargai perbedaan dan kekurangan karakteristik yang sesuai untuk membelajarkan
siswa lain, sehingga peran teman sebaya praktik tersebut. Sesuai hasil analisis data,
dalam kelompok akan mendorong semangat dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar,serta mengurangi dominasi individu. belajar praktik antara siswa yang mengikuti
Sebaliknya, pembelajaran langsung cooperative project-based learning dengan
yang diterapkan selama ini belum mampu siswa yang mengikuti pembelajaran langsung
mendorong motivasi belajar secara optimal. Hal meskipun hasil belajar teori disertakan. Hasil
perhitungan analisis kovarian menunjukkan dapat dilihat dari ketercapaian KKM antara
bahwa nilai p (sig.) lebih kecil dari yang kelas yang menerapkan kedua strategi di
ditetapkan, yaitu 0,028<0,05. Oleh karena atas. Diagram ketercapaian hasil belajar baik
itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada untuk kelas yang menerapkan cooperative
pencapaian hasil belajar praktik siswa yang project-based learning maupun kelas yang
mengikuti cooperative project-based learning menggunakan strategi pembelajaran langsung
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran ditinjau dari ketercapaian KKMnya dapat
langsung. Penerapan cooperative project- dilihat pada gambar 3.
based learning dapat mempengaruhi Pada gambar 3 menunjukkan bahwa
hasil belajar praktik “Menentukan dan terdapat 4 siswa (13%) yang belum mencapai
memperbaiki gangguan pada sistem kerja KKM pada kelas yang menerapkan strategi
mesin”. Hasil tersebut juga didukung dari cooperative project-based learning. Sedang-
rata-rata ketercapaian hasil belajar siswa yang kan jumlah siswa yang belum mencapai KKM
mengikuti cooperative project-based learning untuk pembelajaran langsung adalah 15 siswa
lebih tinggi dibanding siswa yang mengikuti (43%). Dengan demikian terlihat bahwa
pembelajaran langsung yaitu 81,13>76,64. pembelajaran yang menerapkan cooperative
Perbandingan rata-rata hasil belajar tersebut project-based learning mampu lebih banyak
dapat dilihat pada gambar 2. siswa yang mencapai KKM, meskipun terdapat
Rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi siswa yang masih belum mencapai KKM. Oleh
menandakan bahwa praktik “Menentukan karena itu, terbukti bahwa hasil belajar praktik
dan memperbaiki gangguan pada sistem siswa yang mengikuti cooperative project-
kerja mesin” lebih cocok jika menerapkan based learning lebih baik daripada siswa yang
cooperative project-based learning. Strategi mengikuti pembelajaran langsung pada standar
ini menuntut orientasi pembelajaran pada kompetensi “Menentukan dan memperbaiki
pemecahan masalah, mendorong ide gangguan pada sistem kerja mesin”.
siswa, mengembangkan pemahaman, serta
mengurangi kebingungan saat menemui
SIMPULAN DAN SARAN
masalah mesin. Di samping itu, siswa secara
bebas dapat mengemukakan pendapatnya,
Simpulan
serta menuntut tanggung jawab individu siswa.
Dengan menuntut tanggungjawab pada setiap Berdasarkan hasil penelitian dan
individunya, strategi ini cocok diterapkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
untuk siswa kelas XII. (1)Terdapat pengaruh penerapan cooperative
project-based learning pada motivasi belajar
Kesesuaian strategi pembelajaran
pembelajaran praktik “Menentukan dan
cooperative project-based learning juga
Purwanto, M. N. (2003). Psikologi pendidikan. Schunk, D. H., Pintrich P. R., & Meece J. L.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. (2010). Motivation in education. Upper
Saddle River: Pearson.
Rüütmann, T & Kipper, H. (2011). Teaching
Strategies for Direct and Indirect Tippelt, R. & Amoros, A. (2003). The project
Instruction in Teaching Engineering. method in vocational training. Munich:
Proceedings of 14th International InWEnt.
Conference on Interactive Collaborative
Learning, Estonia, 107-114. Uno, H. B. (2008). Teori motivasi &
pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. (2011). Interaksi & motivasi belajar
mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Wlodkowsky, R. J. (2008). Enhancing adult
Persada. motivation to learn. San Francisco:
Jossey-Bass.