You are on page 1of 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA

KONSUMSI ALKOHOL PADA REMAJA PUTRA DI DESA


KERAMAS KECAMATAN BLAHBATUH
KABUPATEN GIANYAR

I Putu Artha Wijaya


Pogram Studi S1 Keperawatan
STIKES Bina Usada Bali
artha_wijaya001@yahoo.com

ABSTRACT
Alcohol or liquor is a drink contain ethanol which is cause impairment of consciousness
and if consumed is constantly can be addictive. Teenager is a transition period or the transition
for the children to adulthood. The result of preliminary study was done in Keramas village found
10 respondent 6 of teenagers had drinking alcohol habit. This study aimed at indentified the
affecting factor of the high alcohol consumption on adolescent’s boy in Keramas village. This
study used descriptive analytic research design with cross sectional. The sample was used about
250 respondents with sample collecting technique by simple random sampling and the research
instrument was questionnaire. Statistic test which was Chi-Square Test with significant impact
(value α=0,05).
The bivariate test with Chi-Square Test showed that five variables had a significant
relation towards alcohol on teenager. Knowledge level p value=0,001, attitude p value=0,001,
adoptive parent style p value= 0,001, peers p value=0,001, and environment p value=0,001.
Hopefully this study result could be referred by all institution which was related of both
educational and health service to give education to society and teenagers especially on alcohol
and the factors affecting consumption of alcohol.

Key words: Education level, attitude, adoptive parent style, peers, environment, alcohol
consumption

LATAR BELAKANG
Berkembangnya jaman, menyebabkan setiap
orang dituntut untuk lebih maju. Manusia
harus terbuka dengan hal-hal baru jika tidak peraturan Menteri Kesehatan RI No.
ingin ketinggalan oleh kemajuan jaman, 86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman
tentunya hal ini memberikan pengaruh dan keras, minuman beralkohol dapat
dampak luar biasa bagi perkembangan di dikategorikan sebagai minuman keras dan
berbagai bidang dan nilai kehidupan. Era dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan
globalisasi telah merubah cara pandang persentase kandungan etanol volume per
penduduk dunia dan melahirkan kebiasaan- volume pada suhu20° C. Minuman dengan
kebiasaan baru yang tidak sesuai dengan kadar etanol 1-5% dikategorikan sebagai
gaya hidup sehat, salah satunya yaitu minuman keras golongan A, minuman
mengkonsumsi alkohol (Maryani dengan kadar etanol lebih dari 5% sampai
&Rizki,2010). dengan 20% tergolong minuman keras
golongan B sedangkan minuman dengan
Minuman beralkohol sendiri Etanol adalah kadar etanol golongan C mengandung etanol
bahan psikoaktif yang dapat menurunkan lebih dari 20% sampai dengan 55% (Jurnal
kesadaran pengkonsumsinya. Berdasarkan LPPOM MUI, 2006).
Masa remaja adalah masa transisi atau sendiri merupakan segmen yang besar dari
peralihan dari masa anak menuju masa populasi, keadaan yang perlu diperhatikan
dewasa (Syamsu, 2011). Kelompok remaja adalah kebutuhanya. Remaja pada umur
10-24 tahun memiliki kebutuhan yang karakteristik individu, misalnya umur,
sangat bergantung pada beberapa aktivitas seksual, pendidikan yang diterima
karakteristik, disesuaikan dengan di sekolah dan status ketenagakerjaan,

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 15


seperti halnya posisi mereka pada umur- Penyalahgunaan alkohol dapat
umur tersebut (Martaadisoebrata, diklasifikasikan menjadi 5 kategori utama
Sastrawinata & Saifuddin, 2005). menurut respon serta motif individu
terhadap pemakaian alkohol itu sendiri
Penyalahgunaan alkohol atau minuman yakni, penggunaan alkohol yang bersifat
keras saat ini merupakan permasalahan yang eksperimental, penggunaan alkohol yang
cukup berkembang di dunia remaja dan bersifat rekreasional, penggunaan alkohol
menunjukan kecenderungan yang meningkat yang bersifat situasional, penggunaan
dari tahun ketahun. Berdasarkan data alkohol yang bersifat penyalahgunaan dan
(WHO) sepanjang tahun 2009 yaitu tercatat penggunaan alkohol yang bersifat
775 ribu nyawa melayang di dunia akibat ketergantungan (Sundeen, 2007).
minuman keras tersebut. Berdasarkan
Riskesdas (2007) jumlah pengkonsumsi Dampak negatif penggunaan alkohol
alkohol seluruh Indonesia mencapai 4,6 % dikategorikan menjadi 3, yaitu dampak fisik,
dan jumlah terbanyak peminum alkohol dampak neurology, psychologi, juga dampak
adalah usia produktif usia 15-34 yakni 6,7 sosial (Darmawan, 2010).
%. Berdasarkan data yang diperoleh di Menurut Papalia dan Olds (2005), masa
Kepolisian Daerah Bali tahun 2012 remaja merupakan masa transisi
menunjukan terdapat 525 kasus minuman perkembangan antara masa kanak-kanak dan
keras. Berdasarkan data yang diperoleh di dewasa yang pada umumnya dimulai pada
POLRES Gianyar, terjadi 127 kasus usia 12 atau 13 tahun dan berkahir pada usia
penyalahgunaan alkohol pada tahun 2012. akhir belasan tahun atau awal dua puluhan
Bedasarkan hasil studi pendahuluan yang tahun.
dilakukan pada hari Sabtu 31 Oktober 2015
terhadap 10 remaja putra di Desa Keramas Menurut Freud (dalam Hurlock, 2005),
Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. berpendapat bahwa masa remaja adalah fase
didapatkan bahwa 6 dari 10 remaja putra dimana mulai terjadinya proses
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi perkembangan meliputi perubahan-
alkohol. perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi
Menurut Karamoy (2009) ada beberapa perubahan cita-cita merupakan proses
faktor yang menyebabkan remaja pembentukan orientasi masa depan.
mengkonsumsi alkohol yaitu: Faktor Menurut Yusuf (2007) remaja dibagi
kepribadian anak, faktor usia, faktor menjadi tiga yaitu: remaja awal (13-15
pandangan atau keyakinan yang keliru, tahun), remaja madya (15-18 tahun), remaja
faktor rendahnya pengetahuan agama, ego akhir (19-22 tahun).
yang tidak realistis, faktor keluarga, faktor
lingkungan tempat tingggal, faktor keadaan Periode remaja sering dikatakan sebagai usia
sekolah, dan faktor pendidikan. yang menakutkan dan banyak masalah, hal
ini terjadi karena masa remaja merupakan
LANDASAN TEORI masa pembuktian diri kepada orang lain,
Alkohol adalah suatu zat yang bekerja maka remaja akan melakukan apapun agar
secara selektif, terutama pada otak, sehingga dirinya diakui walaupun apa yang mereka
dapat menimbulkan perubahan pada lakukan sebenarnya salah (Santrock, 2007).
perilaku, emosi, kognitif, persepsi,
kesadaran seseorang yang apabila digunakan METODE
akan dapat menimbulkan kecanduan atau Penelitian ini merupakan penelitian
ketergantungan bagi pengkonsumsinya kuantitatif dengan rancangan penelitian
(widodo, 2005). deskritif analitik yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis suatu
Alkohol diperoleh melalui hasil dari hubungan sebab-akibat tentang faktor-faktor
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah yang mempengaruhi terhadap tingginya
atau ubi-ubian. Dari peragian tersebut konsumsi alkohol pada remaja putra melalui
diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross
proses penyulingan (destilasi) dapat sectional adalah jenis penelitian yang
dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi menekankan waktu pengukuran/observasi
bahkan mencapai 100% (Sanita, 2008). data variabel independen dan dependen yang

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 16


dinilai hanya satu kali pada satu saat
(Nursalam, 2011).

Penelitian ini dilakukan di Desa Keramas


Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini dimulai pada bulan Maret
sampai dengan Mei 2016. Tabel 5.2
Gambaran Distribusi Frekuensi Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Berdasarkan Pendidikan
putra di Desa Keramas yakni sebanyak 526
responden. Sampel dalam penelitian ini Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
dihitung dengan menggunakan rumus SD 4 1,6
Nursalam (2011), maka didapatkan sampel
SMP 163 65,2
sebanyak 227 ditambah 10 % sehingga besar
sampel yakni 250 responden. SMA/SMK/
69 27,6
Sederajat
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Diploma 14 5,6
tingkat pengetahuan, sikap, pola asuh orang Total 250 100,0
tua, teman sebaya dan lingkungan
sedangkan, variabel terikatnya adalah Pada tabel distribusi frekuensi responden
konsumsi alkohol. Penelitian ini berdasarkan pendidikan didapatkan remaja
menggunakan kuesioner sebagai instrument dengan pendidikan SMP paling banyak
penelitian dengan masing-masing variabel yakni 163 orang (65,2%).
memiliki 10 item pertanyaan.
c. Tingkat Pengetahuan
Penelitian ini menggunakan dua teknik Tabel 5.3
analisa data univariat dan bivariat. Analisis Gambaran Distribusi Frekuensi Tingkat
bivariat dalam penelitian ini menggunakan Pengetahuan Responden Terhadap Alkohol
uji Chi-Square yang bertujuan untuk
Tingkat
mencari hubungan antara variabel bebas Frekuensi Presentase (%)
Pengetahuan
dengan variabel terikat.
Kurang 118 47,2
HASIL DAN PEMBAHASAN Baik 132 52,8
1. Uji Univariat Total 250 100,0
a. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia
Pada tabel distribusi frekuensi responden
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan
remaja dengan tingkat pengetahuan kurang
Tabel 5.1
sebanyak 118 orang (47,2%), dan remaja
Gambaran Distribusi Frekuensi Responden
dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak
Berdasarkan Usia
132 orang (52,8%).
Std. Min- CI
Mean
Deviation Max 95%
Usia d. Sikap
15- 17,42-
18 1.72 Tabel 5.4
22 17,85
Gambaran Distribusi Frekuensi Sikap
Responden Terhadap Alkohol
Pada tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia dari 250 responden Sikap Frekuensi Presentase (%)
didapatkan usia rata-rata responden yaitu 18
tahun dengan usia minimal responden 15
tahun dan usia maksimal responden 22 Negatif 163 65,2
tahun. Positif 87 34,8
Total 250 100,0
b. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah Pada tabel distribusi frekuensi responden
ini. berdasarkan sikap didapatkan remaja dengan
sikap negatif sebanyak 163 orang (65,2%),

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 17


dan remaja dengan sikap positif sebanyak 87 lingkungan positif sebanyak 118 orang
orang (34,8%). (47,2%).

e. Pola Asuh Orang Tua


Tabel 5.5 h. Konsumsi Alkohol
Gambaran Distribusi Frekuensi Pola Asuh Table 5.8
Orang Tua Responden Terhadap Alkohol Gambaran Distribusi Frekuensi Responden
Pola Asuh Presentase Yang Mengkonsumsi Alkohol
Frekuensi
Orang Tua (%) Konsumsi Frekuens
Presentase (%)
Kurang 134 53,6 Alkohol i
Baik 116 46,4 Ya 158 63,2
Total 250 100,0 Tidak 92 36,8
Total 250 100,0
Pada tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan pola asuh orang tua didapatkan Pada tabel distribusi frekuensi responden
remaja dengan pola asuh orang tua kurang pengkonsumsi alkohol didapatkan remaja
sebanyak 134 orang (53,6%), dan remaja yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 158
dengan pola asuh orang tua baik sebanyak orang (63,2%), dan remaja tidak
116 orang (46,4%). mengkonsumsi alkohol sebanyak 92 orang
(36,8%).

f. Teman Sebaya 2. Hasil Uji Bivariat


Tabel 5.6 a. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Gambaran Distribusi Frekuensi Teman Terhadap Konsumsi Alkohol
Sebaya Responden Terhadap Alkohol Hubungan tingkat pengetahuan terhadap
Teman konsumsi alkohol pada remaja putra di Desa
Frekuensi Presentase (%)
Sebaya Keramas dapat dilihat pada tabel di bawah
Negatif 132 52,8 ini.
Positif 118 47,2
Tabel 5.9
Total 250 100,0 Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Konsumsi Alkohol
Pada tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan teman sebaya didapatkan Konsum
remaja dengan teman sebaya negatif -si
Tingkat OR
sebanyak 132 orang (52,8%), dan remaja Alkohol To-
Pengetahu- (95% P
dengan teman sebaya positif sebanyak 118 Ti tal
an CI)
orang (47,2%). Ya da
k
g. Lingkungan 10
Kurang 18 118 7,08
Table 5.7 0 0,
Gambaran Distribusi Frekuensi Lingkungan (3,85-
Baik 58 74 132 00
Responden Terhadap Alkohol 13,02
15 1
Total 92 250 )
Lingkungan Frekuensi Presentase (%) 8

Negatif 132 52,8 Berdasarkan pada tabel 5.10 menunjukan


Positif 118 47,2 bahwa responden yang mengkonsumsi
Total 250 100,0 alkohol dengan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 100 orang (40%).
Pada tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan lingkungan didapatkan remaja Dari hasil uji statistik dengan Chi- Square
dengan lingkungan negatif sebanyak 132 Test didapatkan p value= 0,001 (α=0,05),
orang (52,8%), dan remaja dengan artinya terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang alkohol terhadap

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 18


konsumsi alkohol pada remaja putra di Desa
Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Berdasarkan pada tabel 5.11 menunjukan
Gianyar dan didapatkan hasil OR=7,08, bahwa responden yang mengkonsumsi
artinya remaja berpeluang 7,08 kali untuk alkohol dengan sikap negatif terhadap
menjadi pengkonsumsi alkohol dilihat konsumsi alkohol sebanyak 136 (54,4%).
berdasarkan dari tingkat pengetahuan. Dari hasil uji statistik dengan Chi- Square
Hasil penelitian yang didapatkan sejalan Test didapatkan p value= 0,001 (α=0,05),
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh artinya terdapat hubungan antara sikap
Adiputra, dkk (2014) dengan judul “Analisis tentang alkohol terhadap konsumsi alkohol
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan pada remaja putra di Desa Keramas
Kejadian Konsumsi Alkohol di Desa Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar
Sampalan Kelod Kecamatan Dawan dan didapatkan hasil OR=14,88, artinya
Kabupaten Klungkung” menyatakan secara remaja berpeluang 14,88 kali untuk menjadi
statistik responden yang memiliki tingkat pengkonsumsi alkohol dilihat berdasarkan
pengetahuan tidak baik meningkatkan resiko dari sikap.
terhadap konsumsi alkohol 4,66 kali lebih
besar dari pada yang memiliki tingkat Hasil penelitian yang didapatkan sejalan
pengetahuan baik. Didapatkan hasil p value dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
= 0,026 (p<0,05) dari 38 responden. Hasil Sulistyowati (2012) dengan judul
ini menunjukan bahwa ada hubungan antara “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
tingkat pengetahuan dengan kejadian Remaja Usia Pertengahan Tentang Bahaya
konsumsi alkohol. Minuman Keras dengan Perilaku Minum-
Minuman Keras di Desa Klumprit
Secara teori pengetahuan merupakan suatu Sukoharjo”, dari 57 responden didapatkan
hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka hasil p value =0,000 (p<0,05). Hasil
perubahan pola pikir dan perilaku pada suatu penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
kelompok atau masyarakat. Sejalan dengan hubungan antara sikap terhadap perilaku
beberapa hasil penelitian diatas, menurut minum-minuman keras.
Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat Hasil dari penelitian sejalan dengan
penting untuk terbentuknya tindakan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa secara
seseorang. Remaja yang kurang mendapat kasat mata manifestasi sikap tidak dapat
pengetahuan cenderung akan lebih mudah langsung dilihat, sikap hanya dapat
terpengaruh untuk mengkonsumsi alkohol, ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
mereka tidak menyadari dampak yang dapat seseorang. Sikap atau perilaku yang
ditimbulkan jika mengkonsumsi alkohol cenderung tertutup lebih sering mudah
secara terus-menerus. terpengaruh hal yang bersifat negatif.
b. Hubungan Sikap Terhadap Konsumsi Semestinya semakin tegas sikap yang
Alkohol dimiliki oleh remaja untuk menolak
Hubungan sikap terhadap konsumsi alkohol mengkonsumsi alkohol maka akan lebih
pada remaja putra di Desa Keramas dapat baik.
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10
Hubungan Sikap Terhadap Konsumsi c. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Alkohol Terhadap Konsumsi Alkohol
Hubungan pola asuh orang tua terhadap
Sikap Konsumsi konsumsi alkohol pada remaja di Desa
OR
Tenta Alkohol Keramas dapat dilihat pada tabel di bawah
Tot (95
ng P ini.
Tida al %
alkoho Ya
k CI)
l Tabel 5.11
Negati 14, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
136 27 163 0 Konsumsi Alkohol
f 88
,
(7,8
Positif 22 65 87 0 Konsumsi
8- OR
0 Pola Alkohol Tota
28, (95% P
Total 158 92 250 1 Asuh l
10) Tida CI)
Ya
k

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 19


Kuran 8,49 Hubungan Teman Sebaya Terhadap
113 21 134 Konsumsi Alkohol
g (4,67- 0,0
15,42 01
Baik 45 71 116 ) Te- Konsumsi
ma Alkohol OR
Total 158 92 250 n Tot
(95% P
Se- Tida al
Ya CI)
ba- k
Berdasarkan pada tabel 5.12 menunjukan ya
bahwa responden yang mengkonsumsi Ne-
alkohol dengan pola asuh kurang sebanyak ga- 113 19 132
113 orang (45,2%). tif 9,64
Pos (5,23- 0,0
Dari hasil uji statistik dengan Chi- Square 45 73 118 17,78 01
itif
Test didapatkan p value= 0,001 (α=0,05), )
Tot
artinya terdapat hubungan antara pola asuh 158 92 250
al
orang tua terhadap konsumsi alkohol pada
remaja putra di Desa Keramas Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar dan Berdasarkan pada tabel 5.13 menunjukan
didapatkan hasil OR=8,49, artinya remaja responden yang mengkonsumsi alkohol
berpeluang 8,49 kali untuk menjadi dengan teman sebaya yang negatif terhadap
pengkonsumsi alkohol dilihat berdasarkan konsumsi alkohol berjumlah 113 (45,2).
dari pola asuh orang tua. Dari hasil uji statistik dengan Chi- Square
Test didapatkan p value= 0,001 (α=0,05),
Hasil penelitian yang didapatkan sejalan artinya terdapat hubungan antara teman
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh sebaya terhadap konsumsi alkohol pada
Wahida (2011) dengan judul “Pengaruh remaja putra di Desa Keramas Kecamatan
Dukungan Orang Tua dan Self Control Blahbatuh Kabupaten Gianyar dan
Terhadap Kecenderungan Kenakalan didapatkan hasil OR=9,64, artinya remaja
Remaja SMK Bina Potensi Palu Sulawesi”. berpeluang 9,64 kali untuk menjadi
Dari 45 responden yang menggunakan pengkonsumsi alkohol dilihat berdasarkan
kuesioner sebagai instrument penelitian, dari teman sebaya.
didapatkan kesimpulan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dukungan orang tua dan self Hasil penelitian sejalan dengan yang
control dengan kenakalan remaja, dengan dilakukan oleh Adiputra, dkk (2014) dengan
nialai p = 0,001 (p<0,05). judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Konsumsi
Secara teori menurut penelitian Rohner Alkohol di Desa Sampalan Kelod
(2005) menunjukan bahwa pengalaman Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung”
masa kecil dari seseorang akan sangat dari 38 orang responden, yang dipilih
mempengaruhi perkembangan kepribadi an dengan teknik purposive sampling. Hasil
(karakter atau kecerdasan emosinya). penelitian menunjukan terdapat hubungan
Penelitian yang menggunakan teori PAR yang bermakna antara dukungan teman
(Parental Acceptance Rejection) sebaya terhadap kejadian konsumsi alkohol
menunjukan bahwa pola asuh orang tua baik dengan nilai p = 0,017 (p<0,05).
yang menerima (Acceptance) atau menolak
(Rejection) anaknya, akan mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian yang
perkembangan emosi, perilaku, sosial didapatkan juga sejalan dengan hal yang
kognitif, dan kesehatan fungsi psikologisnya dikemukakan oleh Santrock (2007) bahwa
ketika anak dewasa kelak. teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi
remaja mempunyai peranan cukup penting
d. Hubungan Teman Sebaya Terhadap bagi perkembangan kepribadianya. Teman
Konsumsi Alkohol sebaya memberikan sebuah dunia tempat
Hubungan teman sebaya terhadap alkohol remaja melakukan sosialisasi dalam suasana
pada remaja putra di Desa Keramas dapat yang mereka ciptakan sendiri.
dilihat pada tabel di bawah ini. e. Hubungan Lingkungan Terhadap
Tabel 5.12 Konsumsi Alkohol

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 20


Hubungan lingkungan terhadap konsumsi membentuk perilaku dan bisa pula merubah
alkohol pada remaja putra di Desa Keramas perilaku sesorang. Daerah dengan kondisi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. lingkungan yang negatif, akan sangat
Tabel 5.13 mempengaruhi sikap dan prilaku remaja.
Hubungan Lingkungan Terhadap Konsumsi
Alkohol
SIMPULAN DAN SARAN
Konsumsi OR Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji
Lingkunga Tot statistik dengan Chi- Square Test mengenai
Alkohol (95% P
n al faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
Ya Tidak CI)
alkohol pada remaja putra menunjukan hasil
Negatif 118 14 132 0 bahwa terdapat hubungan yang signifikan
16,43
, antara tingkat pengetahuan, sikap, pola asuh
(8,38-
Positif 40 78 78 0 orang tua, teman sebaya dan lingkungan
32,19
0 terhadap konsumsi alkohol pada remaja
)
Total 158 92 250 1 dengan nilai p value dan OR dari masing-
masing variabel yakni, tingkat pengetahuan
p value= 0,001 (p<0,05) dengan OR=7,08,
Berdasarkan pada tabel 5.14 menunjukan sikap p value= 0,001 (p<0,05) dengan
bahwa responden yang mengkonsumsi OR=14,88, pola asuh orang tua p value=
alkohol dengan lingkungan negatif terhadap 0,001 (p<0,05) dengan OR=8,49, teman
konsumsi alkohol berjumlah 118 orang sebaya p value= 0,001 (p<0,05) dengan
(47,2%). OR=9,64, dan lingkungan p value= 0,001
(p<0,05) dengan OR=16,43.
Dari hasil uji statistik dengan Chi- Square
Test didapatkan p value= 0,001 (α=0,05), Diharapkan hasil penelitian ini dapat
artinya terdapat hubungan antara lingkungan dijadikan bahan acuan untuk institusi
terhadap konsumsi alkohol pada remaja pendidikan, pelayanan kesehatan dan
putra di Desa Keramas Kecamatan masyarakat agar faktor-faktor yang dapat
Blahbatuh Kabupaten Gianyar dan mempengaruhi konsumsi alkohol pada
didapatkan hasil OR=16,43, artinya remaja remaja tersebut bisa diminimalisir dengan
berpeluang 16,43 kali untuk menjadi cara memberikan pengetahuan mengenai
pengkonsumsi alkohol dilihat berdasarkan dan penyluhan kesehatan khususnya pada
dari lingkungan. remaja menegnai dampak negatif yang
ditimbulkan akibat mengkonsumsi alkohol
Hasil penelitian yang didapatkan sejalan sebab salah satu faktor yang menyebabkan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh remaja mengkonsumsi alkohol adalah
Kuswanto (2013) dengan judul “Hubungan kurangnya pengetahuan remaja tentang
Faktor Lingkungan dengan Kebiasaan alkohol.
Mengkonsumsi Minuman Keras pada
Remaja” dari 37 responden dengan DAFTAR PUSTAKA
menggunakkan kuesioner sebagai instrument Aswar, S. 2005. Sikap Manusia Teori Dan
penelitian. Hasil didapatkan bahwa terdapat Pengukuranya. Yogyakarta:
hubungan antara faktor lingkungan dengan Pustaka Pelajar
kebiasaan mengkonsumsi minuman keras Darmawan, S. 2010. Pengertian Minuman
pada remaja dengan nilai p = 0,037 Keras dan Dampaknya. Diakses 31
(p<0,05). Oktober 2015.
http://www.mirasantika/1.htm.
Menurut Sarwono (2011) lingkungan adalah Hawari, D. 2006. Penyalahgunaan dan
salah satu faktor yang mempengaruhi Ketergantungan NAZA (Narkotika,
terhadap pembentukan dan perkembangan Alkohol & Zat Adiktif. Jakarta: Raja
perilaku individu, baik lingkungan fisik Grafindo Persada.
maupun lingkungan sosio-psikologis, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan.
termasuk didalamnya adalah belajar. Bandung: Refika Aditama
Dikatakan pula bahwa lingkungan Herri. Z. P. 2010. Pengantar Psikologi
merupakan keadaan sekitar yang sangat Dalam Keperawatan. Jakarta:
mempengaruhi perkembangan dan tingkah Kencana Prenada media Group
laku makhluk hidup. Lingkungan dapat

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 21


Hurlock, E. B. 2005. Psikologi Keperawatan. Edisi 2, Jakarta:
Perkembangan. Jakarta: Erlangga Salemba Medika
Jahja.Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Purnomowardani, A.D & Koentjoro. 2005.
Jakarta: Kencana Penyingkapan diri, perilaku seksual
Karamoy, S. 2009. Cegah Sejak Dini. dan penyalahgunaan narkoba.
Rotary International D-3400 RI Jurnal Psikologi. Jakarta
Drug Committee. Semarang: Riyanto, A. 2011. Pengolahan Dan Analisis
Karsono Edy. 2005. Mengenal Kecanduan Data kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Narkotik dan Miras. Jakarta: Medika
Universitas Indonesia. Samsul. 2008. Alkoholisme. Diakses 31
Kustanti. 2014. Hubungan Antara Pengaruh Oktober 2015.
Keluarga, Pengaruh Teman dan http://www.pengertianal kohol.com
Pengaruh Iklan Terhadap Perilaku Santrock, J. W. 2012. Remaja Jilid 2.
Merokok Pada Remaja di SMP N 1 Jakarta: Erlangga
Slogohimo Wonogiri. Jurnal Sarwono. S. W. 2011. Psikologi Remaja.
Keperawatan FIK UMS. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
LPPOM MUI. 2006. HALAL (Miras Sarwono.H. 2008. Minuman keras. Diakses
Merasuk Dalam Berbagai tanggal 31 oktober 2015.
Makanan) Lembaga Pengkajian http://www.pengertianminumanker
Pangan Obat-obatan dan asdanakibatnya.Htm.
Kosmetika Majelis Ulama Soetjiningsih, 2005. Tumbuh Kembang
Indonesia (LPPOMMUI): Bogor. Kepribadian Anak. Jakarta: PT
Diakses 31 Oktober 2015. Bumi Aksara
http://www.halalmui.org. Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. 2007. Buku
Martaadisubrata, D., Sastrawinata, R.S. & Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.
Saifuddin, A.B. 2005. Obstetric Jakarta: EGC
dan Ginekologi Sosial, Yayasan Sudarma. 2013. Analisis Faktor Yang
Bina Pustaka Sarwono Berhubungan Dengan Kejadian
Prawirohardjo, Jakarta. Konsumsi Alkohol. Jurnal. Info
Meliono Irmayanti,dkk. 2007. MPKT Modul Kes. Vol. 1
1. Jakarta: FEUI Sugiyanto. 2015. Hubungan Konformitas
Mu’tadin. 2006. Kemandirian Sebagai Teman Sebaya Dengan Perilaku
Kebutuhan Psikologis Pada Minum-Minuman Keras Pada
Remaja. Jakarta: Rineka Cipta Remaja Laki-Laki Di Kelurahan
Narendra. 2005. Tumbuh Kembang Anak Pekuncen RT 31 RW 07 Wirobrajan
dan Remaja. Jakarta: Sagung Sato. Yogyakarta. Diakses 31 Oktober
Natoatmodjo.S. 2010. Metodelogi Penelitian 2015. http://www.perilakuminum-
Kesehatan. Jakarta: Bhineka Cipta minumankeras.org.
Natoatmojo.S. 2010. Promosi Kesehatan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Teoridan Aplikasi, Edisi revisi. Administrasi. Bandung: Alfabeta
Jakarta: Bineka Cipta. Sujarweni, Wiratna V. 2014. Metodelogi
Nugroho, H. A. 2008. Hubungan Antara Penelitian Keperawatan.
Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Yogyakarta: Gava Medika.
ketaatan Kader Posyandu. Jurnal Suliantari & W.P. Rahayu. 2005. Teknilogi
Keperawatan FIKkeS. fermentasi Umbi-umbian dan Biji-
Nugroho. 2013. Pengaruh Pendidikan bijian. Bogor: Universitas Pangan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Gizi
Dan Sikap Remaja Putra Tentang WHO. 2011. Alkohol Health Topic. Diakses
Bahaya Minuman Keras Di Desa 31 Oktober 2015
Blulukan Colomadu Karanganyar. http://www.who.int/topics/alcohol_
Jurnal Keperawatan FIK UMS. drinking/emn,
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Widodo, A. 2005. Tinjauan Sosiologi
Metodelogi Penelitian Ilmu Kesehatan Mengenai Kebiasaan
Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Minum Minuman keras
Salemba Medika (“CiuBekonang”) dan Upaya
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Penanggulanganya di Sukoharjo.
Metodelogi Penelitian Ilmu Jurnal. Info Kes. Vol. 8.No. 1.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 22


Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Zulvikar, 2008, Minuman-Minuman Keras.
Perkembangan Anak dan Remaja. Diakses 31 Oktober 2015.
Bandung: PT Remaja Rusdakarya http://zulv1ck4r.wordpress.Com.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 2 23

You might also like