You are on page 1of 15

MODIFIKASI UNIT CV 507 DENGAN MENAMBAHKAN BYPASS

CHUTE DAN PENYARING (SCREEN SIZER) SEBAGAI PEMISAH


UKURAN BATUBARA

1)
Susanti Sundari, 2)Ikri Karwana

1,2)
Prodi Teknik Industri Universitas Tulang Bawang
Fakultas Teknik Universitas Tulang Bawang
Jl. Gajah Mada No. 34 Kotabaru Bandar Lampung

ABSTRACT

This study discussed about modifying coal storage units which function to separate
large size coal, pack stones, which causes the carrying capacity of coal to ships or
stock piles not to reach maximum capacity. This is due to the inability of the CV507 line
to load coal in accordance with design capacity Shiploader 2 which is 6000 tons / hour
maximum. the operational and financial impacts caused by large coal or pack stones
can cause the unit to disassemble to be disrupted or damaged and the capacity is not
optimal. The current target set is the loading of coal loads can exceed 1,350,000 tons
per month. The method used in identifying cases is reviewed from the QCDSMP method
(Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale, Productivity) used in the company, and
analysis of the cause of this case using the Fish Bone method to determine dominant
cause factors. From the results it is known that the most dominant causative factor is
the Method, where there must be a separation process between large and small coal in
the Screen Sizer before the Auxiliary Screen, so that the coal according to the screen
size is directed directly to CV508 without passing through the large Auxiliary Screen
and big coal (oversize) through the Auxiliary Screen process to be separated so as not
to enter to the ship by modifying the CV507 unit.

Keywords: Modify, coal storage unit, Screen Sizer, Auxiliary Screen, QCDSMP.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini bisnis harga batubara yang melemah. Maka
dibidang tambang batubara sangat dari itu pihak perusahan harus terus
banyak dan berkembang, tetapi dalam 2 menjaga kualitas dan kuantitas dalam
tahun kebelakang banyak tambang yang memproduksi batubara baik dalam
dikelola perusahaan swasta maupun proses penambangan (hulu) sampai
tambang rakyat yang gulung tikar ke pemasaran (hilir). Dengan alasan
karena tidak dapat bersaing diakibatkan tersebut, maka PT. XYZ sebagai

42
muara dari proses pemasaran maka semakin banyak kapal yang bisa
menyadari bahwa sebelum dipasarkan, di sandarkan. Maka PT.XYZ
batubara terlebih dahulu melewati menambahkan APU (Alat Pelabuhan
pengujian kualitas, kalori, kadar air dan Utama) yang baru untuk meningkatkan
kadar abu. Pengujian ini dilaksanakan kapasitas operasi bongkaran dan muatan
guna memastikan bahwa batubara yang dalam langkah mencapai target yakni 25
akan dikirim ke konsumen sesuai juta ton pada 2020. Pada pertengahan
spesifikasi yang diminta. Waktu proses tahun 2014 telah di operasikan dua unit
pengapalan juga sangat dibutuhkan bagian pembongkaran (Unloading
demi menunjang keuntungan System RCD 3 dan RCD 4), dan satu
perusahaan yang lebih baik dan juga unit pemuatan batubara (Loading
menambah permintaan konsumen System Jetty 3), yang dikenal dengan
karena semakin cepat produktifitas nama unit Phase V.

Gambar1. Alur Proses Operasi Bongkar Muat Unit Phase V

Dalam prosesnya setelah sekian maksimal karena hanya mampu


tahun dioperasikan untuk segi daya mengangkut muatan batubara (loading
angkut batubara itu sendiri unit Phase V rate) sebesar 2108 ton/jam yang mana
ini tidak dapat beroperasi secara kapasitas awal nya yaitu maksimal 6000

43
ton/jam. Sedangkan dari segi menyerupai batubara). Khususnya
kemampuan unit alat pengangkutan dari bentuk maupun ukuran batubara
batubara sendiri banyak faktor yang dan dampak adanya batu pack yang
menyebabkan daya angkut batubara ke ditimbulkan sangat berpengaruh pada
kapal/tongkang atau stock pile tidak segi operasional maupun finansial,
mencapai kapasitas maksimal baik dari karena batubara yang berukuran besar
desain unit, kinerja unit, kemampuan ataupun batu pack tersebut dapat
kapasitas penampung curahan batubara membuat unit alat pembongkaran atau
(Chute), maupun bentuk batubara yang pemuatan pada Phase V menjadi
berukuran besar dan juga batu pack terganggu ataupun rusak dan kapasitas
(bongkahan batu keras yang tidak maksimal.

Batu keras yang


menyerupai
batubara(pack) Batubara
<60 mm

Batubara
ukuran besar

Gambar 2. Ukuran Batubara

Ukuran batubara yang sesuai dengan permintaan pasar adalah sebesar <60 mm, hal ini
yang dapat menimbulkan terjadinya pembeludakkan batubara dalam hal ini terjadi di
unit CV 507, karena di unit tersebut ada Auxiliary Screen yang berfungsi untuk
menyaring batubara. Tetapi tidak dibarengi dengan kemampuan chut nya untuk
menampung curahan batubara, sehingga seringkali terjadi penumpukkan batubara di
area sini.

44
1.3 Gambar Auxiliary screen

1.4 Gambar unit CV 507

1.5 Conveyor CV 507

45
1.2. Proses Pembongkaran dan feeder juga dapat menahan beban
Pemuatan Batubara Pada Alat tumpukan batubara yang lebih besar
Pelabuhan Utama daripada belt conveyor. Komponen
Secara umum fasilitas utamanya adalah konstruksi utama,
pembongkaran dan pemuatan batubara drive unit, shaft & sprocket, track link
menggunakan sistem ban berjalan (Belt dan track shoe (pan feeder). Penggerak
conveyor system) dan Stock Pile. utamanya adalah motor hidrolik yang
Kemudian beberapa alat utama seperti digerakkan oleh sistem hidrolik yang
Rotary Car Dumper (RCD), Chain terpasang sama seperti chain feeder.
feeder, Appron feeder, Crusher, Sizer, 1. Ban Berjalan (Belt
Vibrating Screen, Stacker/Reclaimer, Conveyor/CLT/CRT/CV/C)
Ship Loader dan Jetty (tempat sandar Ban Berjalan (Belt Conveyor)
kapal/tongkang). adalah alat angkut/transport dari satu
titik ketitik lainya. Batubara dari RCD
Alat Pelabuhan Utama yang digunakan setelah melewati Appron atau Chain
di Phase V adalah sebagai berikut : feeder di angkut ke stock pile atau dari
1. Rotary Car Dumper stock pile ke kapal menggunakan belt
(RCD/RCT/RD) conveyor. Belt conveyor memiliki
komponen utama seperti konstruksi,
Rotary Car Dumper (RCD)
drive unit (motor listrik, coupling &
berfungsi untuk membalik gerbong
gearbox), rubber belt, pulley, roller dan
kereta yang bermuatan batubara.Cara
tambahan lainya jika diperlukan seperti
kerja RCD adalah kereta masuk ke
belt cleaner dan belt aligment.Tenaga
posisi lintasan dengan rail yang sudah
pengerak utamanya adalah motor listrik.
disiapkan, gerbong di tarik/dorong oleh
lokomotif dengan kondisi semua rem 2. Stock Pile (SP)
dibebaskan dan setelah posisi gerbong Stock pile adalah sebuah tempat
tepat berada didalam RCD lokomotif atau lapangan terbuka yang difungsikan
dilepas dan meniggalkan loop menuju untuk menumpuk/menyimpan batubara.
ke station kereta. RCD melakukan Stock Pile yang ada di Pelabuhan ada 4
proses pengikatan/penjepitan kemudian stock pile (SP) yaitu stock pile (SP) 1, 2,
gerbong di putar/dibalik menggunakan 3 dan 4. Kapasitas tersedia adalah
drive unit dengan sumber tenaga listrik 860.000 ton dengan rincian sebagai
untuk menumpahkan muatan batubara. berikut : SP 1 berkapasitas 60.000 ton,
Selanjutnya gerbong kembali SP 2 berkapasitas 250.000 ton, SP 3
keposisi semula. Untuk gerbong berkapasitas 250.000 ton dan SP 4
berikutnya alat Indexer/positioner akan berkapasitas 300.000 ton. Batubara
menarik gerbong sebagai pengganti ditumpuk dengan partisi-partisi sesuai
lokomotif. Pada gerbong terakhir kualitasnya.
dibutuhkan lokomotif untuk 3. Cruher & Sizer (PCT/SCT/CR)
menarik/mendorong gerbong sekaligus Crusher dan Sizer adalah alat
meninggalkan lokasi RCD. Phase V untuk meremukan batubara dari
memiliki 2 unit RCD yaitu RCD3 bongkahan yang besar menjadi yang
Tundem dan RCD4 Tundem.RCD 3 & 4 lebih kecil sesuai ukuran yang
masing bisa membongkar 2 gerbong diinginkan.Primary crusher (PCT)
46
sekaligus. umpan batubara berukuran-400mm dan
2. Appron feeder (AFT) keluaran -100mm terpasang 1 unit di
Apron feeder adalah alat jalur RCD1. Scondary crusher (SCT)
angkut yang fungsinya sama dengan umpan batubara berukuran -100mm dan
chain feeder dan belt conveyor. Appron keluaran -50mm terpasang 2 unit di
jalur pengapalan jetty 1 (ship loader 1).
Primary sizer (CR) umpan batubara
berukuran-400mm dan keluaran
-100mm terpasang 1 unit di jalur RCD2.
Scondary sizer (CR) umpan batubara
berukuran -100mm dan keluaran
-50mm terpasang 2 unit di jalur RCD2.
Quadrol crusher umpan batubara
berukuran-400mm dan keluaran
-100mm terpasang 2 unit masing-masin
1 unit di jalur RCD3 dan 1 unit di jalur
RCD4. Komponen utama crusher
adalah drive unit yang digerakan oleh
motor listrik dan roller crusher, kecuali
Scondary crusher tidak menggunakan
roller crusher tetap menggunakan
granulator dan ring hammer.

47
4. Screen Sizer seperti corong atau bidang yang
Screen sizer adalah suatu alat dilapisi oleh plate yang mengarahkan
yang terbuat dari material batangan batubara menuju conveyor-conveyor
besi yang disusun seperti jaring baik ke Stock pile ataupun ke
ataupun berjajar untuk menyaring Kapal/Tongkang.
batubara dengan jarak setiap 6. Jetty
batangnya 45-65 mm dan digerakkan Jetty adalah tempat sandar
oleh motor yang gerakkanya seperti kapal/tongkang dimana terpasang
mengayak. penahan badan kapal/tongkang
Batangan besi yang (fender) termasuk bollard untuk
digunakan adalah batangan besi tambatan tali pengikat
berdiameter 50-60 mm yang kapal/tongkang.
panjangnya 2000-2200 mm. Dan 7. Shiploader
batangan besi yang digunakan adalah Sebuah alat yang digunakan
berbentuk Steel Bar dengan panjang untuk memuat bahan padat
6 meter setiap satuannya yang (batubara) kedalam kapal.
dipotong sesuai dengan kebutuhan. Shiploader pada umumnya terdiri
5. Chute dari beberapa bagian seperti boom,
Chute adalah tempat framebody, conveyor, jalur ataupun
ditumpahkannya batubara berupa rel.

III. PEMBAHASAN DAN ANALISIS

3.1 Analisa Data disebabkan oleh sering terjadinya


penumpukan/ pembeludakkan
batubara di Chute CV507 karena
Pada Phase V proses batubara yang dimuat dari Quadroll
pembongkaran dan pemuatan Crusher 501A/B masih banyak yang
batubara dimulai dari RCD 3 ataupun berukuran besar. Pembeludakkan
RCD 4, kemudian ada yang batubara ini terjadi pada Auxiliary
dimasukkan ke stockpile dan ada Screen yang berakibat terhambatnya
juga yang langsung dimuat ke kapal. pemuatan batubara menuju jalur
Untuk jalur pengapalan baik dari selanjutnya. Hal ini menyebabkan
pembongkaran RCD ataupun dari jam kerja alat semakin tinggi dan
Stockpile semua melalui CV507 yang disain loading rate Shiploader 2
kemudian diteruskan ke Shiploader tidak tercapai.
2. Shiploader 2 memiliki loading rate
kapasitas design awal yaitu 6000
3.2 Analisa permasalahan
ton/jam, sedangkan disain terpasang
hanya mencapai kapasitas rata-rata Kendala yang dihadapi dilapangan :
2108 ton/jam a) Masih banyak batubara
berukuran besar ataupun batu
Kapasitas bongkaran yang
pack yang dimuat dari CV507
hanya sebesar 2108 ton/jam ini

48
dan ini harus dipisahkan agar /jam jalan alat menjadi tinggi,
tidak termasuk ke kapal Rugi pemuatan (loading rate).
b) Sering terjadi penumpukan/ Dengan demikian
pembeludakkan batubara di teridentifikasi masalah yang di
Discharge Chute CV507 hadapi adalah “Ketidakmampuan
(Auxiliary Screen pemisah jalur CV507 untuk memuat batubara
batubara ukuran besar (oversize) sesuai dengan kapasitas disain
Dampak yang di timbulkan dari Shiploader 2 yaitu maksimal 6000
kendala dilapangan adalah : ton/jam”.
Dampak Operasional,
Kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan pemuatan
sebanyak 310.847 ton selama
bulan Juni 2017. Jam operasi

3.3 Identifikasi Kasus Ditinjau Dari Point QCDSMP

Table 3.1 Identifikasi Kasus Ditinjau Dari Point QCDSMP

KONDISI YANG DI
POINT QCDSMP DAMPAK MASALAH
HARAPKAN
Loading Rate Shiploader 2 Loading rate Shiploader 2
Q QUALITY tidak sesuai dengan disain sesuai disain kapasitas nya
kapasitas (6000 ton/jam)
BACT kehilangan Perusahaan mendapatkan
kesempatan untuk pendapatan sesuai dengan
mendapatkan pendapatan disain loading rate
C COST
Shiploader 2 yang di
rencanakan. >3000
ton/jam
Proses pemuatan batubara Proses pemuatan batubara
D DELIVERY kekapal/ tongkang menjadi menjadi lancar/cepat.
lambat
Dapat menyebabkan Kondisi mesin atau unit
S SAFETY
kerusakkan pada unit lebih aman
Kepercayaan stakeholder Menjaga kepercayaan
(konsumen) menurun stakeholder
M MORALE
karena lambat dalam
muatan
Kesempatan produksi yang Pencapaian target
PRODUCTI hilang pemuatan tetap terjaga
P
VITY sesuai disain.

49
3.4 Analisa Penyebab Masalah permasalahan yang timbul dan
Dengan menggunakan menyebabkan pemuatan pengeluaran
metode Fish Bone/metode tulang (loading rate) Shiploader 2 tidak
ikan, disini akan mencoba sesuai disainn kapasitas awal yaitu
menganalisa akar penyebab maksimal 6000 ton/jam

Tidak ada proses


pemisahan ukuran
batubara (Screen Metode Crusher
Material Ketidakmampuan jalur
Quadrol tidak CV507 untuk menyuplay
Sizer) sebelum
bekerja batubara sesuai dengan
Auxiliary Screen
maksimal kapasitas design Shiploader
2
Semua ukuran Ukuran batubara
batubara masuk masihbanyak
ke CV507 yang oversize

Aliranbatubara Aliranbatubara banyak


banyak menumpuk menumpuk pada
pada Auxiliary Auxiliary Screen CV507
Screen CV507

Batubara basah dan


lengket pada Auxiliary
Screen

Batubara berdebu
sehingga harus disiram
oleh air

Lingkungan

Gambar 3.1 Diagram Fishbone (tulang ikan)

Dari diagram fishbone/tulang ikan berdasarkan data yang terkorelasi


diatas dapat dianalisa sebab akibat langsung sebagai berikut
Tabel 3.2 Analisa sebab akibat

FAKTOR
MASALAH PENYEBAB KORELASI
PENYEBAB
MATERIAL Ketidakmampuan jalur unit Crusher Quadrol Mengakibatkan batubara ukuran
CV507 memuat batubara tidak bekerja besar menumpuk dan
sesuai dengan kapasitas maksimal menghambat aliran batubara ke
disain Shiploader 2 Shiploader 2

METODE Tidak ada proses Batubara dengan ukuran < 60


pemisahan ukuran mm harus langsung menuju
batubara (Screen CV508 tanpa harus melalui
Sizer) sebelum Auxiliary Screen
Auxiliary Screen
LINGKUNGAN Batubara basah dan Mengakibatkan aliran batubara
lengket pada menumpuk
Auxiliary Screen

50
3.5. Menentukan Faktor Penyebab Dominan
Untuk menentukan faktor paling besar dampaknya, 3 untuk
dominan ini diberikan skor/nilai yang efek yang sedang, dan 1 untuk tidak
pembobotannya berdasarkan nilai terlalu berdampak pada perusahaan
tertinggi 9 untuk penyebab yang
Tabel 3.3 Faktor Penyebab Dominan

Criteria Total Prior

Sebelum perbaikkan Setelah perbaikan Score itas


Biaya
Internal/Ex Efisiensi Proyek
Faktor Ke- Kemungki untuk
No Penyebab ternal kinerja sederha
Penyebab untungan nan sukses perbaikan
konsumen alat na

9(sederha

(9:tinggi) (9:tinnggi ) (9:banyak) (9: tinggi) na) (9:rendah)


1 Metode Tidak ada

proses

pemisahan

ukuran batubara
9 9 9 9 1 1 38 I
(Screen Sizer)

sebelum

Auxiliary

Screen

2 Material Ukuran

batubara masih
9 9 9 3 1 1 32 II
banyak yang

berukuran besar

3 Environme Batubara basah

nt dan lengket
1 3 3 3 3 9 22 III
pada Auxiliary

Screen
Dari Tabel 3.3 diatas, di ketahui batubara yang besar (oversize)
bahwa faktor penyebab yang paling melewati proses Auxiliary Screen
dominan adalah faktor Metodenya, untuk dipisahkan agar tidak masuk
dimana harus ada suatu proses kekapal.
pemisahan antara batubara besar dan 3.6 Solusi Penyelesaian Masalah
kecil (Screen Sizer) sebelum Dari analisa penyebab kasus
Auxiliary Screen, sehingga batubara berdasarkan metoda Fishbone, dan
sesuai ukuran screen langsung sudah di ketahui faktor penyebab
diarahkan menuju CV508 tanpa yang dominan yakni faktor Metode.
melewati Auxiliary Screen dan51 Maka membuat tambahan unit
pemisah batubara (screen sizer) bisa maksimal 2108 t/j, jauh di
sebelum Auxiliary Screen, bawah disain kapasitas (6000 t/j).
merupakan solusi untuk penyelesaian Permasalahannya ialah sering terjadi
masalah. Dengan tujuan penumpukan batubara berukuran
meningkatkan loading rate besar pada Auxiliary Screen CV507
penyuplaian batubara menuju yang berakibat terhambatnya
pemuatan batubara ukuran standar
Shiploader 2 dengan membuat
(>60 mm) menuju jalur selanjutnya.
tambahan unit pemisah batubara
Dengan dilakukannya
(Sizing Screen) sebelum Auxiliary modifikasi pada jalur CV507
Screen CV507, maka dilakukan diharapkan kapasitas loading rate
“memodifikasi CV 507 dengan akan meningkat. Modifikasi yang
menambahkan bypass chut dan dimaksud adalah mengubah deflector
Screen Sizer untuk memisahkan CV507 menjadi Screen Sizer guna
batubara besar dan halus”. memisahkan batubara yang halus (<
60 mm) langsung menuju CV508
3.7. Rencana Perbaikan melalui penambahan Chute Bypass
Dari data aktual yang dan yang berukuran besar tetap
disampaikan sebelumnya kapasitas melalui proses pemisahan pada
Loading rate Shiploader 2 hanya Auxiliary Screen. Disain tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:

52
CV507
Butiran
batubara
yang
tercampur

Auxiliary

Screen

Gambar 3.2 Disain Chut CV 507 Sebelum di modifikasi

Batu bara yang diangkut bersamaan membuat kerja dari alat


dari Stock Pile melalui Konveyor CV penyaring (auxiliary screen) tidak
507 masuk ke chut 507 berukuran optimal sehingga membuat batubara
bervariasi tetapi yang tersaring hanya tersumbat dan terjadi pembeludakkan
batubara <60 mm. Dalam proses saat daya angkut batubara dinaikkan
pemuatan batubara di Chut 507 ini (loading rate). Maka dari itu daya
memiliki penyaring yaitu Auxiliary angkut batubara (loading rate) yang
screen yang berfungsi untuk terealisasi hanya sebesar 2108
memisahkan batubara besar dan ton/jam agar kondisi alat aman dan
halus, tetapi karena adanya batubara proses pemuatan kekapal lancar
besar dan halus yang masuk secara tanpa terjadi permasalahan.

53
Modifikasi
Deflektor menjadi
Screen Sizer CV 507

Warna hitam batu


pack dan coklat
Penambahan Batubara ukuran
Chute Bypass besar (> 60 mm)
untuk jalur
batubara kecil

(< 60 mm)
Auxiliary
Screen

Warna hijau
Batubara ukuran
kecil (< 60 mm)

Gambar 3.3 Disain Setelah di Modifikasi

Batubara dicurahkan dari 3.8 Kondisi Keuntungan Yang


CV507 dengan ukuran bervariasi. diharapkan Setelah Modifikasi
Batubara sebelum ke Auxiliary Dilihat dari tabel point
Screen membentur deflector yang QCDMP diharapkan keuntungan
sudah di modifikasi menjadi screen yang didapatkan setelah melakukan
sizer dengan ukuran <60mm modifikasi adalah sebagai berikut :
sehingga batubara dengan ukuran
<60mm lolos dan langsung
diteruskan melalui chute bypass
tambahan menuju CV508 dan
batubara ukuran > 60 mm tidak lolos
pada screen sizer dan jatuh ke
Auxiliary Screen untuk dipisahkan
agar tidak termuat ke kapal.

54
Tabel 3.4 Kondisi setelah modifikasi menggunakan point QCDMP

POINT QCDMP SEBELUM MODIFIKASI SETELAH MODIFIKASI

Daya angkut Shiploader 2 tidak sesuai Kapasitas daya angkut Shiploader 2 akan
dengan disain semestinya meningkat dari sebelumnya
Q QUALITY

BACT kehilangan kesempatan untuk Perusahaan mendapat kesempatan untuk


mendapatkan produksi yang maksimal menambah:
C COST

Loading Rate (daya angkut) :


Rata-rata sebelum inovasi = 2108 t/j Loading Rate (daya angkut) :
D DELIVERY Rata-rata setelah inovasi = 3000 ton/jam

Kepercayaan pelanggan dan satker operasi - Kepercayaan pelanggan dan (satker operasi)
M MORALE menurun tetap terjaga.
-Menjadi kebanggaan bagi karyawan.
Kesempatan produksi yang hilang di Juli Akan ada penambahan Produksi di Agustus
karena bongkaran tidak maksimal sebesar = > 1.350.000 ton
PRODUCTIVIT
P
Y

V. Kesimpulan & Saran yang sesuai kapasitas maksimal


sebesar 6000 ton/jam, adapun
5.1. Kesimpulan yang terealisasi dilapangan
dalam pemuatan batubara
1. Setelah melalui proses
selama bulan Juni 2017 hanya
identifikasi masalah yang
sebesar 2108 ton/jam.
timbul di perusahaan, tim
3. Maka dibuatlah modifikasi CV
satuan kerja Perawatan dan
507 dilakukan dengan
satuan kerja Operasi bersepakat
menambahkan Bypass Chute
yaitu dengan melakukan
dan Screen Sizer untuk
modifikasi CV 507 dengan
memisahkan batubara besar
menambahkan bypass chut dan
dan halus yang bertujuan untuk
Screen Sizer untuk
menambah daya angkut muatan
memisahkan batubara besar
batubara dan mengatasi
dan halus.
masalah pembeludakkan di unit
2. Hal ini dilakukan karena sering
tersebut.
terjadi nya pembeludakkan
4. Dengan Modifikasi ini
batubara karena ketidak
keuntungan yang dapat
mampuan unit CV 507 untuk
dihasilkan sebagai berikut
melakukan pemuatan batubara
menuju kapal (ship loader)

55
A. Kapasitas daya angkut V.2. Saran
Shiploader 2 akan meningkat 1. Insan pekerja di PT XYZ
dari sebelumnya harus terus saling bersinergi
= 2108 ton /jam untuk memberikan nilai
Menjadi = >3000 ton/jam keuntungan yang maksimal
B. PT. XYZ di Agustus 2017 dalam menghadapi pasar dan
mendapat kesempatan terus berinovasi agar dapat
untuk menambah Produksi mencapai target Produksi dan
>1.350.000 ton Pengapalan 25 juta ton pada
C. Loading Rate (daya angkut 2020.
muatan batubara) menajdi 2. Perlu diteliti lebih lanjut pada
lebih baik dengan kinerja unit-unit lainnya apakah perlu
yang mendekati disain dilakukan upaya modifikasi
awal yaitu 6000 t/j yang sama demi menjaga
D. Kepercayaan pelanggan performa dan pencapaian
dan satuan kerja operasi tetap target Perusahaan emas yaitu
terjaga sebesar 50 juta ton/tahun.

VI. DAFTAR PUSTAKA Penyaliran Pada Phase 5 di PT. Bukit


Dewara.com, Bisnis Bukit Asam: Asam (Persero), Tbk Unit Pelabuhan
Batubara (1/4), Tarahan, Bandar Lampung,
http://dewara.com/bisnis-bukit-asam- Ejournal.unsri, JP Vol.1 No.5
batu-bara-1-4/ November 2017 ISSN 2549-
1008.
Jannah, Miftahul (2015). Identifikasi
Bahaya, Penilaian Resiko, dan
Pengendalian Resiko Pada Aktivitas
Tambang Batubara di PT. KIM
Kabupaten Muaro Bungo,
Provinsi Jambi, Ejurnal Universitas
Negeri Padang, September 2015.
Ryant Bulo, Ryant., Nugroho,
Windhu., Dinna, Farah (2017).
Analisis Produktivitas Unit
Peremuk Batubara (Crushing Plant)
Untuk Pencapaian Hasil Produksi
di PT. CMS Kaltim Utama
Kecamatan Samarinda Utara, Jurnal
Teknologi Mineral FT UNMUL,
Vol. 5, No. 1, Juni 2017: 57-64.
Ramadanto, M., Sudarmono, D.,
Abro, A (2017). Kajian Teknis
Sistem

56

You might also like