Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
SAKTI PC PANDIANGAN
A24103010
OLEH
SAKTI PC PANDIANGAN
A24103010
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
One of factors that caused the successful of land reclamation after coal
mining is the choosing right vegetation that suitable to the local ecology and other
soil conditions in repairing the quality of the land. Mucuna pruprirens is a cover
crop plant that capable to live in the ex-coal mining land.
The planting of Mucuna pruprirens in disposal C1 (have been reclamated
yet) and disposal P (have been 5 years reclamated) was done to evaluated the
growth, nutrient absorbtion, and several chemical soil properties (pH, KTK, C-
Organik). This research used descriptive analysis by comparing the data each
parameter both the two disposals, there were 6 treatments which included control,
green nature fertilizer addition of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, animal`s flush
fertilizer addition of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, dolomite 100kg/ha addition
of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, dolomite 150kg/ha addition of NPK 50kg/ha
and TSP 50kg/ha and, dolomite 200kg/ha addition of NPK 50kg/ha and TSP
50kg/ha with three replications. The research was done in ex-coal mining Site
Binungan Operation PT Berau Coal East Borneo. Soil analysis were done in Soil
Chemical Laboratorium of Mulawarman University and Bogor Agricultural
University.
The result of the research indicated by giving lime have better growth
compared with by giving of green nature fertilizer and animal`s flush fertilizer,
increasing of P from 25kg/ha to 50kg/ha was not influenze significantly,
increasing of dolomit from 100kg/ha to 150kg/ha and 200kg/ha was not influenze
significantly and in common treatment, except the control was influenze
significantly better to the growth of the plant, absorbing N P K Ca Fe Mn,
chemicals (pH, KTK, C-organic).
RINGKASAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Astiana Sastiono, MSc. Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc.
NIP. 130 779 513 NIP. 131 667 777
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal Lulus :
SUMMARY
One of factors that caused the successful of land reclamation after coal
mining is the choosing right vegetation that suitable to the local ecology and other
soil conditions in repairing the quality of the land. Mucuna pruprirens is a cover
crop plant that capable to live in the ex-coal mining land.
The planting of Mucuna pruprirens in disposal C1 (have been reclamated
yet) and disposal P (have been 5 years reclamated) was done to evaluated the
growth, nutrient absorbtion, and several chemical soil properties (pH, KTK, C-
Organik). This research used descriptive analysis by comparing the data each
parameter both the two disposals, there were 6 treatments which included control,
green nature fertilizer addition of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, animal`s flush
fertilizer addition of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, dolomite 100kg/ha addition
of NPK 50kg/ha and TSP 25kg/ha, dolomite 150kg/ha addition of NPK 50kg/ha
and TSP 50kg/ha and, dolomite 200kg/ha addition of NPK 50kg/ha and TSP
50kg/ha with three replications. The research was done in ex-coal mining Site
Binungan Operation PT Berau Coal East Borneo. Soil analysis were done in Soil
Chemical Laboratorium of Mulawarman University and Bogor Agricultural
University.
The result of the research indicated by giving lime have better growth
compared with by giving of green nature fertilizer and animal`s flush fertilizer,
increasing of P from 25kg/ha to 50kg/ha was not influenze significantly,
increasing of dolomit from 100kg/ha to 150kg/ha and 200kg/ha was not influenze
significantly and in common treatment, except the control was influenze
significantly better to the growth of the plant, absorbing N P K Ca Fe Mn,
chemicals (pH, KTK, C-organic).
RINGKASAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini
disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari penyelesaian skripsi yang berjudul “Evaluasi Koro
Benguk (Mucuna pruprirens) Sebagai Tanaman Revegetasi Pasca Penambangan
Batubara Kalimantan Timur” ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan, dukungan dan semangat, baik selama penelitian
maupun dalam penulis skripsi. Pada kesempatan ini saya mau mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Bob Kamandanu, selaku Presiden Direktur PT Berau Coal atas
kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini.
2. Ibu Dr. Ir. Astiana Sastiono, MSc. dan Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc. sebagai
Dosen Pembimbing.
3. Bapak Totok Mulyono, General Maneger Operation PT.Berau Coal
4. Bapak Arief Wiedhartono, Kepala Teknik Tambang dan Technical Service
dan Planning Manager PT.Berau Coal
5. Bapak Ahadi Zahril, selaku Environmental Supt. PT Berau Coal
6. Bapak Yosi Arimawan, selaku Koordinator Binungan Mine Operation
Superintendent, PT Berau Coal
7. Bapak Yonie, Bapak Hardi, Bapak Agung, Bapak Wandi, Bapak Boydo,
Bapak Nanang, Bapak Topan dan seluruh staf TSP Binungan.
8. Bapak Saridi dan Bapak Iwan Widiatmoko, selaku pembimbing lapangan
9. Bapak Budi Hermawan, Ibu Heni, Bapak Edy Sudayat, Bapak Adji Budi
Alfianoer, dan Bapak Maman
10. Bapak Teguh, Bapak Muhari, Bapak Supeno, Bapak Harapan Pakpahan,
Bapak Supian dan seluruh Surveyor di Mine Survey Binungan.
11. Bapak Galih dan seluruh staf Geologi di Mine Geologi Binungan
12. Bapak Haryadi, Bapak Ian, Bapak Amir, Bapak Syahril dan seluruh staf GA
di Mine GA Binungan.
13. Mas Mudji, Misdi, Hendra, Handoko, dan seluruh tim kantin Patra
Binungan.
14. Bapak Hendri, Bapak Afik, dan seluruh staf CPP Binungan.
15. Bapak Bima Koperasi Binungan
16. Bapak S.Widodo, Doddy Satria, dan semua staf di HRD
17. Ayahanda (Drs. J. Pandiangan) dan Ibunda (R. br Simanjuntak)
18. Polo, Partai, Nanang, Yulius, Wito, Zamhari, Jamir, Bapak Abas, Bapak
Taher, dan semua anggota dimess baik harian maupun borongan
19. Seluruh staf EHS yang tak dapat disebutkan satu persatu
20. Seluruh Keluargaku atas semangat,dan dorongan yang telah diberikan
kepadaku
21. Seluruh staf Laboratorium Tanah yang telah memberikan arahan selama
pelaksanaan penelitian ini.
22. Rekan-rekan Tanah 40, Agus, Rizal, Dipo, Anto, Ardi, Candra, Iqwal,
Masbow, Eko, Tocil, Jatmiko dan teman-teman lainya atas segala sikap dan
dukungannya.
23. Rekan-rekan Azhimut semua.
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu saya baik dalam kegiatan saya, maupun dalam penyusunan skripsi ini.
Saya juga mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya jika selama
kegiatan saya melakukan kesalahan dan juga dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi saya ini dapat membantu kegiatan di PT Berau Coal dan
bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ vi
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Lampiran
Lampiran
1. Tanaman koro benguk umur 2 minggu Disposal P.............. 52
2. Tanaman koro benguk umur 2 minggu Disposal C1............ 52
3. Tanaman koro benguk umur 1 bulan Disposal P.................. 52
4. Tanaman koro benguk umur 1bulan Disposal C1................. 53
5. Tanaman Koro Benguk Umur 2 Bulan Disposal P.............. 53
6. Tanama Koro Benguk Umur 2 Bulan Disposal C1............... 53
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Sumber daya alam tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau
degradasi. Kerusakan tanah dapat terjadi oleh kehilangan unsur hara dan bahan
organik di daerah perakaran, proses salinisasi, penjenuhan tanah oleh atau air
(waterlogging) dan erosi. Kerusakan tanah oleh satu atau lebih proses tersebut
menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan
atau menghasilkan barang dan jasa (Riquer, 1977 dalam Arsyad, 2000 dan Foth,
1998).
Menurut Barrow (1991) dalam Situmorang (1999) degradasi lahan
didefenisikan sebagai fenomena hilangnya dan berkurangnya manfaat atau potensi
dari suatu lahan. Hilangnya atau berubahnya suatu komposisi flora dan fauna yang
tidak digantikan terjadi pada lahan yang terdegradasi.
Anonymous (1993) dalam Situmorang (1999) menyatakan bahwa ada 2
kategori proses degradasi tanah, yakni (1) berkaitan dengan pemindahan bahan
atau materi tanah (erosi oleh air atau angin) dan (2) menurutnya kondisi tanah
tersebut (proses degradasi beberapa sifat fisik dan kimia)
Menurut Soemarwoto (2003) lingkungan hidup di Indonesia mengalami
degradasi secara terus-menerus. Disamping sebab alamiah kerusakan lingkungan
hidup banyak bersumber pada kelakuan manusia yang tidak ramah lingkungan.
Penggunaan batubara menimbulkan beberapa masalah lingkungan, misalnya
pembakaran batubara menghasilkan zat pencemar oksida belerang, oksida
nitrogen dan abu, oksida belerang dan oksida nitrogen dalam jumlah yang besar
dapat menyebabkan hujan asam yang dapat menaikkan derajat kemasaman air dan
tanah, kenaikan derajat kemasamaan yaitu penurunan pH sampai dibawah nilai
tertentu akan mematikan organisme hidup, abu dalam jumlah yang besar juga
merupakan zat pencemar berbahaya atau paling sedikit menggangu karena
membuat segalanya kotor (Soemarwoto, 1997).
Kerusakan lahan selama ini sering diangkat kepermukaan masyarakat
lebih banyak disebabkan oleh penebangan liar dan kebakaran hutan, dan jarang
sekali diangkat karena pertambangan. Pembukaan lahan ini semata-mata untuk
kepentingan eksplorasi bahan tambang ini sebenarnya lebih parah keadaanya dan
akan lebih banyak memerlukan teknik dan biaya dalam rehabilitasinya (Rustam,
2003).
Penambangan batubara khususnya atau penambahan bahan galian dari
perut bumi seharusnya tidak merusak lingkungan daerah yang ditambang.
Pemanfaatan sumber daya alam harus ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup
(Tala’olu et al,1995)
Salah satu limbah tambang menurut Kusnoto dan Kusumodirjo (1995)
dalam Sabtaningrum (2001) adalah lapisan penutup yang digali dan dipindahkan
pada kegiatan pertambangan. Dampak lingkungan akibat kegiatan penambangan
antara lain berupa: (1) penurunan produktivitas tanah, (2) pemadatan tanah, (3)
terjadinya erosi dan sedimentasi, (4) terjadinya gerakan tanah dan longsoran, (5)
terganggunya flora dan fauna, (6) terganggunya keamanan dan kesehatan
penduduk, dan (7) perubahan iklim mikro
Dampak penting yang mungkin timbul pada penambangan batubara pada
tahap pra penambangan adalah terbukanya lahan akibat pembukaan lahan (land
clearing) yang menimbulkan dampak lanjutan seperti berkurangnya daya tahan
lahan terhadap erosi, perubahan karakteristik infiltrasi yang akan mempengaruhi
pengisian (recharge) air tanah, perubahan unsur/komponen neraca air, perubahan
bentuk bentang lahan dan tata guna lahan, serta penurunan kualitas akibat dari
erosi. Pada tahap penambangan dampak penting yang muncul adalah terjadinya
perubahan bentang alam akibat pengupasan atau penggalian tanah pucuk, tanah
penutup dan batubara. Kemungkinan terjadinya air asam tambang jika air
limpasan bereaksi dengan lapisan tanah penutup yang berpotensi membentuk
asam, kemungkinan terjadinya longsoran pada penimbunan tanah penutup baik
diluar areal tambang maupun bekas tambang (Hartanto, 2000).
Metode Penambangan Batubara di Indonesia
Pengolahan Tanah
Benih
Biji atau buah polongnya yang digunakan sebagai benih berasal dari biji
yang sudah tua (masak dipohon) dengan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Biji yang sudah tua kulitnya licin dan agak mengkilap serta tidak keriput
2. Pilih biji yang bentuknya normal, utuh jangan terlalu kecil dan jangan
terlalu besar.
Penanaman
Koro Benguk dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari baik
dilahan pekarangan maupun lahan tegalan. Agar pertumbuhan tananaman optimal
maka pemilihan varietas koro benguk perlu diperhatikan. Sebagai contoh bila
akan ditanam secara tumpang sari maka varietas putih lebih cocok karena
merupakan tanaman perdu, tumbuh tegak dan tidak menjalar sehingga tidak
mengganggu tanaman pokoknya. Sebaliknya varietas blirik, putih, kusam dan
hitam mempunyai sifat menjalar dan memanjat dan sangat cocok sebagai tanaman
konservasi karena cepat menutup tanah dengan sempurna.
Waktu Tanam
Pemupukan
Pemeliharaan
Metode Penelitian
Analisis Laboratorium
Perlakuan
Analisis Data
Kegiatan di Lapang
Persiapan Lahan
43cm
U B 3 PI Ket:
= Perlakuan I (P I)
T S P II = Perlakuan II (P II)
= Perlakuan III
2 6 (P III)
1 P III = Perlakuan IV
(P IV)
5 9 P IV = Perlakuan V
(P V)
4 8 12
PV
43cm 7 11 15
10 14
13 21cm
Pemeliharaan
Pengamatan
Lokasi
Secara geografis, wilayah kontrak kerja PT Berau Coal berada pada posisi
117 07’44,52” BT – 117o38’26,46” BT dan 01o52’26,67” LU – 02o25’09,78”
o
Kondisi Geologi
Secara umum, geologi daerah Binungan (khususnya blok 1-4, blok 5-6 dan
blok 7) terbentuk dari bebatuan Formasi Lati. Batuannya berupa sedimen deltaik
yang terdiri dari fraksi klastik halus serta lapisan batubara, dengan ketebalan
bervariasi. Data hasil pemboran eksplorasi menunjukkan: dominasi batuan
sedimen secara berturutan adalah batulanau, batu lempung, batupasir, dan
batubara. Pada beberapa lokasi yang relatif sempit, kadang terbentuk ”channel
system”, yakni hilangnya lapisan fraksi halus batubara digantikan oleh lapisan
batu pasir.
Daerah Binungan pada umumnya beriklim tropis, musim hujan dan musim
kemarau saling bergantian sepanjang tahun. Suhu udara di Binungan berkisar
antara 25o-30o. Berdasarkan data curah hujan bulanan di site binungan januari
1995 sampai dengan Agustus 2006 menunjukkkan bahwa setiap bulannya pada
periode tersebut rata-rata curah hujan bulanan adalah 25.9mm. Curah hujan
maximum terjadi pada bulan agustus 2005 dimana curah hujan mencapai 362 mm.
300 20
250
Average/day
15
M onthly
Rainfall
Rainfall
200
150 10
100
5
50
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Month
average/day month
Sistem Hidrologi
Sistem Hidrogeologi
Pada musim kemarau tetap dijumpai adanya aliran air tanah. Aliran air
sungai yang relatif sejajar dengan lokasi dan arah penambangan menyebabkan
peluang terjadinya resapan akibat air sungai relatif tidak ada. Namun lain halnya
dengan lokasi penelitian dimana elevasi pada endapan rawa mencapai 4m
sehingga jika terjadi banjir 5 tahunan aliran dari sungai Kelay dapat mencapai
elevasi 5,8 m.
Keadaan Vegetasi
Area Disposal C1
400
Rata-rata Tinggi Tanaman
350
300
250
200
150
100
50
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
B 1. Kadar Hara N, P, K
5
Nilai Kadar Hara N P K (%)
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
N P K
1.5
0.5
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
Ca Mg
Gambar 7. Perbandingan nilai kadar hara Ca & Mg (%) setelah perlakuan pada
disposal C1.
50
40
30
20
10
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
Fe Mn
Gambar 8. Perbandingan nilai kadar hara Fe dan Mn (ppm) setelah perlakuan pada
disposal C1.
5
4
3
2
1
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
Awal Akhir
Awal Akhir
Gambar 10. Perubahan nilai KTK (me/100g) tanah sebelum dan sesudah
perlakuan pada disposal C1.
0.9
0.8
Nilai C-Organik (%)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Kontrol I II III IV V
Perlakuan
Awal Akhir
Gambar 11. Perubahan nilai C-Organik (%) tanah sebelum dan sesudah perlakuan
pada disposal C1.
Area Disposal P
Gambar 12. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada umur 4, 6, dan 8 MST
setelah perlakuan pada disposal P.
B 1. Kadar Hara N, P, K
5
Nilai Kadar Hara N P K (%)
0
Kontrol I II III IV
Perlakuan
N P K
Gambar 13. Perbandingan nilai kadar hara N P K (%) setelah perlakuan pada
disposal P.
Kadar hara Ca dan Mg rata-rata disajikan pada Gambar 14, sedangkan data
lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 8. Persentase kadar hara Ca dan Mg
dipengaruhi oleh beberapa perlakuan. Perlakuan tersebut diantaranya adalah
dengan pemberian kompos, pupuk kandang, dan kapur dengan penambahan pupuk
NPK dan TSP sesuai dengan dosis tertentu.
Nilai Kadar Hara Ca & Mg (%
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kontrol I II III IV
Perlakuan
Ca Mg
Gambar 14. Perbandingan nilai kadar hara Ca & Mg (%) setelah perlakuan pada
disposal P.
Kadar hara Fe dan Mn rata-rata disajikan pada Gambar 15, sedangkan data
lengkapnya disajikan pada Tabel Lampiran 8. Kadar hara Fe dan Mn (ppm)
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kondisi tanah bekas tambang yang
banyak mengandung unsur Al3+, Fe3+, Mn2+, dan S atau disebut juga kondisi tanah
masam, pH tanah yang rendah, untuk mengatasi ketersedian unsur-unsur tersebut
dilakukan pemberian kapur dengan penambahan pupuk NPK dan TSP sesuai
dengan dosis tertentu dan kondisi tanah.
Nilai Kadar Hara Fe & Mn (ppm
30
25
20
15
10
5
0
Kontrol I II III IV
Perlakuan
Fe Mn
Gambar 15. Perbandingan nilai kadar hara Fe dan Mn (ppm) setelah perlakuan
pada disposal P.
Reaksi tanah (pH) rata-rata disajikan pada Gambar 16, sedangkan data
analisis pH tanah sebelum dan sesudah perlakuan lengkapnya disajikan pada
Tabel Lampiran 4 dan 6. Perlakuan yang diteliti memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pH tanah. Hal ini diduga karena adanya perbedaan kandungan bahan
organik sebelum dan sesudah perlakuan relatif besar, dimana sebelum percobaan
mengandung C-Organik sebesar 0.53 % dan sesudah perlakuan mengandung C-
Organik sebesar 1.304 %. Perbedaan kandungan C-Organik hanya sebesar 0.774
% tersebut akhirnya memberikan pengaruh yang nyata kepada perbedaan jumlah
ion OH- yang ditambahkannya ke dalam tanah akibat proses pelapukan bahan
organik, sehingga pH tanah pada lahan reklamasi berbeda nyata.
14
12
10
pH tanah
8
6
4
2
0
Kontrol I II III IV
Perlakuan
Awal Akhir
Gambar 16. Perubahan nilai pH tanah sebelum dan sesudah perlakuan pada
disposal P.
Awal Akhir
Gambar 17. Perubahan nilai KTK (me/100g) tanah sebelum dan sesudah
perlakuan pada disposal P.
1.4
Nilai C-Organik (%)
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kontrol I II III IV
Perlakuan
Awal Akhir
Gambar 18. Perubahan nilai C-Organik (%) tanah sebelum dan sesudah perlakuan
pada disposal P.
B 1. Kadar Hara N P K
C 2. KTK
Kapasitas tukar kation (KTK) pada disposal C1 dan P disajikan pada Tabel
6. Perlakuan yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda terhadap reaksi
tanah (pH ) pada disposal C1 dan P.
Tabel 6. Perbandingan KTK tanah (me/100g) pada disposal C1 dan P.
C 3. C-Organik
Anwar, S. dan Sudadi U. 2004. Bahan Kuliah Kimia Tanah. Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor. Bogor.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
B. E. J. Benne, et al. 1961. Animal Manures. Circ. 291. Michigan Agr. Exp. Sta
Brady, N. C. 1984. The Nature and Properties of Soils. Mcmilian Publ. Co.
Newyork.
Budidaya Koro Benguk (Mucuna prurirens). Liptan (Lembar Informasi Pertanian)
Instalansi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Comoro Timor-
Timur. Departemen Pertanian. April 1998. Agdex: 248/20
Foth. H. D. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerjemah Purbayanti. UGM. Press.
Terjemah dari Fundamentals of Soil Sience.
Hardiningsih, R. 1994. Uji Kualitas Pembuatan Kecap Koro Benguk di Daerah
Lahan Kering Wonogiri. Prosiding Seminar Hasil Litbang SDH (Sumber
Daya Hayati), Balitbang Mikrobiologi, Puslitbang Biologi-LIPI. Hal 226-
232. 4 April 1994.
Hermansyah, Y. 1999. Karakteristik Tanah Bekas Tambang di Wilayah
Pertambangan Cikotok Kabupaten Lebak Jawa Barat. Skripsi SI jurusan
tanah, Fakultas Pertanian, IPB.
Kustiawan, W. 2001. Perkembangan Vegetasi dan Kondisi Tanah serta Revegetasi
Pada Lahan Bekas Galian Tambang Batubara di Kalimantan Timur. Jurnal
Ilmiah Kehutanan Rimba Kalimantan. Fakultas Kehutanan. Universitas
Mulawarman, Samarinda. Volume 6, No 2, Hal 1-78 , Desember 2001..
Leiwakabessy, F. M. 1988. Bahan kuliah Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor. Bogor.
Maftua’h. E. 2002. Studi potensi deversitas makrofauna tanah sebagai
bioindikator kualitas tanah pada beberapa penggunaan lahan. BIOSAIN,
Vol 2, No.2, Agustus 2002.
Nugroho, R. 2003. Pengaruh pukan sapi dan kapur terhadap Erapan Sulfat pada
Latosol dari Darmaga dan Podsolik dari Jasinga. Skripsi, jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Purnomo, J. Sukristyonubowo and Muchtar R. 1997. Pengaruh Pupuk NPK
Terhadap Sifat Kimia Tanah Timbunan Bekas Tambang Batubara.
Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah
dan Agroklimat, Bidang Kimia dan Biologi tanah. Pusat Penelitian Tanah
dan Agroklimat. Hal 85-94, Cisarua 4-6 Maret 1997, Bogor.
Ripley, E.A. Robert E.R and Adele A.C. 1996. Enviromental Effects of Mining.
St Lucie Press. Delray Beach, Florida.
Rustam, F. 2003. Menilik Rehabilitas Lahan Tambang Kesempatan Usaha yang
Menggiurkan.
Sanchez, Pedro A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Jilid 1.
Diterjemahkan oleh Amir Hamzah. Penerbit ITB, Bandung
Saptoningrum, H. 2001. Karakteristik dan Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Bekas Galian Tambang (Tailing) dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan
Vegetasi. Skripsi SI Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB.
Sinukaban, N. 1983. Perencanaan Pertanian Konservasi. Disampaikan Pada
Coaching Pelaksana Konservasi Lahan di Daerah Transmigrasi tahun
anggaran 1983/1984. Direktorat Perluasan Area Pertanian. Tanggal 25-29
Juli 1983, Lampung.
Situmorang, R. 1999. Pemanfaatan Bahan Organik Setempat, Mucuna sp dan
Fosfat Alam untuk Memperbaiki Sifat-Sifat Tanah Palehumults di
Mironontann, Sukabumi. Disertasi S3 Jurusan Tanah, Fakultas Pertanaian.
IPB.
Soemarwoto, O. 1997. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Edisi
revisi. Penerbit Djmbatan, Jakarta.
Soeprapto, P dan Chairot M. 2003. Kegiatan Penambangan dan Pengelolaan
Lingkungan di Tambang Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara,
Sumbawa, Indonesia. Makala Disampaikan Pada Seminar Nasional
Manajemen Lingkungan. IPB, 14 Januari 2003. Bogor.
Sudarmadji, S.R.B. Kasmidjo, Haryono B., Murdiati A., dan Hardiman. (1979)
Pembuatan Tempe Benguk dan Permasalahannya. Balai Penelitian Kimia.
Departemen Perindustrian.
Suhardi, Murdidjali N.A., Bernard B.S., Kasmidjo R.B dan Sudarmadji S.(1979)
Penyebaran HCN Dalam Biji Benguk dan Pengaruhnya Perndaman serta
Pendidihan Terhadapnya. Balai Penelitian Kimia. Departemen
Perindutrian. Bogor.
Tala’ohu, S.H, Moersidi S, Sukristiyonubowo and Gunawan S. 1995. Sifat Fisiko-
Kimia Tanah Timbunan Tambang Batubara (PTBA) di Tanjung Enim,
Sumatra Selatan. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil
Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bidang Konservasi Tanah dan Air, serta
Agroklimat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Hal 42-52, Cisarua
26-28 September 1995. Bogor.
Tala’ohu, S.H, Erfandi D dan Syamsidi G. 1999. Adaptasi Beberapa Jenis
Tanaman Kayu-Kayuan dan Buah-Buahan Dalam Upaya Penghijauan
Areal Tmbunan Pasca Penambangan Batubara. Prosiding Seminar
Nasional Sumber Daya Lahan. Pusat Penelitan Tanah dan Agroklimat. Hal
535-553, Cisarua 9-11 Februari 1999. Bogor.
Tisdale, S.L., W. L. Nelson, and J.D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers.
4th ed. Collier Macmillan Company, New York.
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada Disposal C1
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kompos Disposal C1 Pertumb
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tinggi Tanaman Umur 8 MST No Tinggi Tanaman Umur 4 MST
Alur IA (cm) Alur IB (cm) AlurIC (cm) AlurIA (cm) AlurIB (cm) AlurIC (cm) Alur IA (cm) Alur IB (cm) AlurIC (cm) AlurIIA (cm) AlurIIB (cm) AlurIIC (cm)
1 147 200 127 246 305 249 346 405 349 1 110 145 50
2 149 10 122 250 97 218 350 197 318 2 114 147 133
3 143 94 125 276 109 237 376 209 337 3 116 143 130
4 144 156 129 229 238 201 329 338 301 4 118 148 70
5 141 153 121 204 275 239 304 375 339 5 113 141 40
6 176 158 84 226 217 140 326 317 240 6 117 184 105
7 155 150 99 235 239 120 335 339 220 7 112 186 68
8 158 85 13 275 137 92 375 237 192 8 115 183 10
9 153 88 125 283 185 243 383 285 343 9 111 188 90
10 159 83 122 219 195 250 319 295 350 10 117 182 10
∑ 1525 1177 1067 2443 1997 1989 3443 2997 2989 ∑ 1143 1647 706
χ 152.5 117.7 106.7 244.3 199.7 198.9 344.3 299.7 298.9 χ 114.3 164.7 70.6
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kapur 100kg/ha Disposal C1 Pertumb
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tinggi Tanaman Umur 8 MST No Tinggi Tanaman Umur 4 MST
AlurIIIA (cm) AlurIIIB (cm) AlurIIIC (cm) AlurIIIA (cm) AlurIIIB (cm) AlurIIIC (cm) AlurIIIA (cm) AlurIIIB (cm) AlurIIIC (cm) AlurIVA (cm) AlurIVB (cm) AlurIVC (cm)
1 5 217 172 29 324 223 129 424 323 1 5 72 81
2 5 212 170 26 319 252 126 419 352 2 5 176 86
3 40 215 135 79 346 248 179 446 348 3 20 26 83
4 43 219 140 73 315 231 173 415 331 4 23 5 19
5 176 211 183 234 348 294 334 448 394 5 27 158 15
6 172 216 187 250 315 237 350 415 337 6 5 153 5
7 170 219 181 286 349 244 386 449 344 7 5 159 5
8 176 215 186 239 316 253 339 416 353 8 96 155 17
9 171 212 188 279 325 249 379 425 349 9 92 151 11
10 175 217 181 288 364 257 388 464 357 10 99 157 37
∑ 1133 2153 1723 1783 3321 2488 2783 4321 3488 ∑ 377 1212 359
χ 113.3 215.3 172.3 178.3 332.1 248.8 278.3 432.1 348.8 χ 37.7 121.2 35.9
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kapur 200kg/ha Disposal C1
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tinggi Tanaman Umur 8 MST
AlurVA (cm) AlurVB (cm) AlurVC (cm) AlurVA(cm) AlurVB (cm) AlurVC (cm) AlurVA (cm) AlurVB (cm) AlurVC (cm)
1 5 159 25 23 254 87 123 354 187
2 85 153 118 124 237 234 224 337 334
3 5 156 111 25 217 201 125 317 301
4 154 107 119 239 209 213 339 309 313
5 157 102 115 275 214 230 375 314 330
6 153 98 117 238 127 216 338 227 316
7 158 111 111 249 214 239 349 314 339
8 5 115 119 31 219 230 131 319 330
9 5 119 116 20 235 210 120 335 310
10 97 113 119 109 229 258 209 329 358
∑ 824 1233 1070 1333 2155 2118 2333 3155 3118
χ 82.4 123.3 107 133.3 215.5 211.8 233.3 315.5 311.8
buhan Tinggi Tanaman Plot Pupuk Kandang Disposal C1
Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tinggi Tanaman Umur 8 MST
AlurIIA (cm) AlurIIB (cm) AlurIIC (cm) AlurIIA (cm) AlurIIB (cm) AlurIIC (cm)
234 233 109 334 333 209
275 218 219 375 318 319
239 237 247 339 337 347
231 259 102 331 359 202
219 233 112 319 333 212
274 289 211 374 389 311
249 269 101 349 369 201
230 238 97 330 338 197
233 201 109 333 301 209
239 238 87 339 338 187
2423 2415 1394 3423 3415 2394
242.3 241.5 139.4 342.3 341.5 239.4
buhan Tinggi Tanaman Plot Kapur 150kg/ha Disposal C1
Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tinggi Tanaman Umur 8 MST
AlurIVA (cm) AlurIVB (cm) AlurIVC (cm) AlurIVA (cm) AlurIVB (cm) AlurIVC (cm)
33 123 124 133 223 224
18 237 102 118 337 202
57 87 130 157 187 230
49 39 69 149 139 169
63 235 56 163 335 156
29 274 29 129 374 129
19 249 23 119 349 123
108 244 49 208 344 149
101 239 31 201 339 131
128 219 69 228 319 169
605 1946 682 1605 2946 1682
60.5 194.6 68.2 160.5 294.6 168.2
Tabel Lampiran 2. Pertum
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kompos Disposal P
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST
Alur IA (cm) Alur IB (cm) AlurIC (cm) Alur ID (cm) Alur IE (cm) Alur IF (cm) AlurIA (cm) AlurIB (cm) AlurIC (cm) AlurID (cm) AlurIE (cm) AlurIF (cm) AlurIA (cm)
1 263 123 247 315 202 53 356 262 374 364 373 157 406
2 196 176 242 311 274 39 223 215 346 379 369 103 315
3 281 102 246 317 277 201 302 263 349 339 303 346 410
4 283 75 243 313 239 86 337 225 351 386 355 119 419
5 287 107 245 319 231 34 382 256 369 363 373 106 457
6 289 81 241 312 195 59 367 161 304 333 296 194 429
7 284 39 248 316 152 23 345 157 382 368 239 175 436
8 282 35 242 318 197 31 351 142 363 375 274 194 419
9 285 15 249 312 193 37 397 178 381 343 269 194 459
10 219 44 245 314 196 64 348 189 353 366 210 163 439
∑ 2669 797 2448 3147 2156 627 3408 2048 3572 3616 3061 1751 4189
χ 266.9 79.7 244.8 314.7 215.6 62.7 340.8 204.8 357.2 361.6 306.1 175.1 418.9
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Pupuk Kandang Pada Disposal P
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST
AlurIIA (cm) AlurIIB (cm) Alur IIC (cm) Alur IID (cm) AlurIIE (cm) AlurIIF (cm) AlurIIA (cm) AlurIIB (cm) AlurIIC (cm) AlurIID (cm) AlurIIE (cm) AlurIIF (cm) AlurIIA (cm)
1 - - 245 313 237 179 - - 356 359 323 293 -
2 - - 243 297 24 177 - - 379 304 183 203 -
3 - - 241 296 101 175 - - 303 367 277 186 -
4 - - 245 291 203 302 - - 383 349 303 373 -
5 - - 248 295 157 305 - - 368 305 229 320 -
6 - - 246 299 169 218 - - 329 338 246 379 -
7 - - 249 293 165 44 -192 - 393 383 259 126 -
8 - - 243 294 192 231 - - 327 374 257 301 -
9 - - 246 291 236 89 - - 330 384 336 169 -
10 - - 249 297 238 - - - 397 396 360 - -
∑ - - 2455 2966 1722 1720 - - 3565 3559 2773 2350 -
χ - - 245.5 296.6 172.2 191.1111111 - - 356.5 355.9 277.3 261.1111111 -
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kapur 100
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST
AlurIIIA (cm) AlurIIIB (cm) AlurIIIC (cm) AlurIIID (cm) AlurIIIE (cm) AlurIIIF (cm) AlurIIIG (cm) AlurIIIH (cm) AlurIIIA (cm) AlurIIIB (cm) AlurIIIC (cm) AlurIIID (cm) AlurIIIE (cm)
1 131 186 138 257 195 155 114 147 245 274 273 363 252
2 157 189 134 254 171 181 117 211 273 228 216 317 289
3 158 181 137 256 178 187 232 216 281 271 283 374 284
4 93 157 181 251 175 199 236 213 184 284 291 307 283
5 159 155 137 258 179 194 221 218 290 293 226 362 293
6 124 158 114 255 173 81 228 215 265 229 216 381 238
7 128 151 49 253 177 217 114 222 283 284 184 305 228
8 127 156 234 237 172 198 111 138 236 236 231 383 220
9 63 159 78 232 178 195 146 246 172 283 129 389 225
10 136 153 385 238 175 197 219 249 289 259 395 337 286
∑ 1276 1645 1587 2491 1773 1804 1738 2075 2518 2641 2444 3518 2598
χ 127.6 164.5 158.7 249.1 177.3 180.4 173.8 207.5 251.8 264.1 244.4 351.8 259.8
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Plot Kapur 150kg/ha pada Disposal P
No Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tinggi Tanaman Umur 6 MST
AlurIVA (cm) AlurIVB (cm) Alur IVC (cm) AlurIVD (cm) AlurIVE (cm) AlurIVF (cm) AlurIVG (cm) AlurIVA (cm) AlurIVB (cm) AlurIVC (cm) AlurIVD (cm) AlurIVE (cm) AlurIVF (cm)
1 145 178 125 165 141 125 154 234 237 257 273 273 283
2 143 173 128 163 147 128 151 267 298 231 282 284 227
3 147 179 121 161 145 121 158 225 237 249 281 232 245
4 181 172 128 165 141 128 153 218 223 227 248 271 296
5 188 176 15 167 148 126 159 247 260 197 226 236 246
6 183 171 19 163 143 122 154 298 215 183 271 263 284
7 189 178 13 169 149 129 152 201 269 169 283 272 261
8 213 174 57 163 142 125 156 359 229 128 217 262 273
9 216 179 101 166 146 123 153 375 298 297 253 254 283
10 211 173 105 169 141 129 158 309 249 216 283 213 252
∑ 1816 1753 812 1651 1443 1256 1548 2733 2515 2154 2617 2560 2650
χ 181.6 175.3 81.2 165.1 144.3 125.6 154.8 273.3 251.5 215.4 261.7 256 265
mbuhan Tinggi Tanaman pada Disposal P
Walkley
Lokasi Sample pH & Black Kjeldhal C/N N KCl N NH4OAc pH 7.0 KB Kej SLA 0.05 N HCl Penyebaran Partikel Tekstur
(1:1) C - Org N - Total rasio P-Bray 1 Al3+ H+ Ca2+ Mg2+ K+ Na+ KTK Al S Fe Mn C Si Sa
H2O ……….(%)………… (ppm) ……………..(me/100g)……………… …..(%)…… ……….(ppm)…….. ………….(%)…………
S0C1 5.1 0.52 0.01 11.83 6.4 0.7 0.1 1.3 1.2 0.4 0.1 7 43 17 0.2 8.9 19 45.2 38.1 20.2 C
S1C1 5.7 0.71 0.06 11.83 6.2 0.8 0.5 1.4 1.8 0.1 0.1 7 49 20 0.2 8.5 16 41.8 37.6 20.6 C
Disposal S2C1 5 0.6 0.05 12 25.6 2 2.1 1.3 1.1 0.09 0.2 6.9 39 45 0.6 8.8 23 42.4 35.9 21.8 C
C1 S3C1 4.8 0.64 0.06 10.67 28.7 1.5 2 1.6 1.1 0.07 0.01 7.1 39 35 0.6 8 9 40.6 38.4 21.1 C
S4C1 4.7 0.46 0.05 9.2 11.3 2.5 2.1 1.1 1.1 0.07 0.02 7 33 52 7.5 10.5 12 40.1 36.3 23.6 C
S5C1 4.6 0.36 0.06 6 9.2 1.5 1 1.2 1.8 0.11 0.2 7.8 44 36 39.2 9.5 30 41.2 34.6 24.3 C
Ratarata 4.96 0.55 0.06 9.94 16.2 1.66 1.5 1.3 1.4 0.09 0.1 7.2 41 37 9.62 9.06 18 - - - -
Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Ket: S0C1: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal C1
S1C1: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
S2C1: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal C1
S3C1: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
S4C1: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
S5C1: Perlakuan 5 : Kapur III dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
Tabel Lampiran 4. Hasil Analisis Kimia dan Tekstur Tanah Sebelum Perlakuan Disposal P
Walkley
Lokasi Sample pH & Black Kjeldhal C/N N KCl N NH4OAc pH 7.0 KB Kej SLA 0.05 N HCl Penyebaran Partikel
Tekstur
(1:1) C - Org N -Total rasio P-Bray1 Al3+ H+ Ca2+ Mg2+ K+ Na+ KTK Al S Fe Mn C Si Sa
H2O ……….(%)………… (ppm) ……………..(me/100g)……………… …..(%)…… ……….(ppm)…….. ………….(%)…………
S0P 4.1 0.19 0.01 7.9 26.1 1.7 0.9 1.6 2.9 0.15 0.47 8 57 26 74.1 6.2 19 12.6 22.2 61.6 SL
S1P 4.3 0.38 0.05 7.6 26.6 1.5 0.8 1.9 2.1 0.13 0.17 7 60 27 71.1 6.5 12 19.2 20.2 60.6 SL
Disposal S2P 4.6 0.37 0.03 12.33 25.6 1.5 0.8 1.4 2.2 0.06 0.02 6.5 56 29 25.2 4.2 11 18.3 15.1 66.6 SL
P
S3P 4.8 0.16 0.04 7.5 22.6 1.5 0.8 1.2 2.3 0.11 0.05 6.8 55 29 82.9 6.6 11 17.7 15.9 66.4 SL
S4P 5.2 0.18 0.03 6 19.5 0.5 0.3 1.9 2.6 0.16 0.04 7.5 62 9.7 109.2 5 9 20.4 17.7 61.9 SCL
Rata-rata 4.72 0.27 0.04 8.36 23.57 1.25 0.7 1.6 2.3 0.12 0.07 7 58 24 72.1 5.58 10.75 - - - -
Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Ket: S0P: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal P
S1P: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
S2P: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal P
S3P: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
S4P: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
52
Tabel Lampiran 5. Hasil Analisis Kimia Tanah Sesudah Perlakuan Disposal C1
Walkley C/N
Lokasi & Black Kjeldhal rasio N KCl N NH4OAc pH 7.0 KB Kej 0.05 N HCl
Sample pH (1:1) C - Org N - Total P-Bray 1 Al3+ H+ Ca2+ Mg2+ K+ Na+ KTK Al Fe Mn
H2O ……….(%)………… (ppm) ……………..(me/100g)……………… …..(%)…… ……(ppm)……..
T0C1 5.2 0.2 5 2.51 0.26 0.4 1.1 0.2 0.1 9.43 14.5 9.3 19 2.5 3.62 2.32
T1C1 6.9 0.68 0.07 9.71 2 tr 0.04 7.7 4 0.1 0.08 7.3 100 tr 3.37 7.15
T2C1 5.9 0.81 0.08 10.12 19.6 tr 0.04 3.3 3.8 0.21 0.13 12 63 tr 2.81 6.15
Disposal C1 T3C1 5.4 0.7 0.08 8.75 3 0.39 0.2 1.8 3.5 0.16 0.13 7.9 71 17 6.7 9.78
T4C1 5.3 0.63 0.07 9 2 0.43 0.2 1.9 2.8 0.13 0.08 8.1 61 8.1 6.45 7.68
T1C1 5.3 0.52 0.06 8.67 1.7 0.9 0.2 2.1 1.7 0.1 0.1 8.1 49 19 4.71 4
Rata-rata 5.76 0.668 0.072 9.25 5.66 0.573 0.1 3.3 3.2 0.14 0.1 8.6 69 15 4.808 6.95
Lab. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB
Ket: D0C1: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal C1
D1C1: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D2C1: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal C1
D3C1: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D4C1: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D5C1: Perlakuan 5 : Kapur III dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
Walkley C/N
Lokasi & Black Kjeldhal rasio N KCl N NH4OAc pH 7.0 KB Kej 0.05 N HCl
Sample pH (1:1) C - Org N - Total P-Bray 1 Al3+ H+ Ca2+ Mg2+ K+ Na+ KTK Al Fe Mn
H2O ……….(%)………… (ppm) ……………..(me/100g)……………… …..(%)…… ……(ppm)……..
T0P 5.3 0.15 3.3 0.36 0.21 0.63 0.96 0.3 0.2 10.4 15.1 6.7 20 0.4 3.775 1.68
T1P 7.9 0.83 0.09 9.22 4.5 tr 0.04 3.1 3.3 0.13 0.08 11 62 tr 32.65 15.4
Disposal P T2P 6.4 1.27 0.13 9.76 30.8 tr 0.08 3.1 3.2 0.25 0.2 8.9 76 tr 2.4 4.97
T3P 11.6 0.13 0.18 9.67 2 tr 0.04 57 5.6 0.26 0.18 9.2 100 tr 0.24 0.05
T3P 6.9 0.14 0.14 8.93 30.6 tr 0.04 9.4 8.7 0.19 0.16 8.3 100 tr 1.58 6.61
Rata-rata 8.2 0.5925 0.135 9.395 16.975 tr 0.05 18 5.2 0.21 0.16 9.2 85 tr 9.2175 6.77
Lab. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB
Ket: D0P: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal P
D1P: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
D2P: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal P
D3P: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
D4P: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
53
Tabel Lampiran 7. Hasil Analisis Daun Sesudah Perlakuan Disposal C1
C N P K Ca Mg Fe Mn
Lokasi Sample ……………………………………..(%)………………………………………….. ..(ppm)..
D0C1 51.42 2.31 0.21 0.48 0.4 0.27 14.48 17
D1C1 54.83 4.55 0.54 1.7 0.91 0.36 26.85 20
D2C1 52.38 2.33 0.22 0.38 0.38 0.15 10.65 18
Disposal C1 D3C1 48.22 1.53 0.23 0.35 1.76 0.31 44.5 23
D4C1 48.35 1.5 0.2 0.45 1.38 0.47 32.31 23
D5C1 50.63 1.96 0.22 0.35 0.96 0.3 30.03 23
Rata-rata 50.88 2.37 0.28 0.64 1.07 0.31 28.86 21
Lab. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB
Ket: D0C1: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal C1
D1C1: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D2C1: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal C1
D3C1: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D4C1: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
D5C1: Perlakuan 5 : Kapur III dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal C1
C N P K Ca Mg Fe Mn
Lokasi Sample ……………………………………..(%)………………………………………….. ..(ppm)..
D1P 53.01 3.11 0.48 1.1 0.63 0.31 15.1 10
D1P 54.04 4.24 0.5 1.78 0.8 0.51 27.56 22
D2P 54.76 3.82 0.53 2.36 0.74 0.44 28.51 13
Disposal P
D3P 53.76 4.61 0.52 1.7 1.37 0.46 24.5 13
D3P 54.22 4.67 0.51 2 0.76 0.35 18.27 14
Rata-rata 53.4453 3.80 0.47 1.59 0.89 0.39 23.80 16
Lab. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB
Ket: D0P: Kontrol (tanpa perlakuan) Diposal P
D1P: Perlakuan 1 : Kompos dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
D2P: Perlakuan 2 : Pupuk Kandang dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 25kg Diposal P
D3P: Perlakuan 3 : Kapur I dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
D4P: Perlakuan 4 : Kapur II dengan pemberian pupuk NPK 50kg dan TSP 50kg Diposal P
54
Gambar Kegiatan Penanaman Koro Benguk di Area Disposal C1 dan P
55
Gbr 3. Tanaman koro benguk umur 1 bulan Disposal P
56