You are on page 1of 22

Kesejahteraan Hewan

FKH Tanggal Pelaksanaan


527 Hewan Laboratorium 13/09/2021 -10/10/2021

LAPORAN PRAKTIK LAPANG


PENILAIAN KESEJAHTERAAN HEWAN LABORATORIUM
DARING (https://www.youtube.com/watch?v=2ANt5Vr-t50)
13 September 2021 – 10 Oktober 2021

Disusun Oleh:

Rifky Wisnuardi Waskito, SKH B0901201075

Kelompok B
Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan
Periode I Tahun 2020/2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
ANIMAL HOUSING AND MANAGEMENT
https://www.youtube.com/watch?v=2ANt5Vr-t50

Purpose: To assess animal housing facilities and management of their animals


Method: visit to the animal facility and review relevant documentation and reports. Use one assessment form per each facility. This should
be used alongside assessment of ANIMAL-BASED ASSESSMENT
Audit Information:
Institution name: - Auditor: Rifky Wisnuardi Waskito, SKH
Corresponding person: - Date: 16 September 2021
Previous audit -
date:

General Information:
DESCRIPTION √ COMMENTS DOCS Obtained Score
Are facilities centrally managed? X Segala fasilitas terlihat sudah disediakan
oleh peternak namun tidak tertata
dengan baik
Are there SOPs for maintenance and X Tidak teridentifikasi dalam video
management of animal facilities?
Hospitals SOPs? Adequate of welfare?
Do all staff/students know it?
Appropriate hygiene practice and sterile X Penanganan yang dilakukan secara
techniques/facilities available langsung pada tikus putih tidak
menggunakan sarung tangan, pada
video tidak diperlihatkan proses
pembersihan kandang maupun
desinfeksi
What are the records available? X Tidak teridentifikasi dalam video
(including room/facilities booking
history?) are they systematically
managed?
Number of animals the facility is X Terlihat terdapat 1 kandang yang diisi
capable of holding? Number of animals dengan jumlah tikus putih yang relative
coming through per year? padat Tetapi tidak terlihat jumlah hewan
masuk pertahunnya
Complains handling process? X Tidak teridentifikasi dalam video
(complaints about vets, students,
animals, etc)
Response to previous assessment X Tidak teridentifikasi dalam video
finding? Any compliance issues? How
were they dealt with?
Information provided to vets/trainers on X Tidak teridentifikasi dalam video
what does/doesn`t need AEC. IACUC
approval accurate?
Check monitoring, emergency and out X Tidak teridentifikasi dalam video
of hours procedures and responsibilities

ITEM DESCRIPTION DOCS Score


Obtained
1.1. Nutrition i. Suitable diet (species, age, stage, X i. Pakan yang diberikan tidak
intervention level) berupa pellet, melainkan pakan
yang dicampur dan dimasak
ii. Pakan tidak disimpan melainkan
setelah dimasak langsung
diberikan ke tikus putih.
ii. Food storage (cool, vermin-proof) X
iii. Tidak teridentifikasi dalam video

iv. Tidak teridentifikasi dalam video


iii. Supplements, if needed (e.g. Vit C and E X
requirements for guinea pigs) v. Tidak teridentifikasi dalam video
iv. Feeding consideration for X
handicapped/young animals
v. Format and presentation appropriate (e.g. X
foraging needs, enrichment, adequate
fibre levels)
1.2. Water i. Potable and available at all times X i. Pada video tidak tampak air
minum di tiap kandang
ii. Flooding prevented, dry areas only X ii. Tidak teridentifikasi dalam video
iii. Tidak teridentifikasi dalam video

iv. Pada video tidak terlihat tempat


iii. Supplements if needed- e.g. Vit C water X minum tikus putih
provision-non-copper water delivery
iv. Water containers appropriate/robust √
(separate to those used for enrichment-ie,
baths)
2. Animal i. Min-space X i. Luas kandang tikus telah
enclosures memenuhi standard untuk tikus
yang menyusui dan tempat
ii. Compatible with known animals needs kawin, namun terdapat kandang
iii. Durable, comfortable, good repair, X yang berisikan tikus yang padat
escape proof ii. Tidak sepenuhnya sesuai
iv. Cleanliness √
iii. Sesuai

v. Animals rooms/yards/stable clean, tidy, iv. Sesuai, Penggantian bedding dan
vermin-proof, in good repair to facilitate pembersihan dilakukan secara
effective cleaning X rutin
Room secure to ovoid escape v. Ruangan pemeliharaan terlihat
Floor clean: kotor dan tidak rapih
 trip hazards Kandang ditutup dengan jaring-
jaring kawat.
 places for escaped animals to hide
Lantai beralaskan sekam kayu yang
minim
2.1. Materials i. Safe and non-tocix, comfortable, √ i. Wadah terbuat dari bahan plastik
and Design withstand cleaning agents dan tidak berbahaya
ii. Easy monitoring enabled √ ii. Kandang dikasih alas berupa
sekam kayu yang gampang
dibersihkan
iii. Nesting box and material for breeding √ iii. Terdapat kandang terpisah untuk
animals breeding
iv. If wire, solid mat also X iv. Tidak, sekam kayu terlihat sangat
v. If wood, not treated, not sharp, √ tipis
broken/injurious v. Ya, sekam kayu terlihat halus dan
vi. Vectors of diseases controlled X tidak dapat menciderai tikus putih
vii. Restraint facilities-yard, crush cages X vi. Tidak teridentifikasi dalam video
suitable and safe vii. Tidak teridentifikasi dalam video
2.2. Space i. Adequate space and stocking density for X i. Ukuran kandang yang lumayan
requirements exercise, social stability or single besar namun tidak sesuai dengan
animals, breed, age, growth stage populasi tikus putih didalamnya,
 Breeding mice pair- 300 cm2 per terdapat beberapa tikus putih
pair yang kesulitan untuk bergerak
 Upright posture for M, R, secara leluasa, ada beberapa yang
Rabbits √ tertindih serta berdempetan
ii. Adequate area for separate rest and
dunging
X
iii. Note confinement structures-crates, ii. Tidak sesuai
cages, and measurements, time held X iii. Tidak teridentifikasi dalam video
iv. If barn held, any outdoor exercise areas?
iv. Tidak teridentifikasi dalam video
2.3. Social i. Social housing for social species, √ i. Kandang diisi dengan banyak
requirements justification if not? tikus putih (dapat) dan dapat
ii. Mitigation of isolation or deprivation-eg berinteraksi dengan tikus putih
enrichment, suitable human contact, X yang lain
other? ii. Tidak teridentifikasi dalam video
iii. Check max time isolated X
iii. Tidak teridentifikasi dalam video
2.4. Bedding i. Bedding material provided and √ i. sekam terbuat dari sekam kayu
and nesting and appropriate
furniture ii. Nesting material for breeding animals √ ii. juga menggunakan sekam kayu
iii. Materials-safe, absorbent, low allergic, √ iii. Sekam kayu dapat menyerat
free from contaminants and vermin urinasi
iv. Animal bedding appropriately changed √ iv. Penggantian sekam dilakukan
so animals kept dry, comfortable, clean secara berkala
v. Retreat areas for mothers and young, if √ v. Terdapat kandang khusus
needed menyusui
2.5. Special i. Animals with special requirements X Tidak teridentifikasi dalam video
requirements present, identified?
ii. Note if albino, immunocompromised
(nude mice etc), post- surgery, disease, or
drug affected
iii. Provision of cage `enrichment` if barrier
requirements (eg. IVCs, social isolation)
iv. Animals able to perform species-specific
activities including sufficient exercise
and foraging
v. Biosecurity (zoonotic disease, NHP).
3.1. Temperature i. Room temperature recording-daily, X Tidak teridentifikasi dalam video
and humidity max & min Room temperature alarm
ii. Special condition for very aged, young
thermoregulatory impaired animals-
clearly displayed?
iii. Shade/shelter available for outdoor
enclosures?
iv. Humidity within acceptable range (40-
70% for lab species)- note to
respiratory conditions
3.2. Ventilation and i. Draught free, fresh or conditioned air in x Tidak teridentifikasi dalam video
Air quality rooms (approx.. 10-20 ACH) or
individually ventilated cages (IVC)
ii. Room-Instantaneous nor average
ammonia concentration < 25 ppm
iii. Smallest unit animal housing-
Instantaneous nor average ammonia
concentration < 25 ppm. NB consider
temperature, RH. (note-
recommendations for rabbits)
iv. Ventilation systems regulatory
serviced, alarms tested
3.3. Noise No excessive noise (no minimum standards) X Tidak teridentifikasi dalam video,
akan tetapi yang teramati tidak ada
suara yang mengganggu karena
kandang berada di tempat tertutup

3.4. Light i. Max light intensity at 1 m is 350 lux, X i. Tidak teridentifikasi dalam video
except albino animals (light meter)
ii. Opportunity to withdraw to lower √ ii. Dilakukan penutupan kandang
intensities-tunnels, darkned secara berkala membuat suasana
areas/nesting box etc gelap
iii. Periods of daily light and dark provide- √ iii. Iya tersedia
photoperiods?
iv. Access to daylight for non-human X iv. Tidak teridentifikasi dalam video
primates
v. Suitability to the species (nocturnal X v. Sesuai
animals)
3.5. Emergency i. Able to detect smoke/fire, power X Tidak teridentifikasi dalam video
plans & Alarm interruption, or breakdown of essential
systems systems (ventilation, temp control etc-
especially IVCs, plants
(chillers/broilers), electronic
equipment)?
ii. Emergencies plan in place? (eg. Battery
backup or generators, emergency
contact to engineer etc)
iii. Alarm tested regularly, notifying
correct people
iv. Essential service backup tested
regurlarly (generator switchover, chiller
switchover)
v. Fuel present for generator, UPS
(uninterrupted power supply) for alarm
systems?
vi. Disease outbreak? (e.g. rabies) have
plans?
4.1. Behavioural i. Animal able to perform species specific √ vi. Tikus putih melakukan perilaku
requirements activities including opportunity for alami dengan memanjat jaring-
sufficient exercise (note approx. 10- jaring kawan dan bersembunyi
promote for phenotype reporting) didalam sekam kayu

ii. Provision of nest boxes if intend to X vii. Terdapat kandang khusus


breed breeding animals breeding

iii.
Monitoring for abnormal behaviour, √
stereotypies & effects (during viii. Pengamatan dilakukan secara
experimental protocols) berkala
Other?
4.2. Environmental i. Items or management to facilitate √ i. Perilaku alamiah tikus dapat
`enrichment`/co normal behaviours provides? diekspresikan dengan baik,
mplexity namun Pemberian bedding
dengan ketebalan yang kurang
sesuai sehingga tikus putih tidak
dapat menggali dan bersembunyi
ii. Above provision-save, practical and √ ii. Ya sudah
actually fulfil animal needs?

5. Maintenance and i. Animals Room- clean, tidy, vermin X i. Ruangan terlihat kotor.
Hygiene proof, in good repair to facilitate Pergantian bedding dilakukan
effective cleaning rutin

ii.Animal bedding appropriately changed √ ii. Bedding diganti rutin


so animals kept dry, comfortable, clean
Other-check livestock yards, races, crush etc
6. Handling and i. Training provision or access for animal X Tidak teridentifikasi dalam video
Basic house personnel lecturers and
Procedures investigators for component handling,
basic procedures and AEC approved
procedures as required. Training
register?
ii. Procedures appropriate for age and state
animals NB-note I retro-orbital
bleeding without GA, using animals for
Abs production, can promote
saphenous, facial bleeding, ear notch,
buccal cell genotyping, refinements
7. Health i. Appropriate animal health monitoring X Tidak teridentifikasi dalam video
Monitoring program (nb also appropriate for annual
interpretation of disease/death
assessment). Use of sentinels should be
covered by AEC/IACUC approval
ii. Appropriate animal health policy
iii. approved procedure for prevention,
diagnosis and treatment of disease and
for quarantine
iv. Appropriate health monitoring re
negative impact project activities
v. Appropriate biosecurity/biohazard
containment (nb also adiation, GM,
infectious disease etc)

8. Transportation i-v. Check SOP for domestic/internal and X Tidak teridentifikasi dalam video
external transportation plus check transport
container/vehicles where possible-nb
specially for local transport
if no SOP- any suitable guidelines followed?
Other-care transport of pregnant animals
(refer to Farm codes for guidance)
9. Euthanasia i. Are the general principles of the national X Tidak teridentifikasi dalam video
legislation (as minimum) and/or
internationally recognized standards (e.g.
from World Animal protection) adopted in
the euthanasia method/policy?

- Humane method-see nb
- Competent person
- Quiet, clean, isolated environment
and death confirmed
- Appropriate euthanasia or care for
dependent neonates
- Appropriate method for
developmental stage and
confirmation of death prior to
disposal

Note any unacceptable methods


10. Monitoring and i. System of recording of animal breeding X Tidak teridentifikasi dalam video
Record implemented? Nb. SOPs- are they
regularly reviewed by the AEC?
ii. 4 year retention of animal record
iii. Records and SOPs readily accessible
for audit
iv. Project monitoring responsibilities
recorded- ie. Who monitored note on
monitoring sheet

labeling
 Special care need
 Experimental vs stock animals
 Responsible researcher/AEC/IACUC
approval number
 Emergency contacts (per room or
project)
ANIMAL-BASED ASSESSMENT

Purpose: To assess the welfare of animals within a housing facility or while in use of a procedure/teaching
Method: animals are assessed directly during a visit/observation. Assessment of animals in housing facility should be done with assessment
of THE HOUSING AND MANAGEMENT ASSESSMENT. Animals-based measurement should be consideration at all levels,
and resource-based assessment taken when animal-based measures are inadequate.
Experience/knowledge of specific-species requirement may be needed for thorough assessment

General Information
DESCRIPTION COMMENTS DOCS Obtained Score
Are animal’s welfare constantly X Tidak teridentifikasi dalam video
assessed? How?
Numbers of animals and species X Tidak teridentifikasi dalam video
WELFARE DESCRIPTION COMMENTS DOCS Score
Principles Obtaine
d
1. Good i. Absence of prolonged hunger i. Tikus putih diberikan pakan yang dibuat
Feeding khusus oleh peternak dengan jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan dan
disesuaikan dengan berat badan dan
kebutuhan tikus putih.
ii. Absence of prolonged thirst
ii. Tidak teridentifikasi dalam video

2. Good i. Comfort around resting i. Kandang terbuat dari plastik dan ditutupi
Housing dengan jaring-jaring kawat. Alas kandang
diberi sekam kayu.
ii. Tidak teridentifikasi dalam video

iii. Luas kandang tikus tidak memenuhi


ii. Thermal comfort standard, tikus berdesakan di satu kandang

iii. Ease movement

3. Good i. Absence of injuries i. Keadaan tikus putih yang terlihat tidak


Health menunjukan adanya luka dikarenakan
kandang yang terbuat dari bahan yang
tidak membua luka
ii. Absence of disease ii. Tidak terlihat bahwa tikus putih
mengalami sakit

iii. Absence of pain induced by iii. Tidak teridentifikasi dalam video


management procedures

4. Appropriate i. Expression of social i. Interaksi antara tikus putih dilakukan


Behaviour behaviours dalam kandang (ekspresi perilaku
alamiah)
ii. Expression of other behaviours
(natural behaviours) ii. Tikus putih tidak dapat menggali di dalam
sekam kayu yang dijadikan alas,
dikarenakan bedding yang tipis
iii. Good human-animal
relationship iii. Tikus putih terlihat menjauh saat akan
dipegang oleh manusia
iv. Positive emotional state
(qualitative behavioural iv. Tikus putih terlihat aktif
assessment)
PEMBAHASAN

Penilaian kesejahteraan hewan laboratorium, khususnya tikus putih


berdasarkan empat parameter, yaitu good feeding, good housing, good
health, dan appropriate behaviour.

Good Feeding

Penilaian yang dilakukan pada kriteria good feeding dilihat dari


keadaan ketersediaan pakan dan air minum untuk tikus putih. Pakan yang
diberikan kepada tikus putih berupa pakan yang diracik sendiri oleh
peternak sehingga tidak menggunakan pelet. Pemberian banyak pakan
seharusnya disesuaikan dengan berat badan tikus putih, mengingat factor
ekonomis dari peternak, karena pemberian pakan dan air minum tidak
teridentifikasi didalam video. Selain pakan, air minum harus tersedia
secara ad libitum. Kualitas air yang baik adalah jernih, tidak berbau,
rasanya tawar, tidak mengandung padatan terapung, memiliki temperatur
normal, tidak berwarna, pH berkisar 6.5–8.5, kandungan bahan kimia
organik dan anorganik tidak melebihi batas yang ditetapkan, dan tidak
mengandung mikroorganisme patogen (Wiyono et al. 2017). Seekor tikus
mudah sekali kehilangan air sebab evaporasi tubuhnya tinggi. Konsumsi
air minum yang cukup akan digunakan untuk menjadi stabilitas suhu tubuh
dan untuk melumasi pakan yang dicerna. Air minum juga dibutuhkan
untuk menekan stress pada tikus yang dapat memicu kanibalisme. Menurut
Noriko et al. (2015), kebutuhan zat gizi pada tikus putih adalah 20–25%
protein, 10–12% lemak, 44–45% karbohidrat, 4% kadar serat maksimal,
dan 5–6% kadar abu, pada video terlihat peternak tidak memberikan pakan
pellet pada tikus melainkan pakan yang diracik sendiri dan belum tentu
memenuhi gizi yang dibutuhkan tikus putih.

Gambar 1. Proses pemasakan pakan tikus putih oleh peternak


Good Housing

Penilaian yang dilakukan pada kriteria good housing dilihat dari


keadaan kandang, Kriteria dalam penilaian aspek good housing adalah
kenyamanan saat beristirahat, kenyamanan suhu, dan pergerakan yang
mudah. Kandang tikus putih terbuat dari plastik dan diberi penutup dari
jaring kawat dengan lubang kecil yang setiap sisinya dilapisi oleh kayu
sebagai penyangga. Setiap kandang dialasi dengan sekam kayu yang
bertujuan untuk membuat tikus putih nyaman dan dapat mengekpresikan
perilaku alamiahnya yaitu menggali, namun pada video terlihat sekam
kayu tidak diberikan terlalu banyak (tipis) dengan tanda alas plastik
terlihat berwarna biru. Penutup kandang selalu dipasang untuk
menghindari tikus lompat keluar kandang. Menurut Tolistiawaty (2014),
apabila penggantian bedding yang terlalu sering dapat menyebabkan stres
pada tikus.
Informasi mengenai temperatur, kelembapan, kebisingan,
pencahayaan, serta perlakuan khusus tidak teridentifikasi dalam video.
Suhu ideal untuk pemeliharan tikus putih adalah suhu ruang (±27 0C),
kelembapan relatif antara 50–60%, dan siklus pencahayaan 12 jam
(Primiani 2013). Sistem ini diterapkan karena tikus putih merupakan
hewan nokturnal yang cenderung aktif pada malam hari. Intensitas cahaya
dalam pemeliharaan tikus putih sekitar 130–325 lux (NRC 2010).
Kandang individual diperlukan untuk tikus putih yang sakit ataupun untuk
induk tikus putih dan anaknya. Pada video diperlihatkan terdapat kandang
terpisah khusus untuk tikus putih menyusui, serta untuk anak tikus yang
baru lahir dan untuk breeding terpisah dari kandang lainnya.

Gambar 2. Sekam kayu sebagai alas kandang tikus putih


Gambar 3. Kandang khusus tikus menyusui

Gambar 4. Keadaan kandang tikus putih

Ukuran kandang tikus yang digunakan pada video tersebut tidak


diinfokan, namun terlihat pada satu kandang diisi oleh tikus yang padat.
Menurut NRC (2010), Bobot badan awal jantan rata-rata 70.07 g dan
betina 70,87 g. Dipelihara dalam kandang berbahan plastik ukuran 39 cm
x 42 cm x 15 cm yang disekat menjadi dua bagian, masing-masing untuk
jantan dan betina. Ventilasi kandang dijaga berdasarkan tipe kandang yang
digunakan. Ventilasi yang bagus diperlukan untuk dapat mengeluarkan
bau dari kandang dan menjaga sistem respirasi tikus. Ventilasi merupakan
jalan keluar masuknya udara dari dalam dan luar kandang. Pengaturan
ventilasi yang baik akan mampu mengeluarkan udara kotor dari kandang
dan menggantikannya dengan udara bersih dari luar. Berdasarkan gambar
4, tikus tidak dapat mengekspresikan perilaku alamiahnya pada kandang
berisikan tikus yang padat serta sekam kayu yang tipis.
Bedding yang digunakan dapat berasal dari serbuk kayu maupun
kertas. Bedding digunakan sebagai penghangat bagi tikus serta harus
mudah dibersihkan. Menurut Kawakami et al. (2012), bedding diperlukan
untuk proses pembuatan sarang sebagai salah satu kebutuhan tikus. Selain
itu, terdapat juga berbagai permainan agar tikus dapat melakukan aktivitas
rutin dan tidak mudah mengalami stres. Bedding yang digunakan bebas
dari bahan toksik yang dapat membahayakan sistem respirasi.

Good Health

Prinsip good health dapat dinilai berdasarkan kriteria absence of


injuries, absence of disease, dan absence of pain induced by management
procedures. Parameter yang dapat diamati antara lain adanya luka atau
kepincangan, kondisi feses dan urin, discharge pada mata atau hidung,
postur tubuh, serta kondisi rambut tikus putih (Blokhuis et al. 2010). Tikus
putih terlihat aktif bergerak saat berada didalam kandang. Keadaan ini
ditunjang juga dari kandang tikus putih terbuat dari plastik dan pergantian
sekam secara rutin, selain itu berdasarkan pengamatan video tidak
mengindikasikan adanya penyakit pada tikus putih. Hal ini ditandai
dengan ukuran dan postur tubuh yang normal, tidak ada discharge, serta
kondisi rambut yang terlihat bersih dan halus. Tikus putih yang sakit dapat
terlihat dari postur tubuh yang bungkuk, kondisi rambut yang kusam, serta
ukuran badan yang cenderung lebih kecil daripada tikus putih lain dalam
satu kandang. Selain itu, kondisi kesehatan tikus putih juga dapat dinilai
melalui konsistensi feses (Baumans 2007). Prinsip good health juga dapat
dinilai dengan melihat catatan riwayat penyakit pada suatu tempat
pemeliharaan, namun parameter tersebut tidak dapat diketahui dari video
yang diamati. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, prinsip good health
cukup terpenuhi.

Apropriate Behaviour

Prinsip appropriate behaviour dapat dinilai berdasarkan kriteria


expression of social behaviour, expression of other behaviours, good
human-animal relationship, dan positive emotional state (Blokhuis et al.
2010). Dengan ukuran kandang yang terlihat tikus putih dapat berinteraksi
sama tikus putih yang lain. Pemberian sekam dengan ketebalan yang
disesuaikan, tikus putih dapat melakukan perilaku alamiahnya seperti
menggali sekam kayu. Tutup kandang terbuat dari kawat dapat dijadikan
tempat bermain bagi tikus putih dengan cara memanjat. Pencahayaan yang
diberikan juga sudah diatur dengan baik yaitu pengaturan periode gelap
terang. Tikus putih merupan hewan nocturnal. Apabila tidak diberikan
periode gelap terang, keadaan tersebut dapat menyebabkan tikus putih
stress, pada video tidak sepenuhnya tikus dapat mengekspersikan prilaku
alamiahnya khususnya menggali sekam kayu serta tidak terdapat
pengaturan pencahayaan pada kandang.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penilaian kesejahteraan hewan pada tikus putih
dapat dikatakan kurang baik. Prinsip good feeding, good housing, good
health, dan appropriate behaviour secara keseluruhan menunjukkan
beberapa tidak memenuhi kriteria kesejahteraan hewan yang baik,
diantaranya pakan, minum, ukuran kandang, bedding, serta pencahayaan.
Dalam handling tikus putih masih terdapat beberapa petugas yang tidak
memakai sarung tangan.

SARAN

Saran yang dapat diberikan perlunya informasi tambahan tentang


jumlah gram pakan yang diberikan, recording hewan masuk, pencahayaan,
kelembaban, suhu, dan tingkat kebisingan. Selalu menggunakan SOP yang
telah menjadi standar dalam penanganan tikus putih.

DAFTAR PUSTAKA

Barbosa A, Diorio S, Pedrini S, Nunes A, Belone A, Silva S, Sartori B, Calvi SM


Moreno F, Pereira P. 2015. The relevance of nutritional status and
histopathological findings on the infectious process of balb/c mice
inoculated with Lacazia loboi. Revista do Instituto de Medicina Tropical de
Sao Paulo. 57(5):421-426.
Baumans V. 2007. The Welfare of Laboratory Mice. Dalam: The Welfare of
Laboratory Animals, Kaliste (ed.). Dordrecht (NL): Springer.
Blokhuis HJ, Jones RB, Veissier I, Miele M. 2010. The welfare quality project
and beyond: safeguarding farm well-being. Acta Agriculturae Sacnd Section
A. 60: 129-140.
Kawakami K, Xiao B, Ferdaus M, Tongu M. 2012. Color preferences of
laboratory mice for bedding materials: evaluation using radiotelemetry. Exp
Anim. 61(2):109-117.
Malole MBM dan Pramono CS. 1989. Penggunaan hewan-hewan percobaan
laboratorium. Bogor (ID): IPB press.
Noriko N, Puspitasari RL, Doeana AS. 2015. Pengaruh pakan tepung cannalina
terhadap pertumbuhan Mus musculus. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains
dan Teknologi. 3(1):54-63.
[NRC] National Research Council. 2010. Guide for the Care and Use of
Laboratory Animals. Washington (US): The National Academis Pr.
Primiani CN. 2013 Potensi tepung tempe sebagai estrogen alami terhadap uterus
mencit premenopause. Sains dan Matematika. 1(2):47-51.
Tolistiawaty I, Widjaja J, Sumolang P, Octaviani. 2014. Gambaran kesehatan
pada tikus putih (Mus musculus) di instalasi hewan coba. Jurnal Vektor
Penyakit. 8(1): 27-32.
Wiyono N, Faturrahman A, Syauqiah I. 2017. Sistem pengolahan air minum
sederhana (portable water treatment). Konversi. 6(1):72-35.

You might also like