You are on page 1of 27

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN, ASIMETRI INFORMASI

DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN


AKUNTANSI (FRAUD)
(Studi Empiris Kantor Cabang Bank Pemerintah Dan Swasta Di Kota Padang)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Oleh:

RIZKI ZAINAL

(13041/2009)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013
2
PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN, ASIMETRI INFORMASI
DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Empiris Kantor Cabang Bank Pemerintah dan Swasta di Kota Padang)

Rizki Zainal
Eka Fauzihardani, SE.M.Si.Ak
Herlina Helmy, SE.M.SE.Ak

Abstract
The fraud is not only happen in BUMN but also in banking sectors whereas the factors that
affect the fraud are ,effectiveness of the internal control, information asymmetry and compliance
compensation. This research aimed to examine 1) the affect of effectiveness of the internal control to the
fraud, 2) the affect of information asymmetry to the fraud and 3) the affect of compliance compensation in
the banking sectors of padang.
The kind of this research in causative research. The population is branch office of government
and the private branch office of padang, respondents in this research is the leader and accounting in
every bank of government and private bank of padang . This research used total sampling. Data was
collected by giving questionnaire to all respondents. Data analysis used regression with SPSS 17 tool.
The result shows that 1) effectiveness of the internal control has negative significant affect to the
fraud, 2) information asymmetry has positive significant affect to the fraud and 3) compliance
compensation has negative significant affect to the fraud . The suggestions of this research are : 1)
effectiveness of the internal control is applied always consider the benefits to the destination
effectiveness of the internal control to maintain the security of assets and information organization, (2)
always should consider ethical violations in assessing the performance of employees who are next used as
a basis for determining the burden of tasks that become the basis for determining the compensation

Abstrak

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi tidak hanya terdapat pada sektor BUMN saja tapi juga
terdapat pada sektor Perbankan dimana faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan
akuntansi ini antara lainnya adalah efektivitas pengendalian intern, asimetri informasi dan kesesuaian
kompensasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) pengaruh efektivitas pengendalian intern terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi,dan 3) pengaruh kesesuain kompensasi teradap kecurangan akuntansi pada kantor
cabang bank pemerintah san swasta diKota Padang
Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian yang bersifat kausatif. Populasi adalah kantor
cabang bank pemerintah dan swasta di Kota Padang dengan responden pimpinan dan staf akuntansi pada
perusaan. Penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling yaitu menjadikan
seluruh populasi sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada
responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan bantuan Statistical
Package For Social Science (SPSS) 17. Kesimpulan penelitian: 1) efektivitas pengendalian intern
berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) asimetri informasi
berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dan 3) kesesuaian
kompensasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecurangan akuntansi. Saran dalam penelitian ini
adalah :1) sistem pengendalian intern yang diterapkan hendaknya mempertimbangakan
kebermanfaatannya untuk mengendalikan keamanan aset dan informasi organisasi, 2) sebaiknya
dipertimbangkan fraud yang pernah dilakukan karyawan sebagai dasar dalam penentuan tugas yang pada
akhirnya nanti akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kompensasi.
Keyword: internal control, information asymmetry,compliance compensation, fraud.

1
hanya melakukan manipulasi laporan keuangan
1. PENDAHULUAN Enron tetapi juga telah melakukan tindakan tidak
Kecenderungan kecurangan akuntansi telah etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen
menarik banyak perhatian media dan menjadi isu penting yang berkaitan dengan kasus Enron
yang menonjol serta penting di mata pemain (Suyoso, 2012)
bisnis dunia. Kecurangan merupakan bentuk Selain di AS kecurangan akuntansi juga
penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat terjadi di indonesia, misalnya pada tahun 1998
menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak sampai 2001 banyak terjadi skandal keuangan di
yang dirugikan tersebut dan memberikan perusahaan publik yang melibatkan persoalan
keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison, pelaporan keuangan dan yang pernah diterbitkan
2006 dalam Rahmawati, 2012). diantaranya adalah PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia
Ikatan Akuntansi Indonesia seperti yang Farma Tbk. Pada kasus PT. Lippo Tbk dan PT.
dikutip oleh Wilopo (2006) menjelaskan Kimia Farma Tbk. melibatkan pelaporan
kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang keuangan (financial reporting) yang berawal dari
menimbulkan kecurangan dalam pelaporan terdeteksi adanya manipulasi dan
keuangan yaitu salah saji atau menghilangkan penyalahgunaan informasi keuangan yang
secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam merugikan pihak-pihak yang berkepentingan
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai terutama investor. (Koroy, 2008).
laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari Bukti lain, kasus Citibank yang terjadi pada
perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva Maret 2011 yaitu pembobolan dana nasabah yang
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau dilakukan oleh karyawan senior yang menjabat
penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva sebagai vice president di bank tersebut dan juga
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak karyawan Citibank yang bertugas sebagai teller.
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang Menurut Arifiyani (2012) tindakan
berlaku umum di indonesia. kecurangan dapat dipengaruhi oleh adanya sistem
Dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan pengendalian internal dan monitoring oleh
oleh kecurangan akuntansi tidak dapat atasan. Abbot et al dalam Wilopo (2006)
dihindarkan. Perusahaan akan menderita kerugian menyatakan bahwa pengendalian internal yang
yang signifikan karena hal tersebut. Kecurangan efektif mengurangi kecenderungan kecurangan
akuntansi biasanya dipicu oleh perusahaan yang akuntansi. Jika sistem pengendalian internal
ingin agar laporan keuangannya terlihat baik. lemah maka akan menyebabkan kekayaan
Selain itu, perusahaan juga ingin mengurangi perusahaan tidak terjamin keamanannya,
persepsi di mata para calon investor bahwa informasi akuntansi yang tidak teliti dan tidak
perusahaannya beresiko. Saham perusahaan dapat di percaya, tidak efektif dan efisiennya
mungkin akan dinilai lebih tinggi jika investor kegiatan-kegiatan operasional perusahaan serta
menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki tidak dapat di patuhinya kegiatan manajemen
tingkat resiko yang rendah, karena mereka tidak yang di tetapkan.
akan khawatir perusahaan akan bangkrut. Apabila pengendalian intern dalam suatu
Untuk menciptakan persepsi yang baik perusahaan telah efektiv, maka dapat
tersebut beberapa perusahaan menggunakan memberikan perlindungan bagi entitas terhadap
strategi yang licik dengan melakukan penipuan, kelemahan manusia serta untuk mengurangi
seperti kasus Perusahaan Enron (2001) kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak
merupakan perusahaan terbesar ke tujuh di sesuai dengan aturan (Wilopo, 2006)
Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri Selain pengendalian intern faktor yang dapat
energi yang jatuh bangkrut karena memanipulasi mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan adalah asimetri informasi. Nicholson (1997: 487-
yang besar padahal perusahaan tersebut 489) dalam Wilopo (2006) mencatat bahwa
mengalami kerugian dan keadaan ini di perparah tindakan yang dilakukan oleh manajemen
dengan tidak independennya audit yang dipengaruhi oleh situasi asimetri informasi.
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen, tidak Asimetri informasi adalah situasi ketika terjadi

2
ketidakselarasan informasi antara pihak yang yang di berikan ke perusahaan. jika di kelola
menyediakan informasi dengan pihak yang dengan baik, kompensasi akan membantu
membutuhkan informasi. Asimetri informasi perusahaan untuk mencapai tujuan dan
disebabkan oleh permasalahan keagenan yang memperoleh, memelihara, serta menjaga
terjadi bila prinsipal merasa kesulitan untuk karyawan dengan baik, sebaliknya tanpa
menelusuri apa yang sebenarnya dilakukan oleh kompensasi yang cukup (sesuai dan adil)
agen. karyawan yang ada akan sangat mungkin untuk
Menurut Rahmawati (2006), adanya asimetri meninggalkan perusahaan. Akibat dari
informasi antara manajer sebagai (agent) dan ketidakpuasan pembayaran yang di rasa kurang
pemilik (principal) menyebabkan kesenjangan dan tidak adil akan mengurangi kinerja,
pengetahuan keuangan internal perusahaan meningkatkan keluhan-keluhan, mogok kerja dan
sehingga pihak manajer bisa melakukan rekayasa mengarah kepada tindakan-tindakan fisik dan
demi meningkatkan laba untuk mendapat psikologis seperti meningkatkan derajat
kompensasi atau imbalan dari pemilik. Karena ketidakhadiran dan kecurangan ( Rivai,
perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak 2004:358)
berusaha memperbesar keuntungan bagi diri Jansen and Meckling (1976) dalam Wilopo
sendiri. Pemilik menginginkan pengembalian (2006) menjelaskan bahwa pemberian
yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas kompensasi yang memadai membuat manajemen
investasi yang salah satunya dicerminkan dengan bertindak sesuai keinginan pemegang saham,
kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang yaitu memberikan informasi sebenarnya tentang
dimiliki. Sedangkan manajer menginginkan keadaan perusahaan. Pemberian kompensasi ini
kepentingannya diakomodir dengan pemberian di harapkan mengurangi kecenderungan
kompensasi atau bonus yang “memadai” dan kecurangan akuntansi.
sebesar-besarnya atas kinerjanya. Penelitian ini menggunakan bank sebagai
Bila terjadi asimetri informasi, maka objek penelitian, walaupun bank identik dengan
kesempatan manajemen untuk melakukan kompensasi yang cukup besar dan sistem
manipulasi laporan keuangan akan semakin besar pengendalian intern yang cukup ketat, namun
dan manajemen akan menyajikan laporan pada faktanya masih ada beberapa yang
keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi dilikuidasi akibat terjadinya kecurangan
motivasi untuk memperoleh kompensasi bonus akuntansi dalam perusahaan tersebut.
yang tinggi, mempertahakan jabatan dan lainnya. Penelitian ini mengacu kepada penelitian
Selain faktor-faktor yang telah diuraikan Wilopo pada tahun 2006 dengan judul “Analisis
sebelumnya, kesesuaian kompensasi juga Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Kecendrungan Kecurangan Akuntansi: Studi
kecenderungan akuntansi. Kompensasi acapkali Pada Perusahaan Terbuka dan Badan Usaha
disebut penghargaan dan dapat didefinisikan Milik Negara di Indonesia”, faktor-faktoryang
sebagai setiap bentuk penghargaan yang diteliti dalam penelitian Wilopo adalah variabel
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa bebas keefektifan pengendalian intern,
atas kontribusi yang mereka berikan kepada kesesuaian kompensasi, ketaatan pada aturaan
organisasi (Panggabean, 2002 dalam Friskila, akuntansi, asimetris informasi, moralitas
2010). Dengan kompensasi yang sesuai, manajemen, serta variabel terikat perilaku tidak
kecurangan akuntansi dapat berkurang. Individu etis dan kecendrungan kecurangan akuntansi.
diharapkan telah mendapatkan kepuasan dari Dimana pada penelitian Wilopo yang dijadikan
kompensasi tersebut dan tidak melakukan sampel adalah Perusahaan terbuka dan BUMN
perilaku curang dalam akuntansi untuk diseluruh Indonesia dengan metode pengambilan
memaksimalkan keuntungan pribadi. sampel adalah Stratified Random Sampling, yaitu
Kompensasi menurut Hasibuan (2003:118) mengelompokan perusahaan berdasarkan
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, sembilan sektor usaha. Sehingga peneliti melihat
barang langsung atau tidak langsung yang adanya kelemahan yaitu ada kemungkinan tidak
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa

3
3
terambilnya sampel secara merata yang mewakili kecurangan terbuka lebar. Tapi dengan
setiap daerah di Indonesia. pengendalian intern yang memadai akan
2. TELAAH LITERATUR DAN mengurangi atau menghilangkan kesempatan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS atau godaan para pelaku kecurangan untuk
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi melakukan kecurangan.3) Ratinalization
IAI (2001 : 316) menjelaskan bahwa, (Rasionalisasi), Para pelaku kecurangan
kecurangan akuntansi sebagai (1) salah saji yang menganggap bahwa kecurangan yang mereka
timbul dari kecurangan dalam pelaporan lakukan adalah sesuatu yang wajar sehingga
keuangan yaitu salah saji atau penghilangan mereka melakukan kecurangan dan beranggapan
secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam bahwa mereka hanya mengambil sedikit saja atau
laporan keuangan untuk mengelabuhi para meminjamkan harta perusahaan dan tidak
pemakai laporan keuangan, (2) salah saji yang merugikan perusahaan.
timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva ( sering kali disebut sebagai Terdapat empat faktor pendorong seseorang
penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat dengan teori GONE
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan dalamPetra(2013)yaitu:1)Greed(Keserakahan),
prinsip akuntansi yang berlaku umum di 2)Opportunity ( Kesempatan), 3)Need (
indonesia. Kebutuhan), 4)Exposure ( Pengungkapan).

Kecurangan menurut The Institute of Unsur-unsur Kecurangan


Internal Auditor Amerika dalam Amin Widjaja
(1992:17) mendefenisikan kecurangan mencakup Dalam Amin Widjaja (1992:19) dijelaskan
suatu kesatuan ketidakberesan (irregulations) dan unsur-unsur fraud secara umum adalah:Dari
tindakan illegal yang bercirikan penipuan yang beberapa defenisi atau pengertian fraud, maka
disengaja, ia dapat dilakukan untuk manfaat tergambarkan bahwa yang dimaksud dengan
dan/atau kerugian organisasi oleh orang diluar kecurangan (fraud) adalah sangat luas dan dapat
atau didalam organisasi. dilihat pada beberapa kategori kecurangan.
Namun secara umum, unsur-unsur dari
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecurangan (keseluruhan unsur harus ada, jika
kecurangan akuntansi dan gejalanya. ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan
tidak terjadi) adalah:1)Harus terdapat salah
Wilopo (2006) menyatakan faktor-faktor pernyataan (misrepresentation),2)Dari suatu
yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan masa lampau (past) atau sekarang
kecurangan akuntansi adalah keefektifan (present),3)Fakta bersifat material (material
pengendalian intern, ketaatan aturan akuntansi, fact),4)Dilakukan secara sengaja atau tanpa
asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan perhitungan (make-knowingly or
moralitas manajemen. Menurut Singleton (2006) recklessly),5)Dengan maksud (intent) untuk
dalam Friskila (2010), terdapat 3 faktor yang menyebabkan suatu pihak beraksi,6)Pihak yang
mendorong seseorang untuk meakukan dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah
kecurangan yang dikenal dengan sebutan “fraud pernyataan tersebut (misreprerentation) yang
triagel’ sebagai berikut: 1)Preassure merugikannya (detriment).
(Tekanan),Tekanan merupakan faktor pendorong
pelaku kecurangan untuk melakukan kecurangan, Menurut James A Hall (2001:135) fraud
misalnya tekanan karena dia memiliki hutang menunjuk pada penyajian fakta yang bersifat
atau tekanan untuk dapat memperbaiki posisinya material secara salah yang dilakukan oleh suatu
di perusahaan.2)Opportunity (Kesempatan), pihak kepada pihak lain, dengan tujuan untuk
Kecurangan dapat terjadi jika ada kesempatan membohongi dan mempengaruhi pihak lain untuk
untuk melakukan kecuranga perusahaan. bergantung kepada fakta tersebut, fakta yang
Perusahaan yang tidak memiliki pengendalian akan merugikan. Menurut hukum yang berlaku
intern yang efektif, kesempatan untuk melakukan

4
suatu tindakan curang (fraudulent act) harus sehingga pembaca laporan keuangan tidak
memenuhi 5 kondisi: mengetahui keadaan yang sebenarnya
terjadi di perusahaan.
1) Penyajian yang salah, harus terdapat laporan (5) Imporer asset valuation; adalah bentuk
yang salah/tidak diungkapkan kecurangan laporan keuangan dengan
2) Fakta yang sifatnya material, suatu fakta harus melakukan penilaian yang tidak wajar atau
merupakan faktor yang substansial yang tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku
mendorong seseorang untuk bertindak. umum atas aset perusahaan dengan tujuan
3) Tujuan, harus terdapat tujuan untuk menipu/ untuk meningkatkan pendapatan dan
pengetahuan bahwa laporan tersebut salah. menurunkan biaya.
4) Ketergantungan yang dapat dijusdifikasi, 2) Penyalahgunaan aset ( Asset
penyajian salah harus merupakan faktor Misappropiation), Penyalahgunaan aset
substansial yang menyebabkan pihak lain dapat digolongkan dalam:
merugi karena ketergantungan. (1) Kecurangan kas (cash fraud); yang
5) Perbuatan tidak adil atau kerugian, termasuk kecurangan kas adalah pencurian
kebohongan tersebut menyebabkan ketidak kas dan pengeluaran-pengeluaran secara
adilan atau kerugian bagi korban fraud. curang seperti pemalsuan cek.
(2) Kecurangan atas persediaan dan aset
Jenis-jenis kecurangan lainnya (fraud of inventory and all other
Association of Certified Fraud Examinations asset); adalah kecurangan berupa
(ACFE-2000) dalam Devi (2011), pencurian dan pemakaian untuk
mengkategorikan kecurangan dalam tiga kepentingan pribadi terhadap persediaan
kelompok sebagai berikut: atau aset lainnya.
3) Korupsi, Korupsi terbagi atas:
1) Kecurangan Laporan Keuangan (Financial (1) Pertentangan kepentingan (conflict of
Statement Fraud), Kecurangan ini dapat interest); pertentangan kepentingan terjadi
dibagi dalam beberapa kategori menurut ketika karyawan, manajer dan eksekutif
singleton dalam Devi (2011): perusahaan memiliki kepentingan pribadi
(1) Timing difference (imporer treatment of terhadap transaksi, yang mengakibatkan
sales); bentuk kecurangan laporan dampak kurang baik terhadap perusahaan.
keuangan dengan mencatat waktu transaksi Pertentanggan kepentingan termasuk ke
yang berbeda atau lebih awal dengan dalam tiga kategori yaitu, perencanaan
waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya penjualan, rencana pembelian dan rencana
mencatat transaksi penjualan lebih awal lainnya.
dari transaksi sebenarnya. (2) Suap (bribery); adalah penawaran,
(2) Fictious revenues; adalah bentuk laporan pemberian, penerimaan atau permohonan
keuangan dengan menciptakan pendapatan sesuatu dengan tujuan untuk
yang sebenarnya tidak pernah terjadi mempengaruhi pembuat keputusan dalam
(fiktif). membuat keputusan bisnis.
(3) Cancealed liabilities and expenses; adalah (3) Pemberian illegal (illegal gratuity);
bentuk kecurangan laporan keuangan pemberian illegal hampir sama dengan
dengan menyembunyikan kewajiban- suap tetapi pemberian illegal disini bukan
kewajiban perusahaan, sehingga laporan untuk mempengaruhi keputusan bisnis, ini
keuangan terlihat bagus. hanya sebuah permainan. Orang yang
(4) Imporer disclosure; adalah bentuk memiliki pengaruh yang dia berikan dalam
kecurangan perusahaan yang tidak negosiasi atau kesepakatan bisnis. Hadiah
melakukan pengungkapan atas laporan diberikan setelah kesepakatan selesai.
keuangan secara cukup dengan maksud (4) Pemerasan secara ekonomi (economic
untuk menyembunyikan kecurangan- extortion); pada dasarnya pemerasan
kecurangan yang terjadi di perusahaan, secara ekonomi lawan dari suap. Penjual

5
menawarkan memberi suap atau hadiah pengendaian merupakan dasar untuk semua
kepada pembeli yang memesan produk pengendalian intern, menyediakan disiplin
dari perusahaan. dan struktur. Lingkungan pengendaian
mencakup: (1)Integritas dan nilai etika,(2)
Pencegahan Kecurangan dan Pencegahan Komitmen terhadap kompetensi,(3)
Kecurangan Akuntansi Partisipasi dewan komisaris atau komite
audit, (4) Filosofi dan gaya operasi
Untuk pencegahan terjadinya praktek manajemen, (5) Struktur organisasi,
kecurangan akuntansi dapat dilakukan beberapa (6)Pemberian wewenang dan tanggung
cara. Wilopo (2006) dalam penelitiannya jawab, (7)Kebijakan dan praktik sumber
mengemukakan bahwa upaya menghilangkan
daya manusia
kecurangan akuntansi dapat dilakuakn antara lain 2) Penaksiran resiko (risk Assesment) adalah
dengan: 1) Mengefektifkan pengendalian identifikasi entitas dan analisis terhadap
internal, termasuk penegakan hukum.2) resiko yang relevan untuk mencapai
Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian. tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
3) Pelaksanaan good governance 4) Memperbaiki menentukan bagaiman resiko harus dikelola.
moral dari pengelola perusahaan yang Resiko dapat timbul atau berubah karena
diwujudkan dengan mengembangkan sikap keadaan berikut ;(1)Perubahan dalam
komitmen terhadap perusahaan, negara dan lingkungan organisasi,(2) Personel baru,(3)
masyarakat. Sedangkan menurut Theodorus Sistem informasi yang baru atau
(2007: 272), upaya pencegahan fraud dimulai diperbaiki,(4) Teknologi baru,(5)Lini
dari pengendaian intern, dan dua konsep penting produk, produk atau aktivitas baru,(6)
lainnya adalah menanamkan kesadaran tentang Operasi luar negeri,(7) Standar akuntansi
adanya fraud (fraud awareness) dan upaya baru
menilai risiko terjadinya fraud (fraud risk 3) Standar Pengendalian (control activities)
assessment). adalah kebijakan dari prosedur yang
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan
Menurut Arens (2003:396) suatu sistem prosedur yang dimaksud berkaitan dengan
pengendalian intern terdiri dari kebijakan dan (1) Penelaahan terhadap kinerja,(2)
proses yang dirancang untuk memberikan Pengolahan informasi,(3) Pengendalian
manajemen jaminan yang wajar bahwa fisik,(4) Pemisahan tugas
perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. 4) Informasi dan komunikasi (information
and communication) adalah
Krismadji (2002:219) mengatakan bahwa pengidentifikasian, pengungkapan, dan
sistem pengendalian intern adalah metoda yang pertukaran informasi dalam suatu bentuk
digunakan untuk menjaga atau melindungi dari waktu yang memungkinkan orang
aktiva, menghasilkan informasi yang dapat melaksanakan tanggung jawab mereka.
dipercaya, memperbaiki efisiensi dan untuk Sistem informasi mencakup sistem
melindungi kebijakan manajemen. akuntansi, terdiri atas metode dan catatan
yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
Komponen Sistem Pengendalian Intern meringkas dan melaporkan transaksi
entitas dan untuk memelihara akuntabilitas
Menurut COSO dalam Tunggal (2010:232),
bagi aktiva, utang dan ekuitas. Komunikasi
pengendalian intern terdiri dari 5 komponen yang
mencakup penyediaan suatu pemahaman
saling terkait yaitu :
tentang peran dan tanggung jawab
1) Lingkungan pengendalian (control individual berkaitan dengan pengendalian
environtment) menetapkan corak suatu intern terhadap pelaporan keuangan.
organisasi, mempengaruhi kesadaran 5) Pemantauan (monitoring) adalah proses
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan menentukan mutu kinerja pengendalian

6
intern sepanjang waktu. Pemantauan perbankan identitasnya telah dicatat ke
mencakup penentuan desain dan operasi dalam komputer sentral, sehingga hanya
pengendalian yang tepat waktu dan petugas yang diberikan wewenang saja
pengambilan tindakan koreksi. yang dapat menggunakan komputer
untuk melakukan transaksi jasa
Fungsi dari sistem pengendalian intern perbankan.
Fungsi dari sistem pengendalian intern yaitu c. Selanjutnya petugas yang diperkenankan
: melakukan transaksi jasa perbankan,
1) Preventif yaitu pengendaian untuk tidak dapat sembarangan menggunakan
mencegah kesalahan-kesalahan baik itu aplikasi jasa perbankan. Petugas-petugas
berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang diberikan wewenang menggunakan
yang sering terjadi dalam operasi suatu komputer untuk melakukan transaksi
kegiatan masing-masing diberi menu aplikasi yang
2) Detective, yaitu untuk medeteksi berbeda.
kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan
yang terjadi. d. Petugas teller yang diberikan
3) Corective, yaitu untuk memperbaiki kewenangan untuk melakukan transaksi
kelemahan, kesalahan dan penyimpangan pembukuan keuangan diberi kewenangan
yang terdeteksi secara terbatas sesuai dengan
4) Directive, yaitu untuk mengarahkan agar pengalaman, kemampuan dan
pelaksanaan dilakukan dengan tepat dan integritasnya kepada perusahaan.
benar
5) Compensative, yaitu untuk menetralisasi 2) Pengendalian internal melalui prosedur,
kelemahan pada aspek kontrol yang lain. Sistem pengendalian internal melalui
prosedur diterapkan antara lain dengan
Suhardjono (2006) dalam Devi (2011) menerapkan konsep maker, cheker dan
menyatakan bahwa untuk mendapatkan fungsi signer (MCS) dalam setiap transaksi
yang baik, pengendalian intern pada perusahaan keuangan, pemisahan tugas dan pengawasan
perbankan dilakukan berlapis-lapis, antara lain: ganda

1) Pengendalian internal melalui sistem, a. Konsep maker, cheker dan signer (MCS),
Pengendalian melalui sistem dilakukan, baik Menjamin bahwa pemrosesan transaksi
melalui sistem operasional maupun melalui keuangan dilakukan dengan seksama
sistem aplikasi komputer. Keduanya sehingga dapat diselesaikan secara benar
dilakukan dengan cara: dan tepat. Maker adalah petugas yang
menyiapkan dokumen keuangan, cheker
a. Komputer yang digunakan untuk adalah petugas yang melakukan
melakukan transaksi harus didaftar pengecekan atas kebenaran isi dokumen
terlebih dahulu ke dalam sistem keuangan dan signer adalah petugas yang
komputer sentral, sehingga hanya memberikan persetujuan atas dokumen
komputer yang telah terdaftar saja yang keuangan tersebut.
dapat digunakan untuk melakukan
transaksi perbankan. b. Pemisahan tugas (separation of duty),
adalah pengawasan yang dilakukan untuk
b. Pencatatan ke dalam sistem komputer menjamin proses yang benar tidak akan
sentral, tidak hanya mencakup komputer di korbankan karena adanya kepentingan
yang digunakan, akan tetapi juga pribadi. Ada dua jenis pemisahan tugas
petugas-petugas yang diperkenankan yaitu pemisahan tugas dalam satu bagian
menggunakan komputer transaksi jasa atau satu seksi dan pemisahan tugas
perbankan. Petugas-petugas yang antarbagian atau antarseksi berlainan.
diperkenankan melakukan transaksi jasa

7
c. Pengawasan ganda, adalah pengawasan Keterbatasan pengendalain intern dalam
yang dilakukan dengan dua jenis suatu entitas menurut Boynton, (2002:376)
pengawasan, yaitu pembuatan dua adalah:
dokumen yang berbeda dari sumber yang
sama selanjutnya kedua dokumen 1) Kesalahan dalam pertimbangan.
tersebut dicocokan satu sama lain, dan Pertimbangan yang buruk dalam membuat
penjagaan ganda dilakukan dengan keputusan bisnis atau dalam meaksanakan
menunjuk dua orang untuk dapat tugas rutin karena informasi yang tidak
melakukan pengawasan. mencukupi, keterbatasan waktu, atau
prosedur lainnya.
d. Pengendalian internal melalui struktur 2) Kemacetan. Terjadi ketika personel salah
organisasi, yaitu pembatasan memahami instruksi atau membuat
kewenangan melakukan transaksi kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan
keuangan dengan membatasi atau kelelahan..
kewenangan pembukuan pada petugas 3) Kolusi. Individu yang bertindak bersama,
tertentu saja. seperti karyawan yang melaksanakan suatu
pengendalian penting bertindak bersama
Beberapa pengendalian internal yang dengan karyawan lain, konsumen atau
dilakukan perbankan melalui penerapan pemasok, dapat melakukan sekaligus
prosedur pembukuan tersebut dimaksudkan menutupi kecurangan sehingga tidak dapat
untuk mengeliminir terjadinya risiko dan di deteksi oleh pengendalian intern.
kecurangan di bidang akuntansi. Penelitian 4) Penolakan manajemen. Manajemen dapat
yang dilakukan oleh Abbot et al,(2002) mengesampingkan kebijakan atau prosedur
dalam Friskila (2010) tentang pengaruh tertulis untuk tujuan tidak sah seperti
keefektifan pengendalian intern terhadap keuntungan pribadi atau presentasi
kecenderungan akuntansi, hasil mengenai kondisi keuangan suatu entitas
penelitiannya menunjukkan bahwa yang dinaikkan atau status ketaatan.
pengendalian internal yang efektif 5) Biaya versus manfaat. Biaya pengendalian
mengurangi kecenderungan kecurangan intern suatu entitas seharusnya tidak
akuntansi. melebihi manfaat yang diharapkan untuk
diperoleh.
Ciri-ciri Pengendalian Intern yang Kuat dan
Keterbatasannya Asimetri Informasi
Menurut Tunggal (2010:209), ciri-ciri Anthony dan Govindrajan (2001),
pengendalian intern yang kuat yaitu: menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi
muncul dalam teori keagenan (agency theory),
1) Karyawan yang kompeten dan jujur antara yaitu principal (pemilik/atasan) memberikan
lain menguasai standar akuntansi, peraturan wewenang kepada agen (manajer/bawahan)
perpajakan, dan peraturan pasar modal. untuk mengatur perusahaan yang dimilikinya.
2) Transaksi diotorisasi oleh pejabat yang
Pendelegasian wewenang akan menyebabkan
berwenang. manajer sebagai pengelola perusahaan akan lebih
3) Transaksi dicatat dengan benar (jumlah, mengetahui prospek dan informasi perusahaan
estimasi, dan perlakuan akuntansi) sehingga menimbulkan ketidak seimbangan
4) Pemisahan tugas yang mengambil inisiatif informasi antara manajer dengan pemilik yang
timbulnya suatu transaksi, yang mencatat, disebut dengan asimetri informasi.
dan menyimpan
5) Akses terhadap asset dan catatan perusahaan Asimetri informasi antara manajer (agen)
sesuai dengan fungsi dan tugas karyawan dan pemilik (principal) inilah yang dapat
6) Perbandingan secara periodik antara saldo memberikan kesempatan kepada manajer untuk
menurut buku dengan jumlah secara fisik. melakukan tindakan-tindakan kecurangan yang

8
dapat menguntungkan dirinya.Asimetri informasi pihak yang lainnya tidak. Moral hazard dapat
merupakan suatu keadaan dimana manajer terjadi karena adanya pemisahan pemilikan
memiliki akses informasi atas prospek dengan pengendalian yang merupakan
perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar karakteristik kebanyakan perusahaan besar.
perusahaan. Selanjutnya Rahmawati dkk. (2006) Kesesuaian Kompensasi
dalam Adryani (2011) mengemukakan beberapa
kondisi perusahaan yang berkemungkinan besar Menurut Kenneth (2001) dalam Friskila (2010)
memberikan kesempatan timbulnya asimetri kompensasi adalah imbalan yang diterima
informasi, yaitu perusahaan-perusahaan yang karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada
sangat besar yang mempunyai penyebaran secara organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun
geografis, yang meiliki prosedur beragam, dan non fisik dan harus dihitung dan diberikan
membutuhkan teknologi. kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan
yang telah diberikannya kepada organisasi tempat
Bentuk Asimetri Informasi ia bekerja.
Ada dua bentuk asimetri informasi, yaitu:
1. Asimetri informasi vertikal, yaitu informasi Kompensasi menurut Edwin B. Flippo
yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah dalam Hasibuan (2003:119), didefenisikan
(bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan
(atasan). Setiap bawahan dapat mempunyai kepada pegawai atas jasa-jasanya dalam
alasan yang baik dengan meminta atau mencapai tujuan organisasi. Sependapat dengan
memberi informasi kepada atasan. Edwin, Andrew F. Sikula dalam Hasibuan
2. Asimetri informasi horizontal, yaitu (2003:119) mendefenisikan kompensasi adalah
informasi yang mengalir dari orang-orang segala sesuatu yang di konstitusikan atau
dan jabatan yang sama tingkat otoritasnya dianggap sebagai balas jasa/ ekuivalen.
atau informasi yang bergerak diantaran Kompensasi menurut Veithzal (2004:357) juga
orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak diartikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan
menjadi atsan ataupun bawahan antara satu sebagai pengganti jasa mereka dalam perusahaan.
dengan yang lainnya dan mereka menempati
bidang fungsionalnya yang berbeda dalam Tujuan Kompensasi
organisasi namun dalam level yang sama. Tujuan manajemen kompensasi secara
Tipe asimetri Informasi. umum menurut Rivai (2010:743) adalah untuk
Menurut Jansen dan Meckling (1976) dalam membantu perusahaan mencapai tujuan
Olyvia (2010) ada dua tipe asimetri informasi keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin
yaitu: terciptanya keadilan internal dan eksternal.
1. Adverse selection, Adverse selection adalah Tujuan manajemen kompensasi efektif meliputi ;
sejenis asimetri informasi dimana satu pihak
atau lebih yang melangusungkan suatu 1) Memperoleh SDM yang berkualaitas,
transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial Kompensasi yang tinggi sangat dibutuhkan
memiliki informasi lebih atas pihak-pihak untuk memberi daya tarik kepada para
lain. Adverse selection dapat terjadi karena pelamar sehingga mendapatkan karyawan
beberapa orang seperti manajer perusahaan yang diharapkan.
dan para pihak dalam (insider) lainnya lebih 2) Mempertahankan karyawan yang ada, Para
mengetahui kondisi kini dan prospek kedepan karyawan dapat keluar jika besaran
suatu perusahaan daripada para investor. kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya
2. Moral Hazard, Moral hazard adalah jenis akan menimbulkan perputaran karyawan yang
asimetri informasi dimana satu pihak atau semakin tinggi.
lebih yang melangsungkan atau akan 3) Menjamin keadilan, Manajemen kompensasi
melangsungkan suatu transaksi usaha atau selalu berupaya agar keadilan internal dan
transaksi usaha potensial dapat mengamati eksternal dapat terwujud. Keadilan internal
tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan
transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-

9
dengan nlai relatif sebuah pekerjaan sehingga diberikan. Upah dapat berubah-ubah
pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran tergantung pada keluaran yang dihasilkan.
yang sama. Keadilan eksternal berarti 3) Insentif,Insentif merupakan imbalan langsung
pembayaran terhadap pekerja merupakan yang yang dibayarkan kepada karyawan tergantung
dapat dibandingkan dengan perusahaan lain kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
dipasar kerja. 4) Kompensasi tidak langsung (Fringe Benefit),
4) Penghargaan terhadap perilaku yang Fringe benefit merupakan kompensasi
diinginkan, Pembayaran hendak memperkuat tambahan yang diberikan berdasarkan
perilaku yang diinginkan dan bertindak kebijakan perusahaan terhadap semua
sebagai insentif untuk perbaikan perilaku karyawan sebagai upaya meningkatkan
dimasa depan, rencana kompensasi efektif, kesejahteraan para karyawan. Contohnya,
menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, berupa fasilitas-fasilitas, seperti: asuransi-
tanggung jawan dan perilaku-perilaku lainnya. asuransi, tunjangan-tunjangan, uang pensiun
5) Mengendalikan biaya, Sistem kompensasi dan lain-lain.
yang rasional membantu perusahaan Menurut Kasmir (2002:150), agar pemberian
memperoleh dan mempertahankan para kompensasi yang adil dan wajar sesuai tujuan
karyawan dengan biaya yang beralasan. perusahaan tercapai, maka kompensasi harus
6) Mengikuti aturan hukum, Sistem gaji dan dibuat dan dirancang berdasarkan:1) Pendidikan
upah yang sehat mempertimbangkan faktor- dan pengalaman. 2) Prestasi kerja.3)Beban
faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan pekerjaan.
menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan
7) Memfasilitasi pengertian, Sistem manajemen
kompensasi hendaknya dengan mudah Penelitian yang relevan
dipahami oleh spesialisasi SDM, manajer dan
para karyawan. Wilopo (2006) melakukan peneitian
8) Meningkatkan efisiensi administrasi, Program megenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh
pengupahan dan penggajian hendaknya terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
pada BUMN dan perusahaan terbuka lainnya
dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien,
membuat sistem informasi SDM optimal, yang diukur dengan variabel bebas: sistem
meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pengendalian intern, kesesuaian kompensasi,
pertimbangan sekunder di bandingkan dengan ketaatan akuntansi, asimetri informasi dan
tujuan-tujuan lainnya. moralitas manajemen, terhadap perilaku tidak etis
dan kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai
Komponen-komponen dan faktor-faktor yang variabel independen.Hasil penelitian ini
menjadi pertimbangan kompensasi menunjukkan keefktifan pengendalian intern
memberikan pengaruh yang signifikan negatif
Menurut Rivai (2010:744), komponen terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di
kompensasi terdiri dari: perusahaan tersebut. Sedangkan kesesuaian
kompensasi memberikan pengaruh tidak
1) Gaji, Gaji adalah balas jasa dalam bentuk signifikan terhadap perilaku tidak etis pada
uang yang diterima karyawan sebagai BUMN dan perusahaan terbuka di indonesia.
konsekuensi dari kedudukannya sebagai Asimetri informasi menunjukkan hasil pengaruh
seorang karyawan yang memberikan yang signifikan positif terhadap kecenderungan
sumbangan tenaga dan pikiran dalam kecurangan akuntansi.
mencapai tujuan perusahaan atau sebagai
bayaran tetap yang diterima seorang dari Friskilla (2010) melakukan penelitian
keanggotaannya dalam sebuah perusahaan. mengenai pengaruh ketaatan akuntansi, sistem
2) Upah, Upah merupakan imbalan finansial pengendalian intern, moralitas dan kesesuaiian
langsung yang dibayarkan kepada karyawan kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan
berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang akuntansi yang dilakukan pada perusahaan
dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang BUMN yang berada di kota Padang. kemudian

10
hasil dari penelitian tersebut adalah ketaatan melakukan tindakan kecurangan yang akan
akuntansi berpengaruh signifikan negatif merugikan perusahaan dan mengganggu
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, keberlangsungan perusahaan, sehingga tujuan
kemudian sistem pengendalian intern dari perusahaan tidak tercapai. Menurut
berpengaruh signifikan negatif terhadap Tunggal (2010:226) dalam teori GONE yaitu
terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi. teori yang mengemukakan empat faktor yang
menyebabkan dan mendorong seseorang untuk
Devi (2011) juga melakukan penelitian melakukan kecurangan yaitu Greed
dengan judul pengaruh kompensasi dan sistem (Keserakahan), Opportunity (Kesempatan),
pengendalian intern terhadap kecenderungan Need (Keinginan) dan Exposure
kecurangan akuntansi yang dilakukan pada (pengungkpan), menyatakan faktor yang sangat
kantor cabang bank pemerintah dan swasta yang mendukung terjadinya kecurangan dalam suatu
berada di kota padang. Berdasarkan penelitian organisasi yaitu adanya opportunity
tersebut di dapatkan hasil bahwa kompensasi (kesempatan).
tidak berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi pada kantor cabang bank About aet al (2002) menyatakan bahwa
yang dia teliti dan sistem pengendalian internal pengendalian intern yang efektif mengurangi
tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi kecenderungan kecurangan akuntansi sejalan
pada kantor cabang bank pemerintah dan swasta dengan pernyataan tersebut penelitian yang
yang berada di kota padang. dilakukan oleh Wilopo (2006), Rahmawati
(2012), menyatakan bahwa pengendalian
Rahmawati (2012) melakukan penelitian internal yang efektif memberikan pengaruh
dengan judul analisi pengaruh faktor internal dan yang signifikan dan negatif terhadap
moralitas manajemen terhadap kecenderungan kecederungan kecurangan akuntansi.
kecurangan akuntansi dengan hasil penelitian
yang menyatakan bahwa keefektifan Dari penelitian terdahulu di atas dapat
pengendalian intern berpengaruh signifikan dijelaskan bahwa kecurangan akuntansi
negatif dan kesesuaian kompensasi berpengaruh umumnya dilakukan karena adanya kesempatan
negatif terhadap kecenderungan kecurangan dan peluang yang muncul akibat lemahnya
akuntansi namun tidak signifikanBegitu juga pengendalian intern dalam perusahaan. Sistem
dengan variabel ketaatan akuntansi, asimetri pengendalian intern yang lemah, membuat
informasi dan moralitas manajemen yang seseorang tidak takut untuk melakukan tindakan
mempunyai pengaruh negatif terhadap yang merugikan perusahaan, karena tindakan
kecenderungan kecurangan akuntansi. yang mereka lakukan tidak terdeteksi oleh
siapapun. Sebaliknya, jika semakin baik sistem
Hubungan antar variabel pengendalian intern dalam perusahaan maka
tindakan kecurangan akuntansi akan sulit
1) pengendalian intern dengan kecurangan dilakukan, karena setiap kegiatan yang mereka
akuntansi lakukan telah dibatasi dan dikelola sebatas pada
Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab mereka masing-masing
kebijakan dan prosedur yang dirancang terhadap tugasnya. Sehingga setiap kegiatan
memberikan manajemen kepastian yang layak akan dikontrol oleh bagian lain, jika terjadi
bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan kecurangan, maka pihak lain akan
sasaran yaitu : reliabilitas pelaporan keuangan, mengetahuinya, sehingga setiap orang yang
efisiensi, dan efektivitas operasional, dan memiliki niat melakukan kecurangan dapat
ketaatan pada hukum dan aturan (Arens, dicegah. Dengan adanya sistem pengendalian
2006:370). intern yang memadai, maka diharapkan dapat
mencegah terjadinya kecurangan akuntansi
Dari pernyataan tersebut dapat dlihat bahwa dalam perusahaan. Karena dengan adanya
sistem pengendalian intern yang tidak efektif sistem pengendalian intern tersebut semua
akan membuat seseorang lebih mudah untuk kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dapat di

11
monitor dan diawasi oleh manajer sehingga Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
apapun kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dapat dilihat bahwa adanya asimetri informasi
berada di dalam pengawasan dan otorisasi memberikan kesempatan bagi manajemen untuk
manajer. Jadi, semakin efektiv tingkat melakukan kecurangan, karena informasi yang
pengendalian intern dalam suatu perusahaan, disediakan oleh pihak penyedia informasi tidak
maka akan semakin semakin kecil pula selaras dengan informasi yang dibutuhkan, dan
kesempatan bagi karyawan untuk melakukan manajemen memanfaatkan keadaan tersebut
tindakan kecurangan, dan penelitian ini untuk kepentingan pribadinya dengan cara
menghipotesiskan sistem pengendalian intern melakukan penyajian laporan keuangan yang
memiliki pengaruh yang signifikan negatif bias yang nantinya akan memberikan
terhadap kecurangan akuntansi. keuntungan bagi dirinya sendiri, hal ini akan
semakin besar peluang keterjadiannya apabila
:Efektivitas pengendalian internal manajemen atau perusahaan tidak memiliki
berpengaruh signifikan negatif sistem pengendalian intern yang efektif.
terhadapkecenderungan kecurangan
akuntansi. Untuk meminimalisir terjadinya
2) Asimetri Informasi dengan Kecurangan kecenderungan kecurangan akuntansi yang
Akuntansi dilakukan oleh manajemen, maka pengendalian
intern perusahaan juga harus ditingkatkan,
Keadaan dimana salah satu pihak apabila pengendalian intern sudah baik, maka
mempunyai pengetahuan lebih daripada yang kesempatan terjadinya asimetri informasi akan
lainnya terhadap sesuatu hal disebut dapat diminimalisir yang akan bermuara pada
Information Asimetry (Utomo, 2006) dalam penghentian tindakan kecurangan dalam
Friskila (2010). Apabia terjadi asimetri perusahaan. Apabila sistem pengendalian intern
informasi maka manajemen akan menyajikan lemah maka akan semakin tinggi tingkat
laporan keuangan yang bias dan bermanfaat terjadinya asimetri informasi dan semakin besar
bagi mereka seperti untuk mempertahankan kesempatan manajemen untuk melakukan
jabatan, memperoleh kompensasi yang tinggi kecurangan yang memberikan keuntungan
atau hanya sekedar untuk mendapatkan pribadi. Berdasarkan uraian tersebut penelitian
apresiasi dari atasan atas kinerjanya. ini menghipotesiskan asimetri informasi
berpengaruh signifikan positif terhadap
Asimetri informasi ini timbul karena kecenderungan kecurangan akuntansi
principal tidak memiliki informasi yang cukup
tentang kinerja agent dan agent memiliki lebih :Asimetri informasi berpengaruh
banyak informasi mengenai perusahaan secara signifikan positif terhadap
keseluruhan (Nasution dan Doddy, 2007 dalam kecenderungankecurangan akuntansi.
Rahmawati, 2012). Asimetri informasi yang
terjadi antara principal dan agent mendorong 3) kompensasi dengan kecurangan
agent untuk menyajikan informasi yang tidak akuntansi
sebenarnya, terutama jika informasi tersebut
berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Kompensasi menurut rivai (2010:741)
penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) merupakan sesuatu yang diterima karyawan
membuktikan bahwa asimetri informasi sebagai pengganti kontribusi jasa mereka
memberikan pengaruh yang signifikan dan kepada perusahaan. Kesesuaian kompensasi
positif terhadap kecenderungan kecurangan dimaksudkan bahwa imbalan yang diterima
akuntansi perusahaan, artinya semakin tinggi oleh karyawan atas jasa yang diberikannya
tingkat asimetri informasi pada perusahaan, adalah sesuai dengan pengorbanannya,
maka semakin tinggi pula tingkat terjadinya sehingga imbalan tersebut mampu memotivasi
kecenderungan akuntansi pada perusahaan mereka untuk bekerja dengan baik sesuai
tersebut. dengan peraturan dan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Menurut IAI (2001:316) salah satu

12
indikator khusus yang merupakan dorongan swasta di kota padang yang terdiri dari 25 bank
bagi manajemen untuk melakukan kecurangan dan peneliti menjadikan seluruh objek atau
dalam pelaporan keuangan adalah bagian populasi sebagai sampel (total random sampling)
signifikan kompensasi manajemen yang karena jumlahnya yang sedikit. Peneliti memilih
diwujudkan dalam bonus, stock option, atau responden dalam penelitian ini adalah
insentif lain, yang nilainya tergantung pada pimpinan/kepala cabang bank dan staf bagian
kemampuan entitas daam mencapai target yang akuntansi karena mereka lebih memahami
terlalu agresif daam hasil operasi, posisi seluruh kegiatan perusahaan dan paham akan
keuangan, atau arus kas. masalah kecurangn akuntansi, selain itu pada
umumnya mereka terlibat dalam kegiatan
Dari penelitian terdahulu dapat dijelaskan keuangan di bank tersebut.
bahwa kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tindakan kecurangan, Jenis dan Sumber Data
pemberian kompensasi yang tidak sesuai akan
membuat karyawan memiliki dorongan untuk Jenis data yang digunakan dalam penelitian
melakukan kecurangan demi memenuhi ini adalah data subjek..Sumber data yang
kebutuhan dan tekanan yang mereka rasakan digunakan dalam penelitian ini adalah data
akibat kompensasi yang tidak sesuai. Semakin primer. Data tersebut diperoleh secara langsung
tidak sesuai kompensasi yang diberikan maka dari responden pada kantor cabang bank
akan semakin tinggi kemungkinan karyawan pemerintah dan swasta di kota padang dengan
untuk melakukan kecurangan. Sebaliknya menyebar kuesioner kepada pimpinan/ kepala
ketika karyawan merasa kebutuhan mereka cabang dan staf bagian administrasi pada kantor
terpenuhi dengan kompensasi yang mereka cabang bank pemerintah dan swasta di kota
terima maka karyawan tersebut akan lebih padang.
termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan
lebih baik dan mereka merasa pekerjaannnya Variabel Penelitian
dihargai oleh pihak perusahaan, sehingga secara 1) Variabel Terikat (Y)
tidak langsung juga akan meningkatkan Variabel terikat adalah variabel yang menjadi
loyalitas mereka kepada perusahaan. perhatian utama dalam sebuat pengamatan.
Pengamatan akan dapat mendeteksikan
: Kesesuaian kompensasi mempunyai ataupun menerangkan variabel dalam variabel
pengaruh signifikan negatif terhadap terikat beserta perubahan yang terjadi
kecenderungan kecurangan akuntansi. kemudian. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kecurangan akuntansi.
3. METODE PENELITIAN 2) Variabel Bebas (X)
Jenis Penelitian Variabel bebas adalah variabel yang dapat
Penelitian ini dapat digolongkan kepada mempengaruhi perubahan dalam variabel
penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna terikat dan mempunyai pengaruh positif
untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel ataupun negatif terhadap variabel terikat.
dengan variabel lainnya yang bertujuan untuk Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
melihat seberapa jauh variabel bebas bebas adalah efektivitas pengendaian internal
mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini ( ), asimetri informasi ( ), dan kesesuaian
menjelaskan dan melihat seberapa jauh pengaruh kompensasi ( ).
keefektifan pengendalian internal, asimetri Uji Instrumen
informasi dan kesesuaian kompensasi terhadap 1) Uji Validitas
kecenderungan kecurangan akuntansi. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r table
Populasi dan Sampel untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
Dalam penelitian ini penulis mengambil
sample. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan
objek seluruh kantor cabang bank pemerintah dan
atau indikator tersebut dinyatakan valid, begitu

13
juga sebaliknya bila r hitung < r tabel maka dari satu pengamatan ke pengamatan yang
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan lain. Untuk menguji terjadi atau tidaknya
tidak valid (Devi, 2011). heteroskedastisitas digunakan uji
2) Reliabilitas Glejser,dengan keputusan: 1)apabila sig>0,05
Uji reliabilitas merupakan alat untuk maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
mengukur suatu kuesioner yang merupakan Model yang baik adalah tidak terjadi
indikator dari variabel. Untuk mengetahui heteroskedastisitas. 2)Apabila sig < 0.05
reliabel atau tidaknya suatu variabel dilakukan maka terdapat gejala heteroskedastisitas..
uji statistik dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Model dan Teknik Analisis Data
Kriteria yang dapat digunakan seperti yang 1. Model
dijelaskan (Nunnually, 1994) dalam Ghozali Dalam penelitian ini , model yang digunakan
(2011) adalah sebagai berikut:1) Jika nilai adalah model regresi linear berganda, karena
Cronbach Alpha > 0,70 maka pertanyaan- variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur satu. Model regresi linear berganda digunakan
variabel tersebut adalah “reliabel”.2)Jika nilai untuk mengetahui pengaruh variabel
Cronbach Alpha < 0,70 maka pertanyaan- independent yaitu efektivitas pengendalian
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur intern, asimetri informasi dan kesesuaian
variabel tersebut adalah “tidak reliabel” kompensasi terhadap variabel dependen yaitu
kecurangan akuntansi. Persamaan model
Uji Asumsi Klasik regresi linear berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut : Y = + b1X1 + b2X2 +b3X3
a. Uji Normalitas + e Dimana:
Uji normalitas adalah pengujian tentang
Y = Fraud
kenormalan distribusi data. Model regresi
X1=keefektifan sistem pengendalian intern
yang baik adalah distribusi data normal atau
X2= Asimetri Informasi
distribusi data mendekati pola seperti
X3= Kesesuain Kompensasi
distribusi normal. Uji normalitas diakukan
= Konstanta
dengan metode kolmogrov smirnov, dengan
e = Standar Error
melihat nilai signifikan pada 0,05. Jika nilai
b1,b2,b3-=koefisien regresi variabel
signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka data
independen.
berdistribusi normal dan di terima. Jika
probabilitas data < 0.05 maka di tolak dan Teknik Analisisi Data
dikatakan bahwa data tidak berdistribusi
normal. 1) Uji Kelayakan Model
b. Uji Multikolonearitas a. Uji F (F-Test)
Multikolonearitas adalah situasi adanya Uji F dilakukan untuk menguji apakah
korelasi variabel-variabel bebas diantara satu secara serentak variabel independent mampu
dengan lainnya. Maka salah satu variabel menjelaskan variabel dependent secara baik
bebas tersebut dieliminir. Untuk untuk menguji apakah model yang digunakan
mengujiannya dapat dilihat melalui nilai telah fix atau tidak. Patokan yang digunakan
variance inflation factor (VIF), dengan adalah dengan membandingkan nilai sig yang di
kriteria sebagai berikut:1) jika nilai VIF < 10 dapat dengan derajat signifikan α = 0,05 dengan
dan tolerance > 0.1 maka variabel dapat kriteria pengujian sebagai berikut:1) Jika nilai α
dikatakan bebas dari gejala sig < 0,05 , berarti semua variabel independent
multikolonearitas.2) jika nilai VIF ˃ 10 dan secara signifikan mempengaruhi variabel
tolerance < 0.1 maka terdapat gejala dependen.2)ika nilai α sig > 0,05, berarti semua
multikoloniearitas. variabel independen secara signifikan tidak
c. Uji Heteroskedastisitas mempengaruhi variabel dependen.
Uji heteroskedastisitas merupakan uji yang b. Adjusted
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah Untuk mengetahui kontribusi dari variabel
model regresi terjadi ketidaksamaan varians eksogen terhadap variabel endogen dapat dilihat

14
dari adjusted R square-nya. Koefisien Swasta di Kota Padang. Dari sampel tersebut
determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa hanya 17 kantor yang mengisi dan
jauh kemampuan model dalam menerangkan mengembalikan kuisioner tersebut. Responden
variasi variabel endogen. dalam penelitian ini adalah pimpinan cabang dan
2) Uji Hipotesis staf bagian akuntansi.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Data
uji t. Uji t dilakukan untuk menguji apakah secara 1. Uji Validitas
terpisah variabel independen mampu Uji validitas menggunakan rumus
menjelaskan variabel dependen secara baik, korelasi products moment dapat dilihat pada
kriteria pengujian :a) Jika thitung > ttabel atau - thitung corrected item-total correlation dengan
< -ttabel dan α < 0,05 maka Ha diterima.b) Jika bantuan alat analisis SPSS. jika r hitung ≥ r
thitung < ttabel atau - thitung > -ttabel dan α ˃0,05 maka tabel maka item pernyataan dinyatakan valid.
Ha ditolak. Untuk N=41 berdasarkan hasil pengolahan
data didapatkan corrected item-total
Defenisi Operasional correlation untuk masing-masing variabel
1. Kecurangan akuntansi X1,X2,X3 dan Y berada diatas nilai r tabel.
Kecurangan akuntansi adalah suatu 2. Uji Reliabilitas
perbuatan manipulasi yang sengaja dilakukan Untuk uji reliabilitas intrumen, semakin
oleh orang yang memiliki kepentingan di dekat koefisien keandalan dengan 1,0 maka
dalam perusahaan untuk mendapatkan akan semakin baik. Jika croncbach alpha
keuntungan pribadi sehingga menimbulkan lebih dari 0,70 maka instrumen dikatakan
kerugian bagi perusahaan. reliabel (Sekatan;2006 dalam Petra).
2. sistem pengendalian intern Uji asumsi Klasik
sistem pengendaian intern adalah suatu 1. Uji Normalitas
sistem yang dirancang oleh perusahaan agar Pengujian normalitas data dalam
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
perusahaan dapat berjalan dengan baik, yaitu one sample kolmograv-smirnov test, yang
untuk mendapatkan laporan keuangan yang mana jika di nilai asymp.sig (2-tailed) > 0,05
andal, operasional yang berjalan dengan maka distribusi data dikatakan normal.dari
efektif dan efisien, kepatuhan kepada hasil pengujian didapatkan nilai asymp.sig (2-
peraturan, dan aset yang terjaga tailed) 0.833.
3. Asimetri Informasi 2. Uji Multikolinieritas
Asimetri informasi adalah situasi dimana Gejala multikolinearitas ditandai dengan
terjadi ketidak selarasan informasi antara adanya hubungan yang kuat diantara variabel
pihak yang memiliki atau menyediakan independen dalam suatu persamaan regresi.
informasi dengan pihak yang membutuhkan Model regresi yang dinyatakan bebas dari
informasi. multikolinearitas apabila nilai VIF<10 dan
4. kompensasi nilai tolerance > 0,10.
kompensasi merupakan imbalan yang 3. Uji Heterokesdatisitas
diterima karyawan dari perusahaan baik dalam Heterokedastisitas digunakan untuk
bentuk finansial maupun non finansial atas menguji apakah dalam sebuah model regresi
jasa yang telah diberikan oleh karyawan terjadi ketidaksamaan varians residual dari
tersebut kepada perusahaan, dimana imbalan suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
tersebut sesuai dengan kinerjanya didalam Untuk mendeteksi adanya gejala
perusahaan. heterokedastisitas digunakan uji Glejser.
Apabila nilai sig > 0,05, maka data tersebut
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN bebas dari heterokedastisitas.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Jumlah populasi sasaran dalam objek ini
adalah 25 kantor Cabang Bank pemerintah dan

15
peningkatan pada kecurangan akuntansi sebesar
Analisis Data 0.243. Dengan asumsi efektivitas pengendalian
intern dan kesesuaian kompensasi adalah nol
a. Adjusted R Square 4. Koefisien kesesuaian kompensasi (X3) sebesar
Dengan bantuan program SPSS Versi 17.0 -0,517, dimana setiap penurunan kesesuaian
diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0.661. kompensasi satu satuan akan mengakibatkan
hal ini mengindikasikan sebesar 66.1% peningkatan kecurangan akuntansi sebesar 0.517.
kecurangan akuntansi dapat dijelaskan oleh Dengan asumsi efektivitas pengendalian intern
variabel efektivitas pngendalian intern, asimetri dan asimetri informasi adalah nol.
informasi dan kesesuaian kompensasi sedangkan
33.9% lainnya ditentukan oleh faktor lain yang Uji Hipotesis
tidak terdeteksi dalam penelitian. 1. Efektivitas pengendalian intern ( )
b. Uji F berpengaruh negatif terhadap
Uji F dilakukan untuk menguji apakah kecurangan akuntansi (Y).
secara serentak variabel independen mampu Nilai untuk variabel adalah
menjelaskan variabel dependen secara baik atau 5.634, signifikan pada level 0.000 sehingga
untuk menguji apakah model yang digunakan > 5.634 < 1.6829 (sig
telah fix atau tidak. nilai sig berdasarkan olahan
0.00<0.05) dan nilai β dengan arahnya negatif
data 0,000a menunjukkan bahwa variabel
sebesar -642. hal ini menunjukkan bahwa
independen secara bersama-sama memberikan
efektivitas pengendalian intern berpengaruh
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
signifikan negatif terhadap kecurangn
dependen
akuntansi, sehingga hipotesis kedua pertama
Koefisien Regrasi Berganda diterima.
2. Asimetri informasi ( ) berpengaruh
Tabel 23 diatas dapat disubstitusikan ke dalam signifikan positif terhadap kecurangan
model estimasi sebagai berikut: akuntansi (Y).
Nilai untuk variabel adalah
Y=8.741 – 1.026X1 + 0,304X2 - 0,517X3 2.450 signifikan pada level 0.019 sehingga
Keterangan: > 2.450 > 1.6829 ( sig
Y : Kecurangan Akuntansi 0.019<0.05) dan nilai β dengan arahnya
X1 : Efektivitas Pengendalian Intern positif sebesar 0.274. hal ini menunjukkan
X2 : Asimetri Informasi bahwa asimetri informasi berpengaruh
X3 : Kesesuaian Kompensasi signifikan positif terhadap kecurangn
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa : akuntansi, sehingga hipotesis kedua diterima
1.Nilai konstanta sebesar 8.741 mengindikasikan 3. Kesesuaian kompensai ( ) berpengaruh
bahwa jika variabel independen yaitu efektivitas signifikan negatif terhadap kecurangan
pengendalian intern, asimetri informasi dan
akuntansi (Y).
kesesuaian kompensasi adalah nol maka nilai
Nilai untuk variabel adalah
kecurangan akuntansi adalah sebesar konstanta
4.142 signifikan pada level 0.000 sehingga
8.741
2.Nilai koefisien regresi efektivitas pengendalian > 4.142 > 1.6829 ( sig
intern (X1) sebesar -1.026. Hal ini menandakan 0.000<0.05) dan nilai β dengan arahnya
bahwa setiap penurunan satu satuan efektivitaas negatif sebesar -470. hal ini menunjukkan
pengendalian inter akan meningkatkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh
kecurangan sebesar 1.026. Dengan asumsi signifikan negatif terhadap kecurangn
asimetri informasi dan kesesuaian kompensasi akuntansi, sehingga hipotesis ketiga diterima.
adalah nol
Pembahasan
3. Koefisien asimetri informasi (X2) sebesar
Pembahasan dalam penelitian ini ditujukan
0.304 dimana setiap peningkatan asimetri
untuk menjelaskan hasil penelitian sesuai dengan
informasi satu satuan akan mengakibatkan

16
tujuan penelitian. Hasil pembahasan lebih lanjut cabang bank pemerintah dan swasta dapat
akan diuraikan dalam poin-poin berikut ini: dikatakan rendah.
1. Berdasarkan analisis statistik dalam 3. Berdasarkan analisis statistik dalam
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis
pertama ( ) diterima, disimpulkan bahwa ketiga ( ) diterima, disimpulkan bahawa
efektivitas pengendalian intern berpengaruh pemberian kompensasi berpengaruh
signifikan negatif terhadap kecurangan signifikan negatif terhadap kecurangan
akuntansi. Hal ini berarti bahwa akuntansi. Menurut Veitzal (2004) kunci
kecenderungan kecurangan akuntansi dapat untuk memotivasi seseorang untuk
dikurangi jika sistem pengendalian internal berprilaku sedemikian rupa sehingga
yang efektif diterapkan dalam perusahaan. memajukan cita–cita suatu organisasi
Semakin tinggi sistem pengendalian internal terletak pada cara pemberian insentif atau
maka semakin menurun kecenderungan kompensasi oleh organisasi tersebut.
kecurangan akuntansi. Hal ini Pemberian kompensasi kepada karyawan
mengindikasikan jika pimpinan dan staf akan membantu perusahaan untuk mencapai
akuntansi dapat menerapkan sistem tujuan dan memperoleh, memelihara dan
pengendalian internal yang efektif dalam menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya
perusahaan akan mencegah kecenderungan tanpa kompensasi yang cukup (sesuai)
kecurangan akuntansi . karyawan yang ada akan sangat mungkin
2. Berdasarkan analisis statistik dalam untuk meninggalkan perusahaan. Akibat dari
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis ketidakpuasan pembayaran yang dirasa
kedua ( ) diterima, disimpulkan bahwa kurang akan mengurangi kinerja,
asimetri informasi berpengaruh signifikan meningkatkan keluhan-keluhan, mogok
dan positif terhadap kecurangan akuntansi. kerja dan mengarah kepada tindakan-
hal ini sejalan dengan pernyataan yang tindakan fisik dan psikologis seperti
dikemukakan oleh (Nasution dan Doddy, meningkatnya derajat ketidakhadiran dan
2007 dalam Rahmawati, 2012). Asimetri kecurangan (2004:358).Hasil penelitian ini
informasi yang terjadi antara principal dan didukung oleh data distribusi frekuensi
agent mendorong agent untuk menyajikan untuk variable kesesuaian kompensasi. Rata-
informasi yang tidak sebenarnya, terutama rata TCR untuk variable ini adalah 88,35%.
jika informasi tersebut berkaitan dengan Pimpinan dan staf akuntansi menguasai
pengukuran kinerja agent..Hasil uji hipotesis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
yang menyatakan bahwa hipotesis dua masing-masing. Promosi yang diberikan dan
diterima dapat menggambarkan bahwa diterima pimpinan dan staf akuntansi
dengan adanya asimetri didalam perusahaan diberikan atas dasar prestasi kerja yang telah
akan menunjang terjadinya tindakan- dicapai. Hal ini mengindikasikasikan bahwa
tindakan kecurangan akuntansi karena di dalam perusahaan pimpinan telah
dengan ketidakselarrasan informasi yang memberikan kompensasi yang sesuai. Staf
dibutuhkan oleh principal dan yang akuntansi mampu menguasai bidang
disediakan oleh agen membuat manajemen pekerjaannya serta memperoleh kompensasi
dapat melakukan tindakan-tindakan yang sesuai berdasarkan pekerjaan yang telah
dapat memberikan keuntungan bagi dilakukannya.
pribadinya dan menyebabkan perusahaan
akan menderita kerugian. KESIMPULAN DAN SARAN
Apabila dilihat dari rata-rata tingkat capaian 1. Kesimpulan
responden untuk variabel asimetri informasi Penelitian ini bertujuan untuk melihat
yang hanya sebesar 59.19% dan termasuk pengaruh efektivitas pengendalian intern,
rendah menggambarkan bahwa tingkat asimetri informasi dan kesesuaian kompensasi
terjadinya asimetri informasi pada kantor terhadap kecurangan akuntansi pada kantor
cabang bank pemerintah dan swasta di kota
padang. Berdasarkan hasil penelitian dan

17
pengujian hipotesis yang telah dilakukan, Perilaku Etis Karyawan. Jurnal Nominal
maka hasil penelitian dapat disimpulkan Vol.1.No1. Tahun 2012. FE UNY:
sebagai berikut: Yogyakarta. Melalui (www.google.co.id)
1. Efektivitas pengendalian intern diakses [2013/01/20]
berpengaruh signifikan positif terhadap
kecurangan akuntansi pada kantor cabang Boynton, William C. Raymond, Johson Walter
bank pemerintah dan swasta dikota G. Kell. 2002. Modern Auditing. Erlangga:
Padang Jakarta.
2. Asimetri informasi berpengaruh
signifikan positif terhadap kecurangan Devi, Novita Sari. 2011. Pengaruh Kompensasi
dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap
akuntansi pada kantor cabang bank
pemerintah dan swsta dikota Padang Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
3. Kesesuaian kompensasi berpengaruh (Studi Empiris pada Kantor Cabang Bank
signifikan negatif terhadap kecurangan Pemerintah dan Swasta di Kota Padang).
akuntansi pada kantor cabang bank FE UNP : Padang.
pemerintah dan swasta dikota Padang Friskila. Monigka. 2010. Pengaruh Ketaatan
2. Keterbatasan Penelitian akuntansi, Sistem Pengendalian Intern,
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini Moralitas Manajemen dan Kesesuaian
adalah sebagai berikut: Kompensasi Terhadap Kecenderungan
1. Sedikitnya kuesioner yang dapat diolah Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris
karena banyaknya bank yang menolak pada Perusahaan BUMN di Kota Padang).
untuk mengisi dan mengembalikan FE UNP : Padang
kuesioner dengan alasan sedang sibuk
atau tidak menerima penelitian sehingga Hall, James. A. 2001. Sistem Informasi
mengakibatkan hasil penelitian ini tidak Akuntansi. PT Salemba Empat: Jakarta.
dapat digeneralisasi untuk semua kantor
cabang bank pemerintah dan swasta Hasibuan, H. Melayu. 2003. Manajemen Sumber
dikota padang. Daya Manusia. Bumi Aksara: jakarta.
2. Kuesioner yang diadopsi terkadang
belum mampu menjelaskan secara Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
maksimal indikator pada setiap variabel. Pforesional Akuntan Publik. Salemba
DAFTAR PUSTAKA Empat: Jakarta.Irditkesad, Kutiyono.
Fraud (kecurangan): Apa dan Mengapa.
Amin Widjaya. 1992. Pemeriksaan Kecurangan Diakses melalui (www.detikpertama.com)
(Fraud Auditing). Rineka Cipta: Jakarta [2013/01/12].

Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian J.Long. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kecurangan Untuk Internal Auditing. Melalui (www.google.co.id) [2013/01/12].
Melalui (www.google.com) diakses
[2013/01/20]. Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Anthony.N. Robert dan Govindrajan Vijay. 2001.
Managemen Control System. Buku 2. Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian
Saemba Empat: Jakarta. Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan
Oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi
Arens, Alura.A. 2003. Auditing dan Layanan dan Keuangan. Vol.1 melalui
Verifikasi. Gramedia: jakarta. (www.google.co.id) [2013/01/20].

Arifiyani, Hesti Arlich. 2012. Pengaruh Krismadji. 2002. Sistem Informasi Akuntansi.
Pengendalian Intern, Kepatuhan dan AMP YKPN: Yogyajarta.
Kompensasi Manajemen Terhadap

18
Media Indonesia. Kasus Bank Century Dalam Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya
Tinjauan Perbankan. Melalui Manusia Manusia Untuk Perusahaan. PT
(www.google.co.id) [2012/12/19]. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Moningka Arvindo. 2007. Pengaruh Willopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang


Pengendalian Intern dan Kesesuaian Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Studi Pada
Kecurangan Akuntansi Pada Perusahaan Perusahaan Publik dan Perusahaan Badan
Ritel di Kota Manado. Skripsi Fakultas Usaha Milik Negara. SNA IX : Padang.
Ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Yelly, Anggraini. 2008. Pengaruh Asimetri
Olyvia, Angelia. 2010. Pengaruh Asimetri Informasi & Ukuran Perusahaan
Informasi dan Nilai Earning Per Share Terhadap Rekayasa Laporan Keuangan
(EPS) Terhadap Praktik Manajemen Laba, pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.
Studi Pada Perusahaan Manufaktur Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas
Terdaftar di PT. BEI. Skripsi Fakultas Negeri Padang
Ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Rahmawati. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi


Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada
Perusahaan Perbankan Publik yang
Terdaftar di BEJ. SNA IX: Padang.

Rahmawati, Ardian Peni. 2012. Anaisis Faktor


Internal dan Moralitas Manajemen
Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Melalui (www.google.co.id)
[2013/02/02].

Rivai dan Ella Jauvani. 2010. Manajemen


Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sawyer, Lawrence.B. 2006. Internal Auditing.


Salemba Empat: jakarta.

Suyoso, Yuniarti Hidayah. 2012. Praktik


Kecurangan Akuntansi. diakses melalui
(www.google.co.id) [2012/12/19].

Tempo. Bank Mutiara Tidak Tahu Aliran Dana.


15 Februari 2010 melalui
(www.Google.co.id) [2012/12/19].

Tuanankotta, Theodorus.M. 2007. Akuntansi


Forensik dan Audit Investigasi Seri
Departemen akuntansi. FE UI : Jakarta.

Tunggal. Amin Widjaya. 2010. Dasar-Dasar


Audit Internal Pedoman Untuk Auditor
Baru. Harvarindo : Jakarta.

19
Efektivitas
Pengendalian Intern

Kecenderungan
Asimetri Informasi Kecurangan Akuntansi
(Fraud)

Kesesuaian
Kompensasi

Gambar I
Kerangka Konseptual

Tabel.1
Daftar Tabel Pemrintah dan Swasta Di Kota Padang

No Nama Bank Alamat


1 Bank Rakyat Indonesia Cabang Jl. Bagindo Azis Chan
Padang No.30 Padang
2 Bank Rakyat Indonesia Syariah Jl. Vetran No.37
Cabang Padang Padang
3 Bank Syariah Mega Indonesia Cabang Jl. Permindo No.41 C.
Padang Kelurahan Kampung
Jao Dalam. Padang
4 Bank Negara Indonesia Cabang Jl. Batang Tarusan
Padang Padang
5 Bank Negara Indonesia Syariah Jl. Patimura No.10
Cabang Padang Padang
6 Bank Mandiri Cabang Padang Jl. Bagindo Azis Chan
No.12 Padang
7 Bank Central Asia Jl. H. Agus Salim No.
10. Padang
8 Bank Danamon Indonesia Cabang Jl. Jenderal Sudirman
Padang No. 40 Padang
9 Bank Internasional Indonesia Cabang Jl. Jenderal Sudirman
Padang No.14 Padang
10 Bank Bukopin Cabang Padang JL. Jenderal Sudirman
No.4 Padang
11 Bank Lippo Cabang Padang Jl. Prof. M. Yammin
No. 148 Padang
12 Bank Permata Cabang Padang Jl. Diponegoro No. 15
Padang
13 Bank Mega Mandiri Cabang Padang Jl. Jenderal Sudirman

20
No. 42 Padang
14 Bank Mestika Dharma Cabang Padang Jl. Pemuda No.30
Padang
15 Bank Syariah Mandiri Cabang Padang Jl. Imam Bonjol No.17
Padang
16 Bank Muamalat Indonesia Cabang J. Rasuna Said No.107
Padang Padang
17 Bank Panin Cabang Padang Jl. Belakang Olo No. 61
Padang
18 Bank NISP Cabang Padang Jl. Diponegoro No.23
A-B Padang
19 Bank Tabungan Negara Cabang Jl. Rasuna Said No.3
Padang Padang
20 Bank Pemerintah Daerah Cabang Jl. Pemuda No.21
Utama Padang Padang
21 Bank Pemerintah Daerah Unit Usaha Jl. Blakang Olo No.36B
Syariah Padang
22 Bank Tabungan Pensiun Nasioanl Jl. Khatib Sulaiman
Cabang Padang No.45 Padang
23 Bank Sinarmas Cabang Padang Jl. Dhamar No.67 A-B
Padang
24 Bank Kesejahteraan Ekonomi Jl. Blakang Olo No.53B
Padang
25 BPD Sumatera Barat Cab. Pasar Raya Jl. Pasar Raya Komplek
Koppas Plaza Lt.II
Padang

Tabel 16
Uji Validitas Efektivitas Pengendalian Intern
Item-Total Statistic

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Q1 35.8537 13.128 .691 .813
Q2 36.0732 12.370 .608 .813
Q3 35.8293 13.945 .439 .832
Q4 36.1463 12.578 .478 .828
Q5 36.5366 10.905 .479 .849
Q6 36.2439 11.539 .646 .808
Q7 36.1463 12.828 .597 .816
Q8 35.9512 12.648 .766 .805
Q9 36.0976 12.490 .577 .816

21
Tabel.17
Uji Validitas Variabel Asimetri Informasi
Item-Total Statistic

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Q1 15.4146 10.149 .502 .604
Q2 17.6341 11.838 .398 .646
Q3 15.5366 10.005 .419 .634
Q4 17.6098 11.494 .317 .665
Q5 15.4146 10.149 .502 .604
Q6 15.4634 10.005 .355 .663

Tabel. 18
Uji Validitas Variabel Kesesuaian Kompensasi
Item-Total Statistic

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Q1 30.9756 19.474 .811 .922
Q2 30.9268 19.220 .844 .919
Q3 30.9024 19.590 .715 .930
Q4 30.8780 21.760 .731 .930
Q5 30.8293 21.895 .777 .929
Q6 30.9756 19.524 .734 .929
Q7 31.0000 18.950 .793 .924
Q8 30.9024 19.290 .871 .918

Tabel.19
Uji Validitas Variabel Kecenderungan Kecurangn Akuntansi
Item-Total Statistic

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Q1 29.3415 61.980 .508 .882
Q2 31.8049 57.061 .711 .870
Q3 29.6829 59.072 .670 .873
Q4 31.8780 61.210 .572 .879
Q5 30.9756 60.124 .374 .896

22
Q6 32.1707 58.445 .734 .870
Q7 32.0000 64.050 .431 .885
Q8 29.5366 61.055 .644 .876
Q9 29.3902 63.494 .558 .881
Q10 32.0244 58.374 .669 .873
Q11 30.0488 55.948 .643 .875
Q12 31.6585 56.080 .720 .870

Tabel 20

Nilai Cronbach Alpha Instrumen penelitian

Instrumen Variabel Nilai Cronbach's Alpha


Kecurangan Akuntansi 0,893
Efektivitas SPI 0,865

Asimetri Informasi 0,689


Kesesuaian Kompensasi 0,940

Tabel.21
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 41
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .39590735
Most Extreme Differences Absolute .097
Positive .097
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .623
Asymp. Sig. (2-tailed) .833
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

23
Tabel. 22
Uji Multikolonearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Efektivitas Pengendalian Intern .615 1.626
Asimetri Informasi .650 1.537
Kesesuaian Kompensasi .616 1.623
a. Dependent Variable: Kecurang Akuntansi

Tabel. 23
Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .251 .843 .297 .768
Efektivitas .032 .102 .066 .316 .754
Pengendalian Intern
Asimetri Informasi -.037 .069 -.107 -.530 .599
Kesesuaian .011 .072 .032 .156 .877
Kompensasi
a. Dependent Variable: absut

Tabel.24
Adjusted R Square

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .829a .686 .661 .40696 1.651
a. Predictors: (Constant), kesesuaian kompensasi,asimetri,efektivitas
pengendalian intern
b. Dependent Variable: kecurangan akuntansi

24
Tabel.25
Uji F Model

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.417 3 4.472 27.003 .000a
Residual 6.128 37 .166
Total 19.544 40
a. Predictors: (Constant), kesesuaian kompensasi,asimetri informasi,efektivitas
pengendalian intern
b. Dependent Variable: kecurangan akuntansi
Tabel. 26
Koefisien Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.741 1.472 5.940 .000
Efekivitas SPI -1.026 .182 -.642 -5.634 .000
Asimetri Informasi .304 .124 .274 2.450 .019
Kesesuaian -.517 .125 -.470 -4.142 .000
kompensasi
a. Dependent Variable: Kecurangan akuntansi

25

You might also like