You are on page 1of 12

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232

Vol. 14, No 02, Desember 2018, p. 100-111 100

“Sosiologi Informasi Pengobatan Tradisional Religius” Kajian


di Masyarakat Perdesaan Jawa Barat
Mohammad Taufiq Rahmana Ahmad Agus Sulthoniea Solihina
a
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia
1
asulthonie@uinsgd.ac.id*

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history: The process of information sociology is an activity of how


Received : 2017-12-07 people create, acquire, change, and store information related to
Revised : 2017-12-16 traditional healing practices. This study is aimed at finding
Accepted : 2018-02-15 information about the treatment on religious traditional healing in
certain social groups, in this case the people of West Java. This
research is also aimed at examining in how people respond the
public policy on traditional healing. The method used in the study is
qualitative method using data collecting techniques through
observation, interview, documentation and literature studies. The
study reveals that there were local information sociology activities
in the West Java community. This is characterized by traditional
Keywords: activities, patients, government regulations and sociological
Healing information activities leading to care of traditional healing services.
Traditional Although it is still traditional, sociological information activities can
Health help people to preserve the culture of traditional healing. This
research can contribute to the development of communication and
information sciences as well as guidelines to search the local culture
of traditional healing.
Copyright © 2018 IAIN Palangka Raya.
All rights reserved.

stuktur masyarakat itu semakin rumit pula.


I. Pendahuluan Kompleksitas masyarakat juga ditentukan
Masyarakat memiliki keperluan utama oleh ragam budaya dan proses-proses yang
untuk memenuhi informasi dalam rangka dihasilkan. Semakin masyarakat itu kaya
menunjang berbagai aktivitas keseharian dengan kebudayaannya, maka semakin rumit
maupun tuntutan-tuntutan yang lain. proses-proses sosial yang dihasilkan. Oleh
Kepentingan mengenai informasi dirasakan karena itu, Ilmu Informasi yang merupakan
akan semakin meningkat bagi seseorang ilmu yang mapan di bidang tukar-menukar
setiap saat, disebabkan keinginannya untuk informasi, dapat digabungkan dengan
mengetahui sesuatu. Begitu pula, rasa ingin Sosiologi, yang juga telah mapan, tentang
tahu akan muncul ketika seseorang ingin struktur dan dinamika masyarakat dalam
menambah koleksi khazanah informasinya. mengapresiasi dan menjalani kehidupan
Keperluan informasi memang didorong oleh a dengan memakai informasi sebagai sandaran
problematic situation dimana seseorang keputusan sehari-hari.
merasa harus memperoleh masukan dari Kemudian, hubungan antara Sosiologi
sumber-sumber di luar dirinya (27). Inilah dengan llmu Informasi adalah keduanya
yang disebut sebagai anomalous state of membahas masyarakat dalam suatu jaringan
knowledge, seseorang merasa bahwa tingkat interaktif yang melibatkan pertukaran
pengetahuan informasinya belum mampu informasi. Ketika informasi ini sudah
menghadapi kondisi tertentu (7). diumumkan, maka yang terlibat adalah
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan masyarakat massa (mass society). Masyarakat
(layer) yang bermacam-macam, lapisan massa adalah satu unit sosio-politik yang
masyarakat dan ragam struktur tergantung besar dan modern, seperti satu negara, yang
pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. muncul akibat perubahan teknologi,
Semakin kompleks suatu masyarakat, maka perindustrian dan modernisasi, dan dicirikan

DOI: 10.23971/jsam. v14i2.724 W : http://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/jsam


E : Jsam.iainpky@gmail.com
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 101
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

dengan perilaku massa dan kebudayaan diberikan dianggap kurang berkualitas (25).
massa. Kemudian, penelitian Saharuddin di
Bengkulu Selatan menemukan bahwa selain
Meningkatnya keinginan masyarakat
persepsi tentang mutu pelayanan kurang
dalam pemanfaatan pengobatan tradisional
berkualitas, minat memanfaatkan pelayanan
menyebabkan informasi-informasi ilmiah
Puskesmas dipengaruhi oleh lingkungan yaitu
yang berkaitan dengan pengobatan tradisional
dorongan dari keluarga dan tokoh masyarakat
memiliki kedudukan penting, baik untuk
(18). Sementara itu, penelitian Saimi di
menjadi landasan ilmiah pemanfaatan
Kabupaten Lombok Tengah menemukan
pengobatan tradisional oleh masyarakat dan
bahwa persepsi tentang mutu pelayanan
perusahaan maupun sebagai rujukan “state of
Puskesmas masih rendah (19).
the art” penelitian pengobatan tradisional,
termasuk pengobatan tradisional religius bagi Sedangkan dalam penelitian Karno
kaum ilmuwan. Dalam konteks pemanfaatan, terdapat pengaruh Implementasi Kebijakan
pelayanan kesehatan adalah interaksi antara Standar Pelayanan Minimal terhadap Kualitas
konsumen dengan pemberi pelayanan. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Beberapa faktor yang memengaruhi Kedawung sebesar 0,37 (8). Adanya pengaruh
pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor tersebut menunjukkan bahwa di antara
yang berhubungan dengan pemberi Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan
pelayanan, penerima layanan, organisasi dan Minimal dengan Kualitas Pelayanan
faktor sosial kultural. Kesehatan di Puskesmas Kedawung terjalin
suatu hubungan kausalitas yang bermakna:
Kondisi sosial kultural merupakan salah
apabila Implementasi Kebijakan Standar
satu indikator yang harus dipertimbangkan
Pelayanan Minimal ditingkatkan atau
dalam upaya memanfaatkan pelayanan
meningkat maka peningkatan tersebut secara
kesehatan, terdiri atas tingkat kepedulian dan
stimulan diikuti dengan peningkatan Kualitas
persepsi masyarakat terhadap kesehatan
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi
Kedawung.
kinerja pelayanan kesehatan secara
keseluruhan (5). Dalam konteks ini, juga Persamaan dan perbedaan di antara hasil
mempertimbangkan kearifan lokal termasuk penelitian Karno dan para peneliti di atas
aturan dan keyakinan yang ada di masyarakat. dengan yang penulis laksanakan adalah sama-
Hal ini akan mempengaruhi seseorang dalam sama menjadikan pelayanan publik di bidang
bertindak termasuk dalam upaya kesehatan sebagai obyek penelitian.
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Perbedaannya terletak pada metode
penelitian. Karno dan para peneliti di atas
Dalam hal kearifan lokal ini, masyarakat
menggabungkan pendekatan penelitian
hingga sekarang masih meyakini akan
kuantitatif dan pendekatan penelitian
pengobatan tradisional, termasuk pengobatan
kualitatif untuk menggali dan membahas
spiritual atau religius. Mengiringi keperluan
obyek penelitian tersebut. Penulis hanya
masyarakat akan pengobatan tradisional ini,
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
ada regulasi-regulasi pemerintah yang
untuk mengungkap dan membahas obyek
mengatur dan mengawasi perkembangan
penelitian karena yang dicari adalah setting
pengobatan tradisional dengan tujuan untuk
sosial dan pemaknaan masyarakat atas
melindungi masyarakat dari berbagai
peristiwa-peristiwa.
dampak-dampak yang membahayakan dari
praktik-praktik pengobatan tradisional, Nampaknya metode kualitatif memang
termasuk pengobatan tradisional religius. Di metode yang tepat untuk penelitian tentang
sinilah, kemudian terekam adanya political pengobatan tradisional. Dengan metode
will dari pemerintah. tersebut dapat ditemukan kekhasan-kekhasan
lokal yang menjadi pengetahuan yang
Sudah banyak penelitian mengenai mutu
berharga bagi para penduduknya. Demikian
layanan kesehatan pemerintah. Misalnya,
karena pengetahuan lokal tersebut
penelitian Muntahaza di Sleman menemukan
berdasarkan pada kondisi dan kekayaan alami
bahwa kelompok menengah ke atas tidak
yang bisa jadi sangat lokal. Tanaman dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
daun-daunan tertentu hanya terdapat di satu
Puskesmas karena pelayanan kesehatan yang

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232


102 Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

daerah, namun tidak di daerah lain. Dari Unit analisis dari penelitian ini adalah
kekhasan-kekhasan lokal itulah kajian-kajian aktor-aktor sosial, yakni Pemerintah yang
tentang pengobatan tradisional bermunculan. ada di lingkungan Provinsi Jawa Barat dalam
Kajian Sembiring dan Sismudjito menangani masalah kesehatan; juga para
menunjukkan hal itu (20). Kepercayaan akan pelaku pengobatan tradisional; dan para
kemujaraban pengobatan tradisional itu pelanggan pengobatan tradisional religius
bahkan berkembang pula di lingkungan serta pengamat masalah sosial. Adapun objek
perkotaan (26). Kajian lain bahkan penelitiannya adalah difusi informasi aktor-
menambahkan adanya dimensi kepercayaan aktor sosial tersebut baik dari segi
tertentu yang mengikat masyarakat kepada identifikasi, pengenalan, perekaman,
masyarakat tentang pengetahuan dan praktik pendokumentasi, penyimpanan (storage),
pengobatan tradisional (16). Hal ini mengarah pendistribusian (transfer), dan diseminasi
pada adanya pengobatan tradisional yang informasi tentang pengobatan tradisional
berdimensi religius. religius.
Menanggapi kebijakan politik pemerintah Teknik yang digunakan dalam proses
terhadap perkembangan pengobatan pengumpulan data dilakukan dengan dua
tradisional ini, masyarakat, terutama penyedia cara. Pertama, untuk data yang bersifat pokok
layanan pengobatan tradisional, mau tidak (primer) digunakan teknik angket. Sementara
mau harus memperhatikan informasi- itu, data yang bersifat sekunder dilakukan
informasi yang bersifat politis dari dengan cara observasi dan wawancara.
pemerintah, sehingga tidak bertabrakan Melalui studi kasus, pemaparan yang akan
dengan regulasi-regulasi pemerintah. Di dikemukakan dalam hasil penelitian ini tidak
sinilah pentingnya sosiologi informasi dalam lain merupakan fakta-fakta yang ditemukan
hal pengobatan tradisional, termasuk selama penelitian dilakukan dan pemaparan
pengobatan tradisional religius. Demikian hasil penelitian akan dilakukan secara
sehingga, dengan Sosiologi informasi ini deskriptif berdasarkan data kualitatif yang
dapat ditemukan bahwa terdapat kesadaran ada.
organik mengenai pengobatan tradisional
religius yang membuat jenis pengobatan ini
III. Hasil dan Pembahasan
tetap hidup di masyarakat.
a. Pengobatan Komplementer
II. Metode Penelitian Kesehatan menjadi keperluan utama bagi
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif manusia baik secara individu, keluarga,
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. maupun kelompok masyarakat yang harus
Pemilihan studi kasus sebagai pendekatan diberikan perhatian khusus melalui berbagai
penelitian karena penelitian ini berangkat dari upaya kesehatan. Dalam mewujudkan upaya
fenomena kontemporer yang terdapat di tersebut diperlukan Sistem Kesehatan
lapangan yaitu masyarakat yang berada di Nasional (SKN) yang menjadi dasar dari
tengah-tengah berbagai macam informasi sistem ketahanan nasional (17) sebagaimana
mengenai pengobatan tradisional, yang juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72
telah disikapi oleh pihak pemerintah dengan Tahun 2012 yang menyatakan bahwa
adanya regulasi-regulasi. Selanjutnya pengelolaan kesehatan diselenggarakan oleh
penelitian ini dilakukan untuk menjawab semua komponen bangsa Indonesia secara
pertanyaan penelitian, bagaimana kegiatan terpadu dan saling mendukung guna
sosiologi informasi tentang pengobatan menjamin tercapainya derajat kesehatan
tradisional. Hal tersebut senada dengan masyarakat yang setinggi-tingginy.
penjelasan Yin bahwa pendekatan studi kasus Desentralisasi di bidang kesehatan merupakan
cocok digunakan untuk penelitian yang salah satu upaya dari pemerintah pusat yang
berkenaan dengan pertanyaan penelitian bertujuan untuk mempercepat pencapaian
bagaimana (how) dan mengapa (why) serta derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
penelitian melihat fenomena yang Salah satu bentuk upaya tersebut adalah
kontemporer (28). dengan mendekatkan pelayanan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya program
yang efektif, efisien dan tepat sasaran (10).

ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232 Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi)


Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 103
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

Guna melancarkan pembangunan bidang yang optimal melalui pemeliharaan kesehatan


kesehatan secara efektif tentu diperlukan dan pencegahan penyakit.
bantuan sumber daya kesehatan sebagaimana
Peningkataan derajat kesehatan
maklumat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36
masyarakat antara lain dicapai dengan
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sumber daya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
di bidang kesehatan adalah segala bentuk
masyarakat. Untuk menyelenggarakan
biaya, tenaga kerja, perbekalan kesehatan,
pelayanan kesehatan masyarakat yang efektif,
sediaan farmasi, alat kesehatan dan fasilitas
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
pelayanan kesehatan serta teknologi yang
Menteri Kesehatan Nomor
dimanfaatkan untuk melangsungkan upaya
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Pasal
pusat, pemerintah daerah, pemerintahan desa,
2 ayat (2) Permenkes menyatakan:“Jenis
dan masyarakat (24).
pelayanan bidang kesehatan mencakup:
Dukungan di bidang kesehatan tersebut pelayanan kesehatan dasar (kunjungan ibu
sangat diperlukan dalam penyelenggaraan hamil, komplikasi kebidanan, pertolongan
pemerintahan daerah. Sebagaimana tujuan persalinan, nifas, neonatus, imunisasi anak,
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang anak balita, makanan pendamping ASI, balita
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 gizi buruk, kesehatan siswa, peserta KB,
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah pelayanan masyarakat miskin), pelayanan
adalah mewujudkan kesejahteraan kesehatan rujukan (pasien masyarakat miskin
masyarakat. Oleh karena itu, dukungan dan gawat darurat level 1), epidemiologi dan
sumber daya bidang kesehatan tersebut sangat penanggulangan KLB, serta promosi
diperlukan dalam mewujudkan kesejahteraan
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat).”.
masyarakat, karena kesehatan merupakan
salah satu komponen kesejahteraan individu, Kualitas pelayanan kesehatan tersebut
keluarga dan kelompok masyarakat. sangat ditentukan oleh tenaga dan sistem
Kesehatan yang dimaksud tentu tidak terbatas pelayanan. Permasalahan yang muncul dalam
hanya dalam pengertian kesehatan fisik saja, tingkatan operasional mikro seringkali
namun mencakup juga kesehatan mental dan menimbulkan persepsi rendahnya kualitas
kesehatan lingkungan. Dengan derajat pelayanan kesehatan. Pemahaman terhadap
kesehatan yang tinggi, seseorang tidak hanya realita yang ditemukan di lapangan sangat
merasa bahagia, tetapi juga dapat penting untuk mengkaji kembali landasan
meningkatkan produktivitas untuk
aturan, kebijakan dan standar untuk
meningkatkan pemenuhan keperluan
kesejahteraan yang bersifas dinamis. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
(15). Oleh karena itu, upaya kesehatan
Penurunan derajat kesehatan antara lain masyarakat yang diselenggarakan oleh
tampak dari perilaku hidup yang kurang Pemerintah Daerah merupakan pelaksanaan
sehat, rendahnya kesadaran untuk memelihara Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
kebersihan dan kesehatan lingkungan, Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
menurunnya kesehatan individu dan keluarga, Ayat tersebut menyatakan bahwa urusan
gizi buruk, dan berjangkitnya penyakit- wajib pemerintahan yang berkaitan dengan
penyakit menular. Dampak dari rendahnya pelayanan dasar antara lain pelayanan
derajat kesehatan tentu tidak terbatas hanya kesehatan. Terkait dengan kebijakan ini,
pada kehidupan individu dan keluarga. Pemerintah telah mengaturnya melalui
Kehidupan sosial masyarakat pun bisa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
terdampak dari menurunnya derajat 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
kesehatan. Oleh sebab itu, diperlukan Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dalam
berbagai pendekatan pembangunan kesehatan konteks inilah, maka kualitas pelayanan
untuk melakukan upaya kesehatan. Tujuan kesehatan dasar menjadi penting sekali dalam
upaya kesehatan sebagaimana dinyatakan mendukung terwujudnya kesejahteraan
dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 masyarakat.
Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan Kendati standar pelayanan minimal di
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang bidang kesehatan sudah diterbitkan, namun
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat bukan berarti tujuan pembangunan bidang

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232


104 Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

kesehatan sebagaimana dinyatakan dalam bagaimana bila kondisi sumber daya


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan tersebut dinilai dari aspek tenaga
tentang Kesehatan dapat tercapai secara kesehatan, yang berperan menentukan dalam
optimal. Demikian itu karena upaya proses pelayanan kesehatan. Dari segi
kesehatan tidak hanya menjadi ketenagaan, di Provinsi Jawa Barat terdapat
tanggungjawab pemerintah saja, tetapi 3.680 tenaga medis yang terdiri atas dokter
sekaligus juga menjadi tanggungjawab umum, dokter gigi dan dokter spesialis.
individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu terdapat 15.599 tenaga keperawatan
Karenanya upaya kesehatan perlu dan 25.786 tenaga kebidanan. Bila jumlah
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu bidan ini dikorelasikan dengan jumlah ibu
agar kesadaran, kemauan dan kemampuan bersalin di Provinsi Jawa Barat pada tahun
hidup sehat di kalangan warga masyarakat, 2017 yang mencapai 934.950 orang; dan
terutama warga masyarakat miskin semakin hanya 917.293 orang yang bersalin dengan
meningkat. menggunakan tenaga kesehatan, maka dapat
dikemukakan bahwa secara kuantitas
Di Provinsi Jawa Barat terdapat 317
pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Provinsi
Rumah Sakit yang tersebar di 18 daerah
Jawa Barat masih belum optimal (6).
kabupaten dan 9 daerah kota. Disamping itu,
ada 1.050 Puskesmas, 50.604 Pos Pelayanan Disebabkan masih belum terpenuhinya
Terpadu (Posyandu), 1.800 Klinik/Balai layanan kesehatan medis yang cukup,
Pengobatan, dan 1.284 Poliklinik Desa didukung oleh kebiasaan masyarakat,
(Polindes). Fasilitas kesehatan masyarakat ini keberadaan pengobatan tradisional, termasuk
tersebar di 626 kecamatan, 3.291 desa dan yang religius di Provinsi Jawa Barat sudah
2.672 kelurahan. Dengan jumlah penduduk begitu mengakar di masyarakat. Hal ini
yang mencapai 46.409.569 jiwa, terdiri atas terlihat dari banyaknya sentra-sentra
23.680.927 laki-laki dan 23.028.642 pengobatan tradisional juga adanya pelaku-
perempuan, dan luas wilayah yang mencapai pelaku pengobatan tradisional, termasuk yang
35.377,76 Km2, maka jumlah fasilitas religius.
kesehatan yang tersedia agaknya dianggap
Sistem pelayanan kesehatan merupakan
belum optimal untuk menjangkau seluruh
bagian penting dalam meningkatkan derajat
sasaran. Selain itu, terbatasnya jumlah rumah
kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan
bersalin yang hanya mencapai 110 buah di
ini tujuan pembangunan dapat tercapai
seluruh daerah kabupaten/kota menunjukkan
efektif, efisien, dan tepat sasaran.
bahwa sebaran fasilitas persalinan serta
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan
kinerja pelayanan kesehatan ibu dan bayi di
bergantung pada berbagai komponen yang
Provinsi Jawa Barat masih belum optimal.
ada baik dana, fasilitas penunjang maupun
Keterbatasan penyediaan fasilitas Rumah
sumber daya manusia yang ada, dalam hal ini
Bersalin di Provinsi Jawa Barat tentu dapat
perawat, dokter, ahli radiologi, ahli
menimbulkan dampak yang luas. Misalnya:
fisioterapi, ahli gizi, dan tim kesehatan lain.
”Pada tahun 2017, jumlah bayi lahir hidup
Seluruh bidang pelayanan kesehatan sedang
adalah 988.356 dengan 21.422 bayi lahir
mengalami perubahan, terutama bidang
dengan berat badan rendah (2,17%).
perawatan. Pelayanan yang diberikan adalah
Sedangkan jumlah balita adalah 4.383.332
upaya mencapai derajat kesehatan
dan ditemukan 2.979 balita gizi buruk
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi
(0,07%). Persalinan oleh dokter, bidan atau
yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di
tenaga medis lain relatif lebih aman
bidang promotif, preventif, kuratif, dan
dibandingkan oleh dukun atau tenaga
rehabilitatif dengan menggunakan proses
nonmedis lainnya. Di tahun 2017, jumlah ibu
keperawatan. Kepmenkes RI No.
hamil di Jawa Barat 979.472 orang.
128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas UPTD
Sedangkan jumlah ibu bersalin 934.950 dan
kesehatan kabupaten yang bertanggung jawab
hanya 917.293 orang yang bersalin dengan
menyelenggarakan pembekalan kesehatan di
menggunakan tenaga kesehatan.”(6).
suatu wilayah kerja (13).
Bila dari aspek fasilitas kesehatan saja
Pusat Kesehatan Masyarakat,
kondisi sumber daya kesehatan di Provinsi
disingkat Puskesmas, merupakan organisasi
Jawa Barat masih belum optimal, lantas

ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232 Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi)


Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 105
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

fungsional yang menyelenggarakan upaya pembinaan terhadap pelayanan


kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, pengobatan tradisional, pengobat tradisional
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh dan cara pengobatan tradisional. Dalam hal
masyarakat, dengan peran serta aktif ini dijelaskan pula bahwa yang dimaksud
masyarakat dan menggunakan hasil pengobatan tradisional adalah pengobatan
pengembangan ilmu pengetahuan dan yang dilakukan secara turun temurun, baik
teknologi tepat guna, dengan biaya yang yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk
dapat dipikul oleh pemerintah dan jarum, juru sunat) maupun keterampilan
masyarakat. Dapat dikatakan mereka harus (pijat) (13).
memberikan pelayanan preventif, promotif,
Pada masyarakat yang sudah maju, ilmu
kuratif sampai dengan rehabilitatif baik
pengetahuan dipelajari melalui jalur
melalui upaya kesehatan perorangan (UKP)
pendidikan, baik yang bersifat formal maupun
atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
nonformal. Dalam masyarakat tradisional
Puskesmas pun ada yang dapat memberikan
ilmu pengetahuan lebih banyak diperoleh
pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat
dengan cara mewarisinya secara turun-
jalan. Hal ini disepakati oleh Puskesmas dan
temurun. Dengan demikian, sebagai warga
Dinas Kesehatan yang bersangkutan. Sesuai
masyarakat yang mengalami proses
dengan kebijakan Menteri Kesehatan
sosialisasi dan interaksi dalam arena
Republik Indonesia program pokok
pergaulan sehari-hari, serta lingkungan
Puskesmas merupakan program pelayanan
kehidupan masyarakat yang terbuka
kesehatan yang wajib dilaksanakan karena
memungkinkan terjadinya tukar-menukar
mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
informasi dan pengalaman sebagai warisan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dari generasi pendahulunya. Penelitian ini
yang setinggi-tingginya (22).
lebih memfokuskan perhatian pada upaya
Di antara langkah sosialisasi informasi mendeskripsikan pemanfaatan sistem
pemerintah di Provinsi Jawa Barat kepada pengobatan tradisional religius, dan faktor-
masyarakat adalah melalui jalur media faktor yang mempengaruhi serta keefektifan
konvensional, seperti koran ataupun radio; dari sistem pengobatan tradisional religius
melalui komunikasi formal, yaitu kepada para yang berkembang di masyarakat.
pemimpin formal seperti kepada para pegawai
Alden dkk. membuat model perilaku
pemerintah sampai ke tingkat bawah; melalui
tentang “pilihan berobat”, di mana adaptasi
komunikasi tradisional, yaitu pihak
lintas budaya yang terdapat dalam model
pemerintah mendekati para pemimpin
kepercayaan kesehatan (health belief model)
masyarakat juga para pemimpin informal,
digunakan untuk menjelaskan pengambilan
seperti para pemimpin organisasi masyarakat,
keputusan tentang pengobatan yang meliputi
tokoh agama, dll.; melalui website
4 unsur utama, yakni: Pertama, “daya tarik”
www.dinkes.jabarprov.go.id di mana di
(gravity), yaitu tingkat keparahan yang
dalamnya terdapat portal terbuka bagi
dirasakan oleh kelompok referensi individu
masyarakat untuk berkomunikasi langsung
(anggapan bahwa hal itu ada sebelum jatuh
dengan pemerintah; melalui jalur komunikasi
sakit, yakni kesamaan pendapat dalam
personal seperti handphone, sms; dan melalui
kelompok tentang berat ringannya tingkat
jalur media sosial seperti facebook,
keparahan dari berbagai jenis penyakit);
WhatsApp, dll (14).
Kedua, informasi tentang cara-cara
Program Pengembangan Pelayanan penyembuhan popular (home remedy), yang
Kesehatan (Puskesmas) adalah bersumber pada sistem rujukan awan (yaitu
beberapa upaya kesehatan pengembangan jika pengobatan tidak diketahui, atau setelah
yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas dicoba ternyata tidak efektif, maka individu
Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan akan beralih pada sistem rujukan profesional);
permasalahan, keperluan dan kemampuan Ketiga, “kepercayaan” (faith) atau tingkat
puskesmas. Dalam struktur organisasi kepercayaan terhadap keberhasilan dari
puskesmas program pengembangan ini biasa berbagai pilihan pengobatan (terutama dari
disebut program spesifik lokal. Di antara penyembuhan tradisional); dan Keempat,
program pemerintah untuk pengobatan “kemudahan” (accessibility), meliputi biaya
tradisional adalah program

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232


106 Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan Dari segi perubahan informasi di


(3). masyarakat, Provinsi Jawa Barat telah
menyaksikan adanya berbagai kemajuan
Keefektifan dari pengobatan tradisional
peraturan tentang pengobatan, yang dapat
religius yang dirasakan oleh responden yaitu:
mengakibatkan terjadinya perubahan-
penyakit yang diderita oleh pasien sembuh
perubahan dari aspek sosial, budaya, bahkan
(23). Demikian juga, pasien cocok dengan
teknologi kesehatan. Namun masyarakatnya
teknik pengobatan yang dilakukan di
tetap banyak yang masih menggunakan
pengobatan tradisional dan juga cocok
pengobatan tradisional dengan alasan
mengkonsumsi obat yang diberikan, misalkan
harganya yang lebih murah (9).
saja cocok dengan herbalnya dan doa-doanya
(11). Keefektifan yang dirasakan responden Dari segi distribusi informasi, semua
ini dibuktikan dengan rata-rata responden responden mengetahui tentang pengobatan
menggunakan pengobatan tradisional religius tradisional, termasuk yang religius. Mereka
mereka sudah hampir lebih dari satu tahun. rata-rata mengetahui pengobatan tradisional
Hal ini diakui responden, karena responden yaitu dari saudara dan teman, tetapi ada juga
cocok menggunakan pengobatan tradisional yang mengetahui dari media massa dan
religius, sehingga penyakitnya sembuh. internet. Responden juga mengetahui tentang
jenis-jenis pengobatan tradisional di mana
Selain itu, nampak bahwa pengobatan
yang paling popularnya adalah pengobatan
sekarang sudah bukan hanya masalah
alternatif (akupuntur, pijat, herbal) dan terapi
kesehatan. Tetapi juga bisa berbentuk leisure
energi, dan pendapat terbanyak menurut
time. Dalam hal ini masyarakat pergi ke
responden tentang pengertian pengobatan
tempat kesehatan bukan semata-mata untuk
tradisional adalah pengobatan yang obatnya
menyehatkan dari sakit, tetapi bersifat
berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan
melanggengkan kesehatan. Terbukti dengan
mineral (21).
ramainya orang pergi ke spa, shiatsu, pijat
urut, dll. Yang bersifat perawatan, bukan Pemanfaatan pengobatan tradisional
pengobatan. Dalam hal pengobatan religius yang dilakukan oleh masyarakat
tradisional religius, orang pergi ke tokoh atau adalah untuk berobat dan untuk terapi. Jenis
pusat pengobatan tradisional religius pengobatan yang sering dilakukan oleh
terkadang hanya untuk menghilangkan stress masyarakat yaitu herbal teknik pengobatan
sehari-hari, dengan cara sedikit tamasya ke dengan cara meminum jamu sesuai dengan
luar kota sekaligus dibekali dengan doa-doa jenis penyakit yang dideritanya. Jenis
kesembuhan dari pelaku pengobatan penyakit yang diperiksakan mulai dari jenis
tradisional religius. penyakit ringan sampai penyakit yang berat,
Sosiologi informasi pengobatan tradisional yaitu jenis penyakit flu, rematik, diabetes,
religius di Provinsi Jawa Barat telah cukup kanker, gagal ginjal, down syndrome, gizi
sukses masuk ke kesadaran masyarakat. Hal buruk, obesitas, kolesterol, penyempitan
itu terlihat dari pengakuan para pengguna syaraf, lambat berbicara, gagal prostrate, usus
pengobatan tradisional religius yang mepet, dan tumbuh kembang otak lambat.
mendapatkan informasi dari banyak tempat Selanjutnya pijat, akupressure dan akupuntur
dan media, termasuk media sosial (11). Dari adalah jenis pengobatan yang sering
segi adaptasi kebijakan publik, masyarakat dilakukan oleh responden untuk
Provinsi Jawa Barat kebanyakannya menyembuhkan penyakit yang sedang
menyambut baik kebijakan-kebijakan yang dideritanya tanpa obat yang bersifat kimiawi
mengatur pengobatan tradisional, agar semua (1). Dengan demikian, masyarakat mengikuti
pihak menjadi hati-hati. Para pelaku pengobatan tradisional, termasuk yang
pengobatan tradisional pun sangat taat religius ini karena dirasakan lebih alami dan
mengikuti apa yang menjadi regulasi tidak ada efek samping.
pemerintah. Walaupun memang, diakui oleh
pihak pemerintah sendiri, petunjuk b. Identifikasi Informasi
pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
(juknis)-nya masih diperbincangkan antara wawancara dengan key informants, diperoleh
pemerintah provinsi Jawa Barat dan keterangan mengenai kegiatan yang
pemerintah kabupaten/kota (13).
dilakukan masyarakat desa dalam

ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232 Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi)


Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 107
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

mengidentifikasi (identification) dan berbagai informasi yang tersebar di berbagai


menciptakan informasi tentang pengobatan media (14).
tradisional religius, yaitu melalui: authority
Pengalaman pribadi (personal experience)
(otoritas), traditions (tradisi), common sense,
masyarakat tentang pengobatan tradisional
personal experience (pengalaman pribadi),
religious terkadang menjadi sumber informasi
dan research (penelitian).
yang efektif. Namun demikian, pengalaman
Authority (otoritas) menunjuk pada pribadi juga terkadang mempunyai
penguasaan, kemampuan dan keahlian kelemahan, di antaranya: generalisasi
seseorang pada bidang tertentu. Dengan cara berlebihan, observasi selektif, dan kesimpulan
ini orang memandang bahwa apa yang yang prematur.
diucapkan ataupun ditulis oleh mereka yang
c. Akuisisi Informasi
dinilai memiliki otoritas adalah suatu
kebenaran. Begitupun dengan kegiatan Akuisisi informasi adalah pemerolehan
identifikasi informasi tentang pengobatan informasi dari sumber eksternal dan internal.
tradisional religius, selama ini masyarakat Masyarakat dapat memperoleh informasi dari
selalu bertanya kepada yang sudah dianggap lingkungan eksternal melalui berbagai
mumpuni seperti kyai. Itulah yang terjadi, metode, misalnya konferensi, konsultasi,
misalnya di Kabupaten Sukabumi. standarisasi dari organisasi lain, perekrutan
staf baru dan bekerja sama dengan organisasi
Hasil pengamatan lainnya, selain masalah
lainnya. Sedangkan informasi internal,
otoritas, masyarakat perdesaan Jawa Barat
memperoleh informasi dari kumpulan internal
juga dapat dikatakan selalu menggunakan
berarti belajar memahami apa yang dilakukan
tradisi sebagai cara untuk mendapatkan
di dalam kelompok pengobatan tradisional
informasi pengobatan tradisional religius,
religius.
yakni ketika mempertahankan nilai-nilai yang
telah melembaga atau menjadikan peristiwa Informasi yang diperoleh merupakan hasil
masa lalu sebagai rujukan kebenaran. Untuk filterisasi persepsi dari informasi yang
mendapatkan informasi pengobatan didengar dan diterima masyakarat. Informasi
tradisional religius, kesalahan tradisi akan juga tidak hanya diperoleh secara sengaja,
selalu dikesampingkan, karena menurut kadangkala suatu informasi diperoleh secara
meraka “sesuatu yang dulu benar, sampai tidak sengaja.
kapan juga akan tetap benar”(4). Informasi masyarakat tentang pengobatan
Cara lain pengidentifikasian informasi tradisional religius berkembang dari
pengobatan tradisional religius yang biasa pengalaman sehari-hari. Dari sistem informasi
dilakukan masyarakat adalah dengan cara ini kebudayaan mereka terus beradaptasi dan
melihat para pasien. Proses memperoleh berkembang agar mampu menjawab
informasi masyarakat yang digunakan persoalan-persoalan yang muncul. Berbagai
terutama untuk kehidupan sehari-hari, tanpa tradisi dan tindakan sehari-hari mereka
mengetahui seluk beluk yang sedalam- mengandung makna yang dalam atas
dalamnya dan seluas-luasnya. Masyarakat hubungan mereka dengan lingkungannya.
yang dulunya belum atau tidak tahu tentang Pengobatan tradisional religius, yang didasari
pengobatan tradisional religius menjadi tahu nilai-nilai dan kearifan lingkungan, terbukti
tentang proses tersebut. Dalam bahasa lain mampu bertahan selama berabad-abad di
proses yang terjadi di masyarakat itu disebut lingkungan lokal. Itulah yang terjadi pada
sebagai informasi yang dimiliki dengan kadar masyarakat, bahkan sesudah mereka berada di
sekedar tahu (common sense), hanya untuk perkotaan (12).
memenuhi faktor ketidaktahuannya. Prinsip-prinsip konservasi informasi yang
Menurut NN, keterbatasan ini menjadikan telah mengkristal dalam berbagai bentuk
masyarakat mengalami kendala dalam kearifan tradisional, telah mengakar dan
mendapatkan informasi berkaitan dengan berkembang pada berbagai bentuk praktek
pengobatan tradisional religius. Kondisi yang diterapkan masyarakat tersebut.
masyarakat yang berasal dari warga dengan Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian
tingkat pendidikan rendah telah menyebabkan dihimpun dan disebarluaskan kepada seluruh
rendahnya daya serap mereka terhadap

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232


108 Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

anggota masyarakat untuk dijadikan setiap penduduk desa menjadi pengalaman


pedoman. pribadi, melalui cara transfer informasi
(sharing information), yakni dengan
Informasi tentang pengobatan tradisional
menggunakan empat model konversi
religius yang diperoleh masyarakat masih
informasi, yakni: sosialisasi, eksternalisasi,
berbentuk informasi lisan yang disimpan
kombinasi dan internalisasi.
dalam ingatan dan bukan dalam bentuk
dokumen tertulis. Penambahan informasi Dalam hal pengobatan tradisional religius,
masih dirasa kurang oleh masyarakat. Bila transfer informasi biasanya terjadi pada guru
ada warga yang sakit atau yang perlu dan murid. Jarang sekali hanya sesama warga
pengobatan, maka warga lebih memilih kemudian saling berbagi ilmu. Demikian itu
datang ke tokoh masyarakat. karena pengetahuan pengobatan tradisional
religius harus dilakukan dengan cara-cara
Proses penemuan informasi tambahan
untuk memperkuat informasi yang telah tertentu seperti puasa dan penghafalan
dimiliki yang dilakukan oleh masyarakat bacaan-bacaan khusus dengan jumlah-jumlah
yakni dengan menginventarisai keperluan tertentu di waktu-waktu tertentu. Namun
informasi yang masih dirasa kurang, demikian, transfer informasi ini merupakan
menentukan lokasi tersedianya informasi, langkah yang biasa terjadi di masyarakat
memilih strategi pencarian informasi, Jawa Barat. Transfer pun bukan hanya
memilih informasi, dan menerapkan informasi. Dalam hal pengobatan tradisional
informasi yang diperoleh. religius, transfer kadang terjadi dengan media
(alat) seperti tasbih, gelang, dan benda-benda
Langkah-langkan pencarian informasi ini
lain yang dapat membantu melakukan
sering dilakukan, walaupun pada tahap-tahap
pengobatan tradisional religius. Sering
tertentu dilakukan secara tidak sistematis.
dikatakan bahwa benda-benda tersebut adalah
Selain itu, proses pencarian informasi ini
jimat (2).
sering terjadi kegagalan. Artinya informasi
yang ingin diperoleh tidak ditemukan e. Perekaman dan Dokumentasi Informasi
walaupun proses pencarian telah dilakukan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan,
Apabila proses pencarian ini tidak sukses
proses pengubahan informasi dengan cara
masyarakat kembali melakukan
merekam dan mendokumentasikan informasi
pengidentifikasian informasi lagi.
pengobatan tradisional religius di Jawa Barat
Hal yang paling menonjol dalam proses tidak dilakukan.
pencarian informasi ini yakni masyarakat
Menurut NN, proses alih bentuk informasi
lebih suka proses ini dilakukan secara manual
yang berbentuk perekaman dan
langsung ke sumber informasi. Artinya si
pendokumentasian tidak dilakukan karena,
pencari informasi langsung bertanya kepada
mereka merasa semua informasi tentang
sumber informasi (orang yang memiliki
pengobatan tradisional religius itu sudah
informasi) secara lisan. Budaya lisan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam
ada di lingkungan masyarakat Jawa Barat
bacaannya sekaligus dilakukan secara puasa.
dalam hal pengobatan tradisional religius
Jadi, pelaku pengobatan tradisional religius
masih sangat kental.
itu sudah tidak perlu lagi merekam dan
d. Transfer Informasi mendokumentasikan, tetapi dengan hafalan di
luar kepala (14).
Salah satu fungsi pengobatan adalah
sebagai sarana untuk mendekatkan Menurut pengamatan di lapangan,
masyarakat kepada upaya-upaya kesehatan walaupun tidak terjadi proses perekamam dan
masyarakat. Di sini, pengobatan tradisional pendokumentasian, mereka dapat melakukan
religius pun ikut serta dalam upaya tersebut. proses inventarisasi isu kesehatan yang
Untuk melestarikan fungsi tersebut, perlu dikeluhkan pasien sehingga dapat
adanya preservasi informasi, baik itu dengan mengobatinya.
cara saling berbagi pengalaman, dialog,
f. Penyimpanan Informasi
mengaplikasikan metode atau mensimulasi
produk dari pengetahuan yang didapatkan, Dalam menyimpan informasi, orang
serta menjadikan pengetahuan baru untuk terlebih dulu harus menentukan hal-hal
penting yang harus dipertahankan, dan

ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232 Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi)


Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 109
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

bagaimana cara mempertahankanya. Demikianlah, banyak hal yang harus


Penyimpanan informasi meliputi teknis dilakukan mengenai pengobatan tradisional
(catatan, data base, dan lain-lain) dan proses religius. Pengobatan jenis ini tetap subur di
manusia (memori kolektif dan individu, masyarakat, walaupun sudah banyak
konsensus). pengobatan modern. Pihak pemerintah, dalam
hal ini perlu mengapresiasi dengan
Informasi yang disimpan dalam hal ini
melakukan pembinaan terhadap berbagai
harus terstruktur dan disimpan sehingga
jenis pengobatan tradisional religius. Namun
sistem dapat menemukan dan
pemerintah pun harus melakukan penerangan
mengirimkannya dengan cepat dan benar.
kepada masyarakat agar hati-hati untuk tidak
Sebab informasi akan diambil oleh berbagai
masuk ke dalam kasus-kasus penipuan.
kelompok orang dalam tata krama berbeda.
Kemudian terbagi dalam beberapa kategori Pihak pemerintah juga dapat memberikan
seperti fakta-fakta, kebijakan, atau prosedur bantuan kepada pihak-pihak pengobatan
atas dasar keperluan belajar. Selain itu, harus tradisional yang melakukan rehabilitasi sosial
terorganisasi, sehingga dapat disampaikan yang tidak komersial namun keberadaanya
dengan cara yang jelas dan ringkas serta sangat membantu masyarakat seperti dalam
akurat, tepat waktu, dan tersedia bagi mereka penyembuhan orang-orang yang mengalami
yang memerlukannya. kegilaan. Hal ini misalnya terjadi di
Kabupaten Garut. Di kabupaten ini terdapat
Berdasarkan wawancara dengan NN,
beberapa lembaga pengobatan tradisional
praktisi pengobatan tradisional religius,
religius bagi para pasien yang mengalami
kegiatan penyimpanan informasi tentang
gangguan jiwa. Selain melayani rehabilitasi
pengobatan tradisional religius selama ini
gangguan jiwa, lembaga-lembaga ini pun
dikelola oleh pribadi-pribadi orang di
menangani rehabilitasi yang terkena
masyarakat saja. Namun, hasil rekaman
ketagihan narkoba (narkotika dan obat-obatan
informasi yang disimpan tidak ada yang
terlarang). Di sini bantuan pemerintah
berbentuk dokumen. Mereka hanya
diperlukan karena mereka yang terjangkit
menghafalkan wirid-wirid dan cara-cara
penyakit jiwa dan narkoba itu terkadang
pengobatannya (14).
bukan dari keluarga berkecukupan yang dapat
g. Transfer dan Diseminasi Informasi membekali mereka selama penyembuhan.
Dalam proses penggunaan kembali Sedangkan keberadaan mereka sendiri di
informasi tentang pengobatan tradisional lembaga tersebut sangat memerlukan biaya,
religius di masyarakat Jawa Barat, para misalnya untuk makan sehari-hari.
pencari ilmu biasanya mempraktikkan Alhasil, pada dasarnya pengobatan
informasi yang didapatnya agar tidak terus tradisional religius itu masih menjadi
lupa; sekaligus sudah bisa mengangkat murid. alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan
Menurut pengakuan YM, seorang praktisi kesembuhan dari penyakitnya. Pihak
pengobatan spiritual di Kabupaten Sukabumi, pemerintah hanya bisa mengawasi dan
secara umum ada dua aliran ilmu pengobatan membina para pelaku pengobatan tradisional
spiritual Islam di Jawa Barat, yaitu aliran religius ini. Sementara bagi para pelanggan
Cirebon dan aliran Banten, yang keduanya yang mau bertanya pihak pemerintah belum
berasal dari sumber orang yang sama, yaitu begitu siap untuk melayaninya baik melalui
Sunan Gunung Djati. Sepintas aliran-aliran tatap muka, email, ataupun media lainnya,
ini tidak tampak apa bedanya, namun hanya termasuk media sosial dan media tradisional.
masalah kiblat, apakah mengikuti Cirebon
Dari segi distribusi informasi, para pelaku
atau mengikuti Banten. Demikian pula, ada
pengobatan tradisional religius merasa tidak
aliran yang memakai media (air, daun-
banyak melakukan iklan (advertisement).
daunan, dsb.) dan ada aliran yang tidak
Namun demikian pasien terus saja bertambah.
memakai media, yaitu hanya doa saja. Namun
Ini menandakan bahwa keberadaan mereka
demikian, itu semua banyak penganutnya,
diakui oleh masyarakat dan tetap didatangi,
sehingga ilmu tersebut dapat diinformasikan
walaupun zaman sudah berubah menjadi
dari generasi ke generasi (29).
modern, dengan sistem pengobatan modern
pula.

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232


110 Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

Demikianlah, dari segi pilihan berobat, pelanggan dan pemerintah pun terkadang
tulisan ini lebih mengukuhkan pendapat tidak bisa apa-apa apabila terjadi kasus-kasus
Alden dkk. Yang membuat model yang merugikan. Yang dipersalahkan
kepercayaan kesehatan (health belief model). biasanya adalah pelanggan itu sendiri, kenapa
Demikian karena argumentasi para responden mereka menempuh jalur kesehatan tradisional
cocok dengan model tersebut dari segi bahwa religius, yang nyata-nyata bukan pengobatan
pengobatan tradisional religius itu terjadi modern yang empiris dan terukur.
karena punya daya tarik tersendiri, juga
bahwa informasi tentang pengobatan Daftar Pustaka
tradisional religius itu cukup popular, bahwa 1. AA. Wawancara dengan Pebatra Bekam.
kepercayaan terhadap keberhasilan cukup 2017.
tinggi, dan bahwa pengobatan tradisional
religius itu cukup mudah untuk diakses (3). 2. AB. Wawancara dengan AB di Kota
Bandung. 2017.
IV. Kesimpulan
3. Alden DL, Merz MY, Akashi J. Young
Sosiologi informasi dapat dilihat dari Adult Preferences for Physician Decision-
jaringan aktor-aktor sosial yang ada dalam Making Style in Japan and the United
melakukan difusi informasi. Dari segi States. Asia Pac J Public Health 24: 173–
informasi kebijakan, difusi informasi 184, 2012.
pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk
pengobatan tradisional telah cukup sukses 4. AS. Wawancara dengan praktisi
dijalankan. Pemerintah telah dapat pengobatan spiritual, di Garut. 2017.
menjelaskan melalui berbagai media dan
5. Asri A, Kusuma Z, Suprayogo D. Kajian
forum bahwa Provinsi Jawa Barat telah
Faktor Penentu Sosio-Kultural dan Kinerja
terjadi kemajuan pengobatan, baik itu yang di Sistem Irigasi (Studi Kasus Audit Irigasi
rumah sakit ataupun puskesmas. Oleh karena Daerah Irigasi (DI) Molek Kepanjen
itu, pengobatan modern pun pada dasarnya Kab.Malang). HABITAT 25: 40–48, 2014.
dapat diakses dengan mudah. Namun karena
masyarakatnya masih banyak yang 6. Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa
menggunakan pengobatan tradisional; maka Barat Dalam Angka 2017. Bandung: BPS
pemerintah pun melakukan pengawasan dan Jawa Barat, 2017.
pembinaan, terutama melalui rumah sakit,
puskesmas, dan dinas kesehatan. 7. Belkin NJ. Anomalous State of Knowledge.
New Jersey: American Society for
Dari segi resepsi, masyarakat Provinsi Information Science and Technology, 2005.
Jawa Barat kebanyakannya menyambut baik
kebijakan-kebijakan yang mengatur 8. Karno, Adi IR, Laksmono BS. Analisis
pengobatan tradisional, termasuk yang Pengaruh Faktor Organisasi dan Faktor
sifatnya religius. Namun demikian, Individu Terhadap Kualitas Pelayanan
masyarakat tetap banyak yang melakukan Puskesmas Studi pada Puskesmas
Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen -
pengobatan tradisional religius itu karena
Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
mereka percaya dapat menyembuhkan Kesejahteraan Sosial 18, 2018.
mereka dari penyakit. Pihak pengobatan
tradisional religius sebetulnya tidak banyak 9. KS. Wawancara dengan Pengantar Pasien
melakukan literasi informasi kepada Patah Tulang. 2017.
masyarakat, termasuk pasien atau pelanggan.
Di sini informasi cukup berkembang dari 10. Kusuma Wardani R. Analisis penetapan
mulut ke mulut atau, kalaupun memakai prioritas program upaya kesehatan dasar
media, biasanya berkembang secara personal, (puskesmas) pada tingkat pemerintah
bukan bersifat kelompok atau massal. Dari daerah (studi eksploratif di kota Bogor
segi tanggung jawab, kebanyakan pelaku tahun 2013). Analysis of primary health
program priority in local government (an
pengobatan tradisional biasanya beralasan
exploratory study in Bogor city 2013) 3,
akan anugerah Tuhan untuk menjamin 2014.
kesuksesan proses pengobatan tradisional
religiusnya. Demikian sehingga pihak

ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232 Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi)


Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 111
Vol. 14, No. 02, Desember 2018, p. 100-111

11. LH. Wawancara dengan Pelanggan Herbal 24. Sugyati C, Sjoraida DF, Anwar RK.
Tradisional. 2017. Pemahaman Kebijakan Kesehatan
Masyarakat Bidang Ibu dan Anak Pada
12. MM. Wawancara dengan pengamat sosial, Pelaksana Lapangan di Jawa Barat. Jurnal
di Kota Tasikmalaya. 2017. Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu
Pemerintahan dan Politik Daerah 2: 52–
13. NL. Wawancara dengan pegawai Dinkes 60, 2017.
Jabar. 2017.
25. Sulistyorini A, Purwanta. Pemanfaatan
14. NN. Wawancara dengan praktisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah
pengobatan spiritual, di Banjar. 2017. dan Swasta di Kabupaten Sleman. Kesmas:
National Public Health Journal 5: 178–
15. Nurhayati M. Peran Tenaga Medis dalam 184, 2011.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Pembantu Linggang Amer 26. Supriadi. Determinan Perilaku Pencarian
Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Pelayanan Kesehatan Tradisional
Kutai Barat. eJournal Ilmu Administrasi (Traditional Medicine) Masyarakat Urban
Negara 4: 2127–2140, 2016. Cengkareng, Jakarta Barat, Tahun 2014.
UIN Syarif Hidayatullah. .
16. Permana RCE. Masyarakat Baduy dan
pengobatan tradisional berbasis tanaman. 27. Wersig G. Information Theory. London:
Wacana 11: 81–94, 2009. International Encyclopedia of Library and
Information Science, 2003.
17. Prasanti D, Fitriani D. Membangun
Ketahanan Informasi Nasional dalam 28. Yin RK. Studi Kasus: Desain dan Metode.
Komunikasi Kesehatan bagi Kalangan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Perempuan Urban di Jakarta. Jurnal
Ketahanan Nasional 23: 338–358, 2017. 29. YM. Wawancara dengan Praktisi
Pengobatan Spiritual, di Kabupaten
18. Saharudin. Minat pemanfaatan pelayanan Sukabumi. 2017.
pengobatan di Puskesmas Masat
Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Peraturan Perundang-undangan
Selatan. Universitas Gadjah Mada: 2005.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
19. Saimi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tentang Kesehatan
pemanfaatan pelayanan persalinan gratis di
Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Universitas tentang Pemerintahan Daerah
Gadjah Mada: 2005.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
20. Sembiring S. Pengetahuan dan 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Pemanfaatan Metode Pengobatan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
Tradisional pada Masyarakat Desa Suka
Nalu Kecamatan Barus Jahe. Perspektif Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Sosiologi 3, 2015. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
21. SG. Wawancara dengan Pasien Homeopati.
Standar Pelayanan Minimal Bidang
2017. Kesehatan

22. SN. Wawancara dengan pegawai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
Puskesmas Bandung Barat. 2017. tentang Sistem Kesehatan Nasiona

23. ST. Wawancara dengan Pasien Patah


Tulang. 2017.

Mohammad Taufiq Rahmanet.al (Sosiologi Informasi) ISSN: 1829-8257; E ISSN: 2540-8232

You might also like