You are on page 1of 12

Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69

https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy,


Education, Employment, Income, and Residential Status on the
Quality of Life among the Elderly in Salatiga, Central Java
Kadarwati1), RB. Soemanto2), Bhisma Murti1)

1)Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University


2)Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Background: Lengthening life expectancy of population worldwide has led to rapid growth of the
elderly population. This change indicates good development progress. However, it also poses
quality of life concern among the elderly. Since the elderly have limitation in many ways, their
quality of life decreases, often requiring self-confidence, family support, as well as community
awareness, to improve their quality of life. Quality of life is affected by physical, psychological,
social and environmental conditions. This study aimed to determine the effects of self efficacy,
education, employment status, income, family support, social capital, and residential status on the
quality of life of the elderly.
Subjects dan Method: This was an analytic observational study using cross-sectional design.
The study was conducted in 6 villages, in Sidorejo sub-district, Salatiga, Central Java, from March
to April 2017. A total sample of 150 elderlies aged between 60 to 74 years old were selected for this
study by stratified random sampling. The exogenous variables were education, social capital and
residential status. The endogenous variables were family support, self efficacy, employment status,
income, and the quality of life. The data were collected by a set of questionnaire and analyzed by
path analysis.
Results: The quality of life of the elderly was directly affected by income (b=0.06; SE= 1.16;
p=0.005), family support (b=0.14; SE=0.22; p=0.003), and self efficacy (b=0.79; SE= 0.11;
p<0.001). Family support was affected by residence status (b=0.54; SE=0.88; p<0,001), income
(b=0.21; SE=0.40; p<0.001), and social capital (b=0.41; SE=0.02; p<0.001). Self efficacy was
affected by family support (b=0.54; SE=0.10; p<0.001), and social capital (b=0.40; SE=0.04;
p<0.001). Employment status was affected by education (b=0.16; SE=0.09; p=0.043). Income was
influenced by education (b= 0.71; SE= 0.06; p<0.001).
Conclusion: The quality of life of the elderly is directly affected by income, family support, and
self efficacy. The quality of life is indirectly affected by education, employment status, social capital,
and residential status.

Keywords: quality of life, influencing factor, elderly, path analysis

Correspondence:
Kadarwati. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Jl. Ir. Sutami 36 A,
Surakarta, Central Java. Email: kadarwati297@gmail.com. Mobile: +6285728953956.

LATAR BELAKANG yang pesat berdampak terhadap (AHH)


Peningkatan jumlah penduduk dunia angka harapan hidup. Angka harapan hi-
terjadi secara global, tidak terkecuali di dup menjadi salah satu indikator keber-
Indonesia. Peningkatan paling signifikan hasilan atau kesuksesan pembangunan
terjadi pada kelompok penduduk lanjut terutama pembangunan yang ada dibidang
usia (lansia), sehingga Indonesia telah kesehatan. Tantangan yang terjadi pada
memasuki era penduduk yang berstruktur peningkatan Angka harapan hidup, yang
tua. Pertambahan penduduk usia lanjut harus dihadapi negara yaitu angka be-ban
tanggungan atau rasio ketergantungan lan-

58 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

sia (Kemenkes RI, 2014). Tahap penuaan Berdasarkan penelitian Nawi et al.,
pada lanjut usia mempunyai dampak terha- (2010) di Purworejo, lansia dengan status
dap tiga aspek, yaitu biologis, ekonomi, dan tidak menikah/janda/duda, umur lebih tua,
sosial. Penurunan yang terjadi pada lanjut status pendidikan yang rendah dan status
usia, menuntut lansia dapat menyesuaikan ekonomi yang rendah memiliki hubungan
diri dengan kondisi tersebut (Rohmah et al, dengan status kesehatan yang rendah pada
2012). lansia serta berhubungan dengan kualitas
Kualitas hidup (Quality Of Life) hidupnya. Penelitian lain menunjukan hasil
adalah kondisi fungsional yang meliputi survey awal terhadap 10 lansia didapatkan
kesehatan fisik, kesehatan psikologis, sosial bahwa 7 orang lansia atau 70% mengalami
lansia, dan kondisi lingkungan pada lansia. penurunan kualitas hidup terutama karena
Kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh kesepian dan kurangnya interaksi lansia
tingkat kemandirian, kondisi fisik, psiko- terhadap anggota keluarga (Dewianti et al.,
logis, sosial dan lingkungan. Lanjut usia 2013).
mengalami banyak keterbatasan dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk
kehidupan, sehingga kualitas hidup lansia menganalisis pengaruh dukungan keluarga,
mengalami penurunan, lansia membutuh- modal sosial, efikasi diri, pendidikan, pe-
kan dukungan dari keluarga lansia, pasang- kerjaan, penghasilan, dan status tinggal ter-
an, dan masyarakat untuk meningkatkan hadap kualitas hidup usia lanjut di Ke-
kualitas hidupnya. Lingkungan tetangga camatan Sidorejo Kota salatiga.
memiliki dampak yang penting dan mem-
beri andil pada lingkungan fisik maupun SUBJEK DAN METODE
sosial yang saling tumpang tindih. Tempat 1. Desain penelitian
tinggal memberi makna tertentu dan saling Jenis penelitian ini menggunakan metode
berinteraksi satu sama lain seperti level kuantitatif. Desain menggunakan analitik
kepercayaan, norma timbal balik antar observasional dengan pendekatan cross
individu yang masuk dalam modal sosial sectional. Penelitian ini dilaksanakan di 6
sebagai suatu komponen yang penting dari kelurahan wilayah kerja Kecamatan Sido-
komunitas produktif dan tetangga yang rejo, Kota Salatiga. Penelitian dilaksanakan
kohesif (WHOQOL dalam Yuliati et al, bulan Maret-April 2017.
2014; Shin et al, 2006). 2. Populasi dan Teknik Sampling
Kota Salatiga adalah salah satu kota Populasi sasaran dalam penelitian ini
di jawa tengah yang memiliki lansia ter- adalah seluruh penduduk usia lanjut di
sebar merata didaerah perkotaan maupun Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Sampel
pedesaan. Jumlah penduduk Kota Salatiga penelitian sebanyak 150 lansia usia 60-74
pada tahun 2015 sebanyak 183,815 jiwa, de- tahun di 6 kelurahan wilayah kerja Keca-
ngan jumlah penduduk terbanyak di ke- matan Sidorejo, Kota Salatiga dipilih
camatan sidorejo sebanyak 55,332 jiwa. menggunakan stratified random sampling.
Proporsi penduduk lansia berjumlah 4,142 3. Variabel Penelitian
jiwa. Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Terdapat delapan variabel dalam penelitian
Salatiga pada tahun 2015 sebesar 76.83 ini yang terdiri dari variabel dependen dan
tahun, artinya secara rata-rata penduduk independen. Variabel dependen penelitian
Kota Salatiga akan bertahan hidup sampai ini adalah kualitas hidup usia lanjut, se-
dengan usia 76.83 tahun (BPS Kota dangkan variabel independen dalam pe-
Salatiga, 2016; BKKBN, 2011). nelitian ini adalah dukungan keluarga, mo-

e-ISSN: 2549-1173 (online) 59


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

dal sosial, efikasi diri, pendidikan, pe- ≥0.20, serta hasil Cronbach's Alpha ≥0.70,
kerjaan, penghasilan, dan status tinggal. sehingga semua butir pertanyaan dalam
Analisis data kuantitatif menggunakan ana- penelitian ini dinyatakan reliabel.
lisis jalur. 6. Analisis Data
4. Definisi Operasional Variabel Analisis univariat dilakukan untuk menam-
Dukungan keluarga didefinisikan sebagai pilkan karakteristik subjek penelitian dan
sebuah sikap, tindakan dan berbagai ben- deskriptif variabel penelitian, analisa biva-
tuk kecenderungan dukungan yang diberi- riat untuk menganalisis pengaruh variabel
kan oleh anggota keluarga lansia meliputi eksogen terhadap variabel endogen dengan
dukungan emosional, informasi, instru- menggunakan uji chi-square, dan analisis
mental, dan penilaian. jalur (path analysis) untuk menganalisis
Modal sosial adalah karakteristik ko- pengaruh variabel eksogen terhadap varia-
munitas yang mencakup organisasi sosial, bel endogen melalui variabel antara serta
partisipasi warga, norma timbal balik, rasa mengetahui hasil pengaruh langsung dan
saling percaya antara anggota komunitas, tidak langsung variabel eksogen terhadap
yang memudahkan kerjasama untuk men- endogen.
capai keuntungan bersama.
Efikasi diri didefinisikan sebagai ke- HASIL
yakinan pada seseorang terhadap ke- Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 150
mampuannya untuk mengatur dan me- subjek penelitian, sebagian besar berusia
lakukan segala sesuatu yang akan berpe- <65 tahun 71 subjek penelitian (47.3%) dan
ngaruh dalam alur kehidupanya. Pen- paling rendah subjek penelitian berusia
didikan lansia didefinisikan sebagai pen- ≥70 tahun sebanyak 19 subjek penelitian
didikan formal terakhir yang dicapai oleh (12.7%). Sebagian besar pendidikan terahir
lansia sampai mendapatkan ijazah. adalah <SMA sebanyak 120 (80.0%) dan
Pekerjaan didefinisikan sebagai suatu sebagian kecil ≥SMA sebanyak 30 subjek
kegiatan yang dilakukan oleh subjek pene- penelitian (20.0%). Sebagian besar yang
litian untuk menghasilkan atau mendapat- bekerja sebanyak 108 (72.0%) dan yang
kan penghasilan. Penghasilan adalah selu- lain tidak bekerja sebanyak 42 subjek
ruh pendapatan atau hasil yang diterima penelitian (28.0%). Sebagian besar subjek
oleh setiap orang dalam periode tertentu, penelitian tinggal bersama keluarga seba-
hasil dari bekerja, usaha, dan memberikan nyak 143 subjek penelitian (95.3%) dan
jasa. Status tinggal adalah bangunan atau subjek penelitian yang lain memilih untuk
tempat tinggal lansia, status tinggal lansia hidup dirumah sendiri sebanyak 7 subjek
bersama keluarga, komunitas, atau me- penelitian (4.7%). Pada penghasilan kinerja
milih untuk tinggal sendiri. subjek penelitian menunjukkan sebagian
5. Instrumen Penelitian besar penghasilan kurang dari UMR se-
Teknik pengumpulan data penelitian ini di- banyak 104 subjek penelitian (69.3%) dan
lakukan dengan pengisian kuesioner yang sebagian kecil ≥UMR sebanyak 46 subjek
merupakan instrumen dalam penelitian. penelitian (30.7%).
Analisis data menggunakan analisis jalur. Tabel 2 merupakan analisis data yang
Berdasarkan hasil uji reliabilitas korelasi dilakukan untuk menampilkan ukuran data
item-total pada pengukuran yang dilakukan karakteristik subjek penelitian dan deskrip-
untuk variabel dukungan keluarga, modal tif setiap variabel dalam penelitian. Dari
sosial, dan efikasi diri didapatkan r hitung tabel 2 menunjukkan bahwa variabel kuali-

60 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

tas hidup lansia memiliki mean 92.71 dengan SD 7.65. Variabel status tinggal
dengan SD 16.152. Variabel efikasi diri lan- lansia memiliki mean 0.95 dengan SD
sia memiliki mean 35.90 dengan SD 6.844. 0.212. Variabel pekerjaan lansia memiliki
Variabel dukungan keluarga lansia memi- mean 0.72 dengan SD 0.451. Variabel peng-
liki mean 25.03 dengan SD 3.51. Variabel hasilan lansia memiliki mean 0.31 dengan
modal sosial lansia memilki mean 23.44 SD 0.463.
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1 Usia subjek penelitian
< 65 71 47.3
65-70 60 40
≥ 70 19 12.7
2 Pendidikan Terahir
< SMA 120 80.0
≥ SMA 30 20.0
3 Pekerjaan
Tidak Bekerja 42 28.0
Bekerja 108 72.0
4 Status Menikah
Tidak Menikah 24 16.0
Menikah 126 84.0
5 Status Tinggal
Sendiri 7 4.7
Keluarga 143 95.3
6 Penghasilan
< UMR 104 69.3
≥UMR 46 30.7

2. Analisis Univariat
Tabel 2. Deskripsi konstruk Teory HL. Blum dan PRECEDE PROCEED
Variabel n Mean SD Min. Maks.
Dukungan Keluarga 150 25.03 3.50 12 31
Modal Sosial 150 23.44 7.65 11 30
Efikasi Diri 150 35.90 6.84 20 43
Kualitas hidup lansia 150 92.71 16.15 52 109
Pendidikan Lansia 150 0.20 0.40 0 1
Status pekerjaan lansia 150 0.72 0.45 0 1
Status tinggal lansia 150 0.95 0.21 0 1
Penghasilan lansia 150 0.31 0.46 0 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa kualitas hidup Hasil hubungan bivariat antar variabel
usia lanjut akan lebih baik jika dukungan ke- tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut de-
luarga yang diberikan kuat, modal sosial ngan model analisis jalur (path analysis).
lingkungan dan komunitas tinggi, efikasi diri Model analisis jalur dalam penelitian ini di-
lansia kuat, pendidikan yang ditempuh spesifikasi berdasarkan dua teori, yaitu teori
lansia tinggi, pekerjaan yang dilakukan lan- Hl.Blum dan PRECEED PROCEDE ditun-
sia baik, penghasilan yang diperoleh lansia jukkan pada (Gambar 1). Hasil analisis jalur
tinggi, dan status tinggal lansia berada ber- dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.
sama keluarga.

e-ISSN: 2549-1173 (online) 61


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

3. Analisis Bivariat
Tabel 3. Analisis Bivariat faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia
Variabel r p
Dukungan Keluarga 0.74 < 0.001
Modal Sosial 0.58 < 0.001
Efikasi Diri 0.91 < 0.001
Pendidikan lansia 0.26 0.001
Pekerjaan lansia 0.05 0.494
Status Tinggal 0.39 < 0.001
Penghasilan 0.32 < 0.001

Gambar 1. Model struktural

Gambar 1 menunjukkan bahwa model struk- Melalui Tabel 4 diketahui bahwa


tural yang telah selesai dilakukan estimasi setiap peningkatan satu unit efikasi diri dari
menggunakan IBM SPSS AMOS 20. Indi- lansia akan meningkatkan kualitas hidup
kator hasil yang menunjukan goodness of fit usia lanjut sebesar 0.79 unit (b=0.79, SE=
measure (kesesuaian model) analisis jalur 0.11, p<0.001). Setiap peningkatan satu unit
terlihat pada tabel 4 yang menunjukan ada- dukungan keluarga akan meningkatkan kua-
nya pengukuran kecocokan model bahwa di- litas hidup sebesar 0.14 unit (b=0.14, SE=
dapatkan hasil fit index (indeks kecocokan) 0.22, p=0.003). Setiap peningkatan satu
CMIN sebesar 9.39 dengan nilai p=0.856; unit penghasilan usia lanjut akan mening-
>0.05; NFI (Normed Fot Index)= 0.98; katkan kualitas hidup usia lanjut sebesar
>0.90; CFI (Comparative fit index)= 1.00 0.06 unit (ƅ= 0.06, SE = 1.16, p= 0.005).
>0.90; RMSEA (Root Mean Square eror of Setiap peningkatan satu unit status
Approximation) =0.00 <0.08, yang berarti tinggal meningkatkan dukungan keluarga
model empirik tersebut memenuhi kriteria sebesar 0.54 unit (b=0.54, SE=0.88, p
yang ditentukan dan dinyatakan sesuai de- <0.001). Setiap peningkatan satu unit peng-
ngan data empirik sehingga penelitian ini hasilan lansia meningkatkan dukungan ke-
dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya.

62 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

luarga sebesar 0.21 unit (b=0.21, SE=0.40, an satu unit modal sosial meningkatkan efi-
p<0.001). kasi diri sebesar 0.40 unit (b=0.40, SE=
Setiap peningkatan satu unit modal 0.04, p<0.001). Setiap peningkatan satu
sosial meningkatkan dukungan keluarga unit pendidikan lansia meningkatkan peker-
usia lanjut sebesar 0.41 unit (b=0.41, SE= jaan sebesar 0.16 unit (b=0.16, SE= 0.09, p=
0.02, p<0.001). Setiap peningkatan satu 0.043). Setiap peningkatan satu unit pendi-
unit dukungan keluarga meningkatkan efi- dikan lansia meningkatkan penghasilan se-
kasi diri usia lanjut sebesar 0.54 unit (b= besar 0.71 unit (b=0.71, SE=0.06, p <0.001).
0.54, SE= 0.10, p<0.001). Setiap peningkat-
Tabel 4. Hasil analisis jalur faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup usia
lanjut
Variabel Dependen Variabel Independen b* SE p β**
Pengaruh Langsung
Kualitas Hidup  Efikasi Diri 0.79 0.11 <0.001 1.86
ualitas Hidup  Dukungan keluarga 0.14 0.22 0.003 0.67
Kualitas Hidup  Penghasilan 0.06 1.16 0.005 2.22
Pengaruh Tidak Langsung
Dukungan Keluarga  Status Tinggal 0.54 0.88 <0.001 8.92
Dukungan Keluarga  Penghasilan 0.21 0.40 <0.001 1.58
Dukungan Keluarga  Modal sosial 0.41 0.02 <0.001 0.18
Efikasi diri  Dukungan Keluarga 0.54 0.10 <0.001 1.06
Efikasi diri  Modal Sosial 0.40 0.04 <0.001 0.35
Pekerjaan  Pendidikan 0.16 0.09 0.043 0.18
Penghasilan  Pendidikan 0.71 0.06 <0.001 0.82
N Observasi = 150
Model Fit:
CMIN = 9.39 p= 0.856 (≥ 0.05)
NFI = 0.98
CFI = 1.00
RMSEA = 0.00 < 0.08

PEMBAHASAN dapat hubungan positif secara langsung


1. Pengaruh Dukungan Keluarga ter- dan signifikan secara statistik antara
hadap Kualitas Hidup Usia Lanjut dukungan keluarga terhadap kualitas hidup
Dukungan keluarga adalah bantuan yang usia lanjut dengan hasil b=0.14, SE= 0.22,
diberikan oleh anggota keluarga lain se- p=0.003. Dapat disimpulkan bahwa du-
hingga akan memberikan motivasi dan ke- kungan keluarga yang diterima oleh lansia
nyamanan. Dukungan keluarga sangat di- secara baik akan berpengaruh pada kualitas
perlukan oleh usia lanjut dalam proses me- hidup nya.
ningkatkan derajat kualitas hidupnya. Du- Hasil penelitian ini sejalan dengan pe-
kungan keluarga perlu diamati sebagai nelitian yang dilakukan oleh Wafroh Siti et
tugas dan kewajiban yang harus diperan- al., (2016). Analisis data hasil penelitian
kan oleh seluruh anggota keluarga sebagai menggunakan uji Spearmen Rank didapat-
lembaga sosial terkecil di masyarakat. kan p=0.001 yang berarti bahwa terdapat
Berdasarkan hasil analisis jalur dalam hubungan bermakna antara dukungan
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keluarga dengan kualitas hidup lansia di
pengaruh secara langsung antara dukungan PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru dengan
keluarga dengan kualitas hidup lansia, ter- nilai r=0,884 yang berarti bahwa kekuatan
hubungan kuat dan mempunyai arah posi-

e-ISSN: 2549-1173 (online) 63


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

tif. Dukungan yang diberikan oleh keluarga litas hidup usia lanjut menunjukkan be-
secara baik kepada lansia akan meningkat- sarnya pengaruh b=0.40, SE=0.04, dan
kan kualitas hidup lansia. p<0.001.
Menurut penelitian Suardana et al., Hubungan antara modal sosial dan
(2013) dukungan keluarga pada lansia yang kesehatan dapat dijelaskan dengan teori
mengalami hipertensi di Desa Tampak Si- psikososial maupun neo-materialis. Teori
ring Gianyar Bali terdapat 59 subjek peneli- psikososial telah mengemukakan bahwa
tian didapatkan hasil bahwa 27 orang rendahnya tingkat kepercayaan dan me-
(45.8%) mendapatkan dukungan keluarga renggangnya kohesi sosial akan diterjemah-
yang baik dari keluarganya. kan ke dalam emosi negatif, kemudian
Menurut teori individu Friedman et melalui mekanisme yang disebut psiko-
al., (2010) yang mendapatkan dukungan neuroendokrin akan menyebabkan gang-
keluarga yang kuat lebih cenderung kua- guan kesehatan. Selain itu rendahnya ting-
litas hidupnya tinggi kat modal sosial bisa juga menginduksi
Kualitas hidup lansia merupakan su- stres dan menimbulkan perilaku yang tidak
atu komponen yang kompleks dimana men- sehat, seperti kebiasaan merokok (Pearce
cakup tentang usia harapan hidup, ke- dan Davey-Smith, 2003).
puasan dalam kehidupan, kesehatan psikis Hasil penelitian ini sejalan dengan pe-
dan mental, fungsi kognitif, kesehatan nelitian Rantepadang (2012) di Tomohon
fungsi fisik, pendapatan dan kondisi tempat Selatan menyatakan bahwa lansia yang
tinggal, serta dukungan dan jaringan sosial. tinggal di komunitas lingkungan dengan
Lansia di Indonesia biasanya lebih banyak modal sosial tinggi memiliki kualitas hidup
tinggal bersama anaknya terutama lansia yang tinggi (p<0.001). Hasil ini didukung
yang sudah tidak mendapatkan peng- hasil penelitian Miller et al., (2006) dengan
hasilan sendiri (Nawi Ng et al, 2010). menganalisis data hasil Indonesian Family
2. Pengaruh Modal Sosial terhadap Life Survey tahun 1993 dan 1997 melibat-
Kualitas Hidup Usia Lanjut kan sampel 10,000 orang dewasa. Dengan
Modal sosial adalah sebuah karakteristik cara mengontrol pengaruh berbagai faktor
komunitas atau sumber daya yang men- sosio-demografi dan ekonomi pada level
cakup organisasi sosial, partisipasi warga, individu, rumah tangga, maupun komu-
norma timbal balik, rasa saling percaya an- nitas, penelitian tersebut menemukan
tara anggota komunitas, yang memudah- hubungan positif antara modal sosial dan
kan kerjasama untuk mencapai keuntungan sejumlah variabel kesehatan fisik maupun
secara bersama dalam perkembangan kesehatan jiwa.
determinan sosial dari kesehatan (Putnam, Modal sosial berhubungan positif de-
2000 dalam Scrivens dan Smith, 2013). ngan kesehatan yang dilaporkan sendiri
Berdasarkan hasil analisis jalur dalam (self reported health) maupun activity
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat daily living (ADL). Individu-indvidu yang
pengaruh tidak langsung, secara positif dan tinggal di komunitas dengan tingkat modal
statistik signifikan antara modal sosial ter- sosial tinggi melaporkan dirinya lebih sehat
hadap kualitas hidup usia lanjut, dengan daripada individu-individu yang memilih
melalui dukungan keluarga menunjukkan tinggal dalam komunitas dengan tingkat
besarnya pengaruh b= 0.41, SE=0.02, dan modal sosial yang rendah.
p<0.001. Sedangkan dengan melalui efikasi Berkaitan dengan kualitas hidup,
diri, pengaruh modal sosial terhadap kua- lanjut usia yang memiliki penyesuaian

64 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

diri secara baik seperti dapat berinteraksi korelasi positif antara kualitas hidup lansia
sosial dengan tetangga dan masyarakat dengan efikasi diri dalam perawatan diri.
sekitar dan mengikuti kegiatan-kegiatan Penelitian ini didukung juga oleh pe-
yang ada di daerah lanjut usia berada, nelitian Kusumastuti (2016) hasil yang me-
maka timbal balik dari modal sosial itu nunjukkan subjek penelitian dengan efikasi
sendiri juga akan baik dan berpengaruh diri baik (50.8%) dan kualitas hidup baik
terhadap kehidupan lanjut usia baik (54%). Ditemukan hasil adanya hubungan
kehidupan sekarang ataupun yang akan positif statistic signifikan antara efikasi diri
datang. dan kualitas hidup pasien PGK yang men-
3. Pengaruh Efikasi Diri terhadap jalani hemodialisis. Hasil dari uji statistik
Kualitas Hidup Usia Lanjut yang digunakan adalah uji chi square
Efikasi diri adalah rasa percaya diri sese- dengan nilai p= 0.001.
orang merasa mampu menggunakan kete- Menurut Coons dan Kaplan dalam
rampilannya dalam keadaan tertentu (Sny- Chairani (2013) setiap orang memiliki kua-
der dan Lopez, 2007; Redmond, 2016). litas hidup yang berbeda tergantung dari
Hasil analisis jalur dalam penelitian ini me- setiap individu dalam menyikapi permasa-
nunjukkan bahwa terdapat hubungan posi- lahan yang terjadi dalam dirinya. Jika
tif langsung dan secara statistik signifikan menghadapi dengan positif maka akan baik
antara efikasi diri terhadap kualitas hidup pula kualitas hidupnya.
usia lanjut dengan besarnya pengaruh 4. Pengaruh Pendidikan terhadap
b=0.79, SE=0.11, dan p= 0.001. Kualitas Hidup Usia Lanjut
Efikasi diri sangat berpengaruh dalam Pendidikan adalah usaha sadar dan teren-
mencapai segala keberhasilan seseorang. cana untuk mewujudkan suasana belajar
Keberhasilan dan kesejahteraan manusia dan proses pembelajaran agar peserta didik
dapat dicapai dengan rasa optimis, ketika secara aktif mengembangkan potensi diri-
dalam realita sosial yang terjadi tantangan nya untuk memiliki kekuatan spiritual ke-
hidup seperti kesengsaraan, frustasi dan agamaan, pengendalian diri, kepribadian,
ketidakadilan harus dihadapi. Efikasi diri kecerdasan, akhlak mulia, serta keteram-
yang tinggi akan menciptakan daya tahan pilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
terhadap hambatan dan kemunduran dari bangsa dan negara. Tingkat pendidikan
setiap kesulitan, sehingga mampu untuk formal meliputi pendidikan tingkat dasar,
melakukan berbagai usaha dan latihan me- pendidikan menengah, dan pendidikan
ngontrol diri (Rini, 2011). tinggi (Oktama, 2013).
Hasil penelitian ini didukung oleh Hasil analisis jalur dalam penelitian
Rayyani et al., (2014) melalui kuesioner SF- ini menunjukkan bahwa terdapat hubung-
36, kualitas hidup para subjek penelitian an positif, tidak langsung, dan secara sta-
(mean=45.82, SD=19.06), kesehatan secara tistik signifikan antara pendidikan terha-
fisik keseluruhan (mean=45.52, SD= dap kualitas hidup. Melalui hubungan
19.26), dan kesehatan mental secara ke- antara pendidikan dengan pekerjaan usia
seluruhan (mean= 46.27, SD=19.72). Ana- lanjut menunjukkan besarnya pengaruh b=
lisis deskriptif menunjukkan bahwa lansia 0.16 dan p=0.043. Pengaruh pendidikan
memiliki efikasi diri yang cukup untuk me- terhadap kualitas hidup usia lanjut melalui
lakukan perilaku perawatan diri yang ber- penghasilan menunjukkan hasil besarnya
kaitan dengan penyakit (mean= 2.94, SD= pengaruh b= 0.71, SE=0.06, p<0.001.
0.69). Hasilnya menunjukkan bahwa ada

e-ISSN: 2549-1173 (online) 65


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

Hasil penelitian ini sejalan dengan pe- Hasil analisis jalur dalam penelitian
nelitian Supraba (2015). Kelompok kualitas ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hu-
hidup kurang, 66.67% berada dalam bungan antara pekerjaan terhadap kualitas
kelompok berisiko (pendidikan rendah), hidup usia lanjut secara langsung atau
sedangkan sebesar 33.33% pada kelompok tidak langsung melalui berbagai variabel
kualitas hidup baik. Ada perbedaan pada lain. Hasil ini bertentangan dengan pene-
kedua kelompok. Nilai OR, kualitas hidup litian Supraba (2015) dimana kelompok
baik pada subjek penelitian yang berpendi- kualitas hidup kurang, 69.57% berada
dikan tinggi 1.69 kali lebih besar dibanding- dalam kelompok berisiko (tidak bekerja),
kan yang berpendidikan tingkat rendah, sedangkan sebesar 30.43% pada kelompok
namun secara statistik tidak bermakna kualitas hidup baik yang bekerja. Terdapat
(p>0.05). perbedaan pada kedua kelompok dilihat
Penelitian ini tidak banyak jumlahnya dari nilai OR, kualitas hidup baik pada
ditemukan subjek penelitian dengan ting- subjek penelitian yang bekerja 2.81 kali
kat pendidikan tinggi. Hal ini sesuai lebih besar dibandingkan subjek penelitian
dengan teori dimana semakin tinggi tingkat yang tidak bekerja dan secara statistik
pendidikan seseorang, akan cenderung me- bermakna (p<0.05).
miliki kualitas hidup yang baik. Secara Menurut penelitian dari Leonesio et al
keseluruhan, tingkat pendidikan lansia (2012) penduduk lanjut usia yang dulunya
umumnya rendah, seperti halnya kondisi bekerja formal umumnya akan mendapat
pendidikan penduduk Indonesia pada jaminan hari tua berupa dana pensiun. Ke-
umumnya. banyakan penduduk lanjut usia yang mem-
Kondisi demikian sangat dimaklumi peroleh jaminan hari tua adalah lansia
mengingat kebanyakan lansia pada waktu dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
mereka berada pada saat usia sekolah, me- Lansia yang berpendidikan rendah, bekerja
reka hidup dalam jaman penjajahan atau dengan tujuan hanya untuk memenuhi ke-
jaman perang, dan besar kemungkinan butuhannya saat itu saja, tanpa adanya ja-
bahwa hanya sedikit dari mereka harus ikut minan hari tua, dengan demikian ketika
perang, selain itu juga sarana pendidikan memasuki usia tua lansia tersebut tidak
masih sangat terbatas dibanding sekarang. memiliki tabungan yang dapat menjamin
Menurut teori PRECEDE-PROCEED, hari tuanya.
perilaku seseorang tentang kesehatan salah Faktor pekerjaan dapat mendukung
satunya ditentukan oleh tingkat pendidikan derajat kualitas hidup pada lansia, dimana
(Green dan Kurter, 2005). pekerjaan berhubungan dengan aktualisasi
5. Pengaruh Pekerjaan terhadap Kua- seseorang dan berpengaruh terhadap ke-
litas Hidup Usia Lanjut sejahteraan hidupnya. Seseorang yang be-
Pekerjaan memiliki peranan penting dalam kerja cenderung memiliki kualitas hidup
proses menentukan kualitas hidup ma- yang lebih baik dibandingkan dengan yang
nusia, pekerjaan membatasi kesenjangan tidak bekerja, karena dengan bekerja maka
antara informasi kesehatan dan praktek kemampuan seseorang menjalankan peran
yang memotifasi seseorang untuk mem- dirinya akan meningkat pula.
peroleh informasi dan berbuat segala sesu-
atu untuk menghindari berbagai masalah 6. Pengaruh Penghasilan terhadap
kesehatan. Kualitas Hidup Usia Lanjut

66 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

Penghasilan menurut Sri Hastuti (2009) dapatan orang lanjut usia berasal dari ber-
adalah seluruh pendapatan yang diterima bagai sumber. Selain dari upaya diatas
setiap orang dalam periode tertentu, jalan sumber keuangan lansia yang lain adalah
yang ditempuh untuk memperoleh penda- keuntungan, bisnis, sewa, investasi, bantu-
patan atau penghasilan adalah dengan be- an dari pemerintah atau swasta, anak,
kerja, dengan adanya berbagai jenis pe- kawan dan keluarga.
kerjaan maka akan timbul perbedaan hasil Hal ini sejalan dengan teori dimana
yang diterima yang digunakan untuk me- semakin tinggi penghasilan diasosiasikan
menuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasil- dengan taraf hidup yang lebih baik. Dengan
an merupakan salah satu faktor resiko penghasilan cukup, maka lansia cenderung
dalam menentukan kualitas hidup sese- tidak terbebani dalam masalah ekonomi
orang. Hal ini berkaitan dengan sulitnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
memenuhi kebutuhan dasar atau tambahan dengan baik sehingga kualitas hidupnya
seseorang jika penghasilan keluarga subjek akan baik.
penelitian berada dibawah standar garis 7. Pengaruh Status Tinggal terhadap
penghasilan. Kualitas Hidup Usia Lanjut
Hasil analisis jalur dalam penelitian Status tinggal usia lanjut merupakan kon-
ini menunjukkan bahwa terdapat hubung- disi/status lansia hidup dan menempati ru-
an positif langsung dan secara statistik mah bersama keluarga, komunitas atau
signifikan antara penghasilan terhadap sendiri. Kualitas hidup dapat dilihat dari
kualitas hidup usia lanjut dengan besarnya faktor lingkungan, sosial, dan psikologis
pengaruh b=0.06, SE=1.16, p=0.005. Peng- yang di alami subjek.
hasilan perbulan akan menjadi salah satu Berdasarkan hasil analisis jalur dalam
faktor yang berperan didalam kehidupan penelitian berikut ini menunjukkan bahwa
keluarga (Khalid et al., 2015) mengingat terdapat hubungan positif, tidak langsung,
pada saat ini, semua kebutuhan pokok dan secara statistik signifikan antara status
menjadi lebih mahal. Penghasilan tentu tinggal terhadap kualitas hidup usia lanjut.
menjadi sesuatu yang sangat penting untuk Pengaruh status tinggal melalui dukungan
menopang ekonomi keluarga. Secara eko- keluarga menunjukkan besarnya pengaruh
nomi yang memiliki pendapatan besar b=0.54, SE= 0.88, p< 0.001.
tentu akan lebih mudah untuk memenuhi Hasil penelitian Fitria (2011) melalui
kebutuhan hidup didalam keluarganya, domain lingkungan menunjukkan lansia
sedangkan untuk yang memiliki pendapat- yang ada dipanti memiliki kualitas hidup
an kurang, tentu akan lebih sulit untuk kurang (71.3%) sedangkan yang tinggal ber-
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sama keluarga memiliki kualitas hidup
dan hal tersebut pasti akan mempengaruhi yang cukup (82.5%).Uji statistik lebih
dari kualitas kehidupannya. lanjut menunjukkan hasil terdapat per-
Hasil penelitian ini sejalan dengan pe- bedaan yang bermakna (p<0.001) antara
nelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati tempat tinggal dengan lingkungan yang
(2010) berdasarkan hasil dengan analisis menjadi faktor penting dalam kualitas
yang menggunakan uji Chi-square didapat- hidup lansia. Lingkungan tempat tinggal
kan hasil (p=0.030) artinya ada hasil hu- yang berbeda mengakibatkan perubahan
bungan yang bermakna antara pendapatan peran lansia menyesuaikan diri. Bagi lansia
subjek penelitian dengan keaktifan kun- perubahan peran dalam keluarga, sosial
jungan ke pelayanan Posyandu Lansia. Pen- ekonomi dan sosial masyarakat tersebut

e-ISSN: 2549-1173 (online) 67


Journal of Epidemiology and Public Health (2017), 2(1): 58-69
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2017.02.01.06

mengakibatkan banyak kemunduran dalam REFERENCE


beradaptasi dengan lingkungan baru dan Badan Pusat Statistik (2016). Jumlah Pen-
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. duduk Kota Salatiga 2015. Salatiga
Badan pusat Statistik Susenas (2014). Hasil
Menurut Nuryanti (2012) lansia yang Survei sosial Ekonomi Nasional Sta-
tinggal dipanti akan mengalami paparan tistik Penduduk Lanjut Usia 2014. Ja-
terhadap lingkungan dan teman baru yang karta
mengharuskan lansia beradaptasi secara BKKBN (2011). Profil Hasil Pendataan Ke-
positive atau negativ. luarga Tahun 2011. Badan Kepen-
Lansia yang berada dalam suatu ling- dudukan dan Keluarga Berencana Na-
kungan atau komunitas dipengaruhi oleh sional Direktorat Pelaporan dan Sta-
tingkat pendidikan dan perekonomian yang tistik. Jakarta.
memegang peranan penting dalam peme- Kemenkes RI (2014). Profil Kesehatan
nuhan kebutuhan akan lingkungan yang la- Indonesia 2013. Jakarta.
yak dan lingkungan memadai, diantaranya Dewianti AK (2013). Laporan Hasil Pene-
tersedianya tempat tinggal yang bersih dan litian Fungsi Keluarga, Dukungan So-
sehat, ketersediaan informasi, transportasi sial Dan Kualitas Hidup Lansia Di Wi-
dan keterjangkauan terhadap pelayanan ke- layah Kerja Puskesmas III Denpasar
sehatan. Berbeda dengan lansia dipanti Selatan (Tesis). Universitas Udayana.
yang memiliki keterbatasan terhadap ber- Fitria (2011). Interaksi sosial dan Kualitas
bagai faktor yang dapat meningkatkan kua- hidup Lansia di Panti Wredha UPT
litas lingkungannya, baik dari segi infor- Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan
masi, transportasi, dan pengadaan ling- Anak Balita Binjai. Fakultas Ilmu Ke-
kungan yang bersih dan sehat (Setyoadi et perawatan, Universitas Padjadjaran.
al., 2010). Friedman, Bowden, Jones (2010). Buku
Hal ini sesuai teori bahwa lansia yang ajar keperawatan keluarga: Riset, teo-
tinggal dikomunitas memiliki kedekatan ri dan praktik, EGC: Jakarta
dengan anggota keluarga, dimana keluarga Kusumastuti Herningtyas (2016). Hubu-
merupakan sumber dukungan emosional. ngan antara Efikasi Diri dalam Pe-
Dukungan sosial yang diterima dari ber- rawatan Kesehatan Mandiri dengan
bagai pihak tersebut akan berpengaruh ter- Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal
hadap kualitas hidup lansia (Setyoadi et al., Kronik yang Menjalani Hemodialisis
2010). di RSUD Tugurejo Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Liansyah TM (2014). Hubungan antara efi-
disimpulkan bahwa kualitas hidup usia kasi diri dan dukungan keluarga de-
lanjut dipengaruhi oleh penghasilan, du- ngan kualitas hidup pasien asma. Su-
kungan keluarga, dan efikasi diri lansia. rakarta. Universitas Sebelas Maret.
Dukungan keluarga dipengaruhi oleh status Miller DL, Scheffler R, Lam S, Rosenberg S,
tinggal, penghasilan, dan modal sosial. Rupp A (2006). Social capital and he-
Efikasi diri dipengaruhi oleh dukungan alth in Indonesia. World Development
keluarga lansia, dan modal sosial lansia. 34(6): 1084–1098.
Pekerjaan dan penghasilan dipengaruhi Nawi Ng, Hakimi M, Byass P, Wilopo S,
oleh pendidikan. Wall S (2010). Health and Quality of
Life Among Older Rural People in
Purworejo District Indonesia, jour-

68 e-ISSN: 2549-1173 (online)


Kadarwati et al./ The Influence of Family Support, Social Capital, Self Efficacy

nal Global Health Action. http://- Shin, Clark, Mass (2006). Social Capital,
www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses 15 ja- Neighborhood Perception and Self-
nuari 2017. Rated Health: Evidence from the Los
Nuryanti T (2012). Hubungan Perubahan Angeles Family and Neighborhood
Peran Diri dengan Tingkat Depresi Survey.
Lansia yang Tinggal di UPT PSLU Pa- Suardana IW, Saraswati NLGI, Wiratni M
suruan. (2013). Dukungan keluarga dan kua-
Pearce, Davey Smith (2003). Is social ca- litas hidup lansia hipertensi. Jurusan
pital the key to inequalities in health? Keperawatan Politeknik Kesehatan.
Am J Public Health, 93(1): 122-29 Denpasar.
Putnam, Robert (2000). Bowling Alone: Sulistiyawati I (2010). Hubungan antara
The Collapse and Revival of American pekerjaan, pendapatan, pengetahuan
Community (New York: Simon and sikap lansia dengan kunjungan pos-
Schuster). yandu lansia. Akademi Kebidanan
Prasetyawati AE (2011). Ilmu Kesehatan Jember. Jember.
Masyarakat untuk Kebidanan Holistik Sutisna E (2014). Promosi Kesehatan: Teori
(Integrasi Community Oriented the dan Implementasi di Indonesia. Ce-
Family Oriented). Yogyakarta. Nuha takan 1. Surakarta. UNS Press.
Medika. Supraba (2015). Hubungan antara Aktifitas
Rayyani (2014). Self-care self-efficacy Sosial, Interaksi Sosial dan Fungsi
among patients receiving hemodia- Keluarga dengan Kualitas Hidup di
lysis in South-East of Iran. Asian Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Journal Nursing Edu and Research. Utara Kota Denpasar. Universitas
4(2): 165-171. Udayana, Badung.
Redmond BF (2016). Self-Efficacy and Scriven, Smith (2013).Four Interpretations
Social Cognitive Theories. http://- of Social Capital: An Agenda for Mea-
wikispaces.psu.edu. Diakses pada 21 surement.publishing. http://dx.doi.-
Januari 2017 or/10.1787/5jzbcx010wmten.Diakses
Reuser, Bonneux, Willekens (2010). The tanggal 13 januari 2017
Effect Of Risk Factors On The Du- Wafroh Siti (2016). dukungan Keluarga de-
ration Of Cogni-tive Impairment: A ngan Kualitas Hidup lansia di PTSW
Multistate Life Table Analysis Of The Budi Sejahtera Banjarbaru. Program
U.S. Health And Retirement Surey. Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ke-
Netspar Discussion Paper 01/2010- dokteran Universitas Lambung Mang-
036. kurat. Dunia Keperawatan 4(1): 60-64
Setyoadi, Noerhamdani, Ermawati (2010). Yuliati (2014). Perbedaan kualitas hidup
Perbedaan Tingkat Kualitas hidup pa- lansia yang tinggal di Komunitas
da lansia wanita di komunitas dan dengan di Pelayanan Sosial.
panti.http://ejournal.umm.ac.id/inde Undang-undang RI No.3 tahun 1986 ten-
x.php/keperawatan/article/viewFile/ tang kesejahteraan lanjut usia BAB I
621/641ummscientific_journal.pdf.Di pasal 1 ayat 2.
akses pada 11 juni 2017.

e-ISSN: 2549-1173 (online) 69

You might also like