Professional Documents
Culture Documents
706 1213 1 SM
706 1213 1 SM
706 1213 1 SM
ABSTRACT
Most dominant pain is felt during labor, especially during the firts stage of the active phase. Labor pain can
cause stress that causes excessive release of hormones such as catecholamines and steroid. Excessive secetion of
the hormone will cause impaired uteroplacental circulation resulting in fetal hypoxia. One to control labor
pain with non-pharmacology method is by deep back massage method and endorphine massage
method.Objective to know the difference of intensity of labor pain stage I active phase before and after given
method of deepback massage and endorphine massage at Puskesmas PONED Plered Cirebon District
Health Center.This method is a type of quasy experimental research with design “Pretest-Posttest group
design”. The sample of this research is the active stage maternalmother at Puskesmas PONED Plered
Cirebon District as many as 30 respondents given method deep back massage and 30 respondents were given
endorphine massage method. The data used in this study is the primary data by using questionnaires given
directly to the respondents. Stage of data analysis used are univariate (mean, SD and frequency distribution),
bivariate (Shapiro Wilk and Wilcoxon). The results showed that the coefficient of Z is 4,738 and
Asym.Sig (p value) 0,000 for deep back massage method and endorphine massage method of Z coefficient
value 4,735 and Asym.Sig (p value) 0,000.it is shown that value of Asym.Sig (p value) <0,05.There is a
decrease in the intensity of labor pain during the active phase I after being given deep back massage method
compared with after endorphine massage method.
Keywords: Kala I actife phase, endorphine massage, deep back massage, labor pain.
ABSTRAK
Nyeri paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I fase aktif.
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang
berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan
menimbulkan gangguan sirkulasi uteroplasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Salah satu
untuk mengendalikan nyeri persalinan dengan metode non-farmakologi yaitu dengan
metode deep back massage dan metode endorphine massage.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan setelah
diberikan metode deep back massage dan endorphine massage di Puskesmas PONED Plered
Kabupaten Cirebon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperiment dengan
desain pretest-posttest group design. Sampel penelitian adalah ibu bersalin kala I fase aktif di
Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon sebanyak 30 responden diberikan metode
deep back massage dan 30 responden diberikan metode endorphine massage. Data yang
383
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner yang
diberikan langsung kepada responden. Tahapan analisis data yang digunakan adalah
univariat (mean, SD dan distribusi frekuensi), bivariat (Shapiro wilk dan Wilcoxon).Hasil
analisis menunjukkan nilai koefisien Z sebesar 4.738 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000
untuk metode deep back massage dan metode endorphine massage nilai
koefisien Z sebesar 4.735 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai Asym.Sig (nilai p) < 0,05. Disimpulkan ada penurunan intensitas nyeri persalinan kala I
fase aktif setelah diberikan metode deep back massage dibandingkan dengan setelah diberikan
metode endorphine massage.
Kata Kunci : Kala I fase aktif, endorphine massage, deep back massage, Nyeri Persalinan.
Fenomena yang terjadi saat ini, deep back massage.Hal ini didukung juga
ditemukan bahwa beberapa ibu yang oleh penelitian Nur Azizah, I, et al (2011)
mengalami proses persalinan kala I fase di BPS S dan B Demak tahun 2011 pada
aktif mengeluhkan rasa nyeri dan ibu primi para kala I menunjukan nilai
kontraksi yang sangat kuat serta rasa ingin rata-rata sebelum diberikan endorphin
seperti buang air besar.. Hasil penelitian massage adalah 12,31 dan setelah
yang dilakukan oleh (Nurlaela, 2008), pemberian adalah 4,69 dengan
didapatkan data bahwa sebanyak 13,9% p value = 0,000 ≤ 0,05. Ada pengaruh
operasi sesar dilakukan tanpa Endorphin massage terhadap intensitas nyeri
pertimbangan medis. Operasi sesar kala I persalinan normal ibu primi para di
dilakukan atas keinginan ibu karena BPS S dan B Demak tahun 2011.
mereka beranggapan bahwa operasi sesar
tidak akan mengalami nyeri seperti saat
METODE PENELITIAN
persalinan normal. Bidan sebagai salah
Penelitian ini menggunakan eksperimen
satu sumber daya manusia di bidang
semu (quasi eksperiment design) dengan
kesehatan dengan peran yang cukup besar
pendekatannya pretest-posttest group design”.
ini maka sangat penting kiranya bagi
Untuk penelitian lapangan biasanya
bidan untuk senantiasa meningkatkan
menggunakan rancangan eksperimen
kompetensinya melalui pemahaman
semu (quasi eksperiment)(Murti, B, 2003:
mengenai asuhan kebidanan mulai dari
285). Populasi dalam penelitian ini adalah
wanita hamil sampai nifas serta kesehatan
calon ibu bersalin yang berjumlah
bayi (Sulistyawati, 2009).
85 orang di Puskesmas PONED Plered
Kabupaten Cirebon Periode Februari –
April 2017. Pengambilan sampel
Penelitian Lestari, I, et al (2012) terhadap
dilakukan dengan cara nonprobability
ibu bersalin kala I fase aktif yang
sampling dengan teknik accidental sampling,
mendapatkan deep back rata-rata sebelum
jumlah batas minimal yang harus diambil
deep back massage adalah 7,43 dan setelah
oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel
pemberian 3,10. Dibuktikan dengan uji
(Cohen, 2007). Maka Sampel kasus dalam
Wilcoxon sign rank test didapatkan hasil p
penelitian ini berjumlah 60 orang pada
value = 0,00 ≤ 0,05 yang berarti terdapat
ibu bersalin kala I fase aktif yang diberi
perbedaan (adanya penurunan) tingkat
metode deep back massage 30 orang dan
nyeri sebelum dan sesudah pemberian
yang diberikan metode endorphin massage
385
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
30 orang . Kriteria inklusi deep back c. Ibu dengan posisi berbaring atau bisa
massage yaitu ibu dengan persalinan kala I juga duduk, lakukan penekanan pada
fase aktif yang bersedia menjadi sakrum saat awal kontraksi, minta
responden, tidak menjalani terapi ibu menarik napas yang dalam lalu
analgetik lain selama persalinan, dengan keluarkan dengan lembut sambil
terapi drip oksitosin, kooperatif dan memejamkan mata.
dapat berkomunikasi dengan baik.Kriteria d. Penekanan diakhiri saat kontraksi
ekslusi yaitu ibu yang mengalami berhenti.
gangguan kulit pada daerah sakrum, e. Setelah dilakukan intervensi ibu
datang dengan pembukaan > 7 cm. bersalin mengisi kembali skor
Kriteria Inklusi endorphin massage yaitu ibu intensitas nyeri sesudah diberikan
dengan persalinan kala I fase aktif yang metode deep back massage.
bersedia menjadi responden, datang Pengumpulan data pada intervensi
dengan pembukaan 4-7 cm, kooperatif metode endorphin massage dengan cara
dan dapat berkomunikasi dengan baik. berikut:
Kriteria ekslusinya yaitu ibu yang a. Serviks dalam keadaan pembukaan
mengalami gangguan kulit pada daerah 4-7 cm.
tangan dan punggung, menjalani terapi b. Ibu bersalin mengisi skor intensitas
lain selama persalinan. nyeri sebelum diberikan metode
endorphin massage yang telah disiapkan.
c. Ibu dengan posisi berbaring miring
Teknik pengumpulan data dilakukan atau duduk sesuai dengan
dengan melakukan observasi intensitas kenyamanan ibu. Anjurkan ibu untuk
nyeri sebelum dan sesudah massage serta menarik napas yang dalam lalu
wawancara dengan menggunakan lembar keluarkan dengan lembut sambil
observasi yang telah disiapkan. memejamkan mata, sementara
Pengumpulan data pada intervensi pendamping persalinan mengelus
metode deep back massage sebagai berikut: permukaan luar lengan ibu dengan
lembut sampai ke bagian leher.
a. Serviks dalam keadaan pembukaan
d. Lakukan sentuhan lembut kurang
4-7 cm.
lebih selama 5 menit.
b. Ibu bersalin mengisi skor intensitas
e. Setelah dilakukan intervensi ibu
nyeri sebelum diberikan metode deep
bersalin mengisi kembali skor
back massage yang telah disiapkan.
386
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
HASIL
Tabel 1. Rata-rata Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Diberikan Metode Deep Back Massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten
Cirebon Tahun 2017
Variabel Mean Standar Deviasi Min-Max
Intensitas Nyeri Sebelum Metode 6,4 0,9 5-8
Deep Back Massage
Intensitas Nyeri Sesudah Metode 4,2 1,1 2-6
Deep Back Massage
Tabel 2. Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Diberikan Metode Endorphin Massage di Puskesmas
PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017
Variabel Mean Standar Deviasi Min-Max
Intensitas Nyeri Sebelum Metode 6,7 1,1 4-9
Endorphin Massage
Intensitas Nyeri Sesudah Metode 3,9 1,0 2-6
Endorphin Massage
387
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
Tabel 3. Analisis Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Deep Back Massage
di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017
Tabel 4. Analisis Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Endorphin Massage di Puskesmas
PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017
Variabel N Mean Koefisien Z p value
Rank
Sebelum pemberian 30 6,7 -4.735 0,000
metode endorphine massage
Sesudah pemberian 30 3,9
metode endorphine massage
Data hasil penelitian pengetahuan dari 30 karena pada p-value sebelum metode
responden diuji kenormalan datanya. Uji endorphin massage sebesar 0,000 (<0,05)
normalitas data menggunakan “Shapiro dan sesudah metode endorphin massage nilai
Wilk” dan didapatkan hasil data 0,000. p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk
Berdasarkan uji normalitas menunjukkan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
bahwa data berdistribusi tidak normal, intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
388
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
oleh ibu dengan metode deep back massage Responden yang Diberikan Metode
akan meningkatkan sirkulasi daerah Endorphin Massage Terhadap
genetalia serta memperbaiki elastisitas Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
serviks. Relaksasi akan mengeliminasi Fase Aktif
stress serta ketakutan dan kekhawatiran Berdasarkan penelitian yang telah
menjelang kelahiran yang dapat dilakukan metode endorphin massage
menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan mengalami perbedaan rata-rata intensitas
sakit saat bersalin yang akan membantu nyeri sebelum dan sesudah pemberian.
ibu mengontrol kontraksi uterus. Rata-rata sebelum diberikannya metode
Dampak metode deep back massage adalah endorphin massage sebesar 6,7 dan sesudah
meningkatkan pelepasan endorphin, selain diberikannya sebesar 3,9, artinya terdapat
mengurangi nyeri juga dapat perbedaan intensitas nyeri sebelum
meningkatkan kerja oksitosin dalam diberikan dan sesudah diberikannya
membantu kontraksi miometrium pada metode tersebut. Apabila dilihat dari skala
proses pembukaan. intensitas nyeri deskriftif sederhana
menurut (Andarmoyo, S 2013) setelah
Pada responden yang diberikan metode diberikan metode endorphin massage
deep back massage dilakukan penekanan sebagian besar ibu bersalin kala I fase
pada sakrum saat awal kontraksi. aktif mengalami penurunan nyeri dari
Penekanan dapat dilakukan dengan nyeri berat terkontrol menjadi nyeri
tangan yang dikepalkan seperti bola tenis sedang.Hal ini sejalan dengan penelitian
pada sakrum 2,3,4. Minta ibu untuk (Iin Nur, et al 2011) mengenai pengaruh
menarik napas yang dalam lalu keluarkan endorphin massage terhadap intensitas nyeri
dengan lembut sambil memejamkan persalinan kala I persalinan normal ibu
mata. Hasil penelitian yang sudah primipara menunjukkan rata-rata skala
dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa nyeri diperoleh perbedaan skala nyeri
terdapat penurunan tingkat nyeri pada ibu sebelum intervensi 7,40 setelah
bersalin kala I fase aktif setelah diberikan intervensi 3,80. Maka dapat disimpulkan
metode deep back massage. adanya penurunan yang signifikan
sebelum dan setelah intervensi metode
endorphin massage.
390
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
Dilihat dari tinjauan teori endorphin massage metode deep back massage dilihat dari nilai
merupakan sebuah terapi Asymp.Sig (nilai p) 0,000 < 0,05, maka
sentuhan/pijatan ringan yang cukup dari hasil tersebut dapat disimpulkan
penting diberikan menjelang hingga bahwa terdapat penurunan intensitas
saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan nyeri persalinan setelah dilakukannya
karena pijatan merangsang tubuh untuk intervensi yaitu dengan metode deep back
melepaskan senyawa endorphin yang massage.Hal ini didukung oleh penelitian
merupakan pereda rasa sakit dan dapat (Maita, 2016) pada ibu bersalin
menciptakan perasaan nyaman memperlihatkan ada penurunan
(Kuswandi, 2011).Endorphin dalam tubuh bermakna skala nyeri sebelum dan
bisa dipicu munculnya melalui berbagai sesudah diberikan metode deep back
kegiatan seperti pernapasan yang dalam massage, berdasarkan uji statistik p value:
dan relaksasi, serta meditasi (Kuswandi, 0,004 (p<0,05).
2011).Dari hasil penelitian, responden
yang diberikan metode endorphin massage Dari hasil penelitian dapat diketahui
dilakukan secara berbaring atau pun bahwa ada perbedaan intensitas nyeri
duduk dengan ibu tarik napas yang dalam persalinan kala I fase aktif persalinan
lalu keluarkan dengan lembut sambil fisiologis. Dari hasil penelitian tersebut
memejamkan mata. Sementara itu peneliti terdapat perbedaan yang signifikan pada
mengelus permukaan luar lengan ibu, rasa nyeri sebelum dan sesudah diberikan
mulai dari tangan sampai lengan bawah, deep back massage. Pemberian deep back
belaian dilakukan dengan sangat lembut massage akan menyebabkan penurunan
menggunakan ujung-ujung jari. Skala ketegangan otot dan relaksasi termasuk
nyeri yang telah diisi oleh responden pada otot abdomen dan ini mengurangi
terdapat penurunan tingkat nyeri setelah friksi antara rahim dan dinding abdomen.
dilakukan metode endorphin massage. Terjadinya nyeri dalam persalinan kala I
disebabkan karena kontraksi rahim yang
Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri menyebabkan dilatasi serviks dan segmen
Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum bawah rahim oleh karena adanya dilatasi.
dan Sesudah Diberikan Metode Deep Semakin bertambahnya volume maupun
Back Massage. frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang
Terdapat perbedaan rata-rata intensitas dirasakan akan bertambah kuat. Setiap
nyeri sebelum dan sesudah diberikan seseorang mempunyai rasa nyeri
391
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017