Professional Documents
Culture Documents
Surabaya
cardiology
update V
PROCEEDING
E M E R G E N C Y IH C A R D I O L O G Y
BASIC PHYSIOLOGY
TO CLINICAL APPLICATION
SHERATON H O T E L SURABAYA, 22^^ - 24*^ A U G U S T 2 0 1 4
SYMPOSIA
WORKSHOP
BASIC P H Y S I O L O G Y IN CARDIAC D I S E A S E
GENERAL MVIINATION -OR C A R D I A C E M E R G E N C Y P A T I E N T
PERIPHERAL ULTRASOUND
TREADfJIILL TEST
lOVANCED CARDIAC LIFE S U P P O R T
EDITOR:
di Her Oktaviono
SurYono
Digital Repository Universitas Jember
Surabaya
cardiology
update V
. PROCEEDING
EMERGENCY IN CARDIOLOGY
BASIC PHYSIOLOGY
TO CLINICAL APPLICATION
SHERATON HOTEL SURABAYA, 22"^ . 24^^^ AUGUST 201 4
SYMPOSIA
WORKSHOP
BASIC PHYSIOLOGY IN CARDIAC DISEASE
GENERAL EXAMINATION FOR CARDIAC EMERGENCY PATIENT
i PERIPHERAL ULTRASOUND
TREADMILL TEST
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT
EDITOR:
Yudi Her Oktavlono, dr., Sp.JP(K) FIHA PICA FSCAI FAsCC
Suryono, dr., Sp.JP FIHA
ISBN ; 978-602-18458-3-7
Editor:
YudI Her Oktavlono, dr., Sp.JP(K) FIHA FICA FSCAI FAsCC
Suryono, dr„ Sp.JP FIHA
Penerbit:
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULER INDONESIA (PERKI)
CABANG SURABAYA
Lab/SMF llmu Penyakit Jantung FK UNAIR/ RSUD Dr. Soe*omo
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya - 60286
Telp: 031-5020362, Fax: 031-5031752
E-mail: pe'-ki_sby@yahoo.com
Dicetak oleh:
Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga
Kampus C U n a i r - Mulyorejo, Surabaya 60115
Telp. (031) 5992246, 5992247, 592859 i. Fax. (031) 5992248
E-mail: aup.unair@gmail.com
(OC 205/11.14/25E)
TIP
Session 3 Prelunch Sirnpo by PT PERRON
mmmm
Sadewantoro, MU, FIHA
Achmad Hanafi, MD, FIHA
11:30-11:45 "The Role Short Acting Nitrat In Acute Ischemic Heart Failure" Prof RochmadRomdoni, MD, PhD, FIHA
11:45 - f? 00 "Hipertensive Crisis Management: Step by Step" Isman Firdaus, MD, FIHA
12:00-12:1?
I?:15 -13410 Discussion :.^HHNHHHNHHHN^^ lit
Sessioii>4 Lunch
* EMERGENCY IN HYPERTENSION
Absolutely not Simple Hypertension &a»iff^'™^
13.00 -13.15 "Hypertension in Pregnancy, Must be Rush" Dyana Sar'asti, MD, FIHA
13.15-13:30 "Different CVA is Different Hypertension Management' :Paulus Suglanto, MD, PhD
13:30-13.45 "Hypertension Malignant in Perioperative" Muhammad .Aminuddin, MD, FIHA
13:45-14.00 "Case Presentation - CVA and Hypertension Mohammad Budiarto, MD, FIHA
144)0-14 15 Discussion of Emergency in Hypertension
Sessions UPDATE ON RESUSCITATION SCIENCE RP Soeharsohadi, MD, FIHA
Mayoay Mayday, It's About Life Saving Solehah Catur Ranayu, MD, FIHA
I
"Review of Cardio Pulmonary Rescucitation Management Liliek Murtiningsih, MD, FIHA
14.15-14.30
"Return of Spontaneous Circulation and Hypothermia Role" Suryono, i\/!D,i FIHA
14.30-14:45
"Don't Underestimate of Electrolyte Imbalance and Hairudi Suaijo, MD, FIHA
14:45-15.00 Acio-Base State"
154)0-15.15 "Case Presentation - Life After'Death" Wenni Erwindia, MD, FIHA
1&J5-15.30 Discussion of Update on Resuscitation Science
Ii3(l.-..16il0. CLOSING REMARKS
Skill Station
"Pattioblology of Hipoxia Spells: The Role of Knee-Chest Prof Teddy Ontoseno, MD, PhD, FIHA s
Posit on"
Discussion
Skill Station
Coffee Break
"Pathoohysioloay of Cardiac /Arrest .The Role of WennI Erwindia, MD, FIHA
Cardlo-Wlmonary Resuscitation (CPR)
Discussion
Skill Station
Closing
"GENERAL EXAMINATION FOR CARDIAC DISEASES" Benny Jovie, MD,JlhA
Registration
"How to Detectlng"Murmur"Sounds in The Heart" YudiHerOktaviono,MD, FIHA
Discussion
Skill Station
"Thorax X-Ray Recognition in Cardiac Diseases" Suryono, MD, FIHA
Discussion ^
Skill Station
Coffee Break
"How to Measure JVP and Hepato-Jugular Reflex In Congestive Budi Satrlyc, MD,„FIHA
Heart Failure"
Discussion
Skill Station
Closing
PROCEEDING
Emergency in Cardiology Basic Physioiogy to Clinical Application
Digital Repository Universitas Jember
I. Definisi
ROSC adalah pemulihan atau kembalinya ritme perfusi secara spontan pasca
kejadian henti jantung yang ditandai dengan beberapa tanda diantaranya : terabanya
denyut nadi, napas spontan, batuk, gerakan tubuh, dan terukurnya tekanan darah.
Kelebihan dengan menggunakan metode invasive ini adalah target suhu yang
diharapkan akan cepat tercapai serta akan mudah mengatasi bila terjadi penurunan
suhu tubuh yag berlebihan. Namun demikian, kekurangan dari cara ini adalah
biaya alat dan fasilitas yang mahal, serta membutuhkan keahlian khusus dari
dokter yang mampu memasang kateterisasi vena.
X. Kesimpulan
1. Perawatan pasca ROSC salah satunya melalui pengontrolan suhu tubuh (terapi
hipotermi) untuk mengoptimalkan keberlangsungan hidup dan pemulihan fungsi
neurologis.
2. Terapi hipotermia dapat dilakukan dengan metode invasive maupun non invasive
disesuaikan dengan fasilitas dan tenaga ahli di tiap rumah sakit, dan tiap cara
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
REFERENSI
1. Neumar RW, et al. Post Cardiac Arrest Syndrome. Journal of The American Heart
Assiciation. 2008 : 118, 2452-2483
2. Peberdy MA, et al. Post Cardiac Arrest Care. Journal of The American Heart
Association. 2010 : 122, 768-786
3. Deakin CD, et al. Cardiopulmonary Resuscitation Recommendation. American Heart
Association. 2010 : 93-174
4. Nolan JP, et al. Treatment and Prognostication of Post Cardiac Arrest Syndrome .
American Heart Association. 2010 : 350-357
5. Kligganon JH, et al. Arterial Hyperoxia Following Cardiac Arrest. JAMA. 2010 : 2165
VHANIA DHOMINICA BANI
(01501190347) 7/35
1. Kapnografi
merupakan teknik non-invasif penting yang dapat memantau produksi CO2, perfusi paru dan
ventilasi alveolar serta pola pernapasan. Pengukuran C02 di udara ekspirasi secara langsung
menunjukkan perubahan eliminasi C02 dari paru-paru. Secara tidak langsung menunjukkan
perubahan produksi C02 di tingkat jaringan dan dalam pengiriman serta digunakan secara
rutin sebagai monitoring fungsi respirasi selama tindakan operasi, alat ini mempunya
kelebihan yaitu non-invasif dan kontinyu.
2. Transcutaneous Cardiac Pacing
adalah teknik merangsang elektrik jantung eksternal melalui serangkaian bantalan elektroda.
Stimulus ini dimaksudkan untuk menyebabkan depolarisasi jantung dan kontraksi miokard.
Dengan metode pengobatan pasien ketika sistem konduksi jantung melambat dan dapat
menimbulkan bahaya. Digunakan bagi pasien dengan gejala bradikardia, terutama jika pasien
tidak responsif terhadap obat atropin. Untuk memiliki efek, miokardium harus mampu
menghasilkan output jantung dengan kontraksi otot.
3. Vagal Manuver
rencana tindakan nonfarmakologi yang biasanya digunakan menentukan tachy-disritmia.
Manuver vagal dapat meningkatkan kerja parasimpatis dan memperlambat konduksi AV
node. Umumnnya metode untuk menstimulasi saraf vagus adalah valsava’s maneuver dan
Carotid Sinus Massage (CSM). Jenis dari carotid sinus massage adalah tekanan sinus carotis.
Manuver vagal ini juga digunakan sebelum kardioversi farmakologik,
Beberapa jenis manuver vagal yaitu:
• Manuver valsava yaitu tindakan ekspirasi melawan glotis yang tertutup. Manuver ini
efektif AVRT (AV reentry tachycardia).
• Manuver Nuller yaitu tindakan inspirasi mendadak melawan glotis yang tertutup.
• Pemijatan sinus karotikus yaitu penderita ditempatkan pada posisi supinasi dengan
kepala sedikit hiperekstensi dan berpaling ke arah yang berlawanan dengan tempat
pemijatan. Lokasi sinus karotikus kanan adalah pada daerah angulus mandibula kanan.
Dengan menggunakan jari pertama dan kedua berikanlah pemijatan sirkuler selama 2-6
detik atau 10 detik. Jika gagal dapat dicoba pemijatan sinus karotkus kiri. Pemijatan
sinus karotikus tidak dianjurkan pada orang tua atau pada penderita dengan penyakit
arteri karotikus.
• Mencelupkan muka ke air dingin selama 6-7 detik, manuver ini khususnya efektif pafa
anakanak.
• Pemijatan bola mata juga mempunyai efek stimulasi vagal, tetapi tidak dianjurkan karena
menyebabkan kerusakan retina.
4. Beta blocker
Golongan obat ini menghambat adrenoseptor beta (beta bloker) menghambat adrenoreseptor
beta di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Beta bloker
memperlambat denyut jantung dan dapat menyebabkan depresi miokard; beta bloker dikontra
indikasikan pada pasien termasuk anak-anak dengan blok AV derajat dua atau tiga. Beta
bloker harus juga dihindari pada pasien gagal jantung tidak stabil yang memburuk.
Diperlukan kehati-hatian dalam memulai pemberian beta bloker pada pasien gagal jantung
stabil. Sotalol dapat memperpanjang interval QT, dan kadang-kadang menyebabkan aritmia
ventrikel yang mengancam jiwa (penting: perhatian khusus untuk menghindari hipokalemia
pada pasien yang menggunakan sotalol).
- oksirenolol, pindolol, asebutolol = mempunyai aktivitas simpatomimetik intrinsic
- atenolol, nadolol, dan sotalol. = contoh beta blocker yang larut dalam air
- Labetalol, dan karvedilol = beta bloker yang memiliki tambahan mekanisme kerja
vasodilatasi arteriol dengan mekanisme yang berbeda, sehingga dapat menurunkan
resistensi perifer.
5. Syncronized cardioversion
Synchronized Cardioversion adalah shock/kejut listrik dengan energy rendah yang
menggunakan sebuah sensor untuk menghantarkan listrik yang sudah disinkronkan dengan
puncak kompleks QRS (titik tertinggi dari gelombang R). Sinkronisasi ini menghindari
penghantaran kejut listrik dengan energy yang rendah selama repolarisasi jantung
(gelombang T). Jika kejut listrik ini terjadi pada gelombang T (saat repolarisasi), terdapat
kemungkinan tinggi kejut listrik tersebut memicu terjadinya VF (Ventrikular Fibrilasi). Jika
jantung memiliki irama yang irregular (tidak teratur) yang biasa disebut dengan aritmia, atau
berdenyut terlalu cepat, kardioversi adalah cara untuk mengembalikan ke ritme yang teratur
Kardioversi tersinkron sangat efektif dalam terminasi TaRAV. Kardioversi harus dilakukan
segera bila takikardia disertai dengan tanda-tanda instabilitas hemodinamik. Kardioversi
dapat pula dilakukan pada pasien TaRAV dengan hemodinamik stabil bila pemberian obat
seperti adenosin, verapamil, atau diltiazem tidak berhasil mengonversi irama pasien
References
Fratama, F. F. (2017). MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTENSIF :
Cardiac Pacing ; Transcutaneous Cardiac Pacing. KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA: POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN,JURUSAN
KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIV, 1 - 10.
Hunter, R. (2013). Manuver Vagal. Scribd, 1 - 9.
IONI. (2015). Beta Blocker. Retrieved from Pusat Informasi Obat Nasional:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/234-
beta-bloker
Khezri, M. (2015). Capnography. Qazvin University of Medical Sciences, 1 - 25.
RAMPENGAN, S. H. (2015). KEGAWATDARURATAN JANTUNG. Badan Penerbit:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1 - 194.
Sunu Budhi Raharjo, Y. Y. (2017). Pedoman Tatalaksana Takiaritmia Supraventrikular
(TaSuV). Indonesian Journal Pf Cardiology, 109 - 150.