Professional Documents
Culture Documents
Pornography Addiction Level Screening On Junior and Senior High School Students in 2017
Pornography Addiction Level Screening On Junior and Senior High School Students in 2017
Rahma Astuti
Perekayasa pada Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
e-mail: rahmastuti@yahoo.com
Naskah diterima: 29 /01/2018; direvisi akhir: 28/02/2018; disetujui: 14/02/ 2018
Abstract
This study aims to find out how the level of pornography addiction of students in junior and
senior high school. There are now many children and adolescents who are addicted to access
pornographic content. Accessing pornographic content is very dangerous for a teenager,
because they have not been able to think critically so they can fall asleep and dissolve in the
porn site. The tendency of teenagers to watch pornographic films over and over, has an impact
on the difficulty of concentrating in learning. As a result of the difficulty of concentrating
it results in low learning outcomes. The instrument used is a questionnaire in the form of a
self report about the habits of adolescents in behaving related to pornography addiction. The
survey was conducted in four districts / cities, namely Jakarta, Semarang, Bantul and Banda
Aceh with a sample of 16 schools with composition, 8 middle schools and 8 high schools. Of all
student respondents who were caught following the screening of pornography addiction levels,
almost all of them had been exposed to pornographic material. Initially the rest is unaware
or accidentally sees pornographic content when they open the internet or social media. Most
students claim to know pornographic content while in the house. Digital devices such as mobile
phones provided by parents and can only be used by children when they have returned home
after school, is one of the reasons why this happened.
Keywords: screening, addiction, pornography
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat adiksi pornografi siswa di
jenjang SMP dan SMA. Saat ini sudah banyak anak dan remaja yang kecanduan mengakses
konten pornografi. Mengakses konten pornografi sangat berbahaya bagi seorang remaja,
karena mereka belum mampu berpikir secara kritis sehingga dapat terlena dan larut dalam situs
porno tersebut. Kecenderungan remaja untuk menonton film porno secara berulang-ulang,
berdampak pada sulitnya berkonsetrasi dalam belajar. Akibat dari sulitnya berkonsentrasi
tersebut mengakibatkan hasil belajar yang juga rendah. Instrumen yang digunakan adalah
angket berupa pernyataan diri (self report) tentang kebiasaan remaja dalam berperilaku yang
berkaitan dengan adiksi pornografi. Survey dilakukan di empat kabupaten/kota yaitu Jakarta,
Semarang, Bantul dan Banda Aceh dengan sampel berjumlah 16sekolah dengan komposisi,
8 SMP dan 8 SMA. Dari seluruh responden siswa yang terjaring mengikuti skrining tingkat
adiksi pornografi, ternyata hampir semuanya pernah terpapar materi pornografi. Pada awalnya
sisa tidak menyadari atau tidak sengaja melihat konten pornografi ketika mereka membuka
83
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Volume 11, Nomor 2, Agustus 2018
internet atau media sosial. Sebagian besar siswa mengaku mengetahui konten pornografi
ketika berada di dalam rumah. Perangkat digital seperti telepon genggam yang disediakan
orang tua dan baru dapat digunakan oleh anak ketika telah kembali ke rumah selepas sekolah,
menjadi salah satu alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi.
84
Rahma Astuti, Skrining Tingkat Adiksi Pornografi Siswa SMP dan SMA Tahun 2017
bersama oleh Mulya Haryani, Mudjiran dan mana 25 ribu adalah pornografi anak. Untuk
Yarmis Syukur (2012) dijelaskan bahwa menangani masalah ini, menurut Menteri,
mudahnya dalam mengakses film/video pihaknya akan bekerja sama dengan Kominfo
porno memungkinkan seorang remaja secara dan akan meniru Filipina yang bekerja sama
bebas menonton sehingga menimbulkan dengan intelijen menangani kasus cyber
kecenderungan bagi remaja untuk menonton crime ini (Republika, 17 April 2016).
film porno secara berulang-ulang, yang Kecanduan melihat pornografi merupakan
berdampak pada sulitnya berkonsetrasi dalam salah satu sebab dari banyaknya tindak
belajar. Akibat dari sulitnya berkonsentrasi kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia.
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan penelitian Ardana Wahyu Sajati,
Berdasarkan penelitian Endah Fitriasary dan dkk (2013) tentang “Hubungan Antara
Zidni immawan Muslimin (2009), hasilnya Pengetahuan dan Sikap Tentang Pornografi
dapat disimpulkan bahwa intensitas dalam dengan Perilaku Seksual pada Siswa Di
mengakses situs porno memiliki hubungan SMAN 14 Semarang”, dijelaskan bahwa ada
positif dengan perilaku seksual. Hasil hubungan yang signifikan antara pengetahuan
penelitian lain yang senada dengan hasil dan sikap pornografi dengan perilaku seksual
tersebut adalah bahwa tayangan pornografi siswa SMA 14 Semarang. Pengetahuan akan
di internet mempengaruhi perilaku seksual suatu manfaat, dan akibat buruk sesuatu
remaja, karena remaja yang intens menonton hal akan membentuk sikap, kemudian dari
serta meniru adegan-adegan yang disajikan sikap itu akan timbul niat. Niat inilah yang
dalam tayangan pornografi tersebut selanjutnya akan menentukan apakah kegiatan
menimbulkan efek perilaku menyimpang akan dilakukan atau tidak. Pada masa remaja
yang biasanya akan melalui beberapa seseorang sedang mengalami dorogan seksual
tahapan, yakni tahap Addiction (kecanduan), yang besar. Apabila pengetahuan akibat
tahap Escalation (eskalasi) dan tahap Act-out seringnya mengakses konten pornografi
(peniruan) (Nur Anisah, 2016) ditambah dengan dorongan seksual yang
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan besar, maka dorongan untuk melakukan
Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise hubungan seksual semakin besar. Tidak
mengatakan, di Indonesia ada 25 ribu mustahil jika dorongan seksual yang besar
aktivitas pornografi anak baik yang diunduh ini akan memicu tindak kekerasan. Menurut
(download) maupun diunggah (upload) Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian
di internet setiap harinya. Data tersebut Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
diperoleh dari Interpol dan Polri. Menurut Anak, kasus kekerasan terhadap anak masih
pantauan Kementerian PPPA bersama sangat tinggi, dan yang lebih memprihatinkan
lembaga pantauan dan analisis media daring lagi, 80 persen merupakan kekerasan seksual
Katapedia pada September hingga November yang dipicu oleh kemudahan mengakses
2016, ada 1.200 cuitan di Twitter mengenai pornografi (Syahrul Munir, 2017)
pornografi anak. Secara keseluruhan, menurut Kasus pornografi anak tentu saja
data Interpol setidaknya ada 50 ribu aktivitas bertentangan dengan amanat UU No. 20
pornografi di Indonesia tiap harinya di tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
85
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Volume 11, Nomor 2, Agustus 2018
5. Mencari kenikmatan di dunia nyata. Pada 1. Periksa history alamat situs komputer
tahap ini, ia akan mulai berpetualang yang digunakan anak. Cara ini untuk
untuk mencari kepuasan pornografis di mencari tahu seberapa jauh akses anak
dunia nyata, dengan melakukan seks terhadap pornografi.
bebas. 2. Periksa pesan singkat (SMS) pada ponsel
Randy Hyde, Ph.D (2010) dalam anak. Seringkali anak yang terkena adiksi
Seminar Nasional Mengenali dan Mengatasi pornografi ber-SMS dengan teman-
Adiksi Pornografi Pada Anak dan Remaja, temannya dengan menggunakan kata-
menyampaikan tanda-tanda kecanduan kata yang tidak senonoh atau mengarah
pornografi sebagai berikut. pada seksualitas.
1. Menarik diri dari pergaulan, lebih banyak 3. Cara yang paling baik adalah dengan
menghabiskan waktu sendirian dan sangat menanyakan kepada anak, dalam sebuah
sensitif tentang privasi mereka, seperti obrolan hangat; bukan dalam suasana
tidak mengizinkan orang lain masuk yang menghakimi. Tanyakan seberapa
ke kamar mereka atau berlama-lama di kenalkah anak dengan pornografi.
dalamnya. Beritahu dengan baik dan penuh kasih
2. Ketika memandang lawan jenis, mereka sayang mengenai mengapa mereka tidak
akan lebih terfokus memandang anggota boleh mengakses pornografi. Hal ini akan
tubuhnya. Walaupun agak sulit melihat memperkuat hubungan orangtua dan anak
gejala ini, akan tetapi jika diperhatikan serta membangun kepercayaan anak pada
baik-baik maka perilaku seperti ini dapat orangtua.
dikenali. Berdasarkan penjelasan dan uraian para
3. Mereka akan lelah karena harus terus pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa
menutupi kebiasaan yang mereka nilai kesenangan seseorang terhadap gambar/
buruk ini, sehingga mereka akan lebih video/bacaan bermuatan pornografi dalam
mudah tersinggung dan marah, tidak jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan
suka ditanya soal dirinya dan sering tidak kecanduan. Kecanduan pada pornografi
mau diganggu. Mereka pun akan lebih jika tidak segera ditangani, akan meningkat
menyendiri dan memiliki kepercayaan diri tahapannya menjadi kondisi adiksi berat
yang menurun, serta menjadi pemurung. yang akan mengganggu perilaku sosialnya.
Adiksi ini menyebabkan mereka tersiksa Apabila terjadi pada anak dan remaja,
dan depresi. tentu dapat melemahkan generasi muda
4. Cara berbicara kerap kali menggunakan karena kemampuan berkonsentrasi terhadap
kata-kata tidak senonoh yang sifatnya pelajaran terganggu dan tidak mampu
seksual, terutama jika berbicara dengan merencanakan masa depa denga baik.
teman-temannya.
Selanjutnya Hyde menyarankan, untuk Bahaya Adiksi Pornografi
mengenali apakah anak terkena adiksi Berdasarkan riset Mark B Kastleman
pornografi, orangtua perlu memperhatikan (seorang ahli terapi adiksi pornografi di
dan melakukan hal-hal berikut ini. Amerika Serikat) dan Dr. Donald Hilton Jr
88
Rahma Astuti, Skrining Tingkat Adiksi Pornografi Siswa SMP dan SMA Tahun 2017
(ahli bedah otak dari University of Texas) sejumlah aspek sebelum menjadi dewasa.
diketahui bahwa paparan pornografi yang Karakteristik remaja itu sendiri, dijelaskan
intens dapat mengakibatkan kerusakan otak, oleh Jane H. Busto (2016) dalam Behavioral
yang pada akhirnya akan muncul kerusakan Traits of A Teenager, yakni
perilaku. 1. Bebas, Emosional dan Nakal
Berikut ini adalah penjelasan mengenai Tipe remaja yang nakal di akhir usia 9
kerusakan otak kibat pornografi sebagai tahun dapat berupa cepatnya perubahan mood
berikut. Otak merupakan bagian tubuh paling atau suasana hatimenjadi sangat resisten dan
penting dalam tubuh manusia. Tepat di akan mengalami banyak dinamika di dalam
belakang dahi, ada bagian otak yang sangat keluarga atau hubungan pertemanan. Remaja
spesial yang disebut sebagai Pre Frontal diusia ini biasanya akan mencari bentuk jati
Cortex (PFC). Menurut Jordan Grafman, diri yang bisa dicari dari orangtuanya atau
PFC hanya terdapat di otak manusia dan dari teman-teman di lingkungannya melalui
dirancang khusus agar manusia memiliki jalinan hubungan emosional, bahkan dari
akhlak. PFC merupakan bagian otak yang anak-anak nakal lainnya.
memiliki peran strategis sehingga dikatakan 2. Energik, Petualang dan Pengambil
sebagai pimpinan otak. Beberapa fungsi dari Resiko
PFC antara lain: berkonsentrasi, memahami Di usia remaja pola tidur akan mengalami
esensi benar dan salah, mengendalikan diri, perubahan karena diusia ini anak-anak lebih
berpikir kritis, merencakan masa depan, bersemangat dan lebih menyukai begadang
menimbang baik dan buruk. PFC adalah pusat (tidur larut malam). Perkembangan lobus
pertimbangan dan pengambilan keputusan. frontal di usia remaja ini juga menyebabkan
PFC baru matang setelah manusia berumur mereka memiliki kebutuhan untuk bersenang-
20 tahun. senang dan berpetualang lebih banyak serta
mengabaikan risiko yang akan mereka
Karakteristik Remaja tempuh. Untuk itu bahkan di usia remaja
Subyek penelitian ini adalah siswa SMPdan sangat rentan untuk mencoba seks bebas dan
SMA yang sdang berada dalam masa remaja. bereksperimen terhadap obat-obat terlarang
Oleh karena itu dalam kajian literatur perlu karena cenderung akan mengabaikan
disampaikan bahasan tentang karakteristik sejumlah risiko demi memenuhi rasa ingin
remaja. Menurut World Health Organisation tahu dan petualangannya.
(WHO), remaja adalah seseorang yang 3. Kedewasaan Fisik, Hormon, Kesadar
berusia antara 10-19 tahun yang tumbuh dan an Seksual dan Sosial
berkembang diantara masa kanak-kanak dan Remaja mungkin mengalami lonjakan
masa dewasa. Namun, di banyak masyarakat, pertumbuhan yang signifikan antara usia
masa remaja secara sempit dikaitkan dengan 13 dan 18 tahun. Pada masa ini, tingkat
pubertas dan siklus perubahan fisik menuju hormonal meningkat, misalnya pada remaja
kematangan reproduksi.Banyak studi yang putri mulai memproduksi lebih banyak
mengkaji tentang perkembangan remaja estrogen, sehingga di usia ini biasanya remaja
karena merupakan proses kematangan dalam putri mulai mengalamimenstruasi, dan secara
89
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Volume 11, Nomor 2, Agustus 2018
fisik peningkatan berat badan bisa tumbuh novel fiksi dan saling berkunjung atau
hampir 10 inci lebih tinggi. Remaja laki- mendengarkan walkman, namun remaja
laki juga mengalami perubahan hormonal masa kini lebih banyak menghabiskan
dan mulai memproduksi lebih banyak waktu dengan handphone dan menganggap
testosteron. Perubahan fisik pada remaja laki- berinteraksi secara langsung bukan hal yang
laki umumnya meliputi pertumbuhan rambut esensial lagi karena sudah diwakilkan oleh
wajah dan penambahan berat badan yang media sosial.
signifikan. Anak laki-laki remaja bisa tumbuh Menurut Busto (2017) lebih lanjut bahwa
hingga 20 inci lebih tinggi. Perubahan fisik remaja di abad 21 adalah orang yang pertama
dan hormonal juga membawa peningkatan mencicipi teknologi media baru seperti
kesadaran seksual, yang menyebabkan video call, game online, media sosial dan
banyak remaja mulai bereksperimen dengan aplikasi modern lainnya yang mengakibatkan
seksualitas mereka. kesenjangan digital antara generasi sekarang
4. Pertumbuhan Intelektual dan generasi terdahulu. Pengaruh gadget dan
Pertumbuhan intelektual pada usia remaja mudahnya akses internet dapat memberikan
akan membantu anak-anak menetapkan dampak positif maupun negatif. Dalam
tujuan hidup dan cita-citamereka. Beberapa sepersekian detik remaja dapat mengakses
remaja sudah dapat mulai mempertanyakan situs yang meningkatkan intelektual mereka
sudut pandang orang tua mereka, dan senang atau situs menghibur bahkan situs pornografi
memperdebatkan gagasan. Di usia ini pada yang justru merusak mental mereka.
dasarnya remaja juga sudah mulai dapat
memikul banyak tanggung jawab terkait METODOLOGI
dengan pekerjaan, sekolah dan kehidupan Skrining tingkat adiksi pornografi
sosialnya. Namun pertumbuhan intelektual dilakukan dengan teknik survey pada sasaran
di masa remaja juga sering kali membentuk siswa SMP dan SMA, mulai tingkat 7
remaja menjadi impulsif dan kurang sampai 12. Kajian survey ini diakukan pada
memikirkan konsekuensi atas keputusan- sasaran daerah yaitu kota Jakarta, Banda
keputusannya. Aceh, Semarang dan Kabupaten Sleman.
Selain karakteristik umum remaja, saat Pemilihan daerah sasaran didasarkan pada
ini ada kesenjangan pemahaman yang besar putusan bersama institusi yang tergabung
antara remaja di era abad ke 21 dengan dalam Gugus Tugas Pencegahan dan
remaja di abad sebelumnya. Kesenjangan Penanganan Pornografi (GTP3). Salah satu
terjadi diakibatkan oleh pesatnya kemajuan alasan pemilihan daerah ini adalah adanya
teknologi yang menyebabkan perubahan peraturan daerah tentang pencegahan dan
karakteristik remaja saat ini. Busto (2017) penanggulangan pornografi di wilayahnya.
menyebutkan bahwa karakter remaja saat Pengambilan data di lapangan
ini yang paling mencolok adalah sebagian dilaksanakan sebagaimana dilakukan
besar merupakan penggemar teknologi. Pada penyaringan atau skrining di dunia
dekade sebelumnya remaja lebih banyak kesehatan. Jadi, seluruh sampel dijaring
menghabiskan waktu untuk membaca untuk didapatkan seberapa besar remaja yang
90
Rahma Astuti, Skrining Tingkat Adiksi Pornografi Siswa SMP dan SMA Tahun 2017
baik pada remaja perempuan maupun laki- jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 2
laki, dengan kondisi norma agama, pengaruh di bawah ini.
teman sebaya dan sumber informasi paparan Pada tabel 1 berikut ini, dapat dilihat
pornografi yang sama (Dewi, 2012). bahwa hampir semua siswa (91,6%) sudah
Tempat pertama kali responden terpapar konten pornografi. Ada 6,3% yang
mengakses pornografi, urutan terbanyak sudah tergolong adiksi ringan. Selanjutnya
adalah di rumah (51,7%) dan di warnet untuk kelompok adiksi pornografi taraf berat,
(20,6%). Perkembangan informasi yang ada 4 orang siswa yang terdeteksi. Keempat
cepat tanpa batasan ruang dan waktu, siswa tersebut berasal dari kelas 7, kelas 8,
menyebabkan banyak tempat berpotensi kelas 11 dan kelas 12, Mereka berasal 1 orang
memaparkan anak pada konten pornografi. dari Sleman, 1 orang dari Jakarta dan 2 orang
Menariknya, hasil survey menunjukkan dari Semarang. Keempat siswa tersebut
bahwa rumah merupakan tempat paling dapat diketahui statusnya sebagai berikut 2
rentan bagi anak untuk terpapar pornografi. orang laki-laki dan 2 orang lagi perempuan.
Sebagian besar siswa mengaku mengetahui Selanjutnya diketahui bahwa 2 orang yang
konten pornografi ketika berada di dalam berusia 13 tahun dan 2 orang lagi berusia 17
rumah. Perangkat digital seperti telepon tahun.
genggam yang disediakan orang tua dan Pada tabel 1 juga dapat dilihat sebuah
baru dapat digunakan oleh anak ketika telah pola yaitu sebuah kecenderungan sebagai
kembali ke rumah selepas sekolah, menjadi berikut: pada kelas 7, sebagian besar siswa
salah satu alasan mengapa hal tersebut masih belum terpapar. Meningkat ke kelas 8,9
bisa terjadi. Berikut ini sebaran persentase dan 10, siswa mulai terpapar. Selanjutnya di
tempat pertama kali siswa mengakses konten kelas 11 dan 12, siswa sudah teradiksi ringan
pornografi. sampai berat. Dengan kata lain, semakin tinggi
jenjang kelas yang disandang siswa, maka
cendering siswa teradiksi pornografi. Hal ini
dapat terjadi karena semakin meningkat kelas
seiring dengan meningkatnya usia seorang
siswa maka semakin ia terkontaminasi oleh
pergaulan yang semakin luas pula.
melihat konten iklan tanpa harus melakukan Menariknya, hasil survey menunjukkan
klik manual, dan beberapa jenis Pop Up ini bahwa rumah merupakan tempat paling
berkonten dewasa dan tidak pantas muncul di rentan bagi anak untuk terpapar pornografi.
situs dan permainan anak-anak. Sebagian besar siswa mengaku mengetahui
Unggahan berbagai konten seksualitas konten pornografi ketika berada di dalam
di situs internet merupakan salah satu rumah. Perangkat digital seperti telepon
kemudahan mengakses bagi siswa dalam genggam yang disediakan orang tua dan
tahap pengenalan pertama mereka pada baru dapat digunakan oleh anak ketika telah
konten pornografi. Persentase siswa terpapar kembali ke rumah selepas sekolah, menjadi
pornografi melalui situs website maupun salah satu alasan mengapa hal tersebut bisa
media sosial menunjukkan tingginya terjadi.
akses anak terhadap internet. Seiring
dengan perkembangan globalisasi yang Rekomendasi
menekankan pada kebutuhan informasi Berdasarkan hasil temuan lapangan
yang faktual dan aktual, keberadaan internet bahwa sebagian besar anak pertama kali
dan beragam layanan di dalamnya menjadi terpapar pornografi di rumah, maka penting
tidak terpisahkan dengan kehidupan sehari- dibuat program yang bertujuan agar orangtua
hari. Perkembangan akses dan penggunaan menyadari betapa mudahnya anak terpapar
internet di Indonesia mengalami peningkatan pornografi melalui berbagai media yang
apalagi didukung dengan kepemilikan gawai tersedia di rumah (gawai, laptop, dan lain-
di beragam kelompok usia, khususnya anak- lain) dengan cara menjalin komunikasi yang
anak. efektif dengan anak-anak mereka.
Kementerian Kesehatan dapat mengguna
SIMPULAN DAN REKOMENDASI kan hasil skrining ini untuk melakukan upaya
Simpulan preventif maupun kuratif, upaya preventif
Dari seluruh responden siswa yang untuk mereka yang masuk dalam kategori
terjaring mengikuti skrining tingkat adiksi terpapar, sedangkan upaya kuratif untuk siswa
pornografi, ternyata hampir semuanya pernah yang masuk dalam kategori adiksi ringan
terpapar materi pornografi. Dari semua anak dan berat. Upaya preventif yang dilakukan
yang sudah terpapar tersebut pada awalnya berupa penyuluhan melalui Pusat Kesehatan
tidak menyadari atau tidak sengaja melihat Masyarakat (Puskesmas), sedangkan upaya
konten pornografi ketika mereka membuka kuratif dalam bentuk rehabilitasi siswa yang
internet atau media sosial. Di antara mereka teradiksi agar dapat sembuh dari perilakunya
ada juga yang terpapar karena rasa ingin tahu. tersebut yang dilakukan oleh dokter ahli
Ketika remaja ingin tahu, awalnya sudah tentu syaraf dan atau psikiater.
karena ada stimulus yang biasanya berupa Pihak yang berwenang dalam hal ini Ke
Pop Up. Setelah remaja melihat konten menterian Informasi dan Komunikasi, harus
pornografi, kemudian menjadi meningkat selalu memperbaharui (update) dan mem
keingintahuannya untuk tahu ke tingkat yang blokir situs-situs yang mengandung konten
lebih lanjut. pornografi yang terbuka maupun yang
96
Rahma Astuti, Skrining Tingkat Adiksi Pornografi Siswa SMP dan SMA Tahun 2017
PUSTAKA ACUAN
Anisah, Nur. 2016. Efek Tayangan Pornografi di Internet Pada Perilaku Remaja di Desa
Suka Maju Kecamatan Tenggarong Seberang. http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/
site/?p=2342. Diunduh pada 4 Desember 2017.
Dewi, Ari Pristiana, 2012. Hubungan Karakteristik Remaja, Peran Teman Sebaya dan Paparan
Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Depok,
Tesis, Program Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Indonesia. Depok.
Fitriasary, Endah dan Zidni Immawan Muslimin. 2009. Intensitas Mengakses Situs Porno Dan
Perilaku Seksual Remaja. Yogyakarta: Humanitas Volume VI Nomor 2 Agustus 2009.
http://www.jogjapress.com/index.php/HUMANITAS/ issue/view/19. Diunduh pada 2
April 2018.
Graha, Gunawan. 2016. Pengertian Screening. http://www.pengertianilmu.com/2016/03
pengertian-screening.html. Diunduh pada 4 Desember 2017
Haryani, Mulya R, Mudjiran, Yarmis Syukur. 2012. Dampak Pornografi Terhadap Perilaku
Siswa Dan Upaya Guru Pembimbing Untuk Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Konseling.
Volume 1 Nomor 1 Januari 2012. Diunduh pada 4 Desember 2017.
Hilton Jr., Donald L, 2010. How Pornography Drugs & Changes your Brain. Slavemaster:
Salvo Magazines 13th ed. http://www.salvomag.com/new/ articles/ salvo13/ 13hilton.
php, Diunduh pada 6 Mei 2017.
Hyde, Randy, 2010. Resume: Mengenali dan Mengatasi Adiksi Pornografi Pada Anak dan
Remaja. https://0penview.wordpress.com/ 2010/10/07/resume-mengenali -dan-
mengatasi-adiksi-pornografi-pada-anak-dan-remaja. Diunduh pada 19 Mei 2017.
Jane H. Busto. 2016. Behavioral Traits of A Teenager. Education 20: Home Economic and
Lifehood. https://www.slideshare.net/janehbasto/behavioral-traits-of-a-teenager.
Diunduh pada 4 Desember 2017.
Jane H. Busto. 2017.Characteristics of The 21st Century Teen. https://lagosmums.com/
characteristics-of-the-21st-century-teen/. Diunduh pada 4 Desember 2017.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI. 2016. Data dan Statistik,
https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1517. Diunduh pada 4
Desember 2017
Mahardi, Denny, 2015. KPAI: Ribuan Anak Indonesia Jadi Korban Pornografi Internet. Liputan
6, 10 Feb 2015, http://tekno.liputan6.com/ read/2173844/kpai-ribuan-anak-indonesia-
97
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Volume 11, Nomor 2, Agustus 2018
---------------------
98