You are on page 1of 19

ANALISIS PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016

TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK


(Studi Tentang Penghinaan Dan/Atau Pencemaran Nama Baik Terhadap Tenaga
Medis Di Media Sosial Terkait Pelanggaran Protokol Covid-19)

Muhammad Syihabuddin1 Suratman2 Arfan Kaimuddin3


Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Jl. Mayjen Haryono Nomor 193, Kota Malang
Email: 21701021006@unisma.ac.id

ABSTRACT
Research on Analysis of Article 27 paragraph (3) of Law Number 19 of 2016 concerning
Information and Electronic Transactions (Study on Humiliation and/or Defamation of Medical
Personnel on Social Media Related to Violation of the Covid-19 Protocol) (a) What are the
restrictions on insult and/or defamation based on Article 27 paragraph (3) of Law No.19 of
2016 concerning Amendments to Law No.11 of 2008 concerning Information and Electronic
Transactions? (b) Does the hospital management and/or the Indonesian Doctors Association
have the right to report someone who spreads insulting and/or defamatory information on
social media regarding violations of the covid-19 protocol? (c) Can someone who spreads
insulting and/or defamatory information on social media about violating the covid-19 protocol
be subject to criminal sanctions? The research method uses normative juridical research, and
the research approach used is a statute approach, conseptual and case. Sources of legal
materials used are primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal
materials, Then legal material analysis techniques use the method of legal and systematic
comparison interpretation techniques. The results of research regarding the provisions of the
limits in article 27 section (3 of the Information and Electronic Transactions Law refer to the
Criminal Code, because in the Information and Electronic Transactions Law what distinguishes
it from the Criminal Code is only about insulting and / or defamation, namely by transmitting /
distributing. Then, insults and / or defamation related to health protocols against Indonesian
hospitals / Indonesian doctors' associations can be reported if they are proven because the
object of insult is not only individuals but legal entities can also be objects of insult. Then
someone who spreads defamation information on social media related to health protocols can
also be convicted if they cannot prove that the disseminated information is true.
Keywords: Defamation, Medical Personnel, Social Media

ABSTRAK
Penelitian tentang Analisis Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terkait Penghinaan dan/atau Pencemaran Nama
Baik Terhadap Tenaga Medis di Media Sosial Terkait Pelanggaran Protokol Covid-19. (a)
Bagaimana ketentuan batasan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik berdasarkan Pasal
27 ayat (3) Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.11

1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
2
Pembimbing 1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
3
Pembimbing 2 Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

1825
1826 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

Tahun 2008 Tentang ITE? (b) Apakah manajemen Rumah Sakit dan/atau Ikatan Dokter
Indonesia berhak melaporkan seseorang yang menyebarkan informasi penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik di media sosial tentang pelanggaran protokol covid-19? (c) Apakah
seseorang yang menyebarkan informasi penghinaan dan/atau pencemaran nama baik di media
sosial tentang pelanggaran protokol covid-19 dapat diancam pidana? Metode penelitian
menggunakan jenis penelitian yuridis normatif, dan pendekatan penelitian yang digunakan
adalah pendekatan perundang-undangan, konseptual dan kasus. Ketentuan batasan yang ada
dalam pasal 27 ayat (3) UU ITE mengacu kepada KUHP, karena dalam UU ITE yang
membedakan dengan KUHP hanya tentang cara penghinaan dan/atau pencemaran nama
baiknya yaitu dengan cara mentransmisikan/mendistribusikan. Selanjutnya penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik terkait protokol kesehatan terhadap rumah sakit/ikatan dokter
Indonesia dapat dilaporkan apabila memang terbukti karena objek penghinaan bukan hanya
perorangan namun badan hukum juga bisa menjadi objek penghinaan.
Kata Kunci: Penghinaan, Tenaga Medis, Media sosial

PENDAHULUAN Transaksi Elektronik (Selanjutnya disebut UU


Dalam dunia teknologi informasi setiap ITE dalam Naskah Skripsi ini). Pernyataan
orang bebas menyatakan pendapat apapun yang disampaikan oleh seseorang dalam sosial
tentang kehidupan dengan salah satunya media harus berdasarkan pada sebuah
melalui media sosial tapi dengan batasan yang kemanfaatan yang dapat diterima oleh
ditetapkan oleh undang-undang yang berlaku. masyarakat luas dan tidak bertentangan
Pemanfaatan teknologi harus didasari oleh dengan peraturan perundang-undangan yang
tujuan yang baik dan memberikan manfaat berlaku. Saat ini juga terdapat influencer,
terhadap masyarakat luas dan harus yaitu orang yang dapat memberikan pengaruh
dipertanggung jawabkan atas pernyataan yang di masyarakat dan umumnya mereka
disampaikan dalam sosial media. Terlebih merupakan public figure yang memiliki
pada zaman saat ini semua orang dapat banyak pengikut di sosial media. Dampak
mengakses informasi mulai dari anak yang penyebaran informasi ini harus dijaga secara
masih berusia dini hingga orang yang sudah baik agar dapat mewujudkan penyebaran
tua sekalipun, efek dari penyebaran informasi dampak yang positif untuk para pengikutnya.
ini sudah berdampak signifikan dalam dunia Oleh sebab itu, seharusnya seorang influencer
nyata. Sehingga apabila terjadi kesalahan ini harus bisa memilah mana yang seharusnya
penyampaian informasi dapat berakibat bisa disampaikan kepada para pengikutnya
sangat fatal. maupun yang tidak seharusnya disampaikan
Penggunaan sosial media harus tetap melalui sosial media nya.
menjunjung kehormatan terhadap seseorang Pada penjelasan dari pasal 27 ayat (3) UU
atau pun kelompok sesuai dengan yang diatur ITE menyebutkan bahwa pendistribusian
dalam Undang-Undang Informasi Dan transaksi elektronik yang ada mengacu pada
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1827

ketentuan pencemaran nama baik/ fitnah menyebutkan tentang penghinaan ini adalah

dalam KUHP (kitab undang-undang hukum objek yang diserang adalah kehormatan

pidana). seseorang. Pihak yang diserang

Tindak pidana yang oleh KUHP dalam kehormatannya akan merasa malu dan merasa

kualifikasi pencemaran atau penistaan menjadi korban dari tindak pidana penghinaan

(smaad) dirumuskan di dalam Pasal 310, dan/atau pencemaran nama baik. Dalam

yakni: penjelasannya juga disebutkan bahwa

Ayat (1) : “Barang siapa sengaja kehormatan yang dimaksudkan adalah


menyerang kehormatan nama kehormatan tentang nama baik, bukan
baikseseorang dengan menuduhkan
sesuatu hal, yang maksudnya terang kehormatan dalam lapangan seksuil.
supaya hal itu diketahui umum, diancam Kehormatan atau nama baik ini dimiliki oleh
karena pencemaran dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau semua orang atau individu yang masih
denda paling banyak empat ribu lima bernyawa. Karena itulah tindak pidana
ratus rupiah”
terhadap kehormatan atau nama baik
Ayat (2) : “Jika hal itu dilakukan dengan
tulisan atau gambaran yangdisiarkan, ditujukan kepada seseorang yang masih
dipertunjukkan atau ditempel di muka hidup. Demikian pula terkait mengenai
umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana kehormatan badan hukum, pada hakikatnya
penjara paling lama satu tahun empat badan hukum tidak memiliki kehormatan
bulan atau pidana denda paling lama
empat ribu lima ratus rupiah” namun dalam KUHP menganut bahwa badan
hukum tertentu memiliki kehormatan yaitu:
Ayat (3) :“Tidak merupakan
pencemaran atau pencemaran tertulis, presiden dan wakil presiden, kepala negara,
jikaperbuatan jelas dilakukan demi
perwakilan negara sahabat, golongan, agama,
kepentingan umum atau karena terpaksa
untuk membela diri” suku dan badan umum. Delik pencemaran
Jika dilihat melalui Kitab Undang-Undang nama baik bersifat subjektif, yaitu penilaian
Hukum Pidana (KUHP) tindak pidana terhadap tindak pidana ini bergantung pada
pencemaran nama baik disebutkan sebagai seseorang yang diserang kehormatannya.
sebuah penghinaan atau penistaan terhadap Pencemaran nama baik hanya bisa diproses
seseorang. Penghinaan itu harus dilakukan apabila apabila ada pengaduan dari seseorang
dengan cara melakukan suatu tuduhan kepada yang dicemarkan nama baiknya.4
seseorang atas sebuah perbuatan yang Seseorang yang menyebarkan pernyataan
bertujuan untuk diketahui oleh banyak orang. yang salah dan dapat diikuti oleh banyak
Dalam penjelasannya R. Soesilo orang sehingga menyebabkan kegaduhan

4
Sigid Suseno, 2013, Yurisdiksi Tindak Pidana Siber,
Cetakan ke 1, PT. Refika Aditama, Bandung, hlm 81.
1828 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

dapat dituntut sesuai peraturan perundang- Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

undangan yang berlaku. Penyebaran yang memiliki muatan penghinaan dan/atau

informasi yang baik dan sesuai dengan fakta pencemaran nama baik”. Pasal ini dalam

akan menimbulkan akibat yang baik dan rasa klasifikasi nya mengacu pada pencemaran

aman, keadilan dan kepastian hukum dalam nama baik dan/atau fitnah yang diatur dalam

dunia teknologi informasi. kitab undang-undang hukum pidana. Dan

Salah satu permasalahan yang terjadi seharusnya klasifikasi nya disebutkan secara

belakangan ini adalah terkait pernyataan rinci dan diatur sesuai dengan keadaan saat ini

seorang youtuber yang menyatakan bahwa dalam dunia teknologi informasi sehingga

tidak perlu melaksanakan beberapa protokol menjadi pasal yang spesifik dan tidak terlalu

kesehatan dalam menghadapi pandemi corona luas cangkupannya.

yang dianggap oleh beberapa pakar hukum Permasalahan lain tentang penerapan pasal

telah melanggar pasal 27 ayat (3) UU ITE 27 ayat (3) ini yaitu tentang kasus dari salah

tentang penghinaan terhadap perjuangan satu musisi tanah air I gede ari astina atau

tenaga medis yang telah berjuang dalam biasa dipanggil dengan sapaan jerinx yang

menghadapi pandemi corona. Dalam mengkritik tentang penerapan protokol covid-

pernyataan yang disebutkan oleh youtuber 19 melalui media sosial instagram, dalam

tersebut adalah tidak mengikuti anjuran cuitannya di caption instagram nya jerinx

kesehatan, seperti mencuci tangan dan menyebutkan bahwa ikatan dokter Indonesia

menggunakan masker. Dia juga mengatakan (IDI) adalah ‘kacung’ WHO, namun dalam

semua orang bisa mati, baik saat terkena caption instagramnya drummer dari grup band

corona atau virus apapun. Padahal protokol superman is dead ini mengkritik terkait

kesehatan tersebut telah ditetapkan dalam kewajiban ibu hamil yang harus melakukan

antisipasi pandemi virus corona pemerintahan tes covid-19 sebagai persyaratan melahirkan

Indonesia. Pernyataan tersebut bisa saja itu kebijakan yang terlalu dipaksakan karena

dituntut oleh seseorang tenaga medis yang keadaan melahirkan adalah keadaan yang

merasa disepelekan atas perjuangannya darurat dan akan sulit apabila prosedur yang

karena meremehkan virus corona dan terlalu rumit. Menurut pakar hukum pidana

menyebabkan followers nya dapat mengikuti dari universitas trisakti Abdul Fickar Hadjar

perbuatannya tersebut. menilai proses pemidaan jerinx berlebihan

Namun pasal 27 ayat (3) yang berbunyi karena menurutnya jerinx hanya mengkritik

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak dan memperdulikan terkait penanganan

mendistribusikan dan/atau mentransmisikan covid-19. Hal senada juga disampaikan oleh

dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi pakar hukum pidana dari UII Yogyakarta
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1829

mudzakir yang menyatakan bahwa kritik dari pelanggaran protokol covid-19? Apakah

jerinx tidak dapat dipidana karena kritik seseorang yang menyebarkan informasi

adalah hak konstitusional warga Negara dan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

hak konstitusional itu tidak dapat dipidana5. di media sosial tentang pelanggaran protokol

Oleh sebab itu dari beberapa contoh kasus covid-19 dapat diancam pidana?

yang ada dalam penerapannya pasal 27 ayat Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

(3) UU ITE ini masih sangat rawan karena ketentuan batasan penghinaan dan/atau

tidak ada batasan yang secara rinci mengatur pencemaran nama baik berdasarkan Pasal 27

terkait pasal ini. Sedikit kritik yang Ayat (3) Undang-Undang No. 19 Tahun 2016

dicantumkan di media sosial bisa saja Tentang Perubahan Atas Undang- Undang

membawa seseorang terjerat pasal 27 ayat 3 No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

ini. Pasal yang sangat rentan ini dirasa harus Transaksi Elektronik, mengetahui hak dan

dilakukan pendalaman dan diteliti lebih lanjut wewenang manajemen Rumah Sakit dan/atau

karena memang sangat rawan seseorang dapat Ikatan Dokter Indonesia terkait melaporkan

terancam pidana karena pasal ini padahal sesorang yang menyebarkan informasi

memang kebebasan pendapat juga merupakan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

hak dari semua warga negara. di media sosial tentang pelanggaran protokol

Berdasarkan uraian latar belakang covid-19, mengetahui tentang ketentuan

sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka pidana terhadap seseorang yang menyebarkan

penulis merasa perlu mengkaji dan meneliti informasi penghinaan dan/atau pencemaran

permasalahan sebagai berikut: Bagaimana nama baik di media sosial tentang pelanggaran

ketentuan batasan penghinaan dan/atau protokol covid-19. Manfaat dari penelitian ini

pencemaran nama baik berdasarkan Pasal 27 adalah memberikan sumbangan pemikiran

Ayat (3) Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 dalam pengembangan ilmu hukum pada

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. umumnya dan ilmu hukum pidana pada

11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan khususnya, memberikan informasi mengenai

Transaksi Elektronik? Apakah manajemen tindak pencemaran nama baik melalui sosial

Rumah Sakit dan/atau Ikatan Dokter media, serta dapat menjadi referensi atau

Indonesia berhak melaporkan sesorang yang bahan informasi ilmiah yang dapat

menyebarkan informasi penghinaan dan/atau dipergunakan untuk melakukan kajian atau

pencemaran nama baik di media sosial tentang penelitian, serta diharapkan dapat dijadikan

5Yulida Medistiara, “Pakar Hukum Nilai Penerapan https://news.detik.com/berita/d-5131639/pakar-


Pasal ITE untuk Jerinx Berlebihan”, hukum-nilai-penerapan-pasal-ite-untuk-jerinx-
berlebihan (diakses pada 24 oktober 2020, pukul 16.37)
1830 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

acuan ataupun sumber penerapan mengenai bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang

batasan yang ada dalam praktik pelaksanaan memberikan penjelasan tentang bahan hukum

pasal 27 ayat (3) undang-undang nomor 19 primer antara lain buku-buku hasil penulisan,

tahun 2016 tentang perubahan atas undang- jurnal, makalah, artikel, rancangan undang-

undang nomor 11 tahun 2008 tentang undang dan internet, bahan hukum tersier,

informasi dan transaksi elektronik. yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai

Penelitian ini menggunakan jenis bahan hukum primer atau bahan hukum

penelitian yuridis normatif karena dalam sekunder yang berasal dari kamus umum,

penelitian ini penulis mempelajari peraturan kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya.

perundang-undangan serta teori hukum yang Teknik analisa bahan hukum pada penelitian

ada di Indonesia. Pendekatan penelitian yang hukum normatif ini menggunakan teknik

digunakan adalah pendekatan perundang- interpretasi perbandingan hukum, yaitu

undangan (statute approach) Pendekatan ini mengusahakan penyelesaian suatu isu hukum

digunakan untuk menelaah semua peraturan dengan membandingkan berbagai stelsel

perundang-undangan dan regulasi yang hukum. Teknik analisa bahan hukum yang

berkaitan dengan masalah hukum yang sedang kedua dalam penulisan penelitian ini

ditangani. Pendekatan kasus (case approach) menggunakan interpretasi sistematis, yaitu

pendekatan ini dilakukan dengan melakukan dengan bertitik tolak atau berdasarkan dari

telaah pada kasus-kasus yang berkaitan sistem aturan hukum mengartikan suatu

dengan isu hukum yang dihadapi dan ketentuan hukum7.

pendekatan konseptual (conseptual


approach). Pendekatan konseptual yang PEMBAHASAN

dilakukan dalam penelitian ini adalah Ketentuan Batasan Penghinaan Dan/Atau

pendekatan yang berkaitan dengan konsep- Pencemaran Nama Baik Dalam

konsep yuridis atau pandangan-pandangan Penyampaian Informasi Yang Diatur

doktrin yang berkaitan dengan masalah yang Dalam Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang

dihadapi. Pada penelitian ini penulis No. 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan

menggunakan 3 bahan hukum yaitu bahan Atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008

hukum primer, sekunder dan tersier6. Bahan Tentang Informasi Dan Transaksi

hukum primer, yaitu bahan hukum yang Elektronik

sumbernya telah diatur dan bersifat mengikat,

6 7 Ibid. hlm. 87
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian
Hukum (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 51
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1831

Penyampaian informasi dalam masa dunia nuraninya dengan tetap memperhatikan nilai-

teknologi informasi seperti saat ini nilai agama dan lain-lain.

memudahkan setiap orang dalam Selanjutnya dengan menyesuaikan kondisi

menyampaikan opini atau informasi di media pada era teknologi informasi pada abad ke 21

sosial masing-masing orang. Kemudahan ini. Pemerintah telah membentuk sebuah

akses dan kebebasan berpendapat setiap orang undang-undang tentang informasi dan

sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 28 transaksi elektronik yaitu undang-undang no.

UUD 1945 yang menyebutkan bahwa setiap 19 tahun 2016 tentang perubahan atas undang-

orang memiliki hak atas kebebasan undang no. 11 tahun 2008 tentang informasi

berpendapat dan menjadi suatu hak asasi dan transaksi elektronik. Pembentukan

manusia yang dilindungi oleh negara. Namun undang-undang ini pada dasarnya juga untuk

bukan berarti apabila dengan adanya mengatur terkait batasan dalam penyampaian

perlindungan kebebasan berpendapat dan pendapat dalam sosial media.

menjadi sebuah hak asasi manusia itu tidak Dalam menyampaikan suatu pendapat atau

mengurangi wewenang pemerintah untuk opini memang harus memperhatikan nilai-

mengendalikan kehidupan masyarakat atau nilai agama, kesusilaan, ketertiban,

bisa disebut fungsi pengendalian (sturing)8. kepentingan umum dan keutuhan bangsa

Dengan adanya pasal dalam UUD 1945 sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 23

yang menyebutkan bahwa kebebasan ayat 3 undang-undang no. 39 tahun 1999

berpendapat adalah hak individu semua tentang hak asasi manusia. Ketentuan yang

masyarakat Indonesia semenjak dilahirkan tercantum dalam pasal itu dibuat agar

sampai akhir hayatnya. Maka, dibuatlah mengatur setiap warga negara Indonesia

peraturan perundang-undangan selanjutnya dalam menyampaikan pendapat sesuai koridor

dalam kebebasan menyampaikan pendapat. yang benar dan tidak merugikan orang lain

Dimulai dari terbentuknya sebuah undang- dan menjadi suatu permasalahan pidana yaitu

undang no.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

menyampaikan pendapat di muka umum. Dan Penghinaan dan/atau pencemaran nama

selanjutnya yang tercantum dalam pasal 23 baik ini sendiri diatur dalam pasal 310 Kitab

ayat (3) undang-undang No.39 tentang hak Undang-Undang Hukum Pidana yaitu:

asasi manusia yang menyebutkan bahwa (1) Barang siapa sengaja menyerang
kehormatan atau nama baik seseorang
setiap orang mempunyai hak untuk dengan menuduhkan sesuatu hal, yang
menyampaikan pendapat sesuai dengan hati maksudnya terang supaya hal itu

8Selian, D.L., & Melina, C. (2018). “Kebebasan Hak Asasi Manusia”, Lex Scientia Law Review.
Berekspresi di Era Demokrasi: Catatan Penegakan Volume 2 No. 2, November, hlm. 185-194.
1832 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

diketahui umum, diancam karena (1) Jika yang melakukan kejahatan


pencemaran dengan pidana penjara pencemaran atau pencemaran tertulis
paling lama sembilan bulan atau dibolehkan untuk membuktikan apa
pidana denda paling banyak empat yang dituduhkan itu benar, tidak
ribu lima ratus rupiah. membuktikannya, dan tuduhan
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan dilakukan bertentangan dengan apa
atau gambaran yang disiarkan, yang diketahui, maka dia diancam
dipertunjukkan atau ditempelkan di melakukan fitnah dengan pidana
muka umum, maka diancam karena penjara paling lama empat tahun.
pencemaran tertulis dengan pidana (2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal
penjara paling lama satu tahun empat 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.
bulan atau pidana denda paling banyak Dalam pasal 311 KUHP ini telah jelas
empat ribu lima ratus rupiah.
(3) Tidak merupakan pencemaran atau mengatur terkait perlindungan terhadap
pencemaran tertulis, jika perbuatan seseorang yang mendapatkan sebuah laporan
jelas dilakukan demi kepentingan
umum atau karena terpaksa untuk terhadap dirinya atas tindak pidana
membela diri. penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Dalam pasal 310 ini telah jelas mengatur Pembuktian ini juga harus dilakukan apabila
terkait ancaman hukuman terhadap seseorang diperbolehkan oleh hakim sesuai dengan pasal
yang melakukan tindak pidana penghinaan 312 KUHP.
dan/atau pencemaran nama baik. Namun Dalam perjalanan dari tahun ke tahun
dalam pasal ini memang harus ada delik aduan terbentuklah sebuah pasal dalam undang-
yaitu tindak pidana yang hanya bisa dituntut undang informasi dan transaksi elektronik
apabila ada korban yang merasa dirugikan dan yang mengatur terkait penghinaan dan/atau
memberikan pengaduan pada pihak yang pencemaran nama baik. Lebih tepatnya
berwenang. Apabila dilihat dari objek delik, mengatur larangan perbuatan pendistribusian
yang dimaksudkan menjadi tujuan pasal itu informasi elektronik dan/atau dokumen yang
adalah dibuat untuk melindungi kehormatan mengandung penghinaan dan/atau
seseorang dan dianggap menyerang hak pencemaran nama baik melalui sosial media
seseorang berupa nama baik atau sebagai sarana.
kehormatan9. Namun dalam UU ITE ini terkait dengan
Namun apabila terjadi sebuah kasus sesuai penghinaan dan/atau pencemaran nama baik
dengan pasal 310 KUHP, pihak terlapor bisa ini tidak disebutkan secara spesifik seperti apa
membuktikan perbuatannya sesuai dengan bentuk-bentuk penghinaan dan/atau
yang diatur dalam pasal 311 KUHP yaitu: pencemaran nama baik ini seperti dalam

9 Leden Marpaung, Tindak pidana terhadap


kehormatan, Pengertian dan Penerapannya, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.9
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1833

KUHP. Dalam UU ITE ini hanya memuat c. Akses adalah kegiatan melakukan

klasifikasi dari tindak pidana penghinaan interaksi dengan Sistem Elektronik

dan/atau pencemaran nama baik10. Sesuai yang berdiri sendiri atau dalam

dengan pasal 27 ayat (3) yang menyebutkan : jaringan.

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak d. Informasi Elektronik adalah satu atau

mendistribusikan dan/atau mentransmisikan sekumpulan data elektronik, termasuk

dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi tetapi tidak terbatas pada tulisan,

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik suara, gambar, peta, rancangan, foto,

yang memiliki muatan penghinaan dan/atau electronic data interchange (EDI),

pencemaran nama baik.” surat elektronik (electronic mail),

Pada pasal 27 ayat (3) UU ITE hanya telegram, teleks, telecopy atau

menjelaskan terkait dengan dilakukan cara sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode

“mendistribusikan dan/atau mentransmisikan Akses, simbol, atau perforasi yang

dan/atau membuat dapat diakses” dan pada telah diolah yang memiliki arti atau

undang-undang ini tidak dijelaskan terkait dapat dipahami oleh orang yang

dengan “mendistribusikan dan/atau mampu memahaminya.

mentransmisikan dan/atau membuat dapat e. Dokumen Elektronik adalah setiap

diakses” yang selanjutnya dijelaskan dalam Informasi Elektronik yang dibuat,

pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi diteruskan, dikirimkan, diterima, atau

Nomor 2/PUU-VII/2009 halaman 89 disimpan dalam bentuk analog, digital,

menjelaskan sebagai berikut: elektromagnetik, optikal, atau

a. Mendistribusikan yaitu sejenisnya, yang dapat dilihat,

menyebarluaskan melalui ditampilkan, dan/atau didengar

sarana/media elektronik ditujukan melalui Komputer atau Sistem

kepada orang-orang tertentu yang Elektronik, termasuk tetapi tidak

dikehendaki. terbatas pada tulisan, suara, gambar,

b. Mentransmisikan yaitu memasukkan peta, rancangan, foto atau sejenisnya,

informasi ke dalam jaringan media huruf, tanda, angka, Kode Akses,

elektronik yang bisa diakses publik simbol atau perforasi yang memiliki

oleh siapa saja yang tidak dibatasi oleh makna atau arti atau dapat dipahami

tempat dan waktu (kapan saja dan di oleh orang yang mampu

mana saja). memahaminya.

10
Gomgom T.P Siregar, (2020), Suatu Analisis melalui Media Elektronik, Bandung; Refika Aditama.
mengenai Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik hal.39
1834 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

f. Tindakan sengaja dan tanpa hak yaitu penghinaan terhadap nama baik atau

mendistribusikan dan/atau kehormatan kelompok.

mentransmisikan dan/atau membuat Jika ditinjau terkait dengan batasan

dapat diaksesnya Informasi Elektronik ketentuan terkait tindak pidana penghinaan

dan/atau Dokumen Elektronik yang dan/atau pencemaran nama baik dalam pasal

memiliki muatan penghinaan dan/atau 27 ayat (3) UU ITE. Maka harus memenuhi

pencemaran nama baik sebagaimana beberapa unsur berikut hingga dapat disebut

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) sebagai suatu tindak pidana penghinaan

tersebut untuk mencegah umum yaitu:

penyalahgunaan teknologi informasi a) Perbuatan menyerang yaitu

untuk kepentingan lain yang tidak sesuai perbuatan menyerang yang tidak

atau bertentangan dengan bersifat fisik karena memang yang

maksud dan tujuan pengaturan hukum diserang objeknya adalah

(kebijakan hukum) di bidang kehormatan dan nama baik orang.

teknologi informasi yang asas dan b) Objeknya adalah kehormatan dan

tujuannya dimuat dalam Pasal 3 dan 4, nama baik orang yaitu objek yang

Apabila dilihat dari penjelasan pasal yang diserang intinya adalah rasa harga

tercantum dalam bagian akhir dalam UU ITE diri. Menurut wirjono projodikoro

ini menyebutkan bahwa ketentuan terkait ukuran penghinaan adalah

dengan penghinaan dan/atau pencemaran penyerangan terhadap rasa harga

nama baik mengacu pada kitab undang- diri di bidang kehormatan dan di

undang hukum pidana. Dalam KUHP telah bidang nama baik.

mengatur beberapa pembagian terkait dengan c) Caranya adalah dengan

pasal penghinaan yaitu penghinaan umum dan menuduhkan perbuatan tertentu

penghinaan khusus. Objek penghinaan umum yaitu perbuatan menyerang

diatur dalam Bab XVI buku II KUHP dan ditujukan pada harga diri dan

untuk penghinaan khusus diatur diluar Bab XI martabat dengan menuduhkan

buku II KUHP11. Pada objek penghinaan suatu perbuatan tertentu dan bukan

umum yaitu dimaksudkan menyerang hal lain, misalnya dengan

kehormatan atau harga diri seseorang atau menyebut seseorang dengan kata-

individu. Sebaliknya jika penghinaan khusus kata tidak sopan.

11 Adami Chazawi, Kejahatan penghinaan, Raja


Grafindo Persada, Rajawali press, Jakarta, 2011,
hal.223
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1835

Ukuran dari suatu perbuatan disebut Manajemen Rumah Sakit dan/atau Ikatan

menjadi sebuah tindak pidana penghinaan dan Dokter Indonesia Berhak Melaporkan

atau pencemaran nama baik memang belum Seseorang Yang Menyebarkan Informasi

dikategorikan secara jelas. Dalam hal ini Penghinaan Dan/Atau Pencemaran Nama

memang yang hendak dilindungi adalah Baik di Media Sosial Tentang Pelanggaran

kewajiban setiap orang untuk tetap Protokol Covid-19

menghormati orang lain tanpa memandang Pada bulan maret 2020 presiden

suku, ras, agama dan golongan manapun mengumumkan adanya pasien pertama yang

sehingga tetap terjaga kerukunan antara terjangkit corona virus disease atau biasa

sesama warga negara indonesia12. Rasa disebut virus corona. Dengan adanya virus

kehormatan yang diserang juga harus corona ini pemerintah menerapkan adanya

diobjektifkan dan ditinjau dengan perbuatan lockdown pada awal masa pandemi hingga

tertentu, karena rasa kehormatan ini juga penerapan pembatasan sosial berskala besar

berhubungan terkait ketersinggungan (PSBB). Penerapan protokol kesehatan untuk

seseorang. Ketersinggungan ini harus ditinjau menghadapi pandemi ini juga diterapkan

secara umum terhadap seseorang karena bisa secara ketat mulai dari kewajiban memakai

saja suatu penghinaan dapat ditujukan kepada masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

anak yang masih sangat muda dan belum Pembentukan satuan tugas penanganan covid-

dapat merasakan tersinggung ini13. 19 juga dibentuk oleh pemerintah demi

Selanjutnya unsur-unsur terkait dengan mencegah penyebaran virus corona.

penghinaan khusus akan dijelaskan dalam sub Penerapan protokol kesehatan ini juga

bab selanjutnya karena berhubungan dengan merujuk pada Undang-Undang Nomor 6

penghinaan terhadap suatu komunal atau tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan

kelompok tertentu disesuaikan dengan contoh dengan tujuan sebagai upaya dalam

kasus yang ada saat ini. menangkal keluar masuknya penyakit dan
menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat. Penerapan Undang-Undang yang
berlaku dan Pembuatan PP merupakan upaya
pemerintah dalam menanggulangi pandemi
corona ini. Kondisi perokonomian yang kacau
akibat pandemi corona ini menjadi suatu

12 13 Wiryono Prodjodikoro, Tindak-tindak pidana


Gomgom T.P Siregar, Op.cit., hal.35
tertentu di Indonesia, eresco, Jakarta, 1980, hlm.98.
1836 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

musibah yang sangat meresahkan semua Dengan adanya pernyataan demikian

negara di dunia. menuai berbagai kritikan mulai dari dokter

Penerapan protokol kesehatan yang mulai hingga pakar hukum bahkan teman-teman

digaung-gaungkan oleh pemerintah mulai dari influencer karena pernyataan tersebut dapat

maret 2020 menuai pro dan kontra. Penerapan menambah dampak negatif dari virus corona

protokol kesehatan ini diumumkan ini. setelah berbagai pendapat hingga hujatan

pemerintah mulai dari melalui sms hingga yang dilayangkan terkait tanggapan tersebut

mengajak para influencer agar bersama-sama hingga pada akhirnya telah dihapus video

mengajak masyarakat dalam penerapan tersebut dari kanal youtube gritte Agatha.

protokol kesehatan. Meskipun bisa dikatakan Dalam perkara ini dokter tirta yang

bahwa pada masa awal pandemi ini terjadi merupakan satgas covid-19 sangat

sebuah lonjakan signifikan yang terjadi menyayangkan perbuatan influencer tersebut

dikarenakan adanya kurangnya informasi karena dengan adanya pendapat demikian

awal mengenai data pasien corona dan dapat menyebabkan para followers mengikuti

seharusnya pemerintah wajib menyebarkan pendapat yang salah tersebut.

informasi itu kepada publik sesuai dengan Setelah kejadian itu hingga permintaan

pasal 52 Undang-Undang Nomor 14 Tahun maaf yang dikatakan atas kesalahannya itu

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik14. tetap tidak menghentikan dokter bernama

Berbagai permasalahan terkait dengan Muhammad yusuf, SpOG yang akan

virus corona ini terjadi di awal hingga terjadi membawa nya ke jalur hukum dan

sebuah peristiwa dari seorang influencer mengumpulkan bukti yang ada. Namun pada

Indira kalistha yang mengatakan terkait akhirnya dr. tirta menanggapi bahwa kejadian

pelanggaran yang dilakukannya dalam kanal ini tidak perlu diselesaikan hingga jalur

youtube gritte Agatha. Indira kalistha hukum, beliau mengatakan bahwa justru

mengatakan bahwa telah melakukan berbagai cukup dengan merangkul dan mengajak yang

pelanggaran protokol kesehatan dengan bersangkutan untuk membantu menyebarkan

mengikuti kerumunan hingga terjadi sebuah edukasi terkait covid-19 ini. Dan pada

perbincangan yang menyepelakan virus akhirnya mereka telah menerima konsekuensi

corona ini15.

14 Fitria Dewi Navisa dan Rohmatun Nafisah, 2020. pada 7 maret 2021,
Perlindungan Hukum Terhadap Keluarga Jenazah https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/16/1702
yang Terkena Dampak Covid-19 Atas Penolakan 00223/seperti-indira-kalistha-kenapa-banyak-orang-
Pemakaman, Jurnal Yurispruden, Vol.4, No.1. hal. 141 abai-pandemi-corona?page=all
15 Holy Kartika N. S., 2020, Seperti Indira kalistha,

kenapa banyak orang abai pandemi corona?, diakses


Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1837

atas perbuatannya dengan menjadi relawan ditunda-tunda dan hanya akan membuang-

covid-1916. buang waktu jika harus dilakukan rapid test.

Kasus berikutnya dialami oleh I Gede Setelah IDI bali melaporkan kejadian

Aryastina yaitu seorang drummer dari grup tersebut dan akhirnya telah diproses hingga

band Superman Is dead, I Gede Aryastina atau saat ini telah terdapat putusan inkracht yaitu

biasa dipanggil jerinx dilaporkan oleh Ikatan menetapkan I Gede Aryastina alias jerinx

Dokter Indonesia (IDI) bali. Jerinx dilaporkan dijatuhi pidana terhadap terdakwa dengan

karena dinilai telah menyebarkan ujaran pidana penjara 1 tahun dan 2 bulan, dan

kebencian dan pencemaran nama baik di pidana denda sebesar 10 juta rupiah. Dengan

sosial media. Jerinx dilaporkan dengan ketentuan apabila denda tidak dibayarkan

dugaan kasus tersebut berkaitan dengan pasal maka diganti dengan pidana kurungan 1

28 ayat (2) jo pasal 45A ayat (2) dan/atau bulan18. Putusan ini lebih ringan disbanding

pasal 27 ayat (3) jo pasal 45 ayat (3) tentang tututan pidana dari penuntut umum yang

informasi dan transaksi elektronik. menyatakan bahwa jerinx dituntut 3 tahun

Kasus jerinx ini bermula dari postingannya penjara dan denda 10 juta rupiah dengan dasar

di sosial media instagram yang di dalamnya hukum pasal 28 ayat (2) jo pasal 45A ayat (2)

menyebutkan IDI kacung WHO. Namun Undang-Undang Informasi dan Transaksi

bukan tanpa alasan jerinx memposting tulisan Elektronik.

itu, hal tersebut dilakukan karena jerinx Permasalahan terkait undang-undang

mengkritik terkait aturan yang mewajibkan informasi dan transaksi elektronik ini memang

semua ibu hamil harus melakukan tes covid- sudah menuai kontroversi dari berbagai pihak

19 atau disebut dengan rapid test. Jerinx terutama terkait pasal 27 ayat

merasa bahwa aturan tersebut tidak perlu (3) dan juga pasal 28 ayat (2) yang sering kali

karena hasil tes sering ngawur dan hanya akan mengalami permasalahan karena penghinaan

membuat stress dan dapat menyebabkan atau pencemaran nama baik ini dapat diartikan

kematian ibu/bayi17. Jika dilihat dari urgensi secara luas. Bahkan ketentuan yang mengatur

nya memang kadang aturan tersebut tidak hal tersebut dapat menyebabkan multitafsir

selalu bisa diterapkan karena proses kelahiran karena tidak memiliki landasan yang kuat dari

merupakan sesuatu yang urgent dan tidak bisa

16 17 Alexander Haryanto, 2020. Kronologi kasus jerinx


Zulfa Ayu Sundari, 2020. Jadi Relawan covid-19,
Indira kalistha tidak akan dipolisikan, diakses pada 7 dan IDI soal corona hingga diperiksa polisi, diakses
maret 2021, pada 7 maret 2021. https://tirto.id/kronologi-kasus-
https://www.liputan6.com/showbiz/read/4259197/jadi- jerinx-dan-idi-soal-corona-hingga-diperiksa-polisi-
relawan-covid-19-indira-kalistha-tak-akan-dipolisikan fWh6
18
Lihat Putusan Nomor 828/Pid.sus/2020/PN Dps
1838 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

aspek yuridis, filofis, maupun sosiologis yang semakin tumbuh di masyarakat dan

sehingga pasal tersebut menjadi pasal karet19. dapat merugikan pihak rumah sakit maupun

Kejadian yang sering terjadi adalah adanya menurunkan kepercayaan masyarakat

pelanggaran protokol covid-19 yaitu terhadap dunia medis serta dapat

pengambilan paksa mayat seseorang yang menimbulkan berbagai pelanggaran protokol

positif covid-19 oleh keluarga atau kerabat covid-19 seperti pengambilan paksa jenazah

korban. Bahkan kejadian ini dilakukan juga korban covid-19 tanpa protokol pemakaman

dengan menuduh rumah sakit meng covid kan covd-19. Jika ditinjau dari pasal 27 ayat (3)

jenazah yang sebenarnya tidak terpapar virus UU ITE menyebutkan bahwa “Setiap Orang

covid-19 untuk mengambil keuntungan dengan sengaja dan tanpa hak

semata. Tudingan ini bahkan juga mendistribusikan dan/atau mentransmisikan

diungkapkan oleh Kepala staf presiden yaitu dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi

bapak moeldoko yang mengatakan banyak Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

rumah sakit mencari keuntungan dari yang memiliki muatan penghinaan dan/atau

kematian pasien covid-19. Sebuah stigma pencemaran nama baik”.

yang mulai muncul di masyarakat ini dibantah Bila dilihat dari pasal 27 ayat (3) UU ITE

oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh tersebut yang dilanggar kehormatannya atau

Indonesia (PERSI) dan Ikatan Dokter nama baiknya disebutkan adalah seseorang.

Indonesia (IDI) yang mengatakan bahwa Namun dalam salah satu putusan mahkamah

pernyataan tersebut tidak disertai dengan agung, yaitu putusan No.183 K/Pid/2010

fakta yang ada di lapangan. Menurut ketua menyatakan bahwa badan hukum juga bisa

persi menyatakan bahkan hingga saat ini menjadi objek pencemaran nama baik,

banyak RS yang kesulitan operasional karena sehingga jika terjadi sebuah pencemaran nama

banyak klaim permbayaran pasien covid-19 baik/ melanggar kehormatan yang ditujukan

yang belum dibayarkan oleh kemkes20. kepada suatu badan hukum dapat dibuat

Tudingan terkait rumah sakit yang meng- pengaduan dan hanya bisa dibuat aduannya

covid kan pasiennya ini juga marak tersebar di oleh direktur utama badan hukum tersebut.

grup whatsapp dan seringkali di share secara Maka dapat dikatakan bahwa Manajemen

terus-menerus oleh masyarakat. Perbuatan ini rumah sakit dalam hal ini adalah direktur

dapat menimbulkan sebuah stigma negatif utama dapat membuat pengaduan

19Gomgom T.P Siregar, Op.cit., hal.149. diakses pada 7 maret 2021.


20
Ari Supriyanti, 2020. RS dituding meng-covd kan https://www.beritasatu.com/kesehatan/684169/rs-
pasien, persi dan idi: Data tak bisa dimanipulasi, dituding-mengcovidkan-pasien-persi-dan-idi-data-tak-
bisa-dimanipulasi
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1839

terkait dengan penyebaran informasi yang PBHI, YLBHI, LBH Pers, Greenpeace

melanggar kehormatannya atau pencemaran Indonesia, PSHK, Indonesia for Global

nama baiknya. Justice, Yayasan Satu Keadilan, ICEL, LeIP,

Dari pernyataan tersebut diatas dapat LBH Masyarakat. Menurut pendapat Aliansi

disimpulkan bahwa manajemen rumah sakit mengatakan bahwa kasus jerinx ini dirasa

yang diserang kehormatannya dengan cara terlalu berlebihan jika harus dilakukan dengan

tudingan tanpa fakta bisa membuat pengaduan proses kriminalisasi dan seharusnya

apabila merasa dilanggar kehormatannya diselesaikan melalui diskursus publik21.

dan/atau nama baiknya. Namun jika hanya Kriminalisasi terhadap jerinx ini juga

pelanggaran terkait protokol kesehatan seperti sebenarnya berdasarkan fakta yang ada di

kasus pengambilan paksa jenazah covid-19 lapangan, dan membeberkan kenyataan yang

pihak rumah sakit bisa membuat laporan ada di lapangan bahwa memang rapid test

dengan dasar hukum pasal 14 Undang- tidak terlalu efektif dalam mendeteksi virus

Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang wabah corona. Atas kasus yang terjadi ini juga

penyakit menular dan akan dijelaskan pada melanggar hak dari setiap orang yaitu

sub bab selanjutnya. kebebasan menyatakan pikiran dan sikap


seseorang dengan hati nurani. Setiap orang

Seseorang Yang Menyebarkan Informasi berhak memiliki kebebasan dalam

Penghinaan Dan/Atau Pencemaran Nama menyatakan kebebasan dan tidak merugikan

Baik di Media Sosial Tentang Pelanggaran orang lain22.

Protokol Covid-19 Dapat Diancam Pidana Jika merujuk pada awal pembentukan UU

Pada sub bab sebelumnya telah dipaparkan ITE ini menyatakan bahwa terkait dengan

sebuah contoh kasus yang dialami oleh musisi penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

I Gede Aryastana alias jerinx yang dianggap ini merujuk pada KUHP. Dalam

telah melanggar kehormatan dan/atau kenyataannya terkait dengan kasus ini bila

pencemaran nama baik terhadap Ikatan merujuk pada KUHP disebutkan dalam pasal

Dokter Indonesia. Dari kasus ini terdapat 310 ayat (3) yaitu tidak merupakan

pendapat dari aliansi masyarakat sipil yang pencemaran apabila dilakukan demi

terdiri dari ICJR, Elsam, PIL-NET, IJRS, kepentingan umum23. Meskipun ini

HRWG, DebtWatch Indonesia, IMPARSIAL, merupakan pelanggaran protokol covid-19

21 22 Knut D. Asplund, Suparman Marzuki, Eko Riyadi,


M. Agus yozami, 2020. Menyoal penggunaan UU
ITE dalam kasus jerinx, diakses pada 8 maret 2021. Hukum hak asasi manusia, Pusat studi hak asasi
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f360ea8 manusia, Universitas islam Indonesia, Yogyakarta,
a24ca/menyoal-penggunaan-pasal-uu-ite-dalam-kasus- 2008, hal 224.
23 Gomgom T.P Siregar, Op.cit., hal.37.
jerinx/
1840 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

dengan maksud ajakan untuk menolak rapid melakukan langkah preventif dengan cara

test dalam syarat sebelum kelahiran dapat edukasi dan juga pencegahan yang dapat

disimpulkan bahwa ini merupakan masukan dilakukan.

terhadap pemangku kepentingan dengan Penerapan pasal 27 ayat (3) dalam

tujuan yang baik, dan membuktikan bahwa penegakan hukum harus meninjau berbagai

rapid test tidak efektif dalam mendeteksi virus aspek seperti yuridis, filosofis maupun

corona. sosiologis agar terciptanya hukum yang

Dalam pembahasan berikutnya jika tidak harmonis dan tidak terkesan memiliki artian

merujuk dari pasal 27 ayat (3) tentang yang terlalu luas. Pada saat ini juga telah

penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. diterbitkan SE Kapolri yang dicantumkan

Pelanggaran protokol covid-19 akan bahwa penanganan kasus UU ITE harus

mendapatkan sanksi berupa sesuai dengan mengedepankan restorative justice dan

peraturan daerah masing-masing pelanggar. hukum pidana merupakan langkah terakhir

Seperti pada contohnya perda provinsi banten dalam penanganan kasus UU ITE. Dengan

yang mengesahkan perda terkait sanksi adanya SE/2/II/2021 Tentang kesadaran

pelanggar protokol kesehatan dengan sanksi budaya beretika untuk mewujudkan ruang

denda 100 ribu atau paling banyak 200 ribu digital Indonesia yang bersih, sehat dan

dan atau dengan pidana kurungan paling lama produktif maka harapan masyarakat Indonesia

3 hari bagi pelanggar protokol kesehatan. selama ini cukup diringankan atas pro-kontra

Bahkan bila terjadi suatu kasus dalam hal UU ITE yang selama ini meresahkan

ini menghalang upaya pemerintah dalam masyarakat.

menanggulangi wabah dapat dijatuhi


hukuman pidana penjara selama satu tahun KESIMPULAN
dan/atau denda setinggi-tinggi nya satu juta Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rupiah sesuai dengan pasal 14 Undang- diuraikan di atas, maka dapat ditarik
Undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah kesimpulan sebagai berikut:
penyakit menular. Pasal ini dapat dijadikan 1. Ketentuan terkait batasan penghinaan
landasan bagi pemangku kepentingan dalam dan/atau pencemaran nama baik pasal
kejadian yang sering terjadi yaitu 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi
pengambilan secara paksa jenazah covid-19. dan Transaksi Elektronik mengacu
Namun sebelum lebih jauh kepada proses pada pasal 310 dan 311 KUHP tentang
kriminalisasi, pemangku kepentingan harus penghinaan dan/atau pencemaran nama
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1841

baik. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang 3. Seseorang yang menyebarkan

Informasi dan Transaksi Elektronik ini penghinaan dan/atau pencemaran nama

merupakan lex specialis dari pasal 310 baik tentang protokol kesehatan dapat

dan pasal 311 KUHP. Sehingga dalam diancam pidana. Setiap orang berhak

pasal 27 ayat (3) ini tidak mengatur memberikan opini nya di media sosial,

secara jelas tentang batasannya dan namun dengan tetap memperhatikan

hanya mengacu pada KUHP. Pasal 27 norma hukum, agama, kesopanan dan

ayat (3) ini berbeda dengan pasal 310 lain-lain. jika seseorang itu

dan pasal 311 hanya dari bagaimana menyebarkan sebuah informasi yang

cara pelaku melakukan perbuatannya, menyesatkan dan merugikan salah satu

jika dilakukan dengan cara pihak seperti mengajak seseorang

mendistribusikan dan/atau untuk tidak menerapkan protokol

mentransmisikan dalam dunia kesehatan dan merendahkan profesi

informasi teknologi maka akan dikenai dokter dengan menuduh fakta maka

pasal 27 ayat (3) Undang-Undang dapat dipidana dengan ancaman pasal

Informasi dan Transaksi Elektronik. 27 ayat 3 Undang-Undang Informasi

2. Manajemen rumah sakit berhak dan Trasaksi Elektronik.

melaporkan seseorang yang melakukan DAFTAR PUSTAKA


penghinaan dan/atau pencemaran nama Buku
baik. Penghinaan terhadap sebuah
Adami Chazawi. 2011, Kejahatan
rumah sakit atau bisa disebut sebagai
badan hukum apabila dilakukan hanya penghinaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta:
bisa dilaporkan oleh direktur utama Rajawali press
rumah sakit tersebut. Seseorang dapat
dituntut telah melakukan tindak pidana Gomgom T.P Siregar. 2020, Suatu Analisis
mengenai Tindak Pidana Pencemaran Nama
penghinaan dan/atau pencemaran nama
Baik melalui Media Elektronik, Bandung:
baik apabila pelanggaran protokol Refika Aditama.
kesehatan itu dilakukan dan Knut D. Asplund, Suparman Marzuki, Eko
menyebarkan melalui dunia media Riyadi. 2008, Hukum hak asasi manusia,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta:
sosial, bahkan sesuatu yang disebarkan Pusat studi hak asasi manusia.
itu tidak merupakan fakta sebenarnya
Leden Marpaung. 2007 Tindak pidana
dan dapat merugikan pihak rumah sakit terhadap kehormatan, Pengertian dan
seperti contoh kasus pengambilan Penerapannya, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
paksa jenazah covid-19.
1842 Dinamika Volume 27, Nomor 12, Juli 2021 , Halaman 1825-1842

Sigid Suseno. 2013, Yurisdiksi Tindak Internet


Pidana Siber, Cetakan ke 1, Bandung: PT. Alexander Haryanto, 2020. Kronologi
Refika Aditama. kasus jerinx dan IDI soal corona hingga
Suratman dan Philips Dillah. 2015, Metode diperiksa polisi, diakses pada 7 maret
Penelitian Hukum, Cetakan ke-3, Bandung: 2021. https://tirto.id/kronologi-kasus-
Alfabeta. jerinx-dan-idi-soal-corona-hingga-
diperiksa-polisi-fWh6
Wiryono Prodjodikoro. 1980, Tindak-
Ari Supriyanti, 2020. RS dituding meng-
tindak pidana tertentu di Indonesia, Jakarta: covd kan pasien, persi dan idi: Data tak
bisa dimanipulasi, diakses pada 7
eresco. maret 2021.
https://www.beritasatu.com/kesehatan/68416
9/rs-dituding-mengcovidkan- pasien-persi-
Peraturan Perundang-Undangan dan-idi-data-tak-bisa-dimanipulasi
Holy Kartika N. S., 2020, Seperti Indira
Undang-Undang Dasar Negara Republik kalistha, kenapa banyak orang abai
Indonesia Tahun 1945 pandemi corona?, diakses pada 7
maret 2021,
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. https://www.kompas.com/sains/read/2020/05
/16/170200223/seperti- indira-kalistha-
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 kenapa-banyak-orang-abai-pandemi-
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang corona?page=all
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. M. Agus yozami, 2020. Menyoal
penggunaan UU ITE dalam kasus jerinx,
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 diakses pada 8 maret
Tentang Kemerdekaan Menyampaikan 2021.https://www.hukumonline.com/berita/b
Pendapat di Muka Umum aca/lt5f360ea8a24ca/menyoal-penggunaan-
pasal-uu-ite-dalam-kasus-jerinx/
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan Yulida Medistiara. 2020, Pakar Hukum
Nilai Penerapan Pasal ITE untuk Jerinx
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984
Berlebihan, diakses pada 24 oktober 2020,
Tentang Wabah Penyakit Menular
https://news.detik.com/berita/d-
Undang-Undang Nomor 39 Tentang Hak 5131639/pakar-hukum-nilai-penerapan-
Asasi Manusia pasal-ite-untuk-jerinx-berlebihan
Jurnal Zulfa Ayu Sundari, 2020. Jadi Relawan
covid-19, Indira kalistha tidak akan
Fitria Dewi Navisa dan Rohmatun Nafisah, dipolisikan, diakses pada 7 maret 2021,
2020. Perlindungan Hukum Terhadap https://www.liputan6.com/showbiz/read/425
Keluarga Jenazah yang Terkena Dampak 9197/jadi-relawan-covid-19-indira-kalistha-
Covid-19 Atas Penolakan Pemakaman, Jurnal tak-akan-dipolisikan
Yurispruden, Vol.4, No.1
Selian, D.L., & Melina, C. (2018).
“Kebebasan Berekspresi di Era Demokrasi:
Catatan Penegakan Hak Asasi Manusia”, Lex
Scientia Law Review. Volume 2 No. 2
Muhammad Syihabuddin, Suratman, Arfan Kaimuddin, Analisis Pasal 27 Ayat (3)...1843

You might also like