You are on page 1of 8

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXXIV Nomor 3 Desember 2018 (211–218) P: ISSN 0215-2525

E: ISSN 2549-7960

OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT USAHATANI BAWANG MERAH


DI DESA SUNGAI GERINGGING KECAMATAN KAMPAR KIRI
KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU

Optimization of the Use Shallot Input in Sungai Geringging Village Kampar Kiri
District Kampar Regency of Riau Province

Sri Ayu Kurniati dan Darus


Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau
Telp. : 0761-72126 ext. 123, Fax : 0761-674681
[Diterima: November 2018; Disetujui: Desember 2018]

ABSTRACT
Shallots are a strategic commodity but still require attention in the use of optimal inputs to achieve
maximum results. All farm inputs are still limited in number while high production is highly
expected by farmers. The purpose of this study was to determine the use of inputs, analyze the use of
inputs in order to achieve optimal conditions and analyze the effect of input price changes on the
optimal solution on red onion farming in Sungai Geringging Village, Kampar Kiri District, Kampar
Regency. Descriptive qualitative and quantitative analysis methods using Linear Programming. The
results of input use research state that the area of the land is narrow that is an average of 0.25
hectares, the seeds are superior but the number of uses is still below standard, more use of labor
outside the family, dominant farmers use inorganic fertilizers, use pesticides to repel pests and work
equipment simple one. The use of farming inputs is not optimal so that the reduction or addition of
input availability will not affect the total profit in optimal conditions. The effect of changes when an
input price increases and decreases by 3.25 percent does not show a difference when compared to the
initial optimal conditions.
Keywords: Optimization, Input, Shallot, Linear Programming, LINDO

ABSTRAK
Bawang merah merupakan komoditas strategis namun masih memerlukan perhatian dalam
penggunaan input yang optimal untuk mencapai hasil yang maksimal. Semua input usahatani masih
terbatas jumlahnya sementara produksi tinggi sangat diharapkan oleh petani. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penggunaan input, menganalisis penggunaan input agar tercapai kondisi
optimal dan menganalisis pengaruh perubahan harga input terhadap solusi optimal pada usahatani
bawang merah di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Metode
analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif menggunakan Linear Programming. Hasil
penelitian penggunaan input menyatakan bahwa luas lahan sempit yakni rata-rata 0,25 hektar, bibit
unggul namun jumlah penggunaan masih dibawah standar, lebih banyak menggunakan tenaga kerja
luar keluarga, petani dominan menggunakan pupuk anorganik, menggunakan pestisida untuk
mengusir hama penyakit dan peralatan kerja yang sederhana. Penggunaan input usahatani belum
optimal sehingga pengurangan atau penambahan ketersediaan input tidak akan mempengaruhi
keuntungan total pada kondisi optimal. Pengaruh perubahan saat terjadi kenaikan dan penurunan
harga input sebesar 3,25 persen tidak memperlihatkan perbedaan apabila dibandingkan dengan
kondisi optimal awal.
Kata Kunci: Optimalisasi, Input, Bawang Merah, Program Linier, LINDO

PENDAHULUAN berbagai daerah, baik dari jenis sayuran, buah-


Komoditas hortikultura merupakan jenis buahan, maupun tanaman obat dan salah
tanaman semusim yang banyak diusahakan di satunya adalah bawang merah (Allium

211
Dinamika Pertanian Desember 2018

ascolonium L). Tanaman bawang merah pupuk SP-36 karena dianggap berlebih namun
umumnya diusahakan oleh petani secara menambah pupuk Phonska karena jumlahnya
komersial yang sebagian besar atau seluruh belum optimal. pestisida juga masih digunakan
hasil produksinya ditujukan untuk memenuhi ketika terjadi serangan hama penyakit. Peralatan
permintaan pasar. Jumlah permintaan yang produksi umumnya masih sederhana dan secara
tinggi setiap tahunnya diiringi dengan tingginya manual. Semua input yang digunakan tersebut
tingkat konsumsi masyarakat menjadikan masih terbatas jumlahnya sementara produksi
komoditas bawang merah ini menguntungkan tinggi sangat diharapkan oleh petani.
jika diusahakan. Jumlah produksi dan tingkat Berdasarkan uraian tersebut, maka
kebutuhan nasional merupakan faktor penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
determinan yang cukup kuat mempengaruhi mengetahui penggunaan input usahatani,
keputusan untuk mendorong pengembangan dan menganalisis penggunaan input usahatani agar
peningkatan produksi di tingkat lokal. mencapai kondisi optimal dan menganalisis
Areal tanaman bawang merah di Propinsi pengaruh perubahan harga input terhadap solusi
Riau baru dibuka pada bulan Oktober 2013 di optimal pada usahatani bawang merah di Desa
Kabupaten Kampar. Pada awal penanaman Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
jumlah produksi bawang merah mencapai 12 Kabupaten Kampar. Manfaat yang ingin
ton dengan luas panen 3 hektar atau diperoleh adalah sebagai kajian pustaka bagi
produktivitas sebesar 4 ton/hektar (Dinas pihak manapun yang ingin mendapatkan
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura gambaran mengenai optimalisasi penggunaan
Kabupaten Kampar, 2014). Nilai produksi dan input usahatani bawang merah, sumbangan
produktivitas yang dihasilkan ini dianggap pemikiran bagi petani untuk mengembangkan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan usahatani bawang merah sesuai standar umum
apakah potensi yang tersedia mampu menopang budidaya dengan mengoptimalkan penggunaan
usaha komoditas ini di tahun-tahun mendatang input sehingga produksi dan pendapatan
atau tidak. Potensi pengembangan bawang meningkat, dan informasi bagi instansi terkait
merah di Kabupaten Kampar khususnya di Desa dalam merumuskan arah pelaksanaan
Sungai Geringging cukup luas yakni mencapai pembangunan subsektor tanaman hortikultura,
40.684 hektar. khususnya pengembangan komoditas bawang
Beberapa input yang digunakan dalam merah di Kabupaten Kampar di masa datang.
memproduksi bawang merah yaitu lahan, tenaga
kerja, bibit, pupuk, pestisida, dan peralatan. METODE PENELITIAN
Lahan merupakan faktor produksi yang langka Penelitian ini menggunakan metode
dan terbatas, baik sifat fisik dan kimia, yang survei di Desa Sungai Geringging Kecamatan
akan mempengaruhi tingkat kesuburan dan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau
produksi total usahatani (Widodo, 2007). Luas dengan alasan bahwa daerah ini merupakan
lahan garapan yang dimiliki petani bawang sentra penanaman bawang merah di Kabupaten
merah ini umumnya berukuran kecil yaitu Kampar. Pengambilan sampel secara sensus,
kurang dari satu hektar, dan tenaga kerja yang artinya seluruh populasi dijadikan sampel
diberdayakan masih banyak berasal dari luar (Nazir, 2003) yaitu 40 petani. Data yang
keluarga. Bibit merupakan salah satu faktor digunakan berasal dari data primer dan data
penentu kualitas hasil produksi, oleh karenanya sekunder. Data primer diperoleh dari petani
meskipun harga bibit tergolong mahal namun bawang merah dengan menggunakan kuesioner,
petani di Desa Sungai Geringging tetap sedangkan data sekunder dari BPS dan instansi
menggunakan bibit unggul yang didatangkan pemerintah terkait. Teknik pengumpulan data
langsung dari Brebes, Jawa Tengah. Mahalnya yang penulis gunakan pada penelitian ini antara
harga bibit menyebabkan jumlah penggunaan lain observasi, dokumentasi, dan wawancara.
bibit antar petani bervariasi. Pupuk merupakan
input usahatani yang penggunaannya harus Analisis Data
optimal agar didapat produksi maksimal.
Penggunaan input usahatani bawang
Sahara, dkk (2017) meneliti bahwa untuk
merah di Desa Sungai Geringging yang meliputi
mendapatkan produksi maksimal tanaman ubi
luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah
kayu di lahan kering perlu mengurangi jumlah

212
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau

penggunaan bibit, pupuk, pestisida, dan maksimum dengan keterbatasan sumberdaya


peralatan dianalisis secara deskriptif kualitatif. yang tersedia. Analisis Dual, adalah hubungan
Data yang telah dikumpulkan ditabulasi sesuai antara tingkat kegiatan optimal dengan
dengan karakteristiknya input masing-masing keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Nilai
kemudian dihitung nilai keseluruhan untuk slack/surplus menggambarkan jumlah kelebihan
memudahkan mendapatkan nilai rata-rata yang atau kekurangan pemanfaatan sumberdaya pada
selanjutnya diinterpretasikan agar mudah tingkat kegiatan optimal. Apabila nilai slack nol
dipahami pembaca. berarti sumberdaya tersebut habis terpakai
Analisis optimalisasi menggunakan (langka), sebaliknya jika nilai slack tidak sama
Linear programming (LP) yang merupakan dengan nol artinya sumberdaya tersebut tersedia
salah satu teknik riset operasi metode dalam jumlah yang berlebih dan nilai slack
matematika dalam mengalokasikan sumberdaya menunjukkan jumlah kelebihan (surplus). Nilai
yang langka untuk mencapai tujuan (Render, bayangan (dual prices) berbanding terbalik
2012). Variabel keputusan yang dikendalikan dengan nilai slack yaitu sumberdaya yang
oleh pengambil keputusan bertujuan untuk langka nilai bayangannya tidak sama dengan
memaksimalkan atau meminimalkan kuantitas nol. Sumberdaya yang menjadi kendala
(laba atau biaya), fungsi tujuan umumnya untuk merupakan sumberdaya yang memiliki nilai
memaksimalkan tujuan jangka panjang dan bayangan tertinggi dan dapat menambah
fungsi kendala untuk mengetahui sampai pendapatan bersih jika ketersediaannya
dimana sasaran dapat dicapai. LP secara ditambah satu satuan. Analisis Sensitivitas,
sederhana diformulasikan dalam persamaan memberikan informasi mengenai naik turunnya
matematis (Antara dan Suardika, 2014) sebagai harga atau biaya kegiatan yang diperbolehkan
berikut: agar tidak merubah hasil optimal dan perubahan
a. Fungsi tujuan : kuantitas sumberdaya yang diperbolehkan
Z = C1X1 + C2X2 + .........CnXn sehingga hasil optimal tidak berubah.
Z=∑ untuk j = 1,2,3,...., n Untuk mengetahui tingkat produksi dan
b. Fungsi kendala : penggunaan input produksi yang optimal
a11X1 + a12X2 + ......... + a1nXn ≤ b1 sehingga keuntungan maksimum dapat dicapai
a21X1 + a22X2 + ......... + a2nXn ≤ b2 maka fungsi tujuan harus ditentukan dahulu,
am1X1 + am2X2 + ......... + amnXn ≤ bn kemudian menentukan fungsi pembatas atau
∑ ≥ 0, untuk i = 1,2,3 ..., m kendala. Kendala yang digunakan dalam
c. Asumsi : penyelesaian optimalisasi ini meliputi seluruh
X1, X2, ..... Xn ≥ 0 biaya untuk setiap penggunaan input produksi
Xj ≥ 0 bawang merah. Fungsi kendala ditentukan atas
Keterangan: dasar keterbatasan petani dalam menyediakan
Z = Nilai fungsi tujuan input untuk melakukan proses produksi.
C = Koefisien fungsi biaya dan koefisien Secara matematis program linier dalam
peubah pengambilan keputusan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Xj = Aktivitas/ variabel keputusan (yang ingin Fungsi tujuan:
dicari) Z = C1X1 + C2X2 + C3X3 + C4X4 + C5X5
aij = koefisien input-output dalam kendala Fungsi kendala:
ke-i untuk memperoleh satu satuan Xj a11X1 + a12X2 + a13X3 + a14X4 + a15X5 ≤ b1
bi = sumberdaya tersedia/ konstanta dari a21X1 + a22X2 + a23X3 + a24X4 + a25X5 ≤ b2
kendala ke-i a31X1 + a32X2 + a33X3 + a34X4 + a35X5 ≤ b3
a41X1 + a42X2 + a43X3 + a44X4.+ a45X5 ≤ b4
Proses perhitungan menggunakan a51X1 + a52X2 + a53X3 + a54X4.+ a55X5 ≤ b5
program LINDO (Linear Interactive and
Discrete Optimizer) dimana hasil analisis dapat Keterangan:
berupa analisis primal, analisis dual, analisis Z = pendapatan bersih petani dari
sensitivitas, dan post optimal. Analisis Primal, optimalisasi penggunaan input
memberikan informasi mengenai tingkat Cjxj = penerimaan petani dengan penggunaan
kegiatan terbaik dan menghasilkan tujuan yang input

213
Dinamika Pertanian Desember 2018

Cj = rata-rata keuntungan pertahun pada penanaman bawang merah, namun


usahatani bawang merah untuk meningkatkan pendapatan
xj = jumlah bawang merah yang rumahtangga maka petani melakukan
diproduksi pertahun diversifikasi atau menganekaragamkan
a11...a15 = koefisien penggunaan tenaga kerja jenis tanaman pada areal yang sama, yakni
(HOK/Ha/Musim tanam) tanaman musiman lainnya, seperti padi,
a21...a25 = koefisien penggunaan bibit jagung, kacang-kacangan, dan tanaman
(kg/Ha/Musim tanam) sayuran lainnya.
a31...a35 = koefisien penggunaan pupuk b. Bibit, berperan untuk menunjang
(kg/Ha/Musim tanam) keberhasilan produksi terutama tanaman
a41...a45 = koefisien penggunaan pestisida yang berasal dari bibit unggul atau bermutu
(lt/Ha/Musim tanam) tinggi. Disamping kualitas maka kuantitas
a51...a55 = koefisien penggunaan peralatan bibit juga perlu diperhatikan. Penggunaan
(unit/Ha/Musim tanam) bibit yang terlalu banyak berdampak pada
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh penurunan jumlah produksi karena jarak
perubahan harga input bawang merah terhadap tanam yang rapat membuat tanaman tidak
solusi optimal dilakukan secara deskriptif dapat tumbuh dengan baik (Rahayu dan
kuantitatif menggunakan analisis post optimal. Berlian, 2004). Jenis bibit yang digunakan
Analisis Post Optimal digunakan untuk pada usahatani bawang merah adalah
mempelajari nilai-nilai dari peubah pengambil varietas Brebes dan Bima. Hasil penelitian
keputusan dalam suatu model. Jika satu atau menunjukkan bahwa jumlah penggunaan
beberapa parameter model tersebut berubah bibit yang dominan digunakan petani
maka kondisi optimal akan berubah. Analisis ini adalah 120 kg/garapan yang dilakukan oleh
dilakukan setelah kondisi optimal awal sudah 12 petani dengan luas lahan 0,25 hektar.
diketahui. Pada analisis post optimal akan Penggunaan bibit yang direkomendasikan
dilakukan perubahan yang disebut skenario. untuk 1 hektar lahan adalah 800-1.200 kg,
Skenario yang dibuat dalam penelitian ini yaitu artinya jumlah penggunaan bibit bawang
perubahan harga input bawang merah karena merah masih di bawah anjuran. Hal ini
perubahan harga ini senantiasa berfluktuasi. dikarenakan luas lahan budidaya bawang
Skenario 1 dilakukan dengan menurunkan harga merah masih skala kecil dan tingginya
input sebesar 3,25 persen dan skenario 2 adalah harga bibit yaitu Rp 35.000/kg.
peningkatan harga input sebesar 3,25 persen. c. Tenaga Kerja, merupakan sumberdaya
Penentuan nilai 3,25 persen didasarkan pada usahatani yang sangat berperan dalam
tingkat inflasi rata-rata yang terjadi pada tahun kegiatan produksi. Umumnya tenaga kerja
2018 (BI, 2018). yang digunakan berasal dari dalam
keluarga dan luar keluarga. Penggunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN tenaga kerja ditentukan oleh pasar tenaga
1. Penggunaan Input Usahatani kerja yang juga dipengaruhi oleh tingkat
a. Luas Lahan, merupakan salah satu faktor upah dan harga hasil produksi. Tenaga
produksi yang memiliki kontribusi besar kerja dalam keluarga lebih banyak
terhadap usahatani. Besar kecilnya digunakan karena berfungsi sebagai
produksi usahatani dipengaruhi oleh luas penekan biaya tenaga kerja (Tohir, 1983).
lahan, namun bukan berarti semakin luas Pengusaha cenderung akan menambah
lahan maka semakin efisien lahan tersebut. tenaga kerja selama produk marginal lebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tinggi daripada biaya yang dikeluarkan
lahan untuk usahatani bawang merah (Nopirin, 1996). Berdasarkan penelitian
bervariasi, tetapi umumnya sebesar 0,25 terhadap tenaga kerja untuk seluruh
hektar. Luas dan sempitnya lahan yang tahapan kerja, mulai dari pengolahan tanah,
digunakan untuk menanam bawang merah penanaman, pemupukan, penyiangan,
disebabkan karena petani menanam penyemprotan dan pemanenan, lebih
tanaman lain pada lahan yang sama. Pada banyak menggunakan tenaga kerja luar
dasarnya petani memang memfokuskan keluarga yaitu 37,97 HOK/Ha/Musim
tanam sedangkan tenaga kerja dalam

214
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau

keluarga hanya 23,98 HOK/Ha/Musim sehingga secara tidak langsung


tanam. Penggunaan tenaga kerja luar mempengaruhi lama atau cepatnya
keluarga yang lebih besar dikarenakan pekerjaan usahatani diselesaikan. Beberapa
usahatani bawang merah membutuhkan peralatan yang umum digunakan dalam
tenaga kerja cukup banyak, terutama pada usahatani bawang merah adalah gembor,
tahapan pemupukan dan penyiangan. angkong, cangkul, pisau kecil, sabit,
d. Pupuk, bertujuan untuk mengisi ember, sprayer, selang air dan kored.
kekurangan unsur hara dalam tanah Jumlah penggunaan peralatan berkaitan
sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi, dengan nilai penyusutan yang
tanaman tumbuh subur sehingga produksi mempengaruhi besaran biaya dan
per satuan luas lahan akan meningkat. pendapatan usahatani tersebut. Berdasarkan
Pemberian pupuk yang seimbang akan hasil penelitian diketahui bahwa peralatan
menghasilkan produksi yang optimal yang lebih banyak digunakan adalah ember
(Kasirah, 2007). Pupuk yang digunakan sebanyak 4 unit atau 17,26% dari
terdiri dari pupuk organik (pupuk kandang) keseluruhan peralatan. Penggunaan selang
dan pupuk anorganik (Dolomit, Urea, KCl, untuk menyiram tanaman adalah 22,13
NPK dan Bayfolan). Pupuk yang paling meter yang airnya diperoleh langsung dari
banyak digunakan oleh petani adalah saluran irigasi semi teknis yang ada di
pupuk kandang yaitu 45,88% dari total lokasi penanaman.
penggunaan pupuk baik pupuk organik
maupun anorganik. Hal ini dikarenakan
2. Tingkat Optimal Penggunaan Input
pupuk kandang banyak digunakan diawal
penanaman dibandingkan dengan pupuk Berdasarkan hasil perhitungan LINDO,
kimia. Sementara pupuk anorganik yang kondisi optimal penggunaan input usahatani
paling banyak digunakan adalah Dolomit bawang merah pada lima macam jenis input
(31,18%) karena berfungsi untuk yaitu tenaga kerja dalam keluarga, bibit, pupuk,
menetralisir pH tanah. pestisida dan peralatan menghasilkan
e. Pestisida, untuk mencegah kerusakan keuntungan atau pendapatan bersih sebesar Rp
tanaman dan kegagalan panen akibat 10.346.560. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
serangan hama dan penyakit maka perlu penggunaan input usahatani belum optimal.
adanya pengendalian hama dan penyakit Pendapatan bersih usahatani bawang merah di
secara terpadu. Penggunaan pestisida harus Desa Sungai Geringging secara aktual yakni Rp
tepat dosis dan tepat waktu untuk 6.797.456, ini artinya apabila dibandingkan
mengurangi dampak negatif terhadap dengan hasil optimal maka keuntungan total
lingkungan (Sulistiyono, 2004). yang diterima petani dapat ditingkatkan sebesar
Penggunaan pestisida dianggap sebagai Rp 3.549.104 atau 0,34 persen. Nilai Reduced
cara yang paling mudah, efektif dan paling Cost pada masing-masing penggunaan input
banyak digunakan petani untuk dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
mengendalikan hama dan penyakit.
Beberapa pestisida yang dipakai pada Tabel 1. Nilai Reduced Cost hasil Optimalisasi
usahatani bawang merah yaitu Gramoxon, Penggunaaan Input Usahatani Bawang
Drusband, Furadan dan Antracol. Merah Desa Sungai Geringging
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten
jenis pestisida yang banyak digunakan Kampar
adalah Furadan sebesar 78,66% karena Input Value Reduced Cost
pada awal penanaman pestisida ini (unit) (Rp)
berfungsi untuk mengusir serangga kecil TKDK 1,00 -1.085.000
yang ada di dalam tanah dan pestisida yang Bibit 1,00 -7.272.125
paling sedikit digunakan adalah Drusband Pupuk 1,00 -1.489.638
sebesar 6,18%. Pestisida 0,00 -461.915
f. Peralatan, dalam hal ini alat dan mesin, Peralatan 1,00 -499.800
digunakan petani untuk mempermudah
proses budidaya tanaman bawang merah

215
Dinamika Pertanian Desember 2018

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa sedikit dibandingkan tenaga kerja luar keluarga
reduced cost bernilai minus atau lebih kecil dari sehingga kelebihan jumlah tenaga kerja dalam
nol maka dapat diartikan adanya penambahan keluarga tidak akan berpengaruh pada
keuntungan yang diterima petani apabila perubahan kondisi optimal usahatani bawang
menambah penggunaan input sebesar 1 unit. merah. Nilai slack bibit, pupuk, pestisida dan
Besaran nilai penambahan keuntungan tersebut peralatan bernilai lebih besar dari nol artinya
adalah sama dengan nilai reduced cost-nya. penggunaan input usahatani tersebut telah
Untuk pestisida, keuntungan usahatani akan berlebih sehingga perlu untuk dikurangi agar
didapat jika penggunaan input ini dalam kondisi tidak terjadi penurunan jumlah produksi dan
tetap. Kondisi optimal dapat dicapai jika pemborosan biaya.
dilakukan perubahan pada alokasi penggunaan Pada optimalisasi penggunaan input
input usahatani, dimana perubahan tersebut usahatani bawang merah ini juga dapat
dapat berupa penambahan atau pengurangan diketahui hasil analisis sensitivitas yang terbagi
penggunaan input (Ritonga, 2008). atas analisis sensitivitas dengan melakukan
Selanjutnya analisis dual untuk perubahan pada fungsi tujuan dan perubahan
mengetahui penilaian terhadap sumberdaya Righthand Side Ranges (RHS) fungsi kendala.
dengan melihat slack or surplus dan nilai Perubahan ini dapat berupa penambahan atau
dualnya. Nilai dual (dual price/shadow price) pengurangan jumlah penggunaan input, seperti
menunjukkan perubahan yang terjadi pada pada tabel berikut:
fungsi tujuan apabila sumberdaya berubah satu
satuan sehingga dapat membedakan apakah Tabel 3. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi
sumberdaya yang dimiliki bersifat langka Tujuan Usahatani Bawang Merah di
(pembatas) atau sebaliknya. Nilai slack or Desa Sungai Geringging Kecamatan
surplus dan nilai dual pada masing-masing Kampar Kiri Kabupaten Kampar
kendala terlihat pada tabel berikut: Objective Coefficient Ranges
Variabel Current Allowable Allowable
Tabel 2. Nilai Slack or Surplus dan Dual coefficient increase decrease
Penggunaan Input Usahatani TKDK 1.085.000 0,000 Infinity
Bawang Merah Desa Sungai Bibit 7.272.125 Infinity 7.272.125
Geringging Kecamatan Kampar Kiri Pupuk 1.489.638 Infinity 1.489.638
Kabupaten Kampar Pestisida 461.915 0,000 Infinity
Kendala Slack or Dual Price Peralatan 499.800 Infinity 499.800
Surplus
TKDK 6,880 0,000 Berdasarkan tabel 3 bahwa nilai
Bibit 3.189,000 0,000 allowable increase fungsi tujuan yang dapat
Pupuk 1.419,310 0,000 dinaikkan sampai batas tak terhingga (infinity)
Pestisida 4,159 0,000 adalah pada variabel bibit, pupuk dan peralatan.
Peralatan 6,660 0,000 Sementara nilai fungsi tujuan yang dapat
diturunkan sampai batas tak terhingga adalah
Tabel 2 memperlihatkan input tenaga tenaga kerja dalam keluarga dan pestisida. Hal
kerja, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah
memiliki nilai slack yang lebih besar dari nol, tenaga kerja dalan keluarga dan penambahan
artinya faktor-faktor kendala tersebut pestisida akan dapat menurunkan keuntungan
merupakan kendala tidak aktif. Pengurangan usahatani.
atau penambahan ketersediaan input-input Nilai batas penurunan ini menunjukkan
tersebut tidak akan mempengaruhi keuntungan bahwa tingkat keuntungan akan bertambah jika
total pada kondisi optimal. koefisien fungsi tujuan turun lebih kecil atau
Penggunaan tenaga kerja pada keadaan sama dengan nilai batas tersebut. Jika
normal adalah 23,98 HOK sementara nilai slack perubahan koefisien fungsi tujuan melebihi nilai
pada kendala tenaga kerja lebih besar dari nol allowable decrease maka tingkat produksi
yaitu 6,88 HOK, artinya ketersediaan tenaga optimal akan berubah. Besarnya nilai penurunan
kerja berlebih sebesar nilai slack-nya tersebut. keuntungan tersebut sama dengan selisih
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga lebih

216
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau

keuntungan kondisi awal dengan kondisi setelah produksi agar tetap bertahan di pasar. Kenaikan
perubahan dikalikan tingkat produksi optimal. dan penurunan harga input menyebabkan petani
Analisis sensitivitas juga dapat dilakukan pada mengurangi atau menambah jumlah penggunaan
kendala pembatas, seperti pada tabel berikut: input tersebut yang pada akhirnya berakibat
pada jumlah produksi yang dihasilkan. Skenario
Tabel 4. Analisis Sensitivitas Fungsi Kendala 1 yakni pada saat kenaikan harga input tenaga
Usahatani Bawang Merah di Desa kerja dalam keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan
Sungai Geringging Kecamatan peralatan sebesar 3,25 persen maka petani
Kampar Kiri Kabupaten Kampar memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp
Righthand Side Ranges(RHS) 10.773.130. Apabila dibandingkan dengan
Variabel Current Allowable Allowable tingkat keuntungan hasil analisis optimalisasi
RHS increase decrease versi awal maka nilai keuntungan ini masih
TKDK 23,98 Infinity 6,88 belum optimal dan hanya terjadi peningkatan
Bibit 7066,00 Infinity 3.189,00 sebesar 0,04 persen. Hasil optimalisasi skenario
Pupuk 2565,34 Infinity 1.419,31 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Pestisida 58,13 Infinity 4,15
Peralatan 19,41 Infinity 6,66 Tabel 5. Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi
Kenaikan Harga Input Usahatani
Pada Tabel 4 terlihat bahwa seluruh nilai Bawang Merah Desa Sungai
RHS fungsi kendala tidak memiliki batasan Geringging Kecamatan Kampar Kiri
penambahan (infinity). Artinya jumlah tenaga Kabupaten Kampar (Skenario 1)
kerja, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan tidak Input Value Reduced Cost
akan merubah nilai dari fungsi tujuan atau jika (unit) (Rp)
ketersediaan input-input tersebut dinaikkan TKDK 1,00 -1.120.263
berapapun tidak akan merubah tingkat produksi Bibit 1,00 -7.508.469
optimal karena nilai dual-nya ssama dengan nol. Pupuk 1,00 -1.630.149
Sebaliknya, seluruh nilai RHS fungsi Pestisida 0,00 -384.828
kendala mempunyai batasan penurunan dengan Peralatan 1,00 -514.253
nilai tertentu dan akan menyebabkan nilai
fungsi tujuan berubah sebesar nilai dual-nya. Berdasarkan Tabel 5 memperlihatkan
Apabila penurunan ketersediaan input tenaga nilai solusi optimal yang tidak jauh berbeda dari
kerja dalam keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan solusi optimal versi awal reduced cost yang
peralatan melebihi batas sensitivitasnya maka bernilai minus atau lebih kecil dari nol.
tingkat produksi optimal akan berubah. Sehingga terdapat penambahan keuntungan
yang diterima petani apabila menambah
3. Pengaruh Perubahan Harga Input penggunaan input tenaga kerja dalam keluarga,
Bawang Merah Terhadap Solusi bibit, pupuk dan peralatan masing-masing setiap
Optimal 1 unit sebessar nilai reduced cost-nya.
Pengaruh perubahan harga input pada Sementara nilai slack or surplus dan nilai RHS
usahatani bawang merah menggunakan analisis masih sama dengan nilai optimalisasi versi
post optimal yaitu untuk mengetahui sejauh awal.
mana usahatani bawang merah mampu bertahan
dan berproduksi secara optimal terhadap Skenario 2 (Penurunan Harga Input)
perubahan harga input. Analisis post optimal Pada skenario 2 yakni pada saat
membagi kondisi dalam dua skenario yakni penurunan harga input tenaga kerja dalam
skenario 1 pada kenaikan harga input dan keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan
skenario 2 pada saat penurunan harga input. sebesar 3,25 persen maka petani memperoleh
pendapatan bersih sebesar Rp 10.096.600.
Skenario 1 (Kenaikan Harga Input) Apabila dibandingkan dengan tingkat
Harga jual input yang berfluktuasi dapat keuntungan hasil analisis optimalisasi versi
mempengaruhi keuntungan yang diterima petani awal maka nilai keuntungan ini masih belum
sehingga petani harus meningkatkan efisiensi optimal dan mengalami penurunan sebesar 0.02
persen.

217
Dinamika Pertanian Desember 2018

Hasil optimalisasi skenario 2 dapat dilihat Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI)


pada Tabel 6. Nilai solusi optimal yang ISSN: 1907-5022. Yogyakarta
diperoleh tidak jauh berbeda dari solusi optimal Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia
versi awal dan solusi optimal skenario 1 dimana Indonesia. Jakarta
nilai reduced cost yang bernilai minus atau
Nopirin. 1996. Ekonomi Moneter Buku 2 Edisi
lebih kecil dari nol. Sehingga terdapat
1. BPFE. Yogyakarta
penambahan keuntungan yang diterima petani
apabila menambah penggunaan input tenaga Rahayu E, Berlian Nur VA. 2004. Bawang
kerja dalam keluarga, bibit, pupuk dan peralatan Merah. Penebar Swadaya. Jakarta
masing-masing setiap 1 unit sebessar nilai Render B, Stair JR and Hana. 2012. Quantitatif
reduced cost-nya. Analysis for Management. Pearson
Education.New Jersey
Tabel 6. Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi Ritonga EZ. 2008. Optimalisasi Penggunaan
Penurunan Harga Input Usahatani Faktor-faktor Produksi pada Peternakan
Bawang Merah Desa Sungai Ayam Ras Pedaging kelompok Bina
Geringging Kecamatan Kampar Kiri Usahatani Muslim (KBTM) Desa
Kabupaten Kampar (Skenario 2) Cilodong Depok. Program Sarjana
Input Value Reduced Cost Ekstensi Manajemen Agribisnis Istitut
(unit) (Rp) Pertanian Bogor
TKDK 1,00 -1.049.738 Sahara D, Agus S. 2017. Optimasi Penggunaan
Bibit 1,00 -7.035.780 Input Produksi Usahatani Ubi Kayu pada
Pupuk 1,00 -1.527.525 Lahan Kering di Jawa Tengah. Jurnal
Pestisida 0,00 -360.601 Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Peralatan 1,00 -483.557 Pertanian, Vol 20 (2): 91-100
Sulistiyono L. 2004. Dilema Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
Pestisida dalam Sistem Pertanian
Antara M, Suardika N. 2014. Optimalisasi Tanaman Hortikultura di Indonesia.
Sumberdaya pada Sistem Usahatani Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian
Lahan Kering di Desa Kerta, Gianyar Bogor
Bali: Pendekatan Linear Programming.
Tohir AK. 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang
Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol
Usahatani Indonesia. Bina Aksara.
7 (1) 35-51
Jakarta
Bank Indonesia. 2018. Laporan Inflasi (Indeks
Widodo AS. 2007. Optimalisasi Penggunaan
Harga Konsumen) Berdasarkan
Sarana Produksi dalam Usahatani Padi
Perhitungan Inflasi Tahunan. Jakarta
Organik Terpadu di Kecamatan Paliyan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmu-Ilmu
Hortikultura Kabupaten Kampar. 2014. Pertanian Universitas Muhammadiyah
Jumlah Produksi Bawang Merah di Yogyakarta, Vol 16 (2): 91-102
Kabupaten Kampar. Bangkinang
Kasirah. 2007. Sistem Informasi Pemupukan
Lahan Pertanian. Seminar Nasional

218

You might also like