Professional Documents
Culture Documents
E: ISSN 2549-7960
Optimization of the Use Shallot Input in Sungai Geringging Village Kampar Kiri
District Kampar Regency of Riau Province
ABSTRACT
Shallots are a strategic commodity but still require attention in the use of optimal inputs to achieve
maximum results. All farm inputs are still limited in number while high production is highly
expected by farmers. The purpose of this study was to determine the use of inputs, analyze the use of
inputs in order to achieve optimal conditions and analyze the effect of input price changes on the
optimal solution on red onion farming in Sungai Geringging Village, Kampar Kiri District, Kampar
Regency. Descriptive qualitative and quantitative analysis methods using Linear Programming. The
results of input use research state that the area of the land is narrow that is an average of 0.25
hectares, the seeds are superior but the number of uses is still below standard, more use of labor
outside the family, dominant farmers use inorganic fertilizers, use pesticides to repel pests and work
equipment simple one. The use of farming inputs is not optimal so that the reduction or addition of
input availability will not affect the total profit in optimal conditions. The effect of changes when an
input price increases and decreases by 3.25 percent does not show a difference when compared to the
initial optimal conditions.
Keywords: Optimization, Input, Shallot, Linear Programming, LINDO
ABSTRAK
Bawang merah merupakan komoditas strategis namun masih memerlukan perhatian dalam
penggunaan input yang optimal untuk mencapai hasil yang maksimal. Semua input usahatani masih
terbatas jumlahnya sementara produksi tinggi sangat diharapkan oleh petani. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penggunaan input, menganalisis penggunaan input agar tercapai kondisi
optimal dan menganalisis pengaruh perubahan harga input terhadap solusi optimal pada usahatani
bawang merah di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Metode
analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif menggunakan Linear Programming. Hasil
penelitian penggunaan input menyatakan bahwa luas lahan sempit yakni rata-rata 0,25 hektar, bibit
unggul namun jumlah penggunaan masih dibawah standar, lebih banyak menggunakan tenaga kerja
luar keluarga, petani dominan menggunakan pupuk anorganik, menggunakan pestisida untuk
mengusir hama penyakit dan peralatan kerja yang sederhana. Penggunaan input usahatani belum
optimal sehingga pengurangan atau penambahan ketersediaan input tidak akan mempengaruhi
keuntungan total pada kondisi optimal. Pengaruh perubahan saat terjadi kenaikan dan penurunan
harga input sebesar 3,25 persen tidak memperlihatkan perbedaan apabila dibandingkan dengan
kondisi optimal awal.
Kata Kunci: Optimalisasi, Input, Bawang Merah, Program Linier, LINDO
211
Dinamika Pertanian Desember 2018
ascolonium L). Tanaman bawang merah pupuk SP-36 karena dianggap berlebih namun
umumnya diusahakan oleh petani secara menambah pupuk Phonska karena jumlahnya
komersial yang sebagian besar atau seluruh belum optimal. pestisida juga masih digunakan
hasil produksinya ditujukan untuk memenuhi ketika terjadi serangan hama penyakit. Peralatan
permintaan pasar. Jumlah permintaan yang produksi umumnya masih sederhana dan secara
tinggi setiap tahunnya diiringi dengan tingginya manual. Semua input yang digunakan tersebut
tingkat konsumsi masyarakat menjadikan masih terbatas jumlahnya sementara produksi
komoditas bawang merah ini menguntungkan tinggi sangat diharapkan oleh petani.
jika diusahakan. Jumlah produksi dan tingkat Berdasarkan uraian tersebut, maka
kebutuhan nasional merupakan faktor penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
determinan yang cukup kuat mempengaruhi mengetahui penggunaan input usahatani,
keputusan untuk mendorong pengembangan dan menganalisis penggunaan input usahatani agar
peningkatan produksi di tingkat lokal. mencapai kondisi optimal dan menganalisis
Areal tanaman bawang merah di Propinsi pengaruh perubahan harga input terhadap solusi
Riau baru dibuka pada bulan Oktober 2013 di optimal pada usahatani bawang merah di Desa
Kabupaten Kampar. Pada awal penanaman Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
jumlah produksi bawang merah mencapai 12 Kabupaten Kampar. Manfaat yang ingin
ton dengan luas panen 3 hektar atau diperoleh adalah sebagai kajian pustaka bagi
produktivitas sebesar 4 ton/hektar (Dinas pihak manapun yang ingin mendapatkan
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura gambaran mengenai optimalisasi penggunaan
Kabupaten Kampar, 2014). Nilai produksi dan input usahatani bawang merah, sumbangan
produktivitas yang dihasilkan ini dianggap pemikiran bagi petani untuk mengembangkan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan usahatani bawang merah sesuai standar umum
apakah potensi yang tersedia mampu menopang budidaya dengan mengoptimalkan penggunaan
usaha komoditas ini di tahun-tahun mendatang input sehingga produksi dan pendapatan
atau tidak. Potensi pengembangan bawang meningkat, dan informasi bagi instansi terkait
merah di Kabupaten Kampar khususnya di Desa dalam merumuskan arah pelaksanaan
Sungai Geringging cukup luas yakni mencapai pembangunan subsektor tanaman hortikultura,
40.684 hektar. khususnya pengembangan komoditas bawang
Beberapa input yang digunakan dalam merah di Kabupaten Kampar di masa datang.
memproduksi bawang merah yaitu lahan, tenaga
kerja, bibit, pupuk, pestisida, dan peralatan. METODE PENELITIAN
Lahan merupakan faktor produksi yang langka Penelitian ini menggunakan metode
dan terbatas, baik sifat fisik dan kimia, yang survei di Desa Sungai Geringging Kecamatan
akan mempengaruhi tingkat kesuburan dan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Propinsi Riau
produksi total usahatani (Widodo, 2007). Luas dengan alasan bahwa daerah ini merupakan
lahan garapan yang dimiliki petani bawang sentra penanaman bawang merah di Kabupaten
merah ini umumnya berukuran kecil yaitu Kampar. Pengambilan sampel secara sensus,
kurang dari satu hektar, dan tenaga kerja yang artinya seluruh populasi dijadikan sampel
diberdayakan masih banyak berasal dari luar (Nazir, 2003) yaitu 40 petani. Data yang
keluarga. Bibit merupakan salah satu faktor digunakan berasal dari data primer dan data
penentu kualitas hasil produksi, oleh karenanya sekunder. Data primer diperoleh dari petani
meskipun harga bibit tergolong mahal namun bawang merah dengan menggunakan kuesioner,
petani di Desa Sungai Geringging tetap sedangkan data sekunder dari BPS dan instansi
menggunakan bibit unggul yang didatangkan pemerintah terkait. Teknik pengumpulan data
langsung dari Brebes, Jawa Tengah. Mahalnya yang penulis gunakan pada penelitian ini antara
harga bibit menyebabkan jumlah penggunaan lain observasi, dokumentasi, dan wawancara.
bibit antar petani bervariasi. Pupuk merupakan
input usahatani yang penggunaannya harus Analisis Data
optimal agar didapat produksi maksimal.
Penggunaan input usahatani bawang
Sahara, dkk (2017) meneliti bahwa untuk
merah di Desa Sungai Geringging yang meliputi
mendapatkan produksi maksimal tanaman ubi
luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah
kayu di lahan kering perlu mengurangi jumlah
212
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau
213
Dinamika Pertanian Desember 2018
214
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau
215
Dinamika Pertanian Desember 2018
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa sedikit dibandingkan tenaga kerja luar keluarga
reduced cost bernilai minus atau lebih kecil dari sehingga kelebihan jumlah tenaga kerja dalam
nol maka dapat diartikan adanya penambahan keluarga tidak akan berpengaruh pada
keuntungan yang diterima petani apabila perubahan kondisi optimal usahatani bawang
menambah penggunaan input sebesar 1 unit. merah. Nilai slack bibit, pupuk, pestisida dan
Besaran nilai penambahan keuntungan tersebut peralatan bernilai lebih besar dari nol artinya
adalah sama dengan nilai reduced cost-nya. penggunaan input usahatani tersebut telah
Untuk pestisida, keuntungan usahatani akan berlebih sehingga perlu untuk dikurangi agar
didapat jika penggunaan input ini dalam kondisi tidak terjadi penurunan jumlah produksi dan
tetap. Kondisi optimal dapat dicapai jika pemborosan biaya.
dilakukan perubahan pada alokasi penggunaan Pada optimalisasi penggunaan input
input usahatani, dimana perubahan tersebut usahatani bawang merah ini juga dapat
dapat berupa penambahan atau pengurangan diketahui hasil analisis sensitivitas yang terbagi
penggunaan input (Ritonga, 2008). atas analisis sensitivitas dengan melakukan
Selanjutnya analisis dual untuk perubahan pada fungsi tujuan dan perubahan
mengetahui penilaian terhadap sumberdaya Righthand Side Ranges (RHS) fungsi kendala.
dengan melihat slack or surplus dan nilai Perubahan ini dapat berupa penambahan atau
dualnya. Nilai dual (dual price/shadow price) pengurangan jumlah penggunaan input, seperti
menunjukkan perubahan yang terjadi pada pada tabel berikut:
fungsi tujuan apabila sumberdaya berubah satu
satuan sehingga dapat membedakan apakah Tabel 3. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi
sumberdaya yang dimiliki bersifat langka Tujuan Usahatani Bawang Merah di
(pembatas) atau sebaliknya. Nilai slack or Desa Sungai Geringging Kecamatan
surplus dan nilai dual pada masing-masing Kampar Kiri Kabupaten Kampar
kendala terlihat pada tabel berikut: Objective Coefficient Ranges
Variabel Current Allowable Allowable
Tabel 2. Nilai Slack or Surplus dan Dual coefficient increase decrease
Penggunaan Input Usahatani TKDK 1.085.000 0,000 Infinity
Bawang Merah Desa Sungai Bibit 7.272.125 Infinity 7.272.125
Geringging Kecamatan Kampar Kiri Pupuk 1.489.638 Infinity 1.489.638
Kabupaten Kampar Pestisida 461.915 0,000 Infinity
Kendala Slack or Dual Price Peralatan 499.800 Infinity 499.800
Surplus
TKDK 6,880 0,000 Berdasarkan tabel 3 bahwa nilai
Bibit 3.189,000 0,000 allowable increase fungsi tujuan yang dapat
Pupuk 1.419,310 0,000 dinaikkan sampai batas tak terhingga (infinity)
Pestisida 4,159 0,000 adalah pada variabel bibit, pupuk dan peralatan.
Peralatan 6,660 0,000 Sementara nilai fungsi tujuan yang dapat
diturunkan sampai batas tak terhingga adalah
Tabel 2 memperlihatkan input tenaga tenaga kerja dalam keluarga dan pestisida. Hal
kerja, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah
memiliki nilai slack yang lebih besar dari nol, tenaga kerja dalan keluarga dan penambahan
artinya faktor-faktor kendala tersebut pestisida akan dapat menurunkan keuntungan
merupakan kendala tidak aktif. Pengurangan usahatani.
atau penambahan ketersediaan input-input Nilai batas penurunan ini menunjukkan
tersebut tidak akan mempengaruhi keuntungan bahwa tingkat keuntungan akan bertambah jika
total pada kondisi optimal. koefisien fungsi tujuan turun lebih kecil atau
Penggunaan tenaga kerja pada keadaan sama dengan nilai batas tersebut. Jika
normal adalah 23,98 HOK sementara nilai slack perubahan koefisien fungsi tujuan melebihi nilai
pada kendala tenaga kerja lebih besar dari nol allowable decrease maka tingkat produksi
yaitu 6,88 HOK, artinya ketersediaan tenaga optimal akan berubah. Besarnya nilai penurunan
kerja berlebih sebesar nilai slack-nya tersebut. keuntungan tersebut sama dengan selisih
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga lebih
216
Optimalisasi Penggunaan Input Usahatani Bawang Merah Di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar Propinsi Riau
keuntungan kondisi awal dengan kondisi setelah produksi agar tetap bertahan di pasar. Kenaikan
perubahan dikalikan tingkat produksi optimal. dan penurunan harga input menyebabkan petani
Analisis sensitivitas juga dapat dilakukan pada mengurangi atau menambah jumlah penggunaan
kendala pembatas, seperti pada tabel berikut: input tersebut yang pada akhirnya berakibat
pada jumlah produksi yang dihasilkan. Skenario
Tabel 4. Analisis Sensitivitas Fungsi Kendala 1 yakni pada saat kenaikan harga input tenaga
Usahatani Bawang Merah di Desa kerja dalam keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan
Sungai Geringging Kecamatan peralatan sebesar 3,25 persen maka petani
Kampar Kiri Kabupaten Kampar memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp
Righthand Side Ranges(RHS) 10.773.130. Apabila dibandingkan dengan
Variabel Current Allowable Allowable tingkat keuntungan hasil analisis optimalisasi
RHS increase decrease versi awal maka nilai keuntungan ini masih
TKDK 23,98 Infinity 6,88 belum optimal dan hanya terjadi peningkatan
Bibit 7066,00 Infinity 3.189,00 sebesar 0,04 persen. Hasil optimalisasi skenario
Pupuk 2565,34 Infinity 1.419,31 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Pestisida 58,13 Infinity 4,15
Peralatan 19,41 Infinity 6,66 Tabel 5. Nilai Reduced Cost Hasil Optimalisasi
Kenaikan Harga Input Usahatani
Pada Tabel 4 terlihat bahwa seluruh nilai Bawang Merah Desa Sungai
RHS fungsi kendala tidak memiliki batasan Geringging Kecamatan Kampar Kiri
penambahan (infinity). Artinya jumlah tenaga Kabupaten Kampar (Skenario 1)
kerja, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan tidak Input Value Reduced Cost
akan merubah nilai dari fungsi tujuan atau jika (unit) (Rp)
ketersediaan input-input tersebut dinaikkan TKDK 1,00 -1.120.263
berapapun tidak akan merubah tingkat produksi Bibit 1,00 -7.508.469
optimal karena nilai dual-nya ssama dengan nol. Pupuk 1,00 -1.630.149
Sebaliknya, seluruh nilai RHS fungsi Pestisida 0,00 -384.828
kendala mempunyai batasan penurunan dengan Peralatan 1,00 -514.253
nilai tertentu dan akan menyebabkan nilai
fungsi tujuan berubah sebesar nilai dual-nya. Berdasarkan Tabel 5 memperlihatkan
Apabila penurunan ketersediaan input tenaga nilai solusi optimal yang tidak jauh berbeda dari
kerja dalam keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan solusi optimal versi awal reduced cost yang
peralatan melebihi batas sensitivitasnya maka bernilai minus atau lebih kecil dari nol.
tingkat produksi optimal akan berubah. Sehingga terdapat penambahan keuntungan
yang diterima petani apabila menambah
3. Pengaruh Perubahan Harga Input penggunaan input tenaga kerja dalam keluarga,
Bawang Merah Terhadap Solusi bibit, pupuk dan peralatan masing-masing setiap
Optimal 1 unit sebessar nilai reduced cost-nya.
Pengaruh perubahan harga input pada Sementara nilai slack or surplus dan nilai RHS
usahatani bawang merah menggunakan analisis masih sama dengan nilai optimalisasi versi
post optimal yaitu untuk mengetahui sejauh awal.
mana usahatani bawang merah mampu bertahan
dan berproduksi secara optimal terhadap Skenario 2 (Penurunan Harga Input)
perubahan harga input. Analisis post optimal Pada skenario 2 yakni pada saat
membagi kondisi dalam dua skenario yakni penurunan harga input tenaga kerja dalam
skenario 1 pada kenaikan harga input dan keluarga, bibit, pupuk, pestisida dan peralatan
skenario 2 pada saat penurunan harga input. sebesar 3,25 persen maka petani memperoleh
pendapatan bersih sebesar Rp 10.096.600.
Skenario 1 (Kenaikan Harga Input) Apabila dibandingkan dengan tingkat
Harga jual input yang berfluktuasi dapat keuntungan hasil analisis optimalisasi versi
mempengaruhi keuntungan yang diterima petani awal maka nilai keuntungan ini masih belum
sehingga petani harus meningkatkan efisiensi optimal dan mengalami penurunan sebesar 0.02
persen.
217
Dinamika Pertanian Desember 2018
218