Professional Documents
Culture Documents
Tembang "Lir-Ilir" Bagi Guru Guna Menumbuhkan Motivasi Belajar Di Pendidikan Formal (Studi Kasus Di TK Wahid Hasyim Dinoyo Malang)
Tembang "Lir-Ilir" Bagi Guru Guna Menumbuhkan Motivasi Belajar Di Pendidikan Formal (Studi Kasus Di TK Wahid Hasyim Dinoyo Malang)
e-mail: endangsihp@gmail.com
STAINU Malang, Jl. Raya Kepuharjo 18A Karangploso, Malang 65152
Abstract
Motivation to learn in early childhood are things that need attention from parents,
teachers and the community, because it is generally a child is still not able to realize the
wishes and needs related to learning without the help of others. Song "Lir-ilir" by Sunan
Kalijaga, has a very important significance and depth that can be used as a source of
inspiration by teachers to motivate children's learning, because teachers are the leaders
for the students. This study aims to determine: 1) The meaning implied in the song "Lir-
ilir"; 2) The role of teachers in schools with regard to early childhood learning
motivation; 3) Efforts that teachers do to motivate learning early childhood by making
the meaning of the song "Lir-ilir" as a source of inspiration. This study used a qualitative
approach and descriptive method. The data was collected through interviews,
observation and documentation. Result: 1 ) meaning contained in the song "Lir-ilir" very
important and in-depth, 2) one of the teacher's role is very important in the learning
process is as a motivator. Then the teacher demanded to motivate children's learning. 3)
efforts undertaken teachers to motivate the child to learn to make meaning of the song
"Lir-ilir" as a source of inspiration is: learn singing, learning through play, using props
and iridescence of interest in learning.
Keywords: Meaning, Tembang, Motivation, Formal Education.
Abstrak
Motivasi belajar pada anak usia dini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian
dari para orang tua, guru maupun masyarakat, karena umumnya seorang anak masih
belum bisa menyadari keinginan dan kebutuhannya sendiri berkaitan dengan belajar
tanpa bantuan orang lain. Tembang “Lir-ilir” karya Sunan Kalijaga, mempunyai
makna yang sangat penting dan mendalam yang dapat dijadikan sumber inspirasi
oleh guru dalam menumbuhkan motivasi belajar anak, karena guru adalah pemimpin
bagi anak didiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Makna yang
tersirat dalam tembang “Lir-ilir”; 2) Peran guru di sekolah berkaitan dengan motivasi
belajar anak usia dini; 3) Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan
motivasi belajar anak usia dini dengan menjadikan makna tembang "Lir-ilir” sebagai
sumber inspirasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode
diskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian: 1) Makna yang terkandung dalam tembang “Lir-ilir” sangatlah penting dan
mendalam, 2) Salah satu peran guru yang sangat penting dalam proses pembelajaran
adalah sebagai motivator. Maka guru dituntut mampu menumbuhkan motivasi
belajar anak. 3)Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi
belajar anak dengan menjadikan makna tembang “Lir-ilir” sebagai sumber inspirasi
adalah: belajar sambil bernyanyi, belajar sambil bermain, menggunakan alat peraga
dan permainan warna yang menarik dalam pembelajaran.
Kata kunci: Makna, Tembang, Motivasi Belajar, Pendidikan Formal.
rembulane, mumpung jembar kalangane. berpegang teguh pada syariat Islam. Salah
Yo surako surak Iyo”. satu tugas pentingnya dalam mendidik
Arti tembang “Lir-ilir” ini dalam anak TK adalah bagaimana guru bisa
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: menumbuhkan motivasi belajar pada
“Sayup-sayup, sayup-sayup bangun (dari anak. Guru dituntut untuk memiliki
tidur). Tanaman-tanaman sudah mulai keterampilan dalam menumbuhkan
bersemi, demikian menghijau bagaikan motivasi belajar anak agar proses
gairah pengantin baru. Anak-anak pembelajaran dapat berjalan dengan
penggembala, tolong panjatkan pohon lancar, sehingga akan dapat memberikan
blimbing itu, walaupun licin tetap hasil yang optimal.
panjatlah untuk mencuci pakaian. Pakaian- Tak ijo royo-royo, tak sengguh
pakaian yang koyak disisihkan. Jahitlah temanten anyar, jika diartikan makna
benahilah untuk menghadap nanti sore. tersebut tidak hanya merupakan jenis
Selagi sedang terang rembulannya. Selagi warna, tetapi Sunan Kalijaga
sedang banyak waktu luang. Mari menyimbolkan kata ijo royo-royo sebagai
bersorak-sorak ayo. simbol yang tersirat untuk dakwah Islam.
Tembang ini memiliki makna yang Makna ijo royo-royo dalam Islam
sangat penting dan mendalam yang perlu disimbolkan dengan kenikmatan, suasana,
kita hayati agar dapat menginspirasi kita kesenangan, dan ketenangan jiwa. Karena
tentang hakikat kehidupan. Tembang dalam Islam warna hijau disimbolkan
karya Kanjeng Sunan Kalijaga ini dengan pakaian ahli surga. Dengan
memberikan hakikat kehidupan dalam harapan para bangsawan dan masyarakat
bentuk syair yang indah. Pada baris yang sebelumnya memeluk agama hindu
pertama yang berbunyi lir-ilir,lir-ilir dan budha akan merasakan kedamaian
tandure wis sumiler, kata tandure yang dan ketenangan jiwa setelah memeluk
mempunyai makna simbol yaitu menata agama Islam. Sedangkan kata berikutnya
sambil mundur. Makna simbol yang temanten anyar berarti adanya kehidupan
dimaksud oleh Sunan Kalijaga adalah baru yang dijalani sepasang insan, yang
dalam menata barisan. Dalam hal ini dalam hal ini menyimbolkan sebagai orang
adalah menata sistem pemerintahan yang yang baru masuk dan memeluk agama
lebih baik dari sebelumnya, dengan Islam. Demikian maraknya perkembangan
melihat pengalaman atau kejadian pada masyarakat untuk masuk ke agama Islam,
masa lalu yang menjadi bahan untuk tetapi mereka belum mempunyai
introspeksi diri dalam menata kembali pemahaman yang mendalam mengenai
kehidupan dengan memegang teguh agama barunya, hal ini disimbolkan
syariat Islam sesuai dengan ajaran dakwah seperti pengantin baru yang baru akan
Sunan Kalijaga. Menata kehidupan pasti memulai kehidupan pernikahannya, di
ada saja yang berubah arah menjadi penuh mana sepasang pengantin atau dalam hal
liku atau banyak godaan dalam masa ini adalah para kalangan pemimpin yang
kepemimpinannya. Oleh sebab itu, para baru masuk dan memeluk agama Islam.
pemimpin harus bisa menerima dengan Oleh karena itu, kalangan mualaf (orang
lapang dada kritik atau saran dari yang baru memeluk Islam) dalam
masyarakat yang dipimpinnya. (Wiyono, 2007 : 415), masih memerlukan
Jika dikaitkan dengan dunia bimbingan atau pedoman untuk
pendidikan dalam hal ini adalah TK Islam, menjalaninya.
hal ini bisa dijadikan sebagai sumber Kaitannya dengan proses belajar
inspirasi bagi guru dalam menata proses anak TK, mereka (anak-anak TK) adalah
pembelajaran. Seorang guru harus selalu anak-anak yang baru mulai belajar tentang
memperbaiki diri dalam tugasnya sebagai ilmu dan kehidupan. Sehingga ini adalah
seorang pendidik, dengan berkaca pada langkah awal seseorang belajar ilmu
pengalaman masa lalu dan selalu terbuka pengetahuan dan agama, yang bisa juga
dari kritik atau saran yang ada. Dalam diibaratkan sebagai pengantin baru yang
melakukan tugasnya harus selalu baru akan memulai kehidupan barunya.
Agar proses pembelajaran berjalan pemimpin dan panutan bagi anak, harus
dengan lancar dan bisa tercapai apa yang mampu memberikan bekal pada anak
diinginkan, adalah tugas gurulah untuk yang berupa ilmu pengetahuan dan agama
bisa menumbuhkan motivasi belajar pada dengan berpegang teguh pada Rukun
anak-anak tersebut agar mereka bisa Islam. Agar bekal yang diberikan kepada
belajar dengan nyaman dan senang. anak bisa terserap dengan baik, maka
Karena umumnya seorang anak masih motivasi belajar pada anak harus
belum bisa menyadari keinginan dan ditumbuhkan agar mereka memiliki
kebutuhannya sendiri berkaitan dengan kesadaran dan mau belajar dengan
belajar tanpa bantuan orang lain. senang.
Sedangkan (Chodim, 2013 : 182) Selain itu (Chodim, 2013 : 180)
juga menyatakan bahwa cah angon-cah juga menyatakan bahwa pada baris lunyu-
angon, penekno blimbing kuwi mempunyai lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
dua simbol yaitu cah angon yang berarti mempunyai satu simbol yaitu dodotiro
“gembala” secara harfiah, merujuk pada yang berarti kain panjang yang dipakai
masyarakat kelas bawah atau kelompok para raja dan nara praja. Dodot juga
masyarakat yang tidak terdidik. Dimana digunakan sebagai selimut tidur. Jadi
hidupnya adalah menjaga ternak yang dodot merupakan kain yang amat penting
sedang makan di peladangan atau padang bagi raja. Tetapi dalam agama
rumput. Tetapi tentunya yang khasanahbudaya Jawa disebut “ageman”
dimaksudkan oleh Sunan Kalijaga bukan atau pakaian. Agama Ageming Aji, agama
gembala dalam pengertian seperti di atas, merupakan pakaian raja. Sehingga dodot
tetapi gembala dalam konteks ini adalah menyimbolkan pakaian yang penting
simbol dari penjaga rakyat. Mereka adalah untuk para bangsawan yang mana dalam
pengembala yang mengendalikan rakyat. konteks ini adalah pemerintah yang
Para pemimpin yang disimbolkan oleh sedang memerintah pada saat itu
Sunan Kalijaga dengan pemilihan kata cah diibaratkan pemimpin yang sedang tidak
angon yaitu gembala. Kemudian kata yang baik sistem pemerintahannya karena
selanjutnya yaitu blimbing yang adanya perebutan kekuasaan dan korupsi
mempunyai arti harfiah yaitu tumbuhan besar-besaran, sehingga rakyatnya
perdu berdaun kecil dan buahnya menjadi sengsara. Ini terjadi karena
bergerigi lima buah (Wiyono, 2007 : 61). pemerintahan pada saat itu tidak
Dalam hal ini Sunan Kalijaga memegang amanah rakyat dan tidak
menyimbolkan blimbing sebagai Rukun tangguh dalam penguatan agamanya. Oleh
Islam yang berjumlah lima buah yang karena itu Sunan Kalijaga menyimbolkan
terdiri dari syahadat, sholat, zakat, puasa dodot sebagai penilaian pada pemerintah.
dan haji bagi yang mampu. Artinya Sunan Kalijaga memilih kata dodot/
blimbing memiliki makna simbol yaitu pakaian, karena pakaian adalah hal yang
Rukun Islam yang terdiri dari syahadat, paling penting bagi seorang pemimpin.
sholat, zakat, puasa dan haji bagi yang Jika pakaian itu kotor dan sudah lusuh
mampu. Kelima hal tersebut dalam ilmu maka Sunan Kalijaga mengingatkan untuk
Islam memang bisa mensucikan harta dan segera membasuhnya atau
jiwa raga manusia selama hidup di dunia mensucikannya dengan blimbing yaitu
sebagai bekal untuk mati, sehingga Sunan berpegang teguh pada Rukun Islam.
Kalijaga mengambil kata blimbing sebagai Berkaitan dengan tugas guru
simbol untuk membersihkan harta dan disini, guru memang harus selalu
jiwa manusia agar suci dan bersih dari memperbaiki metode/cara mengajar agar
dosa-dosa yang telah diperbuat. segala macam kesalahan dan kekurangan
Sehingga gembala dalam dunia yang pernah dilakukan bisa diperbaiki dan
pendidikan yang dimaksudkan adalah terus diperbaiki. Terutama dalam
yang bertugas menanamkan ilmu agama harus tetap
menggembalakan/memimpin anak-anak berpegang teguh pada Rukun Islam,
yaitu pendidik/guru. Guru sebagai sehingga bisa tercapai tujuan yang
diinginkan. Ini perlu dilakukan oleh berguna bagi kehidupan mereka di dunia
seorang guru dalam menjalankan dan akhirat.
tugasnya sebagai seorang pendidik. Pada baris terakhir yang berbunyi
Sehingga seorang guru harus selalu mumpung padhang rembulane, mumpung
introspeksi berkaitan dengan tugas yang jembar kalangane yang mempunyai satu
diembannya sebagai pemimpin dari anak- simbol yaitu rembulan yang
anak, agar selalu dapat memberikan yang menyimbolkan situasi terang dan lapang,
terbaik bagi anak didiknya. terang berartikan rembulan yang letaknya
Selanjutnya (Chodim, 2013 : 182) berada paling atas dalam kehidupan
juga menyatakan bahwa pada baris manusia. Dapat disimbolkan sebagai
dondomono, jlumatono, kanggo sebo pemimpin (yang dijunjung oleh rakyat)
mengko sore terdapat satu simbol yaitu karena letaknya berada paling atas
sore yang berarti matahari sudah sebagai pemimpin rakyat. Selain itu, kata
tenggelam di ufuk barat (mengingatkan rembulan merupakan suatu yang terang,
kepada segenap pemimpin dan karena banyak pemimpin dan rakyat yang
masyarakat bahwa umur kalian sudah berpindah agama ke Islam (Chodim, 2013 :
senja) di mana Sunan Kalijaga 178) sehingga Islam mempunyai banyak
menyimbolkan peringatan itu dengan pengikut.
menggunakan kata sore. Kata sore dipilih Berkaitan dengan pendidikan,
oleh Sunan Kalijaga dalam liriknya, karena belajar sejak dini sangatlah perlu
pada waktu sore pastilah matahari sudah dilakukan. Selagi masih usia anak-anak
saatnya terbenam di ufuk barat, harus kita optimalkan perkembangannya
disimbolkan dengan keadaan manusia mengingat masa kanak-kanak adalah masa
yang sudah memasuki usia senja. Jika emas dalam perkembangan manusia. Oleh
dipelajari lebih dalam kehidupan orang karena itu, selagi masih ada kesempatan
Jawa sangat syarat akan makna positif harus disiapkan anak-anak menjadi
kehidupan. Tuhan telah mengatur pribadi yang berilmu dan beragama
kehidupan bagi semua makhluk hidup, dengan berpegang teguh pada ajaran
termasuk manusia. Setiap hari melihat Islam. Manusia tidak boleh menyia-
banyak orang yang keluar rumah untuk nyiakan kesempatan yang ada. Adalah
bekerja mencari penghidupan yang lebih menjadi tugas guru TK untuk
baik. Pagi hari mereka keluar rumah untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi
bekerja dan sore pulang dengan kondisi yang baik sebagai bekal kehidupannya.
yang lebih baik. Di sini alasan Sunan Sehingga guru-guru ini dituntut untuk bisa
Kalijaga memilih kata sore sebagai simbol menumbuhkan motivasi pada diri anak
jika manusia telah pulang menghadap untuk belajar yang baik agar tercapai apa
Allah SWT maka harus dalam keadaan yang diinginkan.
yang baik atau khusnul khotimah. Begitu mendalam makna yang
Ini artinya sangat penting untuk terkandung dalam tembang “Lir-ilir” yang
membekali anak-anak ilmu sejak dini. Ilmu tersebut di atas, yang sekiranya sangat
pengetahuan dan ilmu agama sangat cocok digunakan sebagai sumber inspirasi
berguna bagi anak, untuk mempersiapkan bagi seorang guru karena guru adalah
kehidupan yang baik bagi mereka baik merupakan orang yang mempunyai
dunia dan akhirat. Ilmu adalah sebagai tanggung jawab sebagai “penggembala”,
bekal bagi kehidupan manusia. Tujuan dalam arti guru harus bisa menjadi
pendidikan akan tercapai, apabila guru panutan dan membawa anak didiknya ke
mempersiapkan proses pembelajaran jalan yang lurus untuk menjadikannya
dengan baik sehingga anak akan dapat sebagai anak yang berilmu dan bertaqwa.
belajar dengan efektif. Artinya motivasi Segala macam bekal kehidupan berupa
pada anak harus ditumbuhkan agar proses ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang
pembelajaran dapat berjalan dengan harus ditanamkan dalam diri anak,
lancar dan tercapai apa yang diinginkan. sangatlah memerlukan kepiawaian guru
Dan ilmu yang didapatkan juga akan dalam menerapkan strategi yang tepat