You are on page 1of 18

Ijtimaiya : Journal of Social Science Teaching

Vol. 03 No. 02 Tahun 2019


Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Institut Agama Islam Negeri Kudus
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Ijtimaia
p-issn: 2580-8990
Proses Pembuatan Garam dari Pemanfaatan Air Laut (Studi Kasus Petani
Garam Desa Kedung Mutih Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)
Khoirin Nida a, 1, Maulidina Husna b, 2, Alief Lukman Hakim c, 3, Lenny Yusrul Hanna d, 4
a IAIN, knida4615@gmail.com
b IAIN,Maulidinahusna01@gmail.com
c IAIN, Lukmanalief@gmail.com
d IAIN, Lennyhanna1@gmail.com

Informasi ABSTRACT
artikel
Sejarah artikel: Wedung District consists of 20th villages, one of which is the village of Kedung Mutih. Most
Diterima of the people in Kedung Mutih Village depend on sea products and ponds. Many people
Revisi work as fishermen and salt farmers. This village has also been named as the largest salt
Dipublikasikan producing village in Demak Regency. In addition to the village with the highest salt
Kata kunci: production, Kedung Mutih village itself is a village with good quality salt making and has a
Economic Value high economic value. Looking for this research to study the process of making salt in the W
Salt Making artificial Mutih Village by using a qualitative descriptive method. The qualitative
Process descriptive method is carried out by examining the situation carried out through discussion
Local Wisdom or describing the objective situation obtained from sources in the field. While the techniques
used in data collection are done through observation, interviews, observation and literature
studies. The results of this study indicate that the salting process in the Mutih Wong Village
uses a variety of methods, which are used in traditional or modern techniques. The amount
produced is the quality of salt, the amount of salt produced and the income of salt farmers.
It is from the existence of a slightly different salt production process in Kedung Mutih
Village that has produced a different way of producing local wisdom.
ABSTRAK

Keyword: Kecamatan Wedung terdiri dari dua puluh desa/kelurahan, salah satunya adalah desa
Nilai Ekonomi kedung mutih. Masyarakat di Desa kedung mutih sebagian besar mereka menggantungkan
Proses hidupnya pada hasil laut dan tambak. Sehingga banyak sekali masyarakat yang berprofesi
Pembuatan sebagai nelayan dan petani garam. Desa ini juga telah dinobatakan sebagai desa penghasil
Garam garam tebesar di Kabupaten Demak. Selain desa dengan pengahasil garam terbesar, desa
Kearifan Lokal Kedung Mutih sendiri adalah desa dengan pembuatan garam yang berkualitas baik dan
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pembuatan garam yang ada di Desa Kedung Mutih dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dilakukan dengan
menafsirkan keadaan yang terjadi melalui gambaran atau mendeskripsikan keadaan secara
objektif yang diperoleh dari beberapa narasumber di lapangan. Sedangkan Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui dari observasi, wawancara,
dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses
penggaraman di Desa Kedung Mutih menghadapi berbagai persoalan salah satunya
penggunaan teknik yang dilakukan dengan cara tradisional ataupun modern. Sehingga akan
berpengaruh pada kualitas garam, jumlah garam yang dihasilkan dan pendapatan petani
garam. Dari adanya proses produksi garam yang sedikit berbeda di Desa Kedung Mutih hal
inilah yang menghasilkan suatu cara yang berbeda sehingga menghasilkan suatu kearifan
lokal.
Copyright © 2019 Tadris IPS Institut Agama Islam Negeri Kudus. All RightReserved

JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


Pendahuluan daratan yang seluas + 897,43 km2 dan laut

seluas + 252,34 km2.2


Indonesia merupakan negara kepulauan

terbesar di dunia, terdiri dari 13.487 pulau Pemanfaatan air laut yang ada di desa

yang terbentang sepanjang 5.210 Km dari Kedung Mutih adalah pembuatan garam.

Timur ke Barat sepanjang garis katulistiwa dan Garam merupakan mineral halide dengan

1.760 Km dari Utara ke Selatan. Keadaan komposisi kimia sebagai NaCl (Natrium

tersebut menjadikan Indonesia mempunyai Clorida) terdiri dari berbagai kandungan Na

garis pantai + 81.791 Km. Sehingga (natrium) sebanyak 39,3%, dan Cl (clorida)

menjadikan Indonesia memiliki banyak terdiri 60,7%. Setiap hari manusia

sumber daya dalam bidang kelautan seperti membutuhkan asupan garam minimal 0,3 gr

ikan, terumbu karang, pohon mangrove, garam dalam proses metabolisme dalam tubuh. Selain

dan sebagainya yang dimanfaatkan sebagai itu garam juga dibutuhkan oleh industri untuk

salah satu modal dalam pembangunan nasional proses pengolahan bahan dan Indrustri CAP

dengan tujuan untuk kesejahteraan (Chlor Plaant) seperti tekstil, kulit, kosmetik

masyarakat.1 dan lain-lain membutuhkan garam dengan

kandungan NaCl yang lebih besar. 3


Kabupaten Demak merupakan Kabupaten

di Jawa tengah yang terletak pada 60 4’3 26”- Garam dihasilkan melalui berbagai proses

7009’43” LS dan 110048’47” BT dan terletak mulai dari kristalisasi air laut melaui berbagi

25 Km di sebelah timur kota Semarang. cara mulai dari tradisional mencakup

Kabupaten Demak memiliki luas wilayah perebusan garam dan penjemuran langsung

seluas + 1.149,07 km2. Yang terdiri dari dengan menggunakan bantuan sinar matahari

dan menggunakan teknologi.

2
Anonim. Http://idm.wikipedia.org online at
IAIN Kudus.ac.id. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2019 pukul 12.11 WIB.

Arif Mustofa. “Strategi Pengembangan


3

Usaha Garam Rakyat di Kecamatan Kedung


Purwodani Samuel Paul. “Kontribusi usaha
1
Kabupaten Jepara ”Jurnal Disprotek” Volume 7
tambak garam terhadap kondisi sosial ekonomi
petani garam kecamatan pangenan kabupaten No. 2 Juli 2016. Hlm 24.
Cirebon”. jurnal UPI. Hlm 1.

161 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


Masyarakat pembuat garam yang ada di agar air laut menggumpal didalam pasir.

kecamatan Wedung sebagian besar masih Setelah kering pasir dimasukkan kedalam

menggunakan cara tradisional, baik anyaman bambu untuk menyaring air sanilitas

menggunakan evaporasi total maupun cara yang bertujuan untuk menghasilkan air yang

perebusan air laut. Dengan Perkembangan jenis dari dan siap direbus. Setelah proses

IPTEK dengan ditemukan berbagai teknologi perebusan tersebut nantinya akan didiamkan

sebagian besar di kecamatan Wedung beberapa hari sehingga menghasilkan kristal-

menggunakan alat isolator berupa plastik kristal (pengumpalan) garam. Penggunaan

untuk menghasilkan garam dengan memiliki teknik tradisional maupun teknologi akan

kualitas bagus dengan harga yang tinggi. mempengaruhi kualitas garam yang mencakup

Proses pembuatan garam secara konvensional warna garam, bentuk dan iodium yang ada

dimulai melalui tahapan-tahapan baik pada garam.

melakukan penataan lahan kurang lebih 1


Garam dikelompokkan menjadi 2 bagian
bulan, kemudian diisi dengan air laut melalui
yaitu garam bahan baku konsumsi atau dikenal
saluran sekunder (pipa penghubung) yang
dengan nama “garam krosok” yaitu garam
dialirkan dari laut menuju ke lahan (bosem)
yang dihasilkan dari proses kristalisasi yang
dan dilanjut ke meja atau lahan penguapan
memiliki kadar iodium sesuai dengan standar
berfungsi sebagai tempat sirkulasi air nantinya
sekitar 24 hingga 29 dan garam bahan baku
akan dimasukkan ke dalam kolam air tua
industri yang digunakan dalam bidang farmasi
untuk memudahkan dalam proses kristalisasi
sebagai salah satu pembuatan gips.
air menjadi garam supaya menghasilkan kadar

24 Be. Selain itu petani garam memberikan

perhatian yang besar pada kualitas garam yang


Sedangkan dalam proses pembuatan
dihasilkan nantinya mencakup penampakan
garam yang dilakukan perebusan air garam
bersih berwarna putih, tidak berbau, tingkat
dilakukan melalui tahapan mulai dari pasir laut
kelembaban rendah dan tidak terkontaminasi
yang dicuci, pasir yang disiram dengan air laut
oleh timbal atau bahan logam lainnya.
yang dikeringkan di bawah sinar matahari

162 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


perekam suara, alat perekam gambar, dan alat

tulis.
Metode

Metode penelitian yang digunakan yaitu

menggunakan metode penelitian Deskriptif Hasil dan pembahasan

Kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk


Pemanfaatan Air Laut Masyarakat Desa
mengetahui proses pembuatan garam. Metode
Kedung Mutih Dalam Bidang Ekonomi.
deskriptif kualitatif dilakukan dengan

menafsirkan keadaan yang terjadi melalui

gambaran atau mendeskripsikan keadaan


Wujud kekayaan alam yang sangat
secara objektif yang diperoleh dari beberapa
melimpah salah satunya adalah laut. Laut
narasumber di lapangan. Informan penelitian
berperan sebagai sumber kekayaan alam yang
ini terdiri dari beberapa perwakilan petani
menjadi sumber energi, sumber bahan
garam, instansi pemerintahan (kepala desa),
makanan, media penghubung antar pulau,
dan stakeholder yang berkaitan dalam
kawasan perdagangan, dan pertahanan dalam
memperoleh data di Desa Kedung Mutih.
bidang kemaritiman. 4 Air laut memiliki rasa

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan asin serta mengandung kadar garam yang

Wedung Kabupaten Demak tepatnya di Desa tinggi. Salah satu hasil olahan dari

Kedung Mutih, yang sebagian dari pemanfaatan air laut yaitu garam.

penduduknya merupakan petani garam yang


Desa Kedung Mutih merupakan salah satu
memanfaatkan air laut sekitar untuk diolah
desa di Kecamatan Wedung Kabupaten
menjadi garam. Teknik Pengumpulan Data
Demak. Kecamatan Wedung terletak di pesisir
dilakukan melalui wawancara mendalam,
pantai laut jawa dengan luas wilayah seluas
observasi atau pengamatan langsung, studi
93.876 Ha merupakan 11 persen dari seluruh
dokumentasi, studi literatur dan lain

sebagainya. Instrumen yang digunakan dalam


4
Taufik Akbar & Mi’rojul Huda. “Nelayan,
Lingkungan dan Perubahan Iklim (Studi Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Pesisir di Kabupaten
penelitian adalah pedoman wawancara, alat
Malang)”. Jurnal WAHANA Volume 68, Nomor 1,
1 Juni 2017. Hlm 29.
163 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186
wilayah di Kabupaten Demak. Kecamatan dengan pantai menyebabkan masyarakat

Wedung terdiri dari 20 desa yaitu Babalan, banyak mengandalkan perekonomian terhadap

Berahan Kulon, Berahan Wetan, Buko, Bungo, kekayaan laut sekitar.

Jetak, Jungpasir, Jungsemi, Kedung Karang,


Garam merupakan salah satu kebutuhan
Kedung mutih, Kendalasem, Kenduren,
terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan
Mandung, Mutih Kulon, Mutih Wetan,
merupakan sumber elektrolit bagi tubuh
Ngawen, Ruwit, Tedunan, Tempel dan
manusia. Pembuatan garam di Indonesia
Wedung.5 Dalam kajian penelitian ini
sebagian besar masih dilakukan secara
mengambil objek di Desa Kedung Mutih
tradisional oleh petani rakyat. 7 Garam di
dengan fokus kajian yaitu proses pembuatan
samping sebagai produk sebuah industri, juga
garam dari pemanfaatan air laut.
digunakan sebagai bahan baku di berbagai

Menurut pernyataan Kepala Desa Kedung industri. Penggunaan garam selama ini

Mutih yaitu Bapak Suhari6, mengatakan ada terkonsentrasi pada tiga bidang, yaitu bahan

beberapa dukuh di antaranya : pangan, industri (sebagai bahan baku maupun

bahan bantu), dan bahan pengawet. 8


“… untuk Desa Kedung Mutih sendiri

terdiri dari 3 RW meliputi tengah Desa Kedung Mutih merupakan desa di

(nelayan), bagian Barat (petani perbatasan Demak dan Jepara, mata

garam) dan bagian Timur (nelayan)” pencaharian warganya dari sektor perikanan

baik laut maupun tambak. Mereka melaut

adalah para nelayan. Nelayan di desa Kedung

Dari pernyataan diatas dapat diketahui Mutih jumlahnya lebih dari 100 orang yang

bahwa Desa Kedung Mutih memiliki 3 RW tergabung dalam kelompok nelayan. Selain itu,

atau dukuh dengan letak geografis berdekatan


7
Rizqi Rizaldi Hidayat. “Rancang Bangun
Alat Pemisah Garam dan Air Tawar dengan
5
Laninbot. http://Wikipedia.org online at Menggunakan Energi Matahari”. Skipsi
IAIN Kudus.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut
Oktober 2019 pukul 19:55 WIB. Pertanian Bogor. Tahun 2011. Hlm 25.
6
Bapak Suhari (Kepala Desa). Warga Desa 8
Luthfi Assadad. “Pemanfaatan Garam dalam
Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 07 Oktober Industri Pengolahan Produk Perikanan”. Jurnal
2019. Pukul 12.15 WIB. Squalen Vol. 6 No. 1 Mei 2011. Hlm 5.
164 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186
ada juga petambak garam dan ikan jumlahnya pernyataan wawancara dengan Bapak Suhari

lebih banyak lagi sehingga desa Kedung Mutih (kepala desa)11 yaitu:

merupakan desa penghasil garam terbesar di


“namun adapula nelayan yang mencari
kabupaten Demak. 9 Hal tersebut berdasarkan
hasil laut seperti ikan dan yang lainnya
kutipan wawancara dengan Bapak Suhari
tapi tidak terlalu banyak”
10
(kepala desa) yaitu:

“ …di wilayah sini banyak menghasilkan

garam karena memang petani garam Pernyataan tersebut menandakan bahwa

banyak, apalagi jika musim garam seperti pemanfaatan laut sangatlah banyak, mulai dari

sekarang garam dapat dihasilkan sampai airnya yang bisa diolah menjadi garam oleh

2 ton perhari. Hasil yang melimpah petani, memiliki potensi bidang perikanan dari

tersebut bahkan bisa mencukupi hasil laut maupun pariwisata dari masyarakat

kebutuhan garam Jawa Tengah”. sekitar meskipun perkembangannya masih

perlu perhatian pemerintah setempat. Adapula

wawancara dari Bapak Musa (petani garam)12

Daerah Wedung merupakan salah satu yaitu:

daerah penghasil garam terbesar di kabupaten


“disini ketika musim kemarau banyak
Demak yang bisa mencukupi kebutuhan garam
menghasilkan garam yang melimpah,
di Jawa Tengah. Dengan menghasilkan
namun ketika musim hujan juga petani
minimal 2 ton perhari pada setiap meja/lahan
bisa memanfaatkan tambak untuk
pengkristalan yang berpusat di Desa Kedung
membudidayakan ikan bandeng, udang
Mutih. Hasil pemanfaatan laut lainnya yaitu
windu. Sehingga meskipun musim hujan
dari penangkapan ikan oleh nelayan. Seperti

11
Bapak Suhari (Kepala Desa). Warga Desa
9
Laninbot. Loc at. Online at IAIN Kudus.ac.id. Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 07 Oktober
Diakses pada tanggal 11 Oktober 20:05 WIB. 2019. Pukul 12.15 WIB.
10 12
Bapak Suhari (Kepala Desa). Warga Desa Bapak Musa (Petani Garam). Warga Desa
Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 07 Oktober Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 28 September
2019. Pukul 12.15 WIB. 2019. Pukul 13.40 WIB.
165 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186
masih bisa dimanfaatkan tambak-tambak membuat gudang-gudang besar di Desanya.

tersebut.” Seperti kutipan wawancara dari Pak Suhari

(Kepala Desa)14 berikut:

“upaya pemerintah sudah mengusahakan


Pernyataan tersebut semakin
agar petani garam bisa sejahtera,
memperjelas, meskipun pada musim hujan
misalnya kita sudah bekerjasama dengan
petani tidak bisa menghasilkan garam, namun
DKP Kabupaten Demak dalam hal alat
petani dapat memanfaatkan tambak tersebut
yang disediakan untuk mengolah garam
untuk membudidayakan ikan bandeng dan
yang ada di pabrik maupun juga kita
udang windu.
pemerintahan sudah bekerja sama atau

Petani garam biasanya menggarap tanah memperbanyak channel untuk

pegaramannya selama 5-6 bulan saja, yakni pendistribusian garam ke daerah-daerah

pada musim kemarau. Selama musim lain.”

penghujan petani garam mengelola tanah

pegaramannya untuk digunakan sebagai

tambak bandeng dan udang. 13 Tujuan dari adanya kerjasama antara

pemerintah Desa Kedung Mutih dengan DKP


Kepala desa Kedung Mutih bapak Suhari
(Dinas Kelautan dan Perikanan) kabupaten
memaparkan pula bahwa, upaya-upaya
Demak adalah semata-mata untuk
pemerintah desa untuk meningkatkan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
kesejahteraan petani garam juga melalui
para petani garam melalui sosialisasi dari tim,
kerjasama dengan DKP (Dinas Kelautan dan
juga pentingnya teknologi proses pembuatan
Perikanan) yakni adanya dukungan dan
garam sebagai sarana yang dapat digunakan
fasilitas kepada petani garam untuk
oleh petani garam sekitar untuk meningkatkan
mendapatkan pelatihan-pelatihan dan
taraf hidup khusunya dalam bidang

13
Ihsanuddin, dkk. “Strategi Pemberdayaan
14
Ekonomi Petani Garam Melalui Pendayagunaan Bapak Suhari (Kepala Desa). Warga Desa
Aset Tanah Pegaraman”. Economic Development Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 07 Oktober
Analysis Journal 5 (4) (2016). Hlm 400. 2019. Pukul 12.15 WIB.

166 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


perekonomian. Adanya channel untuk kemudian menuju Desa Kedung Mutih melalui

pendistribusian garam ke berbagai daerah juga sungai yang berisi air laut. Sesuai wawancara

dapat memperluas jaringan penjualan garam dengan Bapak Musa (petani garam) 16 yaitu:

diseluruh penjuru kota di Jawa Tengah.


“sumber air yang digunakan di tambak-

tambak sini berasal dari sumber sekunder

atau sumber kedua, karena sumber


Proses Pembuatan Garam Desa Kedung
primernya kan laut mbak.. sumber
Mutih
sekunder tersebut melewati Desa Babalan

Pesatnya perkembangan ilmu sampai akhirnya ke Desa Kedung Mutih”.

pengetahuan dan teknologi mendorong

manusia untuk menyesuaikan diri dan

memanfaatkan teknologi untuk memenuhi Selanjutnya, Proses mengalirkan air laut

kebutuhan. Menurut Siangian menjelaskan dari sungai melalui kincir besar dari kayu dan

bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bambu dengan memanfaatkan angin supaya air

memiliki peran penting dalam peningkatan bisa mengalir ke beberapa tambak. Pengairan

produksi garam dan berpengaruh besar di sekitar kincir berguna untuk proses

terhadap perkembangan manajemen sumber pengolahan air laut agar mencapai air garam

daya manusia. 15 yang dapat di kristalisasi. Saat air laut sudah di

tampung di beberapa tambak yang ada di lahan


Proses pembuatan garam yang berada di
dan sudah mencapai kadar garam yang sesuai,
Desa Kedung Mutih menggunakan teknologi
selanjutnya akan dialirkan ke tambak yang lain
dengan bantuan isolator (plastik) yang dimulai
dengan menggunakan media isolator sebagai
pada tahapan-tahapan seperti pengaliran air
lapisan pemisah dari tanah. Proses
laut dari sumber sekunder (sumber kedua)
pembentukan kristalisasi garam membutuhkan
yang mengalir melalui Desa Babalan
waktu sekitar 10 sampai 15 hari dengan
15
Sudarto. “Analisis pengaruh kebijakan
16
pemerintah terhadap pengembangan kawasan Bapak Musa (Petani Garam). Warga Desa
perikanan di kabupaten maluku tengah”. Jurnal Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 28 September
manajemen sumber daya perairan. Vol. 7. No 1. 2019. Pukul 13.40 WIB.
Ambon: 2011 Hlm 19.

167 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


menghasilkan kandungan Be (berilium) bawah) dan menghindari penambahan

mencapai 24-29. Waktu tersebut merupakan impuritas dari kolam penguapan. Selain itu

umum bagi produksi garam kasar atau krosok penggunaan terpal akan meningkatkan

pada petani garam Desa Kedung Mutih. efisiensi pemanenan karena deposit garam

dapat diambil sampai sisi paling


Air laut sebagai bahan utama pembuatan
bawah/terendah dari kristal yang terbentuk.
garam dialirkan ke petak-petak/kolam-kolam
Menurut Lembaga Standar Nasional
penguapan. Ketika air laut diuapkan maka
Indonesia, setidaknya ada 13 kriteria standar
berbagai jenis garam akan terbentuk. Air laut
mutu yang harus dipenuhi oleh produsen
diuapkan sampai berukuran 60% dari volume
garam. Diantaranya adalah penampakan putih,
awalnya. Setelah itu dialirkan ke kolam
berwarna putih, tidak berbau, tingkat
berikutnya sampai tahapan berikutnya
kelembaban rendah, dan tidak terkontaminasi
terbentuk endapan CaCO3. Setelah 15% dari
dengan timbal/bahan logam lainnya.
volume awal maka terbentuk endapan CaSO4.
Kandungan NaCI untuk garam konsumsi
Tahap selanjutnya adalah pengaturan pada
manusia tidak boleh lebih rendah dari 97%
konsentrasi air laut antara 25-29 Be dimana
untuk kelas satu,dan tidak kurang dari 94%
akan diperoleh kandungan NaCI maksimal.17
untuk kelas dua. Tingkat kelembaban

Media Isolator atau Geoisolator disyaratkan berkisar 0,5% dan senyawa SO4

dimanfaatkan oleh petambak untuk membuat tidak melebihi batas 2,0%. Kadar iodium

garam yang berkualitas dan dalam jumlah berkisar 30-80 ppm.19 Iodium adalah suatu

banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar unsur bukan logam yang termasuk golongan

garam industri.18 Penempatan terpal akan helegonida.20 Hal tersebut berdasarkan

memberikan panas dari dua sisi (sisi atas dan


19
Susanto, dkk. “IBM Kelompok Usaha Petani
Garam di Kabupaten Jepara: Pengembangan Proses
17
Wiwin puspita, dkk. “Kajian Etnosains Madura Produksi Garam untuk Peningkatan Kuantitas dan
dalam Proses Produksi Garam sebagai Media Kualitas Produk”. Majalah Info Edisi XVI ISSN:
Pembelajaran IPA Terpadu”. Jurnal Ilmiah 0852 – 1816. Nomor 3, Oktober 2014. Hlm 88.
REKAYASA Volume 10 No. 2, Oktober 2017. Hlm 20
Muhammad Akhirudin. “Analisis Kadar Kalium
82. Iodat (KIO3) dalam Garam Dapur Dengan
18
Arif Mustofa. “Strategi Pengembangan Usaha Menggunakan Metode Iodometri yang Beredar di
Garam Rakyat di Kecamatan Kedung Kabupaten Pasar Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu. Fakultas
Jepara”. Jurnal Disprotek Volume 7 No. 2 Juli Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan
2016. Hlm 27. Syarif Kasim Riau. Tahun 2011. Hlm 45.

168 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


wawancara dengan Bapak Musa (petani tiga cara yaitu penguapan air laut dengan sinar

garam)21 yaitu: matahari, penambangan batuan garam (rock

salt) dan dari air sumur garam. Cara yang


“kalau ditempat saya sudah
banyak digunakan masyarakat adalah dengan
menggunakan media terpal, kalau saya
penguapan air laut oleh sinar matahari. 23
menyebutnya media isolator mbak. Nah,

bisa dilihat seperti itu (sambil menunjuk Pada tahapan ini petani garam Desa

tambak yang sudah dipasang terpal Kedung Mutih masih menggunakan cara

plastik). Dengan media itu garam yang tradisional dengan memanfaatkan sinar

dihasilkan bisa lebih bagus dari segi matahari melalui proses penguapan di lahan

warnanya lebih putih dan jernih”. yang luas, serta mengandalkan angin sebagai

penggerak kincir agar air dapat mengalir dari

sungai ke tambak-tambak petani. Hal tersebut

Pembuatan garam dapat dikerjakan berdasarkan wawancara dengan Bapak Mujab

dengan beberapa kategori berdasarkn (petani garam)24 yaitu:

kandungan NaCl nya sebagai unsur utama


“wahh. Kalau disini caranya tradisional
garam. Yaitu penguapan dengan tenaga sinar
dek, petani belum bisa menggunakan
matahari di ladang pembuatan garam,
mesin modern seperti yang disana-sana”.
penguapan dengan tenaga panas bahan bakar

dalam suatu evaporator dan kristalisasi

garamnya dalam suatu crystallizer, pemisahan


Garam dari air laut dapat dibuat melalui
elektrokimia larutan garam dengan proses
dua proses, yaitu: Proses 1: Penguapan air laut
elektrolisa kemudian kristalisasi dengan
di ladang garam dengan tenaga sinar matahari
crystallizer.22 Garam dapat diperoleh dengan
(Solar Evaporation). Air laut diuapkan di

21 Garam Industri”. Jurnal Teknologi Kimia dan


Bapak Musa (Petani Garam). Warga Desa
Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 28 September Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013. Hlm 219.
23
2019. Pukul 13.40 WIB. Wiwin puspita, dkk. Loc at. Hlm 83.
22 24
Agustina Leokristi Rositawati & Citra Metasari Bapak Mujab (Petani Garam). Warga Desa
Taslim, dkk. “Rekristalisasi Garam Rakyat Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 29 September
Daripada Daerah Demak Untuk Mencapai SNI 2019. Pukul 10.20 WIB.

169 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


ladang-ladang garam dengan tenaga sinar kemudian garam rebusan tersebut ditaruh

matahari. Hasil garam diambil kemudian kewadah dan biarkan sekitar 4-5 hari pada

dicuci agar bersih serta sesedikit mungkin tahapan pengeringan. Poses pembentukan

mengandung senyawa lain yang tidak garam diperlukan berbagai aspek yang

dikehendaki dan lumpur. Proses 2: Pemisahan meliputi sarana, prasarana, infrastruktur,

NaCI dengan aliran listrik (Elektrodialisa). Air perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan

laut dimasukkan dalam sel-sel elektrolisa yang diantaranya saluran sekunder dilengkapi

dialiri listrik sehingga didapatkan larutan NaCI dengan pintu masuk mengamankan kebutuhan

jernih. Larutan ini kemudian dikristalisasi. bahan baku air laut dengan luas lahan tertentu,

Hasil re-kristalisasi dikeringkan, diayak dan guluk untuk penyimpanan atau pemadatan

terakhir dikantongi (packing).25 lahan yaitu kolam penguapan dan meja

kristalisasi, sorkot berfungsi sebagai perataan


Penyaringan air dalam proses pembuatan
lahan, sarana pengolahan air (pompa air dan
garam sendiri memerlukan beberapa tahapan
pompa kincir angin) dan alat uji kualitas air
sampai menghasilkan beberapa jenis kategori
yang mencakup boume meter, alat uji kadar
air yang mengandung kadar garam yang
NaCl (refratory meter) dan mini
berbeda-beda diantaranya: air tua dan air
laboratorium.26
muda. Selain tahapan penggunaan bantuan

sinar matahari pembuatan garam dilakukan

dengan cara perebusan air laut yang dilakukan


Kearifan Lokal yang ada di Desa Kedung
mulai tahapan-tahapan diantaranya: tahapan
Mutih
penyaringan air laut dengan menggunakan

kain yang berfungsi untuk memisahkan Selain negara yang luas akan wilayah

kotoran dengan air laut, rebus air laut pada lautnya, Indonesia juga memiliki kearifan

kuali tersebut sampai mendidih hingga budaya yang dapat menopang perekonomian

menyisakan volume sekitar 10% dari semula masyarakatnya. Dalam pengertian kamus,

Kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari 2


25
Zamroni Salim. Info Komoditi Garam. Jakarta.
Badan Pengkajian dan Pengembangan
26
Perdagangan. 2016. Hlm 13. Sudarto. Loc at. Hlm 21.

170 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


(dua) kata yaitu, Kearifan (wisdom) dan Lokal inilah yang dapat diartikan juga sebagai dari

(local). Secara umum maka local wisdom kearifan lokal. 28

(kearifan setempat) dapat dipahami sebagai


Kearifan lokal merupakan perwujudan
gagasan-gagasan setempat (local) yang
implementasi artikulasi dan yang memiliki
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai
makna serta bentuk pengetahuan tradisional
baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
yang dipahami oleh manusia yang
masyarakatnya. 27
bersinggunan dengan alam sekitarnya,

Kearifan lokal itu terdapat dalam sehingga kearifan lokal merupakan

masyarakat, komunitas, dan individu. Dengan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki

demikian kearifan lokal merupan pandangan, kelompok masyarakat tertentu mencakup

gambaran, pengetahuan tradisional yang model pengolahan sumber daya alam secara

menjadi acuan dalam perilaku yang telah lestari, arif, bijaksana dan bertanggung

dilakukan secara turun-temurun untuk jawab.29

memenuhi kebutuhan dan tantangan didalam


Hal inilah yang dilakukan para petani
kehidupan suatu masyarakat. Kearifan lokal
garam di Desa Kedung Mutih yang dilakukan
bermakna dalam masyarakat baik dalam
secara turun-temurun dari nenek moyang.
pelestarian sumber daya alam, manusia, adat,
Tetapi seiring waktu banyak juga para petani
dan budaya, serta bermanfaat untuk kehidupan
yang ingin meningkatkan kualitas garam yang
agar tetap selaras dan dapat dinikmati hingga
di produksinya agar memiliki kualitas yang
suatu saat nanti. Masyarakat asli di suatu
semakin baik. Dalam penggunaan alat yang
daerah pasti memiliki cara pandang atau
digunakan setiap saat selalu saja berubah-ubah
pengetahuan tentang konsep lingkungan yang
seiring berubahnya zaman dan masuknya
mereka tempati, cara pandang serta konsep
teknologi yang mendukung dalam pembuatan

garam. Perubahan ini pun terjadi secara

28
Sartini. Ibid. Hlm 27.
29
Eko Noer Kristiyanto, “Kedudukan Kearifan
27
Sartini, Menggali Kearifan Lokal Nusantara Lokal dan Peranan Masyarakat dalam Penataan
Sebuah Kajian Filsafat, Jurnal Filsafat, Jilid 37, Ruang di Daerah”. Jurnal Recthvinding, Vol.
Nomor 2, Agustus 2004. Hlm 25. 6, No. 2, agustus 2017. Hlm. 164.
171 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186
bertahap, dimulai dari perubahan yang bersifat penggunaan membran sebagai sarana

kecil ke perubahan yang bersifat besar. penunjang.

Dalam proses produksinya para petani di Dalam proses produksinya ini para petani

Desa Kedung Mutih masih menggunakan menggunakan membran sebagai media

teknologi solar evaporation (pemanfaatan isolator, membran ini berupa plastik HDPE

panas matahari) dalam proses pembuatan (High Density Polyethylene), pemanfataan

garam. Dimana yang secara umum, pembuatan plastik HDPE ini berupaya agar garam yang

garam laut ini dilakukan dengan metode proses dihasilkan berwarna putih berkilau seperti

pemekatan dan proses pemisahan garam mutiara. Dalam pemasangan plastik HDPE ini

(kristalisasi).30 Proses pemekatan dilakukan pun memerlukan waktu yang lumayan lama

dengan penguapkan air laut dibantu dengan berkisar 3 minggu hingga lahan dapat diisi

pemanfaatan panas matahari. Setelah garam dengan air laut. Hal ini terjadi lantaran luas

melalui proses kristalisasi maka garam akan dan banyaknya area tambak yang harus

mengandung berbagai macam unsur mineral dipasang oleh setiap petani garam disana.

lainnya yang disebut dengan impurities yaitu


Pemasangan plastik HDPE ini pun
sulfat, magnesium dan kalsium.
mengalami beberapa tahapan yakni, pertama-

Pada saat produksinya, para petani garam tama lahan harus mengalami pemandatan.

pada zaman dahulu menggunakan alat yang Lahan yang lembek tidak akan bisa dipasangi

masih tradisional sekarang sudah plastik HDPE lantaran lahan yang lembek dan

menggunakan teknologi sebagai penunjang bergelombang menyebabkan plastic HDPE

proses produksi. Hal ini lantaran para petani mudah bocor dan pemasangan akan sia-sia.31

ingin meningkatkan kualitas garam yang Setelah lahan dirasa cukup padat, maka plastik

diproduksinya. Pemanfaatan teknologi ini HDPE akan dipasang sesuai ukuran lahan yang

berupa pemanfaatan teknologi isolator dan ada. Pemasangan Plastik HDPE harus rapi,

30
Assadad, L., & Utomo, B. S, “Pemanfaatan 31
Rusiyanto, Etty Soesilowati, Jumaeri.
Garam dalam Industri Pengolahan. Buletin “Penguatan Industri Garam Nasional Melalui
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perbaikan Teknologi Budidaya dan Diversifikasi
Perikanan”, Vol 6, No.1, Juli 2011. Hlm. 26 – 37. Produk”. Vol. 11 No.2 Desember 2013. Hlm. 137.

172 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


bersih, kuat dari terpaan angin dan tidak pemakaian plastik HDPE yang dapat membuat

mengalami kebocoran. garam lebih putih. Sekarang semua petani

yang ada di Desa Kedung Mutih sudah beralih


Menurut penuturan Bapak Musa32 (petani
dengan penggunaan HDPE supaya
garam) mengatakan :
menghasilkan garam yang maksimal. Melalui

“Pemasangan plastic ini sudah percobaan beberapa kali ternyata penggunaan

berlangsung cukup lama mbak, kira-kira plastik HDPE tidak memiliki efek buruk

5 tahun yang lalu. Ini pun terjadinya terhadap lingkungan sekitar.

secara bertahap tidak langsung

makbendunduk (tiba-tiba). Lalu

pemasangan plastic ini pun membutuhkan Simpulan

waktu yang lama dan tenaga yang cukup

banyak, tetapi hasilnya itu setimpal

dengan diharapkan. Pada awalnya juga Hasil dari penelitian di Desa Kedung

para petani garam memang ragu-ragu Mutih tentang proses pembuatan garam dapat

mau memakainya. Tapi setelah melihat ditarik kesimpulan yaitu, pertama,

hasilnya semua tambak yang ada di Desa pemanfaatan dari adanya laut di wilayah Desa

Kedung mutih ini memakai Platik HDPE Kedung Mutih sangat bermanfaat bagi

semua.” masyarakat sekitar. Laut dijadikan sebagai

sumber untuk mencari bahan pangan terutama

airnya yang bisa dimanfaatkan untuk

Dengan pemanfataan teknologi dan pembuatan garam. Masyarakat sekitar juga

dipadukan dengan pengetahuan masyarakat, memanfaatkan hasil laut yang melimpah.

maka kearifan lokal ini dapat dijalankan. Yang Pemanfaatan laut yang tepat dapat

semula masyarakat masih ragu dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama

dalam bidang perekonomian. Kedua, proses


32
Bapak Musa (Petani Garam). Warga Desa
pembuatan garam oleh petani garam Desa
Kedung Mutih. Wawancara. Tanggal 28 September
2019. Pukul 13.40 WIB.
Kedung Mutih masih menggunakan cara
tradisional, namun sudah ada kemajuan dari 2. Kepada Bapak Dr. H. Mundakir, M. Ag

penggunaan media isolator oleh petani dalam selaku Rektor IAIN Kudus;

proses pengkristalan sehingga garam memiliki


3. Allah SWT yang telah memberikan
kualitas baik dan menghasilkan garam yang
kemudahan dan kelancaran dalam
melimpah. Ketiga, kearifan lokal masyarakat
melakukan penelitian ini.
dalam proses pembuatan garam Desa Kedung

Mutih memiliki ciri khas yang berbeda dari 4. Kepada Bapak Dr. H. Mundakir, M. Ag

daerah lain yaitu penggunaan teknologi selaku Rektor IAIN Kudus;

membran sebagai media isolator dalam proses


5. Kepada Bapak Dr. H. Abdul Karim, M. Pd
pembuatan garam sehingga hasilnya lebih
selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
jernih dan padat.
Kudus;

6. Kepada Bapak H. Muhammad Dzofir, M,

Ucapan Terimakasih Ag selaku Kepala LP2M IAIN Kudus;

7. Kepada Bapak Dr. Rofiq Faudy Akbar, M.

Pd selaku Kepala Prodi Tadris IPS IAIN


Dalam penyusunan artikel ilmiyah ini
Kudus yang selalu memberikan bimbingan,
tidak dapat terlepas dukungan dari berbagai
arahan, dorongan, dan semangat
pihak. Kami sebgai peneliti mengucapkan

banyak terimakasih kepada semua pihak yang 8. Bapak Dany Miftah M. Nur, M.Pd (selaku

membantu dan memberikan dukungannya dosen pembimbing yang telah memberikan

kepada kami semua. Pada kesempatan kali ini saran dan masukan yang membangun

kami ingin mengucapkan terimakasih kepada : sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.
1. Allah SWT dengan segala rahmat serta

karunia-nya yang memberikan kekuatan 9. Para narasumber yang telah memberikan

bagi peneliti dalam menyelesaikan artikel keterangan kepada peneliti sehingga artikel

ilmiah ini. ilmiah ini dapat terselesaikan.

173 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


Semoga Allah SWT senantiasa membalas Ihsanuddin, dkk. 2016. “Strategi

semua kebaikan yang telah diberikan yang Pemberdayaan Ekonomi Petani Garam

telah diberikan. Semoga penelitian ini dapat Melalui Pendayagunaan Aset Tanah

bermanfaat bagi peneliti umumnya kepada Pegaraman”. Economic Development

para pembaca. Analysis Journal 5 (4)

Referensi Luthfi, Assadad. & Utomo, B. S, 2011.

“Pemanfaatan Garam dalam Industri

Pengolahan. Buletin Pasca panen dan

Akbar, Taufik & Mi’rojul huda. 2017. Bioteknologi Kelautan dan Perikanan”,

“Nelayan, Lingkungan Dan Perubahan Vol 6, No.1, Juli.

Iklim (Studi Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Pesisir Di Kabupaten Malang)”.

Jurnal WAHANA Volume 68, Nomor 1, 1 Luthfi, Assadad. 2011. “Pemanfaatan Garam

Juni 2017. Dalam Industri Pengolahan Produk

Perikanan”. Jurnal Squalen Vol. 6 No. 1

Mei.

Akhirudin. Muhammad. 2011. “Analisis

Kadar Kalium Iodat (KIO3) Dalam

Garam Dapur Dengan Menggunakan Mustofa, Arif. 2016. “Strategi

Metode Iodometri Yang Beredar di Pasar Pengembangan Usaha Garam Rakyat di

Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu. Kec. Kedung Kab. Jepara”. Jurnal

Fakultas Ilmu Keguruan Universitas Disprotek Volume 7 No. 2

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Noer Kristiyanto, Eko. 2017. “Kedudukan

Kearifan Lokal Dan Peranan Masyarakat

174 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


Dalam Penataan Ruang Di Daerah”. Rizaldi, Rizqi Hidayat. 2011. Rancang

Jurnal Recthvinding, Vol. 6, No. 2, Bangun Alat Pemisah Garam dan Air

agustus Tawar dengan Menggunakan Energi

Matahari. Skripsi. Departemen Ilmu dan

Teknologi Kelautan Institut Pertanian

Purwodani Samuel Paul. “Kontribusi usaha Bogor.

tambak garam terhadap kondisi sosial

ekonomi petani garam kecamatan

pangenan kabupaten Cirebon”. jurnal Rusiyanto, Etty Soesilowati, Jumaeri. 2013.

UPI. “Penguatan Industri Garam Nasional

Melalui Perbaikan Teknologi Budidaya

Dan Diversifikasi Produk”. Vol. 11 No.2

Rositawati, Agustina Leokristi dan Citra Desember

Metasari Taslim, dkk. 2013.

“Rekristalisasi Garam Rakyat daripada

Daerah Demak Untuk Mencapai Sni Sudarto. 2011. “Analisis pengaruh kebijakan

Garam Industri”. Jurnal Teknologi Kimia pemerintah terhadap pengembangan

dan Industri, Vol. 2, No. 4. kawasan perikanan di kabupaten maluku

tengah”. Jurnal manajemen sumber daya

perairan. Vol. 7. No 1. Ambon

Puspita, Wiwin. dkk. 2017. “Kajian

Etnosains Madura dalam Produksi Garam

sebagai Media Pembelajaran IPA Susanto, dkk. 2014. “IBM Kelompok Usaha

Terpadu”. Jurnal REKAYASA Vol 10 No. Petani Garam di Kab. Jepara:

2, Oktober. Pengembangan Produksi Garam untuk

Peningkatan Kuantitas dan Kualitas

Produk”. Majalah Info Edisi XVI ISSN:

0852 – 1816. Nomor 3, Oktober.

175 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186


Laninbot. http://Wikipedia.org online at

IAIN Kudus.ac.id. Diakses pada tanggal


Zamroni, salim. 2016. Info Komoditi Garam.
10 Oktober 2019 pukul 19:55 WIB.
Jakarta. Badan Pengkajian dan

Pengembangan Perdagangan

Wawancara, Bapak Musa (Petani Garam).

Warga Desa Kedung Mutih. Tanggal 28

September 2019. Pukul 13.40 WIB.

Wawancara, Bapak Mujab (Petani Garam).

Warga Desa Kedung Mutih. Tanggal 29

September 2019. Pukul 10.20 WIB.

Wawancara, Bapak Suhari (Kepala Desa

Kedung Mutih). Warga Desa Kedung

Mutih. Tanggal 07 Oktober 2019. Pukul

12.15 WIB.

Anonim. Http://idm.wikipedia.org online at

IAIN Kudus.ac.id. Diakses pada tanggal

15 Oktober 2019 pukul 12.11 WIB.

176 JURNAL IJTIMAIYA Vol. 3 No. 2 Tahun 2019 | 86 – 186

You might also like