You are on page 1of 11

POTENSI SEBARAN LIMBAH MERKURI PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT

DI DESA CISUNGSANG, KABUPATEN LEBAK, BANTEN

POTENTIAL DISTRIBUTION PATTERN OF ARTISANAL GOLD MINING'S


MERCURY WASTE IN CISUNGSANG VILLAGE, LEBAK DISTRICT, BANTEN

Helmi Setia Ritma Pamungkas', Hasroel Thayib2, dan Inswiasri3


1Penelitipada Kajian Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
2
Peneliti pada Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan
Email: helmisetiaritma@yahoo.com

Diterima: 23 Desember 2014; Direvisi: 23 April 2015; Disetujui: 22 Juni 2015

ABSTRACT

The amalgamation in artisanal gold mining process in order to separate gold from the ore (gold-
amalgam) will produce mercury waste. Poor waste management of mercury can pollute the
environment. This research aims to identib, a potential distribution pattern of mercury waste or
tailing in Cisungsang village, Cibeber sub-district. Methods used are survei and spatial analysis. Samples
taken from the research site are the gold miners (as subjects of research), sample of mercury waste,
environmental samples (water, soil, fish, vegetables, and rice). The research results show that the use of
mercury (100gr every tromol, every shift) has strong correlation (r = 0,791) with mercury concentrations
in the waste ponds. Mercury concentrations in the liquid of waste ponds are 0,083-0,265 ppm and
mercury concentration in the tailing (sludge) are 0,304-0,407 ppm. Researcher also develop a potential
distribution pattern of mercury that consider slopes of 35% in the area, high precipitation, which can
reach 4000 mm per year, and the condition of open waste ponds, which can speed up the mercury
disposal process in the environment. Mercury concentration in the environment has exceeded the quality
standard. Test result on environmental samples show that mercury concentration in fish is 1,66 ppm, in
spinach is 4,61 ppm, and soil 0,0127 ppm.

Keywords: Potential distribution, mercury waste, artisanal gold mining

ABSTRAK

Pengolahan emas dengan cara amalgamasi menghasilkan emas amalgam dan limbah merkuri. Pengelolaan
limbah merkuri tidak baik dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui
sebaran limbah merkuri/ tailing yang ada di daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber. Metode yang
digunakan adalah survei dan spasial. Sampel yang diambil adalah penambang emas rakyat sebagai
responden, sampel limbah merkuri, dan sampel lingkungan (air, tanah, ikan, sayuran, dan padi). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan merkuri memiliki korelasi yang sangat kuat dengan
konsentrasi merkuri pada bak penampung limbah. Penggunaan merkuri dalam gelundung 100
gram per gelundung mempunyai korelasi yang kuat (r = 0.791) dengan konsentrasi merkuri limbah cair
pada bak penampung 0,083-0,265 ppm dan konsentrasi merkuri limbah padat 0,304-0,407 ppm. Peneliti
juga membuat pola potensi sebaran merkuri, dengan mempertimbangkan kemiringan lereng mencapai
35%, curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga 4000 mm/tahun, dan kondisi bak penampung limbah
yang terbuka, maka distribusi merkuri relatif cepat ke lingkungan. Konsentrasi merkuri di lingkungan
sudah melebihi baku mutu. Hasil uji pada sampel lingkungan menunjukkan konsentrasi merkuri pada ikan
sebesar 1,66 ppm, bayam 4,61 ppm, dan tanah 0,0127 ppm.

Kata kunci: Potensi sebaran, limbah merkuri, tambang emas rakyat

PENDAHULUAN tahun 2008. Kedua blok tersebut dikelola


oleh Aneka Tambang. Perusahaan
Awal adanya pertambangan emas
peninggalan zaman Belanda ini dikelola
rakyat di Desa Cisungsang, Kecamatan
sejak tahun 1936 dan sempat diambil alih
Cibeber, Banten yakni adanya blok Cikidang
Jepang pada tahun 1942. Banyak Masyarakat
yang ditutup pada tahun 2007, kemudian
di daerah Cibeber dan sekitamya menjadi
disusul blok Pasir Gombong yang ditutup

195
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205

pekerja di perusahaan ini. Setelah Aneka Berdasarkan basil preliminary


Tambang (Antam) tutup tahun 2011, para research bulan Desembei 2013, peneliti
pekerja menjadi penambang emas rakyat menemukan beberapa penambang emas di
dengan mengolah emas di tempat tinggal daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber
masing-masing. Mereka menggunakan menggunakan merkuri untuk proses
merkuri dalam pengolahan emas dalam pemisahan emas dari bijihnya dalam
gelundung untuk memisahkan emas dari gelundung (proses amalgamisasi). Limbah
bijihnya. Perkembangan pengolahan emas merkuri atau tailing ditampung dalam bak
oleh penambang rakyat semakin meluas penampung yang ada di lahan pertanian
hingga ke Kecamatan Bayah. Menurut survei sawah. Kemudian tailing yang mereka
yang dilakukan peneliti, desa-desa yang anggap masih mengandung emas, diolah
terdapat gelundung untuk pengolahan emas kembali dalam tong. Lokasi tong biasanya
diantaranya di Desa Cisungsang, Desa berada di dekat sungai agar mudah
Situmulya, Desa Lebak Binong, Desa membuang limbah. Limbah ini dibuang ke
Cihambali, Desa Pasir Gombong, Desa aliran sungai Cikidang yang mengalir ke
Suakan, Desa Cimancak, Desa Bayah Barat DAS Cibareno. Padahal limbah merkuri
1, dan Desa Bayah Barat 2. memiliki daya racun pada manusia.
Dari sekian banyak desa di dua Pertambangan emas yang dilakukan
kecamatan (Cibeber dan Bayah), peneliti para penambang emas rakyat di Cisungsang,
memilih Desa Cisungsang dengan alasan Kecamatan Cibeber, merupakan mata
pertama, pengelolaan limbah merkuri pencaharian tambahan masyarakat sekitar
dekat dengan lahan pertanian sawah, kolam setelah pertanian. Mata pencaharian ini
ikan, dan pemukiman. Kedua, Desa terlihat signifikan dalam meningkatkan taraf
Cisungsang masuk dalam wilayah Taman hidup masyarakat Cisungsang.
Nasional Gunung Halimun Salak. Ketiga, Para penambang emas ini
Desa ini memiliki tradisi Seren Taun menggunakan merkuri dalam pengolahan
(perayaan panen padi dan disimpan sebagai emas dan membuang limbah ke bak
ketahanan pangan). penampung limbah yang berada di lahan
Rencana Tata Ruang Wilayah pertanian sawah/kolam ikan. Tentu raja
(RTRW) Kabupaten Lebak tahun 2008-2028, aktivitas pengelolaan limbah merkuri atau
daerah Cibeber dijadikan pusat pendaratan tailing dapat berpotensi menimbulkan
dan pelelangan ikan. Kecamatan Cibeber dampak yang merugikan baik pada
memiliki Desa atau lebih populer dengan kelangsungan hidup maupun pada kesehatan
nama Kasepuhan Citorek, Cisungsang dan manusia. Padahal, masyarakat masih
Cibedug. Desa-desa ini dijadikan Budaya menggunakan area tersebut sebagai lahan
Lebak karena desa khas yang ditata untuk untuk menanam padi atau kolam ikan. Tujuan
kepentingan pelestarian budaya (RPJMD penelitian ini adalah mengetahui sebaran
Kabupaten Lebak, 2009-2014). Salah satunya limbah merkuri/ tailing yang ada di daerah
adalah tradisi Cisungsang, Kecamatan Cibeber.
Seren Taun atau perayaan panen
yang dilakukan masyarakat Kasepuhan BAHAN DAN CARA
Cisungsang sebagai perwujudan rasa syukur
atas hasil panen padi yang diberikan oleh Desain Penelitian
Sang Khalik. Warga kasepuhan (secara Penelitian ini dilakukan dengan
harfiah berarti tetua) secara turun temurun metode survei dengan mengukur kualitas
melakukan tradisi ini untuk ketahanan limbah (bak penyimpanan) dan mengukur
pangan warga Cisungsang. Namun pada merkuri di air, tanah, sayuran, dan ikan.
kenyataannya desa ini berkembang pesat Kemudian menggali informasi tentang
akibat adanya aktifitas pertambangan emas penggunaan merkuri dengan menggunakan
yang dikelola oleh perorangan yang kuesioner kepada para penambang dan
menggunakan merkuri dan pengelolaan survei tempat gelundung. Kemudian
limbah berada di areal lahan pertanian sawah dilakukan ploting data tempat gelundung
sebagai lahan tanam padi dan kolam ikan.

196
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)

Karakteristik Penambang Emas Rakyat

Penggunaan
1
Kualitas limbah Pengaruh pada
merkuri
lingkungan
Gambar 1. Langkah-langkah analisis potensi sebaran merkuri
pertambangan emas rakyat

dalam peta, dianalisis dengan menggunakan Jumlah sampel tanah yang diperlukan
spasial analisis. Untuk menyelesaikan menurut standar pengambilan sampel
masalah, peneliti berpendapat bahwa ada lingkungan adalah 1-2 kg (Suganda et al.,
beberapa langkah yang hams dilalui yaitu: 2006). Menurut Hadi (2005) bahwa
a) Identifikasi para penambang emas rakyat pengambilan sampel tanah dengan cara acak
di Cisungsang sederhana cocok untuk lahan perkebunan,
persawahan, dan lain-lain dengan asumsi
b) Identifikasi lokasi pengolahan emas cenderung homogen dan variabilitas
gelundung dan tong komposisi kimiawi tanahnya rendah.
c) Pengambilan sampel di bak pengendap
dan lahan pertanian sawah (air, tanah, Analisis Data
ikan, padi)
Analisa data yang dilakukan adalah
d) Analisa sampel ke laboratorium dan analisis spasial dan analisis kuantitatif.
ploting data merkuri dipeta Analisis spasial dengan ploting data
e) Analisis potensi sebaran merkuri yang kandungan merkuri di peta Bakosurtanal
dilakukan para penambang emas rakyat overlay dengan peta tata guna lahan dengan
di Cisungsang, Kecamatan Cibeber, menggunakan perangkat lunak Arc GIS 10.
Kabupaten Lebak, Banten Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data
primer yang diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan kuesioner, observasi,
Populasi dan sampel dan pengukuran. Peneliti mengolah dan
Sampel terdiri atas penambang emas menyajikan dalam bentuk deskriptif,
rakyat, limbah merkuri (cair dan padat), dan menggunakan analisis univariat, dan
lingkungan (air, ikan, tanaman, padi dari bivariat untuk membuat korelasi penambang
lahan pertanian sawah). Penambang emas emas rakyat dengan kadar Hg di lahan
rakyat adalah penambang emas rakyat yang pertanian sawah yang digunakan sebagai
berada di kawasan Cisungsang dan kolam penampung limbah merkuri/tailing
sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten oleh penambang. Penelitian dilakukan pada
Lebak — Banten. Limbah merkuri adalah Bulan Januari hingga April 2015.
limbah padat dan limbah cair yang
mengandung merkuri pada bak penampung
yang berada di kawasan Cisungsang dan HASIL
sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Karakteristik penambang
Lebak — Banten. Lahan pertanian sawah
adalah lahan pertanian sawah yang berada
di kawasan Cisungsang dan sekitarnya, Berdasarkan data yang tercatat di
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak — Kantor Desa, ada 105 jiwa yang
Banten. berwiraswasta, 3 diantaranya penambang
Sampel-sampel lingkungan maupun sekaligus pemilik gelundung. Peneliti hanya
sampel limbah yang diambil termasuk jenis berhasil menemui 61 responden pemilik
sampel sesaat/grab sample (Effendi, 2003). gelundung dan 2 orang pemilik tong.
Sebagian besar responden 85,71 % adalah

197
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 195 — 205

laki-laki dan 14,29% adalah perempuan emas dipasok dari daerah Pasir Gombong,
(Tabel 1). Cikidang, dan Ciomas. Battan yang paling
bagus untuk kadar emasnya berasal dari
Pasir Gombong. Semakin bagus kadar
Tabel 1. Karakteristik Responden emasnya, pemakaian merkuri semakin tinggi.
Persen
Karakteristik Kategori Jumlah
(%)
Jumlah orang 63
- . - Kualitas limbah
Jenis Kelamin Laki-laki 54 85,71
Kualitas limbah cair (Tabel 3) pada
Perempuan 9 14,29 bak penampung memiliki konsentrasi
Umur 16-54 tahun 59 93,65 merkuri terendah 0,083 ppm dan
>55 tahun 4 6,35 konsentrasi tertinggi 0,265 ppm. Hal ini
Pendidikan Tidak 4 6,35 berarti, limbah cair yang terdapat dalam bak
sekolah penampung memiliki konsentrasi jauh lebih
SD 39 61,90 tinggi dari yang diperbolehkan oleh Menteri
SMP 11 17,46 Lingkungan Hidup. Sedangkan limbah cair
pada inlet tong memiliki konsentrasi merkuri
SMA 8 12,70 0,0019 yang masih berada dibawah ambang
Sarjana 2 3,17 batas baku mutu limbah yakni 0,005 ppm.

Penggunaan merkuri Tabel 3. Kualitas limbah cair


Secara umum penggunaan merkuri Konsentrasi Merkuri
Keterangan
di Desa Cisungsang termasuk besar pada Limbah Cair
hingga mencapai 73 kg dalam satu kali Minimum 0,00190
pengolahan. Merkuri minimum yang Maksimum 0,26500
digunakan per gelundung adalah 100 gram Rata-Rata 0,15219
(Tabel 2). Penggunaan merkuri biasanya Median 0,17100
disesuaikan dengan potensi emas yang Jumlah 15
berada dalam batuan yang mereka dapatkan.
Jika potensinya cukup bagus, maka merkuri
yang digunakan dapat melebihi 200 Limbah merkuri yang diambil berupa
gram/gelundung. Penggunaan merkuri paling sedimen. Limbah ini diambil dari 2 jenis
tinggi terjadi di Poboya yakni 500 cc per pengolahan emas, yakni gelundung dan tong.
tromol/gelundung (Zulfikah et al., 2014). Jumlah bak penampung yang sudah disurvei
sebanyak 70 lokasi, sedangkan pengolahan
emas dengan menggunakan tong tidak
Tabel 2. Tabel penggunaan merkuri memiliki bak penampung. Lokasi
Jumlah Banyak Total Penggunaan pengambilaan sampel limbah padat dari bak
Gelundun Merkuri/ merkuri (Jumlah penampung diambil dari 7 lokasi dan 1
g gelundung Gelundung x Banyak sampel limbah padat dari lokasi tong. Total
merkuril sampel limbah padat berjumlah 13 sampel.
730 100 gram 73000 gram Limbah padat atau tailing (Tabel
4) pada penampung memiliki konsentrasi
merkuri 0,304-0,407 ppm. Limbah padat
Penambang di Cisungsang memiliki pada bak penampung sudah melebihi baku
gelundung antara 5-40 buah dan total mutu yang ditetapkan oleh Peraturan
gelundung yang berada di Cisungsang adalah Pemerintah No. 18 tahun 1999 mengenai
730 gelundung. Jika penggunaan merkuri Baku Mutu TCLP Zat Pencemar dalam
pergelundung minimal 100 gram, maka untuk Limbah untuk Penentuan Karakteristik Sifat
sekali pengolahan, para penambang Racun sebesar 0,01 ppm.
membutuhkan 73 kg merkuri.
Biasanya penggunaan merkuri juga
berdasarkan asal batuan. Batuan penghasil

198
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)

Tabel 4. Kualitas limbah padat dengan statistik menunjukan bahwa nilai r


Konsentrasi Merkuri = 0,791 berarti memiliki korelasi sangat kuat.
Keterangan
pada Limbah Padat Semakin banyak merkuri yang digunakan
Minimum 0,30400 dalam pengolahan emas pada gelundung,
Maksimum 0,40700 maka semakin tinggi konsentrasi limbah
Rata-Rata 0,36285 merkuri pada bak penampung. Hal ini juga
Median 0,37700 terjadi pada penelitian sebelumnya yang
Jumlah Sampel 13 dilakukan oleh Setiabudi (2006) bahwa
kenaikan konsentrasi merkuri yang sangat
tinggi berhubungan erat dengan pemakaian
Besar konsentrasi merkuri pada bak merkuri dalam proses penggilingan bijih
penampung memiliki hubungan yang kuat dengan menggunakan alat gelundung.
dengan penggunaan merkuri. Uji hipotesis

Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel ikan (koordinat 657567,


9248255, elv 715)

Kolam ikan hanya disekat oleh Konsentrasi merkuri di lingkungan


tumpukan tailing yang dibungkus oleh
karung-karung beras. Jarak antara bak Konsentrasi merkuri di lingkungan
termasuk tinggi. Konsentrasi tertinggi
penampung limbah dengan lahan pertanian
sawah atau kolam ikan antara 0,30-2,00 m terdapat dalam tanaman yakni bayam sebesar
4,61 ppm, ikan 1,66 ppm dan tanah 0,0127
(Gambar 2) Tumbuhan atau sayuran juga
ppm. Konsentrasi merkuri pada ikan dan
banyak yang tumbuh dekat dengan bak
penampung. Padahal tumbuhan atau sayuran sayuran sudah melebihi baku mutu,
sedangkan pada air sebesar 0,0008 dan masih
tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
Cisungsang. di bawah baku mutu (Tabel 5).

199
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205

Tabel 5. Konsentrasi merkuri di lingkungan


Media Konsentrasi Nilai Baku Regulasi
merkuri mutu
tertinggi (ppm)
Sayuran 4,61 0,03 ppm BPOM No.3725/B/SK/V11/89

Ikan segar 1,66 0,5 ppm BPOM No.3725/B/SKJVII/90

Tanah 0,0127 0,02-0,625 ppb WHO, 1989


Air 0,0008 0,005 ppm PP No. 20 Tahun 1990
Biji-bijian 0,002 0,05 ppm BPOM No.3725/B/SKJVII/90

Hasil uji laboratorium (Tabel 5) pada Pada penelitian sebelumnya yang


sampel air menunjukkan konsentrasi tertinggi dilakukan di daerah Pongkor oleh beberapa
sebesar 0,0008 ppm. Angka tersebut masih peneliti (Tabel 6) dapat dilihat perbandingan
berada di bawah nilai yang ditetapkan oleh keberadaan merkuri di lingkungan Peneliti
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, membandingkan dengan wilayah
yakni 0,005 ppm kandungan merkuri yang pertambangan emas rakyat yang
diperbolehkan dalam air. Hal ini berarti menggunakan merkuri dalam pengolahan
kandungan merkuri pada air masih aman dan emas.
masih bisa dipakai masyarakat untuk
mengairi sawahnya.

Tabel 6. Kadar merkuri pada berbagai jenis contoh di lokasi penelitian, Pongkor,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat (tahun 2001-2012)
Kisaran Lokasi Hasil penelitian
Jenis Contoh (ppm) standar
Air sungai 6-220 0,001 ppm Pongkor Juliawan, 2012
Sedimen 7,73-22,68 0,02-0,625 ppb Pongkor Rahmansyah et a/.,2009
(areal persawahan)
Ikan 0,16-0,24 0,5 ppm Pongkor Halimah et al, 2001
Sayuran 0,04 0,03 ppm Pongkor Widowati, 2008
Beras 0,25-0,45 0,05 ppm Pongkor Widowati, 2008

Potensi sebaran merkuri curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga
4000 mm/tahun (Sawitri et al., 2010) ,
Dalam penelitian ini, pola sebaran maka merkuri relatif cepat terbawa arus
merkuri dengan metode spasial dilakukan hujan ditambah kondisi bak penampung
dengan mempertimbangkan aspek topografi yang terbuka. Potensi sebaran merkuri
dan curah hujan. Topografi di daerah ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
memiliki kemiringan hingga 35% dan data

200
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)

PETAI POTEMSISFHARI. MERMAN


MAMAS PENCOUNAN OMB. 4113.1,
PFPTAIMANI.414. TWA PAINA, WET
WON PkilIMAN PHAN
KC...00M CIIIESE11,1411UKIEN TES.
PATVWS.1

astPeTt3.
mpdvid Lnr41040
PerenPai..

ryelhel
(tribelv.98111*73.11.

WIDE% MAP

Gambar 3. Peta potensi sebaran merkuri pada Lingkungan di Desa Cisungsang


(sumber: BIG, 2015, modified)

soot
ITKNANRAMit.111E,
, AF1.A HAIN
mt.:x..454146
;Ion
per.nr,Than

r:511:19-

lrmMtmrn
rvOn0,,•lhouir

Gambar 4. Penampang potensi sebaran merkuri di Daerah Cisungsang, Kecamatan


Cibeber, Kabupaten Lebak

Potensi penyebaran limbah merkuri PEMBAHASAN


di Desa Cisungsang akan makin meluas
mengikuti pola penyebaran pemukiman, Sebagian besar penambang adalah
karena penambang mengolah emas di rumah mereka dengan mata pencaharian sebagai
masing- masing. Limbah hanya ditampung petani. Umumnya pengolahan emas di Desa
pada bak penampung tanpa atap, maka Cisungsang berada disamping rumah para
sebaran merkuri di lingkungan makin penambang, yakni di lahan pertanian sawah
menyebar ke areal persawahan, dan atau kolam ikan. Lahan pertanian sawah
konsentrasi merkuri semakin tinggi. atau kolam ikan di daerah ini tidak terpisah
dengan pemukiman. Keberadaan bak
penampung dan lahan pertanian sawah atau
kolam ikan sangat dekat (Gambar 1),
sehingga sangat berisiko terjadi pencemaran

201
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205

pada air, sedimen, tanaman dan ikan yang mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun
berada dalam lahan tersebut. Jika dilihat (Herman, 2006).
sebagian besar tingkat pendidikan adalah SD Hasil penelitian uji petik geologi
(61,90%), maka diasumsikan pengetahuan medic mengindikasikan bahwa paparan
mengenai bahaya merkuri masih rendah. merkuri tidak hanya pada media air dan
Dikhawatirkan para penambang masih belum tanah, tetapi juga pada biomarker seperti
faham mengenai penggunaan merkuri untuk tanaman pangan, sayuran dan rambut, rata-
pengolahan emas dalam gelundung. Hal ini rata masih di bawah baku mutu, namun
dibuktikan dengan konsentrasi limbah yang demikian pada ikan dan urin sudah ada
cukup besar di bak penampungan. yang melebihi nilai baku mutu (Agung dan
Menurut Zulkifli (2013), Hutamadi,2012). Tahun 1995 terdeteksi
penambangan emas telah menyebabkan kandungan merkuri di atas ambang batas
peralihan pekerjaan masyarakat menjadi pada hati ikan kerong-kerong
penambang, peningkatan pendapatan, dan (teraponjarbua) yaitu 9,1 mg/g (Wurdiyanto,
efek pengganda ekonomi terhadap kegiatan 2007) atau senilai 18 kali lebih tinggi dari
lainnya. Hal ini terjadi juga pada masyarakat panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,
di Kecamatan Cibeber yang berpindah 1990). Hal serupa juga dialami penambang
profesi seperti dari petani menjadi emas di Kecamatan Kurun Kabupaten
penambang emas di Kawasan Taman Gunung Mas, dengan rata-rata kadar
Nasional Gunung Halimun Salak. Para merkuri di rambut 3.37649 µ g/g
penambang menggunakan bak penampungan (Lestarisa, 2010), nilai tersebut telah
limbah merkuri dekat dengan pemukiman melebihi kadar merkuri normal dalam rambut
dan lahan pertanian sawah. yaitu 1-2 mg/kg menurut WHO (1990).
Menurut Kitong et al. (2013), semakin dekat
Lahan pertanian yang dijadikan bak jarak dari lokasi penambangan maka semakin
penampung dapat mengalami pencemaran. tinggi pula konsentrasi merkuri dibandingkan
Menurut Hidayati et al. (2006), tumbuhan dengan lokasi yang berada jauh dari lokasi
yang tumbuh pada bak penampung pertambangan.
cenderung tinggi terhadap akumulasi merkuri
pada akar. Bayam berdaun dun adalah Merkuri dan turunannya sangat
termasuk tumbuhan hiperakumulator beracun. Jika merkuri masuk dalam
terhadap merkuri (Irsyad et al., 2014). Tidak lingkungan perairan akan merugikan
hanya bayam, talas juga memiliki daya manusia, karena sifatnya yang mudah larut
akumulasi yang tinggi terhadap merkuri dan terikat dalam jaringan tubuh organisme
(Rahmansyah et a/.,2009). Menurut Subowo air. Pencemaran perairan oleh merkuri
et al. (1999), adanya limbah B3 dalam lahan sangat mempengaruhi ekosistem setempat,
pertanian dapat menurunkan produktivitas karena sifatnya yang stabil dalam sedimen,
dan kualitas hasil pertanian. kelarutannya yang rendah dalam air dan
kemudahannya diserap dan terakumulasi
Pencemaran merkuri ke lingkungan dalam tubuh organisme yaitu melalui rantai
pada saat amalgamisasi dan pemijaran emas makanan. Menurut WHO (1989), merkuri di
amalgam dalam proses penambangan emas, alam umumnya berbentuk metil merkuri
akan mengkontaminasi cumber air minum yaitu bentuk senyawa organik dengan daya
dan ikan yang sangat diperlukan oleh racun tinggi dan sukar terurai dibandingkan
masyarakat sekitar tambang (Inswiasri dan zat asalnya. Merkuri yang dapat diakumulasi
Martono, 2007). Pembuangan tailing yang adalah metil merkuri, yang mana dapat
berasal dari proses amalgamasi bijih emas, diakumulasi oleh ikan dan dapat betacun bagi
memungkinkan limbah merkuri tersebar di manusia. Phytoplankton dan bakteri dapat
sekitar wilayah penambangan dan dapat melakukan transfer dan transformasi merkuri,
menyebabkan terjadinya pencemaran karena kedua organisme tersebut relatif
lingkungan oleh merkuri organik atau mendominasi perairan dan sea grass. Bakteri
anorganik. Hal ini terjadi terutama di dapat merubah merkuri menjadi metil
wilayah-wilayah tropis, karena tingginya merkuri, dan membebaskan merkuri dari
tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas
sedimen.
biokimia yang akan menunjang percepatan

202
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)

Kegiatan pengolahan limbah merkuri jual ke masyarakat Cisungsang sendiri.


di Daerah Cisungsang memiliki kesamaan Namun untuk air minum, para
dengan tempat-tempat lain di Indonesia, penambang mengkonsumsi air dari mata air
seperti di Kecamatan Sumulata dan yang tidak tercemar merkuri. Sampel ikan
Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. diambil dari kolam ikan yang hanya disekat
Konsentrasi merkuri dalam tailing Desa oleh sak tailing.
Sumulata 4,35-23,85 ppm dan di Desa
Ilangata 27,33-35,25 ppm (Mahmud et al., Konsentrasi merkuri yang ada pada
2014). Melihat dari pola persebaran tempat ikan, nilai tertinggi sebesar 1,66 ppm
(Purnama et al., 2015). Dengan mengacu
gelundung di daerah penelitian, maka peneliti
perlu mengetahui konsentrasi merkuri pada Keputusan Direktur Jenderal
dalam limbah cair dan padat dalam bak Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
No .3725/B/SK/VII/89 tentang batas
penampung dan mengetahui merkuri yang
digunakan dalam gelundung. maksimum cemaran logam berat dalam
makanan yang diperbolehkan pada ikan
Kadar emas yang didapat oleh para adalah sebesar 0,5 ppm. Hal ini berarti rata-
penambang emas rakyat antara 0,2-3 gram rata konsentrasi merkuri pada ikan telah
dalam sekali pengolahan. Kadar tersebut melebihi kadar yang diperbolehkan.
belum murni emas, masih terdapat campuran Peneliti berpendapat bahwa ikan tidak aman
perak. Menurut para penambang, kadar emas untuk dikonsumsi masyarakat.
yang paling bagus terdapat pada batuan yang
berasal dari Pasir Gombong dan Cikidang. Selain ikan yang dijadikan bahan
Ketika PT Antam masih beroperasi, blok ini konsumsi, masyarakat Cisungsang juga
sudah menghasilkan 96.800 ton emas (Badan mengkonsumsi sayuran misalnya bayam dan
Geologi, 2013). Jika ingin mendapatkan talas. Bayam dan talas ini diambil dekat
emas murni, maka para penambang dengan bak penampung, sehingga
hams menggunakan pembakaran. Proses kemungkinan besar bisa tercemar merkuri.
pembakaran ini juga menimbulkan uap Batas maksimum merkuri yang
merkuri ke udara, proses pembakaran diperbolehkan untuk sayuran oleh Badan
umumnya di tempat terbuka. Peneliti Pengawas Obat dan Makanan RI, No
berpendapat bahwa uap merkuri yang No.3725/B/SK/VIV89 sebesar 0,03 ppm.
ditimbulkan pada saat pembakaran berisiko Hasil uji laboratorium pada
mencemari lingkungan. sayuran menunjukkan konsentrasi merkuri
Satu kali pengolahan memakan terbesar ada pada bayam dengan nilai 4,61
waktu 7-8 jam dengan rata-rata jumlah ppm. Hal ini berarti konsentrasi merkuri
gelundung 10 buah. Merkuri yang yang terdapat pada bayam 154 kali lipat
ditambahkan dalam satu gelundung adalah lebih tinggi yang ditetapkan oleh BPOM.
100 gram, jadi sekali pengolahan Peneliti beranggapan bahwa sayur bayam
membutuhkan 1 kg merkuri. Harga merkuri memiliki daya akumulator yang paling tinggi
diasumsikan 150 ribu/kilo, maka biaya yang pada merkuri. Pada penelitian sebelumnya
dikeluarkan untuk pengolahan adalah 150 yang dilakukan oleh Irsyad et al., 2014
ribu belum ditambah biaya listrik dan biaya juga dikatakan bahwa bayam merupakan
bahan bakar minyak ke tempat tambang. tumbuhan hiperakumulator terhadap merkuri.
Emas yang dijual ke pengepul berkisar 200- Padi yang ditanam di areal
300 ribu/gram (emas tidak murni). Emas pesawahan memiliki risiko tercemar. Hasil
yang didapat dengan harga pengolahan tidak uji laboratorium pada padi menunjukkan
terlalu menguntungkan. Peneliti melihat, konsentrasi merkuri sebesar 0,002 ppm.
kegiatan pengolahan ini juga sebagai Angka tersebut masih dibawah ambang batas
kegiatan sampingan oleh para penambang yang ditetapkan oleh Kepala Badan
disela menunggu musim panen tiba. Pengawas Obat dan Makanan RI, No.
Para penambang juga mengkonsumsi BK.00.06.1.52.4011 sebesar 0,05 ppm.
ikan jenis mujair, emas, nila dan lele dari Peneliti berpendapat bahwa beras daerah
kolam ikan yang dekat dengan bak Cisungsang juga masih aman untuk
penampung limbah. Ikan ini juga mereka dikonsumsi masyarakat.

203
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205

Peneliti menyadari juga bahwa sebaran tempat gelundung yang sudah luas.
Sungai Cikidang juga berpotensi tercemar Disarankan pula agar tidak ada sebaran di
oleh merkuri, tetapi peneliti tidak meneliti tempat yang lebih tinggi.
sampai sejauh itu, maka perlu penelitian Seharusnya para penambang dapat
lanjutan mengenai konsentrasi merkuri mengurangi penggunaan merkuri dalam
pada Sungai Cikidang sebagai anak pengolahan emas, agar merkuri di lingkungan
sungai DAS Cibareno. tidak tinggi. Pembuatan bak penampung
Daerah ini dikenal dengan lumbung tidak hanya 2, tetapi 4 bak pengendap dan
padi, artinya pangan utama mereka hams dibuat tempat penimbunan seperti yang
terhindar dari berbagai hal yang bisa merusak sudah diatur dalam Keputusan Menteri
basil panen. Hasil panen yang didapat Lingkungan Hidup No. 23 tahun 2008. Pada
mencapai 3,5 ton/ha. Beras dan hasil panen saat melakukan pengolahan emas, sebaiknya
ini, umumnya mereka konsumsi sendiri yang para penambang menggunakan alat
disimpan dalam lumbung hingga panen pelindung diri bempa masker, sarong tangan
berikutnya Menurut Edi (2015), irigasi ini latex, dan lain-lain, agar tidak terpapar
mengairi 475 ha sawah dan total 530 ha merkuri.
sawah, sisanya dialiri oleh mata air. Masyarakat sebaiknya mencuci ikan
dan sayur yang akan dikonsumsi dicuci
dengan asam cuka. Kemudian tidak
KESIMPULAN DAN SARAN mengizinkan tanah atau sawahnya dijadikan
Kesimpulan tempat pengolahan emas maupun tempat
pembuangan tailing.
Konsentrasi merkuri rata-rata pada
limbah cair 0,152 ppm dan limbah padat Perlu ada penelitian lanjutan untuk
0,363 ppm, nilai ini sudah melebihi baku mengetahui distribusi pencemaran merkuri di
mutu limbah. Pengelolaan limbah merkuri DAS Cibareno, mengingat sepanjang sungai
yang buruk di Desa Cisungsang tersebut ditempati oleh masyarakat yang
mempengaruhi kualitas limbah di bak menggunakan air sungai untuk keperluan
penampungan limbah dan mencemari sehari-hari. Perlu dilakukan kajian ekonomi
lingkungan. Hasil pemeriksaan sampel lingkungan, mengingat cemaran merkuri
lingkungan menunjukkan konsentrasi yang ditimbulkan pada lingkungan cukup
merkuri pada sampel bayam sebesar 4,61 besar, dibandingkan dengan hasil yang
ppm, ikan 1,66 ppm, dan tanah 0,0127 ppm. didapatkan oleh para penambang, guna
Potensi sebaran merkuri dilingkungan menuju pertambangan emas rakyat yang
dipengaruhi oleh curah hujan tinggi (4000 mampan.
mm/tahun), kemiringan topografi 35%, dan
kondisi bak penampungan tidak tertutup.
Pola sebaran mengikuti lokasi pemukiman UCAPAN TERIMAKASIH
sehingga aliran limbah merkuri yang Penulis ucapkan terima kasih kepada
terbuang akan mencemari persawahan yang Ibu Dr. Haruki Agustina yang telah
letaknya lebih rendah dari tempat proses menyediakan waktu untuk menyempurnakan
tambang emas rakyat tersebut. basil penelitian ini dan teman seperjuangan
Mutiara Soprima, M.Si yang selalu
Saran memberikan dorongan dalam mengerjakan
penelitian. Tidak lupa juga kepada Bapak
Melihat pola sebaran limbah Dr.dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si yang
merkuril tailing pertambangan emas rakyat selalu memberikan semangat dalam
tidak sepenuhnya aman buat lingkungan, menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis.
maka peneliti menyarankan beberapa
alternatif untuk pengelolaan limbah ini.
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Lebak perlu mengawasi dengan serius dalam
Agung, L. Novalia. dan Hutamadi, R. (2012).
pengelolaan limbah merkuri. Pengolahan Paparan Pertambangan Emas Rakyat
emas sebaiknya terintegrasi, mengingat Cisoka, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten:

204
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)

Suatu Tinjauan Geologi Medis. Buletin Gorontalo Utara. Gorontalo: Universitas


Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 3- Negeri Gorontalo. -
2012. Purnama, D., Yulianto, K., Ibrahim, Parwoto,
Badan Geologi. (2013). Mineral Hutabarat, A. Dopri. (2015).Laporan Basil
Strategis di Kabupaten/Kota. Investigasi Dugaan Intoksikasi Merkuri Di
http://webmap.psdg.bgl.esdm.go.id/geosain/n Wilayah Kasepuhan Cisitu, Kecamatan
eraca-mineral strategis.php? mode = Cibeber, Kabupaten Labak, Provinsi Banten.
administrasi, diakses tanggal 14 Juni 2015. Jakarta: BBTKLPP.
Edi, M. (2015, April 9). Personal Inteview Rahmansyah, M., Hidayati, N., Juhaeti, T. (2009).
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Tumbuhan Akumulator Untuk
Pengelolaan Sumber Daya dan Fitoremediasi Lingkungan Tercemar
Lingkungan Periran. Yogyakarta: Kanisius. Merkuri dan Sianida Penambangan Emas.
Hadi, A. (2005). Prinsip Pengelolaan Pengambilan Cibinong:
Sampel Lingkungan. Jakarta. PT Gramedia Sawitri, R., Subiandono, E. (2010). Karakteristik dan
Pustaka Utama. Persepsi Masyarakat Daerah Penyangga
Halimah, S., Darmaerius, Nety, Asrul. (2001). Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Pencemaran Merkuri di Sungai Cikaniki Jurnal penelitian Hutan dan Konservasi
Akibat Penambangan Emas Tradisional Di Alam, Vol.8 No.3:273-285,2011.
Kawasan Gunung Pongkor Jawa Barat. Subowo, Mulyadi, S. Widodo, dan Nugraha, A. (1999).
Prosiding Seminar Nasional Keselamatan, Status dan penyebaran Pb, Cd, dan Pestisida
Kesehatan dan Lingkungan, Oktober 2001. Pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir
Herman, D.Z. (2006). Tinjauan terhadap Tailing Jalan Raya. Prosiding Bidang Kimia dan dan
Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Bioteknologi Tanah, Puslittanak, Bogor.
Merkuri (Merkuri), Timbal (Pb), dan Suganda, H., Rachman, A., Sutono. (2006).
Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah.
Bijih Logam. Jumal Geologi Indonesia Vol.1 Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan
No.1 Maret 2006;31-36. Pertanian Widowati. 2008. Efek Toksik
Hidayati, N., Syarif, F., dan Juhaeti,T. (2006). Potensi Logam. Yogyakarta: CV. Andi.
Centrocemapubescence, Calopogonium Wurdiyanto, G. (2007). Merkuri, Bahayanya dan
mucunoides, dan Micania cordata dalam Pengukurannya. Buletin Alara, Volume 9,
Membersihkan Logam Kontaminan pada Nomor 1 dan 2.
Limbah Penambangan Emas. Bogor: World Commission on Evironment dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (UPI). Development (1987). Our Common
Inswiasri, Martono, H. (2007). Kajian Pencemaran Di Future.(WCED).
Wilayah Tambang Emas Rakyat. Media World Health Organization, (1990). Environmental
Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Health Criteria 101; Methyl- Mercury, IPCS,
Tahun 2007. Geneva.
Irsyad, M., Sikanna, R., Musafira. (2014). Translokasi Zulfikah, Basir, M., Isrun. (2014) Konsentrasi Merkuri
merkuri pada daun tanaman bayam Duni (Hg) dalam Tanah dan Jaringan Tanaman
(Amaranthus Spinosus Dari Tanah Tercemar. Kangkung (ipomea reptans) yang diberi
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1):8- Bokashi Kirinyu (Chromolaena ordota L.)
17. pada Limbah Tailing Penambangan Emas
Juliawan, N. (2012). Pendataan Penyebaran Merkuri Poboya Kota Palu. E-J.Agrotekbis 2 (6) :
pada Wilayah Pertambangan di Daerah 587-595, Desember 2014.
Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Zulkifli. (2013). Analisis Dampak Ekonomi, Sosia
Barat. Badan Geologi. Budaya dan Kesehatan Masyarakat Akibat
http://psdg.bgLesdm.go.id/index.php?option= Penambangan Emas Di Kecamatan Sawang
com_content&view=article&id=453 :pendataa Aceh Selatan. Jumal Ekonomika Universitas
n-penyebaran-merkuri-pada-wilayahpertam Almuslim Bireun-Aceh, Vol. 1No. 7 Maret
bangan-di-daerah pongkor&catid=52:content- 2013.
menu-utama&Itemid=458, diakses tanggal
14 Juni 2015.
Kitong, M.T., Abidjulu, J. Koleangan, H. S.J. (2013).
Analisis Merkuri (Hg) dan Arsen (As) di
Sedimen Sungai Ranoyapo Kecamatan
Amurang Sulawesi Utara. Jumal Mipa Unsrat
Online 1(1),16-19.
Lestarisa, T. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Keracunan Merkuri (Merkuri) Pada
Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) Di
Kecamatan Kurun, Gunung Mas,
Kalimantan Tengah. Semarang: Magister
Kesehatan Lingkungan, Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.
Mahmud, M., Lihawa, F., Iyabu, H., dan Sakakibara,
M. (2014). Kajian Pencemaran Merkuri
Terahadap Lingkungan Dikabupaten

205

You might also like