You are on page 1of 8

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA SEKITAR DANAU BEKAT

DALAM MENJAGA KELESTARIAN DI KECAMATAN TAYAN HILIR


KABUPATEN SANGGAU
Local Wisdom Villagers Around The Bekat Lake Is A Blessing In Preserving In
Subdistricts Tayan Hilir In Districts Sanggau

Jhon Mayer Simangunsong, Iskandar, Herlina Darwati


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
e-mail: jhon.cihuy@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to determine the form of local wisdom and knowledge about how to transfer
indigeneous communities surrounding villages in preserving in subdistricts Tayan Hilir and
districts Sanggau. The method used is descriptive qualitative. Collecting data on the respondens
consisted of 55 people from Pedalaman rural communities with other respondents from rural
communities Emberas amounting to 23 people. Data collections techniques using observations,
deep interview, and documentation by using cameras and voice recorders. Based on the
research result, obtained by form local wisdom people among others are “Umpan Danau”
tradition, polluting the lakes Bekat ban, the ban made sources of fire in the lake area Bekat, ban
on felling of trees in the lake area blessing, prohibition of taking or killing of protected animals
in the lake Bekat area’s, prohibition of taking fish with destructive methods, the agreement
using traditional fishing gear, restriction on the use of fishing gear such as jermals, an
agreement limiting the number of fish catches, restrictions on the types of fish that may be
taken, prohabition of taking protected fishcommunity, the rules and fees for the outside
community in taking fish, as well as maintaining an atitude and said words. How to transfer the
knowledge of indigeneous villager from rural communities Pedalaman in conserving Bekats
lake is through direct experience in the field in everyday life for example, following the
costumary tradition every year, immediately following the experience of parents looking for
fish, and the socialization of the government in managing the Bekat’s lake.
Key Words: Local wisdom, indigeneous, Bekat’s Lake

PENDAHULUAN Sungai Tayan, dan Sungai Kapuas.


Berdasarkan Undang-undang Repu- Menurut Nurdawati (2010) keberadaan
blik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tumbuhan air dan vegetasi yang tumbuh
tentang Perlindungan dan Pengelolaan mengelilingi danau menyebabkan terjadi-
Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (30) nya penyebaran jenis-jenis ikan yang
menyatakan kearifan lokal adalah nilai- hidup di perairan danau tersebut. Secara
nilai luhur yang berlaku dalam tata kehi- administrasi Danau Bekat di sebelah utara
dupan masyarakat untuk antara lain berbatasan dengan Desa Emberas, sebelah
melindungi dan mengelola lingkungan timur berbatasan dengan Desa Emberas,
hidup secara lestari. sebelah barat berbatasan dengan Desa
Danau Bekat memiliki luas area 875 Pedalaman, dan sebelah selatan berbata-
hektar (Dinas Pertanian, Perikanan, dan san dengan Desa Begijan (Informasi yang
Peternakan Kabupaten Sanggau, 2013). diperoleh dari Kepala Desa Pedalaman).
Danau ini umumnya dipengaruhi oleh Menurut Odum (1993), proses
fenomena pasang surut Sungai Bekat, terbentuknya danau dapat dikelompok-

502
kan menjadi dua yaitu: danau alami dan Pengumpulan data dilakukan dengan
danau buatan. Danau alami merupakan teknik observasi, wawancara mendalam,
danau yang terbentuk akibat kegiatan dan dokumentasi dengan menggunakan
alam, misalnya bencana alam, kegiatan kamera dan alat perekam suara dengan
vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedang- jumlah responden 78 orang. Responden
kan danau buatan adalah danau yang yang diwawancarai secara mendalam
dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan mulai dari masyarakat nelayan, Kepala
manusia dengan tujuan tertentu dengan desa setempat, pedagang, tokoh adat atau
jalan membuat bendungan pada daerah agama, maupun masyarakat sekitar yang
dataran rendah. berada di kawasan Danau Bekat baik dari
Kearifan lokal masyarakat desa kalangan usia muda hingga yang berusia
sekitar Danau Bekat merupakan satu produktif, yaitu mulai dari usia 15 - 60
bentuk kearifan lingkungan yang berupa tahun. Pemilihan responden dengan krite-
tata nilai atau prilaku hidup masyarakat ria seperti: sehat jasmani dan rohani, usia
dalam mengelola dan melestarikan sekitar 15-60 tahun, telah lama berdo-
lingkungan secara turun temurun. Salah misili di Kecamatan Tayan Hilir khu-
satu sumberdaya alam yang dimanfaatkan susnya di desa yang berada di sekitar
masyarakat Desa Pedalaman adalah danau Danau Bekat ataupun berdomisili > 5
Bekat, karena memiliki potensi ikan yang tahun, penduduk asli desa setempat, ter-
cukup melimpah sehingga masyarakat masuk masyarakat yang memiliki hubu-
perlu menjaga kelestarian ekosistem ngan timbal balik dengan Danau Bekat.
danau bekat. Maka dari itu, penelitian ini Dokumentasi dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk- menggunakan kamera dan alat perekam
bentuk kearifan lokal masyarakat dan suara untuk membantu pelaksanaan
cara indigenous tentang kearifan lokal pengumpulan data melalui wawancara
masyarakat desa sekitar danau Bekat dan observasi lapangan sehingga dapat
dalam menjaga kelestarian di Kecamatan membantu mempermudah dan memper-
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. jelas pendeskripsian segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah yang
METODOLOGI PENELITIAN diteliti. Teknik analisa data dilakukan
Penelitian ini dilakukan pada kawas- secara deskriptif dengan menarasikan
an danau Bekat di Desa Pedalaman hasil observasi dan wawancara mendalam
Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten dari subjek penelitian atau responden.
Sanggau, dimulai dari April-Mei 2014. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian prosedur pemecahan masalah yang
ini adalah peta lokasi, tape recorder, alat diselidiki dengan menggambarkan atau
tulis menulis, kamera, dan daftar perta- melukiskan suatu subjek atau objek
nyaan sebagai alat bantu pengumpulan penelitian pada saat sekarang berdasarkan
informasi atau data. Adapun objek peneli- fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
tian adalah masyarakat kawasan Danau adanya. Analisis data yang diuraikan
Bekat di Desa Pedalaman Kecamatan dalam bentuk narasi dihubungkan
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. dengan hasil observasi lapangan dan

503
wawancara mendalam, agar apa yang mengenai bentuk-bentuk kearifan lokal
dilihat, didengar dari subjek penelitian dan transfer ilmu pengetahuan yang ada
dapat diuraikan secara cermat dan rinci, di desa sekitar danau Bekat (desa
sebagai upaya untuk membangun Pedalaman dan desa Emberas).
konsep yang lebih memiliki makna
dalam mengkaji dan merekontruksikan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah penelitian (Nawawi, 1983). Berdasarkan penelitian yang telah
Analisis data yang dinarasikan berupa dilaksanakan, diperoleh hasil penelitian
fakta-fakta yang dihubungkan dan mengenai bentuk-bentuk kearifan lokal
diperoleh dari hasil penelitian di masyarakat di sekitar Danau Bekat
lapangan sehingga dapat diketahui tertera pada tabel berikut:
Tabel 1. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal Desa Pedalaman dan Desa Emberas
(Form of Local Pedalaman Village and Emberas Village)
No. Bentuk Kearifan Lokal Desa
1 Tradisi Umpan Danau Desa Pedalaman
2 Larangan Mencemari Danau Bekat Desa Pedalaman
3 Larangan Membuat Sumber Api di Kawasan Danau Desa Pedalaman
Bekat
4 Larangan Penebangan Pohon di Kawasan Danau Bekat Desa Pedalaman dan Desa
Emberas
5 Larangan Mengambil atau Membunuh Satwa yang Desa Pedalaman
Dilindungi di Kawasan Danau Bekat
6 Larangan Mengambil Ikan dengan Metode atau Cara- Desa Pedalaman dan Desa
cara yang Merusak Ekosistem Emberas
7 Kesepakatan Penggunaan Alat Tangkap Tradisional Desa Pedalaman
8 Adanya Pembatasan Penggunaan Alat Tangkap Berupa Desa Pedalaman
Jermal
9 Adanya Kesepakatan Pembatasan Jumlah Hasil Desa Pedalaman
Tangkapan Ikan
10 Adanya Pembatasan Jenis-jenis Ikan yang Boleh Desa Pedalaman
Diambil
11 Adanya Larangan Pengambilan Ikan yang Dilindungi Desa Pedalaman
Masyarakat
12 Adanya Aturan dan Biaya Retribusi Bagi Masyarakat Desa Pedalaman
Luar dalam Mengambil Ikan
13 Menjaga Sikap dan Tutur Kata Desa Pedalaman dan Desa
Emberas
14 Larangan Membuka Lahan Perladangan di Kawasan Desa Emberas
Danau Bekat
15 Tradisi Umpan Pedagi Desa Emberas

1. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal bentuk ucapan syukur pada saat menje-


a) Tradisi “Umpan Danau” dan “Umpan lang masa panen ikan yaitu pada bulan
Pedagi” Juli hingga Agustus. Tradisi ini dilakukan
Tradisi “Umpan Danau” merupakan dengan harapan dan tujuan agar masyara-
tradisi yang biasa dilakukan masyarakat kat dapat terus menerus memperoleh hasil
etnis Melayu desa Pedalaman sebagai panen ikan yang melimpah. Bahan-

504
bahan yang digunakan dalam tradisi ini dap lingkungannya. Seperti yang diung-
seperti telur ayam kampung, beras kapkan oleh Jung (2010) kecerdasan
kuning, buah pinang, sirih hijau atau ekologis sebagai empati dan kepedulian
sirih merah, kapur sirih dan tembakau yang mendalam terhadap lingkungan
yang ditempatkan dalam wadah yang sekitar, serta berpikir kritis terhadap apa
tebuat dari anyaman bambu. yang terjadi di lingkungan sekitar akibat
Pada masyarakat yang beretnis di perlakuan manusia.
Desa Emberas, ditemukan kearifan lokal c) Larangan Membuat Sumber Api
berupa tradisi adat yang ditetapkan oleh di Kawasan Danau Bekat
Dewan Adat Dayak yang disebut “Um- Kearifan lokal masyarakat Desa
pan Pedagi”. Tradisi ini tidak berbeda jauh Pedalaman dalam menjaga kawasan
dengan tradisi “Umpan Danau” yang Danau Bekat salah satunya dengan
dilakukan oleh masyarakat Melayu Tayan menerapkan aturan tidak diperkenankan
di Desa Pedalaman. Tujuan dari tradisi ini untuk membuat sumber api (misalnya
juga sebagai ungkapan syukur kepada membakar ikan di hutan kawasan danau
Tuhan dan penghargaan bagi mitos yang Bekat) karena berdasarkan hasil wawan-
dianggap menjaga kawasan Danau Bekat. cara dengan masyarakat setempat peris-
Tradisi ini biasa dilakukan pada saat pesta tiwa sekitar 3-4 tahun yang lalu pernah
panen atau gawai dayak. Sesajian dalam terjadi kebakaran hutan yang disebab-
upacara tradisi “Umpan Pedagi” ini kan oleh masyarakat yang tidak mema-
berupa beras kuning, telur ayam kam- damkan api sesudah membakar ikan di
pung, kapur sirih, dan pinang yang kawasan danau. Hal ini disebabkan pada
diletakkan pada wadah anyaman bambu. saat musim kemarau hutan di kawasan
Kemudian sesajian tersebut digantung di Danau Bekat menjadi rawan terjadinya
pinggir danau. kebakaran karena vegetasi hutan yang
rapat dan banyak terdapat daun-daun
b) Larangan Mencemari Danau serta ranting-ranting pohon yang kering
Larangan ini timbul dari kesadaran dan mudah terbakar, sehingga bila hal
dan kesepakatan bersama di kalangan itu terjadi akan mangakibatkan kebaka-
masyarakat Desa Pedalaman. Masyarakat ran hutan yang sulit dipadamkan.
sangat menyadari pentingnya menjaga
d) Larangan Penebangan Pohon Di
agar ekosistem Danau Bekat ini tidak ter-
Kawasan Danau Bekat
cemar oleh sampah-sampah yang berasal Peraturan larangan penebangan
dari aktifitas nelayan dan sampah-sampah pohon di kawasan danau Bekat yang di-
rumah tangga dari pemukiman masyara- sepakati masyarakat pada dua desa yaitu
kat sekitar danau Bekat. Desa Pedalaman dan Desa Emberas
Upaya pelestarian lingkungan yang bertujuan untuk mempertahankan keles-
dilakukan oleh masyarakat Desa Pedalaman tarian ekosistem yang ada di sekitar
menunjukkan sikap kecerdasan ekologis Danau Bekat agar tetap lestari dan dapat
masyarakat dengan membuat sebuah berguna untuk kepentingan masyarakat
larangan untuk tidak mencemari danau maupun mahluk hidup lainnya yang
karena masyarakat menyadari bahwa sangat bergantung pada keberadaan
merekalah yang menjadi kontrol terha-

505
vegetasi yang ada di kawasan Danau f) Larangan Mengambil Ikan dengan
Bekat tersebut seperti satwa burung. Metode atau Cara-Cara Yang
Dengan tetap terjaganya kelestarian jenis Merusak Ekosistem
Berdasarkan hasil wawancara
pohon ini dapat menjadi tempat bersarang
dengan masyarakat setempat, apabila
dan pakan satwa. Dalam penelitian ini
terjadi pelanggaran akan dikenakan
ditemukan jenis satwa burung di Danau
sanksi berupa teguran keras, dan denda
Bekat, seperti Punai (Treron capelli),
yang disesuaikan dengan kerugian yang
Belibis (Dendrocygna Javanica), Kacer
disebabkan oleh pelaku pelanggaran.
(Copsychus saularis), Murai Batu
Apabila terjadi pelanggaran dengan
(Copsychus malabaricus), Elang
tidak mematuhi aturan mengenai larangan
(Accipitridae), Bangau Putih (Bubulcus
pengambilan ikan yang merusak ekosis-
ibis), pohon-pohon yang terdapat di
tem akan dikenai sanksi. Sanksi yang
kawasan danau Bekat seperti Putat
diberikan berdasarkan keputusan yang
(Planchonia valida (BI)), Rengas (Gluta
disepakati oleh Dewan Adat Dayak bersa-
velutina), Tembesu (Fagraea fragans),
ma masyarakat setempat, yaitu berupa
Ubah (Euginia spp), Belanti (Croton
hukuman adat dengan rincian: babi 40 kg,
laevifolius), dan Kenibung (Oncosperma
denda 1 real = Rp 20.000, denda 4 real =
tigillarium o filamentosum).
beras 10 kg, jika masih melanggar
e) Larangan Mengambil Atau
Membunuh Satwa Yang Dilindungi dikenakan sanksi denda 16 real = gula,
Di Kawasan Danau Bekat kopi, tembakau, ayam jantan dan betina
Kawasan Danau Bekat merupakan masing-masing 1 ekor.
tempat hidup dan berkembang biak po- g) Kesepakatan Penggunaan Alat
tensi dari beberapa jenis satwa burung Tangkap Tradisional
yaitu burung Punai (Treron capelli), Alat tangkap tradisional dan ramah
Belibis (Dendrocygna Javanica), Kacer lingkungan yang digunakan masyarakat
(Copsychus saularis), Murai Batu desa Pedalaman dalam menangkap ikan
(Copsychus malabaricus), Elang diantaranya adalah pancing, jala, jermal,
(Accipitridae), Bangau Putih (Bubulcus pukat, rawai, pesat, bubu, dan seruak.
ibis). Beberapa diantaranya burung Hal ini bertujuan agar tidak mengancam
yang dilindungi seperti burung elang kelestarian potensi ikan dan ekosistem
dan burung bangau. Hal ini berlaku baik perairan danau Bekat. Berdasarkan hasil
oleh masyarakat setempat maupun penelitian di lapangan, hingaa saat ini ma-
masyarakat pendatang untuk memperta- syarakat Desa Pedalaman masih mematu-
hankan potensi satwa serta menjaga kua- hi kesepakatan dalam penggunaan alat
litas ekosistem demi menjaga kelestarian tangkap ikan tersebut, hal ini tidak hanya
kawasan danau Bekat. Satwa yang terda- didasarkan karena adanya peraturan yang
pat di kawasan Danau Bekat memiliki keluar dari kesepakatan bersama melain-
andil dalam keberlangsungan kehidupan kan juga karena pada dasanya masyarakat
ekosistem tersebut salah satu contohnya Desa Pedalaman memiliki kesadaran
proses penyebaran biji tumbuhan yang yang tinggi dalam menjaga alamnya,
dilakukan oleh burung. yaitu menjaga kelestarian danau Bekat

506
sebagai salah satu sumber daya tempat (Barbonymus schwanenfedii), dan ikan
mereka menggantungkan hidup. gurame (Osphronemus geuramy).
h) Adanya Pembatasan Penggunaan k) Adanya Larangan Pengambilan
Alat Tangkap Berupa Jermal Ikan yang Dilindungi Masyarakat
Dari hasil wawancara dan observasi Jenis-jenis ikan yang dilindungi oleh
di lapangan, pada alat tangkap jermal masyarakat berdasarkan kesepakatan ber-
dibuat peraturan dalam menggunakan-nya sama dan tidak boleh diambil antara lain
yaitu hanya diperbolehkan dalam kurun ikan arwana hijau (Scleropages formosus
waktu dua kali dalam setahun yang Schlegel & Müller), ikan ketutung (Labeo
disesuaikan dengan masa panen ikan. Hal chrysophekadion (Blkr)), ikan palau
ini dilakukan karena jermal merupakan (Osteochilus hasselti (C.V)), ikan adong
alat tangkap ikan yang memiliki karakter (Hampala macrolepidota (C.V)), ikan
yang menjerat ikan secara keseluruhan runtu’ (Channa melasoma (Blkr)), ikan
dalam jumlah yang banyak. bis (Thynnichthys thynnoides (Blkr)), ikan
i) Adanya Kesepakatan Pembatasan entukan (Cyclocherilichthys apogon
Jumlah Hasil Tangkapan Ikan (C.V.)), dan ikan langsi’ (Parachela
Kesepakatan dalam pembatasan williaminace Fowl).
mengambil jumlah hasil tangkap ikan ini l) Adanya Aturan dan Biaya
berlaku baik untuk masyarakat nelayan Retribusi Bagi Masyarakat Luar
Desa Pedalaman maupun masyarakat pen- dalam Mengambi Ikan
datang yang mengambil ikan di Danau Aturan dalam memanfaatkan ikan di
Bekat. Dalam pengambilan ikan harus danau Bekat yaitu adanya biaya retribusi
bersikap arif yaitu dengan meng-ambil sebesar Rp. 5000,-/hari untuk setiap
ikan yang berukuran produktif (layak orang. Penerapan peraturan ini berfungsi
diambil) dan dibatasi sesuai dengan sebagai pengawasan dalam mengontrol
kebutuhan. sikap masyarakat agar tidak merusak
j) Adanya Pembatasan Jenis-jenis lingkungan yang ada di kawasan danau
Ikan yang Boleh Diambil Bekat. Biaya retribusi ini digunakan untuk
Dari kesepakatan warga mesyarakat pemasukan uang kas di kantor desa.
disekitar Danau Bekat terdapat jenis ikan m)Menjaga Sikap dan Tutur Kata
yang boleh diambil. Jenis-jenis ikan terse- Masyarakat Desa Pedalaman memi-
but antara lain ikan kerandang (Channa liki aturan untuk menjaga kawasan Danau
pleuropthalmus), ikan seluang (Rasbora Bekat dalam bidang religiusnya yaitu be-
sp.), ikan toman (Channa micropeltes rupa larangan mengotori kawasan danau
(C.V)), ikan biawan (Helostoma dan tidak bersikap kotor seperti buang air
temminckii (Blkr)), ikan patin (Pangasius- sembarangan (tidak permisi terlebih
pangasius (Ham. Buch)), ikan Selais dahulu), berucap kata-kata kotor dan lain-
(Kryptopterus limpok (Blkr)), ikan tapah lain karena menurut kepercayaan masyara-
(Walego leery), ikan baung (Mystus kat setempat kawasan danau tersebut
nemurus C.V), ikan gabus (Channa dianggap angker, sehingga apabila dilang-
striata (Bloch)), ikan tengadak gar dipercaya akan mendapat musibah
karena dianggap tidak menghormati

507
“penjaga danau/hantu danau” yang turut ikan yang boleh diambil, adanya lara-
menjaga kawasan Danau Bekat. ngan pengambilan ikan yang dilindungi
2. Cara Transfer Pengetahuan masyarakat, adanya aturan dan biaya
Masyarakat Desa Pedalaman dalam retribusi bagi masyarakat luar dalam
Menjaga Kelestarian Danau Bekat mengambil ikan serta menjaga sikap
Masyarakat disekitar Danau Bekat dan tutur kata.
Kecamatan Tayan Hilir memperoleh Cara indigenous atau transfer penge-
pengetahuan dalam pengelolaan danau tahuan tentang kearifan lokal masyarakat
Bekat secara turun-temurun untuk menja- Desa Pedalaman dalam menjaga kelesta-
ga kelestarian lingkungan danau Bekat. rian danau Bekat di Kecamatan Tayan
Pengetahuan tersebut diwariskan oleh Hilir Kabupaten Sanggau adalah melalui
orang tuanya yang umumnya berprofesi pengalaman langsung dilapangan dalam
sebagai nelayan di danau Bekat. Bentuk kehidupan sehari-hari misalnya mengikuti
transfer pengetahuan ini diperoleh melalui tradisi adat setiap tahun, pengalaman
pengalaman langsung misalnya ikut men- langsung mengikuti orangtua mencari
cari ikan di danau, ikut melaksanakan ikan, dan adanya sosialisasi dari pemerin-
tradisi adat setiap tahun. Selain itu transfer tah dalam mengelola danau bekat.
pengetahuan tentang menjaga kelestarian
Danau Bekat juga diperoleh dari nasehat Saran
Perlu adanya bantuan sosial dari
orang tua maupun penyuluhan yang
pemerintah dalam mengembangkan
dilakukan oleh pemerintah.
potensi dan pembangunan balai khusus
KESIMPULAN DAN SARAN untuk masyarakat dalam pengelolaan
Kesimpulan danau Bekat agar lebih terarah dalam
Bentuk-bentuk kearifan lokal masya- pengelolaan kawasan danau Bekat.
rakat Desa Pedalaman dalam menjaga
kawasan danau Bekat Bekat di Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau menca-
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peterna-
kup; Tradisi “Umpan Danau”, larangan kan Kabupaten Sanggau. 2013.
mencemari danau bekat, larangan mebuat Jenis-jenis Ikan Perairan Umum
sumber api di kawasan Danau Bekat, lara- Kabupaten Sanggau. Sanggau.
ngan penebangan pohon di kawasan (Tidak diterbitkan).
danau bekat, larangan mengambil atau Jung, C.G. 2010. Ecological Intelligence.
membunuh satwa yang dilindungi di http://jungianwork. worpress.com
kawasan danau bekat, larangan meng- /20110/02/10on-alchemy-c-g-jung-
and-ecological-intelligence (tanggal
ambil ikan dengan metode atau cara-cara
akses 20 Mei 2014).
yang merusak ekosistem, kesepakatan
Nurdawati, Syarifah. 2010, 24-25
penggunaan alat tangkap tradisional, ada- September. Penyebaran Ikan di Per-
nya pembatasan penggunaan alat tang- airan Rawa Banjiran Danau Teluk
kap berupa jermal, adanya kesepakatan Hubungannya dengan Kondisi
pembatasan jumlah hasil tangkapan Lingkungan Perairan. Seminar
ikan, adanya pembatasan jenis-jenis Nasional Biologi. Yogyakarta.

508
Odum,E. P. 1993. Danau. http://id.wiki Nawawi, H. 1983. Metode Penelitian
pedia.org/wiki/Danau (tanggal Bidang Sosial. Yogyakarta:
akses 20 Januari 2014). Gajahmada University Press.

509

You might also like