You are on page 1of 8

KONSERVASI MATA AIR SENJOYO MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT

DALAM MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOKAL

Oleh:

Dewi Liesnoor Setyowati, Juhadi, Umi Kiptida’iyah

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang


Email: liesnoor2015@mail.unnes.ac.id.

ABSTRACT

The goal of this research was to find out the condition of the springs, the role of the society in the
springs conservation, values of local wisdom, as well as the inheritance of the values of local
wisdom in the springs conservation. Design in this research used qualitative research. Technique
of collecting data used interviews, observation, and documentation. Analysis of the data used
descriptive qualitative. Data validity techniques used were triangulation. Results of this research
showed that water springs condition was not affected by season. The role of the society and visitors
in the form of behavior could be seen from the effort of the society to use water directly included
the preservation and protection of water springs could be seen from behavior that did not damage
the environment. However, the utilization was not done sustainably. The role of the society could
not be separated with the local wisdom from religius system of Java society. Elements inherited in
the form of value implicit in the norm, the adage “Sabeja-bejane wong kang lali, isih beja wong
kang eling lan waspada”, dawuhan ceremonial customs, and the legend of Senjoyo spring. The
transmission of local wisdom happend through the process of socialization and enculturation in
informal education.

Keywords: local wisdom, spring concervation, preservation

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mata air, peran masyarakat dan pengunjung
dalam melestarikan dan melakukan konservasi mata air, nilai-nilai kearifan lokal serta pelestarian
nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga mata air atau konservasi mata air. Teknik pengumpulan
data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskripsi
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kondisi mata air tidak dipengaruhi oleh musim. Peran
masyarakat dan pengunjung berupa prilaku terlihat dari upaya masyarakat memanfaatkan air secara
langsung meliputi pengawetan dan perlindungan mata air terlihat dari prilaku yang tidak merusak
lingkungan. Namun, pemanfaatan tidak dilakukan secara lestari. Peran masyarakat tidak dapat
dipisahkan dari sistem religi masyarakat Jawa.Unsur yang diwariskan berupa nilai yang tersirat
dalam norma, pepatah “sabeja-bejane wong kang lali, isih beja wong kang eling lan waspada”, adat
istiadat upacara dawuhan, serta legenda Sendang Senjoyo. Pewarisan kearifan lokal terjadi melalui
proses sosialisas dan enkulturasi pada pendidikan informal.

Kata kunci: Kearifan Lokal, Konservasi Mata Air, Pelestarian

36
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

Indonesian Journal of Conservation


Volume 06, Nomor 1, tahun 2017 [ISSN: 2252-9195]
Hlm. 36-43

PENDAHULUAN lokal sampai sekarang ini dipengaruhi oleh


Air merupakan kebutuhan yang penting adanya pewarisan kearifan lokal.
bagi kehidupan makhluk hidup. Dewasa ini Penelitian ini bertujuan untuk
krisis sumber daya air terjadi diberbagai mengetahui 1) kondisi mata air, 2) peran
daerah dikarenakan mengeringnya mata air. masyarakat dan pengunjung dalam konservasi
Krisis air dapat diatasi melalui konservasi mata air, 3) nilai-nilai kearifan lokal, dan 4)
sumber daya air (Kodotie dan Sjarif, pewarisan nilai-nilai kearifan lokal dalam
2005:278). Berdasarkan Undang-Undang No konservasi mata air.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa METODE PENELITIAN
konservasi sumber daya alam (mata air) Penelitian dilaksanakan di Desa
meliputi perlindungan, pengawetan, serta Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
pemanfaatan secara lestari. Semarang. Pendekatan yang digunakan adalah
Menurut Mawardi (2012:2006) pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
ketergantungan masyarakat terhadap air teknik pengumpulan data wawancara,
mengakibatkan munculnya kearifan-kearifan observasi, dan studi dokumentasi. Teknik
lokal yang berkaitan dengan air dan analisis deskriptif kualitatif. Informan pada
penghormatan terhadap air sebagai sumber penelitian ini meliputi juru kunci Mata Air
kehidupan. Setyowati (2012:4) menyatakan Senjoyo, tokoh masyarakat, dinas terkait,
bahwa kearifan lokal merupakan kegiatan, masyarakat umum, pedagang, juru parkir, dan
pengetahuan, dan kepercayaan suatu pengunjung. Pengujian terhadap validitas
masyarakat dalam mengelola alam yang hasil penelitian dilakukan menggunakan
berorientasi pada kelestarian lingkungan. perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi
Kearifan lokal meliputi nilai, norma, data.
kepercayaan, etika, adat istiadat, dan aturan-
aturan khusus (Sartini, 2009; Setyowati, HASIL DAN PEMBAHASAN
2012). Kearifan lokal juga terdapat pada 1. Kondisi Mata Air Senjoyo
pepatah dan cerita rakyat (Hardati, 2015; Kawasan Senjoyo terletak di Dusun
Ridwan, 2007). Jubug, Desa Tegalwaton. Kawasan Senjoyo
Secara umum kearifan lokal muncul memiliki tujuh mata air yang disucikan yaitu
melalui proses internalisasi yang panjang dan tersaji pada Tabel 1.
berlangsung turun temurun sebagai akibat Tabel 1. Tujuh Mata Air di Kawasan Lindung
interaksi antara manusia dengan Senjoyo dan Pemanfaatannya
lingkugannya. Proses evaluasi yang panjang No Nama Pemanfaatan
ini bermuara pada munculnya sistem nilai Mata
yang terkristalisasi dalam bentuk hukum adat, Air
kepercayaan, dan budaya setempat (Ernawi, 1. Umbul Air dari Umbul Senjoyo
2009:7). Kearifan lokal yang tetap dijalankan Senjoyo digunakan untuk pasokan air
PDAM Kabupaten Semarang,
dalam memelihara mataair Senjoyo, sehingga
PT. Damatex, selain itu
membuat Desa Tegalwaton tidak pernah limpasannya digunakan untuk
mengalami kekeringan. Keberadaan kearifan mandi, menjalankan ritual serta
lokal masih tetap dijalankan yaitu adat istiadat untuk irigasi sawah.
upacara dawuhan, ritual padusan, ritual 2. Sendang Air dari sendang putri digunakan
kungkum, serta norma. Keberadaan kearifan Putri untuk pasokan PDAM Kota
Salatiga.

37
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

3. Sumur Air dari sumur bandung 2. Tidak gan


Bandung digunakan Batalyon Yonif 411 melakukan pohon.
Kota Salatiga. kerusakan 2. Tidak
4. Sumber Air dari sumber gojek digunakan terhadap melakuk
Gojek pasokan dari PDAM Kota kawasan an
Salatiga. sekitar kerusaka
5. Sumber Air dari sumber teguh digunakan senjoyo. n
Teguh untuk keperluan masyarakat, 3. Melakukan terhadap
irigasi sawah, serta biasa diambil bersih- kawasan
oleh pemerintah Kab. Semarang, bersih, sekitar
Kota Salatiga, Kab. Boyolali perawatan senjoyo.
untuk pasokan daerah yang setiap satu
kekeringan saat musim kemarau, tahun sekali
dengan biaya Rp 20.000,00 per dalam
tangki. upacara
6. Tuk Air dari sendang kakung dawuhan.
Lanang digunakan untuk keperluan 4. Membersih
masyarakat, yaitu mencuci, kan sekitar
maupun dialirakan untuk irigasi Kawasan
sawah. Lindung
7. Tuk Air dari tuk sewu digunakan satu bulan
Sewu untuk keperluan masyarakat, sekali di
yaitu mencuci, maupun hari Jumat
dialirakan untuk irigasi sawah. pada awal
Sumber: Data Penelitian, diolah 2016 bulan, bagi
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat para
bahwa setiap mata air memiliki yang berbeda- pedagang.
beda, namun sebagian besar digunakan untuk 5. Membersih
kan
keperluan pengairan sawah atau irigasi. Sendang
Senjoyo
2. Peran Masyarakat dan Pengunjung utama oleh
dalam Mengkonservasi Mata Air juru kunci
Konservasi sumber daya alam (mata setiap pagi.
air) berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 6. Membersih
meliputi tiga hal, yaitu perlindungan sumber kan
daya alam, pengawetan sumber daya alam, Sendang
serta pemanfaatan secara lestari sumber daya Senjoyo
alam. Peran masyarakat dan pengunjung Desa oleh PDAM
Tegalwaton dalam konservasi mata air tersaji Kota
Salatiga
pada Tabel 2. setiap 2
Tabel 2. Peran Masyarakat dan minggu
Pengunjung dalam Konservasi Mata Air sekali
N Konservas Peran Peran 2. Pengaweta 1. Mencuci 1. Mencuci
o i Mata Air Masyarakat Pengunjun n baju, motor, baju,
g Penggunaa karpet motor,
1. Perlindung 1. Tidak 1. Tidak n Air memanfaatk karpet
an Mata melakukan melakuk an aliran air memanf
Air penebangan an dari mata aatkan
pohon. peneban air. aliran air
38
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

2. Mandi di dari
sendang. mata air. Gambar 2. Grafik Peran Pelindungan Mata
2. Mandi di Air oleh Pengunjung dan Masyarakat
sendang.
3. Pemanfaat Tidak Tidak Pada Gambar 2 menunjukkan perbedaan
an secara membuang membuang
peran masyarakat dan pengunjung dalam
lestari sampah sampah
Mata Air disendang disendang perlindungan mata air. Berdasarkan grafik
Sumber: Data Penelitian, diolah 2016 tersebut dapat diketahui bahwa peran
Pada Tabel 2. peran masyarakat Desa masyarakat dalam perlindungan lebih besar
Tegalwaton dalam perlindungan mata air dibandingkan dengan peran pengunjung.
dilakukan dengan tetap menjalakan kearifan Upaya pengawetan penggunaan air dilakukan
lokal. Hal tersebut sesuai dengan UU No 32 masyarakat dan pengunjung dengan jalan
Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa peran memanfaatkan aliran air. Masyarakat dan
masyarakat dapat dilakukan dengan cara pengunjung sama-sama melakukan kegiatan
mengembangkan dan menjaga budaya dan dalam pengawetan air yaitu mencuci baju,
kearifan lokal dalam rangka fungsi motor, karpet serta mandi dengan
pelestarian lingkungan hidup. Kearifan lokal memanfaatkan aliran air yang ada. Dengan
yang terdapat pada masyarakat Desa demikian, masyarakat dan pengunjung tidak
Tegalwaton termasuk dalam upaya perlu untuk membuang-buang air untuk
perlindungan mata air terlihat pada Gambar 1 keperluan tersebut sehingga penggunaannya
yang merupakan kegiatan gotong royong lebih efisien.
dalam upacara dawuhan. Upaya pemanfaatan secara lestari
dilakukan dengan tidak membuang sampah
pada Sendang Senjoyo, tetapi pada tempat
sampah yang telah disediakan. Namun
dibeberapa titik masih terdapat banyak
sampah yang berserakan, hal tersebut
dikarenakan tidak adanya fasilitas
pembuangan sampah. Pemanfaatan air secara
lestari kurang mendapat perhatian mengingat
kegiatan masyarakat dalam pengawetan
penggunaan air turut andil dalam proses
pencemaran air. Sehingga perlu dibuatkan
Gambar 1. Masyarakat sedang Membersihkan tempat khusus untuk keperluan masyarakat
Sekitar Mata Air dan perlu dibuatkan tempat pengolahan air
Sumber: www.flickr.com/photos, limbah sebelum disalurkan menjadi air
diakses 5 Maret 2016 irigasi..
Perbedaan antara peran masyarakat dan
pengunjung juga Gambar 2 berikut. 3. Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada
Masyarakat Desa Tegalwaton
120% Tidak Melakukan penebangan
pohon Kearifan lokal yang terdapat pada
100%

80%
Tidak melakukan kerusakan
terhadap Kawasan Lindung
Senjoy o
masyarakat Desa Tegalwaton, yaitu berupa
60%
Melak uk an bersih-bersih dan
perawatan setiap satu tahun
sekali dalam upacara dawuhan
norma, cerita rakyat, nilai, dan pepatah.
40%
Membersihkan Kawasan
Lindung Senjoyo satu Norma-norma pada Kawasan Lindung
bulansekali di hari Jum at
20%
Membersihkan sendang
senjoyo setiap pagi oleh juru
Senjoyo tersaji dalam Tabel 3.
kunci
0%
Perlindungan Mata Air Perlindungan Mata Air
Membersihkan sendang
senjoyo oleh PDAM Kotta
Tabel 3. Norma Kearifan Lokal dalam
Salatiga 2 minggu sekali
oleh masyarak at oleh pengunjung

39
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa


norma yang terdapat pada masyarakat Desa
Konservasi Mata Air Tegalwaton terutama kawasan Mata Air
Norma dalam Kearifan Lokal Senjoyo sangat beranekaragam. Sedangkan
N Kegiatan Makna bagi Makna pada Gambar 3 menunjukkan grafik terkait
o Masyarakat Konserv presentase pendapat masyarakat dari informan
asi Mata tentang keberadaan norma dalam Kawasan
Air Senjoyo.
1. Tidak mandi Penghormata Menjaga
dalam n terhadap air air 120%
keadaan haid yang sendang 100%
dianggap suci selalu 80%
dalam 60%
keadaan 40%
bersih 20%
dan suci 0%
2 Tidak melakukan Kepercayaan Perlindu Norma Kearifan Lokal dalam Konservasi
Mata Air
. penebangan masyarakat ngan
pohon dan adanya terhadap
kerusakan danyang daerah Gambar 3. Grafik Presentase Pendapat
pelepasa
Masyarakat terkait Norma Kearifan Lokal
n (mata
air)
Sumber: Data Penelitian, diolah 2016
3 Tidak buang air Sikap Menjaga
. sembarang masyarakat kebersiha Pada Gambar 3 menunjukkan
tempat menjaga n persentase pendapat masyarakat tentang
sopan santun larangan-larangan yang terdapat pada
4 Menggunakan Bentuk Menjaga Kawasan Lindung Senjoyo. Berdasarkan
. Sendang Senjoyo penghormata air dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa
utama untuk n terhadap air keadaan masyarakat mengetahui norma-norma yang
mandi dan ritual yang bersih, ada. Adat istiadat sebagai unsur dari kearifan
dianggap suci serta lokal perlu diwariskan. Adat istiadat pada
bagi bentuk Mata Air Senjoyo tersaji pada Tabel 4.
masyarakat pengenda
Tabel 4. Adat Istiadat Kearifan Lokal dalam
lian
pencema Konservasi Mata Air
ran air N Adat Istiadat dalam Kearifan Lokal
5 Tidak memakai Bentuk - o Kegiatan Makna bagi Makna
. baju berwarna penghormata Masyarakat Konservasi
hijau, n terhadap Mata Air
menggunakan penunggu/da 1. Upacara 1. Ungkapan 1. Menjaga
blangkon,mengg nyang sekitar Dawuhan syukur kepada kebersiha
unakan kemben Mata Air Tuhan Yang n mata air
Senjoyo Maha Kuasa 2. Melakuka
6 Mengambil ikan Menjaga Konserva telah n
. menggunakan keberlanjutan si sumber memberikan perawatan
alat tradisional ikan-ikan daya sumber pohon
hayati kehidupan sebagai
Sumber: Data Penelitian, diolah 2016 berupa air bentuk
2. Upaya dari
40
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

masyarakat perlindun
100%
memohon gan mata
kepada Tuhan air 80%
agar 60%
masyarakat 40%
dilindungi 20%
Sing Mbau
0%
Rekso dan
Makna 1 Makna 2
debit harapkan
tetap
2. Ritual Mensucikan diri Memiliki
Padusan di bulan nilai Gambar 4. Grafik Prsentase Pendapat
ramadhan sipiritual Gambar 5. Grafik Presentase Pendapat
lantaran mata air sehingga Masyarakat terkait Makna Upacara Dawuhan
tidak akan Masyarakat terkait Ritual Kungkum
berani Sumber: Data Penelitian, diolah 2016
melakukan Sumber: Data Penelitian, diolah 2016
kerusakan
3. Ritual 1. Mensucikan Memiliki Gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa
Kungku jasmani dan nilai dari informan sebanyak 60% mengatakan
m rohani serta sipiritual bahwa upacara dawuhan sebagai bentuk
meminta sehingga ungkapan syukur kepada Tuhan. Sedangkan
keberkahan tidak berani
40% mengatakan upacara dawuhan sebagai
agar hajatnya melakukan
terkabul. kerusakan
upaya masyarakat memohon kepada Tuhan agar
2. Mensucikan masyarakat dilindungi Sing Mbau Rekso dan debit
diri jasmani harapkan tetap. Serangkaian upacara dawuhan
dan rohani tersaji pada Gambar 6a, 6b, 6c, 6d.
lantaran air
dari Mata Air
Senjoyo
Sumber: Data Penelitian, diolah 2016
Pada Tabel 4 diatas setiap adat istiadat
memiliki makna tersendiri bagi masyarakat,
sekaligus terselubung tujuan-tujuan untuk
melakukan konservasi mata air. Pada upacara
dawuhan dan ritual kungkum terdapat dua
pendapat masyarakat terkait makna adat
istiadat tersebut bagi masyarakat. Gambar 6a.Masyarakat gotong royong
membersihkan sekitar mata air
80%
Gambar 6b. Masyarakat melakukan
60% pemotongan ayam di dekat mata air
(Foto: www.flickr.com/photos, diakses 5
40% Maret 2016)
20%

0%
Makna 1 Makna 2

41
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian,


2016
Pada Gambar 7 menunjukkan nilai-nilai
Gambar 6c.Masyarakat memanggang ayam luhur yang terdapat pada kearifan lokal
di sekitar mata air masyarakat Desa Tegalwaton dalam
Gambar 6d. Masyarakat tahlilan dilanjut konservasi mata air. Presentase tersebut
makan bersama di Kawasan Senjoyo menunjukkan presentase masyarakat yang
(Foto: www.flickr.com/photos, diakses 5 mengakui keberadaan nilai-nilai luhur
Maret 2016) tersebut. Berdasarkan data yang ada
kemudian dianalisis hingga memunculkan 10
Pada Gambar 6a,b,c,d merupakan nilai-nilai luhur sebagai nilai kearifan lokal
serangkaian dalam upacara dawuhan yang yang tepat untuk diwariskan kepada generasi-
dilaksanakan satu tahun sekali pada bulan generasi berikutnya.
Agustus atau September di hari Jumat Legi. Nilai-nilai kearifan lokal diwariskan
Kearifan lokal juga sering kali kepada generasi penerus melalui pedidikan
diungkapkan dalam bentuk cerita rakyat dan informal, yaitu melalui keluarga dan
pepatah (Hardati, 2015). Masyarakat Desa masyarakat. Melalui sosialisasi, dan
Tegalwaton memiliki sebuah cerita rakyat enkulturasi masyarakat Desa Tegalwaton
yang berupa legenda. Legenda Sendang terutama Dusun Jubug mengetahui dan
Senjoyo dipercayai keberadaanya oleh menjalankan apa yang menjadi pedoman
masyarakat. Selain itu juga terdapat pepatah, mereka dalam bermasyarakat. Berdasarkan
sebagaimana yang diutarakan Bapak Hajo hal tersebut model pewarisan pada
Djasmin, yaitu ” Sabeja-bejane wong kang masyarakat Desa Tegalwaton, yaitu pewarisan
lali, isih beja wong kang eling lan waspada”. tegak dan pewarisan miring. Hal tersebut
Harus tetap ingat kepada yang memiliki diperkuat oleh Rahayu, dkk. (2014) yang
hidup, yaitu Allah SWT. Harus tetap ingat menjelaskan bahwa kearifan lokal sebagai
terhadap norma-norma serta nilai-nilai yang bentuk budaya masyarakat diajarkan kepada
berlaku di masyarakat. Pada kearifan lokal generasi selanjutnya secara turun temurun
mengandung nilai-nilai luhur yang berlaku melalui lembaga nonformal. Tetapi hal
dalam tata kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tersebut tidak berlaku saat ini mengingat pada
luhur pada Gambar 7 tercermin dalam norma, Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
cerita rakyat, pepatah, serta adat istiadat yang Geografi telah ada Kompetensi Dasar terkait
berlaku. kearifan lokal, selain itu masyarakat sudah
mulai aktif mempublikasikan kearifan lokal
Nilai pelestarian mata air
dalam media sosial, lewat facebook, blogger,
Nilai kecendekiaan twiter, ataupun instagram.
Nilai pengorbanan
Nilai kebersamaan
Nilai spiritual
Nilai kewaspadaan PENUTUP
Nilai solidaritas
Nilai gotong royong
1. Kondisi debit Mata Air Senjoyo tidak
Nilai kerukunan dipengaruhi oleh musim, hal tersebut
Nilai kesopanan
menandakan bahwa mata air selalu
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
mengalir dimusim kemaru maupun
Gambar 7. Grafik Presentase penghujan. Mata Air Senjoyo merupakan
Masyarakat terkait Nilai Kearifan Lokal mata air yang disucikan oleh masyarakat.

42
Indonesian Journal of Conservation Volume 06 (01), Tahun 2017

2. Peran masyarakat Desa Tegalwaton Kabupaten Dhamasraya Provinsi


dalam konservasi sumber daya air sangat Sumatera Barat. Prosiding disajikan
beragam. Keberagaman terlihat dari dalam Seminar Nasional Pengelolaan
peran masyarakat dalam menjalankan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
tradisi maupun kegiatan lain yang Semarang, 11 September 2012
merupakan inisiatif-inisiatif dari Rahayu, Nuryani Tri., Setyarto, dan Agus
masyarakat. Efendi. 2014. Model Pewarisan
3. Kearifan lokal yang terdapat pada NilaiNilai Budaya Jawa melalui
masyarakat Desa Tegalwaton, khususnya Upacara Ritual. Jurnal Ilmu
Dusun Jubug berupa berbagai norma,
Komunikasi. 12 (01) :55-69.
adat istiadat yaitu upacara dawuhan, http://jurnal.upnyk.ac.id (diakses
ritual padusan, dan ritual kungkum, serta tanggal 4 Januari 2015)
legenda Mata Air Senjoyo, pepatah serta
nilai-nilai luhur yang berlaku dalam Ridwan, Muhammad dan Diagal Wisnu
masyarakat. Kearifan lokal yang ada Pamungkas. 2015. Keanekaragaman
membuat masyarakat tidak berani untuk Vegetasi Pohon di sekitar Mata Air
melakukan kerusakan. di Kecamatan Panekan, Kabupaten
4. Bertahannya kearifan lokal sampai saat Magetan, Jawa Timur. Prosiding
ini dikarenakan adanya proses sosialisasi, disajikan dalam Seminar Nasional
internalisasi, dan enkulturasi. Model Masyarakat Biodiversitas Indonesia.
pewarisan pada juru kunci dan September 2015.
masyarakat luas berupa model pewarisan http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id
tegak dan pewarisan miring. (diakses tanggal 4 April 2015).
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal
Nusantara Sebuah Kajian Filsafati.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Filsafat. 37 (02) :111-120.
http://dgi-indonesia.com (diakses
Hardati, Puji., Setyowati, DL., Saratri tanggal 14 November 2015)
Wilonoyudho., Nana Kariada., dan
Asep Purwo. 2015. Pendidikan Setyowati, DL., Qomariah., Hendro Ari
Konservasi. Semarang: Magnum Wibowo., dan Dany Miftah . 2012.
Kearifan Lokal dalam Menjaga
Kodotie, Robert J dan Roestam Syarief. 2005. Lingkungan Pengairan, Kepulauan,
Pengelolaan Sumber Daya Air. dan Pegunungan. Semarang:
Yogyakarta: Andi Sanggar Press
Lexy, Moleong.2010. Metode Penelitian Tillar. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, dan
Kualitatif. Bandung: Remaja Masyarakat Madani. Magelang:
Rosdakarya IndonesiaTera
Mawardi, Muhjidin. 2012. Rekayasa Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Konservasi Tanah dan Air. 32 Tahun 2009 tentang
Yogyakarta: Bursa Ilmu Perlindungan dan Pengelolaan
Pawarti, Amin., Hartuti Purnaweni, dan Didi Lingkungan Hidup (www.gwp.org
Dwi Anggoro. 2012. Nilai diakses tgl 01 Januari 2016
pelestarian lingkungan dalam
kearifan lokal Lubuk Larangan
Ngalau Agung di Kampuang Surau
43

You might also like