Professional Documents
Culture Documents
Relaksasi Kecemasan3
Relaksasi Kecemasan3
Bedah Abdomen
Abstract: Deep Breath Relaxation Therapy on Decreasing Anxiety Level in Patients With
Pre Operative Abdominal Surgery. Anxiety is a subjective experience of a person and an
emotion like an uncertain sense of concern. One of the anxiety stressors is surgery. The objective
of the study was to know the effect of deep breath relaxation therapy on decreasing anxiety level in
patients with pre operative abdominal surgery. This research uses pre experimental design
approach with one group pretest posttest design. This research was held on April 2017 at Surgery
Room of Jendral Ahmad Yani Metro City. Sampling technique using non-probability sampling by
purposive sampling, obtained as many as 32 respondents based on the calculation using the
formula of the sample proportion estimation. Bivariate analysis using paired t test (paired sample t
test). The results of this study showed anxiety level in patients with pre operative abdominal
surgery before being given deep breath relaxation therapy has an average anxiety index score of
54.59 (moderate anxiety) and anxiety level in patients with preoperative abdominal surgery after
being given deep breath relaxation therapy has an anxiety index score of 49.56 (mild anxiety) and
a decrease of 5.03. The results of this study are expected to be a reference to the use of deep breath
relaxation therapy in accordance Standard Operational Procedures to decrease anxiety levels in pre
operative patients using Leaflet.
Abstrak: Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah
Abdomen. Kecemasan adalah pengalaman subjektif dari seseorang dan merupakan sebuah emosi
seperti rasa kekhawatiran yang tidak jelas. Salah satu stressor kecemasan adalah tindakan operasi
atau pembedahan. Tujuan penelitian diketahuinya pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah abdomen. Penelitian ini
menggunakan pendekatan pre experimental design dengan rancangan one group pretest
posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2017 di Ruang Bedah RSUD Jendral Ahmad
Yani Metro. Teknik sampling menggunakan non probability sampling secara purposive
sampling, didapatkan sebanyak 32 responden berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
besar sampel estimasi proporsi. Analisa bivariate menggunakan uji t berpasangan (paired
sample t test). Hasil penelitian diperoleh tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah
abdomen sebelum diberikan terapi relaksasi nafas dalam mempunyai rata-rata skor indeks
kecemasan 54,59 (kecemasan sedang) dan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah
abdomen setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam mempunyai rata-rata skor indeks
kecemasan 49,56 (kecemasan ringan) dan terjadi penurunan sebesar 5,03. Saran penelitian ini
diharapkan dapat menjadi rujukan penggunaan terapi relaksasi nafas dalam sesuai Standar
Operasional Prosedur untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan
menggunakan media Leaflet.
Kata kunci: Terapi relaksasi, Tingkat kecemasan, Pre operasi bedah abdomen
257
Rokawie, Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen 258
dalam proses persiapan operasi karena mental Kecemasan yang tinggi dapat memberikan efek
pasien yang tidak siap dapat mempengaruhi dalam mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh
kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa yang ditandai dengan adanya peningkatan
muncul pada pasien pre operasi adalah tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi,
kecemasan. peningkatan frekuensi napas (Muttaqin & Sari,
Kecemasan adalah kekhawatiran yang 2009). Karena dengan adanya tanda-tanda tersebut
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan maka biasanya operasi akan ditunda oleh dokter
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. sehingga menghambat penyembuhan penyakit pada
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang klien. Disini peran perawat sangatlah diperlukan
spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif untuk melakukan intervensi kepada pasien dari
dan didokumentasikan secara interpersonal. pre hingga post operasi. Perawat dapat
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang melakukan terapi-terapi seperti terapi relaksasi,
merupakan penilaian intelektual terhadap distraksi, meditasi, imajinasi. Dalam penelitian
bahaya. Kecemasan adalah respons emosional ini peneliti memilih melakukan terapi relaksasi.
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk Terapi relaksasi adalah tehnik yang
menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup. didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh
Gangguan kecemasan merupakan masalah berespon pada ansietas yang merangsang
psikiatri yang paling sering terjadi di Amerika pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Serikat (Stuart, 2006). Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan
Kecemasan adalah sebuah emosi dan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan
pengalaman subjektif dari seseorang. kepala ditopang dalam posisi berbaring atau
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan duduk di kursi. Hal utama yang dibutuhkan
yang membuat seseorang tidak nyaman dan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien
terbagi dalam tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan posisi yang nyaman, klien dengan
dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang
berdaya (Kusumawati & Hartono, 2011). tenang (Asmadi, 2009).
Kecemasan adalah diagnosa keperawatan Terapi relaksasi memiliki berbagai
utama yang dialami pasien pre operasi. macam yaitu latihan nafas dalam, masase,
Kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja, relaksasi progresif, imajinasi, biofeedback, yoga,
kemungkinan kehilangan pekerjaan, tanggung meditasi, sentuhan terapeutik, terapi musik,
jawab mendukung keluarga, dan ancaman serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, &
ketidakmampuan permanen yang lebih jauh, Snyder, 2010). Teknik relaksasi yang lebih
memperberat ketegangan emosional yang dipilih untuk menurunkan kecemasan pada
sangat berat yang diciptakan oleh prospek pasien pre operasi yaitu teknik relaksasi nafas
pembedahan. Kekhawatiran nyata yang lebih dalam. Dalam terapannya terapi relaksasi nafas
ringan dapat terjadi karena pengalaman dalam lebih mudah dipelajari dan diterapkan
sebelumnya dengan sistem perawatan kesehatan oleh para pasien nantinya, serta keuntungannya
dan orang-orang yang dikenal pasien dengan menggunakan terapi nafas dalam ini adalah
kondisi yang sama. Akibatnya, perawat harus waktu dan dana yang dikeluarkan tidak terlalu
memberikan dorongan untuk mengungkapkan, banyak dibandingkan terapi relaksasi yang lain.
dan harus mendengarkan, harus memahami, dan Penelitian Rafsanjani (2015) Pasien di Ruang
memberikan informasi yang membantu Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
menyingkirkan kekhawatiran tersebut. Keluasan Lampung yang akan menjalani operasi sebagian
reaksi pasien pada banyak faktor, meliputi besar mengalami kecemasan dan menunjukkan
ketidaknyamanan dan perubahan-perubahan bahwa dari 26 orang responden terdapat 3 orang
yang diantisipasi-baik fisik, finansial, yang memiliki kecemasan dalam kategori ringan, 10
psikologis, spiritual, atau sosial-dan hasil akhir orang dalam kategori sedang, dan 7 orang dalam
pembedahan yang diharapkan. Akankah kategori berat.
pembedahan tersebut memperbaiki keadaan. Hasil pre survey yang dilakukan oleh
Akankah pembedahan tersebut mengakibatkan peneliti di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
ketidakmampuan. Apakah ini hanya merupakan Provinsi Lampung didapatkan jumlah pasien
tindakan sementara dalam kondisi kronik pre operasi pada bulan Desember 2016 di ruang
(Smeltzer & Bare, 2002). Kutilang terdapat 58 pasien, 18 diantaranya
Kecemasan perlu mendapat perhatian dan merupakan pasien pembedahan laparatomi, dan
intervensi keperawatan karena keadaan di ruang Mawar terdapat 60 pasien pre operasi,
emosional pasien yang akan berpengaruh 6 diantaranya merupakan pasien pembedahan
kepada fungsi tubuh pasien menjelang operasi. laparatomi.
259 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 257-262
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan 18-25 tahun (Dewasa muda) sebanyak 10
tindakan relaksasi nafas dalam adalah 5,03. Hasil responden (31,3%.). Masa dewasa adalah masa
uji statistik dengan uji t-dependent didapatkan yang penuh dengan ketegangan emosional.
perhitungan p-value (0,000)<α (0.05) yang Ketegangan emosional seringkali ditampakkan
berarti ha diterima sehingga dapat disimpulkan dalam kekhawatiran. Kekhawatiran yang timbul
bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor indeks pada umumnya bergantung pada tercapainya
kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi penyesuaian terhadap persoalan yang dihadapi
relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi pada saat tertentu. Ketidakmampuan dalam
bedah abdomen. mengatasi masalah akan menyebabkan gangguan
Hal ini diperkuat dengan teori Smeltzer & emosional (Puspita, Armiyati, & Arif, 2014).
Bare (2002) yang menyatakan bahwa tujuan Penelitian ini diketahui bahwa kecemasan
teknik relaksasi napas dalam adalah untuk terbanyak dialami oleh responden dengan tingkat
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara Pendidikan Dasar sebanyak 17 responden
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, (53,1%). Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress, semakin tinggi pendidikan, makan ia akan mudah
baik stress fisik maupun emosional yaitu menerima hal baru dan akan mudah
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan menyesuaikan dengan hal baru tersebut.
kecemasan. Responden yang berpendidikan tinggi lebih
Hasil ini sesuai dengan penelitian mampu menggunakan pemahaman dalam
Rafsanjani (2015) Kecemasan pasien pre operasi merespon kejadian secara adaptif dibandingkan
kelompok eksperimen, dari 26 responden kelompok responden yang berpendidikan rendah.
diperoleh hasil kecemasan berat; dari 27% Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
menjadi 15,3%, kecemasan sedang; dari 38,4% semakin rasional keputusan yang diambil.
menjadi 30,7%, kecemasan ringan; dari 11,5% Kondisi ini menunjukkan respon cemas
menjadi 27%, tidak ada kecemasan; dari 23,1% cenderung pada responden yang berpendidikan
menjadi 27%. Maka dapat disimpulkan ada rendah karena rendahnya pemahaman terhadap
perbedaan antara tingkat kecemasan sebelum dan kejadian sehingga membentuk persepsi yang
sesudah dilakukan terapi relaksasi. menakutkan dalam merespon kejadian. Semakin
Penelitian ini juga terkait dengan tinggi tingkat pendidikan seseorang akan lebih
penelitian Sudarsih (2012) Diperoleh tingkat mudah dalam menerima informasi tentang
kecemasan pada pasien pre operasi appendisitis keadaannya. Sehingga seseorang akan lebih
di Ruang Perawatan Rumah Sakit Imanuel mengerti tentang cara penatalaksanaan terhadap
sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam tindakan dalam mengendalikan kecemasan
mempunyai nilai rata-rata 33,6 (ringan sampai dengan mekanisme koping yang efektif.
sedang) dan tingkat kecemasan pada pasien pre Sebaliknya jika pendidikan rendah maka sulit
operasi sesudah diberikan teknik relaksasi nafas menerima atau merespon kecemasan yang sedang
dalam mempunyai nilai rata-rata 21,4 (tidak dialami.
cemas) dan terjadi penurunan sebesar 12,2. Hal Penelitian ini diketahui bahwa perbedaan
ini dapat disimpulkan bahwa pemberian teknik rata-rata skor indeks kecemasan pre operasi
relaksasi nafas dalam mempengaruhi penurunan sebelum dan setelah diberikan tindakan relaksasi
tingkat kecemasan. nafas dalam pada responden yang dilakukan
Penelitian ini semua responden mengalami pengukuran 1 hari mengalami penurunan rata-
tindakan pembedahan untuk pertama kalinya, hal rata indeks kecemasan sebanyak 4,00, pada
ini mungkin yang menyebabkan responden responden yang dilakukan pengukuran 2 hari
mengalami kecemasan karena ketidaktahuan mengalami penurunan rata-rata indeks
akan pengalaman pembedahan. Hal ini diperkuat kecemasan sebanyak 6,18, dan pada responden
dengan teori Muttaqin & Sari (2009) yang yang dilakukan pengukuran >2 hari mengalami
menyatakan bahwa pasien yang akan menjalani penurunan rata-rata indeks kecemasan sebanyak
operasi akan mengalami dampak psikologis. 7,00. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul semakin lama tindakan relaksasi nafas dalam
adalah kecemasan yang terekspresikan dalam dilakukan, akan semakin menurunkan indeks
berbagai bentuk seperti marah, menolak, atau kecemasan.
apatis terhadap kegiatan keperawatan. Semua itu Hasil penelitian disimpulkan bahwa terapi
akibat dari adanya ketidaktahuan akan relaksasi nafas dalam berpengaruh terhadap
pengalaman pembedahan. penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre
Penelitian ini diketahui bahwa kecemasan operasi bedah abdomen di Ruang Bedah RSUD
terbanyak dialami oleh responden yang berumur Jendral Ahmad Yani Metro Tahun 2017.
Rokawie, Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen 262
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2009. Tehnik Prosedural Keperawatan: Penurunan Kecemasan pada Pasien Pre
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Operasi Bedah Mayor Abdomen di RSUD
Klien. Jakarta: Salemba Medika. Tugurejo Semarang. Karya Ilmiah S. 1
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. Ilmu Keperawatan.
2010. Buku Ajar Fundamental Rafsanjani, H. 2015. Pengaruh Terapi Relaksasi
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Ed.7, Vol.1&2. Jakarta: EGC. Operasi di Ruang Bedah RSUD Dr. H.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. 2011. Buku Ajar Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar
Medika. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Muttaqin, A., & Sari, K. 2009. Asuhan Suddarth. Edisi 8. Vol. 1. Jakarta: EGC.
Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan
dan Aplikasi. Jakarta: EGC. Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Sudarsih, W. 2012. Perbedaan Tingkat
& Aplikasi Edisi Revisi 2010. Jakarta: Kecemasan Pasien Pre Operasi
Rineka Cipta. Appendisitis Sebelum dan Sesudah
Puspita, N. A., Armiyati, Y., & Arif, S. 2014. Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Efektifitas Waktu Penerapan Teknik di Ruang Perawatan Rumah Sakit Imanuel
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Bandar Lampung.