You are on page 1of 6

Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Bedah Abdomen

Agung Octa Nihando Rokawie1, Sulastri2, Anita3


1,2,3
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Email: agung.nihando@gmail.com

Abstract: Deep Breath Relaxation Therapy on Decreasing Anxiety Level in Patients With
Pre Operative Abdominal Surgery. Anxiety is a subjective experience of a person and an
emotion like an uncertain sense of concern. One of the anxiety stressors is surgery. The objective
of the study was to know the effect of deep breath relaxation therapy on decreasing anxiety level in
patients with pre operative abdominal surgery. This research uses pre experimental design
approach with one group pretest posttest design. This research was held on April 2017 at Surgery
Room of Jendral Ahmad Yani Metro City. Sampling technique using non-probability sampling by
purposive sampling, obtained as many as 32 respondents based on the calculation using the
formula of the sample proportion estimation. Bivariate analysis using paired t test (paired sample t
test). The results of this study showed anxiety level in patients with pre operative abdominal
surgery before being given deep breath relaxation therapy has an average anxiety index score of
54.59 (moderate anxiety) and anxiety level in patients with preoperative abdominal surgery after
being given deep breath relaxation therapy has an anxiety index score of 49.56 (mild anxiety) and
a decrease of 5.03. The results of this study are expected to be a reference to the use of deep breath
relaxation therapy in accordance Standard Operational Procedures to decrease anxiety levels in pre
operative patients using Leaflet.

Keywords: Relaxation therapy, Anxiety levels, Preoperative abdominal surgery

Abstrak: Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah
Abdomen. Kecemasan adalah pengalaman subjektif dari seseorang dan merupakan sebuah emosi
seperti rasa kekhawatiran yang tidak jelas. Salah satu stressor kecemasan adalah tindakan operasi
atau pembedahan. Tujuan penelitian diketahuinya pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah abdomen. Penelitian ini
menggunakan pendekatan pre experimental design dengan rancangan one group pretest
posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2017 di Ruang Bedah RSUD Jendral Ahmad
Yani Metro. Teknik sampling menggunakan non probability sampling secara purposive
sampling, didapatkan sebanyak 32 responden berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
besar sampel estimasi proporsi. Analisa bivariate menggunakan uji t berpasangan (paired
sample t test). Hasil penelitian diperoleh tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah
abdomen sebelum diberikan terapi relaksasi nafas dalam mempunyai rata-rata skor indeks
kecemasan 54,59 (kecemasan sedang) dan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah
abdomen setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam mempunyai rata-rata skor indeks
kecemasan 49,56 (kecemasan ringan) dan terjadi penurunan sebesar 5,03. Saran penelitian ini
diharapkan dapat menjadi rujukan penggunaan terapi relaksasi nafas dalam sesuai Standar
Operasional Prosedur untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan
menggunakan media Leaflet.

Kata kunci: Terapi relaksasi, Tingkat kecemasan, Pre operasi bedah abdomen

Operasi atau pembedahan merupakan operasi dilakukan setiap tahun berpotensi


salah satu tindakan medis yang penting dalam komplikasi dan kematian (Puspita, Armiyati, &
pelayanan kesehatan dan bertujuan untuk Arif, 2014). Sehingga prosedur operasi secara
menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan, tidak langsung akan mempengaruhi psikologi
dan komplikasi (Puspita, Armiyati, & Arif, pasien.
2014). Salah satu jenis tindakan operasi adalah Prosedur operasi akan memberikan suatu
bedah abdomen. reaksi emosional bagi pasien seperti ketakutan atau
Penelitian di 56 negara dari 192 negara perasaan tidak tenang, marah, dan kekhawatiran
anggota World Health Organization (WHO) (Muttaqin & Sari, 2009). Persiapan mental
tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur merupakan hal yang tidak kalah pentingnya

257
Rokawie, Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen 258

dalam proses persiapan operasi karena mental Kecemasan yang tinggi dapat memberikan efek
pasien yang tidak siap dapat mempengaruhi dalam mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh
kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa yang ditandai dengan adanya peningkatan
muncul pada pasien pre operasi adalah tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi,
kecemasan. peningkatan frekuensi napas (Muttaqin & Sari,
Kecemasan adalah kekhawatiran yang 2009). Karena dengan adanya tanda-tanda tersebut
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan maka biasanya operasi akan ditunda oleh dokter
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. sehingga menghambat penyembuhan penyakit pada
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang klien. Disini peran perawat sangatlah diperlukan
spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif untuk melakukan intervensi kepada pasien dari
dan didokumentasikan secara interpersonal. pre hingga post operasi. Perawat dapat
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang melakukan terapi-terapi seperti terapi relaksasi,
merupakan penilaian intelektual terhadap distraksi, meditasi, imajinasi. Dalam penelitian
bahaya. Kecemasan adalah respons emosional ini peneliti memilih melakukan terapi relaksasi.
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk Terapi relaksasi adalah tehnik yang
menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup. didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh
Gangguan kecemasan merupakan masalah berespon pada ansietas yang merangsang
psikiatri yang paling sering terjadi di Amerika pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Serikat (Stuart, 2006). Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan
Kecemasan adalah sebuah emosi dan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan
pengalaman subjektif dari seseorang. kepala ditopang dalam posisi berbaring atau
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan duduk di kursi. Hal utama yang dibutuhkan
yang membuat seseorang tidak nyaman dan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien
terbagi dalam tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan posisi yang nyaman, klien dengan
dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang
berdaya (Kusumawati & Hartono, 2011). tenang (Asmadi, 2009).
Kecemasan adalah diagnosa keperawatan Terapi relaksasi memiliki berbagai
utama yang dialami pasien pre operasi. macam yaitu latihan nafas dalam, masase,
Kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja, relaksasi progresif, imajinasi, biofeedback, yoga,
kemungkinan kehilangan pekerjaan, tanggung meditasi, sentuhan terapeutik, terapi musik,
jawab mendukung keluarga, dan ancaman serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, &
ketidakmampuan permanen yang lebih jauh, Snyder, 2010). Teknik relaksasi yang lebih
memperberat ketegangan emosional yang dipilih untuk menurunkan kecemasan pada
sangat berat yang diciptakan oleh prospek pasien pre operasi yaitu teknik relaksasi nafas
pembedahan. Kekhawatiran nyata yang lebih dalam. Dalam terapannya terapi relaksasi nafas
ringan dapat terjadi karena pengalaman dalam lebih mudah dipelajari dan diterapkan
sebelumnya dengan sistem perawatan kesehatan oleh para pasien nantinya, serta keuntungannya
dan orang-orang yang dikenal pasien dengan menggunakan terapi nafas dalam ini adalah
kondisi yang sama. Akibatnya, perawat harus waktu dan dana yang dikeluarkan tidak terlalu
memberikan dorongan untuk mengungkapkan, banyak dibandingkan terapi relaksasi yang lain.
dan harus mendengarkan, harus memahami, dan Penelitian Rafsanjani (2015) Pasien di Ruang
memberikan informasi yang membantu Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
menyingkirkan kekhawatiran tersebut. Keluasan Lampung yang akan menjalani operasi sebagian
reaksi pasien pada banyak faktor, meliputi besar mengalami kecemasan dan menunjukkan
ketidaknyamanan dan perubahan-perubahan bahwa dari 26 orang responden terdapat 3 orang
yang diantisipasi-baik fisik, finansial, yang memiliki kecemasan dalam kategori ringan, 10
psikologis, spiritual, atau sosial-dan hasil akhir orang dalam kategori sedang, dan 7 orang dalam
pembedahan yang diharapkan. Akankah kategori berat.
pembedahan tersebut memperbaiki keadaan. Hasil pre survey yang dilakukan oleh
Akankah pembedahan tersebut mengakibatkan peneliti di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
ketidakmampuan. Apakah ini hanya merupakan Provinsi Lampung didapatkan jumlah pasien
tindakan sementara dalam kondisi kronik pre operasi pada bulan Desember 2016 di ruang
(Smeltzer & Bare, 2002). Kutilang terdapat 58 pasien, 18 diantaranya
Kecemasan perlu mendapat perhatian dan merupakan pasien pembedahan laparatomi, dan
intervensi keperawatan karena keadaan di ruang Mawar terdapat 60 pasien pre operasi,
emosional pasien yang akan berpengaruh 6 diantaranya merupakan pasien pembedahan
kepada fungsi tubuh pasien menjelang operasi. laparatomi.
259 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 257-262

Hasil pre survey yang dilakukan oleh HASIL


peneliti di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro
didapatkan jumlah pasien pre operasi pada 1. Jenis Kelamin
bulan Februari 2017 di ruang Bedah terdapat
124 pasien, 35 diantaranya merupakan pasien Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
pembedahan laparatomi. Jenis Kelamin
Fenomena yang ditemukan di rumah sakit Jenis Kelamin n %
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien Laki-laki 16 50,0
yang akan menjalani operasi merasa khawatir Perempuan 16 50,0
dan mengatakan takut akan terjadinya cacat, Total 32 100
takut tidak sembuh, dan takut meninggal.
Penatalaksanaan keperawatan mandiri yang Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
lebih dipilih untuk mengatasinya yaitu dengan jumlah responden laki-laki adalah 16 responden
terapi relaksasi nafas dalam. Oleh karena itu (50,0%) dan perempuan adalah 16 responden
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian (50,0%).
tentang pengaruh terapi relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada 2.Usia
pasien pre operasi bedah abdomen di Ruang
Bedah RSUD Jendral Ahmad Yani Metro Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tahun 2017. Usia
Usia n %
18-25 (Dewasa muda) 10 31,3
26-35 (Dewasa awal) 3 9,4
METODE
36-45 (Dewasa akhir) 3 9,4
46-55 (Lansia awal) 7 21,8
Jenis penelitian ini adalah penelitian 56-65 (Lansia akhir) 4 12,5
kuantitatif dengan pre experimental design yang >65 (Manula) 5 15,6
diperluas dengan rancangan one group pretest- Total 32 100
posttest. Penelitian ini akan memberikan
intervensi pada subyek dengan cara melakukan Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa usia
observasi tingkat kecemasan pasien pre operasi responden terbanyak adalah usia 18-25 tahun
(pretest) yang dilakukan minimal sehari sebelum (Dewasa muda) sebanyak 10 responden (31,3%).
tindakan operasi menggunakan lembar penilaian
kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale pada 3. Jenjang Pendidikan
responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
telah menandatangani informed consent. Setelah Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
dilakukan penilaian kecemasan, pasien diajarkan Jenjang Pendidikan
terapi relaksasi nafas dalam. Setelah itu Jenjang Pendidikan n %
dilakukan penilaian ulang tingkat kecemasan Pendidikan Dasar 17 53,1
(posttest) yang dilakukan minimal 3 jam sebelum Pendidikan Menengah 11 34,4
tindakan operasi. Pendidikan Tinggi 4 12,5
Populasi dalam penelitian adalah semua Total 32 100
pasien pre operasi bedah abdomen dengan
masalah kecemasan pre operasi di Ruang Bedah Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
RSUD Jendral Ahmad Yani Metro sebanyak 35 jenjang pendidikan responden terbanyak adalah
pasien dengan besar sampel 32 pasien. Pendidikan Dasar sebanyak 17 responden
Hipotesis penelitian ini yaitu ada (53,1%), kemudian diikuti Pendidikan Menengah
pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap sebanyak 11 responden (34,4%), dan Pendidikan
penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre Tinggi sebanyak 4 responden (12,5%).
operasi bedah abdomen di Ruang Bedah
RSUD Jendral Ahmad Yani Metro.
Bentuk instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data tingkat kecemasan pada pasien
pre operasi bedah abdomen menggunakan instrumen
berupa kuesioner instrumen kecemasan Zung Self-
Rating Anxiety Scale.
Rokawie, Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen 260

4. Pekerjaan Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan


bahwa rata-rata skor indeks kecemasan pre
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan operasi sebelum diberikan tindakan relaksasi
Pekerjaan nafas dalam adalah 54,59. Pada pengukuran rata-
Pekerjaan n % rata skor indeks kecemasan setelah diberikan
IRT 7 21,8 tindakan relaksasi nafas dalam didapatkan rata-
Wiraswasta 6 18,8 rata kecemasan 49,56, nilai perbedaan mean
Petani 9 28,1 antara kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
Pelajar 6 18,8 tindakan relaksasi nafas dalam adalah 5,03. Hasil
Buruh 1 3,1
uji statistik dengan uji t-dependent didapatkan
Pegawai Swasta 3 9,4
Total 32 100
perhitungan p-value (0,000)<α (0.05) yang
berarti ha diterima sehingga dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor indeks
pekerjaan responden terbanyak adalah Petani kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
sebanyak 9 responden (28,1%), IRT sebanyak 7 relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi
responden (21,8%), kemudian diikuti Wiraswasta bedah abdomen.
sebanyak 6 responden (18,8%), Pelajar sebanyak
6 responden (18,8%), Pegawai swasta sebanyak 3
responden (9,4%), dan Buruh sebanyak 1 PEMBAHASAN
responden (3,1%).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
5. Rata-rata Skor Indeks Kecemasan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memliliki objek yang spesifik.
Tabel 5. Rata-rata Skor Indeks Kecemasan
Kecemasan dialami secara subjektif dan
Pre Operasi Sebelum dan Setelah
dikomunikasikan secara interpersonal.
Diberikan Tindakan Relaksasi Nafas
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang
Dalam
Kriteria Sebelum Sesudah
merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Frekuensi (n) 32 32 Kecemasan adalah respon emosional terhadap
Mean 54,59 49,56 penilaian tersebut. Gangguan kecemasan
Median 54,50 50,50 merupakan masalah psikiatri yang paling sering
Standar Deviasi (SD) 4,758 4,600 terjadi di Amerika Serikat (Stuart, 2006).
Minimum 46 41 Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan
Maksimum 65 59 pengalaman subjektif dari seseorang. Pengertian
lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa rata- seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam
rata skor indeks kecemasan pre operasi sebelum tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan
diberikan tindakan relaksasi nafas dalam adalah yang tidak pasti dan tidak berdaya (Kusumawati
54,59, dan setelah diberikan tindakan relaksasi & Hartono, 2011).
nafas dalam adalah 49,56. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa tingkat kecemasan pasien pre operasi dari
6. Perbedaan Rata-rata Skor Indeks 32 responden di Ruang Bedah RSUD Jendral
Kecemasan Ahmad Yani Metro adalah tidak ada kecemasan 0
responden (0%) menjadi 6 responden (18,8%),
Tabel 6. Perbedaan Rata-rata Skor Indeks kecemasan ringan 11 responden (34,4%) menjadi
Kecemasan Pre Operasi Sebelum dan 17 responden (53,1%), kecemasan sedang 18
Setelah Diberikan Tindakan responden(56,2%) menjadi 9 responden (28,1%),
Relaksasi Nafas Dalam kecemasan berat 3 responden (9,4%) menjadi
Variabel Mean SD p-value n tidak ada responden yang mengalami kecemasan
Rata- rata skor berat (0%).
indeks kecemasan Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa
54,59 4,758
sebelum terapi rata-rata skor indeks kecemasan pre operasi
relaksasi sebelum diberikan tindakan relaksasi nafas dalam
0,000 32
Rata- rata skor
adalah 54,59. Pada pengukuran rata-rata skor
indeks kecemasan
setelah terapi
49,56 4,600 indeks kecemasan setelah diberikan tindakan
relaksasi relaksasi nafas dalam didapatkan rata-rata
kecemasan 49,56, nilai perbedaan mean antara
261 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 2, Agustus 2017, hlm 257-262

kecemasan sebelum dan sesudah diberikan 18-25 tahun (Dewasa muda) sebanyak 10
tindakan relaksasi nafas dalam adalah 5,03. Hasil responden (31,3%.). Masa dewasa adalah masa
uji statistik dengan uji t-dependent didapatkan yang penuh dengan ketegangan emosional.
perhitungan p-value (0,000)<α (0.05) yang Ketegangan emosional seringkali ditampakkan
berarti ha diterima sehingga dapat disimpulkan dalam kekhawatiran. Kekhawatiran yang timbul
bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor indeks pada umumnya bergantung pada tercapainya
kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi penyesuaian terhadap persoalan yang dihadapi
relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi pada saat tertentu. Ketidakmampuan dalam
bedah abdomen. mengatasi masalah akan menyebabkan gangguan
Hal ini diperkuat dengan teori Smeltzer & emosional (Puspita, Armiyati, & Arif, 2014).
Bare (2002) yang menyatakan bahwa tujuan Penelitian ini diketahui bahwa kecemasan
teknik relaksasi napas dalam adalah untuk terbanyak dialami oleh responden dengan tingkat
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara Pendidikan Dasar sebanyak 17 responden
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, (53,1%). Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress, semakin tinggi pendidikan, makan ia akan mudah
baik stress fisik maupun emosional yaitu menerima hal baru dan akan mudah
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan menyesuaikan dengan hal baru tersebut.
kecemasan. Responden yang berpendidikan tinggi lebih
Hasil ini sesuai dengan penelitian mampu menggunakan pemahaman dalam
Rafsanjani (2015) Kecemasan pasien pre operasi merespon kejadian secara adaptif dibandingkan
kelompok eksperimen, dari 26 responden kelompok responden yang berpendidikan rendah.
diperoleh hasil kecemasan berat; dari 27% Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
menjadi 15,3%, kecemasan sedang; dari 38,4% semakin rasional keputusan yang diambil.
menjadi 30,7%, kecemasan ringan; dari 11,5% Kondisi ini menunjukkan respon cemas
menjadi 27%, tidak ada kecemasan; dari 23,1% cenderung pada responden yang berpendidikan
menjadi 27%. Maka dapat disimpulkan ada rendah karena rendahnya pemahaman terhadap
perbedaan antara tingkat kecemasan sebelum dan kejadian sehingga membentuk persepsi yang
sesudah dilakukan terapi relaksasi. menakutkan dalam merespon kejadian. Semakin
Penelitian ini juga terkait dengan tinggi tingkat pendidikan seseorang akan lebih
penelitian Sudarsih (2012) Diperoleh tingkat mudah dalam menerima informasi tentang
kecemasan pada pasien pre operasi appendisitis keadaannya. Sehingga seseorang akan lebih
di Ruang Perawatan Rumah Sakit Imanuel mengerti tentang cara penatalaksanaan terhadap
sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam tindakan dalam mengendalikan kecemasan
mempunyai nilai rata-rata 33,6 (ringan sampai dengan mekanisme koping yang efektif.
sedang) dan tingkat kecemasan pada pasien pre Sebaliknya jika pendidikan rendah maka sulit
operasi sesudah diberikan teknik relaksasi nafas menerima atau merespon kecemasan yang sedang
dalam mempunyai nilai rata-rata 21,4 (tidak dialami.
cemas) dan terjadi penurunan sebesar 12,2. Hal Penelitian ini diketahui bahwa perbedaan
ini dapat disimpulkan bahwa pemberian teknik rata-rata skor indeks kecemasan pre operasi
relaksasi nafas dalam mempengaruhi penurunan sebelum dan setelah diberikan tindakan relaksasi
tingkat kecemasan. nafas dalam pada responden yang dilakukan
Penelitian ini semua responden mengalami pengukuran 1 hari mengalami penurunan rata-
tindakan pembedahan untuk pertama kalinya, hal rata indeks kecemasan sebanyak 4,00, pada
ini mungkin yang menyebabkan responden responden yang dilakukan pengukuran 2 hari
mengalami kecemasan karena ketidaktahuan mengalami penurunan rata-rata indeks
akan pengalaman pembedahan. Hal ini diperkuat kecemasan sebanyak 6,18, dan pada responden
dengan teori Muttaqin & Sari (2009) yang yang dilakukan pengukuran >2 hari mengalami
menyatakan bahwa pasien yang akan menjalani penurunan rata-rata indeks kecemasan sebanyak
operasi akan mengalami dampak psikologis. 7,00. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul semakin lama tindakan relaksasi nafas dalam
adalah kecemasan yang terekspresikan dalam dilakukan, akan semakin menurunkan indeks
berbagai bentuk seperti marah, menolak, atau kecemasan.
apatis terhadap kegiatan keperawatan. Semua itu Hasil penelitian disimpulkan bahwa terapi
akibat dari adanya ketidaktahuan akan relaksasi nafas dalam berpengaruh terhadap
pengalaman pembedahan. penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre
Penelitian ini diketahui bahwa kecemasan operasi bedah abdomen di Ruang Bedah RSUD
terbanyak dialami oleh responden yang berumur Jendral Ahmad Yani Metro Tahun 2017.
Rokawie, Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen 262

SIMPULAN pelayanan kesehatan yang lebih baik dan


bermutu.
Hasil penelitian yang dilakukan di Ruang 2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Bedah RSUD Jendral Ahmad Yani Metro, informasi bagi tenaga kesehatan yang
diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: bertugas di RSUD Jendral Ahmad Yani
a. Rata-rata skor indeks kecemasan pasien pre Metro khususnya Ruang Bedah untuk lebih
operasi bedah abdomen sebelum dilakukan meningkatkan pelayanan kesehatan dan
terapi relaksasi nafas dalam didapatkan hasil meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
mean 54,59 yang artinya rata-rata pasien pre masyarakat khususnya pendidikan kesehatan
operasi bedah abdomen dikategorikan pre operasi teknik relaksasi nafas dalam ini
kecemasan sedang, diharapkan dilakukan oleh tenaga
b. Rata-rata skor indeks kecemasan pasien pre kesehatan pada waktu yang tepat agar
operasi bedah abdomen setelah dilakukan dapat diterima dan dimengerti oleh pasien.
terapi relaksasi nafas dalam didapatkan hasil 3) Diharapkan untuk pasien pre operasi dapat
mean 49,56 yang artinya rata-rata pasien pre melakukan terapi relaksasi secara mandiri
operasi bedah abdomen dikategorikan disaat ada kecemasan dan dapat
kecemasan ringan. menyalurkan informasi kepada kerabat
c. Ada perbedaan rata-rata skor indeks atau saudaranya yang mengalami pre
kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan operasi.
terapi relaksasi nafas dalam pada pasien pre
operasi bedah abdomen, dengan p-value b. Bagi Peneliti Selanjutnya
(0,000)<α (0.05). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat
meneliti tingkat kecemasan pasien pre operasi
menggunakan perbandingan antara terapi
SARAN relaksasi nafas dalam dengan terapi yang
lainnya seperti distraksi, akupuntur, murotal
a. Tempat Penelitian dan lain-lain.
1) Diharapkan RSUD Jendral Ahmad Yani
Metro lebih meningkatkan kualitas

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2009. Tehnik Prosedural Keperawatan: Penurunan Kecemasan pada Pasien Pre
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Operasi Bedah Mayor Abdomen di RSUD
Klien. Jakarta: Salemba Medika. Tugurejo Semarang. Karya Ilmiah S. 1
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. Ilmu Keperawatan.
2010. Buku Ajar Fundamental Rafsanjani, H. 2015. Pengaruh Terapi Relaksasi
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Ed.7, Vol.1&2. Jakarta: EGC. Operasi di Ruang Bedah RSUD Dr. H.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. 2011. Buku Ajar Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar
Medika. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Muttaqin, A., & Sari, K. 2009. Asuhan Suddarth. Edisi 8. Vol. 1. Jakarta: EGC.
Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan
dan Aplikasi. Jakarta: EGC. Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori Sudarsih, W. 2012. Perbedaan Tingkat
& Aplikasi Edisi Revisi 2010. Jakarta: Kecemasan Pasien Pre Operasi
Rineka Cipta. Appendisitis Sebelum dan Sesudah
Puspita, N. A., Armiyati, Y., & Arif, S. 2014. Diberikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Efektifitas Waktu Penerapan Teknik di Ruang Perawatan Rumah Sakit Imanuel
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Bandar Lampung.

You might also like