Professional Documents
Culture Documents
The Effect of Early Mobilized towards the Change of the Vital Sign in
Patient with Acute Myocard Infrac
1
Akhmad Rifai
2
Suharyo Hadisaputro
3
Supriyadi
Abstract
The aim of this research is to prove the influence of early mobilization on the changes
of vital signs in patients with acute Myocard infraction. This study uses True Experimental
reseach design with Randomized Pre-Post-test Control Group Design. The sample of this
study is IMA 90 patients who had normal haemodynamic. 45 respondents who are provided
with early mobilization is classified as the intervention group and 45 respondents who are
randomly selected as a control group. The data are analyzed using univariate frequency
distribution table, while the bivariate data using paired t-test, Wilcoxon, and independent
samples t-test. The result is: early mobilization influence the change in vital signs. In the
pairs of group the p-value 0,01 by systolic blood pressure, 0,01 diastolic blood pressure, 0.01,
pulse, 0,01 respiration and 0,01 by temperature, where as the unpaired group after
treatment p-value of systolic blood pressure with 0.04, diastolic blood pressure 0.08, pulse
0,01, respiration 0,05 and 0,01 of temperatur. In conclusion, vital signs remained normal with
early mobilization for patients with normal haemodinamic, eventhough there is a difference
between pre-test and post-test result.
Abstrak
Tujuan penelitian untukmembuktikan pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan
tanda-tanda vital pada pasien infark miokard akut. Jenis penelitian ini adalah True
Experimental dengan rancangan Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.
Sampel pada peneltian ini adalah 90 responden pasien IMA yang sudah stabil
haemodinamiknya yang terdiri dari 45 diberikan mobilisasi din dan 45 kelompok kontrol
dan dipilih secara random. Data dianalisis secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi,
sedangkan data bivariat menggunakan Paired t-test, Wilcoxon dan independent sampel
t-test. Prosedur penelitian dilakukan dengan mengobservasi tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah intervensi. Hasil menunjukkan mobilisasi dini berpengaruh terhadap perubahan
___________________________________________________________________________________
935 Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
tanda-tanda vital. Pada kelompok berpasangan p-value tekanan darah sistol dengan 0,01,
tekanan darah diastole 0,01, nadi 0,01, respirasi 0,01 dan suhu 0,01, sedangkan pada
kelompok tidak berpasangan sesudah perlakuan p-value tekanan darah sistol 0,04, tekanan
darah diastole 0,08, nadi 0,01, respirasi 0,05 dan suhu 0,01. Kesimpulannyamobilisasi dini
pada pasien infark miokard akut yang stabil, perubahan tanda-tanda vital tetap stabil
walaupun ada perbedaan antara pre-test dan post-test. Tanda-tanda vital yang dimaksud
adalah tekanan darah sistol, tekanan darah diastole, nadi, respirasi dan suhu.
___________________________________________________________________________________
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital 936
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
937 Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital 938
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
939 Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
Pengkajian ini diulangi dengan cara bertahap dengan aktivitas berjalan kaki
menilai tanda-tanda vital kembali serta latihan duduk di kursi dapat
setelah 5-10 menit setelah dilakukan meningkatkan denyut jantung,
mobilisasi dini dengan mengukur peningkatan laju pernafasan, tekanan
tanda-tanda vital melalui bedside darah arteri dan saturasi oksigen.
monitor. Pada teori, dalam melakukan Penelitian ini diperoleh hasil bahwa
mobilisasi diperlukan beberapa probabilitas denyut jantung 130
persiapan seperti mengkaji kondisi denyut/menit atau meningkat 20%
pasien yang berhubungan dengan ada selama intervensi adalah 36% (16-63)
tidaknya : nyeri dada; palpitasi; dengan latihan miring kanan dan kiri.
dispnea;frekuensi nadi lebih dari 120 Hasil ini secara signifikan lebih besar
x/menit; irama nadi tidak teratur; dari latihan dengan berjalan kaki (8%
abnormalitas EKG; persepsi (2-23), p =001), dan duduk di kursi (5%
kelelahan(Carpenito,2005). Penelitian (2-13), p =001)(Bourdin, Gael,2010). Hal
sebelumnya tentang perubahan denyut ini sesuai dengan manfaat mobilisasi
jantung sebelum dan sesudah aktivitas, yaitu pada sistem kardiovaskuler,
disimpulkan bahwa pengaturan pengisian ventrikel kiri dan sel pacu
kardiovaskuler terlihat dengan segera jantung (pacemaker) di nodus SA
setelah latihan. Kerja ini berfungsi berkurang, terjadi hipertrofi atrium kiri,
untuk mengangkut O2 yang kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri
dibutuhkanoleh otot untuk melakukan bertambah lama, respon inotropik dan
kontraksi selama latihan. Pada latihan kinotropik terhadap stimulasi
fisik akan terjadi perubahan pada beta-adrenergik berkurang curah
sistem kardiovaskuler yaitu jantung maksimal, peningkatan Atrial
peningkatan curah jantung dan Natriuretic Peptide (ANP) serum dan
redistribusi darah dari organ yang resistensi vaskuler perifer.Pada fungsi
kurang aktif ke organ yang aktif (Irine E, paru terjadi penurunan Forced
2006) Expiration Volume 1 second (FEV1) dan
Hasil uji Wilcoxon pada Forced Volume Capacity (FVC),
respirasi nilai p =0,001 pada kelompok berkurangnya efektivitas batuk dan
intervensil dan hasil uji paired t-test fungsi silia dan meningkatnya volume
nilai p =0,001 pada kelompok kontrol. residual. Adanya ‘ventilation perfusion
Keduanya tersebut dikatakan ada mismatching’ menyebabkan PaO2
perbedaan yang bermakna setelah menurun seiring bertambahnya usia :
dilakukan intervensi terhadap 100 – (0,32 x umur), serta adanya
perubahan respirasi. Hasil uji statistik aktivitas dapat meningkatkan frekuensi
tersebut pada kelompok intervensi dan kedalaman untuk memenuhi
mengalami perubahan respirasi, kebutuhan tubuh untuk menambah
median sebelum dan sesudah oksigen ( Edelberg JM, Reed, M.J,2003).
dilakukan uintervensi adalah 20 dan 23 Hasil uji Wilcoxon nilai p =0,001
dan dikatakan masih stabil, sedangkan pada kelompok intervensi dan nilai p
pada kelompok kontrol dengan median =0,001 pada kelompok kontrol, hasil uji
21 dan 21. Hal tersebut didukung juga tersebut menunjukkan bahwa ada
dengan penelitian sebelumnya tentang perbedaan yang bermakna baik pada
“The feasibility of early physical kelompok intervensi dan kelompok
activity inintensive care unit patients: a kontrol terhadap perubahan suhu.Hasil
prospective observational one-center uji statistik tersebut dapat disimpulkan
study”. Penelitian tersebut bahwa ada perubahan suhu sebelum
mengungkapkan bahwa mobilisasi dan sesudah dilakukan mobilisasi dini.
miring kanan dan kiri kemudian Pada kelompok intervensi sebelum dan
___________________________________________________________________________________
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital 940
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
sesudah mobilisasi dini dengan median teori bahwa mobilisasi dini mempunyai
36,30 dan 36,80 sedangkan pada manfaat pada sistem cardiovaskuler
kelompok kontrol median 36,30 dan dapat meningkatkan curah jantung,
36,46. Jadi antara kedua kelompok memperbaiki kontraksi miokardial,
sebelum dan sesudah dilakukan menguatkan otot jantung, menurunkan
mobilissi dini kondisi suhu tubuh tekanan darah, memperbaiki aliran
masih dalam kondisi stabil walaupun balik vena. Pada sistem respirasi
mengalami perubahan.Hasil tersebut meningkatkan frekuensidan kedalaman
sesuai dengan teori bahwa pasien pernafasan, meningkatkan ventilasi
dengan kondisi febris akan alveoler, menurunkan kerja pernafasan,
meningkatkan kerja miokardium dan meningkatkan kembangan diafragma;
vasokonstriksi pembuluh darah dan dalam sistem metabolik dapat
sangat berbahaya pada pasien jantung meningkatkan laju metabolik basal,
koroner, karena jika beban jantung meningkatkan penggunaan glukosa
berlebihan bisa menyebabkan ventrikel dan asam lemak, meningkatkan
takikardi hingga kondisi cardiac arrest. pemecahan trigliseril, meningkatkan
Pada kondisi suhu tubuh yang mobilitas lambung, meningkatkan
hipotermi, bisa menyebabkan produksi panas tubuh; pada sistem
vasodilatasi pembuluh darah yang muskuloskletal memperbaiki tonus otot,
berakibat pada bradikardi meningkatkan mobilisasi sendiri,
(Potter P & Perry 2005). memperbaiki toleransi otot untuk
Perbedaan tanda-tanda vital latihan dan meningkatkan masa otot;
sesudah tindakan mobolisasi dini dan pada sistem toleransi otot,
pada kelompok controlmenunjukkan meningkatkan toleransi, mengurangi
bahwa nilai signifikansi padatekanan kelemahan, meningkatkan toleransi
darah sistole p =0,04, maka ada terhadap stres, perasaan lebih baik dan
perbedaan yang bermakna tekanan berkurangnya penyakit.
darah sistole antara kelompok Rehabilitasi kardiovaskular
intervensi dan kelompok kontrol. komprehensif tidak hanya mencakup
Tekanan darah diastole p =0,08 maka program latihan fisik, tetapi harus
dikatakan tidak ada perbedaan yang mencakup pengkajian pasien,
bermakna atau sama antara kelompok stratifikasi risiko, edukasi dan
intervensi dan kelompok kontrol pada konseling dan program pengontrolan
pasien infark miokard akut paska faktor risiko. Manfaat program ini
infark terhadap perubahan tekanan sudah ditunjukkan berbagai laporan
darah diastole. Hasil uji tidak dan direkomendasikan berbagai
berpasangan selanjutnya adalah nadi perhimpunan ahli kardiovaskular,
p = 0,001, respirasi p =0,05 dan suhu p aplikasi program ini bagi penderita
=0,001, hasil uji independen tersebut penyakit kardiovaskular masih
bahwa ada perbedaan yang bermakna dianggap rendah, demikian juga yang
antara kelompok intervensi dan terjadi di Indonesia dan negara-negara
kelompok kontrol terhadap perubahan lainnya. Beberapa pusat pelayanan atau
nadi respirasi dan suhu pada pasien RS di Indonesia selain RS Jantung dan
infark miokard akut paska infark. Pembuluh Darah Harapan Kita, telah
Hasil uji hipotesis tidak menjalankan program rehabilitasi
berpasangan tersebut disimpulkan kardiovaskular ini walaupun jumlah
bahwa ada perbedaan yang bermakna penderita yang dilayani masih terbatas.
antara kelompok intervensi dan Penelitian retrospektif sebelumnya
kelompok kontrol kecuali pada tekanan tentang efektifitas rehabilitasi jantung
darah diastole.Hal ini sesuai dengan out patient terhadap pasien prognosis
___________________________________________________________________________________
941 Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital
LINK Vol. 11 No. 1 Januari 2015 ISSN 1829-5754
risiko rendah setelah AMI pada periode kesehatan, konseling dan diet.
intervensi primer bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara partisipan aktif 5. Daftar Pustaka
dan pasif dalam program rehabilitasi
Bourdin, Gael. 2010.The feasibility of
jantung setelah pasien pulang dari
early physical activity in
rumah sakit dalam hal BMI, kolesterol
intensive care unit patients: a
total, trigliserida, tekanan darah, tetapi
prospective observational
tidak dalam hal LDL maupun glukosa.
one-center study.University de
Hasil survey nasional Japanese
Lyon, France
Circulation Society (JCS) 526 pasien
AMI di Jepang 92% menjalani Carpenito. 2005. Nursing diagnosis
Aplication to Clinical Practise.
perawatan biasa paska infark miokard,
Jakarta : EGC.
tetapi hanya 9% mengikuti Out patient
Crowin, Elizabet J. 2009. Patofisiologi.
Cardiac Rehabilitation (OPCR), untuk
ed.3. Jakarta.ECG;. h. 495
meningkatkan jumlah partisipan OPCR,
Edelberg JM, Reed, M.J. 2003. Aging
perlu meningkatkan jumlah fasilitas
and Angiogenesis. Frontiers
rehabilitasi jantung dan pendidikan
Bioscience, 8:199-209.
kesehatan pada pasien tentang manfaat
Irine E. 2006. Perubahan denyut nadi
OPCR setelah pulang dari rumah sakit
pada mahasisswa setelah
(Tedjasukmana, 2012).
aktivitas naik turun tangga.
Semarang; FK Univeritas
4. Simpulan dan Saran
Diponegoro.
Simpulan Misbakhul, Munir. 2010. Effect Of Early
Mobilized Patient Post Infark
Berdasarkan hasil penelitian
Miocard Acute With Changes
pada 90 responden IMA stabil yang
In Vital Signs And ECG
dilakukan mobilisasi dini, perubahan
Rhythm In ICCU Of Dr
tanda-tanda vital tetap stabil atau
Soetomo Hospital Surabaya.
normal, walaupun ada perbedaan
Universitas Airlangga,
antara pre-test dan post-test.
Surabaya.
Tanda-tanda vital yang dimaksud
Olga L, Cortes. 2012. Early mobilisation
adalah : Tekanan darah sistole, tekanan
for patients following acute
darah diastole, denyut nadi, respirasi,
myocardiac infarction. A
Suhu
systematic review and
meta-analysis of experimental
Saran studies. Eur J Public Health.
Berdasarkan simpulan maka 848–853
disarankan: Hasil penelitian ini dapat Potter P dan Perry. 2005. Buku Ajar
menjadi masukan positif di masa yang Fundamental keperawatan :
akan datang terkait usaha Konsep, Proses, dan Praktik,
meningkatkan kesehatan fisik . Jakarta : EGC.
Perlu melakukan penelitian Tedjasukmana. 2011.
terkait faktor-faktor yang Rehabilitasi Jantung. 2011.
mempengaruhi mobilisasi dini pada [Cited 2 Pebruari 2012]
pasien infark miokard akut diantaranya Vollman K M. 2010. Introduction to
pola hidup, budaya dan penyakit progressive mobility. Crtitical
tertentu. care nurse; 30(2), S3-5 doi:
Melakukan penelitian tentang 10.4037/ccn2010803
komponen aktifitas fisik yaitu fase World Health Organization. 2008.
mobilisasi dini selanjutnya, pendidikan Mortality Country Fact Sheet.
___________________________________________________________________________________
Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Perubahan Tanda-tanda Vital 942