You are on page 1of 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351299833

Strategi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran


Bantuan Sosial Di Masa Pandemi Covid-19

Article  in  Jurnal Khazanah Intelektual · December 2020


DOI: 10.37250/newkiki.v4i3.69

CITATIONS READS

0 495

2 authors:

Nugrahana Fitria Ruhyana Hadi Ferdiansyah

8 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nugrahana Fitria Ruhyana on 11 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN
SUMEDANG DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL
DI MASA PANDEMI COVID-19
Sumedang Regency Government Policy Strategy In Distribution of Social Safety Nets
In The Covid-19 Pandemic Time

Nugrahana Fitria Ruhyana, Hadi Ferdiansyah


Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Kabupaten Sumedang,
Jl. Prabu Gajah Agung No. 9 – Sumedang
email : nugrahana@gmail.com

Diterima : 18 Juni 2020; Direvisi : 6 Juli 2020; Disetujui : 31 Agustus 2020


https://doi.org/10.37250/newkiki.v4i1.69

Abstract
The Covid-19 pandemic has caused massive social restrictions so that many people's
productive activities have been disrupted, which has led to increased poverty. To
overcome this, the government is trying to channel a social safety net for the poor and
near-poor. However, the distribution of social safety nets so far has not been fully
targeted, thus reducing the effectiveness of these funds. This study aims to provide
alternative policies for the Sumedang Regency Government in overcoming the problem of
distributing social safety nets to make them more targeted. The method used is a problem
solving approach based on literature studies. The fundamental problem with the
ineffective social safety net is the inaccurate data on beneficiaries. It requires active
community participation in data collection on the poor who deserve to receive a social
safety net. Another policy that can be taken so that the beneficiaries do not increase is by
providing a psychological effect in the form of labeling the social safety net recipient's
house.
Keywords : Policy, Social Safety Net, Poverty, Sumedang

Abstrak
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan pembatasan sosial secara massif sehingga banyak
aktivitas produktif masyarakat terganggu yang berujung pada meningkatnya kemiskinan.
Untuk mengatasinya, pemerintah berupaya menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat
miskin dan hampir miskin. Namun, penyaluran bantuan sosial selama ini masih belum
sepenuhnya tepat sasaran sehingga mengurangi efektivitas bantuan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk menyusun strategi kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang
dalam mengatasi permasalahan penyaluran bantuan sosial agar lebih tepat sasaran. Metode
yang digunakan melalui pendekatan problem solving berdasarkan studi literatur.
Permasalahan mendasar dari belum efektifnya bantuan sosial adalah data penerima
bantuan yang masih belum akurat. Diperlukan partisipasi aktif masyarakat dalam
pendataan masyarakat miskin yang layak menerima bantuan. Kebijakan lain yang dapat
ditempuh untuk mengurangi lonjakan penerima bantuan adalah dengan pemberian efek
psikologis berupa pelabelan pada rumah penerima bantuan sosial.
Kata Kunci : Kebijakan, Bantuan Sosial, Kemiskinan, Sumedang

789 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020


PENDAHULUAN Kemiskinan tersebut meningkat dari

Indonesia diambang krisis 2019 yang telah mencapai tingkat

ekonomi akibat penyebaran virus corona kemiskinan satu digit, yaitu 9,2%

(Covid-19) yang semakin masif. dengan jumlah penduduk 24,8 juta.

Beberapa lembaga ekonomi global Laporan ini menjelaskan, tren

memproyeksikan ekonomi Indonesia penurunan angka kemiskinan sejak

melambat dibandingkan 2019. krisis 1998 akan berakhir. Maka,

Pemerintah pusat pun menyesuaikan pemerintah perlu memperluas program

scenario pertumbuhan ekonomi 2020 perlindungan sosial untuk melindungi

menjadi 2,3% lebih rendah dari target penduduk miskin yang semakin

APBN 2020 sebesar 5,3 persen. Hal ini bertambah (2).

akan berimbas pada peningkatan jumlah Menghadapi ancaman nyata dari

orang miskin di tanah air. Pandemi Covid-19, Pemerintah

Laporan The SMERU Research Republik Indonesia telah mengambil

Institute yang berjudul “The Impact of kebijakan yang komprehensif di bidang

Covid-19 Outbreak on Poverty : An fiskal. Melalui Instruksi Presiden

Estimation for Indonesia” membuat Nomor 4 Tahun 2020, Presiden

lima proyeksi peningkatan jumlah orang Republik Indonesia mengarahkan

miskin. Pada skenario terburuk, yaitu seluruh Kementerian/Pimpinan, Guber-

jika ekonomi Indonesia hanya tumbuh nur/Bupati/Walikota mempercepat refo-

1% Tahun 2020 maka tingkat cusing kegiatan, realokasi anggaran dan

kemiskinan mencapai 12,4% atau pengadaan barang jasa penanganan

jumlah penduduk miskin diperkirakan Covid-19. Selanjutnya, Kementerian

mencapai 33,2 juta penduduk (1). Keuangan juga telah merealokasi dana

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 790
APBN sebesar Rp 62,3 triliun. Dana dengan sentimen negatif oleh

tersebut diambil dari anggaran masyarakat dalam perbincangan di

perjalanan dinas, belanja non media sosial dengan topik yang paling

operasional dan honor-honor untuk popular mengenai Pendataan Penerima

penanganan/pengendalian Covid-19 Bansos yang tidak merata dan salah

termasuk perlindungan sosial (social sasaran (3).

safety net). Topik mengenai hal ini juga

Seluruh Pemerintah Daerah di mewarnai pemberitaan di media massa

Indonesia juga melakukan refocusing lainnya. Imbas permasalahan data

dan realokasi anggaran yang sama. kemiskinan ini menyebar hingga ke

Social safety net yang akan diberikan seluruh Pemerintah Daerah bahkan

kepada masyarakat bertujuan untuk hingga Pemerintah tingkat Desa di

meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. Hal yang sama dialami oleh

melalui Program Keluarga Harapan Pemerintah Daerah Kabupaten

(PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Sumedang yang menghadapi tekanan

Kartu Sembako atau Bantuan Pangan publik mengenai bansos yang tidak

Non Tunai. tepat sasaran. Sebagaimana disam-

Akan tetapi, program paikan dalam laman pemberitaan

perlindungan sosial yang digulirkan detiknews.com, bahwa Pemerintah

Pemerintah saat Pandemi Covid-19 ini Kabupaten Sumedang mencatat 621

tidak luput dari kekisruhan. Melalui warga telah melayangkan pengaduan

pemantauan media sosial twitter oleh kepada pusat pengaduan yang dikelola

Indef (2020), kebijakan jaring oleh Tim Sumedang Simpati Quick

pengaman sosial banyak direspon Response (SSQR) terkait bantuan sosial

791 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020


bagi warga yang terdampak wabah virus pemerintah daerah harus aktif

Corona (COVID-19) (4). Dari jumlah memverifikasi dan memperbarui data

total laporan atau aduan masyarakat penerima bansos yang terdampak

tersebut, sebanyak 550 pengaduan Covid-19 sehingga data penerima

diantaranya bertanya tentang penyaluran bansos harus sesuai nama dan alamat

paket bantuan sosial. Dari permasalahan serta berbasis nomor induk

yang telah dipaparkan maka penelitian ini kependudukan. Penyaluran bansos dari

bertujuan untuk menyusun strategi Kementerian Sosial dilakukan

kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten berdasarkan data yang diperoleh dari


Sumedang dalam mengatasi perma- masing-masing pemerintah daerah.
salahan penyaluran bantuan sosial agar Kebijakan Jaring Pengaman
lebih tepat sasaran.
Sosial di Indonesia akan digulirkan

TINJAUAN PUSTAKA Pemerintah hingga Pasca Pandemi

Sekretaris Jenderal Kemen- Covid-19 berakhir. Tekanan akan

terian Sosial menyatakan bahwa Data kekisruhan Kebijakan Jaring Pengaman

Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Sosial pasti akan lebih berat dihadapi

terakhir diperbarui secara masif pada Pemerintah Daerah dan Pemerintah di

2015 (5). DTKS merupakan data tingkat Desa sebagai perwakilan

rujukan awal untuk menentukan Pemerintahan Pusat yang terdekat

penerima bantuan sosial dengan masyarakat.

(bansos) karena terdampak pandemi Gelombang ketidakpuasan

Covid-19. Lebih lanjut Direktur masyarakat terhadap bansos yang tidak

Jenderal Pemberdayaan Sosial tepat sasaran bermula dari ketidaksiapan

Kementerian Sosial, menyatakan data penerima bansos yang diberikan

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 792
Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat Bantuan Dari Pusat; (2) DTKS Non

terkesan melempar bola panas kepada Penerima Bantuan; dan (3) Data

Pemerintah Daerah untuk memperbaiki Kemiskinan Non DTKS.

dan memberikan keleluasaan untuk Masih ditemukannya ketidak-

menyusun basis data penerima bansos. tepatan sasaran penyaluran bansos dapat

Hal ini merupakan sebuah dianalisis dari proporsi penerima

tanggungjawab yang besar disaat sistem bantuan sosial pada setiap desil yang

data kependudukan dan data kemiskinan diolah dari data Susenas Tahun 2018

telah dibangun secara sentralistik. seperti diperlihatkan pada Gambar 1 di

Pemerintah Kabupaten Sumedang bawah ini.

membuat tiga kriteria data penerima

bansos, yaitu : (1) DTKS Penerima

Sumber : Pengolahan data Susenas, 2018 (6)


Gambar 1. Persentase Penerima Program Bantuan Sosial (Rastra, PKH, dan PIP)
berdasarkan Kelompok Pengeluaran

Gambar 1, terlihat masih ada satu pun program bantuan sosial, baik

masyarakat di Desil 1 (kelompok Rastra, PKH, maupun PIP, yaitu sekitar

termiskin) yang belum memperoleh 20 persen (warna kuning tua).

793 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020


Sementara di desil 10 (kelompok Metode yang digunakan adalah

terkaya), justru masih ada yang kualitatif deskriptif dengan pendekatan

menerima bantuan sosial, bahkan ada evaluatif berdasarkan data dan studi

yang menerima lebih dari satu program literatur. Data yang dianalisis berupa

(warna merah). Hal inilah yang perlu statistik kemiskinan dan data penerima

diperbaiki agar kesalahan penyaluran bantuan. Sementara studi literatur

bansos dapat diminimalisir sehingga digunakan sebagai landasan perumusan

efektif dalam menurunkan kemiskinan. rekomendasi kebijakan yang

METODE PENELITIAN ditawarkan.

Penelitian ini merupakan jenis Studi literatur dapat

penelitian kebijakan (policy research), menggunakan berbagai sumber, baik

yaitu suatu proses penelitian yang jurnal, buku, dokumentasi, maupun

dilakukan pada, atau analisis terhadap informasi dari sumber lainnya seperti

masalah-masalah sosial yang media internet. Dalam penelitian ini

mendasar, sehingga temuannya dapat literatur diperoleh dari informasi yang

direkomendasikan kepada pembuat berkembang dalam pemberitaan terkait

keputusan untuk bertindak praktis penyaluran bantuan sosial untuk

dalam menyelesaikan masalah dengan masyarakat terdampak pandemi Covid-

jalan menyediakan rekomendasi yang 19 dan dikaitkan dengan beberapa hasil

berorientasi pada tindakan atau tingkah penelitian yang relevan serta dukungan

laku pragmatik (7). Dengan demikian data sekunder yang akan memperkuat

output yang dihasilkan dari penelitian analisis.

ini adalah tingkat aplikabilitas dalam Langkah penelitian kebijakan

pemecahan masalah sosial. memiliki perbedaan mendasar

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 794
dibandingkan penelitian lainnya, yaitu sosial dan upaya inovatif yang

pada telaah pustaka yang lebih berbasis ditempuh agar bantuan sosial bisa

data dibandingkan teori dan sifat diterima pihak yang berhak.

rekomendasi hasil studi yang 3. Alternatif strategi berdasarkan best

memungkinkan modifikasi (8). Berikut practice dari penelitian atau

langkah yang ditempuh dalam kebijakan sebelumnya yang telah

penelitian ini. diterapkan agar bantuan sosial di

1. Analisa regulasi dan informasi masa pandemi covid-19 lebih tepat

mengenai data kemiskinan yang sasaran.

selama ini menjadi acuan dalam PEMBAHASAN

penyaluran bantuan. Data yang Akurasi Data Kemiskinan

dimaksud untuk penyaluran Jaring pengaman sosial

bantuan sosial bagi masyarakat merupakan salah satu program

terdampak pandemi covid-19 pemerintah untuk mengurangi risiko

adalah Data Terpadu Kesejah- sosial pada kelompok masyarakat

teraan Sosial. Hal ini penting untuk rentan, termasuk saat Pandemi Covid-

mengungkap akar permasalahan 19 ini. Presiden Joko Widodo

tidak terdistribu-sinya bantuan memerintahkan agar pelaksanaan

kemiskinan secara tepat sasaran jaring pengaman sosial harus tepat

dan dampaknya terhadap sasaran berdasarkan data dari

efektivitas program kemiskinan. kelompok penerima manfaat. Secara

2. Pengumpulan informasi seputar garis besar, ada tujuh jurus sakti yang

partisipasi masyarakat dalam dirancang pemerintah sebagai program

memantau penyaluran bantuan jaring pengaman sosial, yaitu Program

795 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020


Keluarga Harapan (PKH), Padat Karya bantuan atau jaring pengaman sosial

Tunai (PKT), Bantuan Langsung Tunai terutama yang terkait dengan data

(BLT), Kartu Sembako, Kartu penerima manfaat, Pemerintah melalui

Prakerja, subsidi listrik untuk golongan Kementerian Sosial memberi kele-

tertentu dan bansos khusus wilayah luasaan kepada setiap Pemerintah

Jabodetabek (9). Daerah untuk mengusulkan penerima

Saat ini digunakan Data bansos dampak COVID-19.

Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)


Pemerintah Daerah dipersilah-
yang sebelumnya dikenal Basis Data
kan menyalurkan bansos kepada
Terpadu (BDT) sebagai salah satu
penerima diluar DTKS yang dikelola
acuan untuk penentuan sasaran bansos
Kemen-terian Sosial. Regulasi yang
termasuk program jaring pengaman
dijadikan acuan dalam hal ini adalah
sosial di masa pandemi Covid-19 saat
Surat Dirjen Penanganan Fakir Miskin
ini. DTKS dihasilkan dari pendataan
Nomor 1432 tanggal 17 April 2020
rumah tangga atau individu yang
tentang Alokasi Pagu Penerima
memiliki tingkat kemiskinan yang
Bantuan Sosial Tunai dan Surat Edaran
kriterianya ditetapkan oleh BPS.
KPK Nomor 11 Tahun 2020 tanggal 21
Pendataan dilaksanakan oleh
April 2020 tentang Pengunaan DTKS
Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
dan Non DTKS dalam Pemberian
secara mandiri atau bersama BPS. Data
Bantuan Sosial ke Masyarakat (11).
ini kemudian diverifikasi dan validasi
Namun demikian, permasa-
hingga ditetapkan Menteri Sosial (10).
lahan ketidakakuratan data tetap

Untuk mengatasi berbagai ditemui di masyarakat. Informasi yang

permasalahan dalam pembagian diperoleh penulis dari Rapat


Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial
di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 796
Koordinasi Penyaluran Bantuan Sosial namun penentuan seseorang masuk

Tunai Kabupaten Sumedang adalah dalam kategori miskin sangat

masih adanya ketidakakuratan data dipengaruhi oleh tekanan sosial dan

kemiskinan (DTKS dan Non DTKS) budaya di masyarakat.

seperti orang fakir miskin yang telah Masyarakat miskin telah


meninggal, orang yang sudah tidak memasyarakatkan nilai dan perilaku
terkategori fakir miskin, ada pula orang kemiskinan secara turun temurun (12).
fakir miskin yang menerima lebih dari
Akibatnya, perilaku tersebut
satu paket bansos sementara disisi lain melanjutkan kemiskinan mereka,
terdapat fakir miskin yang tidak
sehingga masyarakat yang hidup dalam
menerima paket bansos meskipun telah kebudayaan kemiskinannya sulit untuk
masuk dalam DTKS. membebaskan diri dari kemiskinan.
Hal inilah yang menimbulkan Tahun 2019, menurut data BPS (13)
permasalahan sosial baru di masyarakat tingkat kemiskinan di Kabupaten
bahkan tidak jarang menjadi perkara Sumedang berada pada 9,05% atau
pelanggaran hukum yang melibatkan sekitar 104 ribu jiwa dan selama 10
oknum-oknum tertentu. tahun terakhir rata-rata penurunan
Partisipasi Aktif Masyarakat tingkat kemiskinan di Kabupaten
Membantu Pendataan Penduduk
Miskin Sumedang hanya 0,4% per tahun.
Identifikasi data kemiskinan
Perlu adanya partisipasi
oleh Pemerintah Daerah untuk DTKS
masyarakat dalam membebaskan
ataupun Non DTKS sebagai acuan
masyarakat dari kemiskinan. Oleh
pemberian bansos menjadi beban
karena itu partisipasi adalah bentuk
tersendiri. Meskipun kriteria
keterlibatan dan keikutsertaan masya-
kemiskinan telah ditetapkan oleh BPS,
797 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020
rakat secara aktif dan sukarela, baik wujud nyata partisipasi berupa:

karena alasan dari dalam diri maupun partisipasi dalam bentuk tenaga,

dari luar, dalam keseluruhan proses partisipasi dalam bentuk uang,

kegiatan yang berlangsung. partisipasi dalam bentuk harta benda;

Partisipasi masyarakat dalam (c) Partisipasi dalam pemanfaatan

pengambilan keputusan seseorang hasil, yang diwujudkan keterlibatan

masuk dalam kategori miskin dalam seseorang pada tahap pemanfaatan

wilayahnya adalah langkah awal untuk suatu proyek setelah proyek tersebut

membenahi data kemiskinan. Hal ini selesai dikerjakan. Partisipasi

selaras dengan teori yang dikemuka- masyarakat pada tingkatan ini berupa

kan Cohen dan Uphoff yang dikutip tenaga dan uang untuk meng-

oleh Deviyanti bahwa partisipasi operasikan dan memelihara proyek

masyarakat dalam pembangunan terdiri yang telah dibangun; dan (d) Partisipasi

dari 4 tingkatan, yaitu : (a) dalam evaluasi, yang diwujudkan

Partisipasi dalam perencanaan yang dalam bentuk keikutsertaan masyarakat

diwujudkan dengan keikutsertaan dalam menilai serta mengawasi

masyarakat dalam rapat-rapat. Sejauh kegiatan pembangunan serta hasil-

mana masyarakat dilibatkan dalam hasilnya (14).

proses penyusunan dan penetapan Dengan kata lain partisipasi

program pembangunan dan sejauh dalam pengentasan kemiskinan bisa

mana masyarakat memberikan dilakukan pada proses perencanaan dan

sumbangan pemikiran dalam bentuk pengambilan keputusan calon

saran untuk pembangunan; (b) penerima bansos. Hal seperti ini

Partisipasi dalam pelaksanaan dengan dilakukan pada Pemerintah Kota

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 798
Payakumbuh dalam upaya optimalisasi mendapatkan pengangkatan formal

peran dan kinerja Unit Pelayanan sebagai pemimpin, namun karena ia

Terpadu Kesejahteraan Anak Nagari memiliki sejumlah kualitas unggul, dia

(UPT-KAN) yang fokus pada mencapai kedudukan sebagai orang

pelayanan bidang pendidikan, kese- yang mampu mempengaruhi kondisi

hatan, sosial, pemberdayaan masya- psikis dan perilaku suatu kelompok

rakat dan data terpadu (15). atau masyarakat (16).

Salah satu langkah yang Pemahaman di atas

ditempuh adalah pembenahan data menunjukkan bahwa kepemimpinan

secara terpadu dengan melibatkan tokoh agama dalam sosial masyarakat

pilar-pilar partisipasi masyarakat, memberi pengaruh berupa sugesti,

RT/RW dan aparat kelurahan. larangan dan dukungan pemahaman

Pengurus RW di Kabupaten Sumedang keilmuan kepada masyarakat luas

dan daerah lain di Jawa Barat diberikan untuk menggerakkan atau melakukan

amanah untuk mendata masyarakat sesuatu. Tokoh agama dan tokoh

miskin di lingkungannya melalui masyarakat dapat lebih memotivasi

aplikasi Sapa warga secara online yang untuk mengedapankan kejujuran

difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi kepada distributor dan penerima

Jawa Barat. bansos. Oleh karena itu, pemerintah

(https://digitalservice.jabarprov.go.id/) mengajak para tokoh agama dan tokoh

Pelibatan tokoh masyarakat dan masyarakat untuk bergotong royong

tokoh agama juga dapat meminimalisir agar bansos Covid-19 dapat tepat

kekisruhan data penerima bansos. sasaran.

Tokoh agama adalah orang yang tidak Pelabelan Rumah Tangga Miskin
Penerima Bantuan Sosial
799 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020
bantuan yang datang dari pemerintah
Untuk mengurangi permasa-
tepat sasaran.
lahan terkait data penerima bansos,
Dengan adanya label tersebut
sebagian daerah menggunakan cara
nantinya bantuan yang akan diberikan
Pelabelan pada rumah masyarakat yang
oleh pemerintah sudah jelaskan
menerima bansos. Pelabelan ini
diberikan kepada orang-orang yang
digunakan memfilter rumah keluarga
telah menerima label tersebut sehingga
miskin yang berhak menerima bansos.
tidak ada lagi orang yang mengaku-
Di Kabupaten Nganjuk, cara ini cukup
ngaku miskin yang semata hanya untuk
efektif memberikan efek psikologis
mendapatkan bantuan.
dimana masyarakat yang merasa
Sedangkan persepsi negatif
mampu mengundurkan sebagai
yang diberikan oleh masyarakat
penerima bansos (17).
terhadap pemberian label rumah tangga
Hasil penelitian di Kelurahan
miskin yaitu mereka merasa malu
Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota
diberikan label tersebut karena label
Padang mengenai persepsi masyarakat
tersebut terlihat mencolok kalau dilihat
terhadap pemberian label rumah tangga
oleh orang lain. Mereka juga berpikir
miskin mengungkapkan bahwa
kalau pemberian label tersebut seperti
masyarakat memberikan persepsi
mengumumkan kepada orang banyak
positif dan negatif terhadap kebijakan
kalau mereka tersebut adalah orang
pemberian label tersebut (18). Persepsi
miskin.
positif yang diungkapkan oleh
Persepsi yang lain yang
masyarakat terhadap pemberian label
diungkapkan oleh masyarakat dalam
rumah tangga miskin yaitu agar
penelitan ini (13), bahwa pemberian

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 800
label tersebut tidak memberikan banyak sementara data yang dimiliki

perubahan dalam jumlah bantuan yang untuk penentuan sasaran penerima

diterima oleh masyarakat yang bantuan belum terverifikasi dengan

menerima label tersebut. Mereka baik sehingga dikhawatirkan terjadi

mengatakan bahwa bantuan yang inclusion dan exclusion error.\

diterima setelah memasang label masih Diharapkan rumah tangga yang

sama saja dengan bantuan yang tidak layak menerima bantuan akan

diterima sebelum memasang label merasa malu ketika rumahnya harus

tersebut. Selanjutnya masyarakat yang diberikan label rumah tangga miskin

tidak termasuk kategori miskin juga penerima bantuan kemiskinan. Pada

memberikan persepsi yang positif akhirnya, rumah tangga penerima

bahwa masyarakat yang menerima bantuan akan terfilter hanya mereka

label rumah tangga miskin tersebut yang layak seiring dengan program

memang masyarakat yang benar-benar penyaluran bantuan yang disertai

miskin dan mereka adalah orang yang dengan pelabelan tersebut.

layak untuk mendapatkan semua KESIMPULAN

bantuan kemiskinan yang diberikan 1. Akar permasalahan bansos yang

oleh pemerintah. tidak tepat sasaran adalah sistem

Berdasarkan hasil penelitian di DTKS yang tingkat validitasnya

atas, kebijakan Pemerintah Kabupaten diragukan. Pemerintah Pusat

Sumedang untuk memberikan pela- memberikan keleluasaan bagi

belan pada rumah tangga penerima Pemerintah Daerah untuk

bantuan bias menjadi pilihan tepat memperbaiki data DTKS dan

disaat jumlah penerima bantuan begitu mengelola basis data kesejah-

801 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020


teraan sosial diluar DTKS. Hal ini SARAN

semakin menambah beban dan 1. Dalam menghadapi tekanan

tekanan bagi Pemerintah Daerah masyarakat dan lonjakan penerima

yang pada Permensos Nomor 5 bansos Pemerintah Daerah

Tahun 2019 sebenarnya telah Kabupaten Sumedang perlu

menjadi “garda depan” dalam mempersiapkan kebijakan

pendataan individu miskin. partisipatif dalam pengelolaan

2. Pemerintah Daerah Kabupaten bansos.

Sumedang dan termasuk seluruh 2. Langkah awal yang krusial adalah

Pemerintahan Desa perlu pelibatan masyarakat dalam

mempersiapkan strategi dalam penentuan calon penerima bansos

menghadapi tekanan masyarakat yang akan dimasukan dalam basis

dan lonjakan penerima bansos, data kesejahteraan social baik

khususnya peningkatan akurasi DTKS ataupun Non DTKS. Dalam

data penerima bantuan baik hal ini pelibatan tokoh agama dan

dengan menggunakan aplikasi tokoh masyarakat akan lebih

digital seperti sapawarga, maupun mengefektifkan proses partisipatif.

pemberian label rumah tangga Kebijakan lain yang dapat

miskin penerima bansos sehingga ditempuh adalah upaya

masyarakat bisa secara aktif mengurangi lonjakan penerima

berpartisipasi membantu bansos dengan pemberian efek

penyaluran bansos secara tepat psikologis berupa pelabelan pada

sasaran. rumah penerima bansos.

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 802
DAFTAR PUSTAKA 337414/kisruh-dana-bansos-
kemensos-akui-perbarui-data-
terakhir-2015/full&view=ok
1. Suryahadi A, Al Izzati R,
Suryadarma D. The Impact of 6. BPS. Survey Sosial Ekonomi
COVID-19 Outbreak on Nasional. 2018.
Poverty: An Estimation for 7. Purnama S. Penelitian
Indonesia (Draft). SMERU Kebijakan Pendidikan. 2010. p.
Work Pap [Internet]. 20.
2020;April:1–20. Available
from: 8. Danim S. Pengantar Studi
http://smeru.or.id/en/content/im Penelitian Kebijakan. Jakarta:
pact-covid-19-outbreak- Bumi Aksara; 2000.
poverty-estimation-indonesia 9. Prabowo D. 7 Jurus Sakti
2. Jayani DH. Ancaman Pemerintah untuk Jaring
Kemiskinan Akibat Krisis Pengaman Sosial Atasi Dampak
Covid-19 [Internet]. katadata. Covid-19 [Internet]. Kompas.
2020. Available from: 2020. Available from:
https://katadata.co.id/ariayudhis https://nasional.kompas.com/rea
tira/infografik/5eaba7e75d41a/a d/2020/04/08/11471681/7-
ncaman-kemiskinan-akibat- jurus-sakti-pemerintah-untuk-
krisis-covid-19 jaring-pengaman-sosial-atasi-
dampak-covid-19
3. Setiawan VN. Bansos Dampak 10. Kementerian Sosial. Peraturan
Corona Tak Tepat Sasaran, Citra Menteri Sosial Republik
Pemerintah Dinilai Turun Indonesia Nomor 5 Tahun 2019
[Internet]. katadata. 2020 [cited Tentang Pengelolaan Data
2020 Apr 28]. Available from: Terpadu Kesejahteraan Sosial.
https://katadata.co.id/agungjatm 2019.
iko/berita/5ea5c7c79e2b9/banso
s-dampak-corona-tak-tepat- 11. Purnamawati D. Pemda
sasaran-citra-pemerintah- dipersilahkan usulkan data
dinilai-turun penerima bansos COVID-19
diluar DTKS [Internet].
4. Rizal M. Pemkab Sumedang antaranews.com. 2020 [cited
Mencatat Pengaduan 621 Warga 2020 Apr 30]. Available from:
Soal Bantuan Sosial [Internet]. https://www.antaranews.com/be
news.detik.com. 2020. rita/1450632/pemda-
Available from: dipersilahkan-usulkan-data-
https://news.detik.com/berita- penerima-bansos-covid-19-
jawa-barat/d-4999485/pemkab- diluar-dtks
sumedang-mencatat-
pengaduan-621-warga-soal- 12. Palikhah N. Konsep Kemiskinan
bantuan-sosial Kultural. ALHADHARAH
[Internet]. 2017 Apr
5. Putri BU. Kisruh Dana Bansos, 20;15(30):1. Available from:
Kemensos Akui Perbarui Data http://jurnal.uin-
Terakhir 2015 [Internet]. antasari.ac.id/index.php/alhadha
Tempo. 2020. Available from:
rah/article/view/1205
https://nasional.tempo.co/read/1
803 | Khazanah Intelektual Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020
13. BPS. Provinsi Jawa Barat Dalam Jakarta: RajaGrafindo Persada;
Angka Tahun 2020. 2020. 2008.
17. Muiz AA. Pelabelan Rumah
14. Deviyanti D. Studi Tentang
Keluarga Miskin Penerima PKH
Partisipasi Masyarakat Dalam
Baru 35 Persen, Ribuan Peserta
Pembangunan di Kelurahan
Mundur Merasa Mampu
Karangjati Kecamatan
[Internet]. Tribunnews. 2020.
Balikpapan Tengah. eJournal
Available from:
Adm Negara. 2013;1(2):380–
https://madura.tribunnews.com/
94.
2020/01/28/pelabelan-rumah-
keluarga-miskin-penerima-pkh-
15. Muhtar M, Purwanto AB. Peran baru-35-persen-ribuan-peserta-
Lembaga Layanan Terpadu mundur-merasa-mampu
dalam Percepatan Pengentasan 18. Baikal AA. Persepsi Masyarakat
Kemiskinan (Studi Kasus di Terhadap Pemberian Label
Kota Payakumbuh). Sosio Rumah Tangga Miskin (Studi Di
Konsepsia. 2016;5(03):205–16. Kelurahan Limau Manis,
Kecamatan Pauh, Kota Padang).
16. Kartono K. Pemimpin dan Skripsi. Universitas Andalas;
Kepemimpinan: apakah 2017.
kepemimpinan abnormal itu.

Staretegi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam Penyaluran Bantuan Sosial


di Masa Pandemi Covid-19 –
Nugrahana dan Hadi | 804

View publication stats

You might also like