You are on page 1of 13

Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial | Volume 11, No.

2 Desember 2020
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
doi: 10.22212/aspirasi.v11i2.1756
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index

Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19:


Sebuah Analisis terhadap Kebijakan Sosial Pemerintah

Social Assistance for Labour in the Middle of Covid-19 Pandemic:


An Analysis to Government’s Social Policy

Hartini Retnaningsih
hartini.retnaningsih@dpr.go.id
Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, 10270

Naskah diterima: 19 September 2020 | Naskah direvisi: 23 Oktober 2020 | Naskah diterbitkan: 31 Desember 2020

Abstract: The Covid-19 pandemic has impacted most Indonesians life, including
workers. Many people have decreased income and even lost their jobs. It will affect the
quality of their life, and in the end, it will reduce their level of welfare. The government
has made various social policies to help people who are affected by the Covid-19
pandemic. The goal is, people can survive in the middle of a pandemic that erodes
their quality of life. One type of social assistance provided by the Government is social
assistance for workers. However, unfortunately, workers, in this case, are limited
to those with an income of IDR 5 million and below, and their status is registered in
the Institution of Social Security Employment. This paper examines this matter with a
qualitative approach and is based on a literature study. The results show that the social
assistance provided by the Government still does not fulfil the sense of social justice for
other workers, that is informal workers with lower income and are not registered in the
Institution of Social Security Employment. This paper recommends that in the future,
the Government should also care for informal workers who need social assistance
more than formal workers who have a clear status and income. Through the budget
and control function, the Indonesian Parliament should encourage the Government to
make social policies that fulfil a sense of justice for all workers affected by the Covid-19
pandemic.

Keywords: Covid-19; formal workers; informal workers; social assistance; social


policies

Abstrak: Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kehidupan sebagian besar


masyarakat Indonesia, termasuk pekerja. Banyak orang mengalami penurunan
pendapatan dan bahkan kehilangan pekerjaan. Hal tersebut tentu akan memengaruhi
kualitas kehidupan masyarakat dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat
kesejahteraan mereka. Pemerintah telah berupaya membuat berbagai kebijakan sosial
untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Tujuannya adalah agar
masyarakat dapat bertahan hidup di tengah pandemi yang terus menggerus kualitas
hidup mereka. Salah satu jenis bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah adalah
bantuan sosial bagi para pekerja. Namun sayangnya, pekerja dalam hal ini dibatasi
hanya pada mereka yang berpenghasilan Rp5.000.000,00 ke bawah dan statusnya
terdaftar pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Tulisan
ini mengkaji hal tersebut dengan pendekatan kualitatif dan didasarkan pada studi

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 215
kepustakaan. Hasilnya menunjukkan, bantuan sosial yang diberikan pemerintah
tersebut masih belum memenuhi rasa keadilan bagi pekerja lainnya, yaitu pekerja
informal yang pendapatannya jauh lebih rendah dan mereka tidak terdaftar pada
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Pada akhirnya tulisan ini
menyarankan agar ke depan, pemerintah juga peduli kepada pekerja informal yang
sesungguhnya lebih membutuhkan bantuan sosial dibanding pekerja formal yang
sudah jelas status dan penghasilannya.

Kata Kunci: Covid-19; bantuan sosial; kebijakan sosial; pekerja formal; pekerja
informal

Pendahuluan disembuhkan sekitar 0,007%. Persentase


Pandemi Covid-19 yang terus tersebut memang terlihat kecil, namun
berlangsung sejak awal tahun 2020 hingga perlu dicermati bahwa jika dilihat dari
saat ini telah menjadi permasalahan sisi ranking, Indonesia menempati
bagi banyak negara termasuk Indonesia. posisi ke-23 di dunia dalam hal korban
Hingga saat ini belum ada ahli yang bisa pandemi Covid-19. Berdasarkan data
memprediksi dengan tepat kapan pandemi Worldometers per 11 September 2020,
akan berakhir. Menurut Ketua Tim Pakar Indonesia menempati peringkat 23 dalam
Gugus Tugas Nasional Percepatan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia
Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, (worldometers, 2020). Hal ini tentu sangat
puncak pandemi kini tidak bisa diprediksi mengkhawatirkan, baik dari sisi kesehatan
karena kasusnya sangat dinamis maupun dampak sosial dan ekonomi yang
dengan perilaku masyarakat (Tambunan, ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat.
2020). Pandemi Covid-19 telah banyak Permasalahan yang kompleks telah
menggerus kehidupan masyarakat, dan terjadi dan akan terus bertambah jika
bahkan dari sisi ekonomi dapat berakibat pandemi Covid-19 tidak teratasi secara
fatal serta mengantar bangsa Indonesia komprehensif.
ke jurang resesi ekonomi. Kenyataan Presiden, sebagai pimpinan tertinggi di
ini sungguh menjadi keprihatinan para negeri ini, telah melakukan berbagai upaya
penyelenggara negara. dengan mengerahkan segala potensi
Berdasarkan data Kementerian sumber daya yang ada untuk mengatasi
Kesehatan (Kemenkes) per 12 pandemi Covid-19, baik dari sisi kesehatan
September 2020, pandemi Covid-19 maupun dampaknya terhadap berbagai
di Indonesia telah mengakibatkan aspek kehidupan masyarakat. Hal ini
214.746 orang terkonfirmasi positif dan dikarenakan dampak pandemi Covid-19
8.650 meninggal dunia, dan dari angka telah merasuk ke berbagai sisi kehidupan
tersebut sebanyak 152.458 orang dapat masyarakat, dan ini dikhawatirkan
disembuhkan (Kemenkes RI, 2020: 2). akan semakin menurunkan tingkat
Untuk tataran dunia, pandemi Covid-19 kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka
telah mengakibatkan 28.506.254 orang menangani pandemi Covid-19 yang telah
terkonfirmasi positif, 915,920 orang memakan banyak korban jiwa, Presiden
meninggal dunia, dan 19.224.973 orang telah membuat kebijakan untuk membantu
dapat disembuhkan (worldometers, 2020). para dokter dan tenaga kesehatan untuk
Dari data tersebut, jika dibandingkan mengatasi penularan dan pencegahan
dengan kondisi pandemi Covid-19 se- Covid-19. Selain itu, Presiden juga telah
dunia, maka persentase orang yang membuat program-program perlindungan
terkonfirmasi positif di Indonesia sekitar sosial guna membantu masyarakat,
0,0075%, jumlah orang yang meninggal khususnya mereka yang sangat terdampak
sekitar 0,0094%, dan yang dapat dari sisi ekonomi.

216 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


Pandemi Covid-19 telah berpengaruh Rp5.000.000,00 ke bawah sebagaimana
besar pada kehidupan masyarakat. disebutkan di atas. Syarat penerima
Kondisi ini mendorong pemerintah bantuan adalah mereka harus terdaftar
bekerja keras untuk mengatasinya. Untuk pada BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini
mengatasi penyebaran virus Covid-19, yang kemudian menimbulkan kontroversi
pemerintah telah membuat kebijakan di kalangan masyarakat. Banyak
Pembatasan Sosial Berskala Besar kritik yang kemudian muncul dan
(PSBB). Sementara itu, untuk mengatasi mempertanyakan kebijakan ini. Mengapa
dampak sosial ekonomi yang timbul akibat hanya pekerja formal saja yang dibantu
pandemi Covid-19, pemerintah membuat dan bahkan dengan plafon penghasilan
berbagai kebijakan program-program Rp5.000.000,00 ke bawah? Padahal,
sosial dan menggelontorkan banyak sebenarnya banyak pekerja informal yang
anggaran bagi masyarakat terdampak nasibnya tidak kalah buruk dibandingkan
pandemi. Tujuannya, agar masyarakat pekerja formal tersebut. Banyak pekerja
dapat bertahan di tengah kondisi sosial formal yang di tengah pandemi Covid-19
dan ekonomi yang semakin sulit akibat ini masih beruntung karena masih bekerja
pandemi. dan tidak terkena Pemutusan Hubungan
Adapun program-program sosial Kerja (PHK) oleh perusahaan, bahkan
yang telah dicanangkan Presiden untuk mereka masih mendapatkan bantuan
mengatasi dampak pandemi Covid-19 sosial dari Pemerintah. Hal ini tentu jauh
antara lain: (1) Bantuan paket sembako; (2) berbeda dengan nasib pekerja informal
Bantuan tunai senilai Rp600.000,00 bagi yang banyak mengalami kesulitan,
warga terdampak Covid-19 yang belum bahkan kehilangan berbagai potensi
masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan penghasilannya.
Sosial (DTKS); (3) Bantuan Langsung Kajian tentang bantuan sosial bagi
Tunai (BLT) Dana Desa (pengalihan pekerja ini sangat menarik, karena pada
sebagian anggaran Dana Desa) bagi dasarnya kebijakan sosial seharusnya
keluarga penerima manfaat (KPM) sebesar berpihak kepada masyarakat yang paling
Rp600.000.00 per bulan; (4) Listrik gratis terdampak atau masyarakat yang paling
bagi pelanggan yang terdampak pandemi membutuhkan bantuan sosial. Kajian ini
Covid-19; (5) Kartu Pra-Kerja yang dirilis merupakan sesuatu yang baru, karena
pemerintah untuk membantu karyawan belum pernah ada kebijakan serupa
yang terkena PHK dan pengangguran; pada masa sebelumnya. Hal yang sangat
(6) Subsidi gaji karyawan swasta yang mengusik pikiran dan pemahaman,
terdaftar di Badan Penyelenggara karena kebijakan ini dinilai tidak adil.
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Masih banyak pekerja di luar daftar BPJS
Ketenagakerjaan) dengan gaji di bawah Ketenagakerjaan yang berpenghasilan
Rp5.000.000,00; dan (7) BLT usaha mikro sangat minim, yang bahkan besarannya
kecil sebesar Rp2.400.000,00 (Ihsanuddin, jauh dari Rp5.000.000,00 per bulan, namun
2020). tidak mendapat bantuan sosial. Dengan
Pekerja, baik yang bekerja di demikian, tujuan dari tulisan ini adalah
perusahaan (pekerja formal) maupun menganalisis kebijakan bantuan sosial
mereka yang bekerja di sektor informal, dari pemerintah bagi pekerja, khusus yang
menjadi salah satu kelompok masyarakat berpenghasilan Rp5.000.000,00 ke bawah
yang terdampak pandemi Covid-19. dan terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
Bantuan sosial yang diberikan pemerintah Metode yang digunakan dalam
untuk kelompok pekerja berupa subsidi penulisan ini adalah studi kepustakaan
gaji sebesar Rp600,000,00 selama tiga dan dokumentasi, yang dilakukan dengan
bulan bagi pekerja yang berpenghasilan cara mengumpulkan dan kemudian

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 217
menganalisis berbagai dokumen terkait (Spicker dalam Habibullah, 2010); (6)
bantuan sosial bagi pekerja terdampak Studi mengenai peranan negara dalam
pandemi Covid-19. Kepustakaan dan kaitannya dengan kesejahteraan warganya
dokumen yang dianalisis berasal dari (Hill dalam Habibullah, 2010); (7) Hal yang
berbagai literatur seperti informasi media dilakukan Pemerintah sebagai upaya untuk
massa, peraturan perundang-undangan meningkatkan kualitas hidup manusia
terkait, serta dokumen-dokumen lain yang melalui pemberian beragam tunjangan
terkait. Studi ini menggunakan pendekatan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan
kualitatif, dengan menggunakan teori dan dan program-program tunjangan sosial
konsep perlindungan sosial sebagai alat lainnya (Bessant, Watts, Dalton, & Smith
analisis. dalam Habibullah, 2010). Berdasarkan
konsep-konsep tersebut, maka kebijakan
Kebijakan Sosial sosial terkait pandemi Covid-19 diharapkan
Kebijakan sosial merupakan dapat mencakup perlindungan sosial bagi
keputusan yang diambil untuk mengatasi semua masyarakat terdampak. Kebijakan
permasalahan sosial yang dihadapi sosial dalam hal ini menjadi harapan yang
masyarakat. Habibullah (2010) mengutip sangat dinantikan bagi kelangsungan
beberapa definisi tentang kebijakan hidup masyarakat terdampak pandemi
sosial sebagai berikut: (1) Kebijakan Covid-19.
pemerintah yang berkaitan dengan Kebijakan sosial mencakup berbagai
tindakan yang memiliki dampak langsung dimensi, yaitu: (1) Redistribusi kekayaan;
terhadap kesejahteraan warga negara pengaturan pemerintah dalam pemerataan
melalui penyediaan pelayanan sosial pendapatan yang dapat dilakukan melalui
atau bantuan keuangan (Marshal dalam berbagai mekanisme, antara lain melalui
Habibullah, 2010); (2) Perencanaan untuk pajak progresif, land reform, transmigrasi,
mengatasi biaya-biaya sosial, peningkatan dan lain-lain; (2) Kebebasan yaitu
pemerataan, pendistribusian pelayanan kebebasan masyarakat dari ketakutan,
dan bantuan sosial (Rein dalam Habibullah, teror, eksploitasi, dan lain-lain; (3)
2010); (3) Strategi-strategi, tindakan- Perlindungan risiko; harus cepat tanggap
tindakan atau rencana-rencana untuk terhadap risiko, bencana alam, risiko
mengatasi masalah sosial dan memenuhi sosial politik, risiko bekerja, pemanasan
kebutuhan sosial (Huttman dalam global, dan lain-lain; (4) Keselamatan
Habibullah, 2010); (4) Bagian dari kebijakan publik yaitu penyediaan sarana umum
publik. (Kebijakan publik meliputi semua yang aman dan berkualitas; (5) Pelayanan
kebijakan yang berasal dari pemerintah, sosial, merupakan seperangkat program
seperti kebijakan ekonomi, transportasi, yang ditujukan untuk membantu individu
komunikasi, pertahanan keamanan atau kelompok yang mengalami hambatan
(militer), serta fasilitas-fasilitas umum dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
lainnya (air bersih dan listrik). Sedangkan (Habibullah, 2010). Berdasarkan konsep-
kebijakan sosial merupakan satu tipe konsep tersebut, maka kebijakan sosial
kebijakan publik yang diarahkan untuk bagi masyarakat terdampak pandemi
tujuan sosial (Magil dalam Habibullah, Covid-19 seharusnya mencakup
2010); (5) Kebijakan yang berkaitan perlindungan dan pelayanan sosial bagi
dengan kesejahteraan (welfare), baik masyarakat terdampak, agar mereka
dalam arti luas yang menyangkut kualitas mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidup manusia maupun dalam arti sempit dasarnya. Dalam hal ini, pemerintah
yang menunjuk pada beberapa jenis diharapkan dapat membuat kebijakan
pemberian pelayanan kolektif tertentu sosial yang mampu melihat secara detail
guna melindungi kesejahteraan rakyat penderitaan masyarakat yang terdampak

218 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


pandemi Covid-19, agar selanjutnya dapat kan satu tipe kebijakan sosial yang
dibuat program-program yang mampu menunjuk pada berbagai bentuk pela-
merespons kebutuhan masyarakat yang yanan, ketetapan, atau program yang
lemah tersebut. dikembangkan oleh pemerintah untuk me-
lindungi warganya, terutama kelompok
Perlindungan Sosial rentan dan kurang beruntung, dari berba-
Perlindungan sosial merupakan setiap gai macam risiko ekonomi, sosial, dan
upaya pemerintah untuk melindungi politik yang akan senantiasa menerpa
kehidupan sosial masyarakat agar mereka kehidupan mereka. Selain kebijakan publik
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya yang bersifat formal, definisi perlindungan
sebagai manusia. Perlindungan sosial sosial juga mencakup praktik-praktik
diberikan oleh pemerintah pada saat informal seperti arisan, sistem gotong-
masyarakat mengalami kesulitan atau royong dalam masyarakat, dukungan
musibah yang mengganggu pemenuhan keluarga atau teman-teman, dan skema-
kebutuhan dasarnya. Menurut Suharto skema jaring pengaman sosial yang
(2006) perlindungan sosial adalah berbasis masyarakat. Berdasarkan konsep
serangkaian kebijakan dan program tersebut, perlindungan sosial digunakan
kesejahteraan sosial yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan
untuk mengurangi kemiskinan dan yang dialami para kelompok masyarakat
kerentanan masyarakat dengan cara lemah. Dalam kaitannya dengan pandemi
perluasan pasar kerja yang efisien, Covid-19, masyarakat banyak yang
pengurangan risiko-risiko kehidupan yang terdampak dan pada umumnya mengalami
senantiasa mengancam manusia, serta penurunan penghasilan. Pemerintah
penguatan kapasitas masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial kepada
melindungi dirinya dari berbagai bahaya masyarakat terdampak Covid-19, yang
dan gangguan yang dapat menyebabkan salah satunya adalah pekerja dengan
terganggunya atau hilangnya pendapatan. penghasilan di bawah Rp5.000.000,00 per
Berdasarkan konsep Suharto tersebut bulan.
dapat diinterpretasikan bahwa perlin-
dungan sosial terkait dengan upaya Bantuan Sosial
mengatasi terganggunya pendapatan yang Bantuan sosial merupakan bagian dari
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan upaya perlindungan sosial yang dilakukan
masyarakat. Dalam konteks kenegaraan, pemerintah bagi masyarakat miskin atau
perlindungan sosial diselenggarakan mela- masyarakat tidak mampu atau masyarakat
lui perencanaan yang dituangkan dalam marginal. Menurut Suharto (2015: 23),
sebuah kebijakan sosial bagi masyarakat bantuan sosial adalah layanan publik yang
yang kurang beruntung. Dalam hal ini, diberikan kepada penduduk dan rumah
perlindungan sosial mengharuskan keha- tangga yang sangat miskin, terutama
diran negara untuk memenuhi kesejah- dengan menggunakan prinsip solidaritas
teraan rakyatnya. vertikal karena tidak mempertimbangkan
Menurut Yustina dan Yohanes (2020) kontribusi ataupun premi dari penerima
perlindungan sosial merupakan elemen manfaat. Berdasarkan pendapat Suharto
penting strategi kebijakan publik dalam tersebut, bantuan sosial yang berupa uang
memerangi kemiskinan dan mengurangi tunai Rp600.000,00 per bulan bagi pekerja
penderitaan multidimensi yang dialami berpenghasilan di bawah Rp5.000.000,00
kelompok-kelompok lemah dan kurang merupakan bantuan bagi pekerja agar
beruntung. Sebagai sebuah kebijakan mereka mampu memenuhi kebutuhan-
publik, maka perlindungan sosial merupa- kebutuhannya. Dalam hal ini, pemerintah

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 219
menganggap pekerja berpenghasilan bantuan sosial, karena kelompok pekerja
di bawah Rp5.000.000,00 pantas untuk ini dianggap terdampak pandemi
dibantu. Covid-19 yang mengakibatkan turunnya
Menurut Organization for Economic kesejahteraan mereka.
Cooperation and Development (OECD)
yang dikutip Supriyanto, Ramdani, dan Pekerja sebagai Masyarakat
Rahmadan. (2014: 9), bantuan sosial Terdampak
adalah bantuan yang ditujukan pada Pandemi yang terus berlangsung
rumah tangga segmen terbawah, dalam sejak awal tahun 2020, dan bahkan pada
rangka membantu masyarakat yang bulan September kembali terjadi lonjakan
tidak memiliki sumber daya, mengurangi kasus, telah membuat kondisi masyarakat
eksklusi sosial, dan meminimalkan semakin terpuruk. Dengan diberlakukannya
disinsentif tenaga kerja. Manfaat yang PSBB yang ketat seperti pada masa awal
diberikan berupa program jaminan sosial, pandemi maka dampak ekonomi menjadi
namun tanpa skema asuransi sosial dan nyata, terlebih dengan banyaknya PHK.
pembayaran/kontribusi dari penerima Sebagaimana dikemukakan oleh Wakil
manfaatnya. Berdasarkan konsep tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran
bantuan sosial untuk masyarakat yang Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, dengan
terpuruk menjadi kewajiban negara. diberlakukannya kembali PSBB, maka
Bantuan sosial diberikan tanpa syarat yang akan terjadi PHK, karena okupansi hotel
rumit atau tanpa kewajiban tertentu bagi juga otomatis bisa menurun drastis ke
penerimanya. Demikian juga dalam hal level sebelum masa transisi. Demikian pula
bantuan pekerja, syarat yang diperlukan dengan restoran, meski masih diizinkan
hanya status keaktifannya di BPJS buka usaha secara take away, namun
Ketenagakerjaan. Sementara itu, menurut berisiko tinggi menurunkan permintaan
Food and Agricultural Organization (FAO) pelanggan. PSBB dan WFH itu pasti
yang juga dikutip oleh Supriyanto et al. sangat berdampak kepada bisnis hotel dan
(2014: 9), bantuan sosial adalah bantuan restoran. (Soraya, 2020). Dengan demikian,
dana atau barang untuk mengurangi PHK pekerja bukan lagi hanya sebatas
kemiskinan (untuk memenuhi tingkat wacana, namun sudah real terjadi di depan
minimum hidup layak, memenuhi tingkat mata. Hal ini tentu menjadi keprihatinan
minimum nutrisi, atau membantu rumah pemerintah, karena semakin banyak orang
tangga untuk mengantisipasi risiko yang tidak bekerja maka akan semakin banyak
ada. Berdasarkan konsep FAO tersebut, permasalahan yang harus ditanggung
bantuan sosial bagi pekerja dimaksudkan negara. Masalah pengangguran adalah
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masalah multidimensi, karena pekerja
agar pekerja bisa hidup layak. Mereka perlu pada umumnya memiliki keluarga yang
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan harus ditanggung kehidupannya.
dasarnya termasuk kebutuhan gizi dan Berdasarkan data Kementerian
nutrisi bagi kesehatan keluarganya. Ketenagakerjaan (Kemnaker), hingga
Berdasarkan kedua konsep tersebut, 1 Mei 2020 setidaknya ada 1.722.958
dapat dipahami bahwa bantuan sosial pekerja terdampak pandemi Covid-19.
merupakan pemberian cuma-cuma Angka tersebut mencakup pekerja di
(tanpa syarat pengembalian) yang sektor formal maupun sektor informal.
dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan Jika dirinci, sebanyak 1.032.960 pekerja
atau penderitaan masyarakat. Dalam hal di sektor formal dirumahkan dan 375.165
ini, pekerja dengan penghasilan di bawah orang lainnya mengalami PHK. Selain
Rp5.000.000,00 per bulan menjadi fokus itu, sebanyak 314.833 pekerja di sektor
perhatian pemerintah untuk mendapatkan informal turut terkena dampak pandemi

220 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


Covid-19 (Gusman, 2020). Jika dilihat berpotensi membawa mereka pada jurang
perkembangan jumlah kasus Covid-19 kemiskinan. Data BPS September 2019
yang terus bertambah dan bahkan dengan menunjukkan, lebih dari 24 juta orang atau
lonjakan yang luar biasa pada bulan 9,22% dari total populasi Indonesia masih
September 2020, maka jumlah pekerja hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini
terdampak akan terus bertambah. Dengan bakal semakin bertambah jika pemerintah
tersendatnya berbagai kegiatan akibat tidak segera menetapkan jaring pengaman
kebijakan PSBB akan membuat semakin sosial bagi pekerja informal yang kini
banyak perusahaan yang bangkrut dan penghasilannya mulai berkurang atau
melakukan PHK terhadap pekerjanya, bahkan hilang sama sekali (Rasdianto,
dan dengan demikian jumlah penganggur 2020). Dalam kondisi pandemi Covid-19
akibat PHK akan terus bertambah. yang terus berlangsung, jumlah orang
Masalah pekerja informal juga menjadi miskin akan bertambah. Banyak pekerja
keprihatinan para pengamat. Menurut yang di-PHK serta banyak pekerja informal
pengamat ketenagakerjaan, Timboel yang kehilangan pendapatan karena
Siregar, saat ini banyak pekerja informal kondisi ekonomi masyarakat yang berjalan
yang rentan mengalami penyusutan tersendat-sendat.
penghasilan di tengah pandemi Covid-19. Masalah sosial dan ekonomi akibat
Hal ini tidak lepas dari jumlah tenaga kerja pandemi Covid-19 perlu terus dicermati
informal yang secara persentase memang dan dicarikan solusi. Jika tidak dapat
jauh melebihi pekerja formal. Berdasarkan teratasi dengan baik, maka pada akhirnya
data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tingkat ketimpangan sosial masyarakat
Agustus 2019, jumlah pekerja informal di akan semakin tinggi. Laporan Credit Suisse
Indonesia mencapai 70,49 juta orang atau Research Institute dalam The Global
55,72% dari total keseluruhan angkatan Wealth Report 2019 menunjukkan, saat ini
kerja. Sementara jumlah pekerja formal Indonesia termasuk dalam negara dengan
hanya berjumlah 56,02 juta orang atau ketimpangan sosial tertinggi di Asia
44,28% (Rasdianto, 2020). Berdasarkan Tenggara. Indonesia berada pada urutan
data tersebut dapat diinterpretasikan ketiga dengan koefisien gini (gini ratio)
bahwa karena jumlah pekerja informal sebesar 83,3%, terpaut sedikit dari Filipina
lebih banyak dari pekerja formal, maka yang berada di urutan kedua dengan rasio
seharusnya pemerintah juga memberikan gini 83,7% (Rasdianto, 2020). Berdasarkan
perhatian kepada pekerja informal. data tersebut, pemerintah perlu terus
Selama ini pekerja formal memiliki status waspada, karena jika pandemi Covid-19
hukum yang jelas (terdaftar sebagai tidak diatasi secara komprehensif maka
pekerja pada BPJS Ketenagakerjaan) dan akan fatal akibatnya bagi kesejahteraan
mereka memiliki penghasilan yang pasti. rakyat Indonesia. Ketimpangan yang
Sementara itu, pekerja informal adalah semakin tinggi akan semakin menjauhkan
orang-orang yang bekerja secara mandiri masyarakat dari kesejahteraan yang
atau bekerja kepada orang lain untuk diharapkan.
mendapatkan upah tanpa jaminan apapun.
Ketika terjadi ketersendatan ekonomi, Bantuan Sosial Pekerja
maka banyak pekerja informal yang tidak Menteri BUMN menyatakan,
kalah menderita dibanding pekerja formal. sekitar 13,8 juta pekerja non-PNS dan
Dampak pandemi Covid-19 yang BUMN yang aktif terdaftar di BPJS
berkepanjangan telah memengaruhi Ketenagakerjaan dengan gaji di bawah
perekonomian masyarakat. Kesulitan Rp5.000.000,00 per bulan akan mendapat
masyarakat untuk mendapatkan bantuan sebesar Rp600.000,00 selama 4
penghasilan semakin lama akan bulan. Bantuan tersebut akan langsung

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 221
diberikan per dua bulan ke rekening Ketenagakerjaan, namun tidak semua
masing-masing pekerja sehingga tidak pekerja tersebut secara otomatis menerima
akan terjadi penyalahgunaan. Bantuan ini bantuan sosial dari pemerintah. Ada
diharapkan dapat mendorong daya beli proses verifikasi dan validasi data pekerja
masyarakat sehingga bisa menggerakkan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan
perekonomian Indonesia agar cepat sebelum datanya diserahkan ke Kemnaker.
pulih (“Pegawai Bergaji,” 2020). Bantuan Menurut BPJS Ketenagakerjaan, 1,6
yang diberikan pemerintah tersebut juta nomor rekening ditolak mendapat
termasuk dalam kategori bantuan sosial, bantuan Rp600.000,00 per bulan berupa
sebagai bentuk perhatian kepada pekerja subsidi gaji/upah, sebab setelah dilakukan
berpenghasilan di bawah Rp5.000.000,00, pengecekan, pemilik nomor rekening
agar mereka dapat memenuhi tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai
kebutuhannya. calon penerima bantuan (Hamdani, 2020b).
Pemerintah memberikan bantuan Verifikasi dan validasi data dilakukan oleh
sosial yang disebut subsidi gaji kepada BPJS Ketenagakerjaan sebagai lembaga
pekerja berpenghasilan di bawah jaminan sosial yang selama ini berwenang
Rp5.000.000,00 dengan persyaratan, menaungi para pekerja formal.
mereka tercatat dan aktif membayar premi Validitas data pekerja penerima
BPJS Ketenagakerjaan sampai bulan bantuan sosial atau subsidi gaji dari
Juni 2020. Data penerima bantuan dari pemerintah dilakukan mengacu aturan
Program Subsidi Upah ini diambil dari dalam Permenaker No. 14 Tahun 2020
BPJS Ketenagakerjaan per 30 Juni 2020 tentang Pedoman Pemberian Bantuan
(Sugianto, 2020). Persyaratan tersebut Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah
menjadi hal penting yang mendasari bagi Pekerja/Buruh. Permenaker yang
pemberian bantuan sosial agar bantuan mulai berlaku per 14 Agustus 2020 ini
sampai kepada sasaran dengan baik, menetapkan syarat penerima dan cara
tanpa penyimpangan atau penyalahgunaan pemberian BLT sebagaimana tercantum
data. dalam Pasal 3 yang menyatakan: (1)
Bantuan Rp600.000,00 per bulan Bantuan Pemerintah berupa subsidi
tersebut disalurkan secara bergiliran. Gaji/Upah diberikan kepada Pekerja/
Hingga saat ini, subsidi gaji/upah Buruh; (2) Pekerja/Buruh sebagaimana
bagi pekerja yang memenuhi kriteria dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
sudah ditransfer ke 5,5 juta rekening. persyaratan: (a) warga negara Indonesia
Bantuan langsung ditransfer untuk 2 yang dibuktikan dengan nomor induk
bulan, yakni Rp1.200.000,00 untuk BLT kependudukan; (b) terdaftar sebagai
pekerja periode September–Oktober. peserta aktif program jaminan sosial
Berikutnya akan kembali ditransfer subsidi ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan
gaji tahap II untuk periode bantuan yang dibuktikan dengan nomor kartu
November–Desember yang juga sebesar kepesertaan; (c) Pekerja/Buruh penerima
Rp1.200.000,00 (Hamdani, 2020a). Dalam Gaji/Upah; (d) kepesertaan sampai
hal ini terlihat komitmen pemerintah untuk dengan bulan Juni 2020; (e) peserta aktif
segera melaksanakan program bantuan program jaminan sosial ketenagakerjaan
sosial bagi pekerja. Mekanisme telah diatur yang membayar iuran dengan besaran
secara bertahap. Dengan demikian, semua iuran yang dihitung berdasarkan Gaji/
pekerja dapat menerima bantuan sesuai Upah di bawah Rp5.000.000,00 (lima juta
jadwalnya. rupiah) sesuai Gaji/Upah terakhir yang
Pada kenyataannya, meskipun pekerja dilaporkan oleh pemberi kerja kepada
yang berpenghasilan Rp5.000.000,00 BPJS Ketenagakerjaan dan tercatat di
ke bawah sudah tercatat pada BPJS BPJS Ketenagakerjaan; dan (f) memiliki

222 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


rekening bank yang aktif (Permenaker bergantung kepada kondisi perekonomian
Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah negara pada 2021 mendatang (Fauzan,
Berupa Subsidi Gaji/Upah Bagi Pekerja/ 2020). Di tengah pandemi Covid-19 yang
Buruh, 2020). Dengan demikian, jelas terus berlangsung dan tanpa kepastian
bahwa pekerja yang mendapat bantuan akan kapan berakhir, maka memikirkan
sosial adalah pekerja yang secara resmi keberlanjutan bantuan sosial menjadi
terdaftar dalam BPJS ketenagakerjaan hal yang perlu dicermati. Oleh karena itu,
dan aktif membayar iuran per bulannya. dapat dimengerti jika pemerintah akan
Hal ini perlu dikemukakan, karena pada melakukan evaluasi dan memperpanjang
kenyataannya masih ada pekerja formal bantuan ini jika dianggap perlu. Namun,
yang belum terdaftar sebagai peserta tentu saja hal ini harus menjadi bagian dari
BPJS Ketenagakerjaan dengan berbagai proses kebijakan sosial yang tepat sasaran
alasan, misalnya belum didaftarkan oleh bagi masyarakat terdampak Covid-19.
perusahaan tempatnya bekerja.
Pemerintah telah menyalurkan Bantuan Sosial bagi Pekerja
subsidi gaji sebesar Rp1.200.000,00 Informal?
kepada 9 juta pekerja. Namun, Menteri Pekerja informal adalah orang-orang
Ketenagakerjaan (Menaker) mengatakan, yang bekerja pada sektor usaha informal
jika ada dari pekerja tersebut yang tidak dan pada umumnya tidak memiliki
memenuhi syarat maka diminta untuk pendidikan dan keahlian khusus. Sektor
dikembalikan. Semua proses verifikasi usaha informal adalah salah satu bentuk
dan validasi data dilakukan oleh BPJS dari usaha yang biasanya dikelola oleh
Ketenagakerjaan. Jika ada pemberi kerja seorang pengusaha dan biasanya hanya
dan pekerja tidak memberikan data yang membutuhkan modal yang minim, untuk
benar kepada BPJS Ketenagakerjaan, usaha masyarakat golongan bawah dan
maka akan dikenakan sanksi. Penyaluran tidak memerlukan pendidikan khusus.
tahap I sudah terealisasi kepada sebanyak Pekerja informal merupakan bagian dari
2,3 juta pekerja atau 92,45% dari total usaha informal, di mana pada umumnya
penerima. Tahap II juga sudah terealisasi orang mendapatkan upah atas pekerjaan
kepada sebanyak 1,38 juta pekerja atau yang dilakukan dengan hitungan gaji per
46,2% dari total penerima (Julita, 2020). hari atau per minggu oleh pengusaha
Permintaan untuk mengembalikan dana sektor informal. Pekerja informal pada
bagi yang tidak berhak tersebut tentu umumnya tidak memiliki jaminan atas
dapat dipahami, mengingat Permenaker pekerjaannya, kecuali upah yang diperoleh
No. 14 Tahun 2020 telah menggariskan setiap kali melakukan pekerjaan.
ketentuan siapa yang berhak mendapatkan Pekerja informal umumnya bekerja
bantuan sosial tersebut, yaitu mereka yang pada pengusaha di sektor informal
telah terverifikasi dan tervalidasi sebagai yang umumnya bermodal kecil. Dengan
penerima bantuan. demikian, pekerja informal yang bekerja
Menaker Ida Fauziyah mengatakan, pada sektor usaha dengan ciri-ciri tersebut
keberlanjutan program subsidi gaji dapat digambarkan sebagai orang yang
yang masuk dalam alokasi anggaran bekerja tanpa modal keahlian. Mereka
program Pemulihan Ekonomi Nasional mencari nafkah dengan bermodalkan
(PEN) ditentukan berdasarkan efektivitas tenaga saja. Kondisi yang demikian telah
pelaksanaan pada 2020 (Hidayat, menempatkan pekerja informal pada
2020). Pemerintah akan melihat posisi rentan, di mana mereka akan
efektivitas program subsidi gaji ini dalam mendapatkan upah ketika bekerja dan
mendongkrak perekonomian nasional. tidak berpenghasilan sama sekali saat tidak
Keberlanjutan program subsidi gaji juga bekerja. Pekerja informal pada umumnya

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 223
harus bekerja keras untuk mendapatkan memberikan bantuan yang sama kepada
uang, selain mereka juga berada dalam mereka. Perlu diingat bahwa bantuan
kondisi yang rentan karena tidak memiliki sosial yang diberikan kepada pekerja
tempat yang pasti bagi keberlangsungan formal (yang terdaftar pada BPJS
kerja/usahanya. Ketenagakerjaan) adalah bantuan yang
Jika dicermati, pekerja informal menggunakan anggaran pemerintah
merupakan bagian masyarakat terdampak (bukan dana BPJS Ketenagakerjaan
Covid-19 yang sangat pantas untuk sebagai lembaga penjamin tenaga
mendapat bantuan sosial. Namun hingga kerja). Oleh karena itu, pemerintah perlu
saat ini, pemerintah belum memberikan memberikan keadilan bagi pekerja baik
perhatian khusus pada pekerja informal. mereka yang bekerja di sektor formal
Padahal jelas mereka lebih banyak maupun sektor informal.
menderita karena penghasilannya yang Bantuan sosial yang diberikan oleh
tidak pasti setelah pandemi Covid-19. pemerintah kepada pekerja formal
Dalam hal ini, pekerja informal dapat berpenghasilan di bawah Rp5.000.000,00
dikatakan sebagai masyarakat lemah merupakan bentuk kepedulian negara
yang sangat sulit memenuhi kebutuhan- kepada pekerja sebagai bagian dari
kebutuhan dasarnya. Pekerja informal masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
pada umumnya berpenghasilan minim Namun, hal ini kemudian memicu
dan bahkan tidak memiliki jaminan sosial kontroversi ketika dibandingkan dengan
atas pekerjaannya. Kondisi pekerja kondisi pekerja informal. Pekerja informal
informal ini jelas berbeda dengan juga menjadi bagian dari masyarakat yang
kondisi pekerja formal yang bekerja terdampak pandemi Covid-19, bahkan
pada perusahaan-perusahaan, di mana pada umumnya mereka justru mengalami
meskipun gaji mereka rendah (dalam hal penderitaan yang lebih parah. Hal ini
ini di bawah Rp5.000.000,00), namun dikarenakan pekerja informal bekerja tanpa
mereka memiliki jaminan sosial karena status dan jaminan yang jelas, dengan gaji
kejelasan statusnya yang terdaftar pada yang umumnya lebih rendah. Di tengah
BPJS Ketenagakerjaan. Pekerja informal pandemi Covid-19, kehidupan mereka
umumnya berpenghasilan rendah dan menjadi lebih buruk karena banyak potensi
kemampuannya bekerja sangat tergantung penghasilan yang hilang akibat PSBB.
pada kondisi kesehatan badan. Hanya jika Sebagai penyelenggara negara,
sehat badan, maka mereka bisa bekerja. pemerintah perlu membuat kebijakan sosial
Jika sakit, mereka tidak dapat bekerja yang adil dan memihak pada masyarakat
yang berarti tidak akan mendapatkan yang lemah. Jika pekerja formal yang
penghasilan. berpenghasilan di bawah Rp5.000.000,00
Terkait pandemi Covid-19, pemerintah saja dianggap sebagai masyarakat lemah
seharusnya lebih sensitif dan memberikan yang pantas dibantu, maka seharusnya
perhatian serta bantuan sosial kepada pemerintah justru memberikan perhatian
pekerja informal. Dalam kondisi pandemi lebih kepada pekerja informal. Pemerintah
Covid-19 yang berdampak luas bagi perlu mempertimbangkan bahwa pekerja
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat informal berada pada posisi yang lebih
seperti sekarang ini, memberikan rentan karena mereka bekerja tanpa
bantuan sosial kepada pekerja formal jaminan sosial ketenagakerjaan, sehingga
berpenghasilan Rp5.000.000,00 ke bawah pekerja informal sangat layak untuk
merupakan sesuatu kebijakan sosial mendapatkan bantuan sosial seperti yang
yang pantas diacungi jempol. Namun diberikan kepada pekerja formal. Pekerja
akan sangat tidak adil ketika pemerintah informal perlu mendapat bantuan sosial
membiarkan pekerja informal dan tidak setara subsidi gaji pekerja formal, agar

224 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


mereka dapat memenuhi kebutuhan- seharusnya pekerja informal yang lebih
kebutuhan dasar bagi diri dan keluarganya. layak dibantu, karena mereka adalah
Pandemi Covid-19 masih berlangsung pekerja tanpa kepastian penghasilan dan
dan belum dapat dipastikan kapan akan jaminan sosial ketenagakerjaan.
berakhir. Dalam kondisi yang demikian, Pandemi Covid-19 masih terus
pemerintah perlu membuat kebijakan berlangsung dan belum dapat diprediksi
sosial yang memihak pada pekerja kapan tepatnya akan berakhir, dan
informal. Ke depan, pemerintah perlu bahkan jika pandemi berakhir pun,
membuat kebijakan sosial yang lebih adil mungkin masih akan banyak dampak
bagi pekerja, dengan memberikan bantuan sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat.
sosial setara subsidi gaji pekerja formal Oleh karena itu, saran yang dikemukakan
kepada pekerja informal. untuk perbaikan ke depan adalah agar
pemerintah membuat kebijakan sosial
Penutup yang lebih baik dan lebih berpihak kepada
Pandemi Covid-19 telah memberikan masyarakat yang lebih rentan. Terkait
dampak yang luas bagi kehidupan sosial dengan bantuan sosial bagi pekerja formal,
dan ekonomi masyarakat. Kebijakan kebijakan itu perlu dievaluasi dan bisa saja
PSBB yang sebenarnya dimaksudkan diteruskan jika dianggap perlu. Namun
untuk mencegah meluasnya penularan pemerintah perlu memberikan perhatian
virus Covid-19 telah berdampak yang lebih baik kepada pekerja informal,
pada tersendatnya kehidupan sosial karena mereka lebih rentan secara sosial
dan ekonomi masyarakat sehingga dan ekonomi dibanding pekerja formal.
mengakibatkan menurunnya kualitas Bantuan sosial setara subsidi gaji pekerja
kesejahteraan masyarakat. Banyak formal pantas diberikan kepada pekerja
masyarakat yang terdampak pandemi informal, karena mereka tidak memiliki
Covid-19 dan mengalami kesulitan kepastian penghasilan di tengah pandemi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Covid-19.
dasarnya. Banyak masyarakat tidak
mampu memenuhi berbagai kebutuhan
karena kehilangan penghasilan atau Daftar Pustaka
penghasilannya yang menurun drastis.
Oleh karena itu, pemerintah membuat Fauzan, R. (2020, September 03). Ini Faktor
berbagai kebijakan sosial untuk membantu Penentu Program Subsidi Gaji Berlanjut
masyarakat yang terdampak pandemi Tahun Depan. bisnis.com. Diakses
dari https://ekonomi.bisnis.com/read
Covid-19, agar mereka dapat bertahan
/20200903 /12/1286879/ini-faktor-
hidup di tengah pandemi. Salah satu penentu-program-subsidi-gaji-berlanjut-
bentuk kebijakan sosial tersebut adalah tahun-depan.
program bantuan sosial yang diberikan
Gusman, H. (2020, Mei 29). Ketika Pandemi
kepada pekerja formal berpenghasilan di
Covid-19 Berdampak pada Nasib
bawah Rp5.000.000,00 yang terdaftar dan
Jutaan Pekerja RI. tirto.id. Diakses dari
aktif di BPJS Ketenagakerjaan. Bantuan https://tirto.id/ketika-pandemi-covid-19
sosial berupa subsidi gaji ini merupakan -berdampak-pada-nasib-jutaan-pekerja-
suatu bentuk kehadiran negara dan ri-.
keberpihakan pemerintah terhadap pekerja
Habibullah. (2010, Januari 29). Definisi
formal berpenghasilan rendah. Namun di Kebijakan Sosial. [Blog post]. Diakses
sisi lain, pemerintah belum memperhatikan dari https://kebijakansosial.wordpress.
nasib pekerja informal yang secara umum com/2010/01/29/definisi-kebijakan-sosial/.
justru kondisinya lebih buruk. Padahal

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 225
Hamdani, T. (2020, September 6). Simak Buka- Rasdianto, F.Y. (2020, Maret 30). Nasib Pekerja
bukaan Menaker Soal Bantuan Rp600 Informal yang di Ujung Tanduk. alinea.id.
Ribu Besok. detik.com. Diakses dari Diakses dari https://www.alinea.id/bisnis/
https://finance.detik.com/berita-ekonomi- nasib-pekerja-informal-yang-di-ujung-
bisnis/d-5162216/simak-buka-bukaan- tanduk-b1ZJX9sPb.
m e na ke r -soal-ban tu an -rp-600-ribu -
Soraya. (2020, September 10). PSBB
besok?
Jakarta Diperketat, Pengusaha: Pasti
Hamdani, T. (2020, September 7). Mohon Akan Ada PHK. detik.com. Diakses
Maaf, 1,6 Juta Nomor Rekening Ditolak dari https://finance.detik.com/berita-
Terima Bantuan Rp600 Ribu. detik.com. ekonomi -bisnis/d-5167450/psbb-jakarta-
Diakses dari https://finance.detik.com/ diperketat-pengusaha-pasti-akan-ada-
berita-ekonomi-bisnis/d-5162616/mohon- phk?
maaf-16-juta-nomor-rekening-ditolak-
Sugianto, D. (2020, Agustus 11). Syarat
terima-bantuan-rp-600-ribu?
Lengkap Penerima Bantuan Rp600 Ribu/
Hidayat, A. A. N. (2020, September 3). Bulan dari Jokowi. detik.com. Diakses dari
Menaker Ungkap Peluang Subsidi Gaji https://finance.detik.com/berita -ekonomi-
Berlanjut Tahun Depan Jika. bisnis.tempo. bisnis/d-5128003/syarat-lengkap-
co. Diakses dari https://bisnis.tempo.co/ penerima-bantuan-rp-600-ribubulan-dari-
read/1382478/menaker-ungkap-peluang- jokowi.
subsidi-gaji-berlanjut-tahun-depan-jika.
Suharto, E. (2006). Kebijakan Perlindungan
Ihsanuddin. (2020, Agustus 26). Ada 7 Bantuan Sosial bagi Kelompok Rentan dan Kurang
Pemerintah Selama Pandemi Covid-19, Beruntung. Jakarta: Badan Pelatihan dan
Berikut Rinciannya. kompas.com. Penelitian Kesejahteraan Sosial, Depsos
Diakses dari https://nasional.kompas. RI.
com/read/2020/08/26/09222471/ada-7-
Suharto, E. (2015). Peran Perlindungan Sosial
bantuan-pemerintah-selama-pandemi-
dalam Mengatasi kemiskinan di Indonesia:
covid-19-berikut-rinciannya?
Studi Kasus Program Keluarga Harapan.
Julita S., L. (2020, September 10). Nah Lho! Jurnal Sosiohumaniora, 17(1), 22–28.
Menaker Minta Subsidi Gaji Ada yang
Supriyanto, R. W., Ramdhani, E. R., &
Dikembalikan. cnbcindonesia.com.
Rahmadan, E. (2014). Perlindungan Sosial
Diakses dari https://www.cnbcindonesia.
di Indonesia: Tantangan dan Arah ke
com /news/20200910114743-4-185792/
Depan. Jakarta: Direktorat Perlindungan
nah-lho-menaker-minta-subsidi-gaji-ada-
dan Kesejahteraan Masyarakat
yang-dikembalikan.
Kementerian PPN/Bappenas.
Kemenkes RI. (2020). Situasi Terkini
Tambunan, L. (2020, Juli, 13). Virus Corona di
Perkembangan Novel Coronavirus Disease
Indonesia: Kapan Puncak Pandemi Akan
(COVID-19): Data Dilaporkan sampai 12
Terjadi Setelah Penerapan “New Normal?”.
September 2020. Jakarta: Kemenkes RI.
bbc.com. Diakses dari https://www.bbc.
Diakses dari Situasi Terkini Perkembangan
com/indonesia/indonesia-53380880.
Coronavirus Disease (COVID-19) 13
September 2020 » Info Infeksi Emerging Undang-Undang tentang Badan
Kementerian Kesehatan RI (kemkes.go.id). Penyelenggara Jaminan Sosial (2011).
Pegawai Bergaji di Bawah Rp5 Juta Akan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial
Dapat Bantuan Dana. (2020). dw.com. (2009).
Diakses dari https://www.dw.com/id/ Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan
pegawai-bergaji-di-bawah-rp-5-juta-akan- (2003).
dapat-bantuan-dana /a-54456682.
Worldometers. (2020, September 12). Covid-19
Permenaker tentang Pedoman Pemberian Coronavirus Pandemic. Worldometers.info.
Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/ Diakses dari https://www.worldometers.
Upah Bagi Pekerja/Buruh (2020). info/coronavirus/.

226 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


Yasin, M. (2020, April 14). Penyebaran
Covid-19 Dinyatakan sebagai Bencana
Nasional. hukumonline.com. Diakses dari
https://www.hukumonline.com/berita/
baca/lt5e947d66e1254/penyebaran-covid-
19-ditetapkan-sebagai-bencana-nasional/.
Yustina, E. W. & Yohanes B. (2020). Hukum
Jaminan Kesehatan: Sebuah Telaah
Konsep Negara Kesejahteraan dalam
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan.
Semarang: SCU Knowledge Media.

Hartini Retnaningsih Bantuan Sosial bagi Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19: Sebuah... 227

You might also like