You are on page 1of 5

Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 :174-178 174

IMPLEMENTASI PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA


BESAR, SEBUAH KEBIJAKAN PUBLIK DALAM
PENANGANAN PANDEMI COVID-19

Ahmad Fauzi
Widyaiswara Ahli Madya (IV/c)
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau
Jalan Ronggowarsito nomor 14 Pekanbaru
ahmadfauziwi@gmail.com

Abstract: Large-scale Social Restrictions, or better known as PSBB, is a method of handling the
Covid-19 pandemic by the Government as a policy in dealing with and handling the Covid-19
pandemic. Covid-19 pandemic is an epidemic of dangerous diseases that attack the world, includ-
ing Indonesia which can cause death. This epidemic is in the form of a virus which has not yet
found a cure. Already many human victims have died, because of Covid-19, the number has
reached 54 doctors and 24 nurses who died because of Covid-19 (Electronic media, 2020). When
implementing this policy, there are problems that are found as follows (1) Not all state administra-
tors understand the Large-Scale Social Limitation policy (PSBB, because there is not yet one
command, so it experiences a bias in implementation. (2) Not all Regional Heads understand the
Restrictions policy Large-scale Social (PSBB. This is interesting to be studied and discussed by
the author in this simple article. In order for the implementation of the Large-Scale Social Re-
strictions (PSBB) policy to provide effectiveness, several things that can be delivered as a solution
to the problem are (1) Conducting intense socialization to all state administrators related to under-
standing the legal basis, one command and sanctions. (2) Commitment to the SOP for handling the
Covid-19 pandemic (3) Commitments from all parties to the leadership (4) Completing the Covid-
19 pandemic handling tool. So that can be conveyed hopefully can benefit us all.

Key words: Implementation of Large Scale Social Restrictions (PSBB) policy

Abstrak: Pembatasan Sosial Berskala Besar atau lebih dikenal dengan PSBB adalah sebuah
metode penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah sebagai sebuah kebijakan
dalam menghadapi dan menangani pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan wabah
penyakit berbahaya yang menyerang dunia, termasuk Indonesia yang dapat menyebabkan
kematian. Wabah ini berupa Virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Sudah banyak
korban insan manusia yang meninggal, karena Covid-19, tercatat angka sudah mencapai 54 dokter
dan 24 perawat yang wafat karena Covid-19 ( Media eletronik, 2020). Ketika menerapkan
kebijakan ini, maka terdapat permasalahan yang ditemukan sebagai berikut (1) Tidak semua
penyelenggara negara memahami tentang kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB,
karena belum satu komando, sehingga mengalami bias dalam implementasi. (2) Tidak semua
Kepala Daerah memahami kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB. Inilah yang
menarik untuk dikaji dan dibahas oleh Penulis dalam artikel sederhana ini. Agar implementasi ke-
bijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan efektifitas, maka beberapa yang
dapat disampaikan sebagai solusi permasalahan yaitu (1) Melakukan sosialisasi yang inten kepada
seluruh penyelenggara negara terkait pemahaman dasar hukum, satu komando dan sanksi. (2)
Komitmen terhadap SOP penanganan pandemi Covid-19 (3) Komitmen pimpinan dari semua
pihak (4) Melengkapi sarana penangana pandemi Covid-19. Demikian yang dapat disampaikan
semoga dapat memberi manfaat kepada kita semua.

Kata kunci : Implementasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

PENDAHULUAN Corona Virus Disease-19 atau yang sering


Dunia termasuk Indonesia sedang disebut Covid-19. Pandemi Covid-19 dapat
dihadapkan pada suatu wabah yang sangat menyerang siapa saja, bisa dewasa, bisa
dahsyat dan mengerikan yakni pandemi remaja dan bisa juga anak-anak. Bisa juga

174
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 :174-178 175

orang kaya, bisa juga orang miskin, pejabat kontaminasi, tidak hanya COVID-19, Hal
ASN dan rakyat biasa.Sampai saat ini, diatas menurut penjelasan Peraturan
Vaksin untuk menanggulangi Virus in, Pemerintah No. 21 Tahun 2020 Sementara
sampai saat ini belum ditemukan Sudah untuk lebih teknis dan mendetail per penya-
banyak korban meninggal dikarenakan kit bisa diatur pada level di bawahnya, yakni
serangan .wabah pandemi Covid-19. Untuk Peraturan Presiden. Contoh Perpres tentang
menangani wabah tersebut, agar tidak tidak Pelaksanaan PSBB penanganan dan
berkembang pesat akhirnya, Pemerintah pencegahan Penyebaran COVID-19. Pertan-
dalam hal ini Presiden RI mengeluarkan yaan selanjutnya apa yang dimaksud dengan
suatu kebijakan yang disebut dengan Peraturan Pemerintah ?. Berdasarkan Pasal 1
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau angka 5 UU 15/2019 tentang Perubahan Atas
PSBB. UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan
Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Perundang-undangan), Peraturan Pemerintah
Mahendra menyoroti landasan hukum Pem- adalah peraturan perundang-undangan yang
batasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jurus ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan
Presiden Joko Widodo mengatasi pandemi Undang Undang sebagaimana mestinya.
virus Corona,menurut Yusril, PSBB kurang Materi muatan PP ini adalah berisi materi
maksimal, karena semuanya serba tanggung, untuk menjalankan UU sebagaimana mesti-
ujar beliau kepada wartawan, Minggu nya. Maksudnya adalah tidak menyimpang
(5/4/2020). Selanjutnya seperti diketahui, dari materi yang diatur dalam UU yang ber-
dalam keterangan pers di Istana Kepresi- sangkutan. (Pasal 12 jo. Penjelasannya UU
denan Bogor, Jawa Barat, Selasa 12/2011). Jadi singkatnya adalah PP itu
(31/3/2020), Presiden Jokowi menetapkan mengatur lebih detail, konkret, memberikan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar petunjuk pelaksanaan materi atau aturan
(PSBB) dan status kedaruratan kesehatan yang telah dimuat di sebuah Undang Undang
masyarakat. Menurut hukum PSBB adalah . Kembali ke PP PSBB COVID-19, menurut
pembatasan kegiatan tertentu penduduk da- pakar hukum , selain judulnya sudah salah
lam suatu waktu wilayah yang diduga terin- kaprah, materinya pun mengadopsi apa yang
feksi penyakit dan/atau terkontaminasi sudah dimuat di UU Karantina Kesehatan,
sedemikian rupa untuk mencegah kemung- padahal PP ini tadinya berisikan penjelasan
kinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. yang lebih konkrit bagaimana melaksanakan
Hal ini merujuk Pasal 1 angka 11 UU 6/2018 Pembatasan Sosial Berskala Besar tersebut.
tentang Karantina Kesehatan. Misalnya PSBB di sekolah, tempat kerja,
Dengan demikian alasan utama kegiatan keagamaan atau tempat umum, tapi
penyebab PSBB ini adalah karena ada suatu sayangnya tidak sama sekali.
penyakit atau kontaminasi. Penyakit yang Dalam PP PSBB itu tidak ada petun-
tidak terbatas pada suatu penyakit yaitu pada juk pelaksanaan yang lebih detail atau men-
penyakit COVID-19. Selanjutnya pada, Pasal jelaskan bagaimana PSBB itu bisa dijalan-
60 Undang Undang Kesehatan menyebutkan kan? siapa yang menjalankan operasional-
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai nya? Bagaimana hak dan kewajiban rakyat
Kriteria dan Pelaksanaan PSBB diatur yang dibatasi kegiatan sosialnya? Bagaimana
dengan Peraturan Pemerintah. Dengan relasinya dengan kewenangan lembaga
demikian, penyebutan judul tentang Pembat- pemerintah pusat lainnya? Dengan Pemda?
asan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Bagaimana sanksi bagi orang atau perus-
Percepatan Penanganan Corona Virus Dis- ahaan/lembaga yang melanggar PSBB?
ease 2019 (COVID-19) sudah tidak tepat Apakah sanksinya langsung dikenakan
dari awal. Seharusnya judulnya yang kira- sanksi pidana dengan dasar hukum UU Wa-
kira mendekati itu adalah PSBB Karantina bah Penyakit Menular atau sanksi admin-
Kesehatan, yang nanti pengaturannya istrasi dulu atau sanksi seperti apa? Apakah
digunakan untuk bermacam penyakit atau juga pembatasan sosial ini termasuk pembat-
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 :174-178 176

asan kegiatan bepergian masyarakat? dan bijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
tentu banyak materi lainnya. Pertanyaan se- (PSBB). (2) Tidak semua penyelenggara
lanjutnya yang lebih penting adalah apakah negara memahami tentang kebijakan Pem-
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah batasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
(PP) ini bisa segera dioperasionalkan untuk karena belum satu komando, sehingga
mencegah penyebaran COVID-19?. Akan mengalami bias dalam implementasi. (3)
tetapi secara hukum harusnya dapat Tidak semua Kepala Daerah memahami ke-
digunakan untuk membantu mengatasi per- bijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
soalan wabah COVID-19. Tanpa dasar (PSBB) apakah sama dengan Lockdown(4)
hukum yang kuat kita akan seperti kapal belum jelasnya sanksi yang diberikan bagi
yang kehilangan kompas di tengah badai be- pelanggar kebijakan PSBB (5) Belum
sar tanpa tahu arah bagaimana cara me- sepenuhnya penyelenggara negara dan
nyelamatkan diri ke tepi pantai tanpa harus pemerintah komitmen melaksanakan PSBB
kehilangan awak kapal atau kehilangan ban- dengan sepenuh hati, sesuai dengan protokol
yak awal kapal. Apalagi musuh yang sedang kesehatan (6) Belum adanya mekanisme
dihadapi tidak nampak jelas dipandang mata Lockdown dan PSBB terkait dampak
dan bahkan yang nampak adalah korbannya. ekonomi.

METODE HASIL, PEMBAHASAN DAN SOLUSI


Metode penulisan yang digunakan PERMASALAHAN
dalam artikel ini yaitu pendekatan kualitatif Agar penulisan ini lebih fokus, maka
deskriptif. Artinya Penulis melakukan kajian Penulis akan membatasi kajian kajian terkait
sederhana dengan menggambarkan keadaan hasil kebijakan hal hal sebagai berikut :
suatu objek yang akan ditelaah pada saat ini, A. Dasar Hukum kebijakan
dengan didasarkan pada fakta fakta yang 1. Ada 3 (tiga) dasar hukum
ditemukan (fact finding), untuk kemudian pelaksanaan kebijakan PSBB yaitu
dikaitkan dengan teori yang relevan. pertama Undang-Undang Nomor 6
Pendekatan ini diikuti dengan observasi, Tahun 2018 tentang Karantina
mendengar diskusi soal Covid-19 dari media Kesehatan. Kedua, Undang-Undang
sosial dan kajian lainnya. Selanjutnya data Nomor 36 Tahun 2009 tentang
dan informasi yang diperoleh dilakukan Kesehatan. Ketiga, Undang-Undang
secara induksi, reduksi untuk kemudian Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
disajikan dalam bentuk sederhana, yang Penyakit Menular.
mudah untuk dipahami. 2. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pe-
Tujuan Penulisan doman Pembatasan Sosial
Yaitu untuk mendeksripsikan secara Berskala Besar dalam Rangka
umum terkait implementasi Pembatasan Percepatan Penanganan Corona
Sosial Berskala Besar (PSBB), sebagai Virus Disease 2019. Permenkes
sebuah kebijakan Pemerintah pusat dalam ini tidak bisa disalahkan. Sanksi
menangani pandemi Covid-19 pidana misal, pelanggarnya
dipenjara 1 tahun, atau dikurung
Permasalahan yang dijumpai. 3 bulan, atau didenda Rp 1 miliar,
Ketika mengikuti diskusi via acara itu hanya bisa diatur dalam UU.
Indonesia Lawyer Club (ILC) terkait PP saja tidak bisa mengatur
penanganan pandemi Covid-19 (TV One sanksi pidana, apalagi Peraturan
April 2020), dan studi literasi, maka banyak Kesehatan. UU Karantina
sekali dijumpai permasalahan sebagai Kesehatan tidak mengatur
berikut (1) Tidak semua penyelenggara masalah ini. Menurut Pakar
negara memahami tentang dasar hukum ke- Hukum tata negara Yusril Ihza
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 :174-178 177

Mahendra sebaiknya Presiden sehingga harus diaudit oleh BPK,


terbitkan Perppu yang dipertanggungjawabkan
komprehensif untuk menghadapi dihadapan DPR melalui LKPP
Corona. (Laporan Keuangan Pemerintah
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Pusat) dan menjadi objek
Undang Undang nomor 1 tahun pengawasan KPK.
2020 tentang kebijakan keuangan 4. Dalam Perpu tersebut
negara dan stabilitas Sistem Pemerintah telah menambah dana
keuangan untuk penanganan APBN sebesar 405.1 T yang
pandemi Covid-19. Perpu diatas dialokasikan untuk kesehatan,
akan berlanjut menjadi sebuah peningkatan kapasitas RS,
Undang Undang, yang saat ini jaminan sosial, intensif pajak dan
sedang mendapat sorotan di program pemulian ekonomi
parlemen, karena diduga akan nasional.
memuculkan kasus baru yakni 5. Perkembangan kasus Pandemi
korupsi (detik.com 15/5/20). Covid-19 di Indonsia (informasi
Dalam pasal 27 ayat1 berbunyi CNN pada posisi 24 Mei 2020)
biaya yang telah dikeluarkan yaitu dari 34 provinsi yang ada di
pemerintah dan atau lembaga Indonesia, sebanyak 404
anggota KSSK dalam rangka kabupaten terpapar Covid-19.
pelaksanaan kebijakan Orang yang dinyatakan Posituf
pendapatan negara termasuk Covid-19 adalah 22.271 orang,
kebijakan dibidang keuangan sembuh 5.402 orang dan
daerah, kebijakan pembiayaan, meninggal dunia sebanyak 1.372
kebijakan stabilitas sistem orang. Sedangkan di DKI Jakarta
keuangan dan program pemulihan orang yang dinyatakan positif
ekonomi nasional, mepakan Covid-19 adalah 6.561 orang,
bagian dari biaya ekonomi untuk sembuh 1.594 orang dan
penyelematan perekonomian dari meninggal dunia 505 orang.
krisis lain dan bukan
merupakan kerugian negara. B. Strategi Penanganan Pandemi Covid-19
Ayat 2 berbunyi anggota KSSK, antara lain
Sekreatris KSSK, anggota 1. Penyelenggara negara, pejabat
sekretariat KSSK dan pejabat publik perlu, penting dan harus
atau pegawai kementerian memahami konsep dan
keuangan, Bank Indonesia, OJK, implementasi dasar hukum
dan LPS dan pejaat lainnya yang kebijakan PSBB
berkaitan dengan pelaksanaan 2. Perlu dan penting satu kesatuan
Perpu ini, tidak dapat dituntut dan cara pandang dalam
baik secara perdata meupun implementasi kebijakan PSBB di
pidana jika dalam pelaksanaan daerah, misalnya menjaga social
tugas didasarkan pada iktikad and physical distancing, cuci
baik dan sesuai dengan tangan pakai sabun, stay at home,
ketentuan peraturan per UU tidak melakukan kerumunan dan
an. Hal ini berarti jika biaya memakai masker bilamana keluar
boros, diselewengkan, salah rumah.
perencanaan, fiktif, tetap 3. Perlu dan penting satu komando
dianggap biaya bukan kerugian dalam implementasi kebijakan
negara. Selanjutnya semua PSBB.
tercantum dalam APBN,
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 :174-178 178

4. Perlu dan penting penegakan 3. Kondisi dilapangan yang dapat dicermati


hukum yang dikawal oleh Aparat terkait penanganan Covid-19 ada kesatuan
Penegak Hukum berupa sanksi Komando, pejabat publik dalam hal ini
kepada pelanggar kebijakan Gubernur langsung turun untuk monitor
PSBB kebijakan dan telah terjadi penurunan
5. Perlu dan penting Komitmen kasus Covid-19
pimpinan, penyelenggara negara, 4. Sarana pendukung dalam upaya
pejabat publik dan semua pihak menangani pandemi Covid-19 seperti Alat
yang terlibat dalam penanganan Pelindung Diri (APD), Ventilator dan
Covid-19. masker masih terbatas. Tetapi untuk
daerah DKI dan Jawa Barat dapat
SIMPULAN dicarikan solusinya.
Dari uraian diatas, maka dapat
disimpulkan hal sebagai berikut: DAFTAR RUJUKAN
1. Pemahaman terkait Dasar hukum dan Https://www.ayojakarta.com/read/2020/04/0
implementasi kebijakan dalam kesatuan 1/.
persepsi, pandangan, sehingga masih Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
terdapat bias dalam tahap implementasi Undang nomor 1 tahun 2020 tentang
2. Implementasi kebijakan PSBB untuk kebijakan Keuangan negara dan
daerah DKI Jakarta dan Jawab Barat stabilitas Sistem keuangan untuk
dapat dinyatakan sukses, hal ini dapat penanganan pandemi Covid-19.
dilihat dari beberapa hal antara lain Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
kesiapan pejabat publik dalam menangani Kekarantinaan Kesehatan.
penyebaran wabah, sarana pendukung, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
ketersediaan biaya, koordinasi dengan tentang Kesehatan.
pihak yang terlibat dan sanksi yang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984
diberikan kepada pelanggar kebijakan. tentang Wabah Penyakit Menular.

You might also like