Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic that occurred in March 2020 had a wide impact in
the world and in Indonesia. Indonesia implements the right strategy in overcoming the pandemic.
Various policies have been issued by the Indonesian government, one of which is the Instruction of the
Minister of Home Affairs Number 23 of 2021 concerning the Enforcement of Restrictions on Micro-Based
Community Activities and Optimizing the Command Post for Handling Corona Virus Disease 2019 at the
Village and Sub-District Levels to Control the Spread of Covid-19. However, in the implementation in the
field, people tend to be apathetic and do not know the rules or policies made by the Government to
control the spread of Covid-19. This fact certainly contradicts the principle of legal fiction which states
that everyone must understand the law or at least know that there is a law that governs it..The purpose of
this study was to find out whether the Principles of Legal Fiction apply in the Instruction of the Minister
of Home Affairs Number 23 of 2021 and provide a prescription for the problem in question.This research
is a normative research using a legal approach.Based on Article 81 of Law Number 12 of 2011, the scope
of the principle of legal fiction only applies to regulations promulgated by placing them in the State
Gazette of the Republic of Indonesia, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia, State
News of the Republic of Indonesia, Supplement to the State News of the Republic of Indonesia, Regional
Gazette, Supplement to the Regional Gazette, or Regional News.Thus the principle of legal fiction does
not apply to the Instruction of the Minister of Home Affairs Number 23 of 2021 because it is not stated in
a state document as stipulated in Article 81 of Law Number 12 of 2011. The consequence of the non-
applicability of the principle of legal fiction is that the public must receive proper education and
socialization. enough from state officials regarding regulations for handling Covid-19. In addition,
violations of the provisions of the Instruction of the Minister of Home Affairs Number 23 of 2021 by the
public do not automatically be subject to sanctions because of the non-applicability of the principle of
legal fiction. To increase public knowledge in regulations related to handling Covid-19, 2 (two) efforts
can be made, both from the government and from the community, namely publications by the government
and active participation from the community to help disseminate regulations. (maks 350 kata)
1
Fathiyah Isbaniah,dkk.(2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)
Revisi Ke-4. Jakarta :Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, hlm
11.
2
https://covid19.who.int/.
3
Sastra Wijaya, “Setiap Negara Memiliki Strategi Berbeda Untuk Menangani Pandemik Global Virus
Corona”,https://www.abc.net.au/indonesian/2020-03-17/langkah-sejumlah-negara-tangani-virus-corona/12063352,
2 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
strategi pembatasan interaksi fisik untuk memperlambat penyebaran Covid-19 mulai dalam bentuk
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Sosial Berskala Besar Transisi (PSBB Transisi),
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, hingga Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat level 4.4 Penyesuaian strategi oleh pemerintah di Indonesia terus dilakukan karena
penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin meningkat, hingga menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan kasus mingguan Covid-19 tertinggi di dunia. 5 Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun
2021 merupakan dasar hukum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat yang kemudian
diikuti dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri selebihnya, sebagai landasan perpanjangan pemberlakuan
PPKM.
Upaya pemerintah dalam mengurangi laju perkembangan Covid-19 melalui PPKM terbentur dengan
kurangnya kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan PPKM. Survei BPS menunjukkan sebanyak 36,9 %
yang terpapar Covid-19 tidak melaporkan keterpaparannya padahal responden mengetahui keberadaan
satgas atau tempat pelaporan di lingkungan sekitarnya. 6Selain itu dari hasil survei BPS juga tampak
bahwa masyarakat di lingkungan sekitar responden, secara umum masih sangat abai dalam penerapan
protokol kesehatan.7Adanya sanksi bagi pelanggar PPKM juga nampaknya tidak menjadikan masyarakat
semakin patuh pada aturan PPKM Darurat. Tidak heran apabila kasus positif Covid-19 di Indonesia pada
tanggal 23 Agustus 2021 masih mencatatkan angka yang cukup tinggi, yaitu bertambah 12.408 kasus
sehingga secara kumulatif terdapat 3.979.456 kasus yang terkonfirmasi dengan 1.030 kasus meninggal
dunia.8Peraturan PPKM merupakan pedoman keseharian masyarakat selama Pandemi Covid-19, yang
seyogyanya harus ditaati dan dilaksanakan. Sesuai dengan asas fiksi hukum, setiap orang harus
memahami hukum atau setidaknya tahu bahwa ada hukum yang mengaturnya dan ketidaktahuan
seseorang akan hukum tidak dapat membebaskan seseorang itu dari tuntutan hukum. Namun demikian,
asas fiksi hukum menghadapi permasalahan dengan mengingat tidak semua masyarakat telah mengetahui
peraturan perundang-undangan apa saja yang ditetapkan dan juga substansi dari peraturan perundang-
undangan untuk menangani masalah pandemi Covid-19. Hal ini kemudian akan berpengaruh pada
kesadaran hukum masyarakat, dimana kepatuhan hukum antara lain berkaitan dengan kesadaran hukum,
yang didasarkan pada faktor pengetahuan tentang peraturan, pengetahuan tentang isi peraturan, sikap
terhadap peraturan dan perikelakuan yang sesuai peraturan. 9 Oleh karena itu menjadi persoalan penting
untuk dikaji dan dianalisis lebih lanjut mengenai Asas Fiksi Hukum dalam Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona
Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa dan Bali serta memberikan preskripsi atas ketentuan dimaksud.
Diperintahkan Oleh Peraturan Perundang-Undangan Yang Lebih Tinggi. 11 Hasil penelitian menunjukkan
asas fiksi hukum juga berlaku dalam Peraturan Menteri karena secara formal peraturan tersebut telah
diundangkan dan ditempatkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Sementara itu Budianto Eldist
Daud Tamin melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Peraturan
Mahkamah Agung (Perma) Dalam Hierarki Peraturan Perundangundangan Di Indonesia. 12 Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa Peraturan Mahkamah Agung termasuk dalam peraturan perundang-
undangan, dan melalui pengundangan dalam Berita Negara Republik Indonesia maka berlaku asas fiksi
hukum. Berdasarkan literature review tersebut, belum ditemukan penelitian yang mengkaji secara khusus
mengenai Asas Fiksi Hukum yang dikaitkan dengan kebijakan penanganan Covid-19. Oleh karena itu
penulis berpendapat perlu diteliti lebih lanjut mengenai Asas Fiksi Hukum dalam Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat
Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa dan Bali.
III. METHODOLOGY
Pada umumnya penelitian hukum mempunyai pendekatan yuridis normatif. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan perundang undangan (statue approach) dan pendekatan kasus (case approach).
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang telah dikumpulkan secara mendalam sehingga
diperoleh gambaran mengenai persoalan hukum yang diteliti.
15
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
16
Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
17
Vidya Pinandhita, “Istilah Baru 'PPKM Level 3-4' Berlaku di Jawa-Bali, Artinya Apa Sih?”,
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5650681/istilah-baru-ppkm-level-3-4-berlaku-di-jawa-bali-artinya-apa-
sih? , diakses tanggal 10 Agustus 2021.
5 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
Sanksi yang diberikan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212 sampai dengan Pasal
218, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, dan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, serta
Ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011, Peraturan perundang-undangan
yang diterbitkan oleh Menteri juga memiliki kekuatan mengikat sebagai peraturan perundang-undangan
apabila diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan. Secara umum produk hukum terbagi dalam 2 jenis, 1) peraturan (regeling), yang mengatur
hal-hal umum, abstrak dan sifatnya mengikat secara umum dan 2) penetapan (beschikking), yang
merupakan pelaksanaan peraturan ke dalam peristiwa konkret tertentu. 18 Selain peraturan peraturan
(regeling) dan penetapan (beschikking), dalam ilmu hukum dikenal juga peraturan kebijakan
(beleidregel), produk dari perbuatan tata usaha negara yang bertujuan “naar buiten gebracht schriftelijk
beleid” (menampakkan keluar suatu kebijakan tertulis) namun tanpa disertai kewenangan pembuatan
peraturan kebijaksanaan tersebut.19 Peraturan Kebijakan memiliki ciri sebagai berikut : 20
1. Peraturan Kebijakan dibuat berdasarkan freies emersen.
2. Peraturan Kebijakan bukan merupakan peraturan perundang-undangan
3. Peraturan Kebijakan tidak mengikat hukum secara langsung, namun memiliki relevansi hukum
4. Peraturan Kebijakan mengandung suatu syarat pengetahuan yang tidak tertulis (angeschreven
hardheidsclausule)
5. Peraturan Kebijakan tidak dapat diuji dalam kasasi.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pada Pasal 17 ayat (3) merupakan
landasan kewenangan Menteri untuk menerbitkan kebijakan yang dapat berupa peraturan (regeling),
penetapan (beschikking), dan peraturan kebijakan (beleidregel).
Dalam kaitannya dengan Covid-19, Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan beberapa kebijakan yang
berupa Surat Edaran dan instruksi Menteri Dalam Negeri, guna menekan laju penyebaran Covid-19.
Dengan melihat ketentuan UU Nomor 12 Tahun 2011, instruksi Menteri Dalam Negeri tidak termasuk
dalam jenis peraturan perundang-undangan. Hal ini karena instruksi Menteri berfungsi untuk menuntun,
memberi arahan kebijakan dan mengatur suatu pelaksanaan tugas, bukan merupakan peraturan yang
bersifat mengatur. Instruksi Menteri Dalam Negeri dibentuk berdasarkan kewenangan diskresi untuk
mengakomodir sejumlah kebijakan penting berkaitan penanganan Covid-19. Jimly Asshiddiqie mengutip
pendapat Michael Allen dan Brian Thompson menyatakan bahwa salah satu bentuk peraturan kebijakan
adalah instruction to Officials (perintah atau instruksi).21 Peraturan Kebijakan dalam hal ini hanya
berfungsi sebagai bagian dari operasional penyelenggaraan tugas pemerintahan. 22 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Instruksi Menteri Dalam Negeri yang berkaitan dengan penanganan Covid-19
termasuk ke dalam ranah peraturan kebijakan (beleidregel). Dengan posisi Instruksi Menteri Dalam
Negeri sebagai peraturan kebijakan (beleidregel), maka konsekuensinya adalah asas fiksi hukum tidak
berlaku pada Instruksi Menteri Dalam Negeri. Pemerintah haruslah memberikan sosialisasi terkait adanya
Instruksi Menteri Dalam Negeri yang sudah dikeluarkan. Selain itu, dengan tidak berlakunya Asas Fiksi
maka apabila ada pihak yang melanggar instruksi tersebut pelanggar tidak dapat dikenakan sanksi pidana
maupun sanksi pemaksa. Sanksi pidana dan sanksi pemaksa hanya dapat dimuat dalam produk hukum
berupa undang-undang, sementara peraturan kebijakan hanya dapat menentukan sanksi administratif.
Seseorang yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam instruksi menteri dalam negeri tidak
boleh mendapat sanksi pidana maupun sanksi pemaksa, melainkan hanya mendapat sanksi administratif.
18
SF Marbun dan Moh. Mahfud MD.(2011). Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta : Liberty,
hlm 94.
19
Philipus M. Hadjon, dkk. (2015). Pengantar Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, hlm 147.
20
Philipus M. Hadjon, dkk. (2015). Pengantar Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, hlm 147-149.
21
Jimly Asshiddiqie. (2010). Perihal Undang-Undang. Jakarta :Rajawali Press, hlm 392.
22
Ridwan HR. (2017). Hukum Administrasi Negara.Jakarta :PT. RajaGrafindo Persada, hlm 175.
6 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
Hukum merupakan produk pengambilan keputusan yang ditetapkan oleh fungsi-fungsi kekuasaan
negara yang mengikat subjek hukum dengan hak dan kewajiban hukum berupa larangan (pro-hibere),
keharusan(obligatere) atau kebolehan (permittere).23 Hukum yang berwujud dalam suatu peraturan
haruslah dipatuhi masyaratakat setelah diundangkannya peraturan perundang-undangan tersebut dalam
lembaran resmi negara. Instruksi Menteri meskipun termasuk dalam peraturan kebijakan dan bukan
merupakan peraturan perundang-undangan, secara tidak langsung berlaku juga kepada masyarakat dan
masyarakat haruslah mematuhi ketentuan yang termuat dalam Instruksi Menteri. Bagir Manan
mengemukakan peraturan kebijakan pada dasarnya ditujukan kepada badan atau pejabat administrasi
negara, namun disisi lain peraturan kebijakan pada akhirnya akan mengikat kepada masyarakat karena
masyarakat harus melakukan ketentuan peraturan kebijakan tersebut. 24 Mertokusumo menyatakan bahwa
teori berlakunya hukum di masyarakat ada 2 macam, yaitu 1) teori kekuatan, dimana hukum berlaku
apabila dipaksanakan berlakunya oleh penguasa dan 2) teori konsensus, dimana hukum berlaku manakala
hukum diterima dan diakui oleh warga masyarakat. 25 Dalam penanganan Covid-19, teori kekuatan
tampaknya menjadi pilihan pemerintah agar ketentuan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19
dapat berlaku di masyarakat. Aparatus negara harus melakukan tindakan paksa bagi warga yang tidak
disiplin menerapkan protokol medis untuk menekan laju penyebaran Covid-19.26 Selain itu tindakan
paksa yang dilakukan oleh apparatus negara berupa membubarkan kerumunan massa, menangani
penyebar berita bohong atau hoaks, serta penimbun bahan pokok. 27 Melalui tindakan paksa, pemerintah
memiliki harapan agar laju penyebaran Covid-19 dapat ditekan. Namun demikian, penggunaan tindakan
paksa bukanlah satu-satunya cara agar timbul kepatuhan hukum oleh masyarakat. Kepatuhan hukum
masyarakat dapat pula terwujud seiring dengan meningkatnya kesadaran hukum masyarakat.
Kesadaran hukum menunjukkan kejiwaan hukum secara individual dan juga menunjukkan kesamaan
pandangan hukum dalam lingkungan masyarakat tertentu. 28 Kesadaran hukum dapat pula memiliki arti
sebagai kesadaran untuk bertindak sesuai dengan ketentuan hukum dan berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan antara peraturan hukum dengan tingkah laku anggota masyarakatnya. 29 Kutschincky
sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto menyatakan bahwa dalam kesadaran hukum, terdapat indikator-
indikator yang menunjuk pada tingkat kesadaran hukum tertentu mulai dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi, yaitu (Soerjono Soekanto, 1982: 159):
1. Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum (law awareness)
2. Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum (law acquaintance)
3. Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum (legal attitude)
4. Pola-pola perikelakuan hukum (legal behavior)
Shalihah mengutip pendapat Seidman mengungkapkan kesadaran hukum dapat dilihat melalui
serangkaian pertanyaan yaitu :
1. Apakah normanya telah disampaikan (sosialisasi produk hukum);
2. Apakah normanya serasi dengan tujuan yang diterapkan bagi posisi itu (sinkronisasi produk
hukum);
3. Apakah si pemegang peran digerakkan oleh motivasi yang menyimpang (faktor motivasi)
Pengetahuan masyarakat akan suatu peraturan dan isi peraturan merupakan salah satu tahapan untuk
mencapai kesadaran hukum. Sebagaimana Rahardjo mengemukakan bahwa undang-undang tidak secara
langsung berpengaruh terhadap perilaku kecuali apabila undang-undang tersebut disampaikan dengan
23
Jimly Asshiddiqie. (2010). Perihal Undang-Undang. Jakarta :Rajawali Press, hlm 9.
24
Bagir Manan dan Magnar Kuntana. (1997). Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung :
Alumni, hlm 170. (perlu dicek)
25
Sudikno Mertokusumo. (2008). Mengenal Hukum, Suatu Pengantar.Yogyakarta :Liberty, hlm 95.
26
Eki Karsani Apriliyadi dan Tommy Hendrix, “Kajian Fenomena Pandemi Covid-19 di Indonesia: Perspektif
Wacana, Pengetahuan dan Kekuasaan Foucault”, artikel dalam Jurnal Indonesia Maju, Vol. 1 No. 1. Agustus 2021,
hlm 46.
27
Devina Halim, “Langkah Hukum di Tengah Penanganan Wabah Covid-19, Ini Pelanggaran yang Dibidik
Polri?”, https://nasional.kompas.com/read/2020/04/06/10272001/langkah-hukum-di-tengah-penanganan-wabah-
Covid-19-ini-pelanggaran-yang , diakses tanggal 10 Agustus 2021.
28
Sudikno Mertokusumo. (2008). Mengenal Hukum, Suatu Pengantar.Yogyakarta :Liberty, hlm 121.
29
Fithriatus Shalihah. (2007). Sosiologi Hukum. Depok :PT. RajaGrafindo Persada, hlm 67.
7 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui isinya.30 Untuk dapat mengubah perilaku
masyarakat, maka hukum harus jelas dan diketahui oleh warga masyarakat yang kepentingannya diatur
oleh hukum tersebut serta hukum tersebut harus dimengerti oleh umum. 31 Penyuluhan hukum merupakan
langkah selanjutnya agar masyarakat mengetahui suatu peraturan tertentu setelah peraturan tersebut
diterbitkan. Penyuluhan hukum diperlukan guna tercapainya kesadaran hukum masyarakat yang
ditunjukan dengan kesesuaian perilaku sehari hari masyarakat dengan norma hukum yang berlaku. 32
Penyuluhan hukum adalah salah satu kegiatan penyebarluasan informasi dan pemahaman terhadap norma
hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku guna mewujudkan dan mengembangkan
kesadaran hukum masyarakat sehingga tercipta budaya hukum dalam bentuk tertib dan taat atau patuh
terhadap norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku demi tegaknya supremasi
hukum. 33 Penyuluhan hukum dapat dilakukan secara langsung dalam bentuk ceramah, sosialisasi, diskusi
maupun secara tidak langsung melalui media elektronik dan media cetak. 34 Melalui penyuluhan hukum,
diharapkan masyarakat tahu akan suatu peraturan dan isi suatu peraturan yang pada akhirnya masyarakat
akan berperilaku sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian hukum dapat menjadi alat
rekayasa social, yaitu hukum sebagai suatu instrumen dapat menghapuskan kebiasaan yang tidak sesuai
lagi dan menciptakan pola perilaku yang baru. 35 Masyarakat juga harus berperan aktif dalam membantu
menyebarluaskan peraturan yang berkaitan COVID. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat akan
memastikan kesadaran hukum masyarakat akan lebih mudah terwujud.
V. CONCLUSION
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2021 merupakan salah satu peraturan yang
dikeluarkan pemerintah untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Menurut asas fiksi hukum, setiap
orang dianggap tahu akan suatu peraturan perundang-undangan, namun demikian asas fiksi hukum tidak
berlaku pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2021. Hal ini disebabkan Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2021 tidak termasuk dalam kategori peraturan perundangan-
undangan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
23 Tahun 2021 dalam hal ini termasuk dalam peraturan kebijakan yang berfungsi untuk memberi arahan
kebijakan dan mengatur suatu pelaksanaan tugas. Dalam menangani pandemic Covid-19, upaya paksa
dalam bentuk pemberian sanksi bukanlah satu-satunya cara untuk mewujudkan kepatuhan hukum
masyarakat. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat melalui proses penyuluhan hukum menjadi cara
alternatif untuk menangani pandemic Covid-19. Penyuluhan hukum dapat dilakukan pemerintah secara
langsung maupun tidak langsung. Keterlibatan masyarakat dalam penyuluhan hukum akan membantu
proses peningkatan kesadaran hukum lebih cepat terwujud.
ACKNOWLEDGEMENT
Collate acknowledgements in a separate section at the end of the article before the references and do not,
therefore, include them on title page, as a footnote to the title or otherwise. List here those individuals
who provided help during the research (e.g., providing language help, or proof reading the article, etc.).
REFERENCES
30
Satjipto Raharjo. (2002). Ilmu Hukum. Bandung : Alumni, hlm 194. (perlu dicek)
31
Soerjono Soekanto. (2019). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Depok : PT. RajaGrafindo Persada, hlm 149.
32
Ni Wayan Eka Sumartini, “Penyuluhan Hukum di Era Digital”, artikel dalam Prosiding Webinar Nasional
IAHN-TP Palangka Raya,No. 3 Tahun 2021, hlm 136.
33
Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.01-PR.08.10 Tahun 2006 tentang Pola Penyuluhan Hukum.
34
Yul Ernis, “IMPLIKASI PENYULUHAN HUKUM LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT”, artikel dalam Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol. 18 No. 4.
Desember 2018, hlm 485-486.
35
Satjipto Raharjo. (2012). Ilmu Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, hlm 216.
8 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
References using APA (American Psychologist Association) style.It should be noted that only works
cited in the manuscript can be included in the references section. The references should begin with
the heading REFERENCES appearing centred at the top of the page.References must be listed at
the end of the paper. Do not begin them on a new page unless this is absolutely necessary. Authors
should ensure that every reference in the text appears in the list of references and vice versa. Indicate
references by (Van der Geer, Hanraads, &Lupton, 2000) or (Strunk& White, 1979) in the text.
VI. BIBLIOGRAPHY
R. Aringhoff, G. Brakmann, M. Geyer, S. Teske. (2005). Concentrated Solar Thermal Power -
Now. Greenpeace: ESTIA-IEA SolarPACES.
K.S. Reddy, G.V. Satyanarayana. (2008). Numerical Study Of Porous Finned Receiver for Solar
Parabolic Trough Concentrator. Engineering Applications of Computational Fluid
Mechanics, 2(2), 172-184.
P.F. Ruiz. (2004). European Research on Concentrated Solar Thermal Energy. Luxemburg:
European Communities.
Duffie. J.A. Beckman. W.A. (2006). Solar Engineering of Thermal Processes (3 ed.). United
States of America: John Wiley & Sons, Inc.
S. Quoilin. (2007). Experimental Study and Modeling of a Low Temperature Rankine Cycle for
Small Scale Cogeneration. Belgia: Thesis Electro-Mechanical Engineer, University of
Liege, Faculty of Applied Sciences, Aerospace and Mechanical Engineering Department
Thermodynamics Laboratory.
S. Quoilin, V. Lemort. (2009). Technological and Economical Survey of Organic Rankine Cycle
Systems. 5th European Conference Economic and Management of Energy in Industry.
Belgia.
M. Qu, D.H. Archer, S. V. Masson. (2006). A Linear Parabolic Trough Solar Collector
Performance Model. Renewable Energy Resources and A Greener Future, ICEBO, VIII-
3(3).
Incropera, De Witt. (2007). Fundamentals of Heat and Mass Transfer (6th ed.). United States of
America: John Wiley & Sons, Inc.
European Committee for Standardization. (2006). Thermal Solar Systems and Components -
Solar Collector - Part 2: Test Methods. British Standard, London, UK.
Suryaputra. (2008, December). Teknik Frais Dasar. Dipetik May 27, 2011, dari Teknik
Permesinan: http://suryaputra.edublogs.org/2008/12/20/teknik-frais-dasar/
Suzhou Sunda Machine Tools Co., Ltd. (t.thn.). Dipetik May 27, 2011, dari Machine Tools -
CNC Milling machine: http://www.sundamachinetools.com/cnc-milling-machine/
Institute of Electrical and Electronics Engineers. (1995). 1003.0-1995; IEEE Guide to POSIX
Open System Environment (OSE). IEEE Computer Society.
Pengfei Li, Tao Gao, Jianping Wang, Hongzhao Liu. (2010). Open Architecture of CNC System
Research Based on CAD Graph-driven Technology. Robotics and Computer-Integrated
Manufacturing, 26, 720–724.
Günter Pritschow, Co-ordinator, Yusuf Altintas, Francesco Jovane, Yoram Koren, Mamoru
Mitsuishi, Shozo Takata, Hendrik van Brussel, Manfred Weck, Kazuo Yamazaki. (2001).
Open Controller Architecture - Past, Present and Future. CIRP Annals - Manufacturing
Technology, 50(2), 463-470.
Z. Wang, E. Gao and Y. Zhang. (2005). A Windows CE-based open-architecture CNC system.
Manufacturing Automation, 23(9), 1-4.
S. Xiao, D. Li, Y. Lai, J. Wan and S. Feng. (June 2007). An open architecture numerical control
system based on Windows CE. IEEE International Conference on Control and
Automation, (hal. 1237-1240). Guangzhow, PRC.
Ekkachai K, Komin U, Chaopramualkul W, Tantaworrasilp A, Kwansud P, Seekhao P,
Leelasawassuk T, Tanta-Ngai K, Tungpimolrut K. (August 18-21, 2009). Design and
Development of an Open Architecture CNC Controller for Milling Machine Retrofitting.
9 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
auto-lab/research/beforeh2/otr2035/On%20the%20Road%20in%202035_MIT_July
%202008.pdf
Puslit Telimek LIPI. (2000-2010). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Puslit
Telimek Bandung. Laporan Tahunan, Puslit Telimek LIPI, Bandung.
Kasim, M. (2010). Kebijakan Nasional Mobil Listrik Hibrid. (A. Hartanto, Penyunt.) Bandung,
Indonesia: LIPI Press.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (2010, November 19). Dipetik
January 27, 2012, dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10
TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2011: http://www.anggaran.depkeu.go.id/peraturan/UU
%2010%20-%202010%20-%20APBN%202011.pdf
Aminullah, E. (2011). Dinamika Dana Riset Nasional dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Jangka Panjang. Forum Tahunan Pengembangan Iptek Nasional 2011, (hal. 6-13).
Jakarta.
Simamora, N. G. (2011). Mengungkap Fakta R&D Indonesia. Forum Tahunan Pengembangan
Iptek Nasional 2011, (hal. 15-35). Jakarta.
PuslitTelimek LIPI. (2010). Rencana Strategis Implementatif 2010-2014. (T. d. Atmaja,
Penyunt.) Bandung, Indonesia: Puslit Telimek LIPI.
Kotler, P., & Kelle, K. L. (2006). Marketing Management (12 ed.). New York, US: Prentice
Hall.
Craig, J. (2005). Introduction to Robotics: Mechanics and Control (Third ed.). Canada, United
States of America: Pearson Prentice Hall.
Lewis, F., Dawson, D., & Abdallah, C. (2004). Robot Manipulator Control Theory and Practice
(2nd ed.). New York, USA: Marcel Dekker, Inc.
Soong , J., & Brown, C. (Agustus 1991). Inverse Kinematics and Gaze Stabilization for the
Rochester Robot Head. Technical Report 394, The University of Rochester, Computer
Science Department, Rochester, New York 14627.
Saputra, H., & Rijanto, E. (2009). Analisis Kinematik dan Dinamik Mekanisme Penggerak 2-
DOF untuk Antena Bergerak pada Komunikasi Satelit. Teknologi Indonesia, 32, No.1,
21-29.
Aristidou , A., & Lasenby, J. (2009). Inverse Kinematics: a review of existing techniques and
introduction of a new fast iterative solver. Technical Report, University of Cambridge.
Tchon, K., Karpinska, J., & Janiak, M. (2009). Approximation of Jacobian Inverse Kinematics
Algorithms. Int. J. Appl. Math. Comput. Sci., 19, 519–531.
Šoch, M., & Lórencz, R. (2005). Solving Inverse Kinematics – A New Approach to the Extended
Jacobian Technique. Acta Polytechnica, 45, No. 2, 21-26.
Feng, Y., Yao-nan, W., & Yi-min, Y. (2012, September). Inverse Kinematics Solution for Robot
Manipulator based on Neural Network under Joint Subspace. International Journal of
Cmputers and Communications, 7, No.3, 459-472.
Olaru , A., Olaru , S., & Paune , D. (26-28 Mei 2011). Assisted Research and Optimization of the
proper Neural Network Solving the Inverse Kinematics Problem. Proceedings of 2011
International Conference on Optimization of the Robots and Manipulators (OPTIROB
2011). Sinaia, Romania.
Bingul, Z., Ertunc, H., & Oysu, C. (2005). Comparison of Inverse Kinematics Solutions Using
Neural Network for 6R Robot Manipulator with Offset. Computational Intelligence
Methods and Applications - IEEE. Istanbul.
Das, L. (2012). Prediction of Inverse Kinematics Solution of a Redundant Manipulator using
ANFIS. Master Thesis, National Institute of Technology, Rourkela.
Yazid, E., & Rijanto, E. (2007). Invers Kinematic Mapping of 6 DOF Articulator using ANFIS
(Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System). Seminar Nasional Teknologi Simulasi 2007,
(hal. F31-F38). Yogyakarta.
11 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX
Alavandar, S., & Nigam, M. (2008). Inverse Kinematics Solution of 3DOF Planar Robot using
ANFIS. Int. J. of Computers, Communications & Control, III, 150-155.
Koker, R. (4 Juli 2011). A neuro-genetic approach to the inverse kinematics solution of robotic
manipulators. Scientific Research and Essays, Vol. 6 (13), 2784-2794.
Alavandar, S., & Nigam, M. (2008). Neuro-Fuzzy based Approach for Inverse Kinematics
Solution of Industrial Robot Manipulators. Int. J. of Computers, Communications &
Control, III, No. 3, 224-234.
J. Ramírez A., and A. Rubiano F. (2011). Optimization of Inverse Kinematics of a 3R Robotic
Manipulator using Genetic Algorithms. World Academy of Science, Engineering and
Technology 59, (hal. 1425-1430).
Žarko, D., T. A. Lipo, D. Ban. (2006, Juli). Analytical Calculation of Magnetic Field
Distribution in the Slotted Air Gap of a Surface PM Motor Using Complex Relative Air
Gap Permeance. IEEE Transaction on Magnetics, 42(7), 1828 – 1837.
Mahalingam, G., A. Keyhani. (2000). Design Of 42V/3000W Permanent Magnet Synchronous
Generator. Technical Report, Electrical Engineering Department, Ohio State University,
Columbus Ohio.
Hamdi, E.S. (1994). Design of Small Electrical Machine. (D. V. Morgan, Penyunt.) England:
John Wiley & Sons.
C. Ghita, A.L., Chirila, I., D. Deaconu dan D.I. Ilina. (2008). Wind Turbine Permanent Magnet
Synchronous Generator Magnetic Field Study. ICREPQ. Santender.
Guo, Y., Y. Dou, J. Zhu, Y. Zhan, dan J. Jin. (2007). Parameter Determination and Performance
Analysis of a PM Synchronous Generator by Magnetic Field Finite Element Analysis.
Power Engineering Conference, AUPEC Australasian Universities , (hal. 1 - 4 ). Perth,
WA .
Parviainen, A. (2005). Design of Axial-Flux Permanent-Magnet Low-Speed Machines and
Performance Comparison Between Radial-Flux and Axial-Flux Machines. PhD Thesis,
Lappeenranta University of Technology, Finland.
Staunton, R. H. et al. (2004). PM Motor Parametric Design Analyses for a Hybrid Electric
Traction Drive Application. Laporan Penelitian, Oak Ridge National Laboratory,
Department of Energy, Tennessee.
Fujisaki, K., R. Hirayama, dan Y. Nemoto. (2004). Electromagnetic Steel Solution in
Electromagnetic Field. Technical Report, Environment & Process Technology Center,
Technical Development Bureau, Nippon Steel Corporation, Electrical Steel Sheet.
Irasari, P. dan Fitriana. (2009). Pengaruh Harmonik Terhadap Tegangan Keluaran Prototip
Generator Magnet Permanen Kecepatan Rendah. Teknologi Indonesia, 32(1), 1 – 6.
Anonim. (2008). Dimension Inspection Report. Inspection Report, Ningbo East Magnet Co.LTD,
Ningbo.
Widyan, M. S. (2006). Design, Optimization, Construction and Test of Rare-Earth Permanent-
Magnet Electrical Machines with New Topology for Wind Energy Applications. Ph.D
Thesis, Fakultät IV – Elektrotechnik und Informatik, Germany: Technischen Universität,
Berlin.
Miller, T. J. E. (1993). Brushless Permanent – Magnet and Reluctance Motor Drives . (T. M.
Hammon P, Penyunt.) New York, USA: Oxford University Press Inc.
Meeker, D. (2008). Finite Element Methode Magnetics Version.
M. Comanescu, A. Keyhani, dan M. Dai. (2003, MARCH). Design and Analysis of 42-V
Permanent-Magnet Generator for Automotive Applications. IEEE Transactions on
Energy Conversion, 18(1), 107-112.
Wu, W., V.S. Ramsden, T. Crawford, G. Hill. (2000). A Low-Speed, High-Torque, Direct-Drive
Permanent Magnet Generator For Wind Turbines. Industry Applications Conference
IEEE, (hal. 147-154).
F. Libert, J. Soulard. (2004, Juni). Design Study of Different Direct-Driven Permanent-Magnet
Motors for a Low Speed Application. NORPIE, (hal. 1-6). Trondheim, Norwegia.
12 Authors/ Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular TechnologyXX (20XX) XX-XX