You are on page 1of 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.

ASTRA INTERNATIONAL, TBK

Thessalonica S.F. Supit


Welly .A. Areros Johny
.R.E. Tampi

Abstract. This study aimed to analyze the financial performance of PT. Astra International Tbk based
Ratios Liquidity, Solvency and Profitability ". This study used quantitative descriptive approach. The
results showed that: (1) The liquidity ratio to measure the ability of PT Astra International Tbk in
meeting short-term obligations through indicators Current Ratio, Quick Ratio and Cash Ratio is in
the category of performance "pretty good" when compared to the average industry standards , (2)
Solvency Ratio to measure the ability of firms to pay long-term liabilities if the company is liquidated,
through indicators Debt to Equity Ratio (DER) and Debt to Total Asset Ratio (DAR) showed a
tendency to decrease year after year and are slightly above average -rata industry standards so that it
can be categorized performing "pretty well". (3) Ratios Profitability through indicators Gross Profit
Margin (GPM), Return on Equity (ROE) and Net Profit Margin (NPM), it shows the tendency
continues to decline from year to year hiatus last five years. It can be concluded that all three
indicators bearada below the average industry standard, so it can be concluded that the financial
performance. Astra International Tbk is in the category of "less good". It is recommended that the
management of double the current assets, total assets (total assets) on the one hand and on the other
hand, reducing the current debt and total debt while monitoring the company's operations through
operating efficiency measures so that company profits will continue to rise.

Keywords: Financial Performance, Liquidity, Solvency and


Profitability.
PENDAHULUAN laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang
Setiap perusahaan bertujuan untuk dapat digunakan untuk membantu para
memaksimalkan kekayaan pemegang pemakainya dalam mengambil keputusan.
sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan Untuk menganalisis Laporan Keuangan,
perusahaan diperlukan untuk menentukan maka salah satu metode pengukuran kinerja
keberhasilan dalam mencapai tujuan keuangan suatu perusahaan adalah analisis
tersebut. Pengukuran kinerja keuangan rasio keuangan. Analisis ratio keuangan
berdasarkan laporan keuangan banyak adalah analisis laporan keuangan
dilakukan dengan menggunakan alat ukur perusahaan untuk mengetahui tingkat
kinerja yang kadang berbeda. Untuk profitabilitas (keuntungan) dan tingkat
menilai seberapa jauh efektivitas operasi risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya perusahaan. Rasio keuangan dibedakan
diperlukan metode pengukuran tertentu. maenjadi : Rasio Profitabilitas, Rasio
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio
keuangan suatu perusahaan dapat Solvabilitas.
dilakukan dengan menganalisis laporan Berdasarkan hasil pengamatan awal
keuangannya. Laporan keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT.
merupakan hasil akhir dari proses Astra International Tbk dalam beberapa
akuntansi pada suatu periode waktu tahun terakhir mengalami penurunan
tertentu yang merupakan hasil sebagai akibat dari krisis ekonomi-keuangan
pengumpulan dan pengolahan data global yang cukup berkepanjangan. Kondisi
keuangan yang disajikan dalam bentuk ini diindikasikan dengan terjadinya
penurunan
hasil penjualan maupun pendapatan bersih, KERANGKA TEORITIS
di mana pada Tahun 2014, penjualan bersih Laporan keuangan pada dasarnya
sebesar 201,7 milyar rupiah mengalami adalah hasil dari proses akuntansi yang
penurunan pada Tahun 2015 hingga 8,68 %, dapat digunakan sebagai alat untuk
yakni sebesar 184,2 milyar rupiah, berkomunikasi antara data keuangan atau
sementara pendapatan setelah pajak aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
mengalami penurunan sebesar 29,4 % pihak yang berkepentingan dengan data atau
dibanding tahun sebelumnya (Anonimous, aktivitas perusahaan tersebut (Munawir
2016). Kondisi ini dikhawatirkan akan 1995).
mengalami kesulitan dalam menghadapi Menurut Dahlan (2008), Laporan
persaingan ekonomi global yang semakin keuangan merupakan hasil dari suatu proses
ketat, terutama dalam memasuki era pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). dari transaksi-transaksi keuangan yang
Dalam konteks inilah penulis terjadi selama tahun buku bersangkutan.
tertarik untuk melakukan penelitian dengan Penyusunan laporan keuangan disiapkan
judul : Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari
Astra International Tbk. Berdasarkan latar faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan
belakang masalah yang telah dijelaskan faktur penjualan, laporan bank dan
diatas, maka rumusan masalah dalam sebagainya. Laporan keuangan diharapkan
penelitian ini adalah ´Bagaiamana Kinerja disajikan secara layak, jelas, dan lengkap,
Keuangan PT. Astra International Tbk yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan
berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
GDQ 5HQWDELOLWDV´ perusahaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk : Berdasarkan beberapa pendapat di atas
´8QWXN PHQJDQDOLVLV Kinerja Keuangan dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
PT. Astra International Tbk berdasarkan merupakan salah satu informasi yang penting
Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan bagi perusahaan dengan pihak-pihak yang
Rentabilitas´ berkepentingan dengan data yang terdiri dari
Adapun manfaat penelitian yang neraca, dan perhitungan laba-rugi serta
diharapkan adalah sebagai berikut : keterangan yang dimuat dalam lampiran-
1. Manfaat teoritis : Hasil penelitian ini lampirannya. Tegasnya, Laporan keuangan
di harapkan dapat manambah adalah bentuk dasar untuk memahami posisi
khasanah pengembangan ilmu keuangan perusahaan, dan untuk menilai
pengetahuan khususnya bidang kajian kinerja keuangan perusahaan yang telah
Administrasi Bisnis. lampau dan prospeknya di masa mendatang.
2. Manfaat praktis : Hasil peneliti ini Ormiston dan Fraser (2008)
diharapkan pula dapat memberikan mengemukakan bahwa mereka yang mau
kontribusi yang berarti kepada pihak mendalami isi dan interpretasi laporan
manajemen perusahaan, khususnya keuangan untuk keputusan investasi atau
PT. Astra International Tbk dalam pinjaman, mengevaluasi kinerja yang
menata dan meningkatkan kinerja sedang berjalan dan prospek yang akan
keuangan ke depan. datang, mengedepankan secara professional
dalam lingkungan bisnis yang sekarang tahun untuk mengetahui perkembangannya.
atau mereka yang menghadapi ujian atau Mengacu pada pendapat dan uraian diatas
kursus. dapat disimpulkan bahwa analisis laporan
Zulidamel (2007) mengatakan jika keuangan merupakan perhitungan dan
kita menelusuri bentuk laporan dari kemungkinan dimasa depan untuk dijadikan
beberapa perusahaan, akan kita temukan dasar pertimbangan dalam pengambilan
berbagai macam bentuk laporan. Laporan keputusan oleh pihak-pihak yang
tersebut dapat kita golongkan kedalam dua berkepentingan.
kelompok yaitu laporan operasional dan Kinerja keuangan adalah alat untuk
laporan keuangan. Laporan operasional mengukur prestasi kerja keuangan
digunakan untuk mengawasi aktivitas perusahaan melalui struktur permodalannya.
perusahaan dan diprint-out langsung oleh Tolak ukur yang digunakan dalam kinerja
bagian yang terkait langsung dengan keuangan tergantung pada posisi
aktivitas tersebut serta laporan operasional perusahaan. Penilaian kinerja keuangan
sering tidak dilengkapi dengan satuan nilai perusahaan harus diketahui outputnya
mata uang. Namun tidak berarti laporan maupun inputnya. Output adalah hasil dari
operasional tidak memerlukan satuan nilai suatu kinerja karyawan, sedangkan input
mata uang tersebut. Bentuk laporan adalah hasil dari suatu keterampilan yang
operasional sangat tergantung pada jenis digunakan untuk mendapatkan hasil
operasional perusahaan dengan tersebut.
kecederungan pengukuran menggunakan Menurut Sucipto (2003) kinerja
satuan volume. Laporan keuangan adalah keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
laporan yang menyangkut asset perusahaan tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
dan perubahannya. suatu organisasi atau perusahaan dalam
Untuk mengetahui posisi keuangan menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI
suatu perusahaan serta hasil-hasil yang (2007) Kinerja Keuangan adalah
telah dicapai oleh perusahaan tersebut, kemampuan perusahaan dalam mengelola
perlu adanya analisis terhadap laporan dan mengendalikan sumberdaya yang
keuangan dari perusahaan yang dimilikinya. Menurut Astuti (2004), Rasio
bersangkutan. Menurut Mamduh dan keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk
Halim (2003), suatu analisis laporan umum yang dipergunakan yaitu : Rasio
keuangan perusahaan pada dasarnya karena Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio
ingin mengetahui tingkat profitabilitas Solvabilitas (Leverage), dan Rasio
(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat Rentabilitas.
kesehatan suatu perusahaan.
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Analisis Laporan Keuangan
bertujuan untuk mengetahui apakah Likuiditas menurut Mardiyanto
keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan LDODK ³PHQJXNXU NHPDPSXDQ
keuangan perusahaan memuaskan atau perusahaan untuk melunasi kewajiban
tidak memuaskan. Analisis dilakukan (utang) jangka pendek tepat pada waktunya,
dengan mengukur hubungan antar unsur- termasuk melunasi bagian utang jangka
unsur laporan keuangan dan bagaimana panjang yang jatuh tempo pada tahun
perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke EHUVDQJNXWDQ´
Menurut Harahap (2010 : 301) mampu menutupi 1 hutang lancar.
´5DVLR OLNXLGLWDV PHQJJDPEDUNDQ Artinya, dengan hasil rasio seperti itu,
kemampuan perusahaan untuk perusahaan sudah merasa berada dititik
menyelesaikan kewajiban jangka aman dalam jangka pendek.
pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
melalui sumber tentang modal kerja yaitu Merupakan rasio yang digunakan untuk
pos-SRV DNWLYD ODQFDU GDQ KXWDQJ ODQFDU ´ mengukur kemampuan perusahaan dalam
Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya
mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio dengan menggunakan aktiva yang likuid.
lancar, rasio cepat dan rasio kas. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus
:
Quick Ratio =
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Aktiva Lancar - Persediaan
Merupakan ukuran yang paling umum x
Kewajiban Lancar
digunakan untuk mengetahui 100%
kesanggupan memenuhi kewajiban Rasio ini menunjukkan kemampuan
jangka pendek karena rasio ini aktiva lancar yang paling likuid mampu
menunjukkan seberapa jauh tuntutan menutupi utang lancar. Semakin besar
dari kreditor jangka pendek dipenuhi rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut
oleh aktiva yang diperkirakan menjadi juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini
uang tunai dalam periode yang sama tidak harus 100% atau 1:1.
dengan jatuh tempo utang,
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
Current Ratio rendah biasanya dianggap
Merupakan rasio yang digunakan
menunjukkan terjadinya masalah dalam
untuk mengukur kemampuan perusahaan
likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka
yang current rationya terlalu tinggi juga
pendek dengan kas yang tersedia dan
kurang bagus, karena menunjukkan
yang tersimpan di bank. Cash Ratio
banyaknya dana menganggur yang pada
dapat dihitung dengan rumus :
Cash + Efek
akhirnya dapat mengurangi kemampuan Cash Ratio = x 100
Kewajiban Lancar
laba perusahaan. Current Ratio dapat %
dihitung dengan rumus : 2. Rasio Solvabilitas
Aktiva Lancar Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
Current Ratio = x
Kewajiban Lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk
100 % memenuhi kewajiban atau utang jangka
Rasio ini menunjukkan sejauh mana panjang. Apabila suatu perusahaan
aktiva lancar menutupi kewajiban- mempunyai kekayaan lebih besar dari pada
kewajiban lancar. Semakin besar seluruh hutang-hutangnya, maka dengan
perbandingan aktiva lancar dengan sendirinya perusahaan dalam keadaan
utang lancar semakin tinggi kemampuan solvable, tetapi sebaliknya jumlah
perusahaan menutupi kewajiban jangka kekayaannya lebih kecil dari pada seluruh
pendeknya. Apabila rasio lancar 2:1 hutang-hutangnya bila diliquidit.
atau 200% berarti 2 aktiva lancar
Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Gross Profit Margin merupakan
Leverage adalah: perbandingan antar penjualan bersih
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio dikurangi dengan harga pokok
Hutang terhadap Ekuitas), merupakan penjualan dengan tingkat penjualan,
perbandingan antara hutang-hutang dan rasio ini menggambarkan laba kotor
ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang dapat dicapai dari jumlah
dan menunjukkan kemampuan modal penjualan. Rasio ini dapat dihitung
sendiri, untuk memenuhi seluruh dengan rumus :
kewajibannya.
Gross Profit Margin =
Rasio ini dapat dihitung dengan Laba Kotor x
rumus: Penjualan Bersih
Total Debt to Equity Ratio = 100 %
Total Hutang b. Return on Equity (ROE)
x 100
Ekuitas Pemegang Saham
% Return on Equity (ROE) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio kemampuan dari modal sendiri untuk
Hutang terhadap Total Aktiva) menghasilkan keuntungan bagi seluruh
Rasio ini merupakan perbandingan pemegang saham, bagi saham biasa
antara hutang lancar dan hutang jangka maupun saham preferen. Rasio ini
panjang dan jumlah seluruh aktiva dapat dihitung dengan rumus :
diketahui. Rasio ini menunjukkan
beberapa bagian dari keseluruhan aktiva Laba Setelah Pajak
ROE = x
Ekuitas Pemegang Saham
yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini
100 %
dapat dihitung dengan rumus :
c. Net Profit Margin (Margin Laba
Total Debt to Total Asset Ratio
Bersih)
= Total Hutang
Total Aktiva Net profit margin merupakan rasio
x100% yang digunakan untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dibandingkan
3. Rasio Rentabilitas
dengan volume penjulan. Dan rumus
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio untuk mencari rasio ini adalah :
Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan Net Profit Margin
= Laba Setelah
dalam memperoleh laba atau keuntungan
Pajak
profitabilitas suatu perusahaan x
Penjualan Bersih
mewujudkan perbandingan antara laba 100%
dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk METODE PENELITIAN
dalam rasio ini. Jenis penelitian yang digunakan
a. Gross Profit Margin (Margin laba peneliti adalah penelitian deskriptif-
kotor) evaluatif. Penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (Independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara 2. Data Kualitatif yaitu data berupa
satu atau lebih variabel dengan variabel penjelasan atau pernyataan yang tidak
lainnya (Sugiyono, 2011). Penelitian berbentuk angka seperti sejarah singkat
deskriptif digunakan dengan pertimbangan PT. Astra International Tbk.
bahwa dalam penelitian ini, peneliti Sumber data dalam penelitian ini
mengumpulkan data yang berkaitan dengan diperoleh dari data sekunder yaitu dari
permasalahan yang ada pada PT. Astra laporan keuangan PT. Astra International
International Tbk, dengan mengumpulkan Tbk Periode 2011 sampai dengan 2015
data yang dibutuhkan lalu menganalisis dan melalui Website resmi PT. Bursa Efek
menginterpretasikannya. Penelitian Indonesia : idx.co.id
evaluatif, karena penelitian ini bertujuan Untuk Teknik yang digunakan dalam
untuk mengevaluasi kinerja keuangan PT. pengumpulan data adalah dokumentasi yaitu
Astra International Tbk Periode 2011 - :
2015. 1. Data yang telah didokumentasikan oleh
Penelitian ini berlokasi di PT. Astra pihak perusahaan serta data lain yang
International Tbk. Ruang lingkup kegiatan diperlukan melalui situs resmi : PT.
Perseroan seperti tertuang dalam Anggaran Bursa Efek Indonesia : idx.co.id
dasarnya adalah Perdagangan Umum, 2. Penelitian Kepustakaan (Library
perindustrian, pertambangan, Research) yaitu suatu metode penelitian
pengangkutan, pertanian, pembangunan yang dilakukan untuk memperoleh data
jasa dan konsultan. Penelitian ini dilakukan yang bersifat teoritis dari literatur,
dengan mengambil data berupa laporan catatan-catatan kuliah, bahan tulisan
keuangan dari tahun 2011 - 2015. Tujuan lainnya yang ada kaitannya dengan
dari fokus penelitian ini, yaitu untuk masalah yang diteliti sehingga dapat
membatasi masalah yang akan dikaji dalam dijadikan data sekunder.
penelitian, sehingga objek yang akan Penelitian ini menggunakan teknik
diteliti tidak akan meluas. Fokus penelitian analisis deskriptif-evaluatif di mana data
ini meliputi : yang diperoleh dari lapangan diolah
1. Laporan keuangan PT. Astra sedemikian rupa sehingga menghasilkan
International Tbk, periode tahun 2011- informasi yang disajikan secara sistematis,
2015. faktual dan akurat mengenai permasalahan
2. Rasio keuangan PT. Astra International yang diteliti. Teknik analisis deskriptif-
Tbk, periode tahun 2011-2015. evaluatif digunakan untuk menganalisis data
3. Perbandingan dan analisis hasil yaitu dengan cara :
perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio a. Rasio Likuiditas
Solvabilitas, rasio aktivitas dan Rasio b. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas pada PT. Astra c. Rasio Solvabilitas
International Tbk. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN
Dalam penelitian ini jenis data yang PEMBAHASAN
diperlukan terdiri dari :
Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Kuantitatif yaitu berupa angka-
Berdasarkan hasil analisis data,
angka yang diperoleh melalui Situs PT.
maka dapat dideskripsikan beberapa
Bursa Efek Indonesia : idx.co.id
indikator yang berkaitan dengan laporan
keuangan pada PT. Astra International Tbk, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1
Deskripsi Rangkuman Hasil Analisis Laporan Keuangan
PT. Astra International Tbk (2011 ± 2015)
TAHUN PENGAMATAN Pertumbuhan
No. INDIKATOR
2011 2012 2013 2014 2015 Rata2 TTG TRD
1 AKT.LANCAR - 14.89 16.56 10.06 8.14 12.41 2013 2015
2 KEW.LANCAR - 12.01 31.31 3.35 3.7 12.59 2013 2014
3 PERSEDIAAN - 27.48 -5.57 17.69 7.95 11.89 2012 2013
4 KAS -
- 15.68 67.86 12.64 29.66 23.62 2013 2012
5 EFEK (IJP) - 18 -9 29.13 -0.4 9.43 2014 2015
6 TTL. HUTANG - 19.02 16.6 7.33 2.76 11.43 2012 2015
7 EPS - 18.43 18.23 13.31 5.16 13.78 2012 2015
8 TTL. AKTIVA - 18.73 17.4 10.3 3.99 12.6 2012 2015
9 LABA KTR - 13 -2.46 9.91 -5.41 3.76 2012 2015
10 PENJUALAN - 15.68 3.1 4.03 -8.68 3.53 2012 2015
11 LABA STL -
PAJAK - 7.9 -1.96 -0.77 29.43 -6.07 2012 2015
Mengacu pada distribusi data yakni sebesar 31,31%, sementara
Tabel 1, maka perlu dijelaskan beberapa pertumbuhan terendah terjadi pada
hal sebagai berikut : Tahun 2014, yakni sebesar 3,35% saja.
1. Pertumbuhan aktiva lancar PT. Astra Hal ini dipengaruhi oleh naiknya hutang
International Tbk, selang lima tahun lancar pada tahun 2013 sebesar 16,961
(2011±2015) mengalami fluktuasi, di triliun rupiah dipicu oleh pinjaman
mana pertumbuhan tertinggi terjadi jangka pendek dari tahun 2012 sebesar
pada Tahun 2013, yakni sebesar 7,202 triliun rupiah mengalami
16,56%, sementara pertumbuhan kenaikan pada tahun 2013 sebesar
terendah terjadi pada Tahun 2015, 12,854 triliun rupiah atau naik sebesar
yakni hanya sebesar 8,14 % saja. 78,5%. Selain itu, kondisi ini juga
Sedangkan rata-rata pertumbuhan dipicu oleh kenaikan utang usaha pihak
sebesar 12,41 % per tahun. Kenaikan ketiga sebesar 50,08%.
ini dipicu oleh kenaikan Kas dan 3. PertXPEXKDQ ³SHUVHGLDDQ´ WHUWLQJJL
setara Kas sebesar 18,557 triliun terjadi pada Tahun 2012, yakni sebesar
rupiah atau naik sebesar 67,86 % dari 3,295 triliun rupiah atau sekitar 27,48%
Kas dan setara Kas pada tahun 2012 dari total persediaan pada tahun 2011,
yang hanya sebesar 11,055 triliun VHPHQWDUD SHUWXPEXKDQ µSHUVHGLDDQ´
rupiah. terendah terjadi pada tahun 2013, yakni
2. Pertumbuhan kewajiban lancar mines 5,57% dari jumlah persediaan pada
tertinggi terjadi pada Tahun 2013, tahun sebelumnya. Adapun rata-rata
pertumbuhan selama lima tahun investasi jangka pendek pada tahun 2015
terakhir dicapai sebesar 1,586 triliun dipicu oleh menurunnya jumlah saham
rupiah atau sekitar 11,89%. dari 423 milyar rupiah pada tahun 2014
4. Kas pada PT. Astra International Tbk turun menjadi 345 milyar rupiah.
mengalami pertumbuhan tertinggi 6. Pertumbuhan total hutang tertinggi terjadi
pada tahun 2013, sebesar 7,502 triliun pada tahun 2012, yakni sebesar 14,777
rupiah atau sekitar 67,86% dibanding triliun rupiah atau sekitar 19,02% dari
tahun sebelumnya, sementara tahun 2011 sebesar 77,683 triliun rupiah
pertumbuhan terendah bahkan menjadi 92,460 triliun rupiah pada tahun
mengalami pertumbuhan mines pada 2012, sementara pertumbuhan terendah
tahun 2012, yakni mines sebesar 2,056 terjadi pada tahun 2015, yakni sebesar
triliun rupiah atau sekitar -15,68% 3,197 triliun rupiah atau sekitar 2,76%,
dibanding tahun sebelumnya. dengan rata-rata pertumbuhan per tahun
Meningkatnya kondisi Kas pada tahun selang lima tahun terakhir sebesar 10,305
2013 sebesar 18,557 triliun rupiah dari triliun rupiah atau sekitar 11,43%.
11,055 triliun rupiah pada posisi tahun 7. Pertumbuhan ekuitas pemegang saham
2012 dipicu oleh meningkatnya tertinggi terjadi pada Tahun 2012, yakni
Deposito berjangka dan call deposits sebesar 13,976 triliun rupiah atau sekitar
dari 3,960 triliun rupiah pada tahun 18,43% dari 75,838 triliun rupiah pada
2012, baik menjadi 11,433 triliun tahun 2011 naik menjadi 89,814 triliun
rupiah pada tahun 2013. rupiah pada tahun 2012. Sementara itu,
5. Pertumbuhan investasi jangka pendek pertumbuhan ekuitas pemegang saham
tertinggi pada PT. Astra International terendah terjadi pada tahun 2015, yakni
Tbk, terjadi pada tahun 2014, yakni sebesar 6,209 triliun rupiah atau sekitar
sebesar 1,293 triliun rupiah atau 5,16% dari besar saham pada tahun 2014,
sekitar 29,13% dibanding tahun yakni sebesar 120,324 triliun rupiah naik
sebelumnya, namun terjadi penurunan menjadi 126,533 triliun rupiah pada tahun
atau pertumbuhan negatif pada Tahun 2015, dengan rata-rata pertumbuhan
2015, yakni mengalami penurunan saham selang lima tahun terakhir sebesar
sebesar 0,40%. Meningkatnya 12,674 triliun rupiah atau sekitar 13.78%
investasi jangka pendek pada tahun per tahun.
2014 sebesar 5,732 triliun rupiah dari 8. Pertumbuhan tertinggi Total aktiva
4,439 triliun rupiah pada posisi 2013 PT.
dipicu oleh meningkatnya Reksadana Astra International Tbk terjadi pada
dari 1,842 triliun rupiah pada tahun tahun
2013, naik menjadi 2,649 triliun rupiah 2012, yakni sebesar 28,753 triliun rupiah
pada tahun 2014, sementara obligasi atau sekitar 18,73% dari total aktiva pada
meningkat dari 2,202 triliun rupiah tahun 2011 sebesar 153,521 triliun rupiah,
pada tahun 2013, naik menjadi 2,660 naik menjadi 182,274 triliun rupiah pada
triliun rupiah pada posisi 2014. posisi 2012. Sementara itu, pertumbuhan
Sementara itu, terjadinya penurunan terendah total aktiva terjadi pada tahun
2015, yakni sebesar 9,406 triliun rupiah

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 12


atau sekitar 3,99% dari total aktiva
pada tahun

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 13


2014 sebesar 236,029 triliun rupiah, tahun 2015, dengan rata-rata
naik menjadi 245,435 triliun rupiah pertumbuhan selang lima tahun terakhir
pada tahun 2015, dengan rata-rata sebesar 5,408 triliun rupiah atau sekitar
pertumbuhan total aktiva selang lima 3,53 % per tahun.
tahun terakhir (2011-2015)
sebesar triliun rupiah atau sekitar 12,60%
22,978 Hasil Analisis Kinerja Keuangan dan
per tahun. Pembahasan
9. Pertumbuhan laba kotor tertinggi Dalam bagian ini akan disajikan
terjadi pada tahun 2012, yakni sebesar hasildata berdasarkan laporan
dari analisis
4,166 triliun rupiah atau sekitar 13 % keuangan
pada PT. Astra International Tbk. Data
dari total laba kotor pada tahun 2011 yang
disajikan merupakan perhitungan dari
sebesar 32,034 triliun rupiah, naik hasil
penelitian akan laporan keuangan
menjadi 36,200 triliun rupiah pada untuk
kepentingan penelitian. Adapun
tahun 2012, sementara pertumbuhan tujuan
laba kotor terendah terjadi pada tahun penelitian adalah untuk menganalisa rasio
2015, yakni mines 2,099 triliun rupiah keuangan perusahaan PT. Astra International
atau mines 5,41 % dari total laba kotor Tbk. Dalam bagian ini yang di analisa sesuai
pada tahun 2014 sebesar 38,809 trilun hasil analisis rasio keuangan yang ditetapkan
rupiah, turun menjadi 36,710 triliun pada bagian sebelumnya, sebagaimana dapat
rupiah pada tahun 2015. Adapun rata- dilihat pada Tabel 2.
rata pertumbuhan laba kotor selang
lima tahun terakhir sebesar 1,169
triliun rupiah atau sekitar 3,76 % per
tahun.
10. Pertumbuhan penjualan bersih
tertinggi terjadi pada tahun 2012,
yakni sebesar 25,489 triliun rupiah
atau sekitar 15,68 % dari total
penjualan bersih pada tahun 2011
sebesar 162,564 triliun rupiah, naik
menjadi 188,053 triliun rupiah pada
tahun 2012, sementara pertumbuhan
penjualan bersih terendah terjadi pada
tahun 2015, yakni mines 17,505 triliun
rupiah atau mines 8,68 % dari total
penjualan bersih pada tahun 2014
sebesar 201,701 trilun rupiah, turun
menjadi 184,196 triliun rupiah pada

Tabel 2. Deskripsi Rangkuman Hasil Analisis Rasio Keuangan


PT. Astra International Tbk (2011 ± 2015)
Cpaia
TAHUN PENGAMATAN Rata- Std
No n
RASIO
. Indt %/Ka
2011 2012 2013 2014 2015 Rata
ri li
A. LIKUIDITAS
1 136.4 139.9 124.2 132.3 137.9 134.1 200
LANCAR 67.1
% % % % % % %
2 111.6 111.7 103.9 109.2 113.9 110.1 150
CEPAT 73.4
% % % % % % %
3 KAS 35.7% 29.4% 32.3% 36.2% 43.0% 35.7% 50% 71.4
B. SOLVABILIT
AS
1 102.4 102.9 101.5
DER 96.2% 94% 99.4% 90% 9.4
% % %
2 DAR 50.6% 50.7% 50.4% 49.0% 48.4% 49.8% 35% 14.8
C. RENTABILIT
AS
1 GPM 19.7% 19.3% 19.2% 19.2% 19.9% 19.3% 30% 64.3
2 ROE 27.8% 25.3% 21.0% 18.4% 12.3% 21.0% 40% 52.4
3 NPM 13.0% 12.1% 11.5% 11.0% 8.5% 11.2% 20% 56
semakin baik kinerja keuangan
Berdasarkan hasil analisis data pada perusahaan
Tabel 2, dapat dijelaskan secara berturut-turut
sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah suatu alat pengukur
kemampuan dan kekuatan sesungguhnya dari
perusahaan untuk memenuhi atau membayar
hutang, yang harus dibayar tepat pada
waktunya; dapat dilakukan dengan
memperbandingkan kas dengan hutang yang
dibayar pada waktu tertentu dalam perhitungan
waktu jangka pendek. Untuk penelitian ini,
penulis hanya menggunakan tiga jenis rasio
saja, masing-masing :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Hasil perhitungan menunjukan berapa kali
aset lancar dapat membiayai hutang lancar
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 2


yang ditunjukkan. Menurut Kasmir
(2008) standar industri current ratio adalah
sebanyak 2 kali. Dilihat dari hasil analisis
data pada Tabel 2, ternyata bahwa rata-
rata Rasio Lancar PT. Astra International
Tbk selama lima tahun terakhir hanya
dicapai sebesar 134,1 %. Ini berati bahwa
rasio lancar PT. Astra International Tbk
masih berada dibawah rata-rata industri, atau
hanya sekitar 1,34 kali. Artinya bahwa aktiva
lancar mampu menjamin hutang lancar
hanya sebanyak
1,34 kali sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan PT. Astra International Tbk
selama lima tahun ber turut-turut
memperlihatkan kinerja NHXDQJDQ GHQJDQ
NDWHJRUL ³FXNXS EDLN´
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 2


Mengacu pada hasil analisis data melalui Dalam penelitian ini, penulis,
tabel 2, dapat dijelaskan bahwa rata-rata hanya menggunakan dua jenis analisis
rasio cepat pada PT. Astra International Tbk rasio solvabilitas,
sebesar 110,1 % atau \DLWX ³'HEW WR WRWDO DVVHW 5DWLR '$5
1,10 kali, berada sedikit dibawa standar rasio 'HEW WR
yang dikemukakan Kasmir (2008) adalah 1,5 Equity Ratio, (DER), dengan hasil sebagai
kali atau berikut :
150%. Artinya bahwa setiap Rp. 1 kewajiban
lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar yang
cepat cair sebesar Rp. 1,10. Harga ini apabila
dibandingkan dengan standar ratio industri
yang dikemukan Kasmir (2008), maka dapat
dijelaskan lebih lanjut bahwa besarnya rasio
cepat hanya mampu menjamin kewajiban
lancar yang cepat cair sebesar 73.3 % sesuai
standar industri, namun apabila dilihat secara
empiris, maka Aktiva lancar yang cepat cair
sebesar 110,1%. Hal ini mengindikasikan
bahwa kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk selang lima tahun terakhir
EHUDGD SDGD NDWHJRUL NLQHUMD ³EDLN´
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
Hasil analisis data pada Tabel 2,
mengindikasikan bahwa rata-rata Rasio Kas
PT. Astra International Tbk selang lima tahun
terakhir hanya sebesar 35,7 %, sementara
standard industri untuk Chas ratio menurut
Kasmir (2008) sebesar 50 Ini berarti bahwa
besarnya Kas dan Setara Kas hanya mampu
menjamin kewajiban lancar sebesar 35,7 %
atau dengan kata lain bahwa Rp.
0.5
Kewajiban lancar hanya dapat dijamin
oleh
Kas dan Setara kas sebesar Rp. 0.357
atau
71.4 % dari Standard Industri. Realitas ini
menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT.
Astra International Tbk dilihat dari indikator
UDVLR .DV WHUQ\DWD EHUDGD SDGD NLQHUMD
³FXNXS EDLN´
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt to Total Asset Ratio
Semakin rendah rasio ini menunjukkan
bahwa semakin baik keadaan keuangan
perusahaan. Standar industri untuk rasio ini
menurut Kasmir (2008:164) adalah sebesar
35%. PT. Astra International Tbk memiliki
rata-rata DAR selang lima tahun terakhir
sebesar 49,8 % berada di atas standar
industri (35 %). Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja keuangan PT. Astra International Tbk
dilihat dari LQGLNDWRU '$5 GDODP NDWHJRUL
³FXNXS EDLN´ NDUHQD SHUXVDKDDQ
PDPSX menutup total hutang dengan aset
yang dimiliki. Perusahaan memiliki total aset
jauh lebih besar dari total hutang.
b. Debt to Equity Ratio
Semakin tinggi rasio DER akan
menunjukkan kinerja yang buruk bagi
perusahaan, maka perusahaan harus berusaha
agar DER bernilai rendah atau berada di
bawah standar industri yaitu 90% (Kasmir,
2008). Ternyata, hasil analisis rasio
menunjukkan bahwa Rata-rata DER PT.
Astra International Tbk selang lima tahun
terakhir (2011-2015) sebesar 99,4%. Hasil
ini mengindikasikan bahwa kinerja
keuangan PT. Astra International Tbk dalam
lima tahun terakhir dilihat dari indikator DER
berada sedikit diatas standar industri, yakni
sebesar 90 %. Indikasi ini memperlihatkan
bahwa rata-rata kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk selama lima tahun terakhir
masih WHUJRORQJ ³FXNXS EDLN´ $UWLQ\D EDKZD
total saham yang dimiliki perusahaan melebih
sedikit dari total hutang perusahaan.
3. Rasio Rentabilitas diamati dari indikator ROE berada
Dalam penelitian ini penulis hanya pada
menggunakan tiga jenis rasio rentabilitas, yaitu NDWHJRUL ³NXUDQJ EDLN´
: Realitas hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa kemampuan
a. Gross Profit Margin (Margin laba kotor) perusahan dalam menghasilkan laba
Jika standar industri untuk rasio ini adalah secara maksimal dari dana yang telah
30% (Kasmir, 2008), maka rata-rata rasio diberikan oleh pemegang saham
GPM PT. Astra International Tbk sebesar belum maksimal.
19,27 % berada di bawah rata-rata standar
industri. Capaian rasio GPM PT. Astra c. Net Profit Margin (Margin Laba
International Tbk sebesar Bersih)
64.23 % dari rasio DPM standar industri. Semakin tinggi rasio NPM, maka akan
Namun perbedaan ini tidak terlalu jauh menunjukkan semakin baik kinerja
sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan keuangan yang dicapai PT. Astra
SHUXVDKDDQ ³FXNXS EDLN´ ZDODXSXQ International Tbk. Standar industri
WLGDN begitu maksimal. untuk rasio NPM adalah sebesar 20%
Sebaran data rasio GPM PT. Astra (Kasmir,
International Tbk cukup berfluktuasi. 2008). Hasil analisis data pada Tabel 19
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun menunjukkan bahwa rata-rata rasio
2015, yakni sebesar 19,9 % atau sekitar NPM selama lima tahun terakhir hanya
66.33 % dari standar rasio GPM industri, sebesar
sementara pertumbuhan terendah terjadi 11,20 %. Angka ini jauh dibawah angka
pada tahun 2013, yakni sebesar 19,2 % atau standar industri untuk rasio NPM.
sekitar 64 % dibanding standar industri. Dengan kata lain bahwa capaian rata-
Dengan demikian, kinerja keuangan PT. rata rasio NPM PT. Astra International
Astra International Tbk masih terkategori Tbk bila dibanding dengan rasio NPM
³FXNXS EDLN´ GLOLKDW dari indikator margin untuk standar industri dicapai hanya
laba kotor (GPM). sebesar 56
%.
b. Return on Equity (ROE)
Dengan demikian capaian Net Profit
Menurut Kasmir (2008) standar industri
Margin (NPM) PT. Astra International
untuk ROE adalah sebesar 40%. Dapat
Tbk berada jauh di bawah rata-rata
dilihat bahwa rata-rata besarnya ROE PT.
industri yang berarti bahwa kinerja
Astra International Tbk selang lima tahun
keuangan perusahaan ini dalam
terakhir (2011-2015) sebesar 21%, ternyata
NDWHJRUL ³NXUDQJ EDLN´
berada di bawah standar industri, walaupun
Hasil penelitian ini, apabila dikaitkan
tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan
dengan pendapat beberapa ahli, antara
bahwa perusahaan belum mampu
lain, menurut Lukman Syamsuddin
menghasilkan laba secara maksimal dari
EDKZD ³Net profit margin
dana yang telah diberikan oleh pemegang
adalah merupakan rasio antara laba
saham, yang berarti kinerja keuangan PT.
bersih (Net Profit) yaitu penjualan
Astra International Tbk yang
sesudah dikurangi dengan seluruh
JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 3
expense termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan. Semakin tinggi

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 4


NPM, semakin baik operasi suatu (ROE) dan Net Profit Margin (NPM),
SHUXVDKDDQ´ ternyata memperlihatkan kecenderung
Mengacu pada pendapat di atas, ternyata terus menurun dari tahun ke tahun
bahwa NPM yang diperoleh PT. Astra selang lima tahun terakhir. Ketiga
International Tbk selang lima tahun terakhir indikator berada dibawah rata-rata
menunjukan indikasi yang rendah sehingga standar industri, sehingga dapat
dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen disimpulkan bahwa kinerja keuangan
kurang melakukan kontrol terhadap biaya PT. Astra International Tbk berada
operasional yang terkesan kurang efisien. SDGD NDWHJRUL ³NXUDQJ EDLN´

KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran-Saran


A. Kesimpulan Mengacu pada hasil temuan dalam
Berdasarkan hasil-hasil analisis data penelitian ini, maka dipandang perlu untuk
melalui analisis rasio keuangan untuk memberikan beberapa saran, sebagai
mengukur kinerja keuangan PT. Astra berikut :
International Tbk, maka dapat ditarik beberapa 1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan
kesimpulan sebagai berikut : PT. Astra International Tbk melalui
1. Rasio likuiditas untuk mengukur peningkatan Rasio Likuiditas, maka
kemampuan perusahaan PT, Astra pihak manajemen harus berupaya
International Tbk dalam memenuhi untuk melipat gandakan pertumbuhan
kewajiban jangka pendeknya melalui aktiva lancar melalui peningkatan
indikator Current Ratio, Quick Ratio dan volume Kas, Piutang, Investasi jangka
Cash Ratio berada pada kategori kinerja pendek. Dipihak lain, manajemen
³FXNXS EDLN´ ELOD GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ berusaha untuk mengurangi volume
rata-rata standar industri. kewajiban lancar melalui pembayaran
2. Rasio Solvabilitas untuk mengukur tepat waktu.
kemampuan perusahaaan PT. Astra 2. Untuk meningkatkan kinerja keuangan
International Tbk dalam membayar PT. Astra International Tbk ke depan
kewajiban jangka panjang jika perusahaan melalui peningkatan rasio Solvabilitas,
tersebut dilikuidasi, melalui indikator Debt maka pihak manajemen perlu
to Equity Ratio (DER) dan Debt to total mengambil kebijakan yang tepat untuk
Asset Ratio (DAR) memperlihatkan mengurangi beban hutang jangka
kecenderung menurun dari tahun ke tahun panjang sambil berupaya untuk
dan berada sedikit di atas rata-rata standar meningkatkan total asset (aktiva) dan
industri sehingga dapat dikategorikan penambahan modal diatas 200 % dari
berkiQHUMD ³FXNXS EDLN´ total hutang.
3. Rasio Rentabilitas untuk mengukur 3. Untuk meningkatkan kinerja keuangan PT.
kemampuan perusahaan PT. Astra Astra International Tbk melalui
International Tbk dalam memperoleh laba peningkatan Rasio rentabilitas, maka
atau keuntungan melalui indikator Gross pihak manajemen berupaya untuk
Profit Margin (GPM), Return on Equity melakukan pengontrolan terhadap
kegiatan
operasional sehingga dapat meningkatkan Smith Jay M and Skousen, K. Fred. 2007,
efisien operasi perusahaan yang pada Akuntansi Intermediate, Edisi
gilirannya akan meningkatkan laba atau Kesembilan, Jakarta : Erlangga.
keuntungan perusahaan. Sucipto. 2003, Penilaian Kinerja
Keuangan, FE Universitas Sumatera
Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2016, PT. Bursa Efek Indonesia : Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
idx.co.id Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Astuti, Dewi. 2004, Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Ghalia Indonesia Syamsuddin, Lukman. 2007, Manajemen
Keuangan Perusahaan : Konsep
Dahlan. 2008, Pengertian Laporan Keuangan,
Aplikasi dalam Perencanaan,
(Online),
Pengawasan, dan Pengambilan
(http://dahlanforum.wordpress.com/2008/
Keputusan, Jakarta : PT Raja Grafindo
04/21/pengertian-laporan-keuangan/) Harahap,
Persada
Sofyan Safri, 2010, Analisis Kritis
Zulidamel. 2007, Transaksi, bukti
atas Laporan Keuangan, Edisi 1. Jakarta :
Rajawali Pers transaksi, Jurnal dan Posting,
http://jurnal-
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2007, Standar
akuntansi.blogspot.co.id/p/daftar-
Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba
pustaka.html
Empat.
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan,
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Keown, J. Arthur, Martin D. Jhon, Petty
Wiliam J., and Scott F. David, JR., 1996,
th
Financial Management., 10 Edition,
USA : Pearson Prentice Hall.
Munawir. 1995., Analisis Laporan Keuangan,
Edisi Empat, Liberty, Yogyakarta.
Ormiston, Aileen dan Lyn, M. Fraser, 2008,
Memahami Laporan Keuangan. Jakarta :
Indeks.
Skousen, K. Fred, Earl K. Stice, dan James
D.
Stice, 2002, Akuntansi Keuangan
Menengah, Terjemahan PT. Dian Mas
Cemerlang, Edisi Pertama, Buku Satu,
Jakarta: Salemba Empat.

You might also like