You are on page 1of 13

IMPLEMENTATION of E-GOVERNMENT THROUGHT to

PUBLIC INFORMATION MEDIA WEB BASED AREA IN


THE CITY of TEGAL
By :
A.Iqbal Fuadi, Aufarul Marom
Public Administration,The Faculty of social and political science
Diponegoro University
Prof. Soedharto SH St., Kampus Tembalang, Semarang
Email : iqbalakone@gmail.com

ABSTRACT
Now days, there are still many people complaining about about the lack of transparency
between government and community. It can happen because the low public awareness to utilize
the progress of technology and the lack of socialization government using technology. The
internet be a primary needed to the peoples, not only in urban areas even in the region has been
a need of.

E government through the public information aims to access and disseminate information
in the regions and center so as easy the people to will have all information about bureaucracy in
the areas. In this research the writers use qualitative with dishub of communication informatics
where website tegal distric as an object .

The research results show the low level of awareness the peoples in tegal distric. It seen
from the number of visitors website as many as 7000-8000 in 2015. And every year can be
fluctuative.When compared with the population of productive age in Tegal district, the
percentage is still weak, which is only 11% of the population in productive age, amounting to
889 565.

Keywords : Impementation, E-Government, Public Information Media, Website


IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT MELALUI MEDIA INFORMASI
PUBLIK BERBASIS WEBSITE DAERAH di KABUPATEN TEGAL

Abstraksi
Pada era globalisasi saat ini, masih banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang
kurangnya transparansi antara pemerintahan dan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena
rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan kemajuan tekhnologi dan kurangnya
sosialisasi pemerintah tentang pemanfaatan teknologi. internet menjadi suatu kebutuhan primer
bagi masyarakat luas, tidak hanya di wilayah perkotaan bahkan di daerah pun sudah menjadi
kebutuhan.

E-government melalui media informasi publik bertujuan untuk mengakses dan


menyebarluaskan informasi yang ada di daerah maupun pusat sehingga mempermudah
masyarakat untuk mendapat segala informasi tentang birokrasi pada daerah tersebut. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan obyek penelitian dishubkominfo
dimana website kabupaten tegal dikelola.

Hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat kabupaten tegal


dilihat dari jumlah pengunjung website sebanyak 7000-8000 pada tahun 2015. Dan tiap tahun
mnenunjukkan perubahan angka yang fluktuatif. Jika di bandingkan dengan jumlah penduduk
usia produktif di kabupaten tegal, maka prosentase yang ada masih lemah, yaitu baru 11% dari
jumlah penduduk dengan usia produktif yang berjumlah 889.565

Kata Kunci : Implementasi, e-Government, Media Informasi Publik, website

PENDAHULUAN negara dapat saling berkomunikasi secara


1.1 Latar Belakang langsung kepada siapapun yang dikehendaki
Kemajuan teknologi informasi yang tanpa dibutuhkan perantara (mediasi)
demikian pesat serta potensi apapun.
pemanfaatannya secara luas, membuka Penerapan teknologi informasi pada
peluang bagi pengaksesan, pengolahan, dan lembaga pemerintahan dapat mempermudah
pendayagunaan informasi dalam volume akses antara masyarakat dengan pemerintah.
yang besar secara cepat dan akurat. Tidak hanya melalui komunikasi satu arah
Informasi dan pengetahuan dapat diciptakan saja dimana pemerintah dapat
secara cepat dan dapat segera disebarkan ke mempublikasikan data dan informasi yang
seluruh lapisan masyarakat di berbagai dimilikinya. Akan tetapi juga komunikasi
belahan dunia dalam hitungan detik. Hal ini dua arah, yaitu masyarakat dapat menerima
berarti bahwa setiap individu di berbagai dari pemerintah dan memberikan informasi
kepada pemerintah. Dengan begitu, adanya Kebijakan penerapan e-Government
transparansi antara pemerintah dan melalui MIP tersebut berdasarkan SK
masyarakat dapat terjalin dalam ruang PINLAK No.01/SIM/PI-Humas/II/2006
lingkup demokrasi sebagai bagian dari tentang Pembentukan Tim Pengelola
penunjang akuntabilitas pemerintah. Kegiatan Sistem Informasi Manajemen
Penggunaan teknologi informasi dan (SIM) Kabupaten Tegal. Pemerintah
komunikasi adalah untuk mewujudkan Kabupaten Tegal dengan komitmen
praktek pemerintahan yang lebih efesien dan peningkatan kinerja terkait informasi
efektif. keterkaan publik mencoba mengembangkan
penerapan kebijakan e-Government dengan
Kebijakan penerapan electronic membangun sistem MIP di Satuan Kerja
Government (e-Government) merupakan Perangkat Daerah Kabupaten Tegal (SKPD).
suatu upaya untuk mengembangkan Namun, dalam prakteknya kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan yang perenapan MIP di SKPD belum maksimal,
berbasis elektronik. Perkembangan dan hanya beberapa SKPD yang sudah
pemanfaatan teknologi informasi (TI), menerapkan kebijakan MIP, contohnya
Pemerintah dituntut untuk memberikan adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal.
informasi-informasi yang sudah tertuang Salah satu sarana keterbukaan
dalam Undang-undang No. 14 tahun 2008 informasi melalui MIP di Kabupaten Tegal
guna menciptakan salah satu asas adalah website daerah. Website daerah dapat
penyelenggaraan pemerintah yang baik yaitu menjadi sarana transmisi informasi dari
asas keterbukaan dengan asas keterbukaan Pemerintah Daerah mengenai kondisi
ini maka juga akan timbul mengikuti asas daerahnya, kondisi birokrasi dan berita-
yang lai misalnya asas kepercayaan. Karena berita di daerah tersebut. Pemerintah Daerah
pemerintah terbuka dalam penyelenggaraan Kabupaten Tegal telah membuat website
dan siap sedia untuk memberikan informasi www.tegalkab.go.id sebagai wujud dari
publik apapun ketika dibutuhkan asal itu kebijakan penerapan e-Government melalui
sesuai perundang-undangan dan bukan Media Informasi Publik tersebut.
rahasia yang bisa dikonsumsi untuk Masyarakat Kabupaten tegal dapat
masyarakat umum. Salah satunya yang bisa mengakses website www.tegalkab.go.id
dijadikan informasi publik yaitu, APBD, dengan mudah melalui sarana-sarana
program-program pemerintah , realisasi penunjang website yang telah disediakan
program, informasi tentang wilayah dan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten tegal.
semua yang bersifat publik. Masyarakat Kabupaten Tegal dapat
mengakses website www.tegalkab.go.id
Dalam sejarahnya, pemanfaatan
melalui beberapa fasilitas yang telah
dalam pemerintahan dimulai pada tahun
disediakan oleh Pemerintah Daerah
1992 ketika pada beberapa Pemerintah
Kabupaten Tegal. Kemudahan yang
Daerah (Pemda Tingkat II, istilah saat itu)
diberikan diantaranya adalah masyarakat
menerapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
dapat mengakses langsung melalui Internet,
melalui pemanfaatan commputer stand
serta memanfaatkan jaringan wifi di sekitar
alone. Berdasarkan Instruksi Presiden
Alun-Alun Slawi. Namun, dengan membuat
Nomor 3 tahun 2003 tentang kebijakan e-
website daerah Kabupaten Tegal sebagai
Government. Pada intinya, Inpres tersebut
sarana keterbukaan informasi bukan berarti
membahas tentang Kebijakan dan Strategi
berjalan begitu saja tanpa ada masalah yang
Nasional Pengembangan e-Government.
muncul. Masalah yang timbul dalam
pengaplikasian situs daerah berbasis website Administrasi Publik merupakan
adalah terkait dengan instansi yang proses kegiatan yang bersifat
berwenang dalam website daerah tersebut, penyelenggaraan yang disusun untuk
yakni Dinas Perhubungan Komunikasi dan mengatur kerja sama kelompok dalam
Informasi (Dishubkominfo). lingkungan pemerintahan dan
Sumber daya manusia merupakan diselenggarakan oleh aparat pemerintah
faktor yang sangat penting lainnya. Staf untuk kepentingan umum. Proses
pemerintahan terutama yang menangani penyelenggaraan dan pengaturan kerjasama
secara langsung website daerah yaitu mendasarkan pada kebijakan yang telah
Dishubkominfo Kabupaten Tegal. ditetapkan oleh badan perwakilan politik
Keberadaan suatu media informasi baru di untuk merealisasikan tujuan Administrasi
dalam sebuah Pemerintahan Daerah Publik itu sendiri.
memerlukan sebuah adaptasi. Selain itu 1.3.2 Kebijakan Publik
keberadaan tenaga ahli merupakan faktor Menurut Nugroho (2004:3), Suatu
pendukung lainnya. Tenaga ahli sangat aturan yang mengatur kehidupan bersama
diperlukan sebagai operator website daeerah yang harus ditaati dan berlaku mengikat
tersebut. Tenaga ahli di Pemerintah seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan
Kabupaten Tegal saat ini masih kurang, diberi sanksi sesuai dengan bobot
terutama tenaga ahli yang memiliki pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi
kemampuan di bidang sistem informasi dan dijatuhkan didepan masyarakat oleh
komputerisasi. Kekurangan tenaga ahli lembaga yang mempunyai tugas
tersebut merupakan kendala yang harus menjatuhkan sanksi. Aturan atau peraturan
dihadapi, selain budaya kerja yang tersebut secara sederhana kita pahami
konvensional. Masalah lain yang sering sebagai kebijakan publik, jadi kebijakan
muncul adalah keakuratan data dan update publik ini dapat kita artikan suatu hukum.
informasi-informasi baru. Informasi yang Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum
ditampilkan dalam website daerah namun kita harus memahaminya secara utuh
Kabupaten Tegal harus selalu update dengan dan benar. Ketika suatu isu yang
informasi-informasi terkini sehingga website menyangkut kepentingan bersama
tersebut menjadi pilihan sumber pencarian dipandang perlu untuk diatur maka
informasi untuk masyarakat Kabupaten formulasi isu tersebut menjadi kebijakan
Tegal. Tampilan dan isi website yang publik harus dilakukan dan disusun dan
menarik juga perlu diterapkan agar menarik disepakati oleh para pejabat yang berwenang
minat lebih banyak pengguna untuk dan ketika kebijakan publik tersebut
mengakses. ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik;
apakah menjadi undang-undang, apakah
1.2 Tujuan menjadi peraturan pemerintah atau peraturan
Mengetahui bagaimana Implementasi e- presiden termasuk peraturan daerah,
Government melalui MIP (Media Informasi termasuk pula peraturan Bupati maka
Publik) oleh Pemerintah Kabupaten Tegal. kebijakan publik tersebut berubah menjadi
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang hukum yang harus ditaati.
menjadi pendukung dan penghambat dalam Dunn (2003:44) mengatakan,
Implementasi e-Government melalui MIP kebijakan publik adalah pola ketergantungan
(Media Informasi Publik) oleh Pemerintah yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif
Kabupaten Tegal yang saling tergantung, termasuk keputusan-
1.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
1.3.1 Administrasi Publik
keputusan untuk tidak bertindak, yang terdapat cara-cara atau aktivitas-aktivitas
dibuat oleh badan atau kantor pemerintah. atau proses untuk mencapai tujuan
Dari berbagai pendapat para pakar kebijakan, juga ada sasaran dan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis setelah kebijakan itu dilaksanakan.
kebijakan publik dibuat untuk mengahadapi 1.3.4 Pendekatan Implementasi
masalah yang muncul yang dibuat sebagai Kebijakan Publik
sebuah aturan dari pemerintah dengan tujuan Dalam sejarah perkembangan studi
tertentu. implementasi kebijkan, dijelaskan tentang
1.3.3 Implementasi Kebijakan Publik adanya dua pendekatan guna memahami
Kajian implementasi merupakan implementasi kebijakan, yakni: Pendekatan
suatu proses merubah gagasan atau program top down dan bottom up. Dalam bahasa
mengenai tindakan dan bagaimana Lester dan Stewart (2008:108) istilah itu
kemungkinan cara menjalankan perubahan dinamakan dengan the command and
tersebut. Implementasi kebijakan juga control approach (pendekatan kontrol dan
merupakan suatu proses dalam kebijakan komando, yang mirip dengan top down
publik yang mengarah pada pelaksanaan approach) dan the market approach
dari kebijakan yang telah dibuat. Dalam (pendekatan pasar, yang mirip dengan
praktiknya, implementasi kebijakan bottom up approach). Masing-masing
merupakan suatu proses yang begitu pendekatan mengajukan model-model
kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan kerangka kerja dalam membentuk
politis karena adanya intervensi dari keterkaitan antara kebijakan dan hasilnya.
berbagai kepentingan. Sedangkan pendekatan top down, misalnya
Eugene dalam Agustino (2006:153) dapat disebut sebagai pendekatan yang
mengungkapkan bahwa cukup untuk mendominasi awal perkembangan studi
membuat sebuah program dan kebijaksanaan implementasi kebijakan, walaupun hari
umum yang kelihatannya bagus di atas diantara pengikut pendekatan ini terdapat
kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya perbedaan-perbedaan, sehingga meneruskan
dalam kata-kata dan slogan-slogan yang pendekatan bottom up, namun pada dasarnya
kedengarannya mengenakan bagi telinga mereka bertitik-tolak pada asumsi-asumsi
para pemimpin dan para pemilih yang yang sama dalam mengembangkan kerangka
mendegarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk analisis tentang studi implementasi. Dalam
melaksanakannya dalam bentuk yang pendekatan top down, implementasi
memuaskan semua orang. kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan
Riant D Nugroho (2003 :158) dimulai dari aktor tingkat pusat, dan
menyatakan bahwa implementasi kebijakan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat.
pada prinsipnya adalah cara agar sebuah Pendekatan top down bertitik-tolak dari
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Untuk perspektif bahwa keputusan-keputusan
mengimplementasikan kebijakan publik, ada politik (kebijakan) yang telah ditetapkan
dua pilihan langkah yang dilakukan yaitu oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan
Langsung mengimplementasikan dalam oleh administratur-administratur atau
bentuk program-program, atau Melalui birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi
formulasi kebijakan derivat atau turunan ini pendekatan top down adalah sejauhmana
dari kebijakan publik tersebut. tindakan para pelaksana (administratur dan
dari beberapa definisi diatas birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan
Implementasi Kebijakan Publik adalah yang telah digariskan oleh para pembuat
pelaksanaan kebijakan yang didalamnya kebijakan di tingkat pusat.
Model pendekatan top-down yang 1.3.5 Faktor Pendorong dan
dirumuskan oleh Donald Van Metter dan Penghambat Kebijakan Publik
Carl Van Horn (dalam Agustino, 2006 :144), Menurut model yang dikembangkan
disebut dengan A Model of The Policy oleh Edward III, ada empat faktor yang
Implementation. Proses implementasi ini berpengaruh terhadap keberhasilan atau
merupakan sebuah abstraksi atau kegagalan implementasi suatu kebijakan (
permormansi suatu implementasi kebijakan Agustino:2006:156), yaitu:
yang pada dasarnya secara sengaja 1. Faktor Sumber Daya
dilakukan untuk meraih kinerja Indikator-indikator yang dipergunakan
implementasi kebijakan publik yang tinggi untuk melihat sejauhmana sumber daya
yang berlangsung dalam hubungan berbagai dapat berjalan dengan rapi dan baik
variabel. Model ini mengandaikan bahwa adalah: staff, informasi, implementor,
implementasi kebijakan berjalan secara wewenang, dan fasilitas-fasilitas fisik.
linier dari keputusan politik yang tersedia,
pelaksana, dan kinerja kebijakan publik Ada 2. Faktor Komunikasi
enam variabel, menurut Van Metter dan Van Terdapat tiga indikator yang dapat
Horn yang mempengaruhi kinerja kebijakan dipakai dalam mengukur keberhasilan
publik tersebut adalah ukuran dan tujuan variabel komunikasi, yaitu: transmisi,
kebijakan, sumber daya, karakteristik agen kejelasan komunikasi, dan konsistensi.
pelaksana, disposisi, komunikasi, 3. Faktor Disposisi (sikap)
lingkungan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
George Edward III (dalam Nugroho, pada variabel disposisi adalah
2009:512) menegaskan bahwa masalah pengangkatan birokrat dan insentif.
utama administrasi publik adalah lack of 4. Faktor Struktur Birokrasi
attention to implementation. Dikatakannya, Terdapat dua karakteristik yang dapat
without effective implementation the mendongkrak kinerja struktur birokrasi
decision of policymakers will not be carried ke arah yang lebih baik, yaitu dengan
out successfully (tanpa implementasi yang melakukan Standard Operating
efektif, keputusan pembuat kebijakan tidak Prosedures (SOP) dan melaksanakan
akan berhasil). Menurutnya, Implementasi fragmentasi.
kebijakan yang efektif dapat dilihat dari
ketepatan kebijakan, ketepatan pelaksanaan, 1.4 Metode Penelitian
ketepatan target, ketepatan lingkungan, Pendekatan yang digunakan adalah
ketepatan proses. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif
Dari pengertian diatas maka merupakan prosedur penelitian yang
Implementasi E-government melalui Media menghasilkan data deskriptif berupa kata-
Informasi Publik di Kabupaten Tegal ini kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
merupakan pelaksanaan kebijakan perilaku yang dapat diamati. Peneliti
pemerintah dalam bidang pengembangan menggunakan pendekatan kualitatif bertipe
pembangunan didalamnya juga terdapat deskriptif, yaitu data yang terkumpul
cara-cara utuk mencapai tujuan, dalam hal berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka.
ini digunakan untuk mencapai tujuan
pengembangan pembangunan.
HASIL DAN PEMBAHASAN yang ada, dalam hal ini masalah keterbukaan
2.1 Implementasi e-Government Melalui dan transmisi informasi pemerintah daerah
Media Informasi Publik (MIP) untuk kepada publik khususnya di Kabupaten
Mendukung Penyelenggaraan Tegal. Permasalahan-permasalahan yang
Pemerintahan di Kabupaten Tegal akan diselesaikan dengan kebijakan Media
Dalam implementasi kebijakan e- Informasi Publik melalui website daerah
government melalui media informasi publik tentunya memiliki karakter, apakah
di Kabupaten Tegal, dilakukan pengamatan implementasi kebijakan Media Informasi
untuk mengetahui dan menganalisis proses Publik melalui website daerah yang
implementasi kebijakan tersebut apakah bertujuan untuk memecahkan masalah sudah
sudah efektif dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan karakter-karakter masalah
terkait keterbukaan informasi pemerintatan yang sesungguhnya dihadapi oleh
daerah terhadap publik di Kabupaten Tegal, masyarakat Kabupaten Tegal.
serta faktor-faktor apa saja yang mendorong Dalam penerapan kebijakan Media
dan atau menghambat proses implementasi. Informasi Publik melalui website daerah di
Inpres No.3 Tahun 2000 tentang e- Kabupaten Tegal, terdapat kejelasan isi
government yang kemudian difokuskan kebijakan di lihat dari regulasi – regulasi
menjadi Peraturan Pemerintah No.82 tahun yang di edarkan dari Pemerintah Pusat jelas
2012 yang membahas tentang dan mampu dimengerti dan di terapkan,
penyebarluasan informasi elektronik dalam selain itu adanya keselarasan antara
mewujudkan pemerintahan yang baik koordinasi kelompok – kelompok luar yang
melalui asas keterbukaan informasi kepada berpartisipasi dalam implementasi tersebut,
publik melalui website daerah Kabupaten seperti dinas – dinas terkait selain
Tegal. Melalui Dinas Perhubungan DISHUBKOMINFO, yang terbentuk dalam
Komunikasi dan Informatika tim untuk memberikan informasi-informasi
(DISHUBKOMINFO) diharapkan dapat dari SKPD-SKPD yang akan dimasukan ke
memberi kemudahan kepada masyarakat dalam website daerah Kabupaten Tegal.
dalam memperoleh informasi-informasi Dari hasil penelitian diperoleh
yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah pengertian bahwa Media Informasi Publik
dimana bertempat tinggal sehingga (MIP) adalah sarana pemerintah untuk
masyarakat dpat ikut memonitor jalannya menyampaikan segala bentuk informasi
pemerintahan. Dalam perjalanannya perlu dalam rangka terselenggaranya keterbukaan
dilihat dan diketahui proses implementasi informasi terhadap publik melalui media
kebijakan yang berlangsung di lapangan. elektronik berupa informasi digital melalui
Proses implementasi ini dilihat dari aspek website daerah sehingga publik dapat
(1) ketepatan kebijakan; (2) ketepatan mengetahui perkembangan yang ada pada
pelaksanaan; (3) ketepatan target; (4) Pemerintah daerah. Website daerah
ketepatan lingkungan; dan (5) ketepatan Pemerintah Kabupaten Tegal adalah
proses, berikut penjelasannya: www.tegalkab.go.id yang menjadi
a. Ketepatan Kebijakan pengimplementasian Media Informasi
Berdasarkan hasil penelitian Publik (MIP) sebagai salah satu bentuk
mengenai produktivitas, dapat diketahui penerapan e-government di Pemerintahan
bahwa Ketepatan kebijakan melihat bahwa Kabupaten Tegal.
kebijakan media informasi publik melalui MIP melalui website daerah
website daerah yang dikeluarkan berisi hal- diharapkan menjadi jembatan penyaluran
hal yang bertujuan memecahkan masalah
informasi kepada publik sehingga tidak dalam hal ini berperan dalam hal regulasi
terputus dan dapat berkesinambungan. dan memberikan pedoman dalam
Beberapa masalah yang muncul pada pelaksanaan realisasi kebijakan, sehingga
implementasi MIP di Kabupaten Tegal. dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah
Masalah yang utama adalah server ditetapkan. Sedangkan pihak swasta
DISHUBKOMINFO yang menjalankan berperan dalam penyediaan perangkat atau
website daerah sering mengalami alat – alat perlengkapan untuk
down/error. Down pada server merealisasikan kebijakan tersebut dalam hal
DISHUBKOMINFO diakibatkan oleh fisik berupa gambar, sosialisasi, promosi
bandwidth kuota yang masih minim dan pengadaan fasilitas. Dan masayarakat,
sehingga menyebabkan transfer data kepada berperan dalam partisipasi aktif untuk
user terhambat yang biasa disebut overload mensukseskan kebijakan yang
dan mengakibatkan halaman website tidak diselenggarakan dengan cara aktif
dapat terbuka atau membutuhkan waktu mengakses website daerah sebagai wujud
yang relatif lama. partisipasi.
Berdasarkan Penelitian yang Unsur Pelaksana merupakan bagian
dilakukan, dapat disimpulkan dari jawaban yang cukup penting dan krusial, karena
informan bahwa pemecahan masalah- berhasil atau tidaknya implementasi sangat
masalah yang muncul dalam implementasi bergantung pula pada peran tiap – tiap
MIP melalui website daerah dengan pelaksana. Menurut peneliti, yang terjadi di
melakukan penambahan server yang akan lapangan adalah peran Pemerintah masih
meningkatkan kuota bandwidth sehingga berkesan mendominasi dalam implementasi
dapat menampung pengakses website dan Kebijakan ini, sedangkan peran dari
menghindari terjadinya server down. pelaksana lainnya masih belum optimal dan
Namun, penambahan server baru berarti dipandang belum sesuai dengan yang
sama dengan menambah pembelanjaan seharusnya. Hal ini terlihat dari perencanaan
anggaran daerah. Pengajuan rancangan hinggapelaksanaan peran pemerintah yang
anggaran untuk belanja server baru sudah benar – benar betanggung jawab secara garis
dilakukan dan baru diperoleh tahun depan, besar.
yaitu 2017. Hal ini diperkuat dengan hasil
b. Ketepatan Pelaksanaan penelitian yang menemukan bahwa peran
Berdasarkan hasil penelitian, Ada Dishubkominfo masih sangat besar atau
tiga lembaga yang dapat menjadi pelaksana, mendominasi dengan bertanggungjawab
yaitu pemerintah, kerjasama antara sebagai pengelola website daerah, penyortir
pemerintah-masyarakat/swasta, atau informasi-informasi pad website dan
implementasi kebijakan yang diswastakan, pengumpul informasi dari SKPD seluruh
pihak swasta dimana hal ini memegang Kabupaten Tegal. Sehingga dengan adanya
peran dalam penyedia alat – alat serta koordinasi dan penggunaan wewenang yang
perangkat pelaksana kebijakan. Dan yang tepat, diharapkan pembagian tugas dan
ketiga adalah Masyarakat, yang memiliki komitmen pelaksana dalam melaksanakan
peran cukup penting juga dalam proses tugas dapat dengan baik berjalan dan
implementasi kebijakan ini. capaian target dalam implementasi tercapai.
Dalam implementasi Kebijakan MIP Selain itu, hal yang mendasari bahwa
melalui website daerah ini, baik pemerintah, pada Ketepatan unsur pelaksana sudah
swasta, dan masyarakat sama-sama memiliki dirasa tepat dapat di lihat dari ketersediaan
peran yang sama pentingnya, Pemerintah sumber daya. Dishubkominfo secara tupoksi
memang instansi yang secara teknis diberi informasi yang diberikan kepada
tugas untuk mengelola teknologi dan Dishubkominfo sudah siap saji, artinya
informasi di Kabupaten Tegal. hanya tinggal mengupload saja. Kedepan
DISHUBKOMINFO memiliki sumberdaya nantinya staff dari masing-masing SKPD
yang memang menguasai bidang teknologi yang akan mengupload sendiri. Hal ini akan
informasi. Bidang teknologi, informasi, pos meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dan telekomunikasi yang terbagi menjadi 3 penyediaan informasi pada website daerah
seksi bagian yaitu seksi pengembangan Kabupaten Tegal.
sistem informasi, seksi pos dan c. Ketepatan Target
telekomunikasi dan seksi aplikasi telematika Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
sebagai bidang yang berwenang mengurusi menyimpulkan bahwa dalam poin ketepatan
website daerah pada DISHUBKOMINFO target belum berhasil, karena memang ada
Kabupaten Tegal. Selain itu beberapa aspek berdasarkan isu pokok
DISHUBKOMINFO berkerjasama dengan implementasi yang memang menjadi alasan
40 SKPD, 18 kecamatan dan 6 kelurahan mengapa ketepatan target dirasa belum tepat
sebagai penyedia informasi yang akan dan masih perlu di tingkatkan lagi. Oleh
disaring dan kemudian diupload ke dalam karena itu, sangat diperlukan peningkatan di
website daerah oleh Dishubkominfo. segi komunikasi. Dalam hal ini masih
Komitmen pelaksana menjadi salah minimnya usaha yang dilakukan oleh
satu faktor yang strategis untuk Dishubkominfo untuk meningkatkan jumlah
mengoptimalkan implementasi MIP melalui pengakses. Peneliti dapat menyimpulkan
website daerah Kabupaten Tegal. berdasarkan paparan bahwa Dishubkominfo
Dishubkominfo yang ditunjuk sebagai melakukan sosialisasi hanya lewat website
lembaga teknis yang mengelola MIP ini, sedangkan website sendiri masih memiliki
sudah maksimalkan seluruh sumberdaya pengunjung yang minim sehingga usaha
yang dimiliki adalah salah satu bentuk yang dilakukan terbilang kurang efektif
komitmen yang diberikan. Sedangkan, dari untuk menyelesaikan masalah yang ada pada
sisi SKPD-SKPD komitmen yang diberikan implementasi MIP melalui website daerah.
dalam pelaksanaan MIP ini dengan aktif d. Ketepatan Lingkungan
memberikan informasi-informasi. Namun, Ketepatan lingkungan merujuk pada
berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh keterlibatan antara para implementor, baik
sudah ada beberapa SKPD yang dari Pemerintah pusat, Pemerintah daerah,
berkomitmen dengan aktif memberikan hingga ke tingkat Kecamatan sekalian.
informasi-informasi yang dibutuhkan juga Terdapat 40 SKPD, 18 kecamatan dan 6
masih ada SKPD yang belum memberikan kelurahan sebagai penyedia informasi yang
informasi untuk diupload kedalam website akan disaring dan kemudian diupload ke
daerah Kabupaten Tegal sehingga dapat dalam website daerah oleh Dishubkominfo.
dikatakan komitmen SKPD-SKPD masih Yang menjadi masalah bagaimana interaksi
belum optimal. yang dilakukan Dishubkominfo dengan 40
Dari hasil penelitian yang dilakukan SKPD, 18 kecamatan dan 6 kelurahan
ditemukan bahwa dukungan dari tersebut untuk memperoleh informasi yang
Dishubkominfo khususnya yang dilakukan dibutuhkan sebagai bahan pada website
adalah dengan memberikansosialisasi dan daerah. Pada umumnya masing-masing
pelatihan yang dilakukan dengan cukup baik SKPD sudah memiliki website sendiri dan
sejauh ini. Jadi staff diberikan sosialisasi tidak ada kewajiban untuk setiap SKPD
dan pelatihan secara berkala agar nantinya memberikan informasi kepada
DISHUBKOMINFO. Setiap SKPD oleh implementor untuk
memiliki hak, tetapi tidak memiliki mengimplementasikan kebijakan. Dari hasil
kewajiban untuk mengupload informasi dari penelitian disimpulkan bahwa untuk
SKPDnya kepada website daerah yang mempersiapkan kebijakan ini, implementor
dikelola DISHUBKOMINFO dikarenakan dalam hal ini Dishubkominfo dan SKPD
website tersebut mewakili seluruh seluruh Kabupaten Tegal sebagai badan
komponen Kabupaten Tegal. Hal ini yang mengelola kebijakan MIP ini.
menyebabkan terbatasnya informasi yang Kemudian, perlu adanya dibuat promosi dan
tersedia apabila tidak ada kerjasama dan dilakukan sosialisasi oleh pihak
interaksi yang baik antara Dishubkominfo Dishubkominfo agar masyarakat lebih aktif
dan SKPD-SKPD lain. Koordinasi antar berpartisipasi mensuskseskan kebijakan MIP
instansi menjadi proses awal dalam tersebut. Informasi dikirimkan oleh tiap
implementasi MIP melalui website daerah. SKPD melalui Email. Informasi yang masuk
kepada Dishubkominfo masih perlu
e. Ketepatan Proses melewati tahap verifikasi karena informasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu dipilah apakah mengandung
efektifitas implementasi MIP melalui unsur politik, memancing pro kontra atau
website daerah yang terakhir dapat dilihat menyinggung individu atau kelompok
dari ketepatan proses yang pertama, tertentu. Setelah itu informasi yang sudah
mengenai Policy Acceptence berkaitan diverifikasi diberikan kembali kepada admin
dengan pemahaman implementor terhadap website agar dapat diunggah sehingga
kebijakan sebagai tugas yang harus informasi dapat diterima kemudian oleh
dilaksanakan, dan penting untuk masa pengakses.
depan. Informan selaku implementor Hasil yang akan dicapai dengan adanya
kebijakan menyatakan bahwa kebijakan MIP penerapan kebijakan iniadalah
di Kabupaten Tegal ini penting. Kemudian tersampaikannya informasi kepada
karena kebijakan ini penting untuk masa masyarakat umum baik masyarakat lokal
depan, maka seluruh anggota dan elemen Kabupaten Tegal maupun masyakat umum
Dishubkominfo serta seluruh jajaran SKPD lainnya bahkan dari luar negeri mengenai
diharapkan memiliki komitmen terhadap isu informasi dan kegiatan di Kabupaten Tegal.
perijinan mendirikan bangunan agar Sejauh ini sudah baik jika dilihat dari tujuan
implementasi kebijakan dapat berjalan kebijakan dengan sudah berhasil
efektif. menyampaikan informasi kepada
Kedua, mengenai Policy Adoption masyarakat yang berarti sudah menjalankan
berkaitan dengan penerimaan implementor salah satu asas pemerintahan yang baik yaitu
terhadap kebijakan MIP di Kabupaten Tegal. asas keterbukaan informasi. Dalam
Pada tahap ini implementor tidak lagi hanya mencapai tujuan tersebut yang dilakukan
memahami, akan tetapi menerima kebijakan oleh Bagian teknologi, informasi, pos dan
dengan mulai mempersiapkan dirinya telekomunikasi dengan penyediaan dan
sebagai implementor. Dari hasil penelitian peningkatan sarana dan prasarana MIP yang
disimpulkan bahwa implementor menerima sejauh ini dapat dikatakan kurang. Namun,
kebijakan karena sudah dikoridori oleh Surat dinilai usaha yang dilakukan Dishubkominfo
keputusan Bupati Tegal No : 555/548/2013 sudah baik dengan memasukan penyediaan
tentang Penetapan Domain website sarana dan prasarana dalam RAPBD tahun
kabupaten Tegal. anggaran ke depan.
Ketiga, mengenai policy readiness
berkaitan dengan persiapan yang dilakukan
PENUTUP menentukan standar yang dibutuhkan untuk
3.1 Simpulan menilai capaian kinerja. SOPs juga dapat
3.1.1 Implementasi E-government melalui menjadi acuan yang dapat memotivasi
Media Informasi Publik berbasis Website organisasi untuk dapat mencapai tujuan
Daerah yang sudah ditargetkan.
Kemitraan Berdasarkan pembahasan 3.1.2 Faktor Pendorong dan Penghambat
hasil penelitian, peneliti menyimpulkan Implementasi E-government melalui
bahwa dari Implementasi E-government Media Informasi Publik berbasis Website
melalui Media Informasi Publik berbasis Daerah
Website Daerah Dinas perhubungan Berikut ini merupakan faktor yang
Komunikasi dan Informatika mendorong dan menghambat kinerja Bidang
(Dishubkominfo) Kabupaten Tegal sudah Pengembangan Potensi dan Kemitraan.
berjalan dengan baik. Meskipun masih Faktor pendorong kinerja Bidang
banyak kekurangan yang dirasakan seperti Pengembangan Potensi dan Kemitraan
website yang masih sering error atau antara lain sebagai berikut :
trouble karena bandwidth kuota yang masih a. Staff sudah memiliki kompetensi
kecil ketika visitor berjumlah banyak. khusus brdasarkan dari latar belakang
Visitor terdata kurang lebih 8.000 IP pendidikan dan pelatihan yang
address, yang digunakan pengunjung didapatkan
sebagai akun untuk mengakses website b. Setiap seksi Bagian teknologi,
Kabupaten Tegal. Prosentase 11% dicapai informasi, pos dan telekomunikasi
berdasarkan perbandingan dengan jumlah Dishubkominfo Kabupaten Tegal dapat
penduduk usia produktif ( 15-60 th) mentransmisikan informasi antar unit
Kabupaten Tegal pada Tahun 2013 yang dengan baik dan tidak ada masalah.
berjumlah 889.565 jiwa. c. Adanya pelatihan – pelatihan terhadap
Sumber Daya Manusia atau staff seluruh petugas baik yang ada di
pelaksana dapat dinilai baik secara kualitas lingkungan Dishubkominfo maupun
karena sudah adanya proses seleksi operator dari SKPD yang lain atau dengan
dari golongan sarjana yang mampu bekerja sama dengan pihak ketiga
mengetahui dasar ilmu komputer dan seperti yang sudah dilakukan yaitu
teknologi informasi serta pelatihan yang bekerja sama dengan Telkom kabupaten
berkelanjutan. Namun, terdapat kekurangan Tegal.
secara kuantitas SDM dikarenakan jumlah Sedangkan faktor penghambat
staff yang tidak sebanding dengan jumlah kinerja Bidang Pengembangan Potensi dan
keseluruhan SKPD yang ada serta alat Kemitraan antara lain sebagai berikut :
penunjang MIP yang masih minim. a. Jumlah staff yang mengurusi website
Implementasi MIP melalui website daerah masih terbatas yaitu 2 orang. Ini
daerah dapat dikatakan belum berhasil masih sangat kurang jika dibandingkan
karena kurangnya capaian pemanfaat dari dengan beban kerja yang diterima
masyarakat dan minimnya usaha yang dengan mengurusi informasi dari 40
dilakukan oleh Dishubkominfo untuk SKPD, 18 Kecamatan dan 6 Kelurahan.
mensosialisasikan website tersebut. b. PNS yang ada masih minim yang
menguasai bidang teknologi informasi.
Belum adanya SOP menjadi Dalam pelaksanaannya bersama dengan
hambatan yang membuat sulit untuk seluruh SKPD melakukan seleksi yang
meningkatkan keberhasilan website daerah. cukup ketat untuk menjaring personel –
Dengan belum adanya SOP maka sulit untuk
personel yang dirasa mampu untuk DAFTAR PUSTAKA
mengurusi MIP.
c. Belum ada SOP yang secara tegas Abdul Wahab, Solidin. 1991. Analisis
mengatur kegiatan rutin yang Kebijakan dari Formulasi ke
memungkinkan para pegawai atau Implementasi Kebijkaan Negara.
pelaksana kebijakan untuk Jakarta : Bumi Aksara
melaksanakan kegiatan-kegiatannya Agustino, Leo. 2006. Dasar – Dasar
setiap hari sesuai dengan standar yang Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabeta
telah ditetapkan. Ali Mufiz. 2004. Pengantar Administrasi
3.2 Saran Negara. Jakarta : Pusat Penerbitan
Berdasarkan hasil penelitian yang Universitas Terbuka (8).
dilakukan oleh peneliti, masih menunjukan Anderson James E. 1984. Public Policy
bahwa masih ditemukan beberapa hambatan Making. New York : Holt Rinehart.
pada pelaksanaan e-goverment melalui MIP Bastian, Indra. 2003. Sistem Akutansi Sektor
di Bidang teknologi, informasi, pos dan Publik : Konsep untuk Pemerintah
telekomunikasi. Oleh karena itu, saran yang Daerah. Jakarta : Salemba Empat.
dapat diajukan adalah sebagai berikut : Bambang Wicaksono. 2006. Pelayanan
Untuk meningkatkan keberhasilan Publik Pemerataan dan Administrasi
capaian Bidang teknologi, informasi, pos Baru. Jakarta: LP3ES
dan telekomunikasi Dishubkominfo Bunafit Nugroho. 2004. Aplikasi
Kabupaten Tegal dengan memanfaatkan Pemrogaman Web Dinamis dengan
keunggulan yang sudah ada. PHP dan MySQL. Yogyakarta :
a. Staff pelaksana website daerah perlu Gava Media (3).
ditambah, karena sulit untuk menerima D, Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik
pegawai baru dapat dilakukan dengan Formulasi Implementasi dan
melakukan sewa tenaga kontrak. Evalusi. Jakarta : PT Elex Media
b. Menambah sarana dan prasarana Komputindo.
penunjang MIP seperti jumlah server, Dwiyono, Indiahono. 2009. Kebijakan
komputer dan bandwidth kuota untuk Publik Berbasis Dynamic Policy
kelancaran sistem yang akan Analisys. Yogyakarta : Gava Media.
dimanfaatkan oleh masyarakat. Islamy Irfan M. 1997. Prinsip – Prinsip
c. Membuat SOP agar memiliki standar Perumusan Kebijaksanaan Negara .
yang menjadi acuan kegiatan-kegiatan Jakarta : Bina Aksara.
yang dapat meningkatkan keberhasilan Moeloeng, Lexy J. 2007. Metodologi
dalam mengimplementasikan MIP Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
website daerah Kabupaten Tegal. Remaja Rosdakarya Offset.
d. Mensosialisasikan website daerah Sistem Administrasi Negara Kesatuan
dengan dibantu pihak ketiga seperti Republik Indonesia Buku III :
disosialisasikan ke sekolah-sekolah, Landasan dan Pedoman Pokok
kantor-kantor dan media massa. Penyelenggaraan Pengembangan
e. Melakukan pendidikan dan pelatihan Sistem Administrasi Negara. 2004.
kepada staff-staff lain agar tidak Jakarta (534).
bergantung kepada satu atau dua staff Subarsono, A.G. 2006. Analisis Kebijakan
tertentu yang membuat program Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
lambat berkembang. Sugiyono. 2005. Metode Administrasi.
Bandung : Alfabeta
Impres No. 3 Th 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Pengembangan e-
Goverment
PP No. 82 Th 2012
Surat keputusan Bupati Tegal No :
555/548/2013 tentang Penetapan Domain
website kabupaten Tegal

You might also like