You are on page 1of 9

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal.

405 - 413 ISSN 2302-1713

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN SUSU UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PASAR


SWALAYAN KOTA SURAKARTA
RatnaMentari W.S., EndangSitiRahayu, Mei Tri Sundari
Program StudiAgribisnis, FakultasPertania, UniversitasSebelasMaret Surakarta.
Jl.Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457
Email: ratnamentariws@gmail.com/Telp: 085799906189

ABSTRAK

This study aims to, knowing the difference between brand (differences Among brand) UHT milk by consumers
in Surakarta, knowing the involvement of consumers (consumer involvement) in the process of making
purchasing decisions UHT milk in Surakarta and know the type of consumer behavior (consumer behavior)
UHT milk in Surakarta , Intake area of research is purposive namely Surakarta. The samples in this study using
judgmental sampling method while determining the amount of the sample of respondents on the basis of
confident level of 95% of 100 respondents. Determination of the number of respondents in each supermarkets,
using quota sampling. This study uses a model of the type of consumer behavior, according to Henry Assael that
menggembangkan two factors, namely the difference between brands is analyzed by Anova one way and
consumer engagement analyzed by Zaichowsky. The results showed the difference between brand UHT milk is
significant where calculated F value of 13.997 with a significance of 0.018 <0.05. While the involvement of
consumers in the purchase decision making process UHT milk in Supermarkets Surakarta is high with a value of
35.53 (> 24). Based on the analysis above it can be concluded that consumer behavior in the UHT milk
Supermarkets Surakarta is a complex type of consumer behavior (Complex buying behavior) means that
consumers have a significant difference between the brand and the high involvement.

Keywords: Difference Between Brand, Consumer Engagement, Consumer, Surakarta, Supermarket,


Consumer Behavior, Milk UHT (Ultra High Temperature)

Penelitianinibertujuanuntuk,mengetahuiperbedaanantarmerek (differences among brand) susu UHT


menurutkonsumen di Surakarta, mengetahuiketerlibatankonsumen (consumer involvement) dalam proses
pengambilankeputusanpembeliansusu UHT di Surakarta danmengetahuitipeperilakukonsumen (consumer
behavior) susu UHT di Surakarta. Pengambilandaerahpenelitiandilakukansecarapurposiveyaitu Kota
Surakarta.Penentuansampeldalampenelitianinimenggunakanmetodejudgmental
samplingsedangkanpenentuanjumlahsampelrespondendengandasarconfident levelsebesar 95% yaitu 100
responden.Penentuanjumlahresponden di
tiappasarswalayanmenggunakanSamplingKuota.Penelitianinimenggunakan model tipeperilakukonsumenmenurut
Henry Assael yang menggembangkanduafaktoryaitubedaantarmerek yang
dianalisisdenganujiAnovasatuarahdanketerlibatankonsumen yang
dianalisisdenganmetodeZaichowsky.Hasilpenelitianmenunjukanbedaantarmereksusu UHT signifikandimananilai
F hitungsebesar 13,997 dengansignifikansisebesar 0,018 < 0,05. Sedangkanketerlibatankonsumendalam proses
pengambilankeputusanpembeliansusu UHT di PasarSwalayan Kota Surakarta tergolongtinggidengannilai 35,53 (
> 24 ). Berdasarkanhasilanalisisdiatasdapatdisimpulkanbahwaperilakukonsumensusu UHT di PasarSwalayan
Kota Surakarta adalahtipeperilakukonsumenkomplek (Complex buying behaviour)
artinyakonsumenmemilikibedaantarmereksignifikandanketerlibatantinggi.

Kata Kunci: Beda AntarMerek, KeterlibatanKonsumen, Konsumen, Kota Surakarta, PasarSwalayan,


PerilakuKonsumen, Susu UHT (Ultra High Temperature)
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

PENDAHULUAN menunjukkanpeningkatan,
BerdasarkanTabel
Sektor Pertanian memiliki peranan 1dapatdilihatbahwasecara nominal
yang cukup penting dalam konsumsi total susu di Indonesia
pembangunan ekonomi nasional. Salah menunjukanpeningkatansebesar 21,41
satu peranan sektor pertanian adalah %, Demikian pula
sebagai penyedia pangan. Salah satu sub setelahdikoreksidenganfaktorinflasi,
sektor pertanian di Indonesia adalah sub pengeluaranuntukkonsumsi total
sektor peternakan. Sub sektor sususecarariilmengalamipeningkatanseb
peternakan memiliki peran yang esar 17,31%. Hal
strategis dalam kehidupan inimenunjukanbahwasecarakuantitas,
perekonomian dan pembangunan konsumsi per kapita total susupenduduk
sumberdaya manusia Indonesia. Indonesia terjadipeningkatan.
Menurut Syamsuharlin (2011) peranan Namun ternyata konsumsi susu di
ini dapat dilihat dari fungsi produk Indonesia masih tertinggal jauh dengan
peternakan sebagai penyedia protein negara di Asia lainnya yaitu 12 liter per
hewani yang penting bagi pertumbuhan kapita per tahun, jauh di bawah
dan perekembangan tubuh manusia. Malaysia (50,9 liter per kapita per
Salah satunya adalah susu sebagai tahun), India (47,1 liter per kapita per
penyedia protein hewani. tahun), Singapura (44,5 liter per kapita
Tingkat konsumsisusu di Indonesia per tahun), Thailand (33,7 liter per
daritahunketahunrelatifberfluktuatifnam kapita per tahun)dan Filipina (13,7 liter
uncenderungmengalamipeningkatan.Pad ). Jawa Tengah merupakan provinsi
atahun 2010, konsumsisusu total yang terus melakukan peningkatan
mencapai 2,0327 kg/kapitadanmenjadi konsumsi susu. Berdasarkan Dinak
2,0436 kg/kapitapadatahun 2013, Keswan Provinsi Jateng (2014) tingkat
konsumsisusumengalamipeningkatanme konsumsi susu di Jawa Tengah
njadi 2,156 kg/kapitapadatahun 2014. mencapai 17,5 kg/kapita/tahun,
Hal inikarenajumlahpenduduk yang sedangkan target konsumsi secara
terusmeningkatsertamasyarakat nasional sebesar 11,84 kg/kapita/tahun.
Indonesia Hal ini menunjukan bahwa tingkat
mulaimenyadarimanfaatdarimengkonsu konsumsi susu di Jawa Tengah telah
msisusu, terhitung besar dan sudah mencapai
sehinggadaritahunketahunkonsumsinyat target nasional.
erusmeningkat. Surakarta adalah salah satu kota di
Sedangkanbiladitinjaudaribesaranpe Jawa Tengah yang mendukung
ngeluaranuntukkonsumsi total peningkatan konsumsi susu pada
susubagipenduduk Indonesia tahun masyarakat mengingat masyarakat
2008- 2013 secara nominal juga Surakarta sendiri masih memiliki
bel 1. Pengeluaran Nominal Riil Untuk Konsumsi Total Susu* Dalam Rumah Tangga Di Indonesia tahun
2008-2013
No Total Pengeluaran Pertumbuhan
Susu ( Rupiah/ Kapita) (%)

2008 2009 2010 2011 2012 2013


1 Nominal 61.163,57 95.004,29 107.779,29 117.530,00 119.667,86 152.465,71 21,41
2 IHK 124,22 124,24 126,86 133,33 140,18 149,38 3,78
3 Riil 49.263,40 76.467,84 84.959,24 88.153,01 85.367,28 102.067,39 17,31

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2014)

596
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

masalah mengenai tingkat konsumsi dipelajari dan terus diperhatikan guna


susu. mengetahui apa yang dibutuhkan dan juga
Menurut Dinas Pertanian Surakarta meneliti alasan apa yang menyebabkan
(2014) konsumsi susu hanya 0,1 liter per konsumen memilih dan membeli produk
kapita per tahun, padahal sebenarnya tertentu. Melihat hal tersebut maka
berdasarkan data Dinas Pertanian Surakarta mempelajari perilaku konsumen terhadap
Tahun 2015konsumsi susu di Surakarta pembelian susu UHT di Pasar Swalayan
sudah terhitung meningkat dibanding Surakarta penting dilakukan khususnya
tahun-tahun sebelumnya. bagi pelaku industri guna menghasilkan
Seiring dengan kemajuan zaman, produk susu UHT yang sesuai dengan
saat ini susu tidak hanya dikonsumsi dalam kebutuhan dan keinginan konsumen.
bentuk susu murni namun telah banyak Dengan harapan konsumen akan tertarik
dilakukan diferensiasi produk seperti susu untuk membeli susu dan angka konsumsi
bubuk, susu UHT, susu pasteurisasi, susu susu dapat meningkat.
kental manis dan lain-lain. Hal ini Tujuan dari penelitian ini adalah untuk ;
dilakukan agar dapat menjangkau semua (1) Mengetahui perbedaan antar merek
konsumen sesuai dengan kebutuhan (differences among brand) susu UHT
masyarakata Indonesia yang beragam dan menurut konsumen di Surakarta. (2)
diharapkan dapat meningkatkan konsumsi Mengetahui keterlibatan konsumen
susu masyarakat. Salah satu produk olahan (consumer involvement) dalam proses
susu yang mulai diminati adalah susu pengambian keputusan pembelian susu
UHT, selain aman dikonsumsi karena telah UHT di Surakarta. (3) Mengetahui tipe
bebas dari mikroba, susu UHT juga dikenal perilaku konsumen (consumer behavior)
sangat praktis untuk dikonsumsi. Sehingga susu UHT di Surakarta
kini konsumen mulai beralih dari susu
METODE PENELITIAN
bubuk atau susu murni ke susu UHT
(Novarandika, 2014). Metode Dasar yang digunakan
Setiap hasil industri seperti susu UHT pada penelitian ini menggunakan metode
membutuhkan tempat untuk melakukan deskriptif analitis. Penentuan lokasi
pemasaran agar hasil tersebut bisa sampai penelitian dilakukan dengan cara sengaja,
ketangan konsumen. Pemasaran dapat yaitu Sami Luwes Nusukan, Luwes
dilakukan di pasar swalayan maupun pasar Gading, Sami Luwes, Hypermat Solo
tradisional, namun penelitian ini dilakukan Square, dan Luwes Lojiwetan. Penentuan
di pasar swalayan karena menurut Lubis sampel dalam penelitian ini menggunakan
(2005) pesatnya perkembangan pasar metode Judgmental Sampling dan
swalayan, membuat sebagian masyarakat penentuan jumlah sampel dengan
lebih memilih memenuhi kebutuhan rumah menggunakan dasar Confident level 95%.
tangga dari pasar swalayan dengan alasan Dengan demikian penelitian ini mengambil
kenyamanan, produk yang tersedia lebih 100 sampel dimana setiap swalayan
bervariasi, lebih praktis serta dapat berjumlah 20 responden.Pada penelitian
meningkatkan prestise. Menurut ini terdapat tiga analisis yaitu :
Lubis (2005), karena di pasar swalayan
Beda antarmerek
menyediakan produk susu UHT dengan
Beda antar merek memungkinkan
berbagai merek membuat persaingan para
terjadi perbedaan persepsi yang diberikan
pelaku industri susu UHT semakin besar.
oleh konsumen.Persepsi konsumen susu
Guna memenangkan persaingan maka
UHT di Pasar Swalayan Kota Surakarta
pelaku industri susu harus mengenal
diukur dengan menggunakan skala likert.
perilaku konsumen susu UHT di Pasar
Swalayan. Dharmesta dan Irawan (1999)
mengemukakan perilaku konsumen perlu

597
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

Skalalikertmerupakanteknikpenguk danjawaban yang


uransikap yang paling sangatnegatifdibagiankirigaris,
luasdigunakandalamrisetpemasaran.Pert atausebaliknya.Keduaujungberisikansisi
anyaan yang positifdannegatif.Sisiekstrimpositifdiber
diberikanadalahpertanyaantertutup.Pilih ibobot 7, makaskormaksimal 42 yang
andibuatberjenjangmulaidariintensitas diperlehdari 7x6 =
paling rendahsampai paling 42.Sedangkanskorterendahadalah 6
tinggi.Sedangkanpilihanjawabanberjum yang diperolehdari 6x1 =
lahganjil (Simamora, 2002). 6.Apabilaskornyadibawah 24,
Atributsusu UHT keterlibatantermasukrendah.Keterlibata
disusunsecaraberjenjangdandiberibobot ntergolongtinggibilaskornyadiatas 24.
1 (untukkategori paling rendah) dan 5 Penelitianinimenggunakanmengg
(untukkategori paling unakanenamdimensiketerlibatansusu
tinggi).Selanjutnyadilakukanuji UHT yang
ANOVA dipertimbangkanolehkonsumenyaitu;
satuarahuntukmelihatsignifikanatautida (a)
ksignifikannyabedaantarmerektersebut. Dimensipentingmeliputihargadankapasi
tasisi,
Perilaku Konsumen
Keterlibatankonsumendapatditelit apakahhargadankapasitasisimenjadipert
imbangan yang
idenganmetode yang
didesainZaichkowskydalam Engel, et pentingbagiseorangkonsumenketikaingi
al., yaitudesaininventarisketerlibatan nmembeliproduksusu UHT. (b)
(involvement inventory).Skala yang Dimensimenarikmeliputikemasan,
digunakanadalahskaladiferensial desainkemasandanprodusen,
(sematic-diferential scale) apakahkonsumenmempertimbangkanke
yaituskalauntukmengukursikap, tertarikanterhadapkemasan,
tetapibentuknyabukanpilihangandamau desainkemasan,
punchecklist,tetapitersusundalamsatuga danprodusenketikainginmembeliproduk
riskontinumdimanajawaban yang susu UHT. (c)
sangatpositifterletakdibagiankanangaris, Dimensidiinginkanmeliputihadiahdanvo
Tabel 2. Pembobotan Atribut Susu Dengan Menggunakan Skala Likert
No Atribut Bobot Skor
1 2 3 4 5
1 Kemasan Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
2 Desain Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat
Kemasan Baik
3 Cita Rasa Sangat Tidak Tidak enak Cukup Enak Sangat
enak enak
4 Pilihan Rasa Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
5 Kapasitas Isi Sangat Kurang Kurang Cukup Banyak Sangat
banyak
6 Distribusi Sangat sulit Sedikit Sedang Mudah Sangat
mudah
7 Harga Sangat Mahal Mahal Cukup Murah Sangat
Murah
8 Produsen Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat
Baik
Sumber: Simamora (2003)

598
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

ucerpotonganharga,
apakahkeinginanterhadaphadiahdanvou
cerpotonganhargamenjadipertimbangan merek dengan menggunakan ANOVA (
konsumendalammembeliproduksusu
analysis of variance) satu arah akan
UHT. (d) Dimensisesuaikebutuhan diperoleh tingkat signifikan beda antar
yang meliputisehatdandistribusi. merekmenurutkonsumensusu UHT
Apakahhalinimenjadipertimbangankons dipasarswalayan Kota Surakarta.
umendalammembeliproduksusu UHT Keduahasilanalisistersebutdikombinasik
(e) Dimensiberguna yang ansehinggadapatdibedakanempattipeper
meliputikandungangizidanpraktis. ilakukonsumen.
Apakahketikamembeliproduksusu Tipe perilaku konsumen yang
UHT, pertama adalah tipe perilaku konsumen
konsumenmempertimbangkankegunaan
komplek dengan keterlibatan konsumen
produkiniditinjaudarikandungangizidan tinggi dan konsumen susu UHT
kepraktisannya. menyadari banyak perbedaan antar
(f) Dimensikebutuhanmendasar yang merek susu UHT. Tipe yang kedua
meliputicepatsajidantahan lama. adalah tipe perilaku konsumen yang
Apakahkebutuhanmendasarinimenjadi mencari keragaman dengan keterlibatan
pertimbangankonsumensehinggamere konsumen rendah namun konsumen
kamembeliproduk UHT.
susu UHT menyadari banyak perbedaan
Tipe Perilaku Konsumen antar merek susu UHT. Ketiga adalah
Tipe perilaku yang digunakan tipe perilaku konsumen yang
dalam penelitian ini adalah tipe perilaku mengurangi keragu-raguan dengan
konsumen yang dikemukakan oleh keterlibatan konsumen tinggi namun
Henry Assael yaitu membedakan empat konsumen susu UHT menyadari sedikit
tipe perilaku konsumen berdasrkan perbedaan antar merek susu UHT. Tipe
keterlibatan konsumen dan tingkat yang keempat adalah tipe perilaku
perbedaan antar merek. konsumen yang berdasarkan kebiasaan
Berdasarkan hasil analisis dengan keterlibatan konsumen yang
keterlibatan konsumen dengan rendah dan konsumen susu UHT
menggunakan inventaris keterlibatan menyadari sedikit perbedaan antar
pribadi ( Involvement Inventory) akan merek susu UHT.
diketahui tinggi rendahnya keterlibatan
Tabel 3. Pengukuran Keterlibatan Konsumen Dengan Menggunakan Desain
Inventaris Keterlibatan Konsumen
Bagi Saya Susu UHT adalah
Penting 7:6:5:4:3:2:1 Tidakpenting
Tidakmenarikperhatian 1:2:3:4:5:6:7 Menarikperhatian
Diinginkan 7:6:5:4:3:2:1 Tidakdiinginkan
Tidaksesuaikebutuhan 1:2:3:4:5:6:7 Sesuaikebutuhan
Berguna 7:6:5:4:3:2:1 TidakBerguna
BukanKebutuhanmendasar 1:2:3:4:5:6:7 Kebutuhanmendasar
Sumber : Engel et al., 1994
konsumen susu UHT di pasar swalayan
Kota Surakarta. Analisis beda antar

599
Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....
Perilaku pembelian komplek Perilaku pembelian
Perbedaan Antar (complex buying bahaviour) mencari keragaman
Merek Signifikan (variety seeking buying
behaviour)

Perbedaan Antar
Merek Tidak
Signifikan Perilaku pembelian Perilaku pembelian
mengurangi keragu raguan kebiasaan
(dissonance-reducing buying (habitual buying
behaviour) behaviour)

Gambar 1. Tipe Perilaku Konsumen Menurut Henry Assel

HASIL DAN PEMBAHASAN penduduk yang bermata pencaharian


sebagai pegawai swasta dan wiraswasta
Kondisi Wilayan Penelitian sebesar 46,32 %, sebagai buruh industri
Kota Surakarta merupakan salah sebesar 16,34 %.
satu kota yang berada di wilayah
Propinsi Jawa Tengah yang terletak Kondisi Perekonomian
antara 1100 ¶ ¶¶ %XMXU 7LPXU GDQ Keberadaan pasar dengan beragam
0 0 jenisnya di Kota Surakarta dapat
antara 7 ¶ GDQ ¶ /LQWDQJ 6HODWDQ
Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta mengindikasikan bahwa sarana
berkisar antara 25,80C - 28,90C. perekonomian di daerah tersebut
Kelembapan udara berkisar anatar 65 - berkembang dengan baik, sehingga
88 %. Kota Surakarta adalah dataran masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
rendah dengan ketinggian ±92 m dari sehari-harinya.
permukaan laut. Sebagian besar lahan di Karakteristik Responden
Wilayah Kota Surakarta digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian
pemukiman yaitu seluas 2876,38 Ha. pengambilan keputusan pembelian susu
Kondisi Penduduk UHT sebagian besar dilakukan oleh
Penduduk Kota Surakarta terus mengalami perempuan yaitu sebanyak 90%. Namun
peningkatan jumlah penduduk dari dalam penelitian ini masih dijumpai
498.105 di tahun 2007 dan mencapai sebagian kecil laki-laki yaitu 10% dengan
510.077 jiwa ditahun 2014. Menurut jenis alasan menemani istri, sekalian jalan-jalan,
kelamin jumlah penduduk Kota Surakarta dan membeli kebutuhan harian lainnya
Tahun 2014, yang berjenis kelamin laki- selain susu UHT. Responden yang
laki adalah 248.066 jiwa dan yang berjenis membeli susu UHT sebagian besar berada
kelamin perempuan adalah 262.011 jiwa. pada umur 30-64 yaitu 55%.Rentang usia
Menurut kelompok umur, penduduk Kota ini termasuk kedalam kategori tua, dimana
Surakarta persentase tertinggi yaitu 9,38% pada kelompok umur ini sebagian besar
pada kelompok umur 20-24 sedangkan telah berkeluarga dan memiliki anak.
persentase terendah adalah 3,48 % pada Diketahui juga bahwa responden memiliki
kelompok umur 60-64. Menurut tingkat tingkat pendidikan yang beragam.
pendidikan, sebagian besar penduduk Kota Sebagian besar responden di Pasar
Surakarta telah Tamat SLTA yaitu sebesar Swalayan Kota Surakarta adalah lulusan
160.995 jiwa. Menurut tingkat pekerjaan SMA/ SMK yaitu sebesar

600
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

46%.Berdasarkan hasil penelitian Bear Brand. Dimana merek terbanyak


menunjukan bahwa responden di Pasar yang dikonsumsi adalah Ultra yaitu
Swalayan Kota Surakarta sebagai besar sebanyak 48.
adalah ibu rumah tangga dengan Berdasarkan hasil Uji Anova satu
persentase 31 %. Rentang pendapatan yang arah dari Tabel 20 diatas menunjukan
dimiliki oleh responden termasuk dalam bahwa nilai F hitung sebesar 3,536
golongan sedang sampai tinggi yaitu dengan signifikansi sebesar 0,018 < 0,05.
2.500.000-3.500.000 sebesar 37 %. Dengan demikian H0 ditolak,
responden di pasar swalayan Kota kesimpulannya yaitu beda antar merek
Surakarta sebagaian besar memiliki jumlah susu UHT menurut konsumen di Kota
anggota keluarga 4 orang. Surakarta adalah nyata. Artinya adalah
Beda antar merek timbul karena adanya
Perilaku Beli Konsumen
kelebihan yang dimiliki oleh suatu merek
Berdasarkan hasil penelitian jumlah
terhadap pesaingnya.
pembelian konsumen terhadap susu UHT
sangat beragam yang disesuaikan dengan Tipe Perilaku Konsumen
kebutuhan. Dalam satu minggu 44 Hasil penelitian menunjukan bahwa
konsumen membeli susu UHT sebanyak 2 keterlibatan konsumen dalam proses
pc. Selain itu 36 konsumen memilih susu pengambilan keputusan pembeli susu
UHT dengan kapasitas isi 250 ml. Untuk UHT tergolong tinggi dan konsumen
frekuensi pembelian susu UHT oleh menyadari adanya perbedaan antar merek
konsumen di Pasar Swalayan Kota susu UHT., sehingga tipe perilaku
Surakarta sangat beragam. Sebanyak 33 konsumen susu UHT di Pasar Swalayan
konsumen membeli susu UHT dengan Kota Surakarta adalah tipe perilaku
frekuensi seminggu sekali dengan pembelian komplek (Complex buying
kapasitas isi 250ml. behaviour)
Keterlibatan Konsumen Susu UHT di Beda AntarMerekSusu UHT
Pasar Swalayan Kota Surakarta MenurutKonsumen Di PasarSwalayan
Berdasarkan hasil penelitian Kota Surakarta.
diketahui bahwa yang mempunyai Ketika keterlibatan konsumen
keterlibatan tinggi adalah dimensi berguna tergolong tinggi maka konsumen akan
yang meliputi kandungan gizi dan praktis cenderung mencari informasi mengenai
yaitu sebesar 6,7%. Dimensi yang atribut suatu produk. Pencarian informasi
memiliki keterlibatan terendah adalah yang dilakukan konsumen mengenai
dimensi penting yang meliputi harga dan merek susu UHT satu dengan yang lain
kapasita isi yaitu dengan skor 5,1. mengakibatkan munculnya perbedaan
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui antar merek susu UHT. Berdasarkan hasil
bahwa keterlibatan konsumen dalam uji anova satu arah diketahui bahwa beda
proses pengambilan keputusan pembelian antar merek susu UHT menurut konsumen
susu UHT di Pasar Swalayan Kota di Pasar Swalayan Kota Surakarta adalah
Surakarta tergolong tinggi dengan nilai nyata dengan signifikansi sebesar 0,018 <
sebesar 35,53 > 24. 0,05, artinya konsumen susu UHT di Pasar
Swalayan Kota Surakarta menyadari
PerbedaanAntarMerekSusu UHT
perbedaan yang jelas antar berbagai merek
MenurutKonsumen di PasarSwalayan
susu UHT yang ada dipasaran.
Kota Surakarta
Pada penelitian ini terdapat delapan
Pada penelitian ini ada tiga merek
atribut yang dipertimbangkan oleh
utama yang diteli yaitu Ultra, Frisian
konsumen dalam pembelian susu UHT.
Flag dan Indomilk, namun berdasarkan
Pertama atribut cita rasa adalah atribut
hasil dari penelitian didapat merek lain
yang paling dipertimbangkan oleh
yang dikonsumsi oleh konsumen yaitu

601
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

konsumen. Cita rasa menurut konsumen Berdasarkan hasil analisis


berhubungan terhadap kualitas serta harga. keterlibatan konsumen dengan
Konsumen beranggapan bahwa harga menggunakan desain inventaris
merupakan cerminan dari kualitas serta keterlibatan yang dikembangkan oleh
cita rasa dari susu UHT. Sehingga harga Zaichkowsky, dapat diketahui bahwa
menjadi salah satu atribut yang keterlibatan konsumen dalam proses
dipertimbangkan oleh konsumen. Atribut pengambilan keputusan pembelian susu
distribusi menjadi atribut yang UHT di Pasar Swalayan Kota Surakarta
dipertimbangkan konsumen selanjutnya mendapat nilai sebesar 35,54. Hal ini
dalam membeli susu UHT. Atribut lainnya berarti keterlibatan konsumen susu UHT
yang dipertimbangkan konsumen adalah tergolong tinggi (35,54> 24). Menurut
kemasan, dimana kemasan yang kokoh, Boyd et al (2000) ketika konsumen
tidak mudah bocor, ramah lingkungan membeli produk dengan keterlibatan
menjadi kemasan yang diminati oleh tinggi, maka konsumen tersebut melalui
konsumen. Produsen menjadi atribut lima tahapan dalam pemecahan
selanjutnya yang diperhatikan oleh masalahnya yaitu identifikasi kebutuhan,
konsumen. Terakhir, varian rasa adalah pencarian informasi, evaluasi alternatif,
atribut yang dipertimbangkan oleh pembelian dan evaluasi pasca pembelian.
konsumen saat membeli susu UHT
TipePerilakuKonsumenSusu UHT Di
KeterlibatanKonsumendalam Proses PasarSwalayan Kota Surakarta
PengambilanKeputusanPembelianSusu Penelitian ini menggunakan
UHT di PasarSwalayan Kota Surakarta model Tipe Perilaku konsumen menurut
Pengukuran keterlibatan konsumen Henry Assel dalam Simamora (2003).
menggunakan metode desain inventaris Berdasarkan hasil penelitian diketahui
keterlibatan konsumen yang bahwa keterlibatan konsumen susu UHT
dikembangkan Zaichwosky dalam Engel et dalam proses pengambilan keputusan
al (1995). pembelian susu UHT tergolong tinggi dan
Dimensi dalam Penelitian Perilaku konsumen menyadari terdapat beda antar
Konsumen Susu UHT terdiri dari dimensi merek susu UHT nyata, sehingga tipe
penting, menarik, diinginkan, sesuai perilaku konsumen susu UHT di Pasar
kebutuhan, berguna dan kebutuhan. Skor Swalayan Kota Surakarta adalah
tertinggi pada dimensi berguna yang pembelian komplek.
meliputi kandungan gizi dan praktis yaitu Perilaku pembelian konsumen
6,7. Kedua dimensi sesuai kebutuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
adalah sehat dan distribusi, mendapatkan Menurut Kotler dan Susanto (2000) faktor
skor sebanyak 6,69. Ketiga, dimensi kebudayaan, faktor sosial, faktor
kebutuhan mendasar meliputi cepat saji kepribadian dan faktor psikologi sebagai
dan tahan lama mendapat nilai skor 5,87. faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Dimensi menarik perhatian yaitu kemasan, konsumen. Hasil penelitian menunjukan
desain kemasan dan produsen menjadi bahwa faktor pribadi dan faktor sosial
dimensi yang diperhatikan oleh konsumen konsumen susu UHT di pasar swalayan
selanjutnya. Dimensi ini mendapatkan skor Kota Surakarta berpengaruh dalam
5,61. Dimensi lain yang diperhatikan oleh pembelian susu UHT.
konsumen adalah dimensi diinginkan yaitu
SIMPULAN
hadiah dan voucer potongan harga. Dalam
dimensi ini diperoleh skor 5,57. Terakhir Kesimpulan dari hasil analisis yang
dimensi penting adalah dimensi yang telah dilakukan mengenai Perilaku
memiliki rata-rata skor paling rendah yaitu Konsumen Susu UHT di Pasar Swalayan
5,1. Kota Surakarta adalah ; (1) Terdapat Beda
Antar Merek (different among brands)

602
RatnaMentari W.S. : Analisis Perilaku.....

susu UHT menurut konsumen di Pasar Indonesia. Penebar Swadaya.


Swalayan Kota Surakarta. (2) Keterlibatan Jakarta
konsumen (consumer involvement) dalam Lubis,
proses pengambilan keputusan pembelian 2005.KeberadaanHipermarketMen
susu UHT di Pasar Swalayan Kota ghambatPerkembanganPasarTradis
Surakarta tergolong tinggi (high ional.http://pks-
involvement). (3) Tipe Perilaku Konsumen jakarta.or.id/.Diaksestanggal 5
(consumer behaviour) susu UHT menurut Oktober 2015
Henry Assel di Pasar Swalayan Kota Novarandika. 2014, Mengenal Lebih Jauh
Surakarta adalah tipe perilaku konsumen Susu Pasteurisasi dan Susu UHT
kompleks (complex buying behaviour). http://www.kompasiana.com/Diaks
Berdasarkan kesimpulan dari es tanggal 20 Agustus 2015
penelitian ini maka penulis dapat memberi Soehardi S. 2004.
saran, adapun saran yang diberikan adalah MemeliharaKesehatanJasmaniMela
(1) Produsen susu UHT perlu menjaga dan luiMakanan (StudiKepustakaan).
meningkatkan cita rasa dari susu UHT Bandung: ITB.
karena konsumen menyadari adanya Syamsuharlim, Eko. 2011. Sub
perbedaan merek susu UHT di pasaran. (2) SektorPeternakan.
Produsen perlu lebih menjelaskan baik http://bloggerbogeist.blogspot.co.id
dalam iklan maupun mencantumkan pada /Diaksestanggal 18 April 2016
kemasan dengan lebih jelas mengenai
kandungangizi serta manfaat susu UHT
tersebut bagi kesehatan. Selain itu
produsen juga perlu meningkatkan
kekokohan dari kemasannya untuk
menghindari terjadinya kebocoran susu
UHT, karena konsumen juga
memperhatikan kemasan serta desain
kemasan dari susu UHT. (3) Konsumen
perlu mencari informasi terkait susu UHT
dari narasumber yang dapat dipercaya
Oleh karena itu, desain kemasan yang
mencantumkan berbagai atribut produk
sebaiknya dibuat lebih jelas dan menarik
untuk dibaca sehingga konsumen dapat
melihat informasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Surakarta. 2013. Orang
Solo Tak Suka Susu dan Telur.
http://tempo.co.id/. Diakses tanggal
19 April 2016.
Dharmesta, Basu S. danIrawan,
1999.ManajemenPemasaran
Modern.Edisi 7.
Engel, James F, et.al. 1994. Consumer
Behaviour. Jilid 1.Alih Bahasa
Budiyanto.BinarupaAksara. Jakarta
Husodo, Siswono Yudo. 2004. Pertanian
Mandiri : Pandangan Strategis Para
Pakar untuk Kemajuan Pertanian

603

You might also like