You are on page 1of 6

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Persona:Jurnal Psikologi Indonesia
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia
Sept. 2013, Vol. 2, No. 3, hal 217 - 222

Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi

Kusnul Ika Sandra M. As’ad Djalali


ajilaili@yahoo.co.id drmasda@yahoo.com
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstract.The purpose of this study was to determine wheather there is a correlation


between time management (as variabel X1) and self efficacy (as variabel X2) with
procrastination(as variabel Y),it has preseption if teacher’s procrastination can be reduce
with good time management and high self efficacy. The populatiaon of this study was
teachers in senior high school and the same lavels who teach in Surabaya and Sidoarjo.
Sampling technique used was propability sampling which is call purposive random
sampling. The population and the sample are the same n = 110 and significance level of
21.3%. Data analysis used regression analysis using SPSS 18 for windows. The result tasks
simultan got R = 0,461 F = 14,45, p = 0,000 (p < 0,01). It means that there are significant
effect between time management and self efficacy with procrastination. The results of this
study have shown significant effect, in which the time management and self efficacy affects
procrastination althought the impact is very small because the coefficient of determination
(R = 0,213) indicates that the relative contribution given by time management and seld
efficacy to procrastination are only 21,3 % . Therefore there are 78.7 % of other factors
that may determine the emergence of procrastination in teacher’s senior high schools.
Key word: time management, self efficacy and procrastination

Intisari. Tujuan penelitian ini untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan antara
manajemen waktu (sebagai variabel X1) dan efikasi diri (self efficacy) (sebagai variabel
X2) dengan prokrastinasi (sebagai Variabel Y), sehingga perilaku prokrastinasi guru bisa
dihilangkan dengan melakukan pengelolaan waktu yang baik dan self efficacy yang tinggi.
Populasi penelitian ini adalah guru guru SMA dan sederajat diwilayah Surabaya dan
Sidoarjo.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu
Purposive Random Sampling. Populasi yang digunakan sama dengan jumlah sampel
n=110 dan taraf signifikansi 21,3%. Analisis data menggunakan analisis regresi dengan
menggunakan program SPSS 18 for windows. Hasil uji simultan didapatkan R = 0,461, F
= 14,45, p = 0,000 (p < 0,01). Variabel manajemen waktu dan self efficacy secara simultan
dan sangat signifikan berhubungan dengan prokrastinasi, walaupun pengaruhnya sangat
kecil karena dari hasil koefisien determinasi (R = 0,213) menunjukkan bahwa sumbangan
relative yang diberikan oleh variabel manajemen waktu dan self efficacy terhadap
prokrastinasi hanya sebesar 21,3 % . Oleh karena itu terdapat 78,7% faktor lain yang
kemungkinan menentukan munculnya prokrastinasi pada guru SMA dan sederajat.
Kata Kunci : manajemen waktu, self efficay, prokrastinasi

PENDAHULUAN tang di tempat kerja atau menunda-nunda pe-


kerjaan. Indikasi indikasi tersebut mengarah
Individupada dasarnya suka kebebasan dan
pada perilaku yang tidak dapat memanfaatkan
tidak bersedia diperintah, kurang suka memikul
waktu secara efektif (McGregor dalam Saydam,
tanggung jawab, tidak bersedia bekerja sama,
1996). Perilaku tidak dapat memanfaatkan wak-
suka mementingkan diri sendiri, bersedia beker-
tu atau menunda-nunda mengerjakan sesuatu
ja yang ringan dengan penghasilan besar, sering
disebut prokrastinasi (procrastintion). Individu
melakukan pelanggaran misalnya terlambat da-

217
Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi

yang melakukan prokrastinasi disebut prokras- dengan baik akan memperkecil perilaku pro-
tinator. krastinasi.
Individu yang sulit melakukan sesuatu sesuai
Prokrastinasi
batas waktu yang telah ditentukan, sering me-
ngalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu Prokrastinasi berasal dari bahasa latinyaitu
dengan sangat berlebihan, dan gagal dalam me- “pro” yang berarti “maju” ke depan dan “Cras-
nyelesaikan tugas. Prokrastinasi adalah perilaku tinus” yang berarti “besok.” Prokrastinasi se-
yang tidak efisien dalam menggunakan waktu suai asal kata berarti lebih suka melakukan
dan adanya tendensi tidak segera memulai suatu tugas besok. Prokrastinasi umum dilakukan da-
pekerjaan ketika menghadapi suatu tugas. lam kehidupan sehari hari dan berhubungan
Prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai dengan faktor motivasi yang rendah, pusat
segi. Prokrastinasi dapat dikatakan hanya seba- kendali-diri eksternal, perfeksionisme, disorga-
gai suatu penundaan atau tendensi menunda- nisasi dan manajemen waktu yang lemah
nunda memulai suatu pekerjaan. Prokrastinasi (Ackerman & Gross, 2005; Philips, dkk., 2007;
juga dapat dikatakan penghindaran tugas karena Jory & Mongford, 2007).
perasaan tidak senang terhadap tugas dan takut Prokrastinasi berarti menanguhkan aksi, me-
gagal. Prokrastinasi juga merupakan trait atau nunda, menunda sampai hari atau waktu yang
kebiasaan individu terhadap respons menger- akan datang. Prokrastinasi adalah tendensi indi-
jakan tugas. vidu dalam merespon tugas yang dibebankan/
Prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang Prokrastinasi dilakukan dengan caramengulur
dalam kehidupan, yaitu rumah tangga, keu- ulur waktu untuk memulai maupun menyelesai-
angan, personal, sosial, pekerjaan dan sekolah kan kinerja, secara sengaja melakukan aktivitas
(Steel, 2007). Prokrastinasi terjadi pada setiap lain yang tidak dibutuhkan untuk menyelesai-
individu tanpa memandang usia, jenis kelamin kan tugas. Prokrastinasi adalah perilaku spesi-
atau status sebagai pekerja atau pelajar (Yuen, fik, meliputi 1) Penundaan, baik untuk memulai
1983). Semua individu dari berbagai kalangan, maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivi-
sedikitnya 95% melakukan prokrastinasi de- tas; 2) Menghasilkan akibat-akibat lain yang
ngan frekuensi kadang kala dan sekitar 15 s/d lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesai-
20% diantaranya telah melakukan prokrastinasi kan tugas maupun kegagalan dalam mengerja-
secara konsisten (Anom dalam Damayanti, kan tugas; 3) Melibatkan suatu tugas yang di-
2006). presepsikan oleh prokrastinator sebagai suatu
Temuan-temuan penelitian sebelumnya me- tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya:
nunjukkan prokrastinasi dapat diprediksi mela- tugas kantor dan tugas kursus; 4) Menghasilkan
lui berbagai faktor, diantaranya adalah defisien- keadaan emosional yang tidak menyenangkan,
si regulasi-diri, motivasi yang rendah, pusat misalnya perasaan cemas,perasaan bersalah dan
kendali-diri eksternal, perfeksionis, manajemen sebagainya(Millgram, 1995).
waktu yang lemah (Ackerman & Gross, 2005; Prokrastinasi adalah penangguhan atau pe-
Philips dkk., 2007); kontrol diri (Green dalam nundaan menyelesaikan suatu tugas dan dikate-
Muhid, 2010); percaya diri, perilaku yang di- gorikan sebagai kegagalan pengaturan diri
dasarkan kehati-hatian, harga diri yang rendah, (Steel, 2007). Prokrastinasi dapat dipandang
desepsi-diri, perilaku yang didasarkan kata hati dari batasan tertentu, antara lain: 1) Prokrasti-
yang salah, depresi dan rendahnya daya saing nasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu
(Beswick dkk., 1988); rendahnya efikasi-diri, setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan
kesadaran-diri, kecemasan sosial, takut gagal suatu tugas, tanpa mempermasalahkan tujuan
(Ferrari & McCrown, 1994); kecemasan dan dan alasan penundaan, 2) Prokrastinasi sebagai
rasa bersalah (Burka &Yuan,1983). Penelitian kebiasaan atau pola prilaku individuyang me-
ini mengkaji prokrastinasi tugas dari perspektif ngarah pada trait, penundaan yang dilakukan
manajemen waktu dan efikasi-diri. Penelitian sudah merupakan respons tetap yang selalu
ini berasumsi kemampuan yang dalam menge- dilakukan dalam menghadapi tugas, biasanya
lola waktu dan efikasi-diri yang berkembang disertai adanya keyakinan-keyakinan yang irra-

218
Kusnul Ika Sandra dan M. As’ad Djalali

sional; 3) Prokrastinasi sebagai suatu trait mampu mengerjakan sesuatu sesuai dengan
kepribadian, prokrastinasi tidak hanya perilaku yang dipersyaratkan. Efikasi-diri adalah persep-
menunda saja, tetapi merupakan trait yang si bahwa individu mampu melakukan sesuatu
melibatkan komponen-komponen perilaku mau- yang penting untuk mencapai tujuannya. Hal ini
pun struktur mental lain yang saling terkaitdan mencakup perasaan mengetahui apa yang dila-
dapat diketahui secara langsung maupun tidak kukan dan juga secara emosional mampu untuk
langsung.Prokrastinasi dapat dibedakan menjadi melakukannya (Lahey, 2004). Efikasi-diri ada-
dua yaitu: 1) prokrastinasi fungsional, yaitu pe- lah keyakinan, persepsi, kekuatan untuk mem-
nundaan mengerjakan tugas yang bertujuan pengaruhi perilaku individu, keyakinan untuk
untuk memperoleh informasi yang lebih leng- mampu mengatasi situasi dan menghasilkan
kap dan akurat; 2) Prokrastinasi disfungsional, hasil yang positif. Efikas-diriakan mempenga-
yaitupenundaan yang tidak bertujuan. ruhi cara individu dalam bereaksi terhadap
situasi dan kondisi tertentu (Bandura dalam
Manajemen Waktu Salim, 2001).
Efikasi-diri adalah perasaan individu terha-
Manajemen waktu (manajemen kehidupan)
dap kecukupan, efisiensi dan kemampuannya
adalah pencapaian sasaran utama kehidupan
dalam mengatasi kehidupan (Schultz, 1994).
sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegia-
Efikasi-diri merupakan suatu bentuk kepercaya-
tan tidak berarti yang sering kali justru banyak
an individu terhadap kapabilitas untuk mening-
memakan waktu(Taylor, 1990).
katkan prestasi kehidupannya. Efikasi-diri dapat
Manajemen waktu merupakan perencanaan,
berupa bagaimana perasaan individu, cara ber-
pengorganisasian, pengetatan dan pengawasan
pikir, motivasi diri, dan keinginan memiliki
produktifitas waktu.Waktu menjadi salah satu
terhadap sesuatu. Keberadaan efikasi-diri pada
sumber daya kerja yang mesti dikelola secara
individuakan berdampak pada empat proses,
efektif dan efisien.Efektifitas terlihat dari ter-
yaitu: 1) Proses kognitif, pengaruh efikasi-diri
capainya tujuan menggunakan waktu yang telah
pada proses kognitif dapat timbul dalam ber-
ditetapkan sebelumnya. Efisien bermakna pe-
bagai format. Perilaku bertujuan diatur dengan
ngurangan waktu yang ditentukan dan investasi
pemikiran sebelumnya dalam mewujudkan tuju-
menggunakan waktu yang ada. Manajemen
an. Pengaturan tujuan dipengaruhi penaksiran
waktu bertujuan pada produktivitas yang berarti
individu terhadap kapabilitas yang dimilikinya;
rasio output dengan input.
2) Proses motivasi, kepercayaan diri terhadap
Manajemen waktu adalah kemampuan untuk
mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk efikasi-diri berperan kunci dalam pengaturan
diri terhadap motivasi. Motivasi individu di-
mencapat tujuan. Menciptakan keseimbangan
timbulkan melalui proses kognitif. Individu
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kon-
memotivasi diri sendiri dan mengarahkan tinda-
sentrasi pada hasil dan bukan sekedar menyi-
kan melalui berbagai latihan.Individu percaya
bukkan diri. Manajemen waktu bukan hanya
terhadap apa yang dilakukan dan selalu me-
mengacu kepada pengelolaan waktu, tetapi
ngantisipasi adanya hasil tindakan yang pros-
lebih cenderung pada bagaimana memanfaatkan
pektif. Individuakanmengatur tujuan yang di-
waktu. Individu yang mampu mengelola waktu
miliki dan merencanakan latihan-latihan sebe-
akan menentukan prioritas dari berbagai tugas
lum melakukan tindakan dengan mendesainnya
yang dihadapi, fokus waktu dan energipada
sesuai nilai-nilai masa depan; 3) Proses afektif,
tugas yang penting terlebih dahulu.
individu percaya terhadap pengaruh kapabilitas-
nya dalam mengatasi stress dan depresi dalam
Efikasi-Diri
menghadapi ancaman atau situasi yang sulit,
Secara etimologi efikasi-diri terdiri dari dua seperti terhadap motivasi dalam dirinya. Efi-
kata, yaitu “self”sebagai unsur struktur kepriba- kasi-diriakan membuat individu lebih mampu
dian dan "efficacy" yang artinya penilaian diri, mengatasi segala persoalan yang mengancam
apakah dapat melakukan tindakan yang baik keberadaannya; 4) Proses seleksi, melalui ke-
atau buruk, tepat atau salah, mampu atau tidak percayaan diri terhadap kapabilitas yang dimi-

219
Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi

liki, individu cenderung bertindak selektif atau METODE


melakukan pemilihan terhadap pencapaian tuju-
an hidupnya. Individuakan memilih pemecahan Subjek penelitian adalah 110 guru, terdiri
masalah dan pencapaian tujuan sesuai kappa- dari 20 guru dari SMA Hang Tuah 1 Surabaya;
49 guru dari MAN Surabaya; 25 guru dari SMA
bilitas yang dimilikinya. Individu yang meragu-
kan kapabilitasnya mempunyai tingkat aspirasi YPM Sidoarjo, dan; 25 guru dari SMK YPM
dan komitmen yang rendah (Bandura dalam Sidoarjo. Sampel diambil dengan teknik pur-
Siagian, 2004). posive random sampling.
Menurut Bandura (1997) efikasi-diri terdiri Prokrastinasi diukur dengan 5-poin skala
prokrastinasi, sangat setuju skor 4sampai sangat
dari tiga dimensi, yaitu: 1) Magnitude, mengacu
tidak setuju skor 0. Skala berisi 42 aitem, terdiri
pada taraf kesulitan tugas yang diyakini indivi-
du akan mampu mengatasinya. Tingkat efikasi- dari:12 aitem aspek penundaan untuk memulai
diriindividu berbeda satu sama lain. Tingkatanmaupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
kesulitan dari sebuah tugas, apakah sulit ataudihadapi (Contoh aitem, "Mengumpulkan mate-
mudah akan menentukan efikasi-diri. Pada ri setelah berulang kali di minta); 13 aitem as-
pek keterlambatan dalam mengerjakan tugas
suatu tugas atau aktivitas, jika tidak terdapat
(Contoh aitem, "Memiliki rencana untuk me-
suatu halangan yang berarti untuk diatasi, maka
tugas tersebut akan sangat mudah dilakukan danngerjakan tugas, namun ketika waktunya tiba
semua orang pasti mempunyai efikasi-diri yang cenderung mengurungkan niat); 6 aitem aspek
tinggi; 2) Generality, mengacu pada variasi kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
situasi dimana penilaian tentang efikasi-diri aktual (Contoh aitem, "Saya lebih menikmati
diterapkan. Individu dapat menilai dirinya me-pembicaraan dengan sesama guru tentang hal
miliki efikasi pada banyak aktifitas atau padalain yang tidak berhubungan dengan tugas yang
aktivitas tertentu saja. Dengan semakin banyakseharusnya dikerjakan), dan; 11 aitem aspek
melakukan aktivitas lain yang lebih menye-
efikasi-diri yang dapat diterapkan pada berbagai
nangkn daripada melakukan tugas yang harus
kondisi, maka semakin tinggi efikasi-diri indivi-
du; 3)Strength, terkait dengan kekuatan dari dikerjakan (Contoh aitem, "Lebih suka bersan-
efikasi-diriindividu ketika berhadapan dengan tai dulu sebelum menyelesaikan tugas tugas).
Indeks validitas 0,271 s/d 0,622, reliabilitas
tuntutan tugas atau suatu permasalahan. Efikasi-
diri yang lemah dapat dengan mudah ditiadakan alpha 0,860.
dengan pengalaman yang menggelisahkan keti- Manajemen waktu diukur dengan 5-poin
ka menghadapi sebuah tugas. Sebaliknya orang skala manajemen waktu, sangat setuju skor 4
yang memiliki keyakinan yang kuat akan ber- sampai sangat tidak setuju skor 0. Skala berisi
tekun pada usahanya meskipun pada tantangan 35 aitem tediri dari: 10 aitem aspek prioritas
dan rintangan. Individu tidak mudah dilanda (Contoh aitem, "Kurang mampu memanfaatkan
kemalangan. Strength mencakup pada derajat waktu yang ada); 2 aitem aspek penjadwalan
kemantapan individu terhadap keyakinannya. (Contoh aitem, "Perencanaan dalam bekerja
Kemantapan inilah yang menentukan ketahanan membuat saya semakin pusing); 6 aitem aspek
dan keuletan individu. perencanaan (Contoh aitem, "Setiap kegiatan
bila direncanakan, susah untuk dilaksanakan); 7
Hipotesis aitem aspek kontrol diri (Contoh aitem, "Me-
nyusun tujuan dari setiap kegiatan); 6 aitem
1. Manajemen waktu dan efikasi-diri secara aspek pengambilan keputusan (Contoh aitem,
simultan berhubungan dengan prokrastinasi "Semua tugas sama menurut saya, tidak ada
2. Manajemen waktusecara tersendiri tidak yang lebih satu sama lain), dan; 4 aitem aspek
berhubungan dengan prokrastinasi pengaturan tujuan (Contoh aitem, "Lebih suka
Efikasi-dirisecara tersendiri berhubungan de- bersantai dulu sebelum menyelesaikan tugas).
ngan prokrastinasi Indeks validitas 0,271 s/d 0,622, reliabilitas
alpha 0,701.

220
Kusnul Ika Sandra dan M. As’ad Djalali

Efikasi-diri diukur dengan 5-poin skala efi- lis melalui penelitian ini dapat diketahui tingkat
kasi-diri, sangat setuju skor 4 sampai sangat perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh
tidak setuju skor 0. Skala berisi 32 aitem terdiri guru. Temuan penelitian menunjukkan perilaku
dari:11 aitem aspek dukungan magnitude (Con- prokrasinasi dipengaruhi oleh manajemen wak-
toh aitem, "Saya lebih senang dengan tugas tu dan efikasi-diri. Artinya, manajemen waktu
tugas yang menantang); 8 aitem aspek duku- dan efikasi-diri secara bersamaan mempengaru-
ngan generality (Contoh aitem, "Saya merasa hi perilaku prokrastinasi pada guru SMA dan
kurang mampu menghadapi kesulitan), dan; yang sederajat. Hal ini sesuai dengan teori yang
aitem aspek dukungan strength (Contoh aitem, mengatakan bahwa salah satu tujuan penting
"Tugas seberat apapun akan saya selesaikan dalam penelitian prokrastinasi adalah melaku-
sampai tuntas). Indeks validitas 0,271 s/d 0,622, kan analisis terhadap gaya kepribadian individu
reliabilitas alpha 0,732. yang diketahui sering menunda-nunda tugasnya
(Ferrari & Morales dalam Noor, 2012).
HASIL Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa
perilaku prokrastinasi merupakan masalah yang
Hasil uji simultan R = 0,461, F = 14,448, p lazim terjadi dan perilaku ini bisa terjadi pada
= 0,000 (p < 0,01). Variabel manajemen waktu siapa saja tak terkecuali guru, hal ini senada
dan efikasi-diri secara simultan dan sangat dengan penelitian yang dilakukan oleh Harriott
signifikan berhubungan dengan prokrastinasi. dan Ferrari (1996) yang menyatakan 15% sam-
R2 = 0,213 menunjukkan 21,3% proporsi variasi pai 20% orang dewasa mengalami perilaku pro-
prokrastinasi dapat dijelaskan melalui mana- krastinasi yang kronis.
jemen waktudan efikasi-diri, sisanya sebesar Manajemen waktu dan efikasi-diri jika dihu-
78.7 % dijelaskan faktor lain yang tidak dianali- bungkan secara bersamaan memiliki hubungan
sis. Konstanta 115,486 adalah skor prokrastinasi yang sangat signifikan tetapi akan berbeda bila
jika tidak ada manajemen waktu danefikasi-diri. variabel tersebut berdiri sendiri. Pada penelitian
Hipotesis: Ada hubungan yang signifikan antara ini diketahui manajemen waktu tidak berhu-
manajemen waktu dan efikasi-diri dengan pro- bungan dengan prokrastinasi. Hal ini berarti
krastinasi, diterima. guru yang mampu mengendalikan waktunya
Hasil uji parsial manajemen waktu r parsial dengan baik belum tentu memiliki perilaku
= -0,170, p = 0,077 (p > 0,05). Variabel manaje- prokrastinasi yang rendah dan sebaliknya guru
men waktu secara tersendiri tidak berhubungan yang tidak mampu mengelola waktunya dengan
dengan prokrastinasi. Hipotesis: Ada hubungan baik belum tentu perilaku prokrastinasinya
yang signifikan antara manajemen waktu de- tinggi. Hal ini sesuai hasil penelitian Gafni dan
ngan prokrastinasi, ditolak. Geri (2010) yang memperlihatkan bahwa sulit
Hasil uji parsialefikasi-diri r parsial = -0,376, untuk mengetahui perbedaan antara mahasiswa
p = 0,000 (p < 0,01). Variabel efikasi-diri secara yang mengumpulkan tugas tepat waktu dengan
tersendiri berhubungan negatif dan sangat signi- mahasiswa yang mengumpulkan tugas terlam-
fikan dengan prokrastinasi. Semakin tinggi efi- bat karena tidak ada hukuman yang dijatuhkan
kasi-diri semakin rendah prokrastinasi. Hipote- pada mahasiswa yang terlambat mengumpul-
sis: Ada hubungan yang signifikan antara efi- kan. Hal sebaliknya diunkapkan oleh Mankte-
kasi-diri dengan prokrastinasi, diterima. low (2010) yang menyatakan bahwa mena-
ngguhkan sesuatu meskipun tahu urusan itu
PEMBAHASAN pada akhirnya tetap harus dikerjakan merupa-
kan jebakan yang paling besar. Individu menge-
Guru merupakan ujung tombak pendidikan tahui dengan baik, namun masih saja terus
di dalam proses belajar-mengajar. Guru di- menerus terjatuh ke dalam jebakan yang mem-
harapkan mampu menyiapkan peserta didik buang waktu dan energi. Hal ini dapat disimpul-
yang mampu bersaing di era globalisasi.Guru kan bahwa individu yang tidak mampu menge-
diharapkan memiliki sikap dan profesionalisme lola waktunya dengan baik sering terjebak de-
tinggi dalam mengemban tugas. Harapan penu-

221
Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi

ngan perilaku menunda-nunda tugas atau peker- Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
jaan. manajemen waktu dan efikasi-diri memiliki
Penelitian ini menguatkan pendapat pendapat sumbangan terhadap timbulnya perilaku pro-
sebelumnya yang menyatakan terdapat hubu- krastinasi walaupun sumbangannya hanya
ngan signifikan antara efikasi-diri dengan pro- 21,3% sedangkan faktor lain yang tidak diteliti
krastinasi. Artinya semakin tinggi efikasi-diri memberi sumbangan 78,7%. Dari tabel sebaran
guru semakin berkurang perilaku prokrastinasi- frekuensi subjek pada variabel penelitian dapat
nya dan sebaliknya semakin rendah effikasi-diri diketahui bahwa perilaku prokrastinasi guru
guru, maka semakin tinggi kecenderungan tergolong rendah (sangat rendah = 85,46% dan
untuk melakukan perilaku prokrastinasi. Pene- rendah = 10 % sedangkan kemampuan guru
litian Muhid yang menyatakan bahwa perilaku dalam mengelola waktu sebagian besar tergo-
prokrastinasi akademik mahasiswa sangat diten- long sangat tinggi (sangat rendah = 90,91 % dan
tukan oleh variabel-variabel kepribadian seperti rendah = 2,73%). Adapun efikasi-diri guru
rendahnya kontrol diri, kesadaran-diri, rendah- sebagian besar perlu ditingkatkan (sangat ren-
nya harga-diri, efikasi-diri dan kecemasan dah = 49,09 % dan rendah =14,55).
sosial. Klaseen (2009) mengemukakan bahwa
orang dewasa yang memiliki rasa percaya diri DAFTAR PUSTAKA
atas kemampuannya dalam menyelesaaikan
tugas-tugasnya lebih jarang melakukan perilaku Ferrari, R. J., & McCown, W. 1994. Procras-
prokrastinasi. tination tendencies among obsessive-com-
Pada masa sekarang tidaklah sulit bagi guru pulsives and their relatives. Journal of clini-
untuk dapat menambah pengetahuan dan wawa- cal psychology, 50, 2, 162-167.
sannya baik dalam pengembangan karir, penge- Gafni, R., & Geri, N. 2010.Time management;
lolaan pembelajaran dikelas maupun dalam Procrastination tendency in individual and
peningkatan kemampuan kepribadian. Guru collaborative tasks.
sudah mendapat perhatian yang besar dari
pemerintah baik dalam hal kesejahteraan mau- Klassen, M. R. 2009. A Cross-Cultural Study of
pun fasilitas. Guru dapat memanfaatkan work- Adolescent Procrastination. Journal of Rese-
shop atau seminar bahkan pendidikan dan pela- arch on Adolescence.
tihan yang sering digelar di instansi-instansi Manktelow, J. 2010. Manage your time, Raih
pemerintah yang ada, baik dalam naungan keberhasilan dengan mengelola waktu Anda.
Kementerian Pendidikan Nasional maupun Ke-
menterian Agama semua tergantung kemauan Muhid, A. (2010) Hubungan antara self-control
guru untuk berubah lebih baik mengikuti tuntu- dan self-efficacy dengan kecenderungan
tan yang ada ataukah masih ingin tetap dengan perilaku prokrastinasi.
keyakinan lamanya.

222

You might also like