You are on page 1of 16

Zd/< > W E >/d/ E

PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI


GAWAT DARURAT
EXPERIENCE OF VIOLENCE AGAINST NURSES IN EMERGENCY DEPARTMENT

Michelle Christlevica1, Gilny Aileen Joan2 , Denny Ricky3


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia
E-mail: michellechristlevica@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Hasil wawancara peneliti dengan lima perawat Instalasi Gawat Darurat
menunjukkan semua perawat mengatakan pernah mengalami kekerasan secara
verbal dari pasien maupun perawat. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran
pengalaman kekerasan dan cara perawat menyikapi tindak kekerasan
yang terjadi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi
dengan teknik in-depth interview dan sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling sampai data yang didapatkan jenuh. Analisis yang digunakan
adalah analisis menurut Colaizzi (1978). Hasil: Penelitian ini mempunyai enam
tema yaitu Pelaku verbal Bullying terhadap perawat, ekspektasi orang lain yang
tidak dapat dipenuhi oleh perawat, mekanisme koping yang dilakukan perawat
saat menghadapi tindak kekerasan, dukungan yang didapatkan perawat saat
menghadapi tindakan kekerasan, respon perawat terhadap tindakan keker asan,
presepsi perawat terhadap tindakan kekerasan. Diskusi: Penelitian ini perlu sikap
dan tanggapan yang positif dari perawat dan institusi rumah sakit terhadap
perilaku bullying di ruang Instalasi.

Kata Kunci: Instalasi Gawat Darurat, perawat, verbal bullying.

ABSTRACT
Introduction: The result of research interviews with five emergency department
nurses showed all the nurses said they had been verbal bullying and there was
one nurse who had experienced physical violence from patients and nurses. The
purpose of this study to get an overview of the experience of violence and how
nurses address the violence. Method: This study used qualitative methods
phenomenology with in-depth interview technique and the sample was selected
using purposive sampling method to data obtained saturated. Analysis used the
analysis by Colaizzi (1978). Results: This research has six themes, namely
Perpetrators of verbal bullying against nurses, the expectations of others that can not
be filled by nurses, coping mechanisms do nurses in the face of violence, the support
obtained nurse in the face of violence, the response of nurses to acts of violence,
the perception of nurses against acts of violence. Discussion: from this research
should be the attitude and positive responses from nurses and hospital institutions
against bullying behavior in the emergency room.

Keywords: Emergency Department, Nurses, Verbal bullying

JURNAL

SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 2, No.1
Januari - Juni 2016

ISSN: 2443 ² 0935


E-ISSN: 2443 - 1699

20
PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

PENDAHULUAN Pelaku tindakan kekerasan di


pelayanan kesehatan adalah pasien,
Perawat yang bekerja di IGD keluarga pasien, pengunjung rumah
lebih banyak empat kali mengalami sakit, karyawan rumah sakit seperti
tindak kekerasan dibandingkan perawat, dokter, atasan, siswa
dengan perawat yang bekerja di unit kesehatan (Kennedy & Julie, 2013;
lain. Sebanyak 73% perawat yang Robinson, 2004). NACNEP, (2007)
bekerja di IGD di Amerika merasa mengatakan bahwa sebanyak 45%
bahwa kekerasan adalah bagian tindak kekerasan pada perawat
dari pekerjaan mereka sehingga dilakukan oleh pasien, dan hampir
mereka enggan untuk melaporkan 30% tindak kekerasan pada perawat
kejadian tersebut (Gates, Gillespie & di lakukan oleh keluarga pasien,
Succop, pengunjung Rumah Sakit, penyedia
2011 ; Clark, 2009). layanan kesehatan termasuk juga
Jenis tindak kekerasan yang adalah dokter.
dialami oleh perawat Instalasi Gawat Akibat tindak kekerasan pada
Darurat adalah kekerasan secara perawat menyebabkan perawat
verbal (79,6%), ancaman secara merasa sedih (86%), kecewa
verbal (55,5%), kekerasan secara (79,3%), meninggalkan pekerjaan
fisik (41,1%), pelecehan seksual sebagai perawat karena takut dengan
(15,9%). Sebanyak 82,3% perawat keselamatan kerja mereka (18%),
mengalami kekerasan secara verbal mempertimbangkan untuk
seperti diteriaki, diremehkan,dihina mengundurkan diri dari pekerjaan
dan diancam. Kekerasan fisik yang mereka (15%), stres akut, gejala stres
dialami seperti ditendang, pasca trauma, penurunan
ditampar,didorong dan ditolak produktivitas kerja, cedera fisik, dan
(73,9%). Pelecehan seksual seperti kematian (Talas, Kocaöz & Akgüç,
lelucon yang berbau seksual, cerita 2011; Gates, Gillespie & Succop,
dan pertanyaan yang mengarah pada 2011; NACNEP, 2007).
seksualitas,dan bagian tubuh pribadi
disentuh dengan tidak senonoh juga BAHAN DAN METODE
dialami telah perawat (51,2%)
(Gacki-Smith et al., 2010; Talas, Metode yang digunakan
Kocaöz & Akgüç, 2011). dalam penelitian ini adalah metode
The Occupational Safety and kualitatif fenomenologi dengan teknik
Health Administration pada tahun in-depth interview . Penelitian ini
2004 mengatakan bahwa kurangnya dilakukan untuk mendapatkan
pelatihan tentang kekerasan yang gambaran pengalaman kekerasan dan
terjadi pada lingkungan kerja, adanya cara perawat menyikapi tindak
peningkatan jumlah pasien yang kekerasan yang terjadi.
menderita sakit mental akut dan Populasi dalam penelitian ini
kronis yang tidak pernah melakukan adalah perawat yang bekerja di
perawatan lanjut atau kontrol, Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
lamanya waktu untuk menunggu Advent Bandung. Dalam penelitian
tindakan dari perawat di ruang ini tidak memerlukan sampel yang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) terlalu banyak karena akan
merupakan penyebab terjadinya mempersulit saat mengekstrak data
tindak kekerasan di pelayanan dan bila sampel terlalu sedikit akan
kesehatan (Stanley, 2008). sulit dalam mencapai saturasi data

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 21


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

dan saturasi teoritis (Onwuegbuzie & penelitian ini adalah orang/ human
Leech, 2007). Sehingga peneliti instrument yaitu adalah peneliti
menggunakan sampel sebanyak sendiri dalam melakukan wawancara
enam orang dari perawat IGD RSA ini. Instrumen pendukung yang
Bandung. Penentuan jumlah sampel dibutuhkan dalam penelitian ini
sebanyak enam orang ini ditentukan adalah pedoman wawancara, daftar
dari data yang peneliti dapatkan pengecek untuk check list pertanyaan
sudah mencapai saturasi pada yang sudah ditanyakan, alat perekam,
informan keenam. Pemilihan alat tulis, catatan kecil dan kamera.
informan pada penelitian ini
menggunakan metode purposive HASIL
sampling .
Kriteria sampel yang Hasil dalam penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini yaitu: diperoleh dari enam informan yang
subyek adalah perawat yang aktif bersedia melakukan wawancara
bekerja, mempunyai riwayat mendalam dengan pertanyaan semi
pengalaman kekerasan dan struktur berjumlah 7 pertanyaan.
mempunyai pengalaman bekerja Kemudian dianalisis dengan
minimal 1 tahun di Instalasi Gawat menggunakan metode Collaizi yaitu
Darurat Rumah Sakit Advent mentranskripsikan hasil wawancara
Bandung (IGD RSA Bandung), kemudian melakukan koding (menulis
subyek yang mau dengan sukarela makna tertentu), dikategorikan dan
melakukan penelitian ini dan subyek diberi tema dalam setiap pertanyaan.
harus berada diruangan saat Hasil dalam penelitian ini
peneliti mengumpulkan data di IGD mempunyai enam tema yang akan
RSA Bandung. dijelaskan pada gambar dibawah
Instrumen utama pada yaitu:
Gambar 1. Pelaku dan jenis tindakan kekerasan yang dilakukan pada perawat
IGD RSA Bandung.

Tema Kategori Kode

Pelaku
Keluarga pasien,
berhubungan
pasien
dengan perawat
Pelaku
Pelaku verbal mempunyai
Dokter, teman
bullying terhadap hubungan
sejawat
perawat pekerjaan dengan
Perawat
Dimarahi, dihina,
Verbal bullying
beda pendapat,
yang dialami oleh
berantem,
perawat
dibentak

22 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

Semua informan yang sejawat dan dokter yang dikategorikan


diwawancarai mengatakan pelaku sebagai pelaku kekerasan yang
kekerasan di IGD RSA Bandung mempunyai hubungan pekerjaan
adalah pasien, keluarga pasien yang sebelumnya dengan perawat. Jenis
dikategorikan sebagai pelaku tindakan kekerasan yang dilakukan
kekerasan berhubungan dengan adalah kekerasan secara verbal.
perawat dan sebagian pelaku
kekerasan dilakukan oleh teman

Gambar 2 . Penyebab tejadinya tindakan kekerasan pada perawat IGD RSA


Bandung

Tema Kategori kode

Tersinggung,
Ketidakpuasan dari banyak bertanya,
pasien dan keluarga pelayanan yang
lama.
Ekspetasi orang lain
yang tidak dapat
dipenuhi oleh Penjelasan yang
perawat kurang, merasa
tidak adil, prosedur
yang dilakukan
Ketidak puasan dari lama, pemikiran
rekan sekerja yang berbeda,
kesibukan yang
berlebihan,
bercanda yang
berlebihan

Semua informan mengatakan karena ketidakpuasan dari rekan


penyebab kekerasan yang terjadi di sekerja seperti: pejelasan yang
IGD karena adanya ketidakpuasan kurang, perawat merasa tidak adil,
dari pasien seperti: pasien merasa prosedur yang dilakukan perawat
tersinggung, perawat terlalu banyak sangat lama, kesibukan yang
bertanya, pelayanan yang lama. berlebihan dan bercanda yang
Penyebab kekerasan juga terjadi berlebihan.

Gambar 3. Akibat tindakan kekerasan yang terjadi pada perawat IGD RSA Bandung

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 23


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

Tema Kategori Kode

Beban pikiran
, kurang
Respon
fokus,tidak
intelektual
menjalakan
tugas
Respon Respon
Diam
perawat sosial
terhadap
tindakan Capek Fisik,
Respon
kekerasan tidak bisa
fisiologis
tidur
Tidak
Respon
nyaman,
Afektif
Emosional

Semua informan mengatakan tindak kekerasan menimbulkan respon


tindakan kekerasan yang dialami social, respon fisiologis, dan respon
menimbulkan respon intelektual, dua afektif.
dari enam informan mengatakan

Gambar 4. Cara Perawat di IGD RSA Bandung menghadapi tindakan kekerasan


yang dialami

Tema Kategori Kode


Berfikir positif,
simpati, proaktif
Coping adaptif
dalam
dalam menanggapi
menyelesaikan
tindakan kekerasan
Mekanisme Koping masalah menjga
yang dilakukan profesionalisme
perawat saat
menghadapi Marah, merasa
tindakan kekerasan tidak berdaya,
sebal, menahan diri,
Coping maladaptif
diam, sedih,
dalam menanggapi
menghindar,
tindakan kekerasan
merasa tidak
dihargai, berfikir
negatif, kecewa

24 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

Semua informan yang diteliti mengalami tindakan kekerasan yang


memiliki mekanisme koping secara terjadi di IGD RSA Bandung
adaptif maupun maladaptive saat

Gamber 5. Sikap teman sejawat dan institusi tempat perawat bekerja terhadap
tindakan kekerasan yang terjadi pada perawat

Tema Kategori Kode

Tidak ada tindakan


Rspon apatis dari
dari teman sekerja,
institusi dan teman
tidak ada kebijakan
sekerja
yang dijalankan RS
Dukungan yang
didapatkan perawat
saat menghadapi
tindakan kekerasan

Ada tindakan dari


Respon peduli dari
teman sekerja,
institusi dan teman
memberikan solusi,
sekerja
mendengarkan

Semua informan menyatakan sekerja dan respon peduli dari rekan


bahwa mereka pernah mendapatkan sekerja.
respon apatis dari institusi dan rekan

Gambar 6. Presepsi perawat IGD RSA Bandung terhadap tindak kekerasan yang
dialami
Tema Kategori Kode

Persepsi perawat Wajar, hal yang


terhadap tindakan Tanggapan positif harus dihadapin,
kekerasan latihan mental.

PEMBAHASAN Geberich et al., (2004) dalam


NACNEP, (2007) me;aporkan
Hasil penelitian ini mempunyai bahwa 45% kekerasan yang
enam tema yaitu: terjadi pada perawat dilakukan
1. Pelaku dan jenis tindakan oleh keluarga pasien,
kekerasan yang dilakukan pengunjung dan penyedia
pada perawat IGD RSA layanan kesehatan termasuk
Bandung dokter. Pelaku kekerasan yang
paling sering dilakukan oleh
Homeyer, (2005); pria. Hasil penelitian kualitatif

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 25


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

Kennedy & Julie (2013) mendapatkan kekerasan


melaporkan bahwa ada secara verbal dari rekan
seorang perawat berusia 29 sekerja seperti ³WHPHQ-temen
tahun yang mengalami tindak dalam hal bercanda jadi
kekerasan. NHEDEODVDQ´ ,
Partisipan itu mengatakan dia 2. Ekspetasi orang lain yang
pernah mendengar kata-kata tidak dapat dipenuhi oleh
yang kasar, mendapatkan perawat
hinaan dan dimarahi. Tipe
kekerasan secara verbal yang Darawad et al., (2015)
lainnya adalah meneriaki, menyatakan penyebab
berkata sumpah serapah, dan kekerasan di IGD karena
membentak (ENA, 2011). tingkah laku perawat yang
Penelitian juga kurang baik, adanya presepsi
mendapatkan beberapa keluarga pasien bahwa
pernyataan dari informan yang perawat tidak peduli terhadap
mendukung teori diatas, pasien, kurangnya komunikasi
tentang pelaku kekerasan antara perawat dengan pasien.
seperti keluarga pasien, pasien Thomas, Mcintosh &
dokter, teman sejawat dan Mensik (2016) mengatakan
jenis-jenis kekerasan verbal bahwa beberapa tipe
yang dialami seperti: dimarahi, kekerasan yang biasa terjadi
dihina, beda pendapat, antara perawat yaitu terjadinya
bertengkar, dibentak. cekcok antara perawat,
komentar yang kasar terhadap
Contoh pernyataan sesama teman sekerja. Ada
keluarga pasien, selalu marah juga kekerasan yang dilakukan
kepada perawat dapat dilihat oleh dokter kepada perawat
dari pernyataan dibawah: yaitu berbicara dengan kalimat
³keluarga pasien si iya kita yang merendahkan perawat.
ngalamin dimarahi...5 menit Tipe-tipe ini dapat
yang lalu juga ni bed 2 itu baru menyebabkan kekerasan pada
marah-marah tentang masalah perawat seperti perbedaan
NHXDQJDQ ´:I2 pendapat yang akhirnya
Pasien juga sering menjadi cekcok, komentar
marah dan hampir bertangkar yang kasar yang
dengan perawat karena mengakibatkan penghinaan.
lamanya menunggu Hasil wawancara penelitian ini
SHOD\DQDQ VHSHUWL ³pasiennya menjelaskan penyebab
marah-marah kenapa gak terjadinya kekerasan terhadap
GLSHULNVD´ , perawat, seperti
Pelaku yang kketidakpuasan dari pasien
mempunyai hubungan dan keluarga pasien
pekerjaan juga melakukan contohnya adalah tersinggung,
kekerasan secara verbal pelayanan yang lama, dan
seperti contoh dibawah ini: perawat yang suka banyak
³GRNWHU GLEHQWDN-EHQWDN´ , bertanya. Ketidak puasan dari
Dalam satu pekerjaan, rekan terjadi seperti
informan juga sering penjelasan yang kurang,

26 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

merasa tidak adil, prosedur pelayanannya mendingan saya


yang dilakukan lama, SHUJL DMD NH %RURPHXV ´ %HJLWX
pemikiran yang berbeda, saya keluar mau nenangin,
kesibukan yang berlebihan, PHUHND QXQMXN VD\D ³NDPX
bercanda yang berlebihan. \D ´ JLWX ´ ,
Penyebab terjadinya Dokter marah karena
kekerasan pada perawat penjelasan yang kurang dari
karena adanya perasaan perawat dan prosedur yang
tersinggung yang dirasakan dilakukan sangat lama. Berikut
oleh pasien atau keluarga pernyataan informan:´ .D\DN
pasien akan dinyatakan oleh tadi Dr. A nyari status. Kita kan
informan seperti: ³ GL ELODQJ nyari dulu ya.. nyari status
NRN OR NRN DNX ³JDN VRSDQ´ SDVLHQ ³JLPDQD VLK NRN ODPD
katanya. Bu saya kan dari tadi EDQJHW ´ JLQL ³VWDWXV VWDWXV ´
ngomongnya baik-baik VDPSHN WHULDN JLWX ´
GLELODQJ 'LELODQJ ³NHQDSD didepan..didepan keluarga
sustenya kok jawabnya marah- pasien, didepan temen-
PDUDK DWDX DSD GLELODQJ"´ WHPHQ ´ ,
padahal sebenernya sih Kekerasan juga terjadi
menurut ku tuh sudah cukup terhadap sesama perawat
sabar meladeni dia dari tadi karena merasa tidka adil
gitu lo. Kok dia malah justru dengan jadwal yang ada
dia yang bilang aku marah. seperti dikatakan informan ini.
Justru dia yang marah-PDUDK´ ³ NRN LWX NHQDSD NHQDSD
: I1 yang maksudnya orang yang
Pasien ketika sedang kerja.. eh.. kenapa yang ini
merasakan sakit akan lebih diliburkna padahal dia kan
emosional. Ketiak perawat rumahnya jauh.. apa gak ada
bertanya kepada pasien \DQJ ODLQ JLWX ´ 7DSL
tersebut mengenai ngomongnya mukanya gak ini
penyakitnya. Pasien lebih gitu lo.. aku mau coba jelasin
marah seperti ditunjukkan FXPDQ GLD JDN PDX GHQJHU ´
pada pernyataan informan. ´ :I1
bapak ini dia sampai ngomong 3. Respon perawat terhadap
JLQL ³ XGDK OX MDQJDQ WDQ\D- tindakan kekerasan
tanya gue lagi sakit nih gini-
JLQL JLQL ´ , .HOXDUJD SDVLHQ Ahmed (2012)
juga suka melakukan menjelaskan efek dari
kekerasan kepada perawat bila kekerasan verbal terhadap
mereka merasa pelayanan kesehatan perawat yaitu
yang diberikan lama, seperti: sebanyak 87,3% perawat
³DGD SDVLHQ GDWDQJ NDQ HKK merasa gelisah, 61,4%
karena lama.. lama perawat merasa lelah secara
pelayanannya pasiennya fisik, 60,8% perawat
banyak jadi dia.. berfikir mengalami kesulitan untuk
mungkin kita gak melihat dia, tidur. Selain itu efek kekerasan
gak mendahulukan sehingga mempengaruhi pekerjaan dan
NHOXDUJDQ\D PDUDK ³ kalian sosial perawat sebanyak
GLVLQL´ NDWDQ\D ³WHUODOX ODPD 57,8% perawat berfikir untuk

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 27


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

meninggalkan pekerjaanya, :I1


51,8% menurunya Kata kunci fisiologis terkait
produktivitas dan kualitas kerja capek fisik.
perawat, 42,2% terganggunya ³ ELDVDQ\D NDOR PDUDK WXK
hubungan sosial perawat. capek ya? Capek pikiran
Hasil wawancara dengan sebernya bukan capek fisik ya
informan mejelaskan akibat kadang-kadang. Jadi, bisa aja
tindakan kekerasan yang kebawa kerumah itu bukan
dialami menimbulkan respon karena yang itu karena udah
intelektual yang mengganggu FDSHN JLWX ´ ,
konsentrasi perawat dalam Kata kunci afektif terkait
bekerja. Respon intelektual emosional.
yang terjadi akibat tindakan ³MDGL JDPSDQJ WHUSDQFLQJ
kekerasan antara lain beban HPRVL MXJD ´ ,
pikiran, kurang fokus, tidak Kata kunci afektif terkait tidak
menjalankan tugas. Kekerasan nyaman.
yang terjadi juga menimbulkan ³SHUQDK DGD WDGL VD\D XGDK
efek yang lainnya yaitu: respon bilang boleh nggak kalo suatu
sosial seperti diam, respon saat saya dipindahin saya gak
fisiologis seperti capek fisik, PDX OLKDW PXNDQQ\D ´ ,
tidak bisa tidur, respon afektif 4. Mekanisme koping yang
seperti emosional dan tidak dilakukan perawat saat
nyaman. Penelitian akan menghadapi tindakk
menampilkan beberapa hasi kekerasan
wawancara dari informan. Kata
kunci respon intelektual terkait Anne Jaloweic, (1984)
beban pikiran. ³\D ELVD-biasa dalam Howerton da Rebekah,
VDMD \D EDGPRRG VL SDVWL ´ , (2013) mengembangkan
Kata kunci respon intelektual mekanisme koping menjadi 8
terkait kurang fokus. kategori yang disebut Jaloweic
³\D PXQJNLQ SDV GL GDSDW Coping Scale (JPS) yang akan
problem sama pasien kerjanya dijelaskan dibawah ini, antara
jadi ngaco gitu, artinya ngaco lain:
jadi nggak..nggak..ngaak 1. Confrointive
konsekuen nggak stabil..iya.. (menghadapi
dikasih obat ini.. belum dikasih masalah tersebut)
MDGL JLWX VHSHUWL LWX ´ , 2. Evansive
Kata kunci repon intelektual (menghindari
terkait tidak menjalankan masalah tersebut)
tugas. 3. Optimistic (berfikir
³\D VD\D VLK PDOHV \D positif)
udahlah.. kalian aa ngomong 4. Fatalistic (berfikir
XGDK PDOHV DNX ´ , negatif/pesimis)
Kata kunci respon sosial terkait 5. Emotive
diam. (melepaskan
³WHWHS GLNHUMDLQ WDSL PDNVXGQ\D emosi)
kita gak mau banyak omong ke 6. Palliative (membuat
itu nya gitu.. kita kerjain itu diri sendiri merasa
kayak nggak NHUMDLQ DMD JLWX ´ lebih

28 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

baik/menghibur diri) masalah bila sedang


7. Supportant bertingkar dengan teman
(menggunakan sejawatnya seperti pernyataan
semua bantuan dibawah ini.
yang ada) ³VD\D EHUILNLU SHUQDK DGD VDPD
8. Self-reliant temen saya berdua diem-diem
(bergantung pada terus lalu saya duluan
diri sendiri) komunikasi dan saya menyapa
Peneliti mendapatkan GDKXOX DNKLUQ\D GLD PDX ´
pernyataan dari informan Selesai itu langsung minta
tentang perasaan dan cara maaf.. langsung salaman
perawat dalam menanggapi VHOHVDL ´ ,
tindak kekerasan yang dialami. Perawat juga menjaga
Semua perawat mempunyai profesionalisme kepada pasien
koping secara adapatif seperti: yang ia layani walaupun
berfikir positif, simpati, pro aktif mereka mendapatkan
dalam menyelesaikan masalah kekerasan dari pasien
menjaga profesionalisme. Dan tersebut, seperti:
perawat juga mempunyai ³\D EHUWLQGDN VHEDJDL
koping secara maladaptif professional aja sebagai
seperti: Marah, merasa tidak perawat apa yang mau kira
berdaya, sebal, menahan diri, ODNXNDQ \D NLWD ODNXNDQ DMD ´
diam, sedih, menghindar, :I4
merasa tidak dihargai, berfikir Perawat mempunyai
negatif, kecewa. Peneliti akan koping secara meladaptif
menampilkan beberapa hasil seperti marah yang akan
wawancara dari responden. ditunjukkan dalam pernyataan
Secara adaptif ada perawat ini.
yang berusaha berfikir positif ³ $NX marahlah ke mereka..
dalam tindakan kekerasan kalo kalian.. gak suka aku
yang terjadi padanya seperti disini bilang aja.. siapa sih
ditunjukkan pada pernyataan yang mau jadi kepala ruangan.
dibawah ini: Yang maksudnya pengen jadi
³VD\D GLem aja.. saya anggap kepala ruangan. Kalo yang
LWX KDO \DQJ SRVLWLI EXDW VD\D´ ganti-ganti nama itu.. kalo
:I3 pengen ya gak papa kalian aja
Perawat juga berlaku yang jadi kepala ruangan.. aku
simpati seperti pernyataan juga gak berambisi kok gitu.
dibawah ini. Terus aku marah sama
³VD\D VHEHQHUQ\D VLK WLGDN PHUHND ´ ,
suka ditunjuk-tunjuk tapi saya Perawat sering merasa
berfikir dia juga dia juga butuh tidak berdaya karena mereka
cepat buh cepat pelayanan. banyak mendapat tekanan dari
Saya berfikir positif aja lah. pasien, teman sejawat dan
Mungkin kalo saya lain-lain seperti pernyataan
di..diibaratkan posisi dia dibawah ini.
PXQJNLQ VDPD MXJD ´ , ³ GLSHQGHP DMD JLWX PHUHND
Perawat juga sering pro yang sakit kita yang melayani
aktif dalam menyelesaikan kita kan pakek..pakek baju

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 29


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

dinas jadi gak mungkin.. kita tindak kekerasan dari pasien


harus layani dia namanya dan rekan sekerja seperti
RUDQJ VDNLW ´ , pernyataan ini.
Perawat merasa sebal ³NDPX DMD \DQJ GLVLWX VD\D
karena kekerasan yang terjadi QJJDN PDX ´ ,
terhadap dirinya. Seperti Ada 1 perawat yang
pernyataan ini. sering merasa tidak dihargai
³SHUDVDDQ\D MHQJNHO MXJD oleh pasien dan keluarga
dongkol.. tapi tetep juga diem pasien dan perawat ini juga
DMD´ , sering berfikir negatif sehingga
Perawat juga harus kecewa bila ada tindak
menahan diri saat mengalami kekerasan yang teerjadi
tindak kekerasan seperti padanya.
pernyataan ini. ³NLWD UDVD NRN NLWD XGDK NDVLK
³ NDOR NH NHOXDUJD SDVLHQ NH yang terbiak.. kita dimarah-
pasien pasti kita harus lebih marahin gitu. Itu yang aku rasa
bisa menahan emosi kita ya. VLK ´ ,
Ya kadang-kadang kita ya 5. Dukungan yang didapatkan
pasti mau gimana-gimana juga perawat saat menghadapi
paling kita ya diam kalo gak tindakan kekerasan
kita mau jawab tetep aja harus
sopan kan? Gak mungkin kita Thomas (2009)
marah-marah seperti sama. menuliskan ada 12 perawat
Tapi kalau sama temen yang merasa pimpinan mereka
sejawat kita atau apa kita kan selalu menyalahkan mereka
biasanya lebih, lebih apa atas kekerasan yang terjadi.
maksudnya lebih berani Pimpinan mereka juga tidak
PHQJXQJNDSNDQ NLWD PDUDK´ pernah menuntut hak perawat
:I1 kepada pelaku tindak
Perawat juga sering kekerasan. Institusi dimana
diam bila ada pasien atau mereka bekerja menanggapi
teman sekerja melakukan kekerasan yang terjadi pada
tindakan kekerasan di IGD perawat adalah bagian dari
RSA Bandung. pekerjaan perawat, sehingga
³ JDN SHUOX ODZDQ SDGD VDDW para perawat yang menjadi
itu ya mungkin dia lagi emosi.. korban tindak kekerasan
jadi mendingan diredain dulu, merasa kurang mendapatkan
GLHP GXOX DMD ´ , dukungan baik dari kolega,
Perawat hanya bisa pimpinan dan intitusi dimana
merasakan sedih bila mereka bekerja. Kennedy &
mengalami tindakan kekerasan Julie (2013) mempunyai hasil
dari pasien dan rekan sekerja. yang berbeda seperti: perawat
³DNX VLK EHUXVDKD ELDVD DMD yang mendapatkan tindak
sama dia. Berusaha seperti kekerasan dari pasien merasa
biasa sama dia tapi.. ya.. sedih mendapatkan dukungan
ya..kok gitu banget sih emosional seperti empati dari
RUDQJQ\D JLWX \D ´ , rekan sekerjanya. Dukungan
Perawat juga sering dari rekan sekerja dapat
menghindar saat mendapatkan menjadi faktor pelindung

30 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

terhadap kekerasan yang temen saya supaya temen


dilakukan oleh pasien kepada saya yang laki-laki aja yang
perawat. QDQJDQLQ ´ ³ \D XGDK ELDU DMD
Beberapa pernyataan kita yang cowok gitX ´ ,
dari informan tentang respon Ada juga pimpinan,
apatis dari institusi dan teman rekan sekerja yang mau
sekerja seperti tindakan dari memberikan solusi dan
teman sekerja dan tidak ada mendengarkan tentang
kebijakan yang dijalankan oleh pengalaman tindak kekerasan
rumah sakit. Ada juga respon seperti:
peduli dari rekan sekerja ³ NDOR GDUL SLPSLQDQ VD\D
seperti ada tindakan dari mereka coba untuk
teman sekerja, memberikan memberikan solusi saya untuk
bantuan, memberikan bantuan, jangan gampang emosi. Kalo
memberikan solusi dan temen-temen saya ada yang
mendengarkan bantuan, FRED QDVHKDWLQ VD\D ´ ,
memberikan solusi dan 6. Presepsi perawat terhadap
mendengarkan keluhan rekan tindakan kekerasan
sekerjanya. Peneliti akan
menampilkan beberapa hasil Kennedy & Julie (2013)
wawancara dari informan. menjelaskan presepsi perawat
Respon apatis seperti tidak terhadap tindakan kekerasan
ada tindakan dari teman secara verbal yaitu perawat
sekerja akan ditunjukkan merasa tidak harus
dalam pernyataan berikut: melaporkan kekerasan secara
³VHODPD LQL VLK JDN DGD LQL VLK verbal adalah sebai pelajaran
yang maksudku kekerasan tambahan dan sebagai norma-
yang kayak waktu itu kayaknya norma yang ada.
JDN DGD WLQGDNDQ DSD JLWX ´ , Kecenderungan ini
Respon apatis sangat menyusahkan karena
dirasakan oleh semua perawat efek dari kekerasan secara
yang diwawancarai terhadap verbal sebenarnya lebih berat
institusi dimana perawat daripada efek kekerasan
berkerja. Karena tidak ada secara fisik.
kebijakan yang dijalankan di Beberapa pernyataan
rumah sakit tersebut, seperti tenatang tanggapan positif
dinyatakan dalam wawancara terhadap tindak kekerasan
berikut ini: yang terjadi pada perawat
³JDN DGD DWXUDQ VHSHUWL DSD yaitu tindak kekerasan adalah
yang keluar gitu atau kebijakan hal yang wajar dan harus
VHSHUWL DSD WDX DSD" ´ , dihadapi, dan sebagai latihan
Tetapi ada juga respon mental. Peneliti akan
peduli dari rekan sekerja yang menampilkan beberapa hasil
menunjukkan adanya bantuan wawancara dari informan.
yang diberikan oleh rekan Bagi perawat
sekerja. Adanya tindakan yang kekerasan yang terjadi adalah
dilakukan oleh teman sekerja, hal wajar diterima bila masih
seperti: dalam batas normal seperti
³ODQJVXQJ VD\D NDVLK VDPD pernyataan dibawah ini:

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 31


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

³\D LWX KDO ZDMDU PLVDOQ\D NDQ intelektual yang mengganggu


kaya tadi itu kan hak pasien itu konsentrasi perawat dalam
hal wajar misalnya mungkin bekerja. Respon intelektual
marah-marah atau segala yang terjadi akibat tindakan
macam dalam kondisi sibuk kekerasan antara lain beban
kalo misalnya gak sibuk dia pikiran, kurang focus, tidak
marah-marah namanya itu gak menjalankan tugas. Tindakan
wDMDU´ , kekerasan juga menimbulkan
respon social seperti diam,
Kesimpulan respon fisiologis seperti capek
fisik, tidak bisa tidur, respon
Kesimpulan yang diperoleh dari afektif seperti emosional dan
penelitian yang dilakukan ini tidak nyaman.
mendapatkan 6 tema antara lain: 4. Mekanisme koping yang
1. Pelaku verbal bullying dilakukan perawat saat
terhadap perawat IGD. mengahadapi tindak
Pelaku verbal bullying kekerasan.
terhadap perawat IGD RSA Perawat juga mempunyai
Bandung adalah keluarga mekanisme koping dalam
pasien, pasien, dokter, teman menghadapi tindakan
sejawat. Dan kekerasan verbal kekerasan yang terjadi di IGD.
yang didapatkan perawat Ada 2 jenis koping yang
seperti: dimarahin, dihina, dipakai oleh perawat yaitu
adanya perbedaan pendapat, koping adaptif seperti: berfikir
berantem, dibentak. positif, simpati, mengalah,
2. Ekspentasi orang lain yang menjaga profesionalisme.
tidak dapat dipenuhi oleh Perawat juga mempunyai
perawat. koping secara maladaptif
Penyebab tindakan kekerasan seperti: marah, merasa tidak
yang terjadi di IGD karena berdaya, sebal, menahan diri,
Ketidakpuasan dari pasien dan diam, sedih, menghindar,
keluarga pasien contohnya merasa tidak dihargai, berfikir
adalah tersinggung, pelayanan negative, kecewa.
yang lama, dan perawat yang 5. Dukungan yang didapatkan
suka banyak bertanya. perawat saat menghadapi
Ketidakpuasan dari rekan tindakan kekerasan. Respon
sekerja juga penyebab rekan sekerja dan institusi
kekerasan secara verbal dimana perawat bekerja dalam
seperti: penjelasan yang menanggapi tindakan
kurang, merasa tidak adil, kekerasan yang terjadi adalah
prosedur yang dilakukan lama, respon apatis dari institusi dan
pemikiran yang berbeda, teman sekerja seperti tidak
kesibukan yang berlebihan, ada tindakan dari teman
bercanda yang berlebihan. sekerja dan tidak ada
3. Respon perawat terhadap kebijakan yang dijalankan oleh
tindakan kekerasan. rumah sakut. Ada juga respon
Akibat dari tindak kekerasan peduli dari rekan sekerja
yang terjadi pada perawat seperti ada tindakan dari
menimbulkan respon teman sekerja, memberikan

32 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 2 _ Jan t Jun 2016


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

bantuan, memberikan solusi,


mendengarkan.
6. Presepsi perawat terhadap
tindakan kekerasa. Presepsi
perawat terhadap tindak
kekerasan yang terjadi pada
mereka adalah mereka
menanggapi positif terhadap
tindak kekerasan yang terjadi
pada mereka. Perawat
mempunyai pandangan bahwa
tindak kekerasan adalah hal
wajar, dan harus dihadapi, dan
sebagai latihan mental dalam
menhadapi masalh kehidupan
sehari-hari

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 33


Michelle Christlevica, Gilny Aileen Joan , Denny Ricky

DAFTAR PUSTAKA Emergency Department RNs Who


Have Experienced Workplace
Ahmed, A. S. (2012). Verbal and Violence. Los Angeles. University
Physical Abuse against Jordanian of California. (Disertasi)
Nurses in the work environment. http://doi.org/10.1016/j.anr.2011.11.
Eastern Mediterranean Health 001
Journal 18(4), 318-324 Kennedy, M. dan Julie, H. (2013).
Clark, C. (2009). Creative Nursing 1XUVHV¶ H[SHULHQFHV DQG
Leadership & Management understanding of workplace
Minessota: Jones and Barlett. violence in a trauma and
Darawad, M.W; Al-Hussami, M; emergency department in South
Saleh, A.M; Mustafa, W.H. dan Africa. Health SA Gesondheid 18
Odeh. H (2015). Violence Against (1), 1±9.
Nurses in Emergency Departments Thomas, C. M; Mcintosh, C. E. dan
in Jordan: Nurses Perspective. Mensik, J. S. (2016). A Nurses's
Journal Permissions.nav, vol 63 Step by Step Guide to
(1), 9-17 Transitioning to the Professional
Http://aplications.emro.who.it/emhj/ Nurse Role. USA: Sigma
v18/04/18_4_2012_0318_0324.pdf ThetaTau International.
?ua=1. http://doi.org/10.4102/hsag.v18i1.6
Emergency Nurses Association. 63
(2011, November). Emergency National Advisor y Council on Nurse
Department Violence Surveillance Education and Practice. (2007,
Study. Institute for Emergency Desember). Violence Against
Nursing Research., 1-60, Nurses, fifth report. U.S
November 2011. Department of Health and Human
https://www.ena.org/.../ENAEDVSR Services. United States.
eportNovember2011.pdf Onweuegbuzie, A.J. dan Leech, N.L.
Gacki-Smith, J., Juarez, A. M., (2007). Sampling desain in
Boyett, L., Homeyer, C., Qualitative Research: Making the
Robinson, L., dan MacLean, S. L. Sampling Process More Public.
(2010). Violence against nurses The Qualitative Report 12, 238-
working in US emergency 254.
departments. Journal of Robinson, R. B. (2004). The
Healthcare Protection Relationship Among Emergency
Management : Publication of the Room Nurses' Preceptions of
International Association for Violence, Occupational Stress,
Hospital Security, 26 (1), 81±99. and Coping. Birmingham.
http://doi.org/10.1097/NNA.0b013e University of Alabama. (Disertasi)
3181ae97db Stanley, A. E. (2008). Emergency
Department Nurses' Experience
Gates, D. M; Gillespie, G. L., and Preception of Workplace
Succop, P. (2011). Violence Violence. Highland Heights
Against Nurses and its impact on Northern Kentucky University.
stress and productivity. CNE (Tesis)
series, 29 (2), 59±68, March- April Talas, M. S; Kocaöz, S. & Akgüç, S.
2011. (2011). A Survey of Violence
Howerton, C. dan Rebekah, J. Against Staff Working in the
(2013). Appraisal, Coping, Social Emergency Department in
Support, Perceived Patient Safety Ankara, Turkey. Asian Nursing
and Intent to Leave in Research, 5 (4), 197±203.

34 | Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015


PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

Thomas, S. P. (2009). Transforming


Nurses' Stress and Anger Steps
Toward Healing. 3rd edition. New
York: Springer Publishing
Company.

Jurnal Skolastik Keperawatan _ Vol.1, No. 1 _ Jan t Jun 2015 _ 35

You might also like