You are on page 1of 6

Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611

Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN TERHADAP


SIKAP ANGGOTA POKDAKAN “SENYUM TERPADU” DI KELURAHAN
MAKROMAN, KOTA SAMARINDA

The Effectivity of Fisheries Extension Method against the Attitude of Pokdakan


Members “Senyum Terpadu” in Makroman Municipal, Samarinda City

Eko Sugiharto 1*, Elly Purnamasari 1, Andi Jati Setyo Rini 2


1 Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, FPIK, Universitas Mulawarman
2 Konsentrasi Penyuluhan Perikanan Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan FPIK, Universitas Mulawarman
Jl. Gunung Tabur No. 1 Kampus FPIK Kampus Gunung Kelua Samarinda
*Penulis koresponden: eksel_smd78@yahoo.co.id

Abstract
The purposes of this research is knowing the attitude of POKDAKAN “Senyum Terpadu” to the fishery extension
methods have been received by group members, knowing the kinds of fishery extension methods have been received
by group members, and this research also willing to know the correlation between the extention methods received by
each members and the attitude of “Senyum Terpadu” group members. This research is conducted in 30 August 2016 to
27 January 2017 in the countryside of Makroman, Samarinda regency. Cencus method is used as research methods.
Data is analysed using Rank Spearman correlation using software IBM SPSS statistics 20. The result of the research
show that the attitude of group members to the fishery extension methods are highly positive because each of the
extension to be carried out three different extension methods so each of the members can show a change of attitude by
fast and precisely. Member of group have received many extension methods that are direct or indirect. Individually
method (personally contact), face to face or indirect method group members and both face to face indirect mass
method. Both individual and group extension methods have strong correlation to the attitude of group members. Mass
extension method does not correlate to the attitude of group members. The members are not interest to mass method
due to it inefektiveness and inefeciency.

Keywords: attitude, effectivity, fishery extension, Makroman Municipal

1. PENDAHULUAN kontrak produksi serta lembaga perbankan milik


daerah seperti BPD Kaltim yang memberikan kredit
Kalimantan Timur memiliki potensi perikanan air perikanan sejahtera bagi masyarakat. Selain
tawar yang sangat besar karena ditunjang dengan keramba, Kalimantan Timur juga merupakan daerah
aliran sungai besar seperti Sungai Mahakam dan yang memiliki lahan tanah cukup luas. Sangat
anak sungai lainnya. Aliran sungai di Kalimantan disayangkan apabila lahan tersebut tidak
Timur banyak yang membentuk pulau-pulau dimanfatkan menjadi budidaya ikan tawar dengan
endapan alluvial, serta membentuk danau dan media kolam terpal atau kolam tanah seperti yang
muara yang cukup luas. Potensi lain yang dimiliki dilaksanakan oleh salah satu kelurahan yaitu
Kalimantan Timur adalah pemanfaatan danau- daerah Kelurahan Makroman.
danau eks tambang yang banyak tersebar Peneliti memilih Kelurahan Makroman sebagai
dibeberapa Kabupaten/ Kota se Kalimantan Timur lokasi penelitian karena Kelurahan Makroman
untuk budidaya ikan tawar di keramba. Kurangnya memiliki potensi lahan yang cukup luas, dengan
sumber daya manusia dibidang perikanan satu kelompok pembudidaya ikan yang sangat
merupakan salah satu kendala yang dihadapi antusias dalam pengembangan usaha sektor
pemerintah provinsi Kalimantan Timur. Kepala perikanan yaitu kelompok “Senyum Terpadu”, maka
Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Timur sangat diperlukan pembinaan serta dukungan dari
bapak Iwan Mulyana pada tahun 2012 pernah pemerintah. Kemudian kita perlu mengetahui
menyampaikan mengenai program Gubernur seberapa besar upaya adaptasi dan perubahan
Kalimantan Timur yang mencanangkan 500.000 sikap anggota kelompok pembudidaya ikan air
keramba dan ditargetkan sejak tahun 2015. tawar terhadap pemanfaatan metode penyuluhan.
Program ini ditunjang oleh pemerintah kota melalui

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


471
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

Metode adalah prosedur tertentu untuk diolah, dan dianalisis agar dapat memberi
mencapai sebuah tujuan secara sistematik dengan gambaran informasi yang terjadi saat ini.
menggunakan teknik penyuluhan yang telah Pengujian1 menggunakan analisis kelas
direncanakan. Metode penyuluhan tidak hanya interval yaitu selang yang memisahkan kelas satu
diperoleh dari seorang penyuluh, namun juga dapat dengan kelas lain pada kategori data yang sama,
diperoleh dari pelatihan-pelatihan dengan berbagai serta menentukan jangkauan (range). Kategori yang
sumber. Penelitian ini sangat diperlukan untuk ditentukan untuk sikap sebanyak tiga kelas yaitu
mengetahui lebih jauh mengenai berbagai metode sangat positif, positif dan negatif sedangkan
penyuluhan yang pernah ditempuh oleh setiap pemanfaatan metode penyuluhan sebanyak tiga
anggota kelompok. Penelitian ini juga bermaksud kelas, yang terdiri dari kelas rendah, sedang, dan
untuk mengetahui sikap yang ditunjukkan oleh tinggi. Interval kelas ditentukan menggunakan
anggota kelompok terhadap metode penyuluhan rumus menurut Hasan (2001) sebagai berikut:
yang pernah diterima dalam pelatihan atau
penyuluhan. Jarak Interval= Data terbesar – Data Terkecil
Jumlah Kriteria
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk 1) mengetahui sikap yang ditunjukkan
oleh anggota kelompok “Senyum Terpadu” terhadap Pengujian 2 mengukur perubahan sikap
metode penyuluhan perikanan, 2) mengetahui jenis anggota pembudidaya ikan yang diukur dengan
metode penyuluhan yang pernah di terima oleh menggunakan skala Likert. Model skala Likert
anggota kelompok “Senyum Terpadu”, 3) melihat adalah bentuk kuisioner yang mengungkapkan
hubungan antara metode penyuluhan yang pernah sikap dari responden dalam bentuk jawaban dari
diterima oleh setiap anggota terhadap sikap pertanyaan-pertanyaan yang telah disajikan, dan
anggota kelompok “Senyum Terpadu”. setiap jawaban tersebut memiliki skor tersendiri
sesuai positif dan negatifnya item itu (Subana dan
2. METODE Sudrajat, 2001). Pemberian skor pada angket
sebagai alat pengumpulan data, diperkuat oleh
Penelitian dilaksanakan selama 9 (sembilan) bulan, Singarimbun dan Effendi (1995) yaitu tingkat ukuran
yang dimulai dari akhir bulan September 2016 ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial
sampai akhir bulan Mei 2017 di daerah terutama untuk mengukur kepentingan, sikap, atau
pembudidaya ikan “Senyum Terpadu” Kelurahan persepsi. Pernyataan ya/pernah/suka/ingat diberi
Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda skor 3, jarang/ragu-ragu skor 2, dan tidak/tidak
Kalimantan Timur. pernah/tidak suka/ tidak ingat diberi skor 1).
Pengumpulan data dilakukan melalui survey. Pengujian 3 untuk mengetahui hubungan
Pengumpulan data melalui wawancara langsung antara metode penyuluhan dengan sikap anggota
dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) kelompok pembudidaya ikan Senyum Terpadu di
yang disusun sesuai tujuan penelitian. Data yang Kelurahan Makroman, maka digunakanlah “Uji
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer Koefisien Korelasi Rank Spearman dengan
dan data sekunder. Data primer merupakan data menggunakan Software IMB SPSS Statistics 20”.
yang diperoleh langsung di lapangan melalui SPSS merupakan sebuah program komputer
wawancara langsung dengan responden statistik yang berfungsi untuk membantu dalam
berpedoman pada daftar pertanyaan kuisioner serta memproses data secara cepat dan tepat.
dilengkapi dengan wawancara secara mendalam.
Rumus :
Data sekunder merupakan data penunjang yang
diperoleh dari pihak lembaga yang terkait dengan Dalam hal ini rs = Nilai koefisien korelasi, b1 =
penelitian, seperti penyuluh Kecamatan Sambutan Selisih rangking xi dengan yi, dan n = jumlah
dan monografi Kelurahan Makroman. sampel atau observasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan Dasar pengambilan keputusan dalam uji
adalah metode sensus. Menurut Subana dan korelasi dengan diketahui hasil interpolasi n= 15, rs
Sudrajat (2001), metode sensus adalah mengambil tabel (5%) = 0,525 dan rs tabel (1%) = 0,690.
semua anggota populasi untuk dijadikan responden. Kriteria tingkat hubungan antar variable tidak
Hal ini dilakukan bila jumlah anggota populasi relatif pernah lebih dari 1. Kriteria penafsiran sebagai
kecil, dengan cara mengumpulkan data sesuai yang patokan (Sugiyono 2004)
sebenarnya, kemudian data tersebut disusun, 1) 0,00 - 0,19 = hampir tidak ada korelasi atau
sangat rendah,

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


472
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

2) 0,20 - 0,39 = korelasi rendah, budidaya merupakan pegunungan batu


3) 0,40 - 0,59 = korelasi sedang, sehingga budidaya ikan harus menggunakan
4) 0,60 - 0,79 = korelasi kuat atau tinggi, kolam terpal dan jenis ikan yang dipelihara
5) 0,80 - 1,00 = korelasi sangat kuat dan adalah ikan lele, sedangkan anggota yang
sempurna. memiliki lahan di persawahan melaksanakan
usaha budidaya ikan dengan menggunakan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kolam tanah dan ikan yang dibudidaya adalah
3.1 Karakteristik Responden ikan nila, ikan mas, dan ikan patin.

Berdasarkan informasi dari penyuluh Kecamatan 3.2 Gambaran Umum Kelompok “Senyum
Sambutan bahwa di Kelurahan Makroman terdapat Terpadu”
satu kelompok pembudidaya ikan aktif yaitu
kelompok “Senyum Terpadu” yang terdiri dari 15 Kelompok pembudidaya ikan “Senyum Terpadu”
anggota. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan beralamat di Kelurahan Makroman tepatnya di jalan
Perikanan Kota Samarinda serta dari hasil Usaha Tani RT 13 Kota Samarinda. Kelompok
wawancara diperoleh gambaran tentang Senyum Terpadu telah lama berdiri yaitu pada
karakteristik responden. tanggal 18 Juni 1986. Ketua kelompok Senyum
1. Usia yang merupakan faktor penentu dari Terpadu menjelaskan bahwa budidaya ikan
produktivitas seseorang dan tingkat pengalaman merupakan investasi di masa tua, karena menurut
seseorang dalam melakukan suatu usaha. Pada perhitungan beliau adalah nilai ekonomisnya lebih
usia produktif, produktifitas seseorang adalah tinggi dari usaha tani. Alasan ini sangat menarik
memiliki kemampuan fisik untuk bekerja dan perhatian beberapa anggota masyarakat sekitar.
berpotensi untuk berfikir maju serta dinamis Bapak Wagimin adalah pembudidaya ikan yang
dalam mengembangkan kegiatan kerjanya, pertama kali ada di Makroman dan sekaligus
sesuai dengan pernyataan dari Badan Statistik sebagai penyuluh swadaya yang ada di daerah
Pusat (2015) bahwa usia produktif berada pada Makroman. Beliau selalu menjadi wadah edukasi
kisaran 15– 64 tahun dan masa tidak produktif dalam usaha budidaya ikan. Kelompok
berada dibawah usia 15 tahun serta diatas 64 pembudidaya ikan “Senyum Terpadu” kemudian
tahun. Berdasarkan hasil wawancara, 15 dikukuhkan sebagai Kelompok Pemula tanggal 18
responden berada di usia produktif yaitu kisaran Juni 2009 dan kemudian dikukuhkan naik menjadi
usia 28-62 tahun. Kelas Madya tanggal 09 Agustus 2016.
2. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam
mengasah kemampuan dan keterampilan 3.3 Sikap Anggota Terhadap Metode
seseorang untuk dapat menghadapi dan Penyuluhan
menyelesaikan permasalahan dengan tepat.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi gaya Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang
berfikir dan pengambilan keputusan. Diketahui dialami individu. Interaksi sosial meliputi hubungan
dari hasil wawancara, tingkat pendidikan 14 individu dengan lingkungan fisik, individu dengan
responden adalah SLTA/ sederajat dan 1 orang lingkungan psikologis, dan hubungan timbal balik
anggota lulusan S2. yang turut mempengaruhi pola pikir dan sikap
3. Luas lahan masing- masing responden anggota (Azwar 2016). Hasil skor untuk mengetahui
merupakan faktor penting dalam menentukan sikap anggota terhadap metode penyuluhan
keseriusan dan keuletan responden dalam perikanan dilihat dari faktor pembentukan sikap
melakukan budidaya ikan, karena semakin luas anggota (pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lahan yang dimiliki maka akan semakin fokus lain yang dianggap penting, media massa,
menjalankan usaha budidaya ikan tersebut agar pendidikan dan agama serta emosional) disajikan
hasil produksi dapat maksimal dan memuaskan pada Tabel 1.
sesuai luas lahan yang dimiliki. Lahan terluas
yang dimiliki anggota adalah sekitar 10.000 m² Tabel 1. Sikap anggota “Senyum Terpadu” terhadap
(lahan terluas) dan sekitar 96 m² (lahan terkecil). metode penyuluhan
4. Jenis ikan budidaya masing-masing responden
adalah bervariasi, tergantung pada minat Sikap anggota
No Interval Tingkat Rerata Kelas
yang terbentuk
pembudidaya dan juga karakteristik lokasi
Sikap anggota 33,00 – 55,00 Negatif Sangat
budidayanya. Karena ada beberapa lahan 1
terhadap metode 55,01 – 77,00 Positif
80,4
positif

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


473
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

penyuluhan 77,01 – 99,00 Sangat pada kelas tinggi dengan nilai rata- rata 24,73
positif (metode penyuluhan perorangan) dan 43,13
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
(metode penyuluhan kelompok). Metode
Sikap anggota terhadap metode penyuluhan penyuluhan perorangan secara tidak langsung,
berada pada kelas sangat positif dengan nilai rerata dilakukan melalui kontak personal maupun siaran
80,4. Middlebrook (1974) mengatakan bahwa tidak televisi dan radio. Berdasarkan hasil wawancara
adanya pengalaman sama sekali dengan objek dinyatakan bahwa hampir semua anggota pernah
psikologis cenderung akan membentuk sikap mengikutinya dan hanya terdapat 1 (satu) anggota
negatif terhadap objek tersebut. Untuk dapat yang tidak pernah mengikutinya karena alasan
menjadi dasar pembentukan sikap anggota sibuk di sawah dan di kolam setiap harinya.
kelompok Senyum Terpadu, maka pengalaman Terdapat 2 (dua) anggota yang tidak menyukai
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. metode ini setelah mengikutinya karena mereka
Karena sikap mudah terbentuk dari pengalaman lebih suka menghabiskan waktu untuk bekerja.
pribadi yang melibatkan emosional, seperti anggota Metode penyuluhan perorangan secara langsung
Senyum Terpadu yang pernah mengikuti kegiatan seperti kunjungan seorang penyuluh ke rumah
penyuluhan dengan pemateri handal dan metode anggota kelompok atau pertemuan secara personal
penyuluhan yang sangat menyenangkan maka adalah metode yang paling disukai anggota karena
emosional yang ditunjukkan adalah rasa senang, setiap anggota dapat secara mendalam untuk
sehingga pengalaman pribadi anggota saat itu mendapatkan edukasi seputar perikanan.
sangat mengesankan. Kebudayaan juga
menanamkan garis pengarah sikap responden Tabel 2. Interval kelas dari metode penyuluhan
terhadap berbagai objek, karena kebudayaan Metode
responden yang telah mewarnai sikap dan memberi No Interval Tingkat Rerata Kelas
Penyuluhan
corak pengalaman. Sarana komunikasi seperti 1 Metode 10,00 – 16,70 Rendah
media massa yang membawa pesan (seputar penyuluhan 16,71 – 23,40 Sedang 24,73 Tinggi
budidaya perikanan atau sosial ekonomi perikanan) perorangan 23,41 – 30,00 Tinggi
2 Metode 16,00 – 26,70 Rendah
berisi sugesti yang telah mampu mengarahkan opini penyuluhan 26,71 – 37,40 Sedang 43,13 Tinggi
responden. Kemudian pendidikan dan agama yang kelompok 37,41 – 48,00 Tinggi
meletakkan pengertian konsep moral dalam diri 3 Metode 04,00 – 06,70 Rendah
responden, dimana responden bisa menerima penyuluhan 06,71 – 09,40 Sedang 08,46 Sedang
massal 09,41 – 12,00 Tinggi
pesan dengan baik dalam kegiatan penyuluhan
Sumber: Data primer yang diolah (2017)
tanpa harus mempermasalahkan latar belakang
agama pemateri. Metode penyuluhan secara kelompok dengan
Dalam sikap terkandung suatu penilaian tatap muka, hampir semua anggota pernah
emosional serta suka dan tidak suka, ya dan tidak, mengikuti, dan terdapat 1 (satu) anggota yang tidak
setuju dan tidak setuju yang secara langsung dan menyukai pertemuan ini. Metode penyuluhan
dinamis mempengaruhi respon individu terhadap secara kelompok dengan tatap muka yang paling
objek atau situasi yang berkaitan dengan individu. sering diikuti dan paling disukai oleh anggota
kelompok “Senyum Terpadu” adalah anjangsana,
3.4 Metode Penyuluhan yang Pernah Diikuti demplot, dan diskusi. Kemudian terdapat 3 (tiga)
Anggota anggota yang tidak pernah mengikuti pelatihan
dengan metode melalui grup sosial media, serta
Setiap individu dalam belajar lebih banyak melalui metode melalui media pemutaran film perikanan
cara yang berbeda-beda sesuai dengan dan penampilan slide power point yang paling
kemampuan dalam menangkap pesan yang sering diikuti oleh anggota. Ternyata anggota
diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar kurang menyukai metode yang disebutkan tadi
saja, dengan melihat, dengan mempraktikkan dan karena mereka lebih menyukai metode secara
kemudian mendistribusikannya, sehingga dalam langsung praktek.
penyuluhan sering menggunakan kombinasi metode Metode penyuluhan secara massal berada
penyuluhan agar membantu mempercepat proses pada kelas sedang dengan nilai rerata 08,46.
perubahan sikap setiap individu. Berdasarkan wawancara, responden yang pernah
Tabel berikut ini menjelaskan bahwa metode mengikuti penyuluhan secara massal hampir semua
penyuluhan secara perorangan dan metode anggota tidak menyukai metode secara massal
penyuluhan secara kelompok menunjukkan berada karena dianggap kurang efisien dan efektif dalam

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


474
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

pelaksanaannya. Banyak orang yang menghadiri kelompok dalam merespon hasil dari penyampaian
penyuluhan massal membuat konsentrasi anggota pelatihan yang terlaksana.
terbagi dan penyampaian materi kurang maksimal Sebaliknya pada metode penyuluhan secara
untuk diserap oleh anggota yang mengikutinya. massal menunjukkan nilai -0,046, sehingga
kriteria penafsirannya adalah 0,00 sampai 0,19
3.5 Hubungan Metode Penyuluhan terhadap yang berarti menunjukkan tidak adanya hubungan
Sikap Anggota yang signifikan terhadap sikap anggota kelompok
“Senyum Terpadu”. Karena berdasarkan hasil
Hubungan metode penyuluhan terhadap sikap wawancara, menurut responden metode secara
anggota Pokdakan “Senyum Terpadu” di Kelurahan massal jarang sekali di ikuti dan juga dianggap tidak
Makroman, dianalisis dengan menggunakan efektif dan efisien dalam pelaksanaannya.
metode SPSS sehingga diperoleh data seperti pada Banyaknya peserta yang hadir dalam sebuah
Tabel 3 berikut. pelatihan atau penyuluhan akan membuat
konsentrasi individu terbagi sehingga materi yang
Tabel 3. Hubungan metode penyuluhan terhadap sikap disampaikan dalam penyuluhan tersebut tidak dapat
anggota Pokdakan “Senyum Terpadu” diserap secara maksimal. Sehingga semakin sering
metode penyuluhan secara massal dilaksanakan,
Metode Metode Metode Sikap maka hasil sikap yang dihasilkan akan semakin jauh
Kategori
perorangan kelompok massal anggota
dari penerimaan responden terhadap materi
Metode 1,000 0,475 0,043 0,746 **
perorangan penyuluhan yang dilaksanakan.
Metode kelompok 0,475 1,000 0,031 0,681 ** Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Metode massal 0,043 0,031 1,000 -0,046 hubungan antara metode penyuluhan terhadap
Sikap anggota 0,746** 0,681** -0,046 1,000 sikap anggota Pokdakan adalah sangat positif
Sumber: Data primer yang diolah (2017)
Keterangan: ** = menunjukkan korelasi nyata pada taraf 0,05 karena adanya hubungan yang erat antara tahapan
adopsi seseorang dengan usaha pendekatan yang
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa N dilakukan oleh seorang penyuluh kepada anggota
atau jumlah data penelitian adalah 15. Pokdakan Senyum Terpadu di Kelurahan
Sebagaimana dasar pengambilan keputusan, maka Makroman. Karena terdapat perbedaan kecepatan
dapat disimpulkan bahwa dari output di atas pada masing-masing anggota dalam mempelajari
diketahui Correlation Coefficient (koefisien korelasi) sesuatu. Beberapa anggota ada yang telah sampai
dari metode penyuluhan perorangan terhadap sikap pada tahap mencoba sehingga mereka ingin
anggota sebesar 0,746** pada taraf 0,05 yang mempraktikkan dan di lain pihak ada yang baru
artinya metode penyuluhan secara perorangan sampai pada tahap menyadari atau berniat. Dengan
memiliki hubungan yang erat atau signifikan demikian penggunaan kombinasi metode
terhadap sikap anggota. Nilai korelasi bersifat positif penyuluhan akan lebih efektif. Metode penyuluhan
atau searah dan kuat. Sama halnya pada metode yang sering di ikuti oleh anggota Pokdakan Senyum
penyuluhan secara kelompok terhadap sikap Terpadu adalah metode secara perorangan dan
anggota diketahui nilai korelasinya 0,681** pada secara kelompok sehingga menjadi salah satu
taraf 0,05. Nilai ini juga menandakan hubungan erat faktor tingginya hubungan metode penyuluhan
metode penyuluhan secara kelompok terhadap secara perorangan dan secara kelompok dengan
sikap anggota kelompok “Senyum Terpadu”. sikap anggota yang ditunjukkan. Sedangkan
Diperkuat dengan diketahui hasil interpolasi n= 15, metode penyuluhan secara massal jarang sekali di
rs tabel (5%) = 0,525. Kriteria tingkat hubungan ikuti serta efektivitas dan efisiensinya tidak
antar variable tidak pernah lebih dari 1, dengan memadai, sehingga menjadi faktor ketidakeratan
demikian kriteria penafsirannya adalah 0,60 sampai atau lemahnya hubungan antara metode
0,79 yang berarti korelasi tinggi. Dengan demikian, penyuluhan secara massal dengan sikap anggota
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga, apabila yang ditunjukkan.
metode penyuluhan secara perorangan dan metode
penyuluhan secara kelompok sering dilaksanakan 4. SIMPULAN DAN SARAN
dalam rutinitas penyuluhan maka akan
mempercepat perubahan sikap anggota kelompok Sikap yang ditunjukkan anggota terhadap
kearah yang positif dalam meningkatkan usaha pemanfaatan metode penyuluhan secara
budidaya perikanan, karena metode ini lebih perorangan, secara kelompok, dan secara massal
memperluwes ruang keaktifan setiap anggota adalah sangat positif dengan nilai rerata 80,4.

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


475
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah p-ISSN 2623-1611
Volume 4 Nomor 3 Halaman 471-476 April 2019 e-ISSN 2623-1980

Karena setiap penyuluhan dilaksanakan dengan Diharapkan kepada


tiga metode penyuluhan yang berbeda, sehingga 1) pemerintah supaya bisa membangun koordinasi
setiap responden dapat menunjukkan perubahan yang baik dengan penyuluh perikanan. Dalam
sikap dengan cepat dan tepat. pemberian bantuan kepada kelompok perikanan
Metode penyuluhan yang pernah diikuti diharapkan harus lebih tepat sasaran, agar
anggota kelompok “Senyum Terpadu” adalah bentuk bantuan tersebut dapat digunakan
perorangan secara tatap muka dan tidak langsung semaksimal mungkin,
(kontak personal), metode kelompok secara tatap 2) penyuluh kota Samarinda dapat
muka (anjangsana, demplot, dan diskusi) serta tidak mempertahankan kinerjanya yang sudah tinggi,
langsung (pemutaran film, slide, brosur/ media dan untuk administrasi lebih ditertibkan lagi,
cetak, dan lain-lain), dan metode massal secara 3) materi ini diberikan oleh penyuluh dalam usaha
tatap muka (seperti pelatihan umum yang budidaya ikan, sehingga pemnbudidaya lebih
dilaksanakan oleh dinas-dinas) dan secara tidak mandiri melakukan budidaya dan dapat
langsung (televisi dan radio). Metode yang paling menertibkan administrasi kelompok dengan baik.
disukai oleh anggota adalah penyuluhan secara
perorangan dan kelompok. 5. DAFTAR PUSTAKA
Metode penyuluhan perorangan dan metode
secara kelompok memiliki hubungan yang erat atau Azwar S. 2016. Sikap Manusia: Teori dan
signifikan terhadap sikap anggota. Metode secara Pengukurannya. Edisi 2 (Cetakan 21). Pustaka
perorangan dan secara kelompok sangat efektif dan Pelajar, Yogyakarta.
efisien dalam hal komunikasi dan pendekatan. Hasan M. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik
Kedua metode ini sering dilakukan dan disukai oleh Deskriptif). Bumi Aksara, Jakarta.
Middlebrook PN. 1974. Social Psychology and Modern
anggota. Sedangkan, metode penyuluhan secara
Life. Alfred A. Knopf, Inc., New York.
massal tidak memiliki hubungan yang erat atau Singarimbun, Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei.
signifikan terhadap sikap anggota, karena metode Pustaka LP3ES, Jakarta.
secara massal jarang sekali diikuti oleh anggota Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametrik untuk Penelitian.
serta efektivitas dan efisiensi pelaksanaan metode CV Alfabeta, Bandung.
penyuluhan secara massal tidak memadai,
sehingga anggota kurang menyukai metode ini.

-----

© Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat


476

You might also like