You are on page 1of 41

PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI (Rice Bran) DALAM

PAKAN TERHADAP PERFORMA DOMBA LOKAL (Ovis Aries)

SKRIPSI

ASEP SULAEMAN
A.1711249

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDABOGOR
2021
PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI (Rice Bran) DALAM
PAKAN TERHADAP PERFORMA DOMBA LOKAL (Ovis Aries)

ASEP SULAEMAN
A.1711249

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan
Pada Program Studi Peternakan

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDABOGOR
2021
ABSTRACT

Asep Sulaeman A.1711249. Effect of Adding Rice Bran (Rice Bran) in Feed Against
Local SheepFormers (Ovis aries). Dibimbing oleh Deden Sudrajat dan burhanuddin
Malik.
Utilization of rice bran in Indonesia until now is as animal feed. The purpose of this
study is to increase weight gain in sheep fed rice bran, utilization of agricultural waste
to improve sheep performance with the use of rice bran. The study used the Complete
Random Design method with 4 treatments and 4 repeats so that a total of 16 units of
observation units, each unit consisting of 1 tail. The treatment given is: R0 = Grass
odot 100% (control), R1 = Grass odot 90% + Rice bran 10%, R2 = Grass odot 85% +
Rice bran 15%, R3 = Grass odot 80% + Rice bran 20%. The observed outbreaks were
Ration Consumption (kg/tail/day), Weight Gain (kg/tail/day) and Ration Conversion
(kg/tail/day). The results of this study showed a markedly different result (P<0.05) on
ration consumption but showed no real effect of P>0.05 on weight gain and ration
conversion with the provision of rice bran as much as 20%. From the results of this
study it can be concluded that the effect of giving rice bran up to the level of 20% has
no effect on daily weight gain (UNH), ration conversion, but the provision without
rice bran to the performance of local rams can affect ration consumption.

Key words: Performance, Rice Bran, Local Sheep


ABSTRAK

Asep Sulaeman A.1711249. Pengaruh Penambahan Dedak Padi (Rice Bran) dalam
Pakan Terhadap Performa Domba Lokal (Ovis aries). Dibimbing oleh Deden
Sudrajat dan Burhanuddin Malik.
Pemanfaatan dedak padi di Indonesia sampai saat ini adalah sebagai pakan ternak.
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pertambahan berat badan pada domba
yang diberi pakan dedak padi, pemanfaatan limbah pertanian untuk meningkatkan
performa domba dengan penggunaan dedak padi. Penelitian menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga totalnya 16
unit satuan pengamatan, masing-masing unit terdiri atas 1 ekor. Perlakuan yang
diberikan yaitu: R0 = Rumput odot 100% (kontrol), R1 = Rumput odot 90% + Dedak
padi 10%, R2 = Rumput odot 85% + Dedak padi 15%, R3 = Rumput odot 80% +
Dedak padi 20%. Peubah yang diamati adalah Konsumsi Ransum (kg/ekor/hari),
Pertambahan Berat Badan (kg/ekor/minggu) dan Konversi Ransum (kg/ekor/hari).
Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap
konsumsi ransum namun menunjukan tidak berpengaruh nyata P>0.05 terhadap
pertambahan berat badan dan konversi ransum dengan pemberian dedak padi
sebanyak 20%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh
pemberian dedak padi sampai level 20% tidak berpengaruh terhadap pertambahan
berat badan harian (PBBH), konversi ransum, namun pemberian tanpa dedak padi
terhadap performa domba lokal jantan mampu mempengaruhi konsumsi ransum.
Kata Kunci : Performa, Dedak Padi, Domba Lokal
RINGKASAN

Asep Sulaeman A.1711249. Pengaruh Penambahan Dedak Padi (Rice Bran) dalam
Pakan Terhadap Performa Domba Lokal (Ovis aries). Dibimbing oleh Deden
Sudrajat dan Burhanuddin Malik.
Indonesia merupakan daerah tropis yang memiliki potensi untuk
pengembangan ternak domba. Usaha ternak domba di Indonesia memiliki prospek
yang baik, mengingat daging domba dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Populasi domba di daerah Jawa Barat sangat besar hingga mencapai 10.038.828 ekor
pada tanggal 16 maret 2018 (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat). Berdasarkan
data tersebut, Jawa Barat memberikan kontribusi terhadap populasi total di Indonesia
sebesar 65,57%. Artinya Jawa Barat menjadi provinsi yang vital untuk
pengembangan ternak domba.
Domba merupakan komoditas ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat
pedesaan di Indonesia. Domba lokal memiliki kemampuan adaptasi terhadap
lingkungan yang sangat baik pada daerah tropis dan dalam kondisi makanan yang
buruk (bamualim 2008). Kebutuhan pakan domba dapat dipenuhi dari hijauan segar
sebagai pakan utama dan konsentrat sebagai pakan penguat. Potensi penggunaan
dedak sebagai bahan baku pakan ternak di Indonesia amatlah besar, karena Indonesia
merupakan Negara Agraris.
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang jumlahnya sekitar
10% dari padi yang digiling. Dedak padi mempunyai kandungan energi dan protein
yang cukup baik. Produksi padi tahun 2015 adalah 75.397.841 ton, dimana 8 sampai
10 persen berupa dedak padi yaitu sekitar 6.031.827 sampai 7.539.784 ton.
Kandungan gizi dedak padi sangat bervariasi tergantung dari jenis padi (Pusat
penelitian dan Pengembangan Peternakan 2002). Sekam yang dihasilkan 18 sampai
20 persen, yaitu sebesar 13.571.611 sampai 15.079.568 ton (BPS, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dedak padi
dalam pakan terhadap performa domba lokal. Penelitian dilakukan pada bulan juli
2021 yang dilaksanakan di kandang PT. Bangun Karso Peternak Indonesia, Kampung
Babakan, Rt/Rw 01/07 Desa Palasari, Kecamatan Cijruk, Kabupaten Bogor. Bahan
yang digunakan penelitian ini adalah domba lokal yang berumur 1 tahun dengan
rataan bobot domba 13 kg yang bersasal dari kecamatan cijeruk kabupaten bogor
sebanyak 18 ekor berjenis kelamin jantan dan diberi perlakuan selama 28 hari. Bahan
pakan yang digunakan pada penelitian ini dengan pakan hijauan berupa rumput odot
dan pakan tambahan dedak padi. Alat yang digunakan adalah kandang individu
berjumlah 18 unit dengan ukuran panjang 95 cm, lebar 47 cm, tinggi 89 cm yang
terbuat dari kayu, kantong pelastik, timbangan digital, ember dan gentong.
Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan 4
perlakuan dan 4 ulangan sehingga totalnya 16 unit satuan pengamatan, masing-
masing unit terdiri atas 1 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu: R0 = Rumput odot
100% (kontrol), R1 = Rumput odot 90% + Dedak padi 10%, R2 = Rumput odot 85%
+ Dedak padi 15%, R3 = Rumput odot 80% + Dedak padi 20%.
Hasil analisis ragam dari penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda nyata
(P<0.05) terhadap konsumsi ransum. Dimana tanpa pemberian dedak padi (R0)
berbeda nyata dengan perlakuan R1, R2, dan R3. Namun R1, R2, dan R3 tidak
berbeda nyata dengan R0 (kontrol). Rataan tertinggi berada pada perlakuan R0
dengan rataan 434.2%, kemudian R1, R2, dan R3 dengan rataan 324.4%, 315.5% dan
313.3%. Hal ini diduga karna perbedaan imbangan hijauan dan dedak padi kering
menandakan bahwa pemberian dedak padi kering pada domba lokal mempunyai
palatabilitas, sehingga domba kurang menyukai dedak padi kering. Sebagai
pembanding penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian Soebarinoto et
al (1991) bependapat bahwa palatabilitas akan mempengaruhi sleksi dan konsumsi
pakan, dimana palatabilitas yang rendah akan menurunkan konsumsi pakan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian dedak
padi sampai level 20% tidak berpengaruh terhadap pertambahan berat badan harian
(PBBH), konversi ransum, namun pemberian tanpa dedak padi terhadap performa
domba lokal jantan mampu mempengaruhi konsumsi ransum.
Pengaruh Penambahan Dedak Padi (Rice Bran) dalam Pakan
Judul :
Terhadap Performa Domba Lokal (Ovis aries).
Nama : Asep Sulaeman

Nim : A.1711249

Program Studi : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Deden Sudrajat, M.Si Dr. Ir. Burhanuddin Malik. Sc

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir Deden Sudrajat, M.Si


NIP. 196509041992031002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN

Saya dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan
Dedak Padi (Rice Bran) dalam Pakan Terhadap Performa Domba Lokal (Ovis aries)
benar benar merupakan hasil karya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan
belum pernah di ajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi ataupun lembaga
manapun. Sumber referensi dari kutipan karya lain di lakukan dengan benar dan di
cantumkan dalam teks daftar pusaka.

Bogor , Oktober 2021

Asep Sulaeman
RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang dilahirkan dari
pasangan Bapak Suhada dan Ibu Ani Suryani di Pangandaran pada tanggal 19
Februari 1998. Penulis mempunyai satu saudara kandung yang terdiri dari satu
saudara laki-laki.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah, SD N 5 Selasari selama
enam tahun, SMP N Satu Atap 1 Parigi selama tiga tahun, dilanjutkan ke SMK
Peternakan Negeri Lembang selama tiga tahun dan sekarang sedang menjadi
mahasiswa peternakan Universitas Djuanda Bogor semester enam. Pada tahun 2017
penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Djuanda Bogor.

Bogor , Oktober 2021

Asep Sulaeman
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan laporan skripsi berjudul
Pengaruh Penambahan Dedak Padi (Rice Bran) dalam Pakan Terhadap Performa
Domba Lokal (Ovis aries). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan (S.Pt) pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Djuanda Bogor. Penulis skripsi ini bertujuan untuk menguji pengaruh
pemberian dedak padi dalam pakan terhadap performa domba local.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat do’a dan bantuan dari semua
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Deden Sudrajat, M.Si selaku pembimbing I
2. Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Malik. Sc
3. Kepada kedua orang tua tercinta bapak Suhada dan Ani Suryani juga atas do’a
serta motivasi dan dorongan nya baik moril maupum materil yang tak henti –
hentinya kepada penulis
4. Kepada keluarga besar PT. Bangun Karso Farm yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya penulis ucapkan terima kasih.
5. Kepada kawan kawan seperjuangan Program Studi Peternakan sore 2017 dan
teman teman atas dukungannya dan motivasinya selama menemuh di perguruan
tinggi Universitas Djuanda Bogor.
Akhir kata, semoga Allah Yang Maha Pengasih melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Penulis berharap laporan kuliah kerja lapangan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
UCAPAN TERIMA KASIH

Selamat penyelesaian laporan skripsi ini banyak pihak yang membantu baik
moral, material maupun do’a. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu. Penulis mengucapkan
terima kasih setinggi-tigginya kepada:
1. Rektor dan Wakil Rektor Universitas Djuanda.
2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian.
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Peternakan.
4. Para Dosen Program Studi Peternakan.
5. Kepala dan Staf Tata Usaha Fakultas Pertanian.
6. Kedua orang tua yang tercinta Bapak Suhada dan Ibu Ani Suryani juga atas Doa
serta motivasi dan dorongannya baik moril maupun materil yang tak henti
hentinya kepada penulis.
7. Pembimbing I Dr.Ir. Deden Sudrajat, M.Si, dan Pembimbing II Bapak Dr. Ir.
Burhanuddin Malik. Sc.
8. Teman - teman seperjuangan Program Studi Peternakan angkatan 2017 dan kawan
- kawan atas dukungannya dan motivasinya selama bersama-sama menempuh di
perguruan tinggi Universitas Djuanda Bogor.
9. Senior senior peternakan bang Rudi Igustan, yang sudah memberikan motifasi
serta menyemangati penulis
Semoga amal baik bapak dan ibu serta teman teman dapat berguna dan
mendapatan balasan dari Allah SWT. Amiin.
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...............................................................................................................13

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................14

I PENDAHULUAN............................................................................................................15
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................15
1.2 Tujuan Penelitian......................................................................................................16
1.3 Hipotesis....................................................................................................................16
1.4 Manfaat......................................................................................................................16

II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................17
2.1 Domba........................................................................................................................17
2.2 Kebutuhan Nutrisi Domba Lokal............................................................................17
2.3 Pakan..........................................................................................................................17
2.4 Rumput Odot (Pennisetumpurpureum cv. Mott)...................................................18
2.5 Dedak Padi.................................................................................................................20
2.6 Pertambahan Bobot Badan Harian Domba Lokal.................................................21
2.7 Konsumsi Ransum Domba Lokal...........................................................................21
2.8 Koversi Pakan Domba Lokal...................................................................................22

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN...................................................................23


3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................23
3.2 Bahan dan Alat..........................................................................................................23
3.2.1 Bahan...........................................................................................................23
3.2.2 Alat..............................................................................................................23
3.3 Metode Penelitian.....................................................................................................23
3.3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................23
3.4 Prosedur Penelitian...................................................................................................24
3.4.1 Persiapan Kandang......................................................................................24
3.4.2 Persiapan Domba.........................................................................................24
3.4.5 Waktu Pemberian Pakan.............................................................................24
3.4.6 Peubah yang diamati...................................................................................25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................26


4.1 Konsumsi Ransum...............................................................................................26
4.2 Pertambahan Berat Badan...................................................................................27
4.3 Konversi Ransum......................................................................................................29

KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................31


5.1 Kesimpulan................................................................................................................31
5.2 Saran...........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................32

Lampiran :............................................................................................................36
DAFTAR TABEL

Halaman Nomor

1 Jadwal Pemberian Pakan Perlakuan.................................................................26


2 Konsumsi Ransum............................................................................................27
3 Pertambahan Berat Badan................................................................................29
4 Konversi Ransum.............................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan daerah tropis yang memiliki potensi untuk pengembangan
ternak domba. Domba merupakan komoditas ternak yang banyak dipelihara oleh
masyarakat pedesaan di Indonesia. Usaha ternak domba di Indonesia memiliki
prospek yang baik, mengingat daging domba dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia. Populasi domba di daerah Jawa Barat sangat besar hingga mencapai
10.038.828 ekor pada tanggal 16 maret 2018 (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Barat). Berdasarkan data tersebut, Jawa Barat memberikan kontribusi terhadap
populasi total di Indonesia sebesar 65,57%. Artinya Jawa Barat menjadi provinsi
yang vital untuk pengembangan ternak domba. Hampir di setiap Negara terdapat
berbagai jenis domba, dan di Indonesia khususnya Jawa Barat terdapat Domba Lokal.
Keberadaan Domba Lokal ini tersebar luas di seluruh Jawa Barat dan memberikan
kontribusi terhadap jumlah populasi domba di Indonesia, khususnya jawa barat.
Domba Lokal adalah hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah
dikembangbiakan dan teradaptasi dengan lingkungan di Indonesia sehingga generasi
ke-5 atau lebih melalui manajemen pemeliharaan setempat (Heriyadi 2011). Domba
Lokal memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang sangat baik pada
daerah tropis dan dalam kondisi makanan yang buruk (bamualim 2008).
Pemanfaatan dedak padi di Indonesia sampai saat ini adalah sebagai pakan ternak.
Hal ini dikarenakan kandungan nutrient dalam dedak padi yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi seperti lipid, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan juga serat (zulle
2008). Potensi penggunaan dedak sebagai bahan baku di Indonesia amat besar, karena
Indonesia merupakan Negara agraris. Produksi padi tahun 2015 adalah 75.397.841
ton, dimana 8 sampai 10 persen berupa dedak padi yaitu sekitar 6.031.827 sampai
7.539.784 ton. Sekam yang dihasilkan 18 sampai 20 persen, yaitu sebesar 13.571.611
sampai 15.079.568 ton (BPS 2015). Kebutuhan pakan domba dapat dipenuhi dari
hijauan segar sebagai pakan utama dan konsentrat sebagai pakan penguat. Dedak padi
merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang jumlahnya sekitar 10% dari padi yang
digiling. Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan.
Dedak padi mempunyai kandungan energi dan protein yang cukup baik yaitu
Kandungan gizi dedak padi sangat bervariasi tergantung dari jenis padi (Pusat
penelitian dan Pengembangan Peternakan 2002). Secara umum pemberian makanan
penguat cukup 1% dari berat badan (Sugeng 2000). Nutrien yang terdapat di dedak
padi yang berkualitas baik antara lain komposisi kimia bededak padi cukup tinggi:
protein 11,3-14,4%, lemak 15,0- 19,7%, serat kasar 7,0-11,4%, karbohidrat 34,1-
52,3% dan abu 6,6-9,9% (Lubis et al., 2002).
1.2 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan dedak dalam
pakan terhadap pertumbuhan domba lokal.

1.3 Hipotesis
Penambahan dedak padi dalam pakan dengan menggunakan dosis yang tepat akan
berpengaruh meningkatkan performa domba lokal.

1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang performa
domba lokal yang diberi penambahan dedak padi dalam pakan serta menambah
informasi pada peternak.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Domba
Domba merupakan ruminansia kecil yang masih berkerabat dengan kambing,
sapi maupun kerbau yang dipelihara untuk diambil daging maupun bulu (Atmaja et al
2012) Domba lokal memiliki ciri-ciri yaitu ukuran tubuh kecil, warna bulu
bermacam-macam mulai dari putih, hitam, coklat dan dan perpaduan dari ketiga
warna tersebut. Domba jantan memiliki tanduk dan domba betina tidak bertanduk,
bobot badan domba jantan antara 30-50 kg domba betina 20-25 kg (Sudarmono et al
2011).

Klasifikasi ternak domba menurut ensminger (2002)

Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata (hewan bertulang belakang)
Kelas : Mamalia (hewan menyusui)
Ordo : Artiodactyla (hewan berkuku genap)
Famili : Bovidae (hewan memamah biak)
Genus : Ovis
Spesies : Ovis aries
2.2 Kebutuhan Nutrisi Domba Lokal
Kebutuhan nutrisi domba sebagai pedoman kasar bahwa kebutuhan kebutuhan
nutrisi domba dengan berat badan 25 kg dan pertambahan bobot badan sebesar 100
gram/hari membutuhkan pakan dengan kandungan PK sebesar 12,7%, TDN sebesar
60%, dan BK 5% dari bobot badan. Menurut Ranjhan dalam (Wulandari et all 2014)

2.3 Pakan
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, diberikan kepada hewan untuk keberlangsungan hidup,
berproduksi dan berkembang biak, ( Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan
Hewan RI No 18 2009). Pakan ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan
penguat (konsentrat). Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari
tanaman atau tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk batang, ranting
ranting dan bunga (Sugeng 1998). Kebutuhan ternak akan pakan hijauan adalah
mutlak, menurut Abdullah et al (2005), dalam system produksi ternak ruminansia
hijauan pakan ternak (HPT) sebagai bahan pakan sumber serat mutlak, diperlukan
sepanjang tahun. Pakan hiajauan yang diberikan pada ternak, dapat dalam dua macam
bentuk, yaitu hijauan segar dan hijauan kering. Namun ketersediaan pakan pakan
hijauan, utamanya hijauan segar terkadang menjadi kendala dalam pemeliharaan
ternak ruminansia. Ajayi et al (2005) menyatakan, bahwa ketersediaan pakan menjadi
kendala utama khusus di Negara berkembang karena suplai hijauan pakan ternak
(HPT) baik dari segi kualitas maupun kuantitas selalu mengalami kelangkaan dan
berfluktuasi sepanjang tahun.

2.4 Rumput Odot (Pennisetumpurpureum cv. Mott)


Hijauan pakan yang sangat potensial dan sering diberikan pada ternak
ruminansia adalah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Diantara sekian banyak
jenis Rumput Gajah yang ada di Indonesia yang belum banyak dikenal adalah
Rumput Odot (Pennisetumpurpureum cv. Mott). Rumput Odot merupakan salah satu
rumput unggul yang berasal dari Philipina dimana rumput ini mempunyai produksi
yang cukup tinggi. Selain itu menghasilkan banyak anakan, mempunyai akar kuat,
batang yang tidak keras dan mempunyai ruas-ruas daun yang banyak serta struktur
daun yang muda sehingga sangat disukai oleh ternak (Lasmadi, Malalantang,
Rustandi dan Anis 2013).

Rumput Odot merupakan tanaman yang tumbuh subur di Indonesia sebagai


pakan ternak karena jumlahnya yang banyak dan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia.
Menurut Rukmana (2005) Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poacea
Genus : Pennisetum
Spesies : Pennisetum purpureum cv. Mott

Peningkatan produksi ternak ruminansia harus ditunjang dengan tersedianya


hijauan yang cukup dan berkualitas sebagai makanan pokok. Rumput Pennisetum
purpureum cv. Mott merupakan rumput tropis yang tumbuh dengan baik diareal
pertanaman kelapa (Whiteman 2001). Flores, et al (2005) melaporkan bahwa respon
ternak ruminansia terhadap Pennisetum purpureum cv. Mott cukup tinggi, baik
konsumsi bahan kering maupun daya cerna bahan organik maupun serat kasar.
Rumput ini terdapat struktur serat yang kurang kuat pada dinding sel sehingga banyak
terdapat karbohidrat mudah tercerna. Dilaporkan juga bahwa pada musim kemarau
maupun hujan tidak terjadi perubahan fisik pada daunnya. Kozloski et al (2006)
melaporkan bahwa hasil pengujian Pennisetum purpureum cv. Mott pada ternak
domba menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering tidak dipengaruhi umur panen
tetapi nilai nutrisi mulai menurun pada umur regrowth yang semakin panjang
terutama pada interval panen 70 hari. Kandungan rumput Odot menurut (Hasil
analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya 2016). BK 9,74%, Abu 18,88%, PK 11,5%, SK 28,56%. Menutut Yasin
(2012). Bahwa kandungan protein kasar rumput odot sebesar 14,35%. Menurut
(BPTL Balitnak 2021) Rumput odot mempunyai kandungan nutrisi Protein 15,44%,
BK 7,43% Lemak 2,25%, Serat 32,79, Abu 13,15%.
2.5 Dedak Padi
Hasil ikutan yang terbesar dari proses penggilingan padi adalah dedak padi.
Dedak padi merupakan salah satu bahan penyusun pakan ternak yang sangat popular,
selain ketersediaannya melimpah, juga penggunaannya sampai saat ini belum
bersaing dengan kebutuhan pangan dengan harga yang relatif murah dibandingkan
dengan bahan pakan ternak yang lain seperti bungkil sawit maupun tepung tulang
(Wahyuni 2011). Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal
dari lapisan luar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras. Proses pengolahan
gabah menjadi beras akan menghasilkan dedak padi kira-kira 10% pecahan-pecahan
beras atau menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20% dan berasnya 50%.
Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada varietas dan umur padi, derajat
penggilingan serta penyosohannya (wibowo 2010).
Dedak padi merupakan bahan pakan yang banyak digunakan dalam ransum
ternak karena harganya relative murah, mudah diperoleh, tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia dan ketersediaannya cukup banyak di Indonesia. Menurut saputra
(2015). Produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi pertahun dapat mencapai 4
juta ton dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20 kg dedak, proses
penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil
gilingan 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%.
Menurut Utami (2011), dedak padi mengandung nutrisi bahan kering 88,93%, protein
kasar 12,39%, serat kasar 12,59%, kalsium 0,09% dan posfor 1,07%. Menurut (BPTL
Balitnak 2021) Dedak padi mengandung nutrisi BK 10,61%, Protein 12,60%, Lemak
11,06%, Serat 18,04%, Abu 11,16%.
Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh
sebagian peternak di Indonesia sebagai bahan pakan yang berasal dari limbah
agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber
energi bagi ternak. Kandungan lemak yang tinggi yaitu 6-10% menyebabkan dedak
padi mudah mengalami ketengikan oksidatif. Dedak padi mentah yang dibiarkan pada
suhu kamar selama 10-12 minggu dapat dipastikan 75-80% lemaknya berupa asam
lemak bebas, yang sangat mudah tengik (Rasyaf 2004). Dedak padi yang berkualitas
baik mempunyai ciri fisik seperti baunya khas, tidak tengik, teksturnya halus, lebih
padat dan mudah digenggam karena mengandung kadar sekam yang rendah, dedak
yang seperti ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Dedak padi yang berkualitas
tinggi mempunyai kandungan sekam lebih rendah (Rasyaf 2002).

2.6 Pertambahan Bobot Badan Harian Domba Lokal


Penggunaan pakan tambahan pada umumnya menghasilkan pertambahan
bobot badan harian (PBBH) domba yang optimal, jika dibandingkan dengan
penggunaan hijauan saja. Namun, pakan tambahan memiliki kelemahan yaitu harga
yang relatif mahal. Oleh karna itu, perlu adanya imbangan pakan tambahan yang
sesuai untuk memberikan pertambahan bobot badan domba yang optimal (Thalib et
al 2001). Domba lokal yang dipelihara di peternakan rakyat berkisar 30
gram/ekor/hari, namun melalui perbaikan teknologi pakan, PBBH domba lokal
mampu mencapai 57 – 132 gram/ekor/hari (Prawoto et al 2001).

2.7 Konsumsi Ransum Domba Lokal


Jumlah konsumsi ransum merupakan faktor penentu yang paling penting yang
menentukan jumlah nutrien yang didapat oleh ternak dan selanjtnya mempengaruhi
tingkat produksi. Pengatur konsumsi ransum pada ternak ruminansia sangat kompleks
dan banyak faktor yang terlibat serta biasanya digolongkan ke dalam bidang seperti :
sifat-sifat pakan, faktor ternak dan faktor lingkungan (Wodzicka et al 1993).
Keragaman konsumsi ransum disebabkan oleh aspek individu, apesies dan bangsa
ternak, status fisiologi, kebutuhan energi, kualitas pakan dan kondisi lingkungan.
Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energy ransum berada diatas
kebutuhan hidup pokok (Soebarinoto 1991).

Konsumsi ransum berdasar bahan kering oleh ternak domba antara 0,93 kg
sampai 1,27 kg tiap 10kg berat badan (Siregar 1994), kebutuhan nutrisi domba
dengan berat badan 15kg adalah 0,9kg dalam bahan kering Kandungan protein kasar
ransum untuk domba berkisar 9 sampai dengan 12% dan kandungan TDN berkisar
antara 75 sampai dengan 80% (NRC 1995 cit Wiranto 2006). Pemberian hijauan yang
sekaligus dalam jumlah banyak akan merangsang domba untuk makan dalam jumlah
yang banyak. Konsumsi hijauan akan meningkatkan dua kali lipat lebih baik, jika
hijauan itu diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit (Sugeng 2000).

2.8 Koversi Pakan Domba Lokal


Faktor yang mempengaruhi konversi pakan antara lain: daya cerna, jenis
kelamin, bangsa, kondisi ternak, penyakit, kuantitas dan kualitas pakan serta keadaan
lingkungan sekitar (Rosida 2006).

Rumus formulasi pakan :

Purbowati et al (2009) Bahwa konversi pakan domba di daerah tropis berkisar


antara 7 sampai 15, artinya untuk menghasilkan 1 kg PBB dibutuhkan BK pakan
sebanyak 7 sampai 15 kg. Data tersebut menunjukan bahwa domba local dapat
memanfaatkan dedak baik tanpa fermentasi sebagai bahan pakan dalam ransumnya,
dengan tetap memperhitungkan kandungan nutrisi ransum sesuai kebutuhannya.
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2021 yang dilaksanakan di kandang PT.
Bangun Karso Peternak Indonesia, Kampung Babakan, Rt/Rw 01/07 Desa Palasari,
Kecamatan Cijruk, Kabupaten Bogor.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba lokal yang berumur
1 tahun dengan rataan bobot domba 2.53±0.89 kg yang bersasal dari kecamatan
cijeruk kabupaten bogor sebanyak 18 ekor berjenis kelamin jantan dan diberi
perlakuan selama 28 hari. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini dengan
pakan hijauan berupa rumput odot dan pakan tambahan dedak padi

3.2.2 Alat
Kandang yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang individu
berjumlah 18 unit dengan ukuran panjang 95 cm, lebar 47 cm, tinggi 89 cm yang
terbuat dari kayu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantong pelastik,
timbangan digital, ember, gentong.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan 4
perlakuan dan 4 ulangan sehingga totalnya 16 unit satuan pengamatan, masing-
masing unit terdiri atas 1 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu:

R0 = Rumput odot 100% (kontrol)

R1 = Rumput odot 90% + Dedak padi 10%

R2 = Rumput odot 85% + Dedak padi 15%


R3 = Rumput odot 80% + Dedak padi 20%

Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan percobaan yang


paling sederhana. Pada umumnya, rancangan ini bisa digunakan untuk percobaan
yang memiliki media atau lingkungan percobaan yang seragam atau homogen
(Mattjik, Sumertajaya 2000: 53)

Dari hasil uji fisik dianalisis dengan menggunakan Anova. Analisis


selanjutnya digunakan uji Duncan apabila hasil perhitungan yang didapat berbeda
nyata. Model matematika penelitian menurut Sastrosipadi (2000) sebagai berikut:
Yij= µ + Ti+ £ij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j (1,2,3,4).
µ = Nilai tengah umum.
Ti = Pengaruh frekuensi pemberian ransum dedak padi
£ij = Galat pada perlakuan ke-I dan ulangan ke j
Data dianalisis dengan Analisis of variance (ANOVA) dan apabila berbeda
nyata akan diuji lanjut menggunakan uji lanjut duncan.

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Persiapan Kandang
Persiapan kandang penelitian dimulai dengan membersihkan kandang.
Menyiapkan peralatan untuk penelitian seperti timbangan digital, ember, gentong, dll.

3.4.2 Persiapan Domba


Domba yang digunakan dalam penelitian adalah domba jantan sebanyak 18
ekor dengan umur 1 tahun dan keadaan sehat. Pertama bobot badan awal domba
ditimbang dan dicatat serta diberikan kode identitas perlakuan pada setiap kandang,
penempatan kandang dan perlakuan dilakukan secara acak.

3.4.5 Jumlah dan Waktu Pemberian Pakan


Domba diberi pakan sebanyak 5% dari bobot badan dengan BK pakan 650g.
Pemberian pakan yang dilakukan yaitu sebanyak 4 kali dengan waktu pemberian jam
07:00, jam 10:00, jam 13:00 dan jam 16:00. Selama penelitian berlangsung setiap
domba diberi perlakuan berbeda yang diberikan pakan berupa rumput odot dan
dedak.

Tabel 1 Jadwal Pemberian Pakan Perlakuan


Pemberian Hijauan Pemberian Dedak
Perlakuan Waktu Waktu
Jam 07 Jam 10 Jam 13 Jam 16 Jam 07 Jam 10 Jam 13 Jam 16
R1 1,032 kg 1,032 kg 1,032 kg 1,032kg        
R2 1,858 kg   1,858 kg     306g   306g
R3 1,755 kg   1,755 kg     459,2g   459,2g
R4 1,652 kg   1,652 kg     612,5g   612,5g
Total 14,658 kg X 16 ekor. 234,528 kg 2,756 kg X 12 ekor. 33,072kg
3.4.6 Peubah yang diamati
Konsumsi ransum (kg/ekor/hari)

Konsumsi ransum diperoleh dari jumlah ransum yang diberikan hari dikurangi
dengan jumlah ransum sisa di sore hari. Penimbangan sisa ransum dilakukan setiap
hari.

Pertambahan berat badan (kg/ekor/minggu)


Dihitung berdasarkan selisih berat badan akhir dengan berat badan awal
penelitian. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu.

Konversi ransum (kg/ekor/hari)

Dihitung berdasarkan perbandingan antara konsumsi ransum dan pertambahan


berat badan selama penelitian.

konsumsi (kg per ekor per hari)


Konversi ransum ¿ Pertambahan BB (kg per ekor per hari)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konsumsi Ransum


Konsumsi ransum pada ternak ruminansia sangat kompleks dan banyak faktor
yang terlibat serta biasanya digolongkan ke dalam bidang seperti : sifat-sifat pakan,
faktor ternak dan faktor lingkungan (Wodzicka et al. 1993). Konsumsi ransum domba
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2Konsumsi Ransum


Perlakuan Konsumsi ransum (gram/ekor/hari)
R1 292.5±38.82
R2 842.2±29.35
R3 804.2±46.55
R4 822.7±78.04
Rata-rata 690.43±242.11
Ket: R1=0% dedak, R2=10% dedak, R3=15% dedak, R4=20% dedak.

Hasil analisis ragam dari penelitian ini menunjukan hasil yang tidak berbeda
nyata (P>0.05) terhadap konsumsi ransum. Hal ini diduga karna perbedaan imbangan
hijauan dan dedak padi kering menandakan bahwa pemberian dedak padi pada domba
lokal mempunyai palatabilitas, sehingga domba kurang menyukai dedak padi kering.
Pernyataan ini didukung menurut Gailean dan Rivera (2003) menyatakan penggunaan
bahan kering dapat dilakuakan untuk meningkatkan performa domba lokal tetapi
penggunaan yang terlalu banyak dan tidak konstan karna beresiko domba terkena
acidosis. Penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian Soebarinoto et al.
(1991) bependapat bahwa palatabilitas akan mempengaruhi sleksi dan konsumsi
pakan, dimana palatabilitas yang rendah akan menurunkan konsumsi pakan.
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari
keadaan visis dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan pakan, yang dicerminkan oleh
organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa, dan teksturnya (Karta disasra 1997).
Rata-rata konsumsi bahan kering (KBK) yang mendapat ransum perlakuan.
4.2 Pertambahan Berat Badan
Domba lokal yang dipelihara di peternakan rakyat berkisar 30 gram/ekor/hari,
namun melalui perbaikan teknologi pakan, PBBH domba lokal mampu mencapai 57
– 132 gram/ekor/hari (Prawoto et al. 2001). Pertambahan berat badan domba pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3 Pertambahan Berat Badan
Perlakuan Rataan PBBH (Kg/ekor/hari)

R1 0.14±0.05
R2 0.15±0.00
R3 0.16±0.03
R4 0.14±0.03
Rata-rata 0.15±0.03
Ket: R1=0% dedak, R2=10% dedak, R3=15% dedak, R4=20% dedak.

Hasil analisis ragam penelitian dengan pemberian dedak padi sebanyak 20%
menunjukan tidak berpengaruh nyata P>0.05. hal ini diduga karena dedak padi
memiliki serat kasar yang cukup tinggi. Pernyataan ini didukung menurut Tricahyani
at al. (2017) Kecepatan pertumbuhan selalu berbeda yang dipengaruhi oleh bangsa
domba umur, jenis kelamin, genetik dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Parakasi (1997) bahwa pertambahan berat badan dipengaruhi oleh konsumsi nutrient
pakan, dan dinyatakan pula oleh Handayanta (2004) bahwa konsumsi protein dan
energi merupakan faktor yang menentukan pertambahan berat badan

Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/Minggu)


Perlakuan
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4

R1 17.45±1.81 17.20±2.40 18.92±3.68 19.37±2.38


R2 19.50±1.70 19.70±1.86 20.75±2.09 20.82±2.43
R3 16.32±0.85 16.55±1.34 18.42±1.64 18.65±1.99
R4 17.07±3.20 17.30±3.05 18.55±2.91 18.50±2.69

Rata-Rata 17.58±2.21 17.68±2.36 19.16±2.59 19.33±2.33


Ket: R1=0% dedak, R2=10% dedak, R3=15% dedak, R4=20% dedak.
Hasil analisis ragam penelitian dengan pemberian dedak padi sebanyak 20%
PBB mingguan tidak menunjukan berpengaruh nyata P>0.05. Penelitian ini
mendapatkan hasil rataan dari setiap minggunya terdapat kenaikan yaitu minggu ke 1
17.58±2.21, rataan minggu ke 2 17.68±2.36, rataan minggu ke 3 19.16±2.59 dan
rataan minggu ke 4 19.33±2.33. Hal ini di duga karena dipengaruhi oleh konsumsi
ransum dan jumlah nutrien terutama energi dan protein yang dikonsumsi domba,
meskipun ada kecenderungan peningkatan PBB. Menurut (Munir dan Kardiyanto
2015) menyatakan hasil penelitiannya dengan penambahan dedak dan rumput pada
domba lokal menunjukkan hasil yang berbeda nyata signifikan yaitu dengan rata rata
PBB mingguan didapatkan pada setiap perlakuan berturut-turut yaitu 56,53; 99,29;
83,57; dan 86,53 g/ekor/hari. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Kartadisastra (1997)
bahwa berat badan ternak senantiasa berbanding lurus dengan tingkat konsumsi
pakannya. Menurut Parakkasi (1987) bahwa pertambahan berat badan dipengaruhi
oleh konsumsi nutrien pakan dan dinyatakan pula oleh Handayanta (2004) bahwa
konsumsi protein dan energi merupakan faktor yang menentukan pertambahan berat
badan. Hal ini selaras dengan pendapat Suparno (1992) bahwa konsumsi bahan
kering dan kandungan nutrien mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pertambahan bobot ternak, sehingga apabila konsumsi bahan kering tidak
menunjukan perbedaan yang nyata, maka dimungkinkan pertambahan bobot badan
tidak menunjukan perbedaan yang nyata pula. Pertumbuhan secara umum diketahui
dengan pengukuran kenaikan bobot tubuh, yang dengan mudah dapat dilakukan lewat
penimbangan berulang-ulang, serta dicatat pertumbuhan bobot tubuh tiap hari,
minggu, atau bulan Karjito et al. (2010).
Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/minggu)
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
R1 R2 R3 R4 Rata-Rata

Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/Minggu) Minggu ke 1


Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/Minggu) Minggu ke 2
Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/Minggu) Minggu ke 3
Pertambahan Bobot Badan (Kg/Ekor/Minggu) Minggu ke 4

Grafik di atas membuktikan bahwa Pertambahan Bobot Badan mingguan pada


R1, R2, R4 tidak menunjukkan kenaikan PBB dari minggu pertama, namun terlihat
pada kurva berwarna biru pada R3 minggu ke 1 menunjukkan kenaikan PBB dengan
pemberian dedak padi sebanyak 15%. Pada titik kurva R1 dan R2 menunjukan
kenaikan di minggu ke 2, akan tetapi tidak adanya kenaikan PBB pada R4 namun
perlakuan R3 menunjukan kenaikan PBB pada minggu ke 2. Minggu ke 3 terdapat
kenaikan yang konstan secara signifikan pada R4 dengan pemberian dedak padi
sebanyak 20%, akan tetapi tidak menunjukan adanya pengaruh dari pemberian dedak
padi terhadap PBB mingguan. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayanta (2004)
bahwa konsumsi protein dan energi merupakan faktor yang menentukan pertambahan
berat badan.

4.3 Konversi Ransum


Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah konsumsi ransum
dengan pertambahan bobot badan dalam satuan waktu tertentu Anggorodi (1985).
Konversi ransum domba pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Konversi Ransum
Perlakuan Konversi ransum (kg/ekor/hari)
R1 2.57±1.83
R2 5.51±0.51
R3 4.97±1.10
R4 5.90±1.46
Rataan 4.74±1.78
Ket: R1=0% dedak, R2=10% dedak, R3=15% dedak, R4=20% dedak.

Hasil analisis stastistik dengan pemberian dedak padi sebanyak 20% tidak
berpengaruh nyata P>0.05 terhadap konversi ransum domba lokal. Data konversi
ransum pada tabel diatas, pemberian dedak padi diperoleh rataan 4.74±1.78
kg/ekor/hari. Hal ini diduga bahwa domba lokal dapat memanfaatkan dedak padi
kering (non fermentasi), semakin rendah konversi ransum maka semakin baik
kenaikan bobot badan yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbowati at
al. (2009) bahwa konversi ransum domba lokal berkisar antara 7-15, artinya untuk
menghasilkan 1kg PBB dibutuhkan BK pakan sebanyak 7-15kg. Konversi ransum
tersebut menunjukan bahwa domba lokal dapat memanfaatkan dedak padi, dengan
tetap memperhitungkan kandungan nutrisi ransum sesuai kebutuhan Tricahyani at al
(2017).
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian dedak
padi sampai level 20% tidak berpengaruh terhadap pertambahan berat badan harian
(PBB), konversi ransum, namun pemberian tanpa dedak padi terhadap performa
domba lokal jantan mampu menurunkan konsumsi ransum.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakuakan direkomendasikan untuk
pemberian dedak padi pada komoditi ternak domba jantan berbeda usia diperlukan
adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui performa pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L. Karti P.D.M.H. Hardjosoewignyo, s. 2005. Reposisi Tanaman Pakan


dalam Kurikulum Fakultas Peternakan. Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman
Pakan Ternak. Bogor (ID). 6 September 2005 : 11-17
Ajayi, D.A., Adeneye, J.A. Ajayi, F.T. 2005 Intake and Nutrien Utilization of West
African Dwarf Goat Fed Mango (Mangifera Indica), Ficus (Ficus thionningii),
Gliricidia (Gliricidia sepium) Folianges and Concentrates as Supplement to
basal Diet of Guinea Gras (Pannicum maximum). World Journal of Agricultural
Sciences. 1(2): 184-189.
Anggorodi R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Penerbit Universitas Indonesia.
Atmaja, D.S., E. Kurnianto dan B. Sutiyono. 2012. Ukuran-ukran tubuh domba betina
beranak tunggal dan kembar di Kecamatan Bawen dan Jambu Kabupaten
Semarang. Animal Agric J 1(1): 123-133.
Arora S. P. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminan. Gajah Mada University Prees
Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Ternak di Provinsi Jawa
Barat.https://jabar.bps.go.id./statictable/2018/03/16/383/populasi-ternak-menurut-
kabupaten-kota-dan-jenis-ternak-di-provinsi-jawa-barat-ekor-2016.html. Diakses
tanggal 16 maret 2018.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Padi Menurut Provinsi 2015.
http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/865. Diakses tanggal 15
September 2017.
Bamualim. 2008. Domba Ekor Tipis Indonesia. FAO Indonesia. Bestari, H., I.
Subagiyo dan A. Irsyammawati. 2016. Pengaruh Umur Pemotongan dan Periode
Panen Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) Terhadap Produksi
Berat Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya. Malang
Ensminger, M. E. 2002. Sheep and Goat Science. Interstate Publishers, Inc. Illinois.
Flores. J. A., J.E. Moore and L.E. Sollesberg. 2005. Determinants Of Forage Quality
In Pensacola Bahiagrass And Mott Elephant Grass. Journal of Animal Science,
Dep Of Animal Science, Univ Of Florida, Vo. 71. 1606-1614.
Gailean, M. L. dan Driver, J. D. 2003 Nutritionally related disorders affecting feedlot
catle, Canadian journal of animal science. 83: 13-20.
Hadayanta E. 2004. Pengaruh Sibtutitusi Rumput Raja Dengan Pucuk Tebu Dalam
Ransum Terhadap Performa Sapi Jantan Fresian Holstein. Sains Peternakan
Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 1(2) : 49-59.
Heriyadi. D. 2011. Pernak-pernikdan Senarai Domba Garut. Unpad Press. Bandung.
33-68
Kamal M. 1994. Nutrisi Ternak I. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia.
Kanisius. Yogyakarta.
Kozloski, G. V., Perotion and Sanchez. 2006. Influence Of Regrowth Age On
Nutritive Value Of Dwarf Elephant Grass (Pennisetum purpureum Cv. Mott)
Consumed by Lamp. Journal of Animal Feed Science. 119 : 1-11
Karjito. A. P, Widyawati. S. D, dan Riyanto. J, PENGARUH PENGUKUSAN
DEDAK PADI DAN SUPLEMENTASI METHIONIN HIDROXY ANALOG
(MHA) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN DOMBA LOKAL
JANTAN [SKRIPSI]. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Lasmadi, R. D., S. S. Malalantang dan Rustandi, S. D. Anis. 2013. Pertumbuhan dan
Perkembangan Rumput Gajah Drawft (Pennisetum purpureum cv Mott) yang
Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4. Jurnal Zootek: Vol. 32, No. 5 :
158-171.
Nurjanah S. Ayuningsih B. Hernaman I. Susilawati I. 2019. Pengaruh Kaliandra
(caliandra calothyrsus), Indigofera SP. Dan Campurannya Dalam Ransum
Sebagai Pengganti Konsentrat Terhadap Produktivitas Domba Garut Jantan.
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol. 7 (3) :293-298.
Marhaeniyanto E. dan Susanti S. 2011. Strategi Suplementasi Leguminosa Untuk
Meningkatkan Penampilan Domba. Fakultas Pertanian PS Produksi Ternak
Universitas Tribuhuwana Tunggadewi. Buana Sains Vol 1: 7-16, 2011.
Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta
Prakasi A. 1997. Cara Pemelihara Domba dan Kambing Organik. PT. Indeks.
Jakarta
Prawoto, J.A., C.M.S. Lestari, dan E. Purbowati, 2001. Keragaan dan Kinerja
Produksi Domba Lokal yang Dipelihara secara Intensif dengan Memanfaatkan
Ampas tahu sebagai Bahan Pakan Campuran. Jurnal Pengembangan Peternakan
Tropis, Special Edition: 277-285 (April 2001).
Purbowati, E. 2009. Karakteristik fisik otot longissimus dorsi dan biceps femoris
domba local jantan yang dipelihara di pedesaaan pada bobot potong yang
berbeda. Jurnal Protein (13)2:147-153.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 2002. Pemanfaatan Pakan
Inkonvensional Untuk Ternak. Litbang Jakarta.
Rasyaf, M. 2002. Manajemen Peternak Ayam Broiler, PT. Penebar Swadaya.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. H. 2005. Seri Budi Daya ; Budi Daya Rumput Unggul ; Hijauan Pakan
Ternak. Penerbit Kasisius Anggota IKAPI. Yogyakarta.
Rosida, I. 2006. Analisis Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten Tasikmalaya
Sebagai Wilayah Pengembangan Sapi Potong. Fakultas Peternakan Insitut
Pertanian Bogor.
Saputra. 2015. Pemanfaatan Dedak Padi Sebagai Pakan Ternak. Diakses pada
tanggal 02 Oktober 2016.

Sastrosipadi, Adji. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.


Yogyakarta. Kanisius.

Siregar, S. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.


Soebarinoto, Siti Chuzaemi dan Mashudi, 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan
Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.
Malang.
Sudarmono, A. S., dan Sugeng, Y. B. 2011. Beternak Domba. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Sugeng Y.B. 2000. Beternak Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y.B. 1998. Sapi Potong. PenebarSwadaya, Jakarta.
Yasin, S. 2012. Produksi Ternak Ruminansia (Kerbau dan Sapi). Pustaka Reka Cipta.
Mataram
Thalib A, Haryanto B, Hanid H, Suherman D, mulyani. 2001. Pengaruh kombinasi
defounator dan probiotik terhadap ekosistem rumen dan performa ternak domba.
JITV. 6:83-88.
Tricahyani N. D, Wulandari S, Nusantoro S. 2017. Pengaruh Pemberian Dedak kasar
Fermentasi Pada Domba Ekor Tipis Sebagai Bahan Baku Konsentrat. Jurnal
Ilmu Peternakan Terapan. 1(1):17-24
Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan RI. No 18, 2019. Dihimpun oleh
Tunggal ,.H.D.Havarindo,Jakarta.
Utami, Y. 2011. Pengaruh imbangan feed suplemen terhadap kandungan protein
kasar, kalsium dan posfor dedak padi yang difermentasi dengan Bacillus
amyloliquefaciens. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Hal :32.
Padang.
Wahyuni, Siti.HS, Dwi Cipto Budinuryanto, Herry Supratman, Suliantari. 2011.
Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum Mengandung Dedak Padi
Fermentasi oleh Kapang Aspergillus ficuum. J. Ilmu Ternak, Juni 2011, No.10
Vol. 1. Bandung. 26-31.
Whiteman, P. C. 2001. Tropical Pasture Science Published in the United States by
Oxford University Press Newyork.
Wibowo, AH. 2010. Pendugaan Kandungan Nutrient Dedak Padi Berdasarkan
Karakterisktik Sidat Fisik. Tesis. Insitut Pertanian Bogor. Bogor
Wiranto. 2006. Pengaruh Subtitusi Konsentrat dengan Ampas Tahu Terhadap
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik pada Domba Lokal Jantan.
Skripsi S1 Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta.
Wodzicka-Tomaszewska, I. M Mashka, A. Djajanegara, S. Gardiner dan T. P.
Wiradaya, 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.
Wulandari, S., A. Agus, M. Soejono, M. N. Cahyanto, dan R. Utomo. 2014. Performa
Produksi Domba yang Diberi Complete Feed Fermentasi Berbasis Pod Kakao
serta Nilai Nutrien Tercernanya secara In Vivo. Buletin Peternakan. Vol. 38(1).
Hlm. 43-50.
Zulle. 2008. Pemanfaatan Dedak Padi. Artikel. www.Mulitplay.com Diakses tanggal
7 mei 2009.
LAMPIRAN
1. Perhitungan Pemberian Pakan Hijauan Odot dan Dedak Padi

R1 : 100% Rumput Odot


R2 : 90% Rumput Odot + 10% DP
R3 : 85% Rumput Odot + 15% DP
R4 : 80% Rumput Odot + 20% DP

BB Domba : 13 kg
Kebutuhan BK : 5% x 15kg = 750g
BK Odot : 15,74%
BK Dedak : 89,39%

You might also like