Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak (Ptb)
Kecamatan Turikale Kabupaten Maros
ABSTRACT
This study aims to: (1) To identify and analyze the characteristics of street traders in Culinary Region
Pantai Tak Berombak (PTB) Turikale District of Maros Regency. (2) To identify and analyze the
factors that influence the development of enterprises in the Culinary Region Pantai Tak Berombak
(PTB) Turikale District of Maros Regency. (3) To know and analyze the business development
strategy carried out in order to develop optimally. Results showed (1) Characteristics of Street
Vendors by age in Culinary Region Pantai Tak Berombak (PTB) Turikale District of Maros Regency
dominated by the age group between 31-45 years. According to the education level is dominated by
street vendors who had high school education. While the characteristics of street vendors by sex that
most street vendors male. (2) Internal factors (knowledge and services) as well as external factors
(location and personality) are factors that influence the development of enterprises Street Vendors
Culinary Region Pantai Tak Berombak (PTB) Turikale District of Maros Regency. (3) Business
development strategies that do street vendors can develop optimally, due to social capital, social
networks and management.
Keywords: Street Vendors.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik pedagang kaki lima di
Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak (PTB) Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. (2) Untuk
mengetahui dan menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha di Kawasan
Kuliner Pantai Tak Berombak (PTB) Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. (3) Untuk mengetahui
dan menganalisis strategi pengembangan usaha yang dilakukan agar dapat berkembang secara
maksimal. Hasil penelitian diperoleh (1) Karakteristik Pedagang Kaki Lima menurut umur di
Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak (PTB) Kecamatan Turikale Kabupaten Maros didominasi
oleh kelompok umur antara 31-45 tahun. Menurut jenjang pendidikannya didominasi oleh Pedagang
Kaki Lima yang berpendidikan SLTA. Sedangkan karekteristik Pedagang Kaki Lima menurut jenis
kelamin yang terbanyak Pedagang Kaki Lima laki-laki. (2) Faktor internal (pengetahuan dan
pelayanan) serta faktor eksternal (lokasi dan kepribadian) merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap pengembangan usaha Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak (PTB)
33 B. Joyful N : Strategi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Kuliner
Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. (3) Strategi pengembangan usaha yang dilakukan Pedagang
Kaki Lima dapat berkembang secara maksimal, karena memiliki modal sosial, jaringan sosial dan
manajemen.
membeli makanan, minuman sekaligus yang merupakan alih profesi akibat PHK
beristirahat. Berawal dari situ maka dan lain sebagainya.
Pemerintah Kolinial Belanda menyebut Setelah puluhan tahun berlalu, saat
mereka sebagai Pedagang Kaki Lima Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk
buah pikiran dari pedagang yang berjualan pedagang kaki itu justru dipakai pedagang
di area pinggir perlintasan para pejalan untuk berjualan. Kalau dulu namanya
kaki atau trotoar yang mempunyai lebar pedagang emperan, sekarang disebut
lima kaki. pedagang kaki lima. Pada hal jika menurut
Seiring perjalanan waktu para sejarahnya, mereka seharusnya disebut
pedagang kaki lima ini tetap ada hingga pedagang kaki lima.
sekarang, namun ironisnya para pedagang Berdasarkan hasil penelitian yang
ini telah dianggap mengganggu para dilakukan terhadap 96 Pedagang Kaki
pengguna jalan karena para pedagang telah Lima di Kabupaten Maros, ditemukan
memakai ruas jalan dalam menggelar kelompok umur pedagang kaki lima antara
dagangannya. Namun bila menengok 31 - 45 tahun ternyata lebih banyak
kembali pada masa penjajahan Belanda jumlahnya dari pada kelompok umur
dahulu, antara ruas jalan raya, trotoar lainnya.
dengan jarak dari pemukiman selalu Jenjang pendidikan Pedagang Kaki Lima
memberikan ruang yang agak lebar didominasi oleh Pedagang Kaki Lima yang
sebagai taman maupun untuk resapan air. berpendidikan SLTA, yakni sebanyak 68
Hal ini sangat berbeda dengan Pedagang Kaki Lima atau sebesar 70,83
sekarang, di mana antara trotoar dengan persen. Mayoritas Pedagang Kaki Lima
pemukiman tidak ada jarak sama sekali, adalah laki-laki yang berjumlah 68
pembuatan taman-taman yang ada di sisi Pedagang Kaki Lima atau sebesar 70,83
pinggir jalan terkesan seadanya, sehingga persen, sedangkan responden perempuan
tidak mampu untuk meresap air apabila sebanyak 28 Pedagang Kaki Lima atau
hujan. Ini fakta bukan fenomena, ini sebesar 29,17 persen.
kenyataan dan bukan rekaan. Lantas tidak
sepenuhnya kesalahan itu dialamatkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh
pada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Terhadap Pengembangan Usaha di
notabene memang dirasakan sangat Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak.
mengganggu para pengguna jalan. Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak
Sungguh ironis memang, disatu sisi merupakan salah satu kawasan yang di
mereka mencari nafkah, satu sisi mereka dalamnya terjadi sangat banyak transaksi
juga mengganggu kenyamanan para jual beli dalam setiap harinya. Para
pengguna jalan. Dalam hal ini pemerintah pedagang kaki lima ini harus beroperasi
harus lebih jeli dalam mengambil tindakan lebih cepat dibandingkan pedagang-
dan juga menegakkan peraturan. Lapangan pedagang yang ada di sekitar kawasan
pekerjaan yang sulit juga mendukung tersebut. Tak heran kalau mereka ada yang
maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah mulai beroperasi sekitar jam 16.00
sore.
39 B. Joyful N : Strategi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Kuliner
Motif atau alasan orang menjadi yang baik, dan memiliki lokasi yang
pedagang kaki lima adalah kebanyakan strategis serta memiliki kepribadian yang
karena tidak punya tempat usaha, modal tulus, maka usaha pedagang kaki lima
yang dimilikinya kecil dan menjadi akan meningkat.
pedagang kaki lima barang yang dijual Strategi Pedagang Kaki Lima
lebih cepat laku. dalam Menjual Barang di Kawasan
Pedagang kaki lima agar usahanya Kuliner Pantai Tak Berombak.Umumnya
bisa berkembang dan tetap bisa bertahan, Pedagang Kaki Lima menyatakan strategi
maka mereka harus mendaftarkan dirinya yang dilakukan sebelum memulai usaha
kepada dinas pariwisata yang berada di yaitu melakukan survey lokasi terlebih
mana mereka menekuni usahanya. dahulu dan sebagian besar Pedagang Kaki
Pendapatan atau penghasilan Pedagang Lima mendapatkan modal dagangan
Kaki Lima umumnya mendapatkan mereka menggunakan modal sendiri.
sebesar Rp.500.000 – Rp.1.000.000,- per Sebanyak 18 orang atau 18,75 %
hari. Pedagang Kaki Lima menyatakan bahwa
Sebanyak 34 orang atau 35,42 % dalam berdagang mereka memilih menjual
Pedagang Kaki Lima yang menyatakan bakso dan pangsid, sedangkan 20 orang
faktor yang berpengaruh terhadap atau 20,83 % Pedagang Kaki Lima
perkembangan usaha pedagang kaki lima menyatakan dalam berdagang mereka
adalah faktor internal, yaitu dengan memilih menjual aneka jus, sebanyak 12
memiliki pengetahuan dan pelayanan yang orang atau 12,50 % Pedagang Kaki Lima
baik, artinya dengan memiliki pengetahuan menyatakan bahwa dalam berdagang
yang cukup dan pelayanan yang baik mereka memilih menjual gorengan, dan 46
terhadap konsumen, maka akan orang atau 47,92 % Pedagang Kaki Lima
memberikan perkembangan usaha menyatakan dalam berdagang mereka
pedagang kaki lima. memilih menjual lainnya (jual sate ayam,
Sedangkan 30 orang atau 31,25 % sate daging sapi, aneka kue, martabak dan
Pedagang Kaki Lima menyatakan faktor terang bulan, roti bakar serta sarabba).
eksternal, yaitu dengan memiliki lokasi Sebanyak 40 orang atau 41,67 %
dan kepribadian yang tulus, artinya dengan Pedagang Kaki Lima menyatakan strategi
lokasi yang strategis atau lokasi yang dalam pengembangan usaha yang
berada di tempat keramaian serta para dilakukan yaitu dengan memiliki modal
pedagang kaki lima memiliki kepribadian sosial, sedangkan 30 orang atau 31,25 %
yang baik akan memperoleh Pedagang Kaki Lima menyatakan strategi
perkembangan usaha. dalam pengembangan usaha yang
Selanjutnya dari hasil penelitian dilakukan yaitu dengan memiliki jaringan
diperoleh 32 orang atau 33,33 % Pedagang sosial, dan 26 orang atau 27,08 %
Kaki Lima menyatakan bahwa faktor Pedagang Kaki Lima menyatakan strategi
kedua poin tersebut. Sebenarnya, bilamana dalam pengembangan usaha yang
pedagang kaki lima memiliki unsur atau dilakukan yaitu dengan memiliki
faktor pengetahuan yang tinggi, pelayanan manajemen yang baik.
40 B. Joyful N : Strategi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Kuliner