You are on page 1of 9

AL Hikmah Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan


Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Volume 7 Nomor 1, Januari –Juni 2020
e-ISSN : 2685-1881
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alhikmah

Pola Pendayagunaan Zakat Pada Lembaga Amil Zakat,ALInfak


Hikmah
Jurnal Dakwah dan Ilmu
Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Sumatera Barat
Komunikasi
Volume 7 Nomor 1, Januari –Juni 2020
e-ISSN : 2685-1881
Thaheransyah1, Syamsurizal2, Zahirman 3
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/ind
1Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
ex.php/alhikmah

Email : thaheransyah1988uinimambonjol@gmail.com
2Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Email : syaasy1284@yahoo.com
3 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Email : 1990zahirman@gmail.com

ABSTRACT
The existence of zakat institutions is one form of implementation of Islamic teachings.
Specifically, the management of zakat becomes the main pillar in the Islamic pillars related
to the obligation to pay zakat. West Sumatra LAZISMU is an Islamic philanthropic
institution dedicated to empowering people and humanity through the utilization of zakat,
infaq, shadaqah, waqf and other philanthropic funds from individuals, institutions,
companies and other agencies. LAZISMU is a response to the fact that the Indonesian
people are still largely in a state of poverty, social structures are increasingly fragile, social
disparities are increasingly large and geographically located in disaster prone areas. In the
meantime, West Sumatra, whose population is predominantly Muslim and still holds strong
religious principles, has the potential for zakat, infaq, shadaqah, waqf and others which are
quite high. However, this great potential has not been managed and utilized optimally so
that it has not yet had a significant impact on the resolution of poverty and solving existing
problems. The research method used is field research (field research) researchers using the
Phenomenological approach, data collected through observation, documents and
interviews, then will be analyzed sequentially and interactionally consisting of three stages,
namely: 1) Data reduction, 2) Data presentation, 3) Conclusions withdrawal or verification.
The results revealed that the pattern of zakat utilization by LAZISMU West Sumatra is
focused on productive utilization which consists of: 1. Microeconomic Empowerment 2.
Empowerment of agriculture and animal husbandry (Agriculture and Livestock
Empowerment) 3. Educational Development (Education Development) 4 Social Service and
Da'wah (Social and Da'wah Services). It can be concluded that LAZISMU West Sumatra has
tried well and planned in an effort to utilize zakat so that it is able to overcome the
problems experienced by mustahik.

Kwyword : Utilization, Zakat, LAZISMU, West Sumatra

ABSTRAK
Keberadaan lembaga zakat merupakan salah satu bentuk implementasi dari ajaran Islam.
Secara khusus pengelolaan zakat menjadi pilar utama dalam rukun Islam terkait
kewajiban membayar zakat. LAZISMU Sumatera Barat adalah lembaga filantropi Islam
yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat dan kemanusiaan melalui

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 1


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

pendayagunaan zakat, infak, shadaqah, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari
perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. LAZISMU merupakan jawaban
terhadap fakta yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar masih
berada dalam kondisi lilitan kemiskinan, bangunan sosial yang semakin rapuh,
kesenjangan sosial yang s emakin besar dan secara geografis berada pada wilayah rawan
bencana. Dalam pada itu, Sumatera Barat yang penduduknya mayoritas muslim dan masih
kuat memegang prinsip-prinsip agama memiliki potensi zakat, infak, shadaqah, wakaf dan
dan lainnya yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang besar tersebut belum
terkelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga belum memberi dampak yang
signifikan bagi penyelesaian lilitan kemiskinan dan penyelesai masalah yang ada. Metode
penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan) peneliti
menggunakan pendekatan Phenomenologis, data dikumpulkan melalui observasi,
dokumen dan wawancara, kemudian akan dianalisis secara berurutan dan interaksionis
yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) Reduksi data, 2) Pernyajian data, 3) Penarikan
simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola pendayagunaan
zakat oleh LAZISMU Sumatera Barat difokuskan pada pendayagunaan zakat produktif
yang terdiri atas: 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Micro Economic Empowerment)
2. Pemberdayaan pertanian dan peternakan (Agriculture and Livestock Empowerment) 3.
Pengembangan Pendidikan (Education Develelopment) 4. Pelayan Sosial dan Dakwah
(Social and Dakwah Services). Dapat disimpulkan bahwa LAZISMU Sumatera Barat telah
berupaya secara baik dan terencana dalam upaya melakukan pendayagunaan zakat
sehingga mampu mengatasi persoalan yang dialami oleh mustahik.

Kata Kunci : Pendayagunaan, Zakat, LAZISMU Sumatera Barat.

INTRODUCTION / PENDAHULUAN LAZISMU Sumatera Barat dikukuhkan


pada tanggal 31 Juli 2010 yang merupakan
jejaring LAZISMU PP Muhammadiayah
Zakat adalah ibadah maliyah yang
(berdiri sejak 2002 dengan SK Menteri
mempunyai nilai sosial dan spiritual.
Agama Nomor: 457/21 November 2002).
Penyebutan zakat di al Quran beiringan
LAZISMU merupakan jawaban terhadap fakta
dengan shalat sebanyak delapan puluh dua
yang menyatakan bahwaq masyarakat
ayat (Sabiq, 2005). Zakat juga diyakini
Indonesia sebagian besar masih berada
mampu menjadi sumber keseimbangan
dalam kondisi lilitan kemiskinan, bangunan
perekonomian ummat, menciptakan
sosial yang semakin rapuh, kesenjangan
lapangan pekerjaan dan mengurangi
sosial yang semakin besar dan secara
pengangguran serta kemiskinan. Namun,
geografis berada pada wilayah rawan
melalui lembaga lembaga zakat yang ada
bencana.
ummat belum memaksimalkan potensi yang
Dalam pada itu, Sumatera Barat yang
ada. Hal ini dikarenakan zakat hanya
penduduknya mayoritas muslim dan masih
difahami sebagai pemberian kepada orang
kuat memegang prinsip-prinsip agama
yang lemah atau memenuhi kebutuhan sesaat
memiliki potensi zakat, infak, shadaqah,
orang tersebut (al Mi’dawi, 1998).
wakaf dan dan lainnya yang terbilang cukup
LAZISMU Sumatera Barat adalah
tinggi. Namun, potensi yang besar tersebut
lembaga filantropi Islam yang berkhidmat
belum terkelola dan didayagunakan secara
dalam pemberdayaan masyarakat dan
maksimal sehingga belum memberi dampak
kemanusiaan melalui pendayagunaan zakat,
yang signifikan bagi penyelesaian lilitan
infak, shadaqah, wakaf dan dana
kemiskinan dan penyelesaian masalah yang
kedermawanan lainnya baik dari
ada.
perseorangan, lembaga, perusahaan dan
Terkait dengan penelitian yang
instansi lainnya. Lebih berkonsentrasi pada
dilakukan, ditemukan beberapa hasil
langkah strategis, yaitu pemberdayaan
penelitian, jurnal dan tulisan yang bisa
ekonomi masyarakat, pengembangan sumber
dijadikan pembanding dengan penelitian
daya dan pelayanan sosial.
yang sedang dilakukan. Antara lain:

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 2


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

1. Muh Muhsin. H, (Program Pascasarjana 5. Hafidhuddin, Didin; dalam bukunya “Zakat


Magister Hukum Islam Universitas Islam dalam Perekonomian Modern”,
Negeri Alaudin Makasar, 2015) menjelaskan bahwa zakat bisa menjadi
Implementasi Zakat Dalam Meningkatkan salah satu solusi pemerataan ekonomi dan
Perekonomian Umat Perspektif Hukum pemberdayaan mustad’afin, dengan
Islam (Studi Kasus di Badan Amil Zakat menyalurkannya pada usaha-usaha
(BAZ) Kabupaten Barru. Penerimaan dana produktif.
ZIS sangat terbatas karena ada anggapan 6. Thoriquddin, Mohammad; dalam bukunya
bahwa ZIS milik pemerintah, anggapan ini “Pengelolaan Zakat Produktif (Perspektif
muncul karena semua petugas ZIS adaah Maqasid al Syariah Ibnu Asyur)”
pegawai pemerintah. Sehingga menjelaskan bahwa pengelolaan zakat
perekonomian di Kabupaten Barru produktif merupakan fenomena baru
meningkat hanya di sektor tertentu. dalam pengumpulan dan pendistribusian
2. Widyawati, (Sekolah Pascasarjana Uin zakat, zakat dikelola agar mengahasilkan
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) sesuatu secara terus menerus. Buku ini
Filantropi Islam Dan Kebijakan Negara adalah salah satu bentuk penelitian yang
Pasca-Orde Baru: Studi tentang Undang- bertujuan mengetahui bagaimana
undang Zakat dan Undang-undang Wakaf. pengelolaan zakat produktif di el-zawa
Hasil penelitian yang diperoleh UIN Maliki Malang.
menunjukkan bahwa, Islam memberikan 7. Beik, Irfan Syauqi; (Zakat & Empowering
perhatian yang sangat besar pada masalah Jurnal Pemikiran dan Gagasan, -Vol II
kedermawanan, dari tingkat yang sekadar 2009) Analisis Peran Zakat dalam
sukarela hingga ke tingkat yang bersifat Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
wajib, dengan shadaqah sebagai konsep Dompet Dhuafa Republika. Hasil
utamanya. penelitian ini menunjukkan Hasil analisa
3. Damhuji, (Program Pascasarjana Fakultas menunjukkan bahwa zakat mampu
Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada mengurangi jumlah keluarga miskin dari
Yogyakarta, 2015) Elit Agama Islam dan 84 persen menjadi 74 persen. Kemudian
Pengelolaan Zakat Di Kabupaten Bima dari aspek kedalaman kemiskinan, zakat
NTB Dalam Perspektif Sejarah. Hasil juga terbukti mampu mengurangi
penelitian ini: pada zaman kolonial kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan
Belanda dan Jepang pengelolaan zakat pendapatan.
dihapus dan mengakibatkan lahirnya 8. Pratama, Yoghi Citra (The Journal of
tradisi pembayaran zakat secara personal Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 (2015): 93-
di Bima. Pengelolaan zakat periode 1968- 104 ). Peran zakat dalam penanggulangan
1979 sebagai periode sukses; periode kemiskinan ( Studi Kasus : Program 5
1980-1999 sebagai periode yang kelam; Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat
dan periode 2000-2005 sebagai periode Nasional) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kebangkitan kembali. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
4. Rahman, Habibur ( Institut Agama Islam karakteristik mustahik yang memperoleh
Negeri Sunan Ampel Surabaya Jurusan dana zakat produktif dari Baznas
Muamalah, 2009) Tinjauan Hukum Islam didominasi dari gender perempuan,
Terhadap Implementasi Penyaluran Zakat dimana berdasarkan penelitian ini kaum
Untuk Beasiswa Pendidikan Oleh Laznas perempuan mencapai 92,5%. Secara
Baitul Maal. Hidayatullah (BMH) Surabaya. keseluruhan mustahik menilai program
Hasil dari penelitian ini antara lain; zakat produktif sudah berjalan dengan
ketidak puasan masyarakat terhadap sangat baik. Dari data empirik diatas dapat
kinerja pemerintahan memicu masyarakat disimpulkan bahwa meskipun dana zakat
untuk mencari sumber dana alternatif yang terkumpul masih sangat kecil, tetapi
lainnya yaitu zakat yang diharapkan memiliki dampak nyata dalam upaya
mampu mengentaskan permasalahan pengentasan kemisikinan melalui program
kemiskinan dan pendidikan. Penelitian ini zakat produktif. Dan zakat menjadi
tidak berbicara terkait zakat sebagai instrument keuangan yang efektif dalam
ekonomi produktif. permasalahan modal kaum miskin.

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 2


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

9. Syaiful; Suwarno, (BENEFIT Jurnal research). Field Research adalah bentuk


Managemen dan Bisnis ; Volume 19, penelitian yang bertujuan mengungkapkan
Nomor 2, Desember 2015: 150-160 ), makna yang diberikan oleh anggota
Kajian pendayagunaan zakat produktif masyarakat pada perilakunya dan kenyataan
sebagai alat pemberdayaan ekonomi sekitar (Martana, 2006). Dalam penelitiannya
masyarakat (mustahiq) pada LAZISMU digunakan pendekatan Sosiologis, yaitu
pdm di kabupaten gresik. Hasil Penelitian menggambarkan kondisi masyarakat secara
ini adalah: Tidak banyak masyarakat tahu lengkap dengan struktur, lapisan dan
bagaimana cara pemberdayaan zakat berbagai gejala sosial yang saling berkaitan
untuk mustahik. Bahkan sebagaian dari (Penyusun, 2017). Penelitian ini juga akan
mereka mengatakan tidak boleh. Adapun dilengkapi dengan pendekatan
Pemanfaatan dana zakat sudah sesuai Phenomenologis. Yaitu, pendekatan yang
dengan sifat dan asal dari dana zakat dilakukan secara mendalam terhadap suatu
tersebut. fenomena yang menyita perhatian
10. Sartika, Mila (La_ Riba ; Jurnal masyarakat luas karena keunikan dan
Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008). kedahsyatan fakta tersebut (Penyusun,
Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif 2017). Data diperoleh dari informan
terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada penelitian, yaitu Direktur LAZISMU Sumatera
LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Barat dan tenaga eksekutifnya. Pengumpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan data pada penelitian ini, teknik yang
bantuan program Windows SPSS 11.5 dari digunakan adalah observasi, dokumen, dan
variabel jumlah dana (zakat) yang wawancara, seperti layaknya penelitian
disalurkan dan variabel pendapatan lapangan (Penyusun, 2017). Untuk
mustahiq ditemukan besarnya pengaruh menganalisis data yang terkumpul,
variabel jumlah dana (zakat) yang digunakan analisis data diskriptif kualitatif.
disalurkan terhadap pendapatan mustahiq Yaitu, data yang terkumpul berupa kata kata
sebesar 10,2 %. yang berarti sebesar 89, tertulis atau lisan dari orang atau perilaku
8% dari pendapatan mustahiq yang diamati melalui wawancara, observasi
dipengaruhi oleh faktor lain. dan dokumentasi yang diproses melalui
pencatatan dan lain-lain kemudian disusun
Penelitian ini hendak menggambarkan dalam teks yang diperluas (Miles &
bagaimana pola pendayagunaan zakat Huberman, 1984). Proses selanjutnya adalah
pada LAZISMU Sumatera Barat. Setelah menganalisis data secara berurutan dan
diadakannya penelitian ini, diharapkan interaksionis yang terdiri dari tiga tahap,
bisa diketahui seperti apa pola yang yaitu: 1) Reduksi data, 2) Pernyajian data, 3)
diterapkan oleh lembaga amil zakat, infak Penarikan simpulan atau verifikasi
dan sedekah Muhammadiyah Sumatera (Penyusun, 2017). Metode berfikir yang
Barat dalam upaya pendayagunaan zakat. digunakan adalah metode berfikir deduktif.

RESEARCH METHODS / RESULT AND DISCUSSION / HASIL DAN


METODE PENELITIAN PEMBAHASAN

Metode penelitian yang digunakan Pengertian zakat secara umum


adalah penelitian kualitatif. Penelitian ditinjau dari segi bahasa yakni, kata zakat
kualitatif adalah penelitian riset yang bersifat merupakan kata dasar (masdar) dari zakā-
deskripsi, cenderung menggunakan analisis
dan lebih menonjolkan proses makna yazkū-zakā‟an/ zakāh yang berarti tumbuh,
(Sugiyono, 2015). Penelitian ini dilakukan suci, baik, bertambah (Yunus, 1990). Sesuatu
pada Lembaga Amil Zakat Infaq dan itu zakā, berarti tumbuh dan berkembang,
Shadaqoh Muhammadiyah Sumatera Barat
yang beralamatkan di Jalan Bundo Kandung dan seseorang itu zakā, berarti orang itu baik.
Masjid Taqwa Muhammadiyah Kota Padang Sedangkan zakat dari segi istilah Fikih berarti
Sumatera Barat. Jenis penelitian yang “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
digunakan adalah penelitian lapangan (field

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 3


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

Allah diserahkan kepada orang-orang yang pengembangan sumber daya dan pelayanan
berhak” disamping berarti “mengeluarkan dakwah dan sosial.
jumlah tertentu itu sendiri.” Jumlah yang Lazismu Sumatera Barat dikukuhkan
dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat pada tanggal 31 Juli 2010 oleh PP
karena yang dikeluarkan itu “menambah Muhammadiyah, merupakan jejaring
banyak, membuat lebih berarti dan LAZISMU PP Muhammadiyah (berdiri sejak
melindungi kekayaan itu dari kebinasaan” 2002 dengan SK Menteri agama Nomor:
(Qardawi, 2011.) Dalam Undang-undang 457/21 November 2002) dengan nomor
Pengelolaan Zakat disebutkan, zakat registrasi 0301. LAZISMU merupakan
merupakan harta yang wajib dikeluarkan jawaban terhadap fakta yang menyatakan
oleh seorang muslim atau badan usaha untuk bahwa masyarakat indonesia sebagian besar
diberikan kepada yang berhak menerimanya masih berada dalam kondisi lilitan
sesuai dengan syariat Islam (Nomor, 23). kemiskinan, bangunan sosial yang semakin
Dalam pendistribusian zakat, terdapat dua rapuh, kesenjangan sosial yang semakin
sifat/ bentuk penyaluran zakat diantaranya besar dan secara geografis berada pada
zakat konsumtif dan zakat produktif. Zakat wilyah rawan bencana.
konsumtif yaitu pemberian zakat untuk Dalam pada itu, Sumatera Barat yang
memenuhi keperluan konsumsi sehari-hari penduduknya mayoritas muslim dan masih
(Hafidhuddin, 2002). Sedangkan zakat kuat memegang prinsip-prinsip agama
produktif ialah pemberian zakat yang dapat memiliki potensi zakat, infak, shadaqah,
membuat penerimanya menghasilkan wakaf dan dana lainnya yang terbilang cukup
sesuatu secara terus-menerus, dengan harta tinggi. Namun, potensi yang besar tersebut
zakat yang diterimanya. Zakat produktif belum terkelola dan didayagunakan secara
demikian adalah zakat dimana harta atau maksimal sehingga belum memberi dampak
dana zakat yang diberikan kepada para yang signifikan bagi penyelesaian lilitan
mustahiq tidak dihabiskan akan tetapi kemiskinan dan penyelesai masalah yang ada.
dikembangkan dan digunakan untuk Kecendrungan masyarakat
membantu usaha mereka, sehingga dengan mendistribusikan dana zakat, infak dan
usaha tersebut mereka dapat memenuhi shadaqah serta dana lainnya secara langsung
kebutuhan hidup secara terus menerus. kepada penerimanya secara empiris belum
Lazismu Sumatera Barat adalah dapat mengeluarkan para dhua’fa dari
lembaga filantropi Islam yang berkhidmat kemiskinannya secara efektif, bahkan
dalam pemberdayaan masyarakat dan terkesan seakan kemiskinan terpelihara. apa
kemanusiaan melalui pendayagunaan zakat, yang menjadi maqashid al-syari’ah dari zakat
infak, shadaqah, wakaf dan dana belum lagi terwujud secara maksimal karena
kedermawanan lainnya baik dari perorangan, belum teroganisir, terkelola, terencana dan
lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. tersistem dengan baik.
Lebih berkonsentrasi pada langkah strategis, Oleh sebab itu, pendirian LAZISMU
yaitu penghimpunan dana ziswaf dan dimaksudkan sebagai institusi pengelola
bantuan kemanusiaan lainnya, zakat, infak, shadaqah, wakaf dan dana
pemberdayaan ekonomi masyarakat, dermawan lainnya dengan manajemen
modern yang dapat menghantarkan potensi

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 4


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

besar ini menjadi bagian dari penyelesai Namun dalam periodisasi 3 tahun terakhir,
masalah kondisi kebangsaan yang terus LAZISMU lebih memprioritaskan pada bidang
mendera. Ekonomi dan Pendidikan, tanpa melepas
Spirit khalifat Umar bin Abdul Aziz bidang-bidang yang lain dan tetap
dalam mengelola potensi besar ini dan berorientasi pada pembentukan masyarakat
teologi al-ma’un yang dikembangkan oleh yang mandiri.
Muhammadiyah adalah juga memberikan Adapun program LAZISMU Sumatera
inspirasi untuk melakukan kreatifitas yang Bart sebagai wujud pola pendayagunaan
mampu menjawab tantangan perubahan dan zakat adalah sebagai berikut:
problem sosial masyarakat yang semakin
kompleks. PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI
Dengan memetik pengalaman 12 MASYARAKAT
tahun LAZISMU Pusat dalam mengelola
ZISWAF secara profesional dan amanah, dan Program ini di titik beratkan pada
didukung oleh jaringan multilini, yaitu pengembangan ekonomi masyarakat yang
sebuah jaringan konsolidasi lembaga zakat produktif, melalui permodalan dalam bentuk
mulai dari tingkat pusat, provinsi, daerah dan revolving fund pada cluster-cluster usaha
cabang/ kecamatan, dan tenaga profesional yang dibentuk oleh lazis baik melalui
dapat mewujudkan program pendayagunaan kelompok masyarakat, kelompok pemuda,
zakat, infak, shadaqah, dan dana lainnya perorangan, maupun pada lembaga-lembaga
secara cepat, amanah, terfokus, tersistem dan jejaring lazis (Baitul Maal dsb).
tepat sasaran. Program ini di bagi menjadi menjadi
Visi 2 (dua) sub program, yaitu:
Lembaga yang terpercaya dalam mengelola dan
mendayagunakan dana zakat, infak, 1. Pengembangan Usaha Mikro
shadaqah, wakaf dan dana lainnya dalam Sebelumnya pengembangan usaha mikro
rangka memuzakikan mustahik. atau PUM merupakan upaya produktif
Misi mendayagunakan dana ZIS melalui
a. Optimalisasi kualitas pemberian pinjaman modal usaha (qordhul
pengelolaan dan pendayagunaan hasan) secara bergilir dengan menggunakan
ZISWAF yang amanah, profesional, skema revolving fund kepada masyarakat
transparan, kreatif, inovatif dan miskin melalui lembaga (baitul maal) atau
produktif. sejenisnya yang kemudian di salurkan pada
b. Optimalisasi pelayanan donasi mustahik dengan beragam usaha dengan
dan pengembangan kemitraan pemetaan 1 kecamatan. Maka pada tahun ini
dengan masyarakat, perusahaan, kami mencoba merancang perluasan serta
pemerintah, dan lembaga swadaya pengembangan program yang lebih di
masyarakat dalam dan luar negeri. tujukan pada usaha komunitas yang berada
di dalam satu area (Desa Mandiri / Desa
Secara garis besar core program LAZISMU
Berdaya), dengan harapan usaha tersebut
tetap merujuk pada core Muhammadiyah
nantinya tidak saja mampu menghidupi
secara menyeluruh, yaitu: Ekonomi,
keluarga mustahik namun juga mampu
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Dakwah.

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 5


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

menggali potensi SDM serta menciptakan Program ini merupakan upaya untuk
lapangan pekerjaan di desa tersebut. memberikan akses bagi generasi muda yang
dengan melalui “desa binaan” sehingga hasil yang memiliki potensi dan keinginan kuat dalam
tercapai akan lebih terlihat dan terukur. mengembangkan usaha melalui pemberian
Melalui pengorganisasian di tingkat akar pinjaman modal usaha sesuai dengan prinsip-
diharapkan program ini dapat digerakkan prinsip syariah. Kemandirian yang dibangun
secara terukur dan sistematis. Para pengelola dengan persemaian entrepreneur muda ini
lembaga pelaksana (organizer) sebelumnya akan mampu memberikan dampak bagi
diwajibkan mengikuti generasi muda yang lain untuk berkarya.
Pelatihan Manajemen Zakat Produktif agar dana Output yang diharapkan adalah munculnya
yang digulirkan tidak konsumtif sekaligus tenaga-tenaga muda dinamis yang tekun
mendorong terbentuknya lembaga amil yang berusaha dan raj in beramal.
produktif dan profesional. • Sasaran: kalangan muda potensial yang
Output program ini diharapkan mampu kekurangan modal
mendorong mobilitas ekonomi di
tingkat grass root. FARM AND AGRICULTURE
• Sasaran: fakir-miskin berusia produktif EMPOWERMENT
• Fasilitator: PCM melalui Baitui Maal atau
lembaga sejenis. Pemberdayaan Pertanian dan Peternakan
memiliki nama aksi : Tani Bangkit ! yaitu
2. Pendamping Kemandirian Program pemberdayaan dengan model one
Kerja-kerja sosial melakukan edukasi hingga stop empowerment yang terdiri atas
monev melalui pendampingan secara community development, pendampingan
kontinyu pada tingkat tertentu sangat pengelolaan pertanian dan permodalan. Visi
dibutuhkan dalam mendorong kemandirian utama pemberdayaan ini adalah membangun
umat. Proses rekruitmen, training hingga kemandirian dan menciptakan sistem
pembiayaan pendampingan dilakukan berkeadilan bagi Petani.
sebagai upaya menjaga kelangsungan
Pemberdayaan ini merupakan sinergi aksi
mobilitas usaha mikro agar dapat berjalan
antara MPM Muhammadiyah dengan
dengan baik dan terukur. Kebutuhan SDM
LAZISMU yang bergerak dalam bidang
kreatif dan dinamis dapat direkrut melalui
pertanian, perkebunan, peternakan dan
kemitraan dengan PTM yang telah mendapat
perikanan.
bekal ilmu cukup maupun aktivis muda
Muhammadiyah yang memiliki naluri sosial 1 . Pertanian & Perkebunan
yang kuat. Dalam bidang pertanian dan perkebunan. Tani
• Sasaran: peserta Program Pengembangan bangkit memiliki aktifitas program
Usaha Mikro pemberdayaan yang meliputi :
• Fasilitator: Volunteer Pendamping
1. Pendampingan pengelolaan
3. Youth Entrepreneur (Pembibitan pertanian/perkebunan, yang meliputi :
Pengusaha Muda) a. Pendampingan pengelolaan lahan
b. Pendampingan pemupukan organic

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 6


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

c. Pendampingan cara tanam c. Pembentukan klaster peternakan


d. Dan pendampingan pengelolaan paska masyarakat
panen yang terdiri atas produksi, packaging d. Pengembangan saluran pemasaran hasil
dan pemasaran. ternak
2. Community Development Hingga saat ini, PMM direncanakan akan
dikembangkan di daerah Pesisir Selatan.
a. Pembentukan kelompok tani (sedang dirintis).
b. Pendampingan advokasi kebijakan
pertanian. CONCLUSION / KESIMPULAN
c. Pengembangan unit usaha bersama
(Koperasi Tani) Pendayagunaan zakat dalam bentuk
pengembangan ekonomi produktif adalah
sesuatu yang perlu dan penting. Adapun
3. Permodalan pola pendayagunaan zakat pada LAZISMU
Permodalan usaha pertanian melalui permodalan Sumatera Barat terimplementasi dalam
bergulir dan linkage lembaga pembiayaan. berbagai program unggulan. Diantaranya;
(pendampingan perkebunan telah (1) Program pengembangan ekonomi
masyarakat terdiri dari pengembangan
terealisasi di Padang, Agam, Pariaman,
usaha mikro, pelatihan manajemen zakat
Sawahlunto) produktif, pendamping kemandirian dan
pembibitan pengusaha muda (2) Farm
2. Peternakan dan Perikanan
and Agriculture Empowerment yang
terdiri atas Pendampingan pengelolaan
Pemberdayaan peternakan dalam Tani pertanian/ perkebunan/ peternakan,
Bangkit dilaksanakan melalui program community developmet, permodalan dan
kader pelopor peternakan.
Peternakan Masyarakat Mandiri (PMM) yaitu
program pemberdayaan masyarakat melalui REFERENCES / DAFTAR PUSTAKA
pengembangan peternakan dengan
pendekatan Lead of Empowerment ( Kader Sayyid Sabiq, Panduan Zakat Menurut Al
Quran dan Sunnah ( Bogor: Pustaka Ibnu
Pelopor Peternakan).
Katsir , 2005 )
Kader Pelopor Peternakan adalah kader Nabil Fathi al Mi’dawi, az Zakat sabiil lil
pelopor yang menetap disebuah kawasan hilli al masyaakil al iqtisodiyah al ijtimaiyah (
atau pedesaan dan bersama-sama Ciaro: Jami’atul al Azhar, 1998 )
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif
masyarakat mengembangkan budidaya Komprehensif ( Bandung: Alfa Beta, 2015)
ternak. Selain itu kader pelopor perperan Salmon Priaji Martana , problematika
dalam proses community development, penerapan metode field research untuk
penelitian arsitektur vernakular di Indonesia,
pendampingan budidaya ternak, permodalan dimensi teknik arsitektur vol. 34, no. 1, juli
dan akses permodalan serta pengembangan 2006
saluran pemasaran bersama. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis.
(Surakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Aktifitas program Peternakan Masyarakat
Muhammadiyah Surakarta, 2017)
mandiri (PMM) meliputi : Miles, MB, and A.M. Huberman..
a. Bantuan permodalan ternak untuk Qualitative Data Analysis. ) Beverley Hills:
Sage Pub. 1984)
masyarakat
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia
b. Pendampingan/pelatihan budidaya (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990)
ternak Yusuf Qhardawi, Hukum Zakat (Jakarta:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2011)

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 7


Thaheransyah, Syamsurizal, Zahirman – Pola Pendayagunaan Zakat Pada LAZISMU Sumatera Barat

Republik Indonesia, Undang-undang RI


Nomor 23 Tahun 2011
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam
Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani,
2002)

Copyright © 2020, Al hikmah : Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi| 8

You might also like