You are on page 1of 22

FILANTROPI ISLAM SEBAGAI PEMBERDAYAAN EKONOMI

PEMBANGUNAN
(Model Pemberdayaan ZISWAF Untuk 100 Usaha Di
Kabupaten Pamekasan)

Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah


Institut Agama Islam Negeri Madura
Subhanefendi47@gmail.com, elywahyuni2002@gmail.com,
safrianto13340@gmail.com, sakinahapriliana@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the potential of
philanthropic funds in economic development
empowerment, as well as the distribution mechanism
for 100 businesses in Pamekasan Regency in realizing
the people's economy to a better level. Islamic
philanthropy which consists of Zakat, Infaq, Sadaqah,
and Waqf is the obligation of the people to contribute
in the form of material to those who are entitled to
receive it on the basis of divine values. However, the
benefits of this philanthropic fund are still not optimal
in improving the economy. It is proven that the
distributed funds have not been managed for
productive (business) activities. The method in this
research is conceptual research using secondary data
obtained from literature and documentaries that have
been processed through a qualitative descriptive
approach. The results showed that the mechanism for
empowering philanthropic funds in the development
economy for 100 businesses in Pamekasan Regency, by
providing capital or financing as well as
entrepreneurship education (entrepreneurship) with
[46] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

models in the form of mentoring, coaching, and


training by the cooperative office. This empowerment
projection has the potential to achieve the benefit of
the people of the world and the hereafter. The
conclusion obtained shows that philanthropy
empowerment can escalate economic development,
encourage regional-scale growth for 100 businesses in
Pamekasan Regency.

Keywords: Islamic Philanthropy, UMKM,


Development Economics

Pendahuluan
Filantropi Islam merupakan salah satu potensi yang bisa
digunakan sebagai upaya untuk mengatasi problematika yang
menyangkut kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari filantropi
Islam adalah untuk mencapai keadilan sosial serta dapat
meningkatkan pemberdayaan ekonomi umat. Namun tujuan
tersebut sulit untuk dicapai, karena pendistribusian dana
filantropi Islam masih banyak yang didistribusikan untuk
kegiatan yang bersifat konsumtif, bukan untuk kegiatan
produktif. Sehingga hal ini tidak dapat mengubah
perekonomian masyarakat dalam segi apapun.1
Filantropi Islam memiliki potensi besar untuk mencapai
kemaslahatan dunia dan akhirat. Salah satu bentuk
pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah melalui dukungan
kepada sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dengan
penyediaan modal usaha. Pengelolaan dana filantropi Islam
yang profesional dan efektif memiliki dampak positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi serta pengurangan

1Junia Farma, "Khairil Umuri “Filantropi Islam Dalam Pemberdayaan

Ekonomi Umat”, JEIPS, Vol.1, No.1, Mei 2021, h. 13.


Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [47]

kemiskinan. Selain itu, filantropi Islam dapat berperan dalam


mengurangi kesenjangan ekonomi melalui pendistribusian
instrumen ZISWAF yang adil untuk mewujudkan pemerataan
pendapatan.
Adanya Filantropi ini adalah bentuk upaya dalam
membantu masyarakat yang membutuhkan.2 Dalam Islam juga
tidak jarang menyinggung pembahasan tentang anjuran ber-
filantropi, supaya tidak terjadi kesenjangan antara orang kaya
dan orang miskin. Karena, sifat kedermawanan umat Islam juga
menyimpan potensi yang sangat besar dalam pengembangan
filantropi Islam.
Permasalahan yang ada dalam masyarakat, seperti
kemiskinan, layanan publik yang tidak memadai, tingkat
kesehatan yang buruk dan lain sebagainya, tentu menjadi
masalah yang harus diselesaikan bersama untuk bisa mencapai
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Maka dari itu, pemanfaatan
dana filantropi Islam dalam lembaga filantropi yang ada harus
di manfaatkan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan dan
pemberdayaan ekonomi umat.3 Adanya filantropi Islam tidak
membiarkan perekonomian hanya berputar pada satu orang
atau kelompok yang memliki pendapatan lebih dibandingkan
dengan orang yang memiliki pendapatan di bawah UMR (Upah
Minimum Regional). padahal filantropi dapat menjadi salah
satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat.
Saat ini, Filantropi Islam menjadi sesuatu hal yang
menarik untuk dikaji, seperti sistem pengelolaan dana
Filantropi Islam oleh lembaga filantropi, program lembaga
filantropi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta

2Ibid.,h. 14.
3Fitri hayati Andri Soemitra “Filantropi Isam Dalam Pengentasan
Kemiskinan”, Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis, Vol. 23, No. 2, Oktober
2022, h. 110.
[48] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

filantropi Islam yang menyentuh pada aspek estetika seperti


budaya, penguatan intelektual masyarakat dan lain sebagainya.4
Maka dari itu, fenomena ini menjadi penting untuk diteliti.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan
pemberdayaan dana filantropi Islam dalam pembangunan
ekonomi umat. Salah satu program yang bisa dilakukan lembaga
filantropi adalah dengan mendistribusikan dana filantropi
untuk kegiatan yang bersifat produktif, seperti pemberian
modal usaha untuk pengembangan UMKM bagi masyarakat.
Tujuannya tidak lain agar dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, Sehingga kesejahteraan dapat tercapai. Selain itu,
lembaga filantropi juga memberikan edukasi tentang
bagaimana menjadi seorang pengusaha dan cara berbisnis yang
baik. Sehingga masyarakat bisa mengembangkan potensi dalam
berwirausaha yang hasilnya nanti dapat mengangkat
perekonomian masyarakat secara individu bagi penerima dana
filantropi. Hal ini tentunya akan dapat memperbaiki
perekonomian masyarakat menuju taraf yang lebih baik.
Secara fundamental pengembangan UMKM
(Pembangunan 100 usaha di Kabupaten Pamekasan) mampu
berkorelasi dengan pemberdayaan ZISWAF dapat menjadikan
perekonomiandi Kabupaten Pamekasan tumbuh secara
signifikan. Oleh sebab itu, konseptual ekonomi pembangunan
dengan didirikannya 100 usaha di kabupaten pamekasan
melalui sistem pembangunan berkala dapat menciptakan
kegiatan produktif yang lebihberkualitas. Sehingga, output yang
diperoleh bisa meningkatkan kualitas SDM dan SDA di
Kabupaten Pamekasan menjadi tugas utama dalam ekonomi
pembangunan serta dapat memperbaiki kasta ekonomi antara
yang dermawan dan yang membutuhkan.

4Junia Farma, Khairil Umuri “Filantropi Islam…, h. 14.


Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [49]

Metode dalam penelitian ini adalah riset konseptual


menggunakan data primer dansekunder yang diperoleh dari
kepustakaan dan dokumenter yang telah di olah melalui
pendekatan deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya sistematis,
terencana dan terstruktur dengan jelas dalam proses
pembuatan jurnal penelitian.5Penelitian ini menggunakan
metodependekatan deskriptif kualitatif karena peneliti ingin
menggambarkan permasalahan yang ada di lapangan sesuai
dengan data yang diperoleh, serta memberikan solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari sumber
data secara langsung, diamati dan dicatat, seperti wawancara,
observasi dan dokumentasi. Data sekunder merupakan data
yang diperoleh secara tidak langsung melalui media atau
catatan pihak lain. Peneliti mengambil data sekunder dari data
yang ada dalam artikel ilmiah yang termuat di berbagai macam
jurnal dan buku-buku terkait, serta dokumenter yang diperoleh
dari lembaga yang dapat dipercaya seperti Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS).

Filantropi Islam
Secara harfiah, Filantropi adalah praktek memberi
(giving), pelayanan (service), dan asosiasi (asosiation) secara
suka rela untuk membantu pihak yang membutuhkan sebagai
ekpresi rasa cinta dan kasih.6Sedangkan filantropi secara

5Ades Sugita and Sri Intan Wulandari, “Analisis Peranan Pengelolaan

Dana Ziswaf Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada Lazisnu Kabupaten


Cirebon,” Jurnal Indonesia Sosial Sains. Vol. 1, no. 1. Juli, 2020, h. 8-18.
6Ari Murti, “Peran Lembaga Filantropi Islam Dalam Proses Distribusi

Ziswaf (Zakat, Infak, Sodaqoh dan Wakaf) Sebagai Pemberdayaan Ekonomi


Umat),” LABATILA, Vol. 1, No. 01, Desember 2023, h. 89–97.
[50] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

terminologi yaitu memberikan waktu, tenaga dan sumber daya


yang tulus untuk kepentingan orang lain. Eksistensi
pengaplikasian filantropi dalam Islam melalui zakat, infaq,
shadaqah, dan wakaf (ZISWAF) diindikasikan dengan istilah
filantropi yang diasosiasikan dengan Islam.7 Jadi, Filantropi
Islam merupakan implementasi dalam praktik memberi,
pelayanan dan asosiasi terhadap ZISWAF sebagai bentuk
kepedulian dan rasa cinta kasih.
Ditengah problematika sosial masyarakat dan tuntutan
kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, eksistensi ZISWAF
sangatlah potensial dan strategis. Pemberdayaan ZISWAF
terhadap kegiatan usaha yang bersifat produktif akan
menciptakan fungsi yang lebih tinggi, seperti pemberdayaan
ekonomi, penyediaan modal usaha, dan peningkatan kualitas
pekerjaan melalui pelatihan atau edukasi. Oleh sebab itu,
pembinaan dan monitoring perlu mendapatkan perhatian yang
sungguh-sungguh agar pemberdayaan ZISWAF produktif
mencapai hasil yang optimal.
Di Indonesia, praktik filantropi Islam sudah ada sejak
agama Islam membumi, bentuk perwujudannya berada pada
pembangunan masjid dan pesantren. Seiring dengan kemajuan
zaman, filantropi Islam mulai di praktikkan oleh pemerintah
melalui lembaga lembaga atau organisasi sosial dengan sistem
yang lebih modern. Contohnya adalah organisasi pengelola
zakat (OPZ) yang terdiri dari dua unsur yakni Badan Amil Zakat
(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).8 Lembaga-lembaga
tersebutmerupakan lembaga filantropi yang memiliki tugas dan
wewenang sebagai penghimpun, pengelola dan menyalurkan
dana kepada yang berhak menerima.

7Farma, “Filantropi Islam…, h. 14.


8Murti, “Peran Lembaga Filantropi Islam…, h. 91.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [51]

Pentingnya Filantropi Islam dapat dibuktikan dari cara al


Qur’an menekankan keseimbangan antara mengeluarkan zakat
dengan shalat. dalam al Qur’an kata infaq dengan berbagai
bentuk derivasi-nya muncul sebanyak 71 kali, sedangkan kata
Shadaqah muncul sebanyak 24 kaliyang menunjukkan arti
pentingnya praktik Filantropi Islam. Anjuran untuk berderma
dalam al Qur’an dan Hadis menjadi dasar hukum adanya
filantropi Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al Baqarah
ayat 215, yang artinya :

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.


Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan
hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya”.9

Hadis Nabi SAW juga mengatakan bahwa “perbuatan


baik itu menjadi pengahalang bagi jalannya keburukan, sedekah
sembunyi sembunyi dapat meredamkan amarah tuhan,
sialturahmi dapat memperpanjang umur, dan setiap kebaikan
adalah sedekah. Pemilik kebaikan di dunia ini adalah pemilik
kebaikan di akhirat, dan pemilik keburukan di dunia adalah
pemilik keburukan di akhirat, dan yang pertama masuk surga
adalah pemilik kebaikan”.10

Bentuk-Bentuk Filantropi Islam


Hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan manusia adalah dua hubungan utama yang ada

9Al Qur’an dan Terjemahnya, Surah Al Baqarah ayat 215.


10Farma, “Filantropi Islam…, h. 16.
[52] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

dalam Islam. Ini adalah cara untuk mencapai kesejahteraan


dunia dan akhirat (falah), melalui Aqidah (keyakinan) dan
wasilah. Bukanhubungan manusia dengan Allah,sebagaimana
shalat, puasa serta haji. Namun tanggung jawab tersebut juga
harus disertai dengan hubungan sosial, seperti kewajiban untuk
mendistribusikan zakat, infak, dan shadaqah juga termasuk
dalam zakat yang berfungsi untuk mempererat silaturahmi
antar kelompok yang kuat dengan yang lemah. Sehingga tidak
ada perbedaan diantara kelompok tersebut. Bentuk-bentuk
filantropi Islam, diantaranya:
Pertama, Zakat. Zakat adalah pemberian hak
kepemilikan atas sebagian harta tertentu kepada orang tertentu
(mustahiq) yang telah ditentukan oleh syariat, semata-mata
sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT.11
Kedua, Infaq. Infaq merupakan kegiatan mengeluarkan
harta secara sukarela untuk kepentingan sesuatu yang tidak
terikat syarat tertentu, sehingga tidak mengenal nisab dan haul
seperti zakat.12
Ketiga, Shadaqah. Shadaqah adalah memberikan barang
tanpa mengharapkan adanya imbalan apapun, kecuali hanya
mengharap Ridho Allah Swt.13
Keempat, Wakaf. Menurut Al Manawi, wakaf berarti
menahan sebuah harta dan mengambil manfaatnya, harta
tersebut kekal wujudnya dan berkesinambungan dalam

11Tim penulis fikih zakat kontekstual indonesia, Fikih Zakat


Kontekstual Indonesia, (Jakarta Pusat: BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL,
2022), h. 1
12Muhammad Arif Budiman & Amrie Firmansyah, “Implementasi

Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah Pada BAZNAS Kabupaten Tegal,” Journal


of Law, Administration, and Social Science, Vol. 1, No. 2, December, 2021, h.
73–83.
13Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga

Kontemporer (Teori dan Prraktik), (Malang: UIN MALIKI MALANG PRESS,


2022), h. 118.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [53]

pemanfaatannya. Harta wakaf ini tidak bisa di wariskan,


dihibahkan bahkan di jual.14

Usaha mikro kecil menengah (UMKM)


Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan sektor
usaha yang memegang peran penting pada perekonomian lokal,
dan menjadi potensi yang sangat baik bagi perekonomian
negara. UMKM memberikan konstribusi 60% terhadap produk
domestik bruto.15Adanya UMKM dapat membuka kesempatan
kerja dan pendapatan bagi masyarakat, membantu pemerintah
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi nasional.16
Pemberdayaan UMKM merupakan suatu hal yang
penting untuk dilaksanakan, agar bisa mencapai hasil yang
maksimal. Strategi yang bisa digunakan adalahpemberdayaan
dana filantropi Islam sebagai modal usaha sekaligus pemberian
edukasi dari dinas koperasi dan UKM yang terdapat di
Kabupaten Pamekasan kepada masyarakat yang menerima
dana tersebut. konseptualisasi penyaluran dana filantropi Islam
tetap dalam pantauan lembaga penghimpun dana dan lembaga
mentoring, dimana dana yang terhimpun tidak semerta-merta
langsung dicairkan melainkan para penerima dana diedukasi
terlebih dahulu dimulai dari pelatihan enterpreuner sampai

14Afifuddin Muhajir & Nawawi, Revitalisasi Filantropi Islam


Optimalisasi Wakaf Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, (t.t.: CV Literasi
Nusantara Abadi, 2021).
15Mei Ruli Ninin Hilmawati & Rohmawati Kusumaningtias, “Inklusi

Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Dan Keberlangsungan


Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah,” Nominal: Barometer Riset Akuntansi
Dan Manajemen Vol. 10, No. 1, April, 2021, h. 135–52.
16Inaya Sari Melati dkk., Eksistensi Ekonomi Kerakyatan di Indonesia

(t.t.: Academia Publication, 2022).


[54] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

pada tahapan teakhir dari fase monitoring oleh Dinas koperasi


dan UKM Kabupaten Pamekasan.

Ekonomi Pembangunan Islam


Ekonomi pembangunan merupakan suatu studi tentang
ekonomi yang memiliki tujuan untuk menganalisis terkait
problem yang dihadapi dalam suatu negara berkembang, serta
menemukan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Selain itu, ekonomi pembangunan juga bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dinegara berkembang,
serta dapat mengatasi masalah yang utama, seperti kemiskinan,
pengangguran, pemerataan dan lain sebagainya.17
Ekonomi pembangunan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kebijakan dalam suatu kegiatan
perekonomian, serta menjadi indikator keberhasilan kegiatan
ekonomi. Maka, ekonomi Islam menjadi pendekatan alternatif
dalam ekonomi pembangunan.Ekonomi pembangunan Islam
berlandaskan pada prinsip ekonomi Islamdan paradigma Islam
(Islamic worlview). Dimana prinsip tersebut memiliki pengaruh
terhadap perspektif yang dibangun dalam ekonomi
pembangunan Islam.18
Konsep dan teori yang dimiliki oleh ekonomi
pembangunan Islam berbeda dengan teori dan konsep
pembangunan barat. Dimana, dalam ekonomi pembangunan
Islam, manusia dituntut untuk menuju keseimbangan antara
kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan dari ekonomi
pembangunan Islam tidak lain untuk mencapai kesejahteraan

17Agung Eko purwana, “Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif

Ekonomi Islam”, Justitia Islamica, Vol. 10, No.1, Januari-Juni,2021, h. 18.


18A. Jajang W Mahri, dkk., Ekonomi pembangunan Islam, (Jakarta:

Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah-Bank Indonesia, Juni 2021), h.


10.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [55]

masyarakat secara falah.19 Maka tindakan yang bisa dilakukan


adalah dengan pemberdayaan masyarakat atau dengan
pembangunan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
merupakan indikator yang penting dalam pembangunan
nasional. Selain itu, sumber daya manusia juga ssbagai subjek
dalam kegiatan pembangunan ekonomi yang mampu dalam
mengelola sumber daya alam yang ada, Sehingga perlu adanya
pemberdayaan SDM agar bisa mencapai tujuan yang
diharapkan.20

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten


Pamekasan
Filantropi Islam memiliki potensi besar sebagai alat
pemberdayaan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan
pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, filantropi
Islam dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi
tantangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berdasarkan data lapangan yang ada, Pada tahun
2020, jumlah penduduk miskin di kabupaten pamekasan
mencapai 129,41 ribu jiwa (14,60 %), bertambah 6,98 ribu jiwa
dibandingkan tahun sebelumya sebesar 122,43 ribu jiwa (13,95
%). Sebaliknya, pada Maret 2021, angka kemiskinan meningkat
dari 14,60% menjadi 15,30%.
Faktor faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
kabupaten Pamekasan bulan Maret 2021:

19Soritua Ahmad HamdanI Harahap, dkk., ”Pembangunan Ekonomi


Islam Melalui Peran Sumber Daya Manusia”, Al mustashfa Jurnal penelitian
Hukum Ekonomi Islam, Vol.6,No. 1, Juni,2021, h. 5-6.
20Jeviwariadi dan Gusril basir, ”Strategi Pemberdayaan Masyarakat

dalam Pembangunan Ekonomi Nagari Padang Panjang Kecamatan Tigo


Nagari Kabupaten Pasaman Perspektif Ekonomi Islam”, Transformasi:
Journal of economics and business management, Vol. 2, No. 1, Maret, 2023, h.
107.
[56] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

Pertama, Pandemi Covid-19 telah menunda pemulihan


kegiatan ekonomi. Informasi big data mencerminkan hal ini. Jika
dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, rata rata
pergerakan kabupaten Pamekasan masih -0,04.
Kedua, Upaya mentaati anjuran pemerintah dalam hal
pencegahan covid-19, masyarakat di kabupaten pamekasan
masih banyak berdiam diri dirumah. Kondisi ini tercermin dari
informasi big data aktivitas masyarakat di kabupaten
Pamekasan yang rata-rata masih berada di angka 0,17 terhadap
kondisi sebelum pandemi.
Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran
minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus
dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Garis kemiskinan
per-rumah tangga merupakan gambaran besarnya nilai rata-
rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah
tangga dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Secara rata-rata
garis kemiskinan per rumah tangga pada maret 2021 untuk
kebutuhan pamekasan sebesar Rp. 1.763.960
perbulan,kemudian bertambah sebesar Rp. 68.132 perbulan,
lebih baik dari kondisi maret 2020 sebesar Rp. 1.695.827 per
rumah tangga perbulan.
Kemiskinan tidak hanya sekedar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Namun ukuran lainnya yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) kabupaten
Pamekasan meningkat sebesar 0,010 poin antara Maret 2020
dan 2021, mencapai 1900 pada tahun 2021. Dari tahun 2020
hingga 2021, indeks keparahan kemiskinan (P2) meningkat dari
0,370 menjadi 0,400.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa tingkat
kemiskinan Kabupaten Pamekasan periode 2020-2021
mengalami peningkatan yang cukup signifikan, faktor utamanya
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [57]

yaitu dampak dari wabah Covid-19 yang menggangu aktifikas


perekonomian sehingga nilai rata-rata minimum untuk
memenuhi kebutuhuan dibawah garis kemiskinan, ini
menunjukkan bahwa rata-rata jarak tingkat pegeluaran
perkapita per-bulan penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan tidak terlalu besar.
Hal serupa untuk indeks keparahan kemiskinan (P2),
yang memiliki kecenderungan menurun dalam rentang waktu
setahun Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan hal tersebut
menunjukkan bahwa pemberdayaan dan pemerataan di
Kabupaten Pamekasan tidak memberikan perubahan bagi
masyarakat miskin. Sehingga perlu adanya terobosan baru guna
mengembangkan UMKM (100 usaha di kabupaten pamekasan)
dalam pemerdayaan dengan pengoptimlisasian dana filantropi
ZISWAF yang akan mengakomodasi dalam setiap proses
pemberdayaan.
Lembaga nazhir dalam pemberdayaan UMKM (Usaha
Mikro Kecil Menengah) memiliki peran sebagai penyalur dan
distributor dana serta lembaga yang memiliki hak istimewa
untuk memberikan dana filantropi kepada yang berhak
menerima sesuai dengan kriteria dan syarat yang sudah
terpenuhi. Model pengoptimalisasi dana filantropi ZISWAF
merupakan cara yang tepat dalam melancarkan
ketersambungan fungsi finansial intermidiary. Lancarnya
pengalokasian dana filantropi Islam kepada masyarakat yang
berhak menerima, melalui lembaga-lembaga penghimpun dana
seperti BAZNAS, KUA, UPZ yang akan memberikan konstribusi
dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas
serta mencapai falah dunia akhirat.
Peran lembaga dinas koperasi dan UKM sebagai
fasilitator dalam pembangunan 100 usaha di kabupaten
pamekasan antara lain memberikan pelatihan enterpreuner,
[58] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

konsultan pemilihan usaha, peningkatan keterampilan, maupun


peningkatan kualitas produk. Badan ini juga berperan sebagai
pengawas dalam mengantisipasi masalah yang akan dihadapi
oleh masyarakat yang berhak menerima dana filantropi demi
keberlangsungan usaha yang akan dijalankan. Sehingga usaha
dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta mampu
memberikan manfaat berupa peningkatan taraf ekonomi yang
lebih baik.
Peran instrumen ZISWAF dalam memenuhi kebutuhan
pembangunan usaha yang dapat melancarkan kegiatan ekonomi
pembangunan terlihat dari segi, memberikan kesempatan
kepada masyarakat yang berhak untuk menjalankan usaha yang
diinginkan melalui bimbingan dari lembaga dinas koperasi dan
ukm. Dana yang dikumpulkan menjadi kunci utama dalam
pemberdayaan dana filantropi pembangunan 100 usaha
(modal). Oleh karena itu, instrumen ZISWAF dapat dieksploitasi
dalam skala besar sehingga dapat memberikan kontribusi,
penyediaan lapangan kerja baru dan merumputnya usaha-
usaha skala mikro di kabupaten pamekasan.
Cadangan yang telah dikumpulkan dapat
dikontribusikan dan dialokasikan untuk melibatkan jaringan
yang berkualitas melalui keuangan mikro dan bantuan bisnis.
Aset ini bergabung dengan lembaga yang berkontribusi penuh
yang akan memberikan pengawasan intensif kepada individu
yang memenuhi syarat untuk mendapatkannya dan
memperoleh informasi serta metode berwirausaha yang hebat.
Dengan pengaturan modal dan bisnis para eksekutif, secara
bertahap individu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan
bantuan dapat membangun ekonomi mereka melalui usaha
yang akan dilakukan dan akhirnya mencapai keuntungan dunia
dan akhirat.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [59]

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan


kapasitas dan kualitas UMKM di kabupaten pamekasan melalui
pemberdayaan dana filantropi Islam dengan memperhatikan
lima aspek yaitu:
Pertama, Pengembangan kapasitas dan mindset. Untuk
pengembangan 100 usaha di kabupaten Pamekasan, aspek ini
meliputi kegiatan yang meliputi enterpreneur komperehensif,
motivasi berwirausaha, manejemen usaha, dan aspek
kewirasahaan lainnya.
Kedua, Konsultasi dan pendampingan. Setelah pelatihan
masyarakat yang berhak menerima dana filantropi ini
mendapatkan fasilitas konsultan wirausaha dan pendampingan
usaha untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas usaha secara
intens agar memperoleh hasil yang maksimal kedepannya.
Ketiga, Organisasi. Aspek yang satu ini merupakan
wadah bagi masyarakat yang menerima dana filantropi Islam.
Kelompok usaha dapat terorganisir dengan baik dan juga
menjadikan komuditas baru melalui pengelompokan.Pengusaha
diharapkan memiliki visi yang jelas dan kemampuan untuk
mengoperasikan perusahaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku pada tahap ini.
Keempat. Pasar (Commodity). Pada tahapan ini para
pelaku usaha mendapat pengetahuan tentang lapak dan
mengembangkan pasar untuk produk-produk yang ingin
dipasarkan.
Kelima, Jaringan atau relasi. Pada tahapan ini para
pelaku usaha yang sudah terintegritas mampu membangun
koneksi dan memperkuat hubungan sosial serta memperluas
pangsa pasar usahanya.
Strategi pemberdayaan filantropi Islam untuk
pembangunan 100 usaha di kabupaten pamekasan. Masyarakat
yang tidak memiliki batas kemampuan dan keterampilan, dan
[60] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

tidak mempunyai keahlian sehingga mereka tidak dapat


meningkatkan taraf ekonomi yang lebih baik, hal ini bisa
ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, Pelatihan enterpreuner bertujuan untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
kewirausahaan secara teori dan praktek sehingga mampu
memunculkan motivasi dan spirit berwirausaha.
Kedua, Proses Pendampingan dilakukan sebagai
mentoring usaha dalam menjalankan kegiatan usaha dan
diharapkan para pelaku usaha nantinya menguasai dan
mengembangkan usahanya secara mandiri.
Ketiga, Organisasi bertujuan sebagai tempat
berkumpulnya para pelaku usaha dan menjadikan alat
penghubung. Agar terbangun koneksi dalam berwirausaha
diharapkan para pelaku bisa sharing-sharing bagaimana
prospek usaha yang dijalankan.
Keempat, Pasar atau commodity bertujuan untuk
membangun komoditas baru sehingga mempermudah pelaku
usaha untuk memasarkan produk-produk dari hasil usahanya.
Kelima, Membangun jaringan bisnis berguna untuk
memperluas pasar sehingga produk-produknya dapat
dipasarkan kewilayah-wilayah yang membutuhkan.
Demikian langkah-langkah filantropi Islam ekonomi 100
usaha di kabupaten pamekasan yang belum memiliki kapasitas
produktif. Langkah langkah berikut telah digunakan untuk
percontohan pemberdayaan konseptual pembangunan ekonomi
filantropi Islam:
Pertama, Lembaga penghimpun. Dana yang terdiri dari
BASNAZ, KUA, UPZ setelah dana terhimpun akan disatukan
dalam satu kesatuan yang akan dijadikan modal dalam
pembangunan 100 usaha di kabupaten pamekasan.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [61]

Kedua, Fasilitator atau dinas koperasi dan UKM. Melatih


para pelaku usaha supaya meminimalisir resiko yang akan
terjadi kedepannya serta mengikuti manajemen usaha yang
sudah diatur.
Ketiga, Mendirikanf organisasi. Wadah menjadi solusi
bagi para pelaku usaha jika usahanya terdapat kendala atau
masalah yang tidak mampu diselesaikan secara individu.
Keempat, Meningkatkan pemasaran. Karena kurangnya
dana iklan dan tenaga pemasaran untuk mempromosikan
produk mereka, pelaku usaha kecil menghadapi tantangan yang
signifikan dalam memasarkan penawaran mereka kepada
masyarakat umum.
Kelima, Tekhnik produksi. Maksudnya menjamin
terjaganya kualitas produk pada usaha kecil .
Zakat, infaq, shadaqoh dan wakaf merupakan sumber
alternatif pilihan untuk program-program keringanan
kemiskinan dan merupakan instrumen moneter Islam yang
memiliki hubungan praktis langsung dalam menyelesaikan
kesenjangan sosial dan keuangan. pemecahan masalah sosial
dapat diatasi dengan inovasi pemberdayaan filantropi Islam,
ekonomi pembangunan, mitigasi kemiskinan dan perluasan
SDM. Konsekuensinya, dana filantropi Islam benar-benar
memainkan peran penting dalam memahami permintaan yang
sederhana. Dalam wilayah yang lebih luas, kehadiran filantropi
Islam (instrumen ZISWAF) dapat dirasakan manfaatnya dalam
kehidupan masyarakat di bidang moneter jika instrumen ini
ditangani dengan administrasi yang baik, disengaja dan mahir
dalam pengelolaannya.
Posisi peneliti disini sebagai jembatan (jaringan)
penghubung melalui konseptual eksperimen pembangunan
ekonomi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kabupaten Pamekasan menjadi lebih baik. Dana filantropi Islam
[62] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

ZISWAF memiliki manfaat yang cukup besar bagi masyarakat


khususnya di Kabupaten Pamekasan. Dari dana filantropi
tersebut, Masyarakat akan diberikandana pembiayaan dalam
pembangunan 100 usaha di kabupaten pamekasan. Mereka juga
mendapatkan pembinaan baik dalam bentuk moril maupun
pengetahuan untuk menjalankan usaha dengan manajemen
yang baik. Konseptual pemberdayaan filantropi Islam dengan
sistem ini adalah membangkitkan UMKM dengan pemberian
modal bagi para pelaku usaha. Dalam hal ini pengelola dana
ZISWAF berperan sebagai sohibul mall sekaligus yang
memberikan data-data masyarakat fakir miskin yang secara
syariat Islam berhak menerima.
Dinas koperasi dan UKM adalah mentor atau
pembimbing dalam menjalankan usaha dengan manajemen
yang baik dan profesional. Para pelaku usaha (fakir miskin)
sebagai pengelola yang memanfaatkan dana filantropi Islam
untuk kegiatan produktif. Hasil keuntungan yang diperoleh oleh
para pelaku usaha akan tercatat sebagai hasil usaha yang
sebagiannya disedekah sesuai dengan kemampuan dan/atau se-
ikhlasnya.

Penutup
Penyaluran pembiayaan dana filantropi Islam ekonomi
pembangunan untuk 100 usaha di kabupaten pamekasan
sebagai prioritas peningkatan taraf ekonomi dalam
pemberdayaan filantropi Islam, sehingga perlu adanya
terobosan baru guna mengembangkan UMKM dalam segi
pembiayaan yaitu salah satunya mengoptimalkan ZISWAF yang
merupakan instrumen keadilan dalam ekonomi Islam.
Manajemen pengelolaan dana filantropi Islam yang dilakukan
dengan baik dan profesional menjadikan instrumen ZISWAF
memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [63]

ekonomi di Kabupaten Pamekasan, khususnya dalam


mengentaskan kemiskinan.
Adanya dana filantropi Islam memiliki manfaat yang
cukup besar bagi masyarakat. Dari dana filantropi tersebut,
Masyarakat akandiberikan modal pembiayaan untuk
menjalankan usaha dalamkapasitas produktif. Mereka juga
mendapatkan pembinaan secara intensif oleh lembaga dinas
koperasi dan UKM untuk menjalankan usahanya dengan
manajemensecara profesional. Untuk mengurangi kesenjangan
ekonomi di Kabupaten Pamekasan, pembagian instrumen
ZISWAF yang adil akan mengahsilkan pemerataan pandapatan.
Investasi jangka panjang juga di lakukan dengan instrument
ziswaf guna meningkatkan aspek nonpendapatan orang miskin,
seperti kesehatan, pendidikan dan sumber daya fisik, serta
pekerjaan.
[64] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Muhammad Arif, and Amrie Firmansyah,


“Implementasi Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah
Pada BAZNAS Kabupaten Tegal.” Journal of Law,
Administration, and Social Science, Vol. 1, No. 2,
December 2021.
Darmalaksana, Wahyudin, Metode Penelitian Kualitatif Studi
Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-print Digital Library,
June, 2022.
Erfan, Muhammad, “Spirit Filantropi Islam Dalam Tindakan
Sosial Rasionalitas Nilai Max Weber.” Jesya (Jurnal
Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), Vol.4, no. 1 Januari
2021.
Farma, Junia. “Filantropi Islam Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Umat” JEIPS, Vol, 1, No. 1 Mei 2021.
Farroh Hasan, Akhmad, Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga
Kontemporer (Teori dan Praktik), Malang: UIN MALIKI
MALANG PRESS, 2022.
Hamdani harahap, Soritua ahmad dkk., ”Pembangunan Ekonomi
Islam melalui peran sumber daya manusia”, al
mustashfa, Jurnal penelitian Hukum Ekonomi Islam, Vol.
6, No. 1, Juni,2021.
Hayati, Fitri, dan Andri Soemitra, “Filantropi Isam Dalam
Pengentasan Kemiskinan”, Jurnal Ekonomi Manajemen
Dan Bisnis, Vol. 23, No. 2, Oktober 2022.
Hilmawati, Mei Ruli Ninin, and Rohmawati Kusumaningtias.
“Inklusi Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap
Kinerja Dan Keberlangsungan Sektor Usaha Mikro Kecil
Menengah.” Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan
Manajemen, Vol. 10, No. 1, April 2021.
Subhan Efendi, Ely Wahyuni, Safrianto, Sakinah: Filantropi Islam… [65]

Jeviwariadi dan Gusril Basir, ”Strategi Pemberdayaan


Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi Nagari
Padang Panjang Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten
Pasaman Perspektif Ekonomi Islam”, Transformasi:
Journal of economics and business management, Vol. 2,
No. 1, Maret 2023.
Kasdi, Abdurrohman. “Filantropi Islam Untuk Pemberdayaan
Ekonomi Umat (Model Pemberdayaan ZISWAF di BMT
Se-Kabupaten Demak)” IQTISHADIA Vol, 9, No. 2
November, 2016.
Kementerian Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:
Kementerian Agama, t.th.
Melati, Inaya Sari, Menik Kurnia Siwi, Ramadhan Prasetya
Wibawa, Novela Juliana, Meyta Pritandhari, Ita
Nuryana, Durinta Puspasari, dkk., Eksistensi Ekonomi
Kerakyatan di Indonesia, t.t.: Academia Publication,
2022.
Muhajir, Afifuddin& Nawawi, Rvitalisasi Filantropi Islam
(Optimalisasi Wakaf dalam Pemberdayaan Ekonomi
Umat), t.t.: CV Literasi Nusantara Abadi, 2021.
Murti, Ari. “Peran Lembaga Filantropi Islam Dalam Proses
Distribusi Ziswaf (Zakat, Infak, Sodaqoh Dan Wakaf)
Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat)” LABATILA, Vol.
1, No. 01, Desember, 2023.
Pangestuty, Farah Wulandari, and Ferry Prasetyia, Ekonomi
Pembangunan: Kajian Teoretis dan Studi Kasus, Malang:
Universitas Brawijaya Press, 2021.
Purwana, Agung Eko “Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif
Ekonomi Islam”, Justitia Islamica, Vol. 10, No.1, Januari-
Juni, 2021.
Rancang Bangun Model Pemberdayaan Ekonomi Petani
Berbasis Ziswaf, Accessed 28 Juni 2022.
[66] AHKAM, Volume 11, Nomor 1, Juli 2022: 45-66

Rumidi, Sukandar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Gajah


Mada University Press, 2020.
Sugita, Ades, and Sri Intan Wulandari. “Analisis Peranan
Pengelolaan Dana Ziswaf Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Umat Pada Lazisnu Kabupaten Cirebon.”
Jurnal Indonesia Sosial Sains, Vol. 1, No. 1, Juli 2020.
Tim penulis fikih zakat kontekstual indonesia, Fikih Zakat
Kontekstual Indonesia, Jakarta Pusat: BADAN AMIL
ZAKAT NASIONAL, 2022.
W Mahri, A Jajang dkk., Ekonomi pembangunan Islam, Jakarta:
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah-Bank
Indonesia, Juni 2021.

You might also like