You are on page 1of 22

ANALISIS JEMBATAN BUSUR PEJALAN KAKI BERDASARKAN

VARIASI LETAK LANTAI KENDARAAN

M. Syukri Ardiansyah1), Ismeddiyanto2), Reni Suryanita2)


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. Subrantas KM 12.5 Pekanbaru 28293
2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. Subrantas KM 12.5 Pekanbaru 28293
Email : ms.ardiansyah@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Sturdy bridge construction has always been synonymous with large and impractical structures.
New innovations are needed to create a bridge system that is practical but also robust in terms of
strength. For this reason, pedestrian arc bridges are analyzed with deck variations. The purpose
of this study is to obtain the optimum bridge model, in which the ratio of weight of bridge
structure deflection is small. Three types of bridges were considered in this study e.g deck arch,
through arch and a half through arch by comparing the stresses that occur as well as the weight
ratio and bridge deflection. The most optimum bridge is that produced the smallest efficiency
ratio value. The results of the analysis obtained are A Half-Through Arch which has the best
performance in distributing internal forces evenly. The Deck Arch weight is 1,125.52 tons, A
Half-Through Arch weighs 1,007.14 tons and the Through Arch weighs 975.61 tons. The
maximum deflection on the Deck Arch is 243.41 mm, A Half-Through Arch is 309.95 mm and the
Through Arch is 260.19 mm. Then, the efficiency ratio of Deck Arch is 4.62, A Half-Through
Arch is 3.25 and Through Arch is 3.75. So, it can be concluded the most optimum bridge is A
Half-Through Arch with the smallest efficiency ratio value of 3.25. A Half-Through Arch are
more efficient 13.34% than Through Arch and 29.73% more efficient than Deck Arch.

Keywords : Analysis of Bridges, Arch Bridge, Steel Bridge, Bridge Loading, Deflection,
SAP2000.

1. PENDAHULUAN kendaraan jembatan akan


Sebagai negara kepulauan dengan
kondisi geografis yang dipenuhi oleh
sungai, selat, jurang, dan pegunungan,
infrastruktur jembatan menjadi satu hal
yang sangat vital dibutuhkan dalam
menunjang kemajuan perekonomian
Indonesia. Konstruksi jembatan yang
kokoh selama ini selalu identik dengan
struktur yang besar dan tidak praktis.
Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi baru
dalam terciptanya sistem jembatan yang
tetap praktis dalam pelaksanaan
konstruksinya, namun juga kokoh dalam
hal kekuatannya. Jembatan busur (arch
bridge) adalah struktur setengah
lingkaran dengan abutmen pada
kedua sisinya. Beban yang diterima lantai

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 1


dialihkan secara alami oleh pelengkung. sambungan yang digunakan. Selain itu
Lalu beban ditujukan ke abutmen agar juga dalam analisis dan desain jembatan
kedua sisi jembatan dapat terjaga dan busur, hal - hal yang harus diperhatikan
tidak bergerak ke samping (Supriyadi & yaitu dimensi penampang, variasi
Muntohar, 2007). Dalam perencanaan kelengkungan jembatan serta rasio antara
jembatan lengkung terdapat beberapa hal berat jembatan terhadap lendutan yang
yang perlu dipertimbangkan yaitu terjadi agar diperoleh hasil yang optimum.
konfigurasi jembatan lengkung, material Saat ini, penggunaan baja sebagai
penyusun jembatan serta jenis material konstruksi telah banyak diminati
karena memiliki kelebihan dibandingkan 2) Membandingkan gaya-gaya dalam yang
material lainnya. Dari segi kekuatan, baja terjadi pada struktur jembatan busur tipe
memiliki kekuatan yang lebih tinggi Deck Arch, Through Arch, dan A Half –
daripada beton. Kekuatan yang tinggi ini Through Arch;
juga terdistribusi secara merata dan 3) Mengkaji rasio antara berat jembatan
mengakibatkan struktur bangunan yang terhadap lendutan yang terjadi pada
terbuat dari baja lebih ringan dibandingkan jembatan busur tipe Deck Arch,
struktur dengan bahan lain. Selain itu, Through Arch, dan A Half – Through
struktur dari baja dapat dibongkar untuk Arch.
kemudian dipasang kembali sehingga
elemen struktur baja dapat dipakai
secara berulang-ulang dalam berbagai
bentuk.

1.1 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas,
penelitian yang dibahas yaitu analisis
jembataan busur (arch bridge) pejalan kaki
berdasarkan variasi letak lantai kendaraan.
Variasi letak lantai kendaraan terdiri dari
tipe Deck Arch, a half-through arch dan
tipe through arch. Setelah itu
dibandingkan tegangan-tegangan yang
terjadi serta rasio antara berat dan lendutan
jembatan agar diperoleh model jembatan
yang paling optimum dan efisien, yaitu
jembatan yang menghasilkan nilai rasio
efisiensi paling kecil.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu :
1) Menganalisis struktur jembatan busur
(Arch Bridge) pejalan kaki
berdasarkan variasi letak lantai
kendaraan;
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 2
1.3 Manfaat gelagar paralel. Jembatan busur terdiri dari
Diharapkan dalam penelitian ini beberapa bagian
dapat bermanfaat untuk : yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
1) Menambah wawasan dan informasi
para peneliti dalam
mengembangkan penelitian yang
berhubungan dengan struktur
jembatan busur (Arch Bridge);
2) Menjadi referensi dalam
menganalisis struktur jembatan
busur (Arch Bridge).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jembatan


Menurut Struyk & Veen (1984),
jembatan adalah suatu konstruksi yang
berfungsi sebagai penerusan jalan
melewati suatu rintangan yang berada
lebih rendah. Rintangan tersebut dapat
berupa lembah, sungai, danau, jalan raya
maupun rintangan lainnya.
Secara umum, jembatan difungsikan
untuk melayani arus lalu lintas serta
dalam perencanaan dan perancangan
jembatan perlu dipertimbangkan fungsi
kebutuhan transportasi, persyaratan
teknis dan nilai- nilai estetika.

2.2 Jembatan Busur (Arch Bridge)


Jembatan busur adalah jembatan
dengan struktur berbentuk setengah
lingkaran dan abutmen yang terletak
pada kedua sisinya. Penggunaan busur
ini sebagai pengalihan beban yang
diterima lantai kendaraan jembatan
menuju ke abutmen yang menjaga kedua
sisi jembatan agar tidak mengalami
pergeseran (Supriyadi & Muntohar,
2007).
Menurut Victor (1980), pemberian
bentuk busur dimaksudkan untuk
mengurangi momen lentur pada
jembatan sehingga penggunaan bahan
menjadi lebih efisien dibandingkan
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 3
Through Arch
Gambar 3. Jembatan Busur
Through Arch (Qosim,
2005)
lainnya.
Gambar 1. Bagian-bagian Jembatan
Lengkung (Widia, 2016)

2.3 Jenis Jembatan Busur Berdasarkan


Letak Lantai
Berdasarkan letak lantai kendaraan,
berikut jenis-jenis jembatan busur yang
umum dipakai, yaitu :
1) Deck Arch adalah jenis jembatan
busur dengan beban lalu-lintas yang
ditopang secara langsung oleh lantai
kendaraan dan berada dibagian paling
atas busur. Jembatan busur jenis ini
didesain untuk menahan kombinasi
gaya aksial dan momen akibat lalu-
lintas jembatan. Selain sebagai tempat
lalu-lintas, bagian lantai kendaraan
juga berfungsi sebagai pengaku bagi
struktur jembatan.

Gambar 2. Jembatan Busur Deck Arch


(Qosim, 2005)

2) Through Arch adalah jenis jembatan


busur dengan lantai kendaraan terletak
tepat di springline busurnya. Pada
jenis ini gaya dorong horizontal
yang diterima didistribusikan oleh
pelengkung menuju girder jembatan
sehingga pondasi jembatan lebih kecil
dibandingkan jenis jembatan busur
3) A Half – Through Arch adalah jenis 2.4 Pembebanan Pada Jembatan Busur
jembatan busur dengan lantai Pejalan Kaki
jembatan terletak diantara Pada perencanaan jembatan yang
springline dan bagian paling atas perlu diperhatikan adalah beban-beban
busur. Pada jenis ini beban akibat yang terjadi pada jembatan. Beban tersebut
lalu-lintas ditahan oleh dek akan mempengaruhi besarnya dimensi dari
jembatan yang selanjutnya struktur jembatan serta banyak rangka
diteruskan ke bagian utama busur batang yang digunakan. Peraturan di
melalui kabel yang menghubungkan Indonesia yang membahas beban rencana
dek jembatan ke bagian busur untuk jembatan pejalan kaki terdapat pada
utama. Pedoman Departemen Pekerjaan Umum
(PU) tentang Perencanaan dan Pelaksanaan
Konstruksi Jembatan Gantung Untuk
Pejalan Kaki (2007). Pedoman lain yang
digunakan dalam perencanaan jembatan
pejalan kaki yaitu mengacu pada AASHTO
Gambar 4. Jembatan Busur A LRFD Guide Specifications for the Design
Half- Through Arch (Qosim, of Pedestrian Bridge (2009).
2005)
2.4.1 Beban Mati Konstruksi Jembatan Gantung Untuk
Beban mati atau berat sendiri adalah Pejalan Kaki (2007). Kelas penggguna
berat dari profil dan elemen struktural dan termasuk jembatan kelas 1 dengan beban
non-struktural yang direncanakan sejak pejalan kaki terdistribusi merata sebesar
awal dan tidak akan mengalami perubahan 500 kg/m2 dan dipertimbangkan beban
yang signifikan selama masa layan kendaraan ringan/ternak sebesar 20 kN
jembatan kecuali diadakan perubahan- yang diaplikasikan sebagai beban berjalan.
perubahan terhadap struktural jembatan. Pembebanan tersebut dinilai memberikan
Oleh karena itu, beban untuk berat sendiri batas yang cukup untuk keselamatan
ini nilainya dianggap selalu tetap. Berat isi semua pengguna biasa dari jembatan
berbagai macam bahan material dapat pejalan kaki.
dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
2.4.4 Beban Angin
Tabel 1. Berat isi Material (RSNI T-02-2005)
Beban angin harus diasumsikan
Berat/Satuan Isi
No Nama Bahan terdistribusi secara merata pada
(kN/m3)
Lapisan Permukaan permukaan yang terekspos oleh angin.
1 22,0 Tekanan angin yang ditentukan pada SNI
Beraspal
2 Aspal Beton 22,0 1725:2016 diasumsikan disebabkan oleh
3 Beton 22,0 – 25,0 angin rencana dengan kecepatan dasar (Vs)
4 Beton bertulang 23,5 – 25,5 sebesar 90 hingga 126 km/jam. Untuk
5 Baja 77,0 jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari
10000 mm diatas permukaan tanah atau
2.4.2 Beban Mati Tambahan
permukaan air, kecepatan angin rencana,
Beban mati tambahan diasumsikan
VDZ, harus dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
sebagai semua beban non-struktural yang V = 2,5 V (V10) ln ( Z ) (1)
ditahan oleh struktur jembatan dan bukan DZ 0 VB Z0
merupakan kesatuan bagian dari struktur Keterangan :
itu
sendiri sehingga beratnya dapat berubah
VDZ = Kecepatan angin rencana (km/jam);
pada suatu waktu selama masa layan
V10 = Kecepatan angin pada elevasi
jembatan. Perubahan tersebut bisa akibat
10000 mm diatas permukaan tanah
penggantian elemennya ataupun juga
atau diatas permukaan air rencana
dikarenakan perubahan dari kualitas
(km/jam);
material tersebut. Beban mati tambahan
VB = Kecepatan angin rencana yaitu 90
meliputi beban lapisan aspal, genangan air
s/d 126 km/jam;
hujan dan railing jembatan.
Z = Elevasi struktur dari permukaan
2.4.3 Beban Hidup tanah atau dari permukaan air
Beban hidup adalah beban yang (mm);
berasal dari berat kendaraan-kendaraan V0 = Kecepatan gesekan angin (km/jam);
bergerak lalu lintas dan/atau pejalan kaki Z0 = Panjang gesekan di hulu jembatan,
yang dianggap bekerja pada jembatan. (mm)
Pada penelitian ini, beban hidup mengacu V10 dapat diperoleh dari :
pada Pedoman Departemen Pekerjaan 1) Grafik kecepatan angin dasar untuk
Umum berbagai periode ulang;
(PU) tentang Perencanaan dan Pelaksanaan 2) Survei angin pada lokasi jembatan;
3) Jika tidak ada data yang lebih baik,

a (g)
perencana dapat mengasumsikan S
bahwa = V10 = VB = 90 s/d 126 , SDS
t

Percepatan Respon Sep ra


km/jam. k
Sa = SD1/T
Tabel 2. Nilai V0 dan Z0 (SNI 1725:2016)
Lahan Sub SD1
Kondisi Kota
Terbuka Urban
V0 (km/jam) 13,2 17,6 19,3 T0 TS 1,0
Z0 (mm) 70 1000 2500 Periode, T (detik)

Gambar 5. Kurva Desain


Dengan tidak adanya data yang lebih Response Spectrum (SNI
tepat, tekanan angin rencana dalam MPa 1726:2012)
dapat ditetapkan dengan menggunakan
2.4.6 Kombinasi dan Faktor Beban
persamaan berikut :
Kombinasi beban umumnya
didasarkan pada beberapa aksi beban yang
P =𝑃 𝑉𝐷𝑍
2
kemungkinan bekerja secara bersamaan
(
D
B 𝐵) (2)
𝑉
dan berpotensi memberikan pengaruh
Keterangan :
maksimum bagi keseluruhan struktur.
PB = Tekanan angin dasar seperti yang response spectrum harus dikembangkan
ditentukan dalam Tabel 3 (MPa) dengan mengacu pada
Gambar 5 berikut ini.
Tabel 3. Tekanan Angin Dasar
(SNI 1725:2016)
Angin Angin
Kompoen
Tekan Hisap
bangunan atas
(MPa) (MPa)
Rangka, kolom
0,0024 0,0012
dan pelengkung
Balok 0,0024 N/A

Permukaan datar 0,0019 N/A

2.4.5 Beban Gempa


Perencanaan beban gempa yang
diperhitungkan pada penelitian ini
mengacu pada SNI 1726:2012 dengan
metode response spectrum. Wilayah yang
ditinjau yaitu Kota Pekanbaru dengan
zonasi gempa Wilayah 2 dan berada pada
kondisi tanah sedang. Kurva desain
Untuk selengkapnya dapat dilihat Kuat III 1,1 2,0 - - 1,4 -
pada Tabel 4 berikut. Ekstrem 1,1 2,0 0,3 0,3 - 1,0
Tabel 4. Kombinasi dan Faktor
Beban (SNI 1725:2016) Keterangan :
Keadaan
MS MA TP TD EW EQ MS = Beban mati atau berat sendiri
Batas
struktur
Layan I 1,0 1,0 1,0 1,0 0,3 -
MA = Beban mati tambahan
Layan II 1,0 1,0 1,3 1,3 - -
TP = Beban pejalan kaki
Layan III 1,0 1,0 0,8 0,8 0,7 - TD = Beban kendaraan ringan/ternak
Kuat I 1,1 2,0 1,8 1,8 - - EW = Beban angin
EQ = Beban gempa
Kuat II 1,1 2,0 1,4 1,4 - -

3. METODOLOGI PENELITIAN yaitu sebagai berikut :


1) Penentuan topik dan rumusan masalah
3.1 Preliminary Design
penelitian.
Merupakan data input awal dalam
2) Perencanaan desain awal
desain jembatan yang berisi informasi
(preliminary design) yang meliputi
mengenai data struktur jembatan yang
data struktur jembatan, dimensi profil
dianalisis, terdiri dari dimensi jembatan
maupun properties material.
hingga material yang digunakan. Untuk
3) Penggambaran model jembatan yang
selengkapnya yaitu sebagai berikut :
dianalisis pada program SAP2000
1) Kategori jembatan : Jembatan Busur berdasarkan variasi model dan
(Arch Bridge) Pejalan Kaki konfigurasi jembatan yang telah
2) Variasi Tipe/model : Through arch, a direncanakan.
half-through arch dan deck arch
3) Tipe kelengkungan : Parabola
4) Asumsi pemodelan : Space Frame
5) Tumpuan/perletakan : Sendi-rol
6) Dimensi Jembatan
(a) Panjang Bentang (L) : 132 m
(b) Lebar Jembatan (b) : 7 m
(c) Tinggi Jembatan (f ) : 22 m
(d) Jarak Antar Gelagar
(1) Melintang :6m
(2) Memanjang : 1,75 m
7) Material
(a) Struktur Utama : Baja BJ 41
(b) Pelat : Beton K-350
(c) Tebal Pelat : 300 mm

3.2 Langkah-langkah Penelitian


Langkah-langkah dalam analisis
struktur jembatan busur pada penelitian ini
4) Pemberian beban pada masing-
masing tipe/model jembatan serta
membuat kombinasi beban.
5) Dilakukan run analysis ketiga
model jembatan, sehingga
diperoleh hasil berupa gaya-gaya
dalam maupun deformasi pada
struktur. Selain itu juga dilakukan
run steel frame design/check of
structure untuk mengetahui nilai
rasio tegangan yang terjadi.
6) Pengecekan lendutan maksimum
jembatan dan harus memenuhi
syarat lendutan izin sebesar L/360
(L = Panjang bentang jembatan)
yang mengacu pada AASHTO
LRFD Guide Specifications for the
Design of Pedestrian Bridge
(2009).
7) Hasil analisis dari ketiga model
jembatan tersebut dibandingkan
agar didapatkan tipe/model
jembatan yang paling optimum dan
efisien.

3.3 Profil dan Konfigurasi Jembatan


Konfigurasi jembatan yang
dianalisis dalam penelitian ini dibagi
menjadi 3 tipe berdasarkan letak lantai
kendaraan, yaitu tipe deck arch, a half-
through arch dan through arch. Adapun
profil dan konfigurasi jembatan busur
yang dianalisis yaitu sebagai berikut.
Tabel 5. Profil yang digunakan
No. Frame Profil (mm)
1 Busur/Pelengkung Box 1000.500.25.25

2 Gelagar Induk/Utama Box 900.450.22.22

3 Gelagar Melintang IWF 400.200.8.13

4 Gelagar Memanjang IWF 300.150.6,5.9

5 Bracing Box 300.150.7,5.7,5

6 Hanger/Batang Tegak Box 500.500.25.25

7 Kabel Penggantung Macalloy 460 (M56)

3.4 Diagram Alir Penelitian


Busur/Pelengkung Untuk memudahkan memahami
Hanger Box Gelagar Utama tahapan dalam penelitian ini, dapat dilihat
22 × 6 m bagan alir berikut :
(a)
Mulai
Kabel Penggantung
22 m
Input Data Struktur
Busur/Pelengkung
(Dimensi & Propertis Material)
Hanger Box Gelagar Utama
(b)
Preliminary Design
Kabel Penggantung
Busur/Pelengkung

Deck Arch A Half–Through Arch Through Arch

Gelagar Utama
(c)
Input Pembebanan
Bracing Busur/Pelengkung
7m
Analisis Gaya-gaya Dalam
(Tampak Denah Busur)
Gelagar Melintang Gelagar Memanjang

Gelagar Utama Kontrol Terhadap Kekuatan dan Lendutan Struktur


Tidak Aman
(Tampak Denah Lantai)

Aman

Membandingkan tegangan-tegangan, rasio berat dan lendutan jembatan

Menentukan Model Jembatan yang Paling Optimum dan Efisien

Selesai

(a)
(b)

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian

(c)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Reaksi Perletakan


Reaksi perletakan yang ditinjau yaitu
akibat beban mati untuk mengetahui berat
Gambar 6. Konfigurasi Jembatan Busur sendiri struktur jembatan. Berat struktur
Tipe (a) Deck Arch, (b) A Half- pada masing-masing tipe/model jembatan
Through Arch, (c) Through Arch dapat dilihat pada Gambar 8.
11,500 11,255.23 terbalik dengan jembatan busur tipe
through arch dan a half-through arch.
11,000
Pada kedua tipe jembatan tersebut, momen
Base Reaction (kN)

10,500 maksimum bernilai negatif diseluruh


10,071.40 kombinasi pembebanan. Perbedaannya
10,000 9,756.06
terletak pada nilai momen dengan nilai
9,500 terbesar dihasilkan oleh jembatan busur
tipe a half-through arch. Diagram momen
9,000
Deck Arch A Half-Through Through Arch maksimum Gelagar Utama dapat dilihat
Arch
Tipe Jembatan
pada Gambar 9.

Gambar 8. 9
Reaksi 0
0
Perletakan

Gaya Momen (kN.m)


6
Dari
ketiga 0
0
tipe jembatan 3
tersebut, Through 0
0
Arch menghasilkan
0
reaksi perletakan
-
paling kecil atau 3
0
memiliki bobot 0
paling ringan. -
6
Bobot jembatan 0
tipe Through Arch 0

lebih ringan 3,13% -


9
dari tipe a half- 0
0
through arch dan
13,32% lebih
ringan dari tipe
Deck Arch A Half-
deck arch. Through Arch Through
Hal tersebut Arch

dapat terjadi Gambar


karena 9. Momen Maksimum
seluruh profil Gelagar Utama
batang tegak pada
jembatan tipe Momen
Through Arch maksimum yang
dihasilkan
menggunakan
kabel sedangkan
pada tipe deck arch
menggunakan box
baja serta tipe A
Half-
Through Arch menggunakan kabel

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 8


d b juga dapat Gelag oleh gelagar utama jembatan. Dari
a e disimpulka ar pada ketiga tipe ketiga tipe
n r n bahwa Utam jembatan terjadi jembatan tersebut,
a akibat kombinasi
a kenaikan nilai momen
Pada beban kuat 1.
b t posisi terbesar dihasilkan
gelagar Beban pejalan
o deck/lantai oleh jembatan
utama, kaki dan beban
x s kendaraan busur tipe deck
momen kendaraan ringan
t berbanding arch yaitu 767,59
maksimum memberikan
b r lurus kN. Selisih nilai
jembatan dampak yang
a u dengan momen jembatan
busur tipe cukup besar
j k bobot busur tipe deck
deck arch terhadap
a t jembatan. arch dengan tipe
bernilai peningkatan
, u lainnya yaitu 84,96
postif momen tersebut.
r 4.2 Gaya kN atau 11,07%
Dalam terjadi pada
s lebih besar
Mome seluruh 4.2.2 Gaya Momen
e j Busur/Peleng daripada a half
n kombinasi
h e kung through arch dan
Gaya beban. Hal
i m Momen 339,74 kN atau
ini
n b momen maksimum 44,26% lebih besar
berbanding
g a adalah busur/pelengkung dibandingkan
g t gaya yang bernilai positif dengan jembatan
a a terjadi pada ketiga tipe busur tipe through
n akibat arch.
b . adanya
gaya
e
r D lintang
p a pada
e r elemen
n i struktur.
Gaya
g
a h momen
r a yang
u s ditinjau
h i yaitu
l momen
maksimum
t
e t pada
r e gelagar
h r utama dan
a s busur/pele
d e ngkung.
a b 4.2.1 Gaya
p u Mom
t en
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 9
Dari hasil tersebut menunjukkan Nilai gaya aksial terbesar dihasilkan
bahwa penambahan ketinggian deck/lantai oleh jembatan busur tipe deck arch yaitu
kendaraan berbanding lurus terhadap 8913,77 kN. Gaya aksial tersebut 9,03%
peningkatan nilai momen pada busur. lebih besar daripada tipe through arch dan
Diagram momen maksimum busur dapat 10,76% lebih besar dibandingkan tipe a
dilihat pada Gambar 10. half-through arch. Berdasarkan hasil
diatas, bahwa perubahan posisi deck/lantai
800 kendaraan tidak berbanding lurus dengan
Gaya Momen (kN.m)

600 peningkatan nilai gaya aksial pada gelagar


400
utama.
200 4.3.2 Gaya Aksial Busur/Pelengkung
0 Busur/pelengkung adalah komponen
utama sebagai penopang gaya-gaya dalam
pada jembatan busur. Pada elemen
Deck Arch A Half-Through Arch Through Arch busur/pelengkung, gaya aksial yang terjadi
berupa gaya tekan. Diagram gaya aksial
Gambar 10. Momen Maksimum Busur
maksimum Busur dapat dilihat pada
Gambar 12.
4.3 Gaya Dalam Aksial
-13,000
Gaya aksial yaitu gaya pada elemen
struktur yang mempunyai arah sejajar -10,000
Gaya Aksial (kN)

sumbu elemen. Gaya aksial maksimum -7,000


yang ditinjau yaitu pada Gelagar Utama,
-4,000
Busur/Pelengkung dan Hanger/Batang
Tegak. -1,000

4.3.1 Gaya Aksial Gelagar Utama


Pada gelagar utama, gaya aksial Deck Arch A Half-Through Arch Through Arch
yang dominan dihasilkan yaitu berupa
gaya tarik. Gaya aksial maksimum terjadi Gambar 12. Gaya Aksial Maksimum
akibat kombinasi beban kuat 1, seperti Busur/Pelengkung
yang terlihat pada Gambar 11. Berbeda dengan gelagar utama, pada
10,000 busur penambahan ketinggian deck/lantai
kendaraan berbanding lurus dengan
Gaya Aksial (kN)

8,000
peningkatan nilai gaya aksial. Hal ini
6,000
dibuktikan dengan nilai gaya aksial pada
4,000
jembatan busur tipe through arch yaitu
2,000 -10556,42 kN, menjadi -10621,60 kN atau
mengalami peningkatan sebesar 0,61%
pada tipe a half-through arch. Lalu
Deck Arch A Half-Through Arch Through Arch
meningkat cukup signifikan menjadi
Gambar 11. Gaya Aksial Maksimum -11691,41 kN atau terjadi peningkatan
Gelagar Utama sebesar 9,71% pada tipe deck arch.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 9


4.3.3 Gaya tegangan yang
1
Aksial . terjadi.
0
Hanger/Batang
0
Tegak Dari

P-M Ratio
. -
ketigatipe 9
-
jembatan 0

0-6

18 - 24

36 - 42

54 - 60

72 - 78

90 - 96

108 - 114

126 - 132
. -600
yang 8
dianalisis 0 Bentang
terdapat . Jembatan (m)
6 Deck Arch A
variasi Half-Through
0
Arch
.
penggunaan 5
Through Arch
hanger berupa
profil box baja Gambar 13. Gaya
dan kabel. Hal Aksial
Maksimum
ini dilakukan
Hanger/Batang
sesuai dengan Tegak
gaya yang
diterima oleh
4.4 Rasio
jembatan. Pada
Tegangan
tipe Deck Arch
dan
dan A Half-
Kapasitas
Through, gaya
Penampang
aksial yang
(P-M Ratio)
dihasilkan
Tujuan
berupa gaya
pengecekan P-M
tekan yaitu
Ratio adalah
sebesar
sebagai dasar
-570,75 kN dan kaki dan beban
untuk memastikan
-561,98 kN serta kendaraan ringan,
bahwa profil
tipe Arch hal ini terlihat
aman digunakan
Through Arch dari kombinasi
dan dapat
gaya aksial beban kuat 1 dan
menahan beban
maksimum 2 yang memiliki
pada kondisi
sebesar 510.69 nilai gaya aksial
ultimitnya. P-M
kN berupa gaya tertinggi.
Ratio yang
tarik. Diagram gaya
ditinjau yaitu
Gaya aksial maksimum
pada elemen
aksial yang pada
gelagar utama
dihasilkan oleh hanger/batang
sepanjang
hanger/batang tegak dapat
bentang untuk
tegak sangat dilihat pada
mengetahui
dipengaruhi oleh Gambar 13.
distribusi
beban pejalan
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 10
Gaya Aksial (kN)

600
400
200
200
400

Deck Arch
menuju satu parameter diizinkan
A Half-Through tumpuan dalam sebesar
Arch
tersebut terkait memastikan L
= 367 mm
Through Arch dengan fungsi keamanan dan lendutan
maksimum
dari tumpuan jembatan yang 360
ambar 14. Distribusi P-M yaitu menahan didesain. yang ditinjau yaitu
aksi yang Lendutan yang elemen gelagar
Ratio Gelagar
utama.
Utama terjadi pada
-350
struktur. 0 12 24 36 48 60 72 84 96
Dari
Sedangkan pada -300
0 108 120 132
Gambar 14 -50
jembatan tipe
Lendutan (mm)

diatas dapat -250 -


Deck arch
dilihat bahwa 100

Lendutan (mm)
kinerja yang -200 -
jembatan tipe
ditunjukkan 150
A Half- -150
lebih fluktuatif. -
Through Arch 200
Berdasark
menunjukkan -
an hasil 250
kinerja
tersebut, -
pendistribusian 300
jembatan busur
gaya dalam - -350
tipe a half- 10Layan 1 Layan Bentang Jembatan (m)
yang 03 Kuat
through arch
cenderung 2
memiliki
merata Ekstrem X
kinerja yang
sepanjang m
lebih baik K
bentang o Pa
dibandingkan 2 m
dengan nilai bi da
tipe jembatan na
rasio rata-rata Gel
lainnya dan si
sebesar 0,657. Be aga
yang paling ba
Pada tipe n r
efisien dalam
Through Arch Deck Arch A Uta
mendistribusika Half-Through Arch
pendistribusian ma
n gaya-gaya
gaya dalam Through Arch
dalam pada Berdasarkan
sepanjang
gelagar utama. Gambar 15. Gambar 15 diatas,
bentang juga
L lendutan
cenderung
4.5 Lendutan en maksimum pada
merata, namun
Maksimum ketiga tipe
terjadi du
Seperti jembatan terjadi
kenaikan yang ta
halnya P-M akibat kombinasi
cukup besar di n
Ratio, lendutan beban kuat 1.
daerah M
maksimum juga Besaran lendutan
tumpuan. ak
harus untuk masing-
Peningkatan si
dipertimbangka masing tipe
nilai rasio m
n, sebagai salah jembatan Deck
tegangan u

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 11


Arch, A Half- Perbedaan Deck Arch A
Lendutan
Through Arch terletak pada Half-Through Arch Jembatan
dan Through besaran nilai dan Through Arch Untuk
Arch secara peningkatan menentukan tipe
Gambar 16.
berurutan yaitu lendutan menuju jembatan busur
Distribusi
-243,41 mm, tengah bentang. yang paling
Lendutan
-309,95 mm mm Peningkatan optimum dan
Pada
dan -260,19 mm. lendutan paling efisien, maka
Gelagar
Diantara ketiga besar terjadi pada perlu
Utama
tipe jembatan, ¼ bentang memperhitungka
Deck Arch jembatan dan Dari n rasio berat dan
menghasilkan peningkata ketiga model lendutan
lendutan yang lendutan semakin jembatan, jembatan. Hasil
paling kecil. kecil mendekati peningkatan perhitungan
Lendutan tengah bentang, lendutan rasio berat dan
tersebut lebih seperti yang terbesar lendutan
kecil 6,45% dari terlihat pada dihasilkan oleh jembatan dapat
tipe Through Gambar 16. jembatan busur dilihat
Arch dan 21,47% tipe deck arch pada Tabel 6
lebih kecil sebesar 64,05 beriku ini.
dibandingkan mm dari joint 0
Tabel 6. Rasio
dengan jembatan m ke 6 m. Efisiensi
tipe A Half- Sedangkan pada Jembatan
Through Arch. jembatan busur Berat Lendutan
tipe through Tipe Jembatan Maksimum
4.6 Distribusi arch dengan Jembatan
(ton) (mm)
Lendutan tinjauan joint 1 1.125,52 -243,41
Distribusi yang sama
2 1.007,14 -309,95
lendutan yang mengalami
ditampilkan peningkatan 3 975,61 -260,19
yaitu pada sebesar 48,59
gelagar utama mm dan tipe Keterangan :
akibat kombinasi deck arch Tipe 1 = Deck
beban kuat 1. sebesar 37,62 Arch
Pola distribusi mm. Tipe 2 = A Half-
lendutan antara Through Arch
ketiga tipe 4.7 Rasio Tipe 3 = Through
jembatan Berat dan Arch
cenderung sama Berdasarka rasio efisiensi
dengan lendutan n Tabel 6 diatas, paling besar yaitu
maksimum jembatan busur 4,62, lalu tipe
terjadi pada tipe Deck Arch Through Arch
tengah jembatan. menghasilkan dengan nilai rasio

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 12


3,75 dan rasio 1. Pada kend usi rasio
terkecil struktur 3 araa tegangan
1
dihasilkan oleh jembatan n dan
jembatan busur busur, gaya berb kapasitas
tipe A Half- dominan andi penampang
Through Arch dan yang ng , jembatan
sebesar 3,52. paling lurus busur tipe
Jembatan busur besar deng A Half-
yang paling Through Arch an Through
dihasilkan Deck Arch H
efisien adalah yaitu al nilai Arch
jembatan dengan berupa
f- gaya memiliki
T
nilai rasio gaya aksial hr aksia kinerja
efisiensi paling o l yang lebih
tekan pada u
kecil, yaitu busur/pelen g busu baik
jembatan busur h r/pel dibandingk
gkung. A
tipe A Half- 2. Gaya aksial rc engk an 2 tipe
h
Through Arch. terbesar ung. jembatan
dihasilkan Tipe
3. B lainnya
oleh Jembata e yaitu Deck
n r Arch dan
jembatan
busur tipe d Through
Deck Arch a arch. Hal
sebesar s tersebut
-11.691,41 a terlihat dari
kN. Gaya r pendistribu
aksial k sian gaya-
tersebut a gaya dalam
lebih besar n yang lebih
9,15% dari d merata
tipe A Half- i disepanjang
Through s bentang
Arch dan tr baik
i pada elemen
9,71% lebih gelagar
besar b maupun
dibandingk busur.
Gambar 17. Through Arch
an tipe Rasio Berat dan membentuk grafik
Through Lendutan
batang paling
Arch,
Seperti tinggi dengan
sehingga
yang terlihat pada bobot 1.007,14
penurunan
Gambar 17, ton dan lendutan
letak lantai
-350 -250 -150 -50 jembatan busur 309,95 mm,
Lendutan (mm)

-300 -200 -100 0 tipe A Half- sehingga dari


gambar diatas
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 13
menunjukkan 4. Berat oleh oleh
bahwa jembatan jembatan jembatan jembatan
busur tipe A busur tipe busur tipe busur tipe
Half-Through Deck Arch Deck Arch Deck Arch
Arch merupakan yaitu sebesar dengan
tipe jembatan 1.125,52 243,41 mm, selisih
yang paling ton, A A Half- 6,45% lebih
optimum. Half- Through kecil
Jembatan busur Through Arch daripada tipe
tipe A Half- Arch sebesar Through
Through Arch 1.007,14 309,95 mm Arch dan
lebih efisien ton dan dan 21,47%
13,34% daripada Through Through lebih kecil
tipe Through Arch Arch dibandingka
Arch dan 975,61 ton. sebesar n tipe A
29,73% lebih Dari hasil 260,19 mm. Half-
efisien tersebut, Lendutan Through
dibandingkan jembatan terkecil Arch.
dengan jembatan busur tipe dihasilkan
busur tipe Deck Through 6. Dari poin paling kecil.
Arch. Arch no.3 dan no.4 Sedangkan
memiliki diatas jembatan
5. KESIMPU bobot yang menunjukkan busur tipe
LAN DAN bahwa Through Arch
paling
SARAN
ringan, peningkatan yang memiliki
yaitu 3,13% bobot bobot paling
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan lebih ringan jembatan ringan, tetapi
hasil analisis dari tidak tidak
yang dilakukan jembatan berbanding menghasilkan
dalam tugas busur tipe lurus dengan lendutan
akhir ini, dapat A Half- penurunan paling besar.
disimpulkan Through lendutan. Hal 7. Berdasarkan
beberapa hal Arch dan tersebut dapat rasio berat dan
sebagai berikut : 13,32% dilihat dari lendutan,
lebih ringan jembatan jembatan
dibandingk busur tipe busur tipe
an dengan Deck Arch Deck Arch
tipe Deck memiliki menghasilkan
Arch. bobot yang nilai rasio
5. Lendutan paling berat sebesar 4,62,
maksimum dan tipe A Half-
yang menghasilkan Through Arch
dihasilkan lendutan sebesar 3,25

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 14


dan tipe busur tipe A sebenarnya Highway
Through Half- dengan And
Arch sebesar Through perilaku Transport
3,75. Arch. yang ation
8. Jembatan diharapkan. Officials
busur yang 5.2 Saran 2. Dalam (AASHT
paling Berdasarkan analisis O). 2009.
efisien hasil analisis dan jembatan LRFD
dihasilkan kesimpulan yang busur Guide
oleh diperoleh dalam Specificat
bentang
jembatan penelitian ini, ion For
panjang,
busur tipe A terdapat beberapa Design
perlu
Half- saran yang bisa Of
diperhatika
Through dilakukan untuk Pedestria
n mengenai
Arch dengan penelitian serupa n Bridge.
efek beban
nilai rasio kedepannya, yaitu Washingt
angin yang
efisiensi : on, DC.
bekerja
terkecil 1. Dalam Arditya Widia, I.
secara
yaitu 3,25. analisis M.
dinamis.
Jembatan struktur (2016).
3. Beban
tersebut menggunaka Optimali
gempa
lebih efisien n program sasi
sangat
13,34% dari komputer, Desain
mempengar
tipe pemahaman, Jembata
uhi struktur
Through definisi n
bagian
Arch dan maupun Lengkun
bawah,
29,73% asumsi saat g
sehingga
lebih efisien memasukkan Terhada
untuk
dibandingka parameter ke p Berat
peneliti
n tipe Deck dalam Dan
selanjutnya
Arch. program Lendutan
juga perlu
9. Dari grafik tersebut . Jurnal
menganalis
rasio berat sangat Teknik
is struktur
dan lendutan penting agar Sipil,
bagian
jembatan dihasilkan 211-221.
bawah
menunjukka model Badan
tersebut.
n bahwa struktur yang Standaris
jembatan akurat dan asi
6. DAFTAR
busur yang mendekati PUSTAKA Nasional
paling kondisi yang (BSN).
American
optimum (2005).
Associat
diperoleh RSNI T-
ion of
jembatan 02-2005.
State
Pembeba
Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 15
nan Tata
Untuk Cara
Jembat Perenca
an: naan
Badan Ketahan
an
dan Gempa
Penge Untuk
mbang Struktur
an. Bangun
Badan an
Standar Gedung
isasi Dan
Nasion Non
al Gedung:
(BSN). Badan
(2005). Penelitia
RSNI n dan
T-03- Pengem
2005. bangan.
Perenc Badan
anaan Standari
Struktu sasi
r Baja Nasional
Untuk (BSN).
Jembat (2015).
an: SNI
Badan 1729:20
Peneliti 15.
an dan Spesifik
Penge asi
mbang Untuk
an. Bangun
Badan an
Standar Gedung
isasi Baja
Nasion Struktur
al al:
(BSN). Badan
(2012). Penelitia
SNI n dan
1726:2 Pengem
012. bangan.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 16


Badan Standarisasi Nasional (BSN).
(2016). SNI 1725:2016.
Pembebanan Untuk Jembatan:
Badan Penelitian dan
Pengembangan..
Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan
dan Rekayasa Sipil. (2007).
Perencanaan dan Pelaksanaan
Kontruksi Jembatan Gantung
Untuk Pejalan Kaki: Departemen
Pekerjaan Umum.
Qosim, M. (2005). Perencanaan Struktur
Atas Jembatan Jalan Raya Dengan
Kontruksi Lengkung Di Sungai
Disanah Desa Marparan
Kecamatan Sreseh Kabupaten
Sampang. Jurnal Teknik Sipil, 46-
55.
Riki. (2012). Pengaruh Persamaan
Kelengkungan Arch Terhadap
Perilaku Tied-Arch Bridge. Skripsi
Sarjana, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia: Depok .
Riyono, M. A. (2012). Studi Variasi
Penampang Nonprismatis Baja
Terhadap Perilaku dan Kekuatan
Tied Arch Bridge. Skripsi Sarjana,
Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia: Depok.
SM, R. R. (2012). Studi Pengaruh
Persamaan Kurva Kelengkungan
Jembatan Inverted Arch Bridge
Terhadap Perilaku Jembatan.
Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia: Depok.
Struyk, H., & Veen, K. (1984). Jembatan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Supriyadi, B., & Muntohar, A. S. (2007).
Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
Victor, D. (1980). Essentials of Bridge
Engineering. New Delhi: Oxford &
IBH Publishing Co, Third Edition.

You might also like