Ketut Sudiantara1, I Ketut Gama2, Ida Ayu Mas Swandewi3 1,2,3 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Kota Denpasar,Bali,Indonesia Email : sudiantara19@yahoo.com
Abstract.Sociodemographic With Stroke Prevention Behavior In Hypertensive
Clients.Hypertension is defined where the systolic pressure is above 140 mmHg and the diastolic is above 90 mmHg. The behavior of stroke prevention among others by applying a healthy lifestyle. The purpose of this research is to analyze sosiodemography relationship with behavior of stroke prevention on hypertension client. If used cross sectional research design. The number of samples in this study 109 samples selected by non-probability sampling method with purposive sampling. This research has been conducted at UPT Kesmas Kuta Utara Badung Regency from second week of March 2017 until second week of April 2017. This research shows of respondent are non productive age (62,5%), female (62,4% ), high education(67%), does not work (56%), and good prevention behavior (67%). The result of this research is tested by statistical test of Multiple Logistic Regression, p value = 0,026 for age, p value = 0,030 for gender, p value = 0,000 for education, and p value = 0,039 for job. OR = 8,028 for age, OR = 5,827 for gender, OR = 9,742 for education, and OR = 5,601 for job. The conclusions shows that there is a significant relationship between sociodemography with stroke prevention behavior at UPT Kesmas Kuta Utara.
AbstraK.Hubungan Sosiodemografi Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Klien Hipertensi.
Hipertensi didefinisikan dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg. Perilaku pencegahan stroke diantaranya dengan menerapkan pola hidup sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan sosiodemografi dengan perilaku pencegahan stroke pada klien hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 109 sampel klien hipertensi yang dipilih dengan metoda non probabilitysampling dengan purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar identitas dan kuesioner. Penelitian ini telah dilaksanakan di UPT Kesmas Kuta Utara Kabupaten Badung dari minggu kedua bulan Maret 2017 hingga minggu kedua bulan April 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan kebanyakan dari responden usia non-produktif (61,5%), berjenis kelamin perempuan (62,4%), pendidikan tinggi (67%), tidak bekerja (56%), dan perilaku pencegahan baik (67%). Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik Regresi Logistik Ganda, didapatkan bahwa p value = 0,026 untuk usia, p value = 0,030 untuk jenis kelamin, p value = 0,000 untuk pendidikan, dan p value = 0,039 untuk pekerjaan. OR = 8,028 untuk usia, OR = 5,827 untuk jenis kelamin, OR = 9,742 untuk pendidikan, dan OR = 5,601 untuk pekerjaan. Kesimpulan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sosiodemografi dengan perilaku pencegahan stroke di UPT Kesmas Kuta Utara. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar klien hipertensi memperhatikan gaya hidupnya.
Kata Kunci : Hipertensi, Sosiodemografi, Pencegahan Stroke
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang mengubah di seluruh puskesmas yaitu 114.421. Data
gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat tahun 2015 berdasarkan data penyakit di negara maju maupun negara berkembang hipertensi primer di seluruh puskesmas yaitu telah menyebabkan transisi epidemiologi 89.3943. sehingga mengakibatkan munculnya Berdasarkan data yang diperoeh di berbagai penyakit tidak menular. Hipertensi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, masih merupakan tantangan besar di prevalensi hipertensi di Kabupaten Badung Indonesia.Betapa tidak, hipertensi pada usia lebih dari 18 tahun berdasarkan merupakan kondisi yang sering ditemukan hasil pengukuran dari tahun 2013 hingga pada pelayana nkesehatan primer 2016. Pada tahun 2013 prevalensi penderita kesehatan1. hipertensi yaitu 7713. Pada tahun 2014 Menurut catatan Badan Kesehatan prevalensi penderita hipertensi yaitu 6625. Dunia/ World Health Organization (WHO) Pada tahun 2015 prevalensi penderita tahun 2011, satu milyar orang didunia hipertensi yaitu 10.865. Pada tahun 2016 menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi prevalensi penderita hipertensi yaitu 9933. akan terus meningkat tajam, diprediksikan Berdasarkan data yang diperoleh di pada tahun 2025 nanti, sekitar 29% orang UPT Kesmas Kuta Utara mengenai dewasa di seluruh dunia menderita penderita yang mengalami hipertensi pada 2 hipertensi . Hipertensi merupakan masalah tahun 2013 sampai 2016. Pada tahun 2013 kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, data penderita hipertensi yaitu 1114. Pada tahun 2007 prevalensi hipertensi sebesar tahun 2014 data penderita hipertensi yaitu 31,7%, sedangkan tahun 2013 sebesar 1283. Pada tahun 2015 data penderita 25,8%1. hipertensi yaitu 1320. Pada tahun 2016 Data kejadian pasien hipertensi prevalensi penderita hipertensi yaitu 1786. primer di Provinsi Bali tahun 2013 sampai Meningkatnya kasus hipertensi 2015. Data jumlah penderita hipertensi di menjadi masalah yang cukup besar. UPT Bali tahun 2013 di seluruh puskesmas yaitu Kesmas Kuta Utara melakukan beberapa 108.295. Sedangkan pada tahun 2014 upaya untuk mencegah terjadinya berdasarkan data penyakit hipertensi primer komplikasi hipertensi yaitu stroke, dengan menjalankan program tatalaksana hipertensi subjeknya adalahcross sectional. Penelitian yang merupakan salah satu upaya yang ini dilakukan di UPT Kesmas Kuta Utara dianjurkan oleh pemerintah.Jika penyakit selama satu bulan yaitu dari minggu kedua hipertensi tidak segera diobati maka berisiko bulan Maret – minggu kedua bulan April menyebabkan penyakit lain seperti, stroke, 2017. Sampel yang digunakan sebayak 109 infark miokard, kerusakan jantung, orang dari jumlah populasi sebanyak 149 demensia, kerusakan ginjal dan kebutaan4. orang, sampel tersebut merupakan klien Penelitian tentang hubungan umur, hipertensi yang datang ke UPT Kesmas Kuta jenis kelamin, dan hipertesi dengan kejadian Utara yang diambil dengan menggunakan stroke ditemukan kejadian stroke ditemukan teknik non probabilitysampling dengan paling banyak pada golongan umur > 55 purposive sampling.Instrumen pengumpulan tahun (67,5%), jenis kelamin laki-laki (52%) data yang digunakan berupa lembar identitas dan penderita hipertensi (88,3%). Dari hasil dan lembar kuesioner yang dirancang sendiri analisis bivariat, nampak bahwa variabel oleh peneliti. Lembar identitas meliputi usia, umur berhubungan dengan kejadian stroke jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan, (p=0,000) dan variabel jenis kelamin tidak dan lembar kuesioner tentang perilaku berhubungan dengan kejadian stroke pencegahan stroke. Lembar kuesioner (p=0,308)5. perilaku pencegahan stroke terdiri dari 35 Berdasarkan hasil wawancara awal pertanyaan, dengan skala likert. yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 Setelah mendapatkan ijin penelitian, Januari 2017 terhadap lima klien hipertensi peneliti kemudian melakukan serangkaian di UPT Kesmas Kuta Utara Kabupaten persiapan kemudian mencari sampel Badung yang bersedia untuk diwawancarai penelitian. Peneliti mengidentifikasi didapatkan hasil bahwa memiliki perilaku responden berdasarkan kriterian inklusi dan pencegahan stroke berbeda-beda. Penelitian eksklusi. Untuk menganalisis hubungan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dengan perilaku pencegahan sosiodemografi dengan perilaku pencegahan stroke dengan regresi logistik ganda dengan stroke pada klien hipertensi. tingkat signifikansi ρ-value< 0,05 dan METODE tingkat kepercayaan 95%. Jenis penelitian ini adalah penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN analitik korelasi,dengan model pendekatan Penelitian dilakukandari minggu Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden kedua bulan Maret – minggu kedua bulan Berdasarkan Pendidikan. April 2017 di UPT Kesmas Kuta No Jenis Frekuensi Persentase Utara.Sosiodemografi responden penelitian Kelamin (n) (%) yang diidentifikasi antara lain usia, jenis 1 Pendidikan 36 33,0 kelamin, pendidikan, dan pekerjaan yaitu dasar sebagai berikut. 2 Pendidikan 73 67,0 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden tinggi Berdasarkan Usia Total 109 100 Frekuensi Persentase No Usia (n) (%) Berdasarkan interpretasi tabel 3 dari
1 Produktif 42 38,5 109 responden, didapatkan bahwa 67,0%
2 Non- 67 61,5 klien hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara
produktif dengan pendidikan tinggi.
Total 109 100 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan interpretasi tabel 1 dari Berdasarkan Pekerjaan
109 responden, didapatkan bahwa 61,5% No Jenis Frekuensi Persentase
klien hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara Kelamin (n) (%)
dikategorikan usia non-produktif. 1 Tidak 61 56,0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden bekerja
Berdasarkan Jenis Kelamin 2 Bekerja 48 44,0
No Jenis Frekuensi Persentase Total 109 100
Kelamin (n) (%)
Berdasarkan interpretasi tabel 4 dari 109 1 Laki – laki 41 37,6 responden, didapatkan bahwa 56% klien 2 Perempuan 69 62,4 hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara tidak Total 109 100 bekerja.
Berdasarkan interpretasi tabel 4 dari Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
109 responden, didapatkan bahwa 62,4% Berdasarkan Perilaku Pencegahan
klien hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara Stroke.
berjenis kelamin perempuan.
No Jenis Frekuensi Persentase akan berisiko memiliki perilaku pencegahan Kelamin (n) (%) stroke 6,588 kali kurang dibandingkan klien 1 Kurang 36 33 hipertensi perempuan.Klien hipertensi yang 2 Baik 73 67 pendidikan dasar akan berisiko memiliki Total 109 100 perilaku pencegahan stroke 84,3 kali kurang dibandingkan klien hipertensi pendidikan Berdasarkan interpretasi tabel 5 dari tinggi.Klien hipertensi yang tidak bekerja 109 responden, didapatkan bahwa 67% klien akan berisikomemiliki perilaku pencegahan hipertensi di UPT Kesmas Kuta Utara stroke 3,441 kali kurang dibandingkan klien memiliki perilaku pencegahan stroke baik. hipertensi bekerja. Selanjutnya dilakukna uji regresi logistik ganda dan variabel dengan p Tabel 6. Analisis Bivariat Hubungan > 0,25 pada bivariat tidak dimasukkan. Uji Sosiodemografi dengan Perilaku regresi logistik ganda usia, jenis kelamin, Pencegahan Stroke. pendidikan, dan pekerjaan dimasukkan ke PPS OR analisis multivariat, dengan hasil sebagai K Total P V K2 B (95% 1 n % n % n % value CI) berikut P 20 47,6 22 52,4 42 100 2,898 U NP 16 23,9 51 76,1 67 100 0,019 (1,269 – Tabel 7. Analisis Multivariat Hubungan Total 36 33 73 67 109 100 6,618) Sosiodemografi dengan Perilaku L 24 58,5 17 41,5 41 100 6,588 JK P 12 17,6 56 82,4 68 100 0,000 (2,732 – Pencegahan Stroke diUPT Total 36 33 73 67 109 100 15,887) Kesmas Kuta Utara Kaupaten PD 31 96,1 5 13,9 36 100 84,320 P Badung. PT 5 6,8 68 93,2 73 100 0,000 (22,7 – Total 36 33 73 67 109 100 312,6) Variabel B p OR CI 95% TB 27 44,4 34 55,7 61 100 3,441 PK value (%) B 9 18,8 39 81,3 48 100 0,009 (1,422 – Total 36 33 73 67 109 100 8,325) Usia 2,083 0,026 8,028 1,279 – 50,399
Berdasarkan interpretasitabel 6, Jeniskelamin 1,762 0,030 5,827 1,189 –
dilihat dari variabel usia, klien hipertensi 28,560
Pendidikan 2,276 0,000 9,742 4,139 – yang usia produktif akan berisiko memiliki 22,931 perilaku pencegahan stroke 2,898 kali Pekerjaan 1,723 0,039 5,601 1,095 – kurang dibandingkan klien hipertensi usia 28,661 non-produktif.Klien hipertensi yang laki-laki Berdasarkan uji regresi logistikganda usia maka tingkat perkembangan sesuai pada tabel 7 terlihat terdapat hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sosiodemugrafi (usia, jenis kelamin, pernah didapatkan8.Hasil uji statistik yang pendidikan, dan pekerjaan) dengan perilaku telah dilakukan didapatkan nilai p-value pencegahan stroke. 0,030 (< 0,05) dan OR 5,827, hal ini berarti Hasil uji statistik yang telah terdapat hubungan antara jenis kelamin dilakukan didapatkan nilai p-value 0,026 (< dengan perilaku pencegahan stroke. 0,05) dan OR 8,028, hal ini berarti terdapat Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki hubungan antara usia dengan perilaku cenderung tidak tergantung pada perawatan pencegahan stroke. Penelitian ini didukung kesehatan dibandingkan perempuan, karena oleh penelitian tentang faktor-faktor risiko anggapan masyarakat laki-laki harus lebih yang mempengaruhi kejadian stroke pada kuat, alasan ini membuat laki-laki tidak usia muda kurang dari 40 tahun di RS mencari perawatan kesehatan kecuali jika Semarang didapatkan bahwa dahulu sakit parah9. Angka-angka dari luar negeri memang penyakit stroke diderita oleh orang menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tua terutama orang yang berusia 50 tahun ke tinggi di kalangan wanita sedangkan angka atas, namun sekarang ada kecenderungan kematian lebih tinggi di kalangan pria pada juga dideritaoleh pasien dibawah 40 semua golongan umur. Perbedaan ini dapat tahun6.Usia sebagai salah satu sifat disebabkan oleh faktor intrinsik yaitu faktor karakteristik tentang orang, dalam studi keturunan yang terkait jenis kelamin. Selain epidemiologi merupakan variabel yang faktor intrinsik, faktor lingkungan (lebih cukup penting karena cukup banyak banyak pria merokok, minum-minuman penyakit yang ditemukan dengan berbagai keras, bekerja berat, dll)8. variasi frekuensi yang disebabkan oleh usia7. Hasil uji statistik yang telah dilakukan Perilaku seseorang dipengaruhi salah didapatkan nilai p-value 0,000 (< 0,05) dan satunya dipengaruhi oleh pengetahuan. OR 9,742, hal ini berarti terdapat hubungan Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi antara pendidikan dengan perilaku oleh faktor sosial yang salah satu pencegahan stroke. Penelitian ini sejalan komponennya adalah usia. Usia merupakan dengan penelitian tentang faktor risiko salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dominan penderita stroke di pengetahuan seseorang. Semakin bertambah Indonesiamenyatakan tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap kejadian stroke perilaku pencegahan stroke pada klien dimana prevalensi stroke tinggi pada hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, kelompok tidak sekolah dan tidak tamat pendidikan, dan pekerjaan. Variabel penentu 10 SD . Sesorang yang memiliki tingkat atau paling besar hubungannya dengan pendidikan formal yang tinggi memiliki perilaku pencegahan stroke adalah pengetahuan dan wawasan yang lebih baik pendidikan dengan OR terbesar yaitu 9,742 dan luas serta memiliki kepribadian dan hal ini berarti artinya 95% diyakini bahwa sikap yang lebih dewasa. Wawasan dan klien hipertensi usia produktif akan berisiko pemikiran yang lebih luas di bidang memiliki perilaku pencegahan stroke 9,742 kesehatan akan mempengaruhi perilaku kali kurang dibandingkan klien hipertensi individu dalam menyikapi suatu masalah8. usia non-produktifsetelah variabel jenis Hasil uji statistik yang telah dilakukan kelamin, pendidikan, dan pekerjaan didapatkan nilai p-value 0,039 (< 0,05) dan dikontrol. OR 5,601, hal ini berarti terdapat hubungan SIMPULAN antara pekerjaan dengan perilaku Berdasarkan hasil penelitian dapat pencegahan stroke. Penelitian tentang disimpulkan bahwa terdapat hubungan analisis faktor yang berhubungan dengan antara sosio demografi dengan perilaku perilaku waspada stroke pada kelompok pencegahan stroke pada klien hipertensi. risiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas UCAPAN TERIMAKASIH Disampaikan kepada tempat Poncokusumo Malang didapatkan bahwa penelitian atas dukungan informasi dan terdapat hubungan antara status ekonomi bantuan fasilitas yang diberikan selama penelitian dengan perilaku waspada stroke pada kelompok risiko tinggi11.Pekerjaan ETIKA PENELITIAN Etika penelitian diperoleh di Politeknik mempunyai hubungan yang erat dengan Kesehatan Kemenkes Denpasar. status sosial ekonomi, sedangkan berbagai SUMBER DANA jenis penyakit yang timbul dalam keluarga Sumber dana yang dipergunakan dalam sering berkaitan dengan jenis pekerjaan penelitian ini berupa swadana dari peneliti sendiri. yang mempengaruhi pendapatan keluarga7. Sehingga berdasarkan hasil analisis DAFTAR PUSTAKA multivariat pada penelitian ini menunjukkan 1. Kementerian Kesehatan RI. semua variabel berhubungan dengan INFODATIN : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Hipertensi. Jakarta: Kementerian 7. Noor, Nur Nasry. Epideminologi. Kesehatan; 2014. Jakarta: Rineka Cipta; 2008. 2. Kementerian Kesehatan RI..Pedoman 8. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Teknis Penemuan dan Tatalaksana Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Rineka Cipta; 2010. Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 9. Bastable, Susan B..Perawat Sebagai 2013. Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaram 3. Dinas Kesehatan Provinsi Bali.Profil dam Pembelajaran. Jakarta: EGC; Kesehatan Provinsi Bali. Bali: Dinas 2002. Kesehatan Provinsi Bali; 2015. 10. Ghani, L. D. Faktor Risiko Dominan 4. Dalimartha, S. et al.Care Your Self Penderita Stroke di Indonesia. Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus +; 2015[diunduh 14 Februari 2017]. 2008. Tersedia 5. Sofyan, dkk.. Hubungan Umur, Jenis dari:http://ejournal.litbang.depkes.go.id Kelamin, dan Hipertensi dengsn 11. Ambarika D. Analisis Faktor Yang Kejadian Stroke. 2012 [diunduh 31 Mei Berhubungan Dengan Perilaku 2017]. Tersedia dari: http://ojs.uho.ac.id Waspada Stroke Pada Kelompok Resiko 6. Sitorus dan Rico Januar. Faktor-Faktor Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Poncokusumo Malang. 2015[diunduh 8 Stroke Pada Usia Muda Kurang Dari 40 Mei 2017]. Tersedia dari: Tahun (Studi Kasus Di Rumah Sakit Di http://www.jurnal.unmuhjember.acid. Kota Semarang. 2006[diunduh 14 Februari 2017]. Tersedia dari: http://eprints.undip.ac.id.