Professional Documents
Culture Documents
Client Satisfaction To Social Services in Social Rehabilitation Institutions For Drug Abusers
Client Satisfaction To Social Services in Social Rehabilitation Institutions For Drug Abusers
Suradi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Jln. Cawang III, Nomor 200, Jakarta Timur, Telp. 021-8017146
Email : mas.soeradi@yahoo.co.id
Abstract
The implementation of social rehabilitation programs for drug abusers in social rehabilitation institution or
Reporting Recipient Institution (RRI) should be supported with information on the client’s or beneficiaries’
satisfaction. Up to now, the author finds out that information about client’s satisfaction on social services in IPWL is
still very limited. In fact, information about client’s satisfaction is very important in the process of social
rehabilitation for drug abusers. This article aims to describe concepts, views and thoughts about beneficiaries’
satisfaction with social services. Information on beneficiaries’ satisfaction will benefit RRI and stakeholders in the
social rehabilitation process. This article is as a result of analyzing secondary data from various literatures. The
method in writing this article is descriptive - interpretative. The author seeked to adapt and interpret concepts, views
and thoughts into the context of social rehabilitation. The results of interpretation, that beneficiaries’ satisfaction is
influenced by product, service, ease, price, emotional and situation. In the end, the client’s satisfaction affects the
loyalty and motivation of the clients to follow the program in RRI. The active involvement of beneficiaries in RRI will
support the process of rehabilitation and social reintegration in family and community.
Abstrak
Implementasi program rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA di lembaga rehabilitasi sosial atau
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), perlu didukung dengan informasi mengenai kepuasan klien atau penerima
manfaat layanan. Sampai saat ini, sepengetahuan penulis, informasi mengenai kepuasan penerima manfaat layanan
terhadap layanan sosial di IPWL masih sangat terbatas. Padahal, informasi mengenai kepusan penerima manfaat
layanan ini sangat penting dalam proses rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA. Artikel ini
bertujuan untuk mendeskrisikan konsep, pandangan dan pemikiran mengenai kepuasan penerima manfaat layanan
terhadap layanan sosial. Informasi mengenai kepuasan penerima manfaat layanan ini akan bermanfaat bagi IPWL
dan para pemangku kepentingan dalam proses rehabilitasi sosial. Penulisan artikel ini sebagai hasil analisis data
sekunder dari berbagai literatur. Adapun metode dalam penulisan artikel ini adalah deskripftif - interpretatif. Penulis
berupaya mengadaptasi dan menginterpretasikan konsep, pandangan dan pemikiran ke dalam konteks rehabilitasi
sosial. Hasil interpretasi, bahwa kepuasan penerima manfaat layanan dipengaruhi oleh produk, layanan, kemudahan,
harga, emosional dan situasi. Pada akhirnya, kepusan penerima manfaat layanan berpengaruh terhdap loyalitas dan
motivasi penerima manfaat layanan untuk mengikuti program di IPWL. Keterlibatan secara aktif penerima manfaat
layanan di IPWL akan mendukung proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial di keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : penyalahgunaan NAPZA, kepuasan klien, rehabilitasi sosial.
314 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Berkaitan dengan hasil atau outcome yang diketahui oleh lembaga rehabilitasi sosial
diharapkan, variabel penting yang perlu adalah kepuasan dari penerima manfaat
layanan itu sendiri. Kepuasan penerima layanan pada lembaga sosial. Artikel ini
manfaat layanan (pasian, penerima manfaat diharapkan memberikan bahan untuk
layanan, pelanggan) sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan, sehingga
dipertahakankan karena akan menguntungkan lembaga rehabilitasi sosial memperoleh citra
bagi keberlanjutan institusi layanan itu sendiri. yang baik, kepercayaan dan dukungan dari
Oleh akrena itu, layanan yang baik adalah penerima manfaat layanan, keluarga dan
layanan yang berpusat pada kepuasan masyarakat.
penerima manfaat layanan (Meilana, 2017;
Rahayuwati, Ermiati & Trisyani, 2016; PEMBAHASAN
Nugraheni, 2015; Bains, 2015; Suchanek &
1. Pendekatan Institusional-Based
Kralova, 2015; Sekandi. et. al. 2011).
Pembahasan mengenai institusional based
Artikel yang membahas kepuasan penerima mengarah pada layanan sosial atau layanan
manfaat layanan sudah banyak ditulis, dan kemanusiaan yang dilaksanakan melalui
dapat ditemukan pada publikasi nasional institusi atau organisasi. Istilah yang
maupun internsional. Dari berbagai literatur dikenal luas dalam sistem layanan sosial,
yang direview, konsep kepuasan dalam dunia yaitu Human Service Organization (HSO).
usaha dengan istilah “customer satisfacation” Netting (et. al, 2012), memberikan definisi
(Sharmin, 2012; Singh, 2006; Gaise & Cote, HSO as “the vast array of formal
2002; Anderson, Fornel & Rust, 1997); dan organizations that have as their stated
dalam dunia medis dengan istilah “patient purpose enhancement of the social,
satisfacation” (Ahenkan & Adjei, 2017; emotional, physical, and/or intellectual well
Puspita, 2017; Amola, 2015; Cong & Mai, being of some components of the
2014; Raheem. et. al, 2014), serta dalam population. ” Organisasi layanan manusia
layanan sosial dengan istilah “client diarahkan membantu masyarakat untuk
satisfaction” (FSU, tt; HACC, 2010). Tetapi meningkatkan kualitas hidup dan
dijumpai terjadi saling tukar penggunaan kesejahteraan secara sosial, emosional,
konsep customer, patient dan client dalam fisik dan atau intelektual.
membahas kepuasan penerima manfaat Pada konteks Indonesia, organisasi
layanan ini (lihat Bains, 2011, Alkha & layanan manusia diwujudkan dengan
Elnovrisa, 2007; WHO, 2000). nomenklatur panti atau balai layanan sosial
bagi lanjut usia, orang dengan kecacatan
Untuk keperluan penulisan artikel ini,
penulis mengadaptasi konsep-konsep kepuasan dan bagi anak dengan ketelantaran.
di berbagai area layanan. Hal ini dilakukan Sedangkan untuk koran penyalahgunaan
mengingat terbatasnya litertur yang spisifik NAPZA, dengan nomenklatur Institusi
membahas kepuasan penerima manfaat Penerima Wajib Lapor (IPWL). Tiga
layanan, terlebih kepuasan penerima manfaat institusi pemerintah yang mendapatkan
layanan korban penyalahgunaan NAPZA – mandat untuk mengelola IPWL, yaitu
pada publikasi nasional maupun iternasional. Kementerian Sosial, Kementerian
Konsep-konsep mengenai kepuasan tersebut Kesehatan dan Badan Narkotika Nasional.
dikategorisasi, sehingga sesuai dengan konteks Pada pratiknya, institusi pemerintah
dan tujuan penulisan artikel ini, yaitu tersebut di samping
menganalisis kepuasan penerima manfaat
318 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
memperoleh kepuasan, maka IPWL dituntut keberpihakan kepada orang-orang yang
untuk meningkatkan kualitas pelayannya. tidak berkemampuan.
Oleh karena itu, informasi mengenai tingkat Langkah-langkah tersebut apabila
kepuasan penerima manfaat layanan atas semua dapat dilakukan, maka IPWL akan
layanan merupakan informasi yang sangat dapat dikelola secara berkelanjutan. Korban
penting diketahui oleh IPWL (Gill and penyalahgunaan NAPZA yang memerlukan
White, 2014; Beard, 2014). rehabilitasi sosial, akan menentukan sendiri
IPWL berdasar pada kepercayaan. Korban
Berdasarkan pembahasan di atas, bahwa
dan keluarganya percaya, bahwa IPWL
kepuasan penerima manfaat layanan itu
dapat memberikan layanan dan membantu
sangat penting untuk diketahui. Kepuasan
kepulihan dan reintegrasi sosial korban
dan ketidakpuasan penerima manfaat
dalam keluarga dan masyarakat. Maka
layanan atas layanan yang telah diterima
kemudian akan terbangun sebuah mata
akan berkaitan dan menentukan eksistensi
rantai yang tidak terputus, yaitu antara
dan keberlanjutan IPWL. Penerima manfaat
IPWL yang memberikan layanan yang
layanan yang merasa puas dengan layanan
berkualitas, kepuasan penerima manfaat
yang diterima, akan percaya kepada semua
layanan dan kepercayaan untuk
komponen yang ada pada IPWL, bahwa
menempatkan korban di dalam IPWL.
masalah yang dihadapinya dapat
selesaikan. Penerima manfaat layanan yang Faktor-faktor yang Memengaruhi
merasa percaya tentu akan merasa nyaman Kepuasan Klien
untuk dapat mengikuti setiap program dan
Kepuasan dipengaruhi oleh layanan
kegiatan yang diselenggarakan oleh IPWL.
yang baik dan berkualitas yang sediakan
Implikasi dari mengetahui manfaat oleh IPWL. Berdasarkan hasil penelitian
kepuasan penerima manfaat layanan, bahwa Syaparilwadi dan Wardhana (2015), bahwa
pengelola IPWL perlu menempuh langkah kualitas produk (jasa layanan) berpengaruh
langkah berikut: positif sebesar 58,9% terhadap kepuasan
pnerima manfaat. Kemudian hasil penelitian
1. Pengendalian atas kualitas kegiatan,
Erviana (2013) juga membuktikan, bahwa
layanan dan sarana prasarana dalam
proses rehabilitasi sosial. kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap kepuasan peneriman manfaat di
2. Pemeliharaan kualitas dan
sebuah rumah sakit (berdasarkan uji t
profesionalitsme sumber daya manusia,
sehingga layanan yang diberikan dapat dengan skor 7,673 atau siginifikan).
dilaksanakaan secara profesional. Penelitian Sudaryanto (2016), memperkuat
penelitian sebelumnya, bahwa kualitas
3. Pengembangan metode dan teknik teknis
yang didukung dengan fasilitas dan layanan berpengaruh positif terhadap
teknologi modern. kepuasan penerima manfaat.
4. Pencitraan positif organisasi secara luas Berkaitan dengan layanan yang baik,
melalui layanan yang humanis, dan dikemukakan oleh Nugraheni (2015),
bahwa layanan yang baik pada akhirnya citra organisasi yang baik, maka segala
akan mampu meningkatkan image yang dilakukan oleh organisasi tersebut
organisasi, sehingga citra organisasi di akan dianggap baik pula oleh masyarakat.
mata masyarakat terus meningkat. Adanya
320 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
yakni (1) jasa yang diharapkan (expected seberapa puas mereka dengan produk atau
services), dan (2) jasa yang dirasakan jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua
(perceived services). Jika perceived service bagian dalam proses pengukurannya.
mampu melebihi expected services, maka Pertama, mengukur tingkat kepuasan
layanan dapat dikatakan telah memenuhi pelanggan terhadap produk atau jasa
kualitas yang ideal. Namun sebaliknya, jika perusahaan. Kedua, menilai dan
perceived services lebih kecil dari pada membandingkan dengan tingkat kepuasan
expected services, maka layanan dipandang pelanggan keseluruhan terhadap produk dan
negatif atau belum memenuhi standar jasa para pesaing.
kualitas yang ideal. 2. Dimensi Kepuasan Pelanggan (Customer
Pemikiran Lewis dan Booms tersebut Satisfaction)
menegaskan, bahwa secara periodik Berbagai penelitian memilah kepuasan
sebaiknya IPWL menghimpun informasi pelanggan kedalam komponen
yang berkenaan dengan expected services komponennya. Umumnya proses semacam
dan perceived services. Hal ini berarti, itu terdiri dari empat langkah. Pertama
bahwa IPWL secara periodik melakukan mengidentifikasikan dimensi-dimensi kunci
monitoirng dan evaluasi atas program yang kepuasan pelanggan, kedua, meminta
sudah dilaksanakan. Sejauhmana program pelanggan menilai produk dan jasa
sudah sesuai dengan harapan, dan juga perusahaan berdasarkan item-item spesifik
sejauhmana program tersebut dirasakan seperti kecepatan layanan atau keramahan
oleh penerima manfaat layanan. Implikasi staf yang melayani pelanggan. Ketiga,
dari keharusan dilakukan monitoring dan meminta pelanggan menilai produk atau
evaluasi ini, maka diperlukan dukungan jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik
pembiayaan yang memadai. yang sama. Keempat, meminta para
pelanggan menentukan dimensi
Untuk mengukur kepuasan, tidak ada dimensi yang mana menurut mereka paling
satupun ukuran tunggal terbaik yang disepakati penting dalam menilai kepuasan pelanggan
secara universal. Meskipun demikian, di tengah keseluruhan.
beragamnya cara mengukur kepuasan, terdapat 3. Konfirmasi Harapan (Confirmation of
kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti Expectations)
(Nurlinda, 2015): Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overal langsung, namum disimpulkan berdasarkan
Customer Satisfaction) kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan
pelanggan dengan kinerja aktual produk
Cara yang paling sederhana untuk perusahaan.
mengukur kepuasan pelanggan adalah
4. Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intern)
langsung menanyakan kepada pelanggan
Kepuasan pelanggan diukur secara lama (seperti mobil, broker rumah,
behavioral dengan jalan menanyakan komputer tur keliling dunia) kesediaan
apakah pelanggan akan berbelanja atau pelanggan untuk merekomendasikan
menggunakan jasa perusahaan lagi. produk kepada temanatau keluarganya
menjadi ukuran yang paling penting untuk
5. Kesediaan untuk Merekomendasi dianalisis dan ditindaklanjuti.
(Willingness to Recommend). Dalam kasus
produk yang pembelian ulangnya relatif
322 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
merupakan alternatif, di di mana disediakan IPWL merupakan faktor utama
pengelola IPWL dapat salah satu yang memengaruhi kepuasan penerima
memilih cara yang sesuai. Berkaitan layanan. Untuk mengetahui apakah layanan
dengan itu, bagi pengelola IPWL IPWL sudah berkualitas, dan sudah
hendaknya memiliki kapasitas, memberikan kepuasan, dengan cara
sehingga mampu melakukan membandingkan antara layanan yang
pengukuran kepuasan penerima diharapkan dengan layanan yang dirasakan.
manfaat demi kemajuan dan Jika layanan yang dirasakan melebihi layanan
keberlanjutan organisasi. yang diharapkan, maka layanan tersebut telah
memenuhi kualitas dan akan memberikan
PENUTUP kupuasan bagi penerima manfaat.
Konsep tentang kepuasan klien terhadap UCAPAN TERIMA KASIH
layanan social, khususunya di lembaga Disampaikan terima kasih kepada rekan
rehabilitasi sosial korban Penyalahgunaan rekan peneliti, yang senantiasa memberikan
NAPZA hingga kini masih menjadi perdebatan, inspirasi melalui diskusi yang intensif tentang
mengingat belum ada literatur yang kebijakan dan program kesejahteraan sosial.
menetapkan definisi kepuasan yang diterima Terima kasih secara khusus disampaikan
secara umum. Kepuasan dikonsepsikan kepada jajaran pimpinan di Direktorat
sebagai suatu tingkat perasaan peneriman Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
manfaat layanan, sebagai akibat dari kinerja Napza– Kementerian Sosial RI, yang telah
layanan yang diperoleh setelah memberikan ruang dan tempat, sehingga
membandingkan dengan yang diharapkan. penulis dapat menyampaikan pikiran-pikiran
Secara konseptual, kepuasan meliputi unsur: terkait dengan rehabilitasi sosial dan
penyedia layanan, pengguna layanan, barang reintegrasi bagi korban penayalahgunaan
dan atau jasa sebagai bentuk layanan, serta NAPZA.
cara bagaimana layanan tersebut diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui kepuasan penerima manfaat
ini penting guna mengetahui sejauhmana Aditia, I dan Suhaji. (2012). Faktor-Faktor
layanan sudah tepat, dan memberikan kepuasan Yang Mempengaruhi Kepuasan
bagi penerima manfaat. Informasi mengenai Pelanggan Pada Ud Pandan Wangi
kepuasan penerima manfaat akan Semarang/ https://media. neliti. com/
memberikakan manfaat jangka panjang secara media/ publications/ 102771-id-faktor
ekonomi bagi IPWL. Kualitas layanan yang faktor-yang-mempengaruhi-kepuasan.
pdf [30/8/2017]. Penggunaan Narkoba pada Penghuni
Lembaga Pemasyarakatan Wanita
Ahenkan, A.A, and Adjei, K.A. (2017), Semarang Tahun 2012/2013”. Sains
Predictors of Patient Satisfaction With Medika, Vol. 5, N 34 o. 1, Januari- Juni
Quality of Healthcare in University 2013: 34-37
Hospitals in Ghana, http://www. jhpr.
ir/ DOI: 10. 15171/hpr. 2017. 03/Hosp Alkindi. H. M. (2016). Faktor Penyebab dan
Pract Res. 2017 Feb;2(1):9-14 [24/2/2- Dampak Penyalahgunaan NAPZA:
17]. Studi di Pondok Pesantren Al-Qodir
Yogyakarta (Skripsi. Universitas Islam
Ahmadi. N.H., Fitri, 1., dan Elly N.H. (2013). Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta).
“Hubungan Faktor Risiko dengan
324 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA, Kementerian Giese, J.L., and Cote. J.A. (2002). Defining
Sosial RI. (2015). Data IPWL dan Consumer Satisfaction, Academy of
Target Tahun 2015. Jakarta: Dit. Marketing Science Review Volume
RSKN. 2000 No. 1 Available: http://www.
amsreview. org/articles/giese01-2000.
Ersogutcu, F., and Karakaş, S.A. (2016). pdf [24/2/2017].
Social Functioning and Self-Esteem of
Subtance Abuse Patients Volume 30, Gill, L., and White, L. (2009). A Critical
Issue 5, 2016, page 597-592/DOI: Review of Patient Satisfaction,
http:// Leadership in Health Services Vol. 22
dx.doi.org/10.1016/j.apnu.2016. No. 1, 2009 pp. 8-19. Emerald Group
03.007/http://www.psychiatricnursing. Publishing Limited 1751-1879, DOI 10.
org/ article/S0883-9417(16) 30004-8/ 1108/17511870910927994 [27/1/2017].
fulltext [10/12/2017]. Harun, H. (2006). Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Erviana, O. (2013). Pengaruh Kualitas
Layanan dan Kepercayaan Terhadap untuk Meningkatkan Loyalitas
Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pelanggan Produk Telkom Flexi. Studi
Dr. Soewondo Kendal. (Skripsi: Jurusan Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia
Manajemen Fakultas Ekonomi Kota Semarang (Tesis: Program Studi
Universitas Negeri Semarang). Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro
Ferris State University (FSU), (tt); Client Semarang).
Satisfaction Survey, https://
ferris.edu/HTMLS/studentlife/ Hidayat, F. (2016). Dampak Sosial
PersonalCounseling/docs/Client Penyalahgunaan Narkoba pada
Satisfaction-Survey1. pdf [1/2/2018] Remaja di Kelurahan Kalabbirang
Kecamatan Pattallassangkabupaten
Takalar. Skripsi: Fakultas Dakwah dan University of Pretoria.
Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Meilana, D. (2017). Pengaruh Kualitas
Home and Community Care (HCC). (2010). Layanan pada Kepuasan Pasien di
Quality of Life – Client Satisfaction Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas
Survey, Australia, The University of Makmur Kabupaten Mesuji Provinsi
Western Australia. http://ww2.health. Lampung. Skripsi: Fakultas Ekonomi
wa.gov.au/~/media/Files/Corporate/ dan Bisnis Universitas Lampung –
general%20documents/HACC/PDF/ Bandarlampung.
HACC_Client_Quality_of_Life_
Survey_2010. pdf [2/2/2018]. Nai, E.A.A. (2011). Effect of Customer Service
on Customer Satisfaction, A Case Study
Mokoena, T.L. (2012) The Social Factors of Fidelity Bank, Adum, Kumasi/
Influencing Adolescent Drug Abuse: A http://dspace.knust.edu.gh/bitstream/
Study of Inpatient Adolescents At 123456789/4232/1/ENYO’S%20
Magaliesoord Centre, Master of Arts In THESIS-COMPLETE%20PDF.pdf
Social Work Supervision Faculty of (31/1/ 2017).
Humanities Department of Social Work
326 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Perusahaan Konveksi Fazry. https://
openlibrary.telkomuniversity.ac.id/.../
pengaruh-kualitas-produk-terhadap
kepu.. [30/8/2017].