You are on page 1of 17

Kredo 4 (2020)

KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra


Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL


DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN MAHASISWA
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
fransisca.despa@gmail.com

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Info Artikel : Abstract


Sejarah Artikel :
This article aims to describe the factors that cause student difficulties in PBSI USD in learning
Diterima to write fable and to describe the model of writing fable expected by students. This research is a
19 Juni 2020 qualitative descriptive study. The data source of this study is the students of PBSI USD who joined
Disetujui in the course of creative writing skills amounting to 17 people. Data collection is done by
23 Juni 2020 questionnaire technique. The results of the study were delivered as follows. Internal factors that
Dipublikasikan lead students to natural difficulties writing fable include: 1) lack of interest and motivation, 2)
28 Oktober 2020 difficulty in finding an insirpiration, 3) lack of in-depth knowledge of the concept of fable, and 4)
lack of skills in writing-speaking such as diction, coherency, language style, and mastery of PUEBI.
The external factors that cause students difficulties in nature writing fable include: 1) the presence
Keywords : of impaired concentration, 2) lack of time in the workmanship, and 3) which causes students
difficulty factor
difficulty in nature writing fable include: 1) difficulties in the publication of works. In general, the
writing fable
most dominant difficulties experienced by students is the difficulty to get the idea/topic is
learning model
experienced by 16 students from a total of 17 respondents with a percentage of 12%. As for, the
Kata Kunci : most dominant learning model expected by students is a learning model that contains survey
faktor kesulitan activities to the field or the environment to obtain information and a real description of the animals
menulis fabel and the human basic traits to be made fable. The Model was expected by 7 students from a total of
model pembelajaran 17 respondents with a percentage of 28%.

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan mahasiswa PBSI
USD dalam pembelajaran menulis fabel dan mendeskripsikan model pembelajaran menulis fabel
yang diharapkan oleh mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber
data dari penelitian ini adalah mahasiswa PBSI USD yang tergabung dalam mata kuliah
Keterampilan menulis kreatif berjumlah 17 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
kuesioner. Hasil penelitian disampaikan sebagai berikut. Faktor internal yang menyebabkan
mahasiswa kesulitan alam menulis fabel meliputi: 1) kurangnya minat dan motivasi, 2) kesulitan
mencari insirpirasi, 3) kurangnya pengetahuan yang mendalam tentang konsep fabel, dan 4)
kurangnya keterampilan dalam berbahasa tulis seperti diksi, koherensi, gaya bahasa, dan
penguasaan PUEBI. Faktor ekternal yang menyebabkan mahasiswa kesulitan alam menulis fabel
meliputi: 1) adanya gangguan konsentrasi, 2) kurangnya waktu dalam pengerjaan, dan 3) yang
menyebabkan mahasiswa kesulitan alam menulis fabel meliputi: 1) kesulitan dalam publikasi karya.
Secara umum, kesulitan yang paling dominan dialami oleh mahasiswa adalah kesulitan untuk
mendapatkan ide/topik yaitu dialami oleh 16 mahasiswa dari total 17 responden dengan persentase
sebesar 12%. Adapun, model pembelajaran yang paling dominan diharapkan oleh mahasiswa
adalah model pembelajaran yang memuat kegiatan survei ke lapangan atau lingkungan hidup untuk
memperoleh informasi dan gambaran nyata tentang hewan dan sifat-sifat dasar manusia untuk
dibuat fabel. Model tersebut diharapkan oleh 7 mahasiswa dari total 17 responden dengan
persentase sebesar 28%.

PENDAHULUAN Kreativitas diperlukan untuk


menghadapi tantangan abad 21.
Keterampilan menulis kreatif adalah Kesuksesan individu akan didapatkan
salah satu keterampilan berbahasa yang oleh mahasiswa yang memiliki
penting untuk dikuasai oleh mahasiswa. keterampilan kreatif (Zubaidah 2017).
112 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Salah satu proses kreatif adalah refleksi untuk menyiapkan pembelajaran


keterampilan menulis kreatif. Dengan berikutnya.
pembelajaran menulis kreatif, Dalam kegiatan perkuliahan di PBSI
mahasiswa dapat mengembangkan USD, keterampilan menulis mahasiswa
keterampilan menulisnya sehingga dapat digali dengan mengikuti mata
menjadi pribadi yang lebih kreatif. Hal kuliah Keterampilan Menulis Kreatif
itu sejalan dengan pendapat Arsanti (KMK). Adapun, Standar Kompetensi
(2018) bahwa mahasiswa diharapkan (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan
mempunyai keterampilan menulis kreatif materi yang dipelajari terdapat dalam
dengan baik sebagai salah satu silabus mata kuliah KMK yang disusun
kecakapan hidup (life skill). oleh dosen pengampu. Adapun SK, KD,
Penguasaan keterampilan menulis dan materi pembelajaran menulis fabel
merupakan suatu hal yang perlu menjadi dalam mata kuliah KMK diuraikan
perhatian kita semua (Yusuf 2013). sebagai berikut.
Kreativitas seseorang dapat terlihat dari
keterampilannya dalam menulis karya Tabel 1. SK, KD, dan Materi Pokok
sastra salah satunya fabel. Salah satu Pembelajaran Menulis Fabel
Standar Kompetensi Dasar Materi
bentuk praktek dan latihan untuk Kompetensi 3. Pokok
memperoleh penguasaan menulis, Mahasiswa memiliki Mampu menulis Praktik
pengetahuan tentang kreatif dan menulis
sebagai salah satu dari empat menulis kreatif, mempresentasikan kreatif
keterampilan berbahasa dilakukan memiliki hasil tulisannya subtema
keterampilan dihadapan orang lain cerita fiksi;
melalui kegiatan pembelajaran (Tarigan, menulis kreatif, dan cerita
& Henry 1994). memiliki sikap binatang
positif terhadap (fabel).
Keberhasilan dalam proses menulis kreatif
pembelajaran dipengaruhi oleh beragam
faktor. Minat belajar mahasiswa Informasi tersebut menjadi acuan
merupakan salah satu faktor yang sangat dosen pengampu dalam menuntun arah
penting atau dominan dalam pembelajaran menulis fabel di mata
keberhasilan pendidikan khususnya kuliah Keterampilan Menulis Kreatif
pembelajaran di kelas (Darmuki, selama ini.
Hariyadi 2020). Hal itu merupakan salah Keterampilan menulis menjadi salah
satu faktor yang berasal dari dalam diri satu keterampilan yang dianggap sulit
mahasiswa. Sementara, faktor-faktor dipelajari oleh mahasiswa. Pernyataan
yang berasal dari luar mahasiswa seperti tersebut didukung oleh hasil penelitian
kemampuan dosen dalam merancang Alwasilah (2002) bahwa berdasarkan
berbagai elemen pembelajaran juga perlu persepsi para responden, sistem
diperhatikan demi menunjang pendidikan nasional sejak SD sampai PT
keberhasilan berlajar mahasiswa. Oleh membekali keterampilan menulis
sebab itu, upaya menganalisis kesulitan (23.34%), keterampilan membaca
dan mengetahui harapan mahasiswa (23.45%), dan keterampilan berpikir
terkait pembelajaran yang ideal perlu kritis (31.86%). Selain itu, mayoritas
dilakukan sebagai bentuk evaluasi dan responden (lebih dari 75%) menilai
sistem pendidikan nasional tidak
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 113
YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

mengembangkan dasar-dasar literasi, pertemuan pada masing-masing kelas


terutama menulis yang dipersepsi untuk mengetahui gambaran awal
sebagai keterampilan paling sulit kondisi pembelajaran menulis kreattif
dikuasai (43.22%), yang diikuti yang berlangsung. Berdasarkan hasil
keterampilan berbicara (28.64%), pengamatan, pembelajaran menulis
menyimak (21.11%), dan membaca kreatif yang sudah berlangsung di PBSI
(7.04%). Pernyataan yang diungkapkan USD penulis masih belum optimal. Hal
di atas menjadi alasan adanya itu dibuktikan dengan lebih banyaknya
permasalahan dalam pembelajaran waktu yang digunakan mahasiswa untuk
menulis di sekolah. mendengarkan uraian contoh dan
Ada beberapa faktor yang referensi dari dosen serta presentasi
menyebabkan kurangnya keterampilan karya tulis fiksi, dibandingkan dengan
menulis. Hasil penelitian yang dilakukan praktik menulis. Padahal, pembelajaran
oleh Warno (2009) mengungkapkan menulis kreatif yang ideal harus
bahwa kurangnya keterampilan memberikan banyak waktu pada
mahasiswa dalam menulis disebabkan mahasisawa untuk praktik berlatih
oleh beberapa faktor di antaranya: 1) menulis baik di dalam kelas maupun di
kurangnya kemampuan kebahasaan yang luar kelas. Pernyataan itu sesuai dengan
dimiliki siswa, seperti: pemahaman pendapat Warno (2009) bahwa
tentang kaidah atau aturan-aturan kurangnya kesempatan siswa untuk
bahasa, baik yang mencakup masalah berlatih menulis secara terus-menerus
ejaan, pemilihan kosa kata, pembentukan dapat menjadi salah satu penyebab
kata, maupun penyusunan kalimat dan kesulitan dalam menulis.
paragraf; 2) kurangnya kemampuan Berdasarkan hasil pengamatan
siswa dalam mengorganisasikan tersebut, penulis meringkas bahwa
gagasan; 3) kurangnya kemampuan pembelajaran menulis kreatif yang
siswa dalam mengembangkan paragraf terjadi selama ini lebih banyak porsi
dengan baik; 4) kurangnya kemampuan untuk mendengarkan dan presentasi
siswa dalam memilih kata (diksi) secara dibandingkan dengan praktik menulis.
tepat; 5) lemahnya minat belajar bahasa Hal itu berbanding terbalik dengan
Indonesia di kalangan siswa; dan 6) kenyataan yang diharapkan bahwa dalam
kurangnya kesempatan siswa untuk pembelajaran menulis fabel dalam mata
berlatih secara terus-menerus melakukan kuliah KMK adalah mahasiswa diberi
kegiatan menulis. Pernyataan-pernyataan kebebasan bereksplorasi, praktik menulis
di atas menunjukkan kompleksitas fabel, dan tidak hanya terbatas pada
permasalahan dalam pembelajaran kegiatan mendegarkan materi dari
menulis. belakang meja. Selain itu, diharapkan
Untuk memperoleh data awal, mahasiswa mampu menulis fabel yang
dilakukan observasi sederhana di kelas mengandung nilai-nilai moral,
Keterampilan Menulis Kreatif PBSI mahasiswa dapat melakukan kegiatan
USD kelompok A dan B pada rentang pramenulis, menulis, dan pascamenulis
bulan Februari-Maret 2020. Observasi yang mendukung, serta mahasiswa
tersebut dilakukan kurang lebih 2 kali memiliki kesempatan dan fasilitas untuk
114 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

menulis dengan berbagai macam KAJIAN TEORI


rangkaian kegiatan pembelajaran. Hal itu
didukung oleh pendapat Sobari yang Dalam membahas hasil temuan,
menjelaskan bahwa aktivitas menulis peneliti mengacu pada beberapa kajian
sangat membutuhkan variasi dan cara teori seperti konsep menulis, konsep
pembelajaran yang dapat menumbuhkan fabel, konsep menulis kreatif, dan
minat dalam memproduksi tulisan yang konsep model pembelajaran. Kajian teori
berkualitas (Sobari 2015). Dengan diuraikan sebagai berikut.
begitu, penting bagi pendidik untuk
menentukan model pembelajaran yang a. Menulis Kreatif
efektif untuk mewujudkan aktivitas Menulis adalah mengungkapkan ide
menulis yang efektif bagi mahasiswa. gagasan dalam pikiran dan rasa melalui
Penelitian ini memiliki rumusan bahasa (Heru Kurniawan dan Sutardi
masalah yaitu: 1) Apa saja faktor 2012). Suparno dan Yunus dalam
penyebab kesulitan mahasiswa PBSI Dalman menuliskan bahwa menulis
USD dalam pembelajaran menulis fabel? merupakan suatu kegiatan penyampaian
2) Bagaimana model pembelajaran pesan (komunikasi) dengan
menulis fabel yang diharapkan oleh menggunakan bahasa tulis sebagai alat
mahasiswa? Sejalan dengan rumusan atau medianya (Dalman 2016). Tarigan
masalah, penelitian ini bertujuan untuk menuliskan bahwa menulis merupakan
mendeskripsikan faktor penyebab suatu keterampilan bahasa yang
kesulitan mahasiswa PBSI USD dalam dipergunakan untuk berkomunikasi
pembelajaran menulis fabel dan secara tidak langsung, tidak secara tatap
mendeskripsikan model pembelajaran muka dengan orang lain (Tarigan, &
menulis fabel yang diharapkan oleh Henry 1994). Dalman menuliskan bahwa
mahasiswa. Adapun manfaat yang menulis merupakan sebuah proses
diharapkan dari hasil penelitian ini kreatif menuangkan gagasan dalam
adalah (1) secara teoretis, hasil bentuk bahasa tulis dalam tujuan,
penelitian ini dapat memberikan misalnya memberitahu, meyakinkan,
sumbangan informasi tentang kesulitan atau menghibur (Dalman 2016). Jadi,
belajar, khususnya kesulitan menulis dari keempat pedapat tokoh tersebut,
fabel. (2) Secara praktis, hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa menulis
ini ditujukan untuk beberapa pihak yang sebagai salah satu keterampilan
memiliki kepentingan terkait berbahasa adalah proses pengungkapan
pembelajaran menulis fabel seperti ide gagasan dalam pikiran menggunakan
mahasiswa, dosen, dan tim penyusun bahasa tulis sebagai alatnya untuk
kurikulum dalam membuat keputusan dikomunikasikan kepada orang lain
yang mengacu pada perbaikan di masa secara tidak langsung.
depan.

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 115


YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

b. Kesulitan Menulis c. Hakikat Fabel


Menulis merupakan salah satu Perihal konsep fabel, fabel termasuk
proses belajar. Oleh sebab itu mahasiswa jenis cerita fiksi. Cerita fabel sering juga
yang mengalami kesulitan menulis disebut cerita moral karena pesan yang
kemungkinan juga memiliki masalah ada didalamnya berkaitan dengan cerita
atau kesulitan dalam belajar. Kesulitan moral. Hal tersebut sejalan dengan
belajar dalam bahasa Inggris learning Danandjaja yang mengatakan bahwa
disability berarti ketidakmampuan cerita fabel menggunakan bintangan
belajar. Kata disability yang berarti peliharaan dan hewan liar sebagai tokoh
kesulitan belajar memberikan kesan yang dapat berbicara dan berakal budi
yang optimis bahwa seseorang masih seperti manusia (Danandjaja 2002).
mampu belajar . Di sisi lain, hambatan- Dengan demikian fabel dapat diartikan
hambatan yang dialami mahasiswa sebagai Cerita tentang kehidupan
dalam proses pembelajaran dapat binatang berperilaku menyerupai
menjadi ukuran untuk mengetahui manusia dan mengandung pesan moral.
penyebab kesulitan belajar mahasiswa Secara umum, Struktur teks fabel terdiri
(Suryani 2010). Menurut Ismail (2016), dari orientasi, komplikasi, resolusi, dan
kesulitan belajar dapat diartikan sebagai koda. Sama dengan teks narasi fiksi
suatu kondisi dalam proses belajar yang lainnya, fabel terbentuk dari unsur-unsur
ditandai adanya hambatan-hambatan pembangun. Unsur/elemen pembangun
tertentu untuk mencapai hasil belajar. prosa fiksi oleh Sayuti (dibagi menjadi
Kesulitan ini sering tampak sebagai tiga bagian yaitu: (1) fakta cerita (plot,
kesulitan belajar yang disebabkan oleh tokoh, dan latar), (2) sarana cerita (judul,
tidak dikuasainya keterampilan sudut pandang serta gaya dan nada), dan
prasyarat, yaitu keterampilan yang harus (3) tema (A. Suminto Sayuti 2000).
dikuasai terlebih dahulu sebelum Dalam proses menulis, mahasiswa harus
menguasai keterampilan berikutnya melewati serangkaian kegiatan. Heri
(Ristiyani, E., & Bahriah 2016). (2010:17) mengatakan bahwa tahapan-
(Partowisastro 1986). Partowisastro tahapan yang perlu dilakukan dalam
(1986) berpendapat bahwa kasulitan menulis fabel antara lain: menentukan
belajar itu ada, kalau seorang mahasiswa tema dan judul, mengumpulkan bahan,
itu jelas tidak memenuhi harapan- menyeleksi bahan, dan membuat
harapan yang diisyaratkan oleh kerangka karangan. Menurut Suparno,
perguruan tinggi. Salah satu harapan ada dua kemampuan yang harus
tersebut adalah tercapainya hasil belajar diperhatikan dalam menyusun karangan,
mahasiswa yang optimal. Dengan yaitu kemampuan menyusun draf
menilik pendapat-pendapat tersebut, karangan yang utuh dan kemampuan
kesulitan menulis dapat dipahami menyunting (editing) karangan. Kedua
sebagai sebuah kondisi yang ditandai kemampuan tersebut menjadi fokus
dengan ditemukannya hambatan saat dalam kegiatan menyusun karangan
menulis sehingga menyebabkan hasil (Suparno 2011). Sementara, Komaidi
tulisan tidak optimal. (2007:180) mengatakan bahwa yang
terdapat dalam kerangka cerita yakni
116 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

setting, tokoh, alur cerita, masalah atau mengatasi kesulitan dalam belajar
konflik, dan solusi atau pemecahan dari menulis fabel tersebut.
konflik (Komaidi 2007).
e. Hakikat Model Pembelajaran
d. Hambatan Menulis Fabel Model pembelajaran digunakan
Dalam kegiatan berkomunikasi untuk membantu guru dalam
lewat tulisan, mahasiswa memiliki menerapkan bahan ajar yang perlu
tantangan yang berbeda dari pada mereka sampaikan kepada siswa.
berkomunikasi dengan mengandalkan Dengan adanya model pembelajaran,
keterampilan berbicara. Jika guru mendapatkan beragam alternatif
dibandingkan dengan kegiatan berbicara, cara untuk menyampaikan informasi
kegiatan menulis harus memenuhi kepada siswa (Wahab,2005). Model
beberapa syarat yang tidak berlaku bagi pembelajaran merupakan suatu
kegiatan berbicara agar penulisan itu kerangka konseptual yang berisi
bisa efektif, yaitu: pengorganisasian prosedur sistematik (Suprijono, 2009)
yang ketat pada pengembangan ide dan dan mengorganisasikan pengalaman
informasi, tingkat akurasi yang tinggi belajar siswa untuk mencapai tujuan
agar tidak ada keraguan makna, belajar tertentu (Wilson 2013) yang
penggunaan sarana-sarana tatabahasa berfungsi sebagai pedoman bagi guru
yang kompleks agar bisa membuat (Sagala, 2010). Dengan demikian model
pembaca terfokus pada penekanan- pembelajaran dapat dipahami sebagai
penekanan yang diberikan penulis, dan seperangkat konsep yang berisi cara atau
pemilihan kosakata, pola tatabahasa, dan prosedur untuk menyampaikan materi
struktur kalimat secara saksama agar dan menghasilkan pengalaman belajar
bisa menciptakan gaya yang sesuai bagi tertentu.
tema dan bagi pembacanya nanti
(Ghazali 2013). Maka, tak heran jika f. Karakteristik Model Pembelajaran
mahasiswa mengalami berbagai Untuk membedakan model
kesulitan dalam belajar menulis, pembelajaran dan elemen-elemen
khususnya belajar menulis fabel. pembelajaran yang lain, beberapa tokoh
Kesulitan pada umumnya berpendapat mengenai karakteristik dan
dikualifikasikan dalam kesulitan dari sifat model pembelajaran. Iru, La dan
faktor eksternal dan internal. Menyadari Arihi (2012) mengemukakan bahwa
adanya kesulitan yang dialami model pembelajaran dikembangkan atas
mahasiswa dalam menulis fabel, maka beberapa asumsi, yaitu (1) mengajar
kesulitan itu perlu untuk diteliti. adalah upaya menciptakan lingkungan
Penelitian tersebut dilakukan untuk yang sesuai, dimana terdapat berbagai
mengetahui secara pasti hal-hal yang lingkungan mengajar yang memiliki
menjadi kesulitan bagi mahasiswa. saling ketergantungan; (2) terdapat
Dengan mengetahui hasil penelitian berbagai komponen yang meliputi isi,
berupa kesulitan, maka dapat ditentukan keterampilan peran-peran mengajar,
tindak lanjut yang bisa dilakukan untuk hubungan sosial, bentuk-bentuk
kegiatan, sarana/fasilitas fisik dan
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 117
YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

penggunaannya, yang keseluruhannya lingkungan (Gough, A. & Gough 1969).


membentuk sebuah sistem lingkungan Tujuan penerapan model environmental
yang bagian-bagiannya saling learning adalah agar mahasiswa dengan
berinteraksi, yang mendesak perilaku mudah berinteraksi dengan bahan
seluruh partisipan, baik guru maupun pelajaran yang telah disusun dan
siswa; (3) antara bagian-bagian tersebut disesuaikan dengan model pembelajaran.
akan menghasilkan bentuk lingkungan Bahan pembelajaran yang disajikan
yang berbedamdengan hasil yang disusun dengan melibatkan lingkungan
berbeda pula; dan (4) karena model sekitar. Dengan begitu, pembelajaran
mengajar menciptakan lingkungan, maka menulis fabel bisa dilakukan tidak hanya
model menyediakan spesifikasi yang di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas
masih bersifat kasar untuk lingkungan agar mahasiswa lebih aktif dalam proses
dalam proses belajar-mengajar di kelas. pembelajaran. Sementara, Ali dalam
Dari asumsi tersebut maka model Wengkang (2016) menyatakan bahwa
pembelajaran memiliki komponen: model environmental learning adalah
fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistem model pembelajaran yang
pendukung (Iru, La dan Arihi, 2012). mengedepankan pengalaman mahasiswa
Model-model pembelajaran memiliki dalam hubungannya dengan alam
ciri-ciri umum, yaitu (1) memiliki sekitar, sehingga mahasiswa dapat
prosedur yang sistematis, (2) hasil dengan mudah memahami isi materi
belajar diterapkan secara khusus, (3) ada yang disampaikan. Pendapat ini
ukuran keberhasilan, dan (4) mempunyai menunjukkan bahwa penerapan model
cara interaksi dengan lingkungan (Iru environmental learning dalam
dan Arihi, 2012: 8). Chauchan (Iru dan pembelajaran bertujuan untuk
Arihi, 2012: 9) menyebutkan fungsi meningkatkan kepedulian mahasiswa
model pembelajaran adalah (1) sebagai terhadap lingkungan sekitar. Dengan
pedoman, (2) sebagai alat bantu dalam demikian, model environmental learning
mengembangkan kurikulum, (3) sebagai mengarah pada pembelajaran berbasis
acuan dalam menetapkan bahan lingkungan yang menghendaki agar
pembelajaran, dan (4) untuk membantu kegiatan belajar tidak hanya dibatasi
perbaikan dalam mengajar. oleh dinding, tetapi bagaimana
lingkungan itu dapat dimanfaatkan
g. Model Pembelajaran Environmental sebagai sumber belajar, atau
Learning menghadirkan lingkungan dalam
Salah satu contoh model pembelajaran sehingga materi yang
pembelajaran yang dapat diterapkan diangkat berkaitan erat dengan
dalam pembelajaran menulis fabel lingkungan. Menilik uraian tentang
adalah model pembelajaran environmental learning, adanya kegiatan
environmental learning. Scott and atau tugas-tugas yang mengacu pada
Gough menyatakan bahwa model model pembelajaran tersebut baik dalam
environmental learning adalah kegiatan pramenulis, menulis, atau
pembelajaran yang muncul dari pascamenulis dapat menjadi alternatif
lingkungan atau ide-ide tentang
118 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

baru untuk mengatasi kesulitan menulis bertujuan untuk menggali faktor


fabel mahasiswa. penyebab kesulitan mahasiswa PBSI
Kegiatan menulis fabel membantu USD dalam pembelajaran menulis fabel
mahasiswa dalam mengembangkan dan mendeskripsikan model
keterampilan menulis narasi fiksi dan pembelajaran menulis fabel yang
mengasah kreativitas. Dalam diharapkan oleh mahasiswa. Adapun,
mempersiapkan pembelajaran menulis sumber data dari penelitian ini adalah
fabel, dosen perlu merancang mahasiswa yang tergabung dalam mata
pembelajaran dengan model kuliah Keterampilan Menulis Kreatif
pembelajaran tertentu untuk kelas B prodi PBSI USD tahun ajaran
menciptakan pembelajaran yang 2019/2020 yang berjumlah 17 orang.
bermakna bagi mahasiswa. Model Teknik pengumpulan data dilakukan
pembelajaran digunakan untuk dengan membagikan kuesioner terbuka.
membantu dosen dalam menerapkan Kuesioner tersebut berisi 2 buah
bahan ajar yang perlu mereka pertanyaan esensial. Kuesioner tersebut
sampaikan kepada mahasiswa. Dengan digunakan sebagai alat dalam penelitian
adanya model pembelajaran, dosen ini untuk menanyakan persepsi
mendapatkan beragam alternatif cara mahasiswa terhadap kesulitan yang
untuk menyampaikan informasi mereka hadapi dalam menulis fabel dan
kepada mahasiswa (Wahab 2008). model pembelajaran yang mereka
Dengan demikian model pembelajaran harapkan. Pada pertanyaan pertama,
dapat dipahami sebagai seperangkat setiap orang diminta untuk memberikan
konsep yang berisi cara atau prosedur sepuluh item jawaban yang
untuk menyampaikan materi dan menunjukkan kesulitan mereka dalam
menghasilkan pengalaman belajar menulis fabel. Sementara, pertanyaan
tertentu. Menilik pentingnya peran kedua dapat dijawab dengan jawaban
model pembelajaran, dosen perlu yang menunjukkan kriteria model
mengetahui berbagai harapan mahasiswa pembelajaran ideal yang mereka
tentang model pembelajaran menulis harapakan dalam pembelajaran menulis
fabel yang ideal bagi mereka. Informasi fabel. Setelah semua jawaban terkumpul,
tersebut akan berguna sebagai acuan peneliti mengidentifikasi dan
untuk dosen dalam bereksplorasi untuk mengkategorikan setiap jawaban.
mengembangkan berbagai komponen Analisis data dilakukan dengan
pembelajaran yang berbasis model menggunakan Microsoft Excel untuk
pembelajaran tertentu agar pembelajaran menghitung dan menemukan persentase
menulis fabel pada mata kuliah menulis dari setiap kategori. Data yang telah
kreatif menjadi lebih efektif dan diolah tersebut disajikan dalam tabel
bermakna. sebagai hasil penelitian untuk kemudian
didiskusikan dalam subbab pembahasan.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian


deskriptif kualitatif. Penelitian ini
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 119
YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

HASIL DAN PEMBAHASAN 10. Kurangnya pemahaman 11 8%


mengenai struktur fabel.
11. Kesulitan untuk mengaitkan 10 7%
Tabel 2 di bawah menyajikan kalimat satu dengan kalimat
lain dan paragraf satu dengan
faktor-faktor yang menyebabkan lainnya. (kohesi atau
mahasiswa PBSI USD kesulitan dalam koherensi?)
12. Kesulitan membuat bagian 5 4%
menulis fabel. Data tersebut telah orientasi.
dirangkum berdasarkan respon 13. Kesulitan membuat bagian inti 3 2%
mahasiswa terhadap kuesioner terbuka cerita (komplikasi dan
resolusi.
yang berbunyi “Fabel adalah salah satu
jenis tulisan fiksi yang dipelajari pada 14. Kesulitan membuat koda. 5 4%
15. Kesulitan membuat judul yang 6 4%
mata kuliah Menulis Kreatif. Mahasiswa menarik.
seringkali mengalami berbagai kesulitan 16. Kesulitan menciptakan unsur 2 1%
dalam menulis fabel. Tuliskanlah latar.
sepuluh kesulitan yang kamu hadapi saat 17. Kesulitan menentukan jenis 8 6%
menulis fabel!”. Namun, kasus-kasus ini alur dan membuat alur.

tidak dapat digeneralisasi untuk semua


18. Sulit menentukan ragam 7 5%
mahasiswa di program studi tersebut, bahasa yang menarik (Faktor
tetapi mewakili mayoritas mahasiswa kebahasaan).(gaya bahasa)
khususnya, untuk mahasiswa yang
tergabung pada mata Kuliah Menulis 19. Kurangnya pemahaman 3 2%
tentang kaidah PUEBI.
Kreatif tahun akademik 2019/2020
20. Ketakutan untuk membuat 1 1%
kelompok belajar B. kesalahan dalam penulisan.

Tabel 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan 21. Kurangnya kepercayaan diri 3 2%


Kesulitan Menulis Fabel oleh Mahasiswa sehingga kerap mengganti
Fre- Persen- tulisan beberapa kali.
No. Kategori Faktor
kuesi tase (%)
1. Kesulitan untuk menemukan 5 4%
objek (binatang) yang menarik 22. Kurangnya perbendaharaan 1 1%
untuk dijadikan kosakata.
tokoh/karakter.
2. Kurangnya kreativitas dan 5 4% 23. Kurangnya motivasi dalam 5 4%
daya imajinatif dalam menulis.
menulis. 24. Kesulitan untuk 1 1%
3. Kesulitan untuk mencari 7 5% mempublikasikan fabel.
sumber inspirasi.
4. Kesulitan untuk mendapatkan 16 12% 25. Kesulitan menentukan amanat 1 1%
ide/topik. atau pesan moral yang hendak
5. Kesulitan dalam mencari 6 4% disampaikan pada pembaca.
informasi pendukung untuk
menulis fabel.
6. Mengalami kebingungan 3 2% 26. Kurangnya waktu karena 3 2%
dalam mengubah pengalaman banyak tugas lainnya.
indrawi atau ide ke dalam Jumlah 136 100%
sebuah tulisan.
7. Kesulitan memilih kata- 10 7%
kata/diksi. Tabel di atas menunjukkan bahwa
8. Kesulitan untuk 2 1%
berkonsentrasi. kesulitan mahasiswa dalam menulis
9. Kesulitan untuk melawan rasa 7 5% fabel diwakili dengan 26 indikator.
malas untuk mulai menulis
fabel.
Adapun indikator-indikator tersebut
120 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

dapat digolongkan ke dalam faktor (Akhadiah 1988). Keempat, mahasiswa


internal dan eksternal. Hal itu didukung kurang memiliki keterampilan dalam
oleh pendapat Slameto (2010) yang berbahasa tulis seperti diksi, koherensi,
menyatakan bahwa faktor-faktor yang gaya bahasa, dan penguasaan PUEBI.
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, Diksi adalah salah satu hal yang harus
tetapi dapat digolongkan menjadi dua diperhatikan dalam menulis. Apabila
yaitu faktor internal dan eksternal. diksi yang digunakan tidak sesuai
Secara umum, kesulitan mahasiswa dengan situasi dan kondisi, dapat
PBSI USD dalam menulis fabel yang mengakibatkan pembaca salah
datang dari faktor internal yang pengertian dalam memahami maksud si
dirangkum dalam empat hal sebagai penulis (Yahya, Andayani 2018). Oleh
berikut. Pertama, mahasiswa lemah karena itu, dalam menulis fabel
dalam hal minat dan motivasi. Motivasi mahasiswa hendaknya menggunakan
sangat diperlukan untuk mendukung diksi yang tepat agar maksud penulis
keberhasilan mahasiswa dalam dapat dipahami dengan cermat oleh
pembelajaran menulis fabel. Hal itu pembaca.
didukung oleh Syah yang mengatakan Di samping diksi, kohesi dan
bahwa minat atau motivasi merupakan koherensi tulisan menjadi suatu kesulitan
salah satu faktor yang mempengaruhi bagi mahasiswa dalam hal menulis. Hal
kualitas dan pencapaian hasil belajar ini sejalan dengan pendapat Maslakhah
siswa dalam bidang-bidang studi tertentu dalam Wiedarti yang menyatakan bahwa
(Syah 2007). Apabila seseorang kesulitan menyusun paragraf yang baik,
mempunyai minat yang tinggi terhadap kohesif, dan koheren yang biasa dialami
sesuatu hal maka akan terus berusaha oleh sebagian besar penulis (Wiedarti
untuk melakukan sehingga apa yang 2005). Beberapa memang mampu
diinginkannya dapat tercapai sesuai menyusun paragraf yang baik, namun
dengan keinginannya (Purwanto 2013). tidak sedikit juga yang susunanya kurang
Kedua, mahasiswa kesulitan mencari baik. Hal itu didukung oleh hasil
insirpirasi. penelitian Lestari (2019) bahwa
Ketiga, mahasiswa kurang karangan narasi mahasiswa Teknik
pengetahuan mendalam tentang konsep angkatan 2017 masih belum
fabel; misalnya, tentang struktur, alur, menunjukkan persyaratan kohesi dan
dan lain-lain. Dalam menulis fabel, koherensi yang baik, hal ini disebabkan
mahasiswa tidak cukup hanya kurangnya pemahaman mahasiswa
mengandalkan keterampikan dalam dalam hal mamadukan kalimat satu
menulis saja, tetapi mahasiswa juga dengan kalimat lainnya, belum adanya
harus memahami seluk-beluk fabel itu kelogisan dalam penyusunan paragraf.
sendiri. Hal itu sejalan dengan yang Hambatan dalam menulis sesuai
dikatakan Akhadiah bahwa tidaklah kajian Sumantri adalah kurangnya
berlebihan jika kemampuan menulis kemampuan dalam penguasaan teknik
disebut sebagai kemampuan berbahasa penulisan (Usep Pahing Sumantri 2004).
yang kompleks, yang menuntut sejumlah Umumnya tidak semua orang dapat
pengetahuan dan keterampilan menyusun kalimat dengan ragam baku
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 121
YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

(tidak dapat menyusun kalimat efektif) penulis ketagihan dan mendorong


dengan baik. Akibatnya, ditemukan semangatnya untuk kembali menulis
cukup banyak kalimat tidak baku dalam serta meningkatkan kepercayaan dirinya
tulisan (Wiedarti 2005). Kesulitan- (Syawqi 2017).
kesulitan tersebut diperkuat dengan Adapun, kesulitan yang paling
pendapat Maslakhah dalam Wiedarti dominan dialami oleh mahasiswa adalah
yang mengemukakan bahwa ada kesulitan untuk mendapatkan ide/topik
beberapa kesulitan yang dialami saat yaitu dialami oleh 16 mahasiswa dari
menulis, di antaranya yaitu: (1) kesulitan total 17 responden dengan persentase
menentukan topik atau persoalan yang sebesar 12%. Kesulitan mahasiswa
akan ditulis, (2) kesulitan mencari atau dalam menentukan topik tersebut bukan
menemukan bahan tulisan ataupun tanpa alasan. Pasalnya, hal tersebut
referensi, (3) kesulitan menyusun didukung oleh pandangan Maslakhah
kalimat yang baku (efektif), dan (4) dalam Wiedarti yang mengatakan bahwa
kesulitan menyusun paragraf yang baik kesulitan menentukan topik atau
(Wiedarti 2005). persoalan yang akan ditulis merupakan
Sementara, kesulitan yang masalah klise yang umum dijumpai dan
disebabkan oleh faktor eksternal yang dialami oleh setiap orang yang akan
datang dari luar diri mahasiswa menulis (Wiedarti 2005). Setiap orang
dirangkum dalam beberapa indikator. merasa bahwa tidak ada topik atau
Pertama, mahasiswa mengalami persoalan yang bagus, yang menarik, dan
gangguan konsentrasi. Hal itu didukung yang cocok untuk ditulis. Kesulitan lain
oleh pendapat Slameto yang mengatakan yang mayoritas dialami mahasiswa di
bahwa kondisi dan letak gedung sekolah antaranya: (1) kurangnya pemahaman
yang buruk seperti di dekat mengenai struktur fabel (dengan
pasar/keramaian, dan alat-alat belajar persentase 8%), (2) kesulitan memilih
yang berkualitas rendah merupakan kata-kata/diksi (dengan persentase 7%),
faktor eksternal yang tidak mendukung dan (3) kesulitan untuk mengaitkan
aktivitas belajar siswa, sehingga menjadi kalimat satu dengan kalimat lain dan
penyebab kesulitan belajar (Slameto paragraf satu dengan lainnya (dengan
2010). Jadi, upaya menjaga konsentrasi persentase 7%).
merupakan hal penting yang harus Model pembelajaran merupakan
diperhatikan dalam menulis fabel. salah satu elemen penting yang harus
Kedua, mahasiswa kekurangan waktu diperhatikan dalam merencanakan
dalam pengerjaan. Seorang penulis perlu pembelajaran. Hamalik mengatakan
berlatih untuk disiplin pada waktu yang bahwa cara yang digunakan oleh
telah ditargetkan agar tulisan akan dibuat pengajar dalam memberikan pelajar dan
benar-benar dapat terselesaikan (Syawqi bimbingan sering kali besar pengaruhnya
2017). Ketiga, mahasiswa kesulitan terhadap siswa dalam kesuksesan
untuk publikasi karya. Keberhasilan belajarnya (Hamalik 2005). Penggunaan
dalam publikasi karya akan memberikan model pembelajaran yang kuang
keyakinan pada penulis bahwa ia menarik dapat membuat siswa tidak
mampu. Hal itu akan menyebabkan bersemangat dalam mengikuti
122 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

pembelajaran (Sofia, Fathurohman Tabel 3. Model Pembelajaran Menulis Fabel yang


2020). Jadi, dosen sebagai pengajar juga diharapkan oleh Mahasiswa
Persen-
perlu merancang pembelajaran yang No. Kategori Faktor Frekuensi
tase (%)
mendukung. Rancangan pembelajaran 1. Model pembelajaran yang 2 8%
yang ideal akan didapatkan apabila tidak terlalu serius dan
santai sehingga dapat
pengajar juga memperhatikan kebutuhan menumbuhkan kreativitas
dan harapan-harapan peserta didik dan imajinasi.

terhadap pembelajaran itu sendiri. Oleh 2. Model pembelajaran yang 5 20%


sebab itu, peniliti juga mengumpulkan memanfaatkan video atau
gambar-gambar yang
data terkait harapan mahasiswa erhadap menarik.
model pembelajaran menulis fabel yang 3. Model pembelajaran 4 16%
dengan berkelompok atau
diideal. Hasil temuan tersebut dapat kerja tim.
digunakan sebagai bahan pertimbangan 4. Model pembelajaran 7 28%
dengan kegiatan survei ke
pengajar dalam merancang pembelajaran lapangan atau lingkungan
menulis fabel pada mata kuliah hidup untuk memperoleh
gambaran nyata dan
Keterampilan Menulis Kreatif (KMK). informasi tentang hewan
Adapun, harapan mahasiswa PBSI dan sifat-sifat dasar
manusia untuk dibuat
USD yang tegabung dalam kelas KMK fabel.
kelompok B terhadap model 5. Model pembelajaran yang 1 4%
memfasilitasi mahasiswa
pembelajaran yang diideal untuk materi untuk belajar di tempat-
menulis fabel diwakili oleh data-data tempat yang
menumbuhkan ide dan
berupa indikator. Data tersebut imajinasi.
dirangkum berdasarkan jawaban- 6. Model pembelajaran yang 3 12%
memanfaatkan contoh-
jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan contoh fabel.
kuesioner terbuka yang berbunyi “Fabel 7. Model pembelajaran yang 2 8%
memfasilitasi mahasiswa
adalah cerita fiksi yang menggunakan untuk secara bebas
binatang sebagai tokoh utamanya. menentukan tema
tulisannya secara kreatif
Binatang tersebut dibuat seolah-olah dan ekspresif.
memiliki watak dan perilaku layaknya 8. Model pembelajaran yang 1 4%
menyenangkan.
manusia dan juga memiliki keterkaitan Jumlah 25 100%
dengan lingkungan sekitar. Oleh sebab
itu, penggunaan model pembelajaran Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
tertentu sangat penting dalam harapan mahasiswa terkait model
pembelajaran menulis fabel. Menurut pembelajaran ideal untuk diterapkan
Anda, model pembelajaran seperti apa dalam pembelajaran menulis fabel
yang dibutuhkan dalam menulis fabel?”. diwakili oleh 8 indikator. Adapun, model
Hasil temuan disajikan dalam tabel pembelajaran yang paling dominan
berikut ini. diharapkan oleh mahasiswa adalah
model pembelajaran yang di dalamnya

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 123


YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

terdapat kegiatan survei ke lapangan atau Akadiah bahwa keterampilan menulis


lingkungan hidup untuk memperoleh bukanlah kemampuan yang diwariskan
informasi dan gambaran nyata tentang secara turun-temurun, akan tetapi
hewan dan sifat-sifat dasar manusia merupakan hasil proses belajar mengajar
untuk dibuat fabel. Indikator tersebut dan ketekunan berlatih (Akhadiah 1988).
diharapkan oleh 7 mahasiswa dari total Jadi, keterampilan menulis itu
17 responden dengan persentase sebesar mengalami proses pertumbuhan melalui
28%. Bagi mahasiswa, informasi atau latihan. Dengan demikian, untuk
fakta hasil temuan dari proses survei memperoleh keterampilan menulis tidak
lapangan tersebut dapat membantu cukup dengan mempelajari tata bahasa
mereka dalam menulis fabel. Hal itu dan mempelajari pengetahuan tentang
diperkuat dengan pendapat Sambodja teori menulis, melainkan tumbuh melalui
yang menyatakan bahwa cara termudah proses pelatihan.
untuk menulis fiksi (sastra) adalah Berdasarkan analisis kebutuhan
menulis cerita dari fakta yang ada tentang model pembelajaran menulis
(Sambodja 2007). fabel yang diharapkan mahasiswa
Model pembelajaran lain yang tersebut, salah satu model pembelajaran
mayoritas diharapkan oleh mahasiswa yang disarankan untuk diterapkan dalam
meliputi: 1) model pembelajaran yang pembelejaran menulis fabel adalah
memanfaatkan video atau gambar- model environmental learning. Model
gambar menarik (dengan persentase tersebut dipilih sebagai pedoman untuk
20%), 2) model pembelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran
cara berkelompok atau kerja tim (dengan dan perangkat pembelajaran lainnya
persentase 16%), 3) model pembelajaran seperti mengembangkan instrumen
yang memanfaatkan contoh-contoh fabel evaluasi menulis fabel. Gough and
(dengan persentase 12%). Sementara, Gough menyatakan bahwa model
harapan lain tentang model pembelajaran environmental learning adalah
menulis fabel yang ideal berhubungan pembelajaran yang muncul dari
dengan pembelajaran yang santai, lingkungan atau ide-ide tentang
menyenangkan, memanfaatkan ruang lingkungan (Gough, A. & Gough 1969).
terbuka selain kelas, dan tidak Dengan demikian, kegiatan yang
membatasi tema cerita. disajikan dalam proses pembelajaran
Dengan adanya temuan tersebut, dapat menuntun siswa untuk berintraksi
pengajar diharapkan mampu dengan lingkungan hidup sesuai dengan
mempertimbangkan hasil temuan untuk yang diharapkan mahasiswa dalam data
merancang pembelajaran menulis fabel analisis kebutuhan.
yang lebih efektif. Dengan begitu Di sisi lain, peneliti juga
keberhasilan mahasiswa dalam menulis mengumpulkan informasi tentang
fabel selain ditunjang kematangan berbagai teori tahapan menulis. Peneliti
kemampuan pribadi mahasiswa, juga memilih tahapan menulis karangan yang
dapat didukung oleh proses dipaparkan oleh Dalman. Dalman
pembelajaran atau latihan yang efektif. menuliskan bahwa kegiatan menulis
Hal tersebut sejalan dengan pendapat terdiri dari tiga tahapan yaitu
124 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

pramenulis, menulis, dan pascamenulis konsep fabel; misalnya, tentang struktur,


(Dalman 2016). Model pembelajaran alur, dan lain-lain. 4) Mahasiswa
tersebut dapat diintegrasikan dengan mengalami kesulitan yang berhubungan
tahapan menulis menurut Dalman dengan keterampilan berbahasa seperti
sehingga mampu menghasilkan diksi, koherensi, gaya bahasa, dan
gambaran prosedur pembelajaran penguasaan PUEBI. 5) Mahasiswa
sebagai berikut. terkendala faktor eksternal seperti
kurang konsentrasi, kesulitan publikasi,
Tabel 4. Rancangan Kegiatan Menulis Fabel dan kurangnya ketersediaan waktu yang
Langkah
Tahapan
ke-
Kegiatan diberikan untuk menulis. Oleh karena
Prapenulisan 1 Eksplorasi lingkungan itu, temuan penelitian ini jelas
(Persiapan) 2 Melaporkan hasil eksplorasi menunjukkan bahwa mahasiswa masih
lingkungan
3 Menentukan tema, tokoh, perlu diperhatikan dalam hal dorongan
latar, pesan moral, dan unsur motivasi, strategi pembelajaran, dan
pembangun lainnya untuk
menulis fabel berdasarkan variabel terkait lainnya.
ide yang ditemukan pada Selain itu, hasil ini juga
kegiatan eksplorasi
lingkungan. menunjukkan bahwa model
4 Membuat kerangka cerita pembelajaran menulis fabel yang
dengan berpedoman pada
struktur fabel. didambakan mahasiswa adalah model
Penulisan 5 Mengembangkan kerangka pembelajaran yang didalamnya
cerita ke dalam paragraf-
paragraf dengan mencakup kegiatan survei ke lapangan
memperhatikan unsur-unsur atau lingkungan hidup untuk
pembangun dan ciri
kebahasaan fabel. memperoleh gambaran nyata dan
Pasca- 6 Menyunting dan informasi tentang hewan dan sifat-sifat
penulisan memperbaiki tulisan fabel
yang telah dibuat.
dasar manusia sebagai sumber inspirasi
7 Mempublikasikan hasil dan informasi untuk menulis fabel. Hal
fabel.
itu dapat menjadi pertimbangan pendidik
dalam memilih model pembelejaran
SIMPULAN
tertentu contohnya model pembelajaran
environmental learning atau model lain
Setelah menganalisis data, peneliti
yang berbasis alam. Hasil temuan itu
mengungkapkan faktor-faktor yang
dapat menjadi referensi bagi pendidik
menyebabkan mahasiswa PBSI USD
untuk menyusun rancangan
kesulitan dalam menulis fabel sebagai
pembelajaran kedepanya yang lebih baik
berikut. 1) Mayoritas siswa mengalami
dengan memperhatikan kesulitan yang
kendala internal yang berhubungan
dihadapi mahasiswa dan harapan mereka
dengan minat dan motivasi. 2)
tentang model pembelajaran yang cocok
Mahasiswa kesulitan untuk mencari
bagi mereka dalam menulis fabel.
inspirasi. 3) Mayoritas siswa kurang
memiliki pengetahuan mendalam tentang

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 125


YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

DAFTAR PUSTAKA

A. Suminto Sayuti. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Alwasilah, A. Chaedar. 2002. “Artikel MKDU Bahasa Indonesia Gagal: Studi Kasus
Penulisan Skripsi.” In Kongres Linguistik Nasional X, , 80–83.

Arsanti, Meilan. 2018. “Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif
Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa Prodi PBSI,
FKIP, UNISSULA.” Jurnal Kredo 1(2): 71–90.

Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-Lain.
Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Darmuki, Hariyadi, dan Hidayati. 2020. “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Mind Map pada Mahasiswa Kelas
IA PBSI IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2019/2020.” Jurnal Kredo 3(2):
263–76.

Ghazali, Syukur. 2013. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendidikan


Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refik.

Gough, A. & Gough, N. 1969. Environmental Education in Kridel, Craig (Ed.), The
SAGE Encyclopedia of Curriculum Studies. New York: Sage Publication.

Hamalik, Oemar. 2005. Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:


Tarsito.

Heru Kurniawan dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Iru, La dan Arihi, La Ode Safiun. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Ismail. 2016. “Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif Di


Sekolah.” Jurnal Edukasi 2(1): 30–43.

Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda Media.

Lestari, Riska Fita. 2019. “Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Narasi
Mahasiswa Teknik Angkatan 2017 Universitas PGRI Banyuwangi.” Jurnal Kredo
126 | Jurnal Kredo
Vol. 4 No. 1 Oktober 2020
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

3(1): 73–82.

Partowisastro, K. 1986. Diagnosa Dan Pemecahan Kesulitan Belajar 1. Jakarta:


Erlangga.

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. 2016. “Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Di
SMAN X Kota Tangerang Selatan.” Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA
(JPPI) 2(1): 18–29.

Sambodja, Asep. 2007. Cara Mudah Menulis Fiksi. Jakarta: Bukupop.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sobari, T. 2015. “Penerapan Teknik Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Menulis


Laporan Ilmiah Berbasis Vokasional Di Smk.” Jurnal Semantik STKIP Siliwangi
1(1): 17–41. https://doi.org/10.22460/semantik.1.1.

Sofia, Fathurohman, dan Purbasari. 2020. “Penerapan Model Contextual Teaching and
Learning Terhadap Peningkatkan Keterampilan Menulis Pendapat Pribadi.” Jurnal
Kredo 3(2): 249–62.

Suparno. 2011. Bagaimana Menulis Lintas Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Suryani, Y.E. 2010. “Kesulitan Belajar.” Magistra (73).

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syawqi, Ahmad. 2017. “Mentradisikan Menulis Bagi Pustakawan.” Media Pustakawan


24(1). https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/download/167/160.

Tarigan, & Henry, G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Usep Pahing Sumantri. 2004. “Motivasi Pustakawan Dalam Menulis Karya Ilmiah,
Yang Dipublikasikan (Survei Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi
Pertanian).” Jurnal Perpustakaan Pertanian 13(2).

Wahab, Aziz. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Warno. 2009. “Pengaruh Keterampilan Penalaran Terhadap Keterampilan Menulis


Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua (Studi Ex Post Facto Di SMP
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MENULIS FABEL DAN MODEL PEMBELAJARAN | 127
YANG DIHARAPKAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Fransisca Despa Listiani
Kredo 4 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index

Negeri 1 Dan 2 Slogohimo).” Universitas Sebelas Maret.


http://eprints.uns.ac.id/7640/1/105181510200907141.pdf.

Wengkang, Thelma I. M. 2016. “Pembelajaran Berbasis Lingkungan Dalam Teks Genre


Sastra.” In Proceeding International Conference on Literature XXV, , 737.

Wiedarti, Pangesti. 2005. Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Yahya, Andayani, dan Saddhono. 2018. “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan


Kesalahan Diksi dalam Kalimat Bahasa Indonesia Mahasiswa BIPA Level
Akademik.” Jurnal Kredo 1(2): 53–70.

Yusuf, Pawit M. 2013. “Dasar-Dasar Penulisan Paper: Teknik Cepat Menulis Karya
Ilmiah.” In Kursus Pelatihan Instruktur Literasi Informasi Paket A,.

Zubaidah, Siti. 2017. “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan


Melalui Pembelajaran.”
https://www.researchgate.net/publication/318013627_keterampilan_abad_ke-
21_keterampilan_yang_diajarkan_melalui_pembelajaran.

128 | Jurnal Kredo


Vol. 4 No. 1 Oktober 2020

You might also like