Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The purpose of this study was to develop teaching materials for writing short stories based on storyboarding
techniques in class XI high school students, to know the feasibility of teaching materials for writing short stories based
on storyboarding techniques in class XI high school students and to know the effectiveness of short story writing teaching
materials based on storyboard techniques in class XI High school. This research is a research development or Research
& Development (R&D). Research and Development is a research method used to produce certain products and test
the effectiveness of products in the form of teaching materials to write short stories based on storyboarding techniques for
class XI high school students. This development research resulted in the feasibility of the product being developed, a
validation test involving media expert lecturers with an average score of 4.5 and Indonesian language professors with
an average score of 4.66 and trials on students with an average score of 4, 45 with very good criteria. The eligibility
criteria for teaching materials developed with a percentage of eligibility of 89%, the teaching material for writing short
stories based on storyboarding techniques for class XI high school students is very feasible to use. To achieve the objectives
of teaching and learning activities must be done efficiently in its implementation to be effective and efficient. The feasibility
assessment of this module includes four aspects namely, the content/material aspect, the presentation aspect, the language
aspect and the graphic aspect.
Keywords: development of teaching materials, writing short stories, storyboarding techniques
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar menulis teks cerpen
berdasarkan teknik storyboard pada siswa kelas XI SMA, untuk mengetahui kelayakan bahan ajar
menulis teks cerpen berdasarkan teknik storyboard pada siswa kelas XI SMA, dan untuk mengetahui
keefektifan bahan ajar menulis cerpen berdasarkan teknik storyboard di kelas XI SMA. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D). Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk berupa bahan ajar menulis teks cerpen berdasarkan teknik storyboard untuk siswa
kelas XI SMA. Penelitian pengembangan ini menghasilkan kelayakan produk yang dikembangkan,
dilakukan uji validasi yang melibatkan dosen ahli media dengan skor rata-rata 4,5 dan dosen ahli Bahasa
Indonesia dengan skor rata-rata 4,66 serta uji coba pada siswa dengan skor rata-rata 4,45 dengan kriteria
sangat baik. Kriteria kelayakan bahan ajar yang dikembangkan dengan persentase kelayakan sebesar 89%,
maka bahan ajar menulis teks cerpen berdasarkan teknik storyboard untuk siswa kelas XI SMA sangat
layak digunakan. Untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara efisien
dalam implementasinya bersifat efektif dan efisien. Penilaian kelayakan modul ini meliputi empat
aspek, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa dan aspek kegrafikan.
Kata kunci: pengembangan bahan ajar, menulis cerpen, teknik storyboard
dalam rangka mencapai tujuan yang dan kreativitas siswa dalam menulis
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi cerpen. Selain itu modul menulis teks
atau subkompetensi dengan segala cerpen berdasarkan teknik storyboard dapat
kompleksitasnya Widodo & Jasmadi membantu guru dalam mengelola
(dalam Lestari, 2013, hal. 1). Pengertian ini pembelajaran yang efektif dan efisien,
menjelaskan bahwa suatu bahan ajar dan juga dapat menjadi referensi dalam
haruslah dirancang dan ditulis dengan pembelajaran menulis cerpen. Tujuan
kaidah intruksional karena akan digunakan penelitian ini adalah untuk
oleh guru untuk membantu dan mengembangkan bahan ajar menulis teks
menunjang proses pembelajaran. Bahan cerpen berdasarkan teknik storyboard pada
atau materi pembelajaran pada dasarnya siswa kelas XI SMA, untuk mengetahui
adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa kelayakan bahan ajar menulis teks cerpen
mata pelajaran atau bidang studi dengan berdasarkan teknik storyboard pada siswa
topik/subtopik dan rinciannya. kelas XI SMA, dan untuk mengetahui
Prastowo (2016, hal. 138) keefektifan bahan ajar menulis cerpen
mengungkapkan bahwa bahan ajar berdasarkan teknik storyboard di kelas XI
merupakan segala bahan (baik informasi, SMA.
alat, maupun teks) yang disusun secara Pemilihan teknik storyboard
sistematis, yang menampilkan sosok utuh didasarkan pada kesesuaian teknik ini
dari kompetensi yang akan dikuasai dengan materi menulis cerpen. Selain itu,
peserta didik dan digunakan dalam proses teknik storyboard juga menggabungkan seni
pembelajaran dengan tujuan perencanaan menggambar dalam proses menulis
dan penelaahan implementasi cerpen yang dapat menarik minat siswa
pembelajaran. Buku sebagai bahan ajar dalam menulis cerpen. Teknik storyboard
merupakan buku yang berisi ilmu merupakan aktivitas sebelum menulis
pengetahuan hasil analisis terhadap yang menekankan pada elaborasi
kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku (penjelasan yang detil), prediksi atau
disusun dengan menggunakan bahasa perkiraan, penumbuhan gagasan, dan
sederhana, menarik, dilengkapi gambar, pengurutan (Wiesendanger, 2009, hal.
keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. 161). Hal ini digunakan untuk
Buku akan sangat membantu guru dan memotivasi siswa dalam mengembangkan
siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan kemampuan menulis yang diawali dengan
sesuai dengan mata pelajaran masing- membuat kerangka karangan berupa
masing. gambar dan kemudian dikembangkan
Seiring dengan pemakaian kurikulum menjadi sebuah paragraf.
2013, bahan ajar yang digunakan dalam Teknik storyboard digunakan pada
pembelajaran, khususnya mata pelajaran saat kegiatan sebelum menulis yang
bahasa Indonesia yang diproduksi oleh menekankan pada elaborasi (penjelasan
tim dari Kementerian Pendidikan dan yang detil), prediksi atau perkiraan,
Kebudayaan Republik Indonesia. Guru penumbuhan gagasan, dan pengurutan
juga masih mengandalkan referensi dari (Wiesendanger, 2009, hal. 161). Hal ini
bahan ajar dari sumber lain seperti digunakan untuk memotivasi siswa untuk
internet. Selain itu, guru juga belum mengembangkan kemampuan diri dalam
berkeinginan untuk mengembangkan menulis yang diawali dengan membuat
bahan ajar baru dengan alasan kerangka karangan berupa gambar dan
keterbatasan waktu dan kurikulum yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah
digunakan selalu mengalami revisi. paragraf. Teknik storyboard ini nantinya
Pengembangan bahan ajar ini diterapkan dalam pembelajaran menulis
diharapkan dapat meningkatkan minat cerpen. Teknik ini cocok untuk
pembelajaran menulis cerpen karena cerita tanpa keluar dari ide utamanya.
dalam teknik ini menekankan pada
elaborasi, prediksi atau perkiraan, B. METODE
penumbuhan gagasan, dan pengurutan. Penelitian ini merupakan penelitian
Teknik ini diawali dengan membuat pengembangan atau Research &
beberapa ilustrasi gambar yang kemudian Development (R&D). Research and
setiap ilustrasi gambar tersebut Development adalah model penelitian yang
dikembangkan menjadi sebuah paragaraf digunakan untuk menghasilkan produk
sehingga menjadi sebuah cerita yang utuh. tertentu dan menguji keefektifan produk
Langkah-langkah teknik storyboard di tersebut (Sugiyono, 2012, hal. 104).
atas dilakukan sebuah modifikasi untuk Penelitian dan pengembangan merupakan
memudahkan siswa dalam memahami metode penelitian yang digunakan untuk
langkah tersebut. Langkah-langkah teknik mengembangkan atau memvalidasi
storyboard setelah dimodifikasi adalah (1) produk-produk yang digunakan dalam
siswa membagi selembar kertas menjadi pendidikan dan pembelajaran. Uji validasi
beberapa bagian, (2) siswa mencari bahan ajar diberikan kepada guru ahli
gagasan tentang ide-ide cerita dan materi dan ahli media hasil penilaian oleh
menggambar peristiwa awal dan akhir ahli materi digunakan untuk mengetahui
pada bagian pertama dan terakhir dari kevalidan bahan ajar yang dikembangkan
kertas tersebut, (3) siswa berdasarkan aspek kelayakan isi/materi,
mengembangkan idenya dengan mengisi kelayakan penyajian, kelayakan
bagian-bagian yang tersisa dalam urutan kebahasaan.dan kelayakan kegrafikan.
yang sesuai, (4) siswa memeriksa urutan Lembar penilaian perangkat pembelajaran
cerita, lalu mengoreksi draf pertama yang menggunakan skala likert 1—5 dengan
mereka buat, (5) siswa menambahkan kriteria Sangat Kurang (SK), Kurang (K),
kata-kata pada gambar mereka dan Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik
membuat kerangka finalnya, (6) siswa (SB) yang telah dinyatakan valid dan
mengubah kata-kata pada setiap gambar layak (Hamalik, 2007, hal. 57). Keterapan
menjadi sebuah teks cerita, dan (7) siswa modul dalam pembelajaran didapatkan
dapat membagi cerita dengan siswa lain. dari data aktivitas siswa saat pembelajaran
Keunggulan teknik storyboard adalah di kelas, aktivitas siswa saat diskusi, dan
penggunaan gambar dalam proses aktivitas siswa saat praktikum. data
menulis cerpen, berbeda dengan aktivitas siswa dianalisis dengan
kerangka karangan yang umum menghitung nilai rata-rata dari ketiga
digunakan. Menggambar dapat aktivitas siswa
menambah kreativitas siswa dalam
mengembangkan ide. Karena gambar C. PEMBAHASAN
merupakan perangkat pembelajaran yang Hasil validasi ahli media di atas,
sangat menarik minat belajar siswa. Selain diperoleh data skor rata-rata hasil validasi
itu, teknik storyboard juga dapat tahap 1 dan 2 sebagai berikut.
memudahkan siswa dalam menentukan
Tabel 1. Data Skor Rata-Rata Validasi Dosen Ahli Materi pada Keseluruhan Aspek
Tabel 2. Data Skor Rata-Rata Validasi Ahli Media pada Keseluruhan Aspek
Berdasarkan data pada tabel di atas, berdasarkan pada empat aspek kelayakan.
hasil skor yang diperoleh pada tahap Aspek tersebut antara lain isi/materi,
pertama berjumlah 12,37 dengan skor penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
rata-rata 3,09 atau 61,85% dan berkategori Aspek kebahasaan dalam modul
“baik”, sedangkan jumlah skor yang menulis teks cerpen berdasarkan teknik
diperoleh dari tahap kedua yaitu 18,65 storyboard menggunakan bahasa yang
dengan skor rata-rata 4,66 atau 93,25% bersahabat/akrab (user friendly). Daryanto
dan berkategori “sangat baik”. (2013, hal. 11) menjelaskan bahwa salah
Modul merupakan bahan ajar yang satu bentuk bahasa yang
ditulis dengan tujuan agar siswa dapat bersahabat/akrab adalah setiap instruksi
belajar secara mandiri tanpa atau dengan dan paparan informasi yang ditampilkan
bimbingan guru. Oleh karena itu, modul bersifat membantu dan bersahabat
harus berisi tentang petunjuk belajar yang dengan pemakainya, termasuk
akan dicapai, isi materi pelajaran, kemudahan pemakai dalam merespon dan
informasi pendukung, latihan soal, mengakses sesuai dengan keinginan.
petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan Penggunaan bahasa yang sederhana,
terhadap hasil evaluasi (Prastowo, 2016, mudah dimengerti, serta menggunakan
hal. 104). Modul berjudul “ Menulis Teks istilah yang umum digunakan. Bahasa
Cerpen Berdasarkan Teknik Storyboard yang akrab dalam modul menulis teks
untuk Siswa SMA Kelas XI” disusun cerpen berdasarkan teknik storyboard.
2,5
Skor Rata-Rata
2
1,5
0,5
0
Materi Penyajian Bahasa Kegrafikan
4,73
4,63
Skor Rata-Rata
4,42
4,33