You are on page 1of 12

Manajemen Resiko Usaha Pada UMKM Pempek Di Kota Palembang

Di Masa Pandemi Covid 19

Ita, SE, M.Si


Prodi Manajemen Univerisitas Sumatera Selatan

ita.ismail@uss.ac.id

Abstrak

Based on the Bappenas website, in Indonesia, UMKM have a significant contribution or


role, namely: Expanding job opportunities and absorbing labor. Gross Domestic Product (GDP)
Formation. Provision of safety nets, especially for low-income people to carry out productive
economic activities. Quoted from the Micro, Small and Medium Enterprises in Indonesia (2001)
by Tulus Tambunan, UMKM have an important role in economic development and growth. The
role of MSMEs is not only felt in developing countries but also in developed countries. In both
developed and developing countries, UMKM are very important, because they absorb the most
workers compared to large businesses.

The notion of business risk management is not well understood by pempekUMKM


entrepreneurs in Palembang City, anticipating business risk is not something that is considered
important as long as it has not occurred and has a direct impact on UMKM business actors.

There are still many Pempek UMKM players in Palembang who don't care about the risks that
have a direct impact on their business. They only focus on looking for profit alone, even though
the risk itself is related to the company's operations which will have a direct impact on company
profits.

Keyword: Manajemen resiko, umkm pempek


A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Peranan UMKM sebagai penyokong ekonomi daerah sekarang ini semakin meningkat.
Pada masa ini karena makin sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal, maka semakin
banyak muncul pengusaha.

Berdasarkan situs Bappenas, di Indonesia UMKM memiliki kontribusi atau peranan


cukup besar, yaitu: Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB). Penyediaan jaring pengaman terutama bagi masyarakat
berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif. Dikutip dari Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Indonesia (2001) karya Tulus Tambunan, UMKM mempunyai peran
penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Peran UMKM tidak hanya dirasakan
di negara-negara sedang berkembang melainkan juga di negara-negara maju. Di negara maju
maupun berkembang, UMKM sangat penting, sebab menyerap paling banyak tenaga kerja
dibandingkan usaha besar.

Secara umum, terdapat tiga peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia meliputi:

1. Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan dalam pemerataan
tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai tempat. UMKM bahkan menjangkau
daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu ke kota untuk memperoleh penghidupan
yang layak.

2. Sarana mengentaskan kemiskinan UMKM berperan untuk mengentaskan masyarakat dari


kemiskinan sebab angka penyerapan tenaga kerja terhitung tinggi.
3. Sarana pemasukan devisa bagi negara UMKM menyumbang devisa bagi negara sebab
pasarnya tidak hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri.
Namun sayang menjamur usaha UMKM belum sepenuhnya didukung strategi untuk
meningkatkan usaha itu sendiri, kegiatan usaha lebih disebabkan keterpaksaan karena semakin
sempitnya lahan pekerjaan di sektor formal.

Di Kota Palembang sendiri geliat bangkitnya usaha UMKM semakin terlihat


berkembang dengan pesat, kegaiatan pelatihan UMKM yang diadakan oleh pihak Dinas
Perindustrianm, Koperasi atau CSR BUMN selalu ramai diikuti oleh UMKM yang serius untuk
mengembangkjan usahanya.

Akan tetapi dampak pandemi covid 19 dan Penetapan PSBB pada Maret 2020 kemarin
mulai berdampak pada aktivitas UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Palembang.
Banyak kegiatan usaha tutup, PHK masal dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa dibiarkan
berlarut-larut, ekonomi daerah harus tetap berjalan karena menyangkut hajat hidup orang
banyak.

Berdasarkan hal inillah maka penulis mengadakan penelitian untuk melihat dan
menganalisis kesiapan UMKM dalam menghadapi pandemi covid 19, dan pemahaman mereka
tentang manajemen resiko pada kegiatan usaha UMKM mereka. Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini adalah menganalisis bagaimana managemen resiko bisnis UMKM pada masa
pandemi covid 19 di Kota Palemban

B. LANDASAN TEORI

Pengertian Manajemen

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal

Pengertian Manajemen Resiko (Risk Manajemen)

Dalam dunia bisnis, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi,


memantau dan mengelola risiko potensial untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin
ditimbulkannya terhadap suatu organisasi. Setiap bidang dalam bisnis memiliki risikonya
tersendiri. Contohnya di bidang sistem informasi, risiko potensialnya adalah seperti terjadinya
pelanggaran keamanan data, kehilangan data, serangan dunia maya, kegagalan sistem, dan
bencana alam. Sedangkan potensi risiko yang akan terjadi di perusahaan Manufaktur adalah
gagal mencapai target produksi yang direncanakan, kerusakan mesin, hilangnya pesanan dari
pelanggan, terjadinya masalah kualitas produk dan lain sebagainya.

Proses manajemen risiko yang efektif akan membantu mengidentifikasi risiko mana yang
menjadi ancaman terbesar bagi organisasi dan memberikan panduan untuk menanganinya.
Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian Manajemen Risiko menurut para ahli di
bidangnya.

Manajemen risiko kita ddiartikan sebagai kegiatan proaktif untuk mengenali dan mengelola
kejadian internal dan ancaman dari luar yang dapat memberikan efek bagi kesuksesan organisasi
Dengan manajemen risiko semua kejadian yang menimbulkan risiko dapat diidentifikasi.
Kemudian setelah diidentifikasi akan diketahui konsekuensi dari masing-masing kejadian
sehingga meminimalissir akibat dari risiko yang akan muncul. Manajemen risiko ini dilakukan
sebelum terjadi resiko sehingga merupakan tindakan antisipasi yang dilakukan dengan membuat
perencanaan (contingency plan)apabila risiko tersebut muncul sehingga dapat mengurangi
dampak kerugian bagi organisasi.

Tahapan proses manajemen risiko secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi Risiko, mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya risiko serta sumber terjadinya risiko.
2) Penilaian Risiko, dapat dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas, konsekuensi
serta kesulitan dalam mendeteksi risiko tersebut. Penilaian risiko ini dapat dilakukan baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Setelah itu tingkatan risiko yang ada dibuat tingkatan
prioritas manajemennya
3) Pengelolaan Resko, Pengelollan resiko bertujuan mengontrol risiko,kontrol terhadap risiko
dilakukan dalam proses change management yang berarti tahapan ini dapat kembali lagi ke
tahapan awal apabila terjadi risiko-risiko baru, sesuai dengan tahapan urutan.

Pengertian UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah1. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), mendefinisikan Usaha Kecil (UK)
termasuk Usaha Mikro (UMI) sebagai entitas usaha dengan kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,-. Sementara Usaha Menengah (UM) merupakan entitas
usaha milik Warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp200.000.000,-
sd. Rp10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS)
memberikan pengertian UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha Kecil adalah entitas usaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan Usaha Menengah adalah entitas
usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 316/KMK.016/1994 tgl. 27 Juni 1994, Usaha Kecil adalah perorangan atau badan usaha
yang telah melakukan kegiatan atau usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun
setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- atau aset atau aktiva setinggi-tingginya Rp600.000.000,- di
luar tanah dan bangunan yang ditempati, terdiri dari: a) Bidang usaha (Fa, CV, PT dan
Koperasi); b) Perorangan (pengerajin/ industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan,
perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan karena
bertujuan untuk memahami interaksi sosial dimana peneliti ikut berinteraksi dengan melalukan
wawancara dan interaksi social terhadap objek penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah daftar pertanyaan dan
item-item observasi.Adapun sumber data yang digunakan adalah key informan yang terlibat
langsung dengan aktifitas kegiatan produksi dan pemasaran umkm yaitu pengusaha pengusaha
usaha mikro kecil menengah di kota Palembang

Tehnik Pengumpulan Data, data dikumpulkan melalui wawancara dan informasi


terhadap informan .Tehnik Analisis DataTahapan dari analisis data meliputi, pengorganisasian
data, pengelompokan data, pengujjian asumsi

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian manajemen resiko usaha belum begitu dipahami oleh pelaku usaha UMKM
pempek di Kota Palembang, antisipasi resiko usaha belum merupakan sesuatu yang dipandang
penting selama a belum terjadi dan berdampak langsung kepada pelaku usaha UMKM.

Pelaku UMKM Pempek di Kota Palembang masih banyak yang kurang peduli pada
risiko yang berdampak langsung pada usahanya. Mereka hanya berfokus pada mencari
keuntungan semata, padahal risiko itu sendiri berkaitan dengan operasional perusahaan yang
akan berdampak langsung pada laba perusahaan.

Oleh karena itu para pelaku usaha UMKM pempek di Kota Palembang perlu
memperhatikan proses – proses manajemen resiko, yaitu:

1. Identifikasi risiko

Pada UMKM pempek identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan analisa SWOT.
Analisa ini juga didasarkan pada pengamatan langsung ke UMKM Pempek di kota Palembang
Dari pengamatan, interview dan studi literature mengenai kondisi UMKM pempek di Kota
Palembang maka dapat dibuat analisa Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT).
Analisa SWOT yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Strenght, Usaha UMKM Pempek memiliki beberapa strength, antara lain: Produk
merupakan produk homemade yang disukai konsumen terutama konsumenyang menyukai
olahan ikan, yang kaya nutrisi, dan disukai hampir semua lapisan masyarkat.

b) Weakness, yang dimilikiumkm pempek di kota Palembang, antara lain: 1. Kurangnya


Inovasi 2. Harga bahan baku ikan sebagai bahan utama pembuatan pempek , cabe rawit
untuk cuko yang sering melonjak yang semakin mahal. 3. Pendanaan untuk pengembangan
usaha yang masih terbatas karena tidak mendapat bantuan dari pemerintah setempat.

c) Opportunity Ada beberapa opportunity dari UMKM Pempek di Kota Palembang , yaitu: 1.
Munculnya ide pempek froozen, pempek vacuum sehingga pemasasaran bisa lebih luas ke
antar provinsi 2. Pemerintah daerah yang terus menggalakkan untuk meningkatkan kinerja
UMKM Pempek di kota Palembang dengan berbagai program bantuan.

d) Threat, Threat yang ada pada usaha UMKM Pempek di Kota Palembangada 2, yaitu: 1.
kebutuhasn bahan baku ikan yang terus meningkat, sementara budi daya ikanair tawar untuk
bahan baku ikan belum banyak dilakukan. 2. Untuk bahan baku pempek dari ikan laut
tergantung pada keaadaan nelayan yang melaut.

2. Penilaian Resiko

Adapun resiko resiko yang dihadapi oleh UMKM Pempek di Kota Palembang biasanya
meliputi :

Risiko Keuangan

Risiko Keuangan (Leverage) merupakan risiko yang khususnya memengaruhi pendapatan


umkm pempek di Kota Palembang. Risiko keuangan berkaitan dengan permodalan, pendapatan,
kerugian suatu usaha. Pada UMKM pempek di Kota Palembang, risiko keuangan merupakan
risiko yang sering terjadi. Permasalahan keuangan sering kali dihadapi. Kurangnya modal untuk
mengembangkan usaha contohnya dapat menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan
UMKM. Keuangan yang baik dan stabil merupakan kunci keberhasilan UMKM pempek di kota
Palembang.

Risiko Produk

Risiko produk merupakan Risiko yang meyatu dengan dengan Risiko Operasional, namun letak
perbedaannya pada Output Produk ( Barang Jadi ) yang telah dihasilkan oleh UMKM pempek
yang memiliki hubungan erat langsung dengan konsumen (Customer). Tdalam suatuusaha dalam
sektor apapun pasti memiliki sebuah risiko yang perlu diantisipasi dan perlu dikelola kembali
dan dievaluasi agar risiko tersebut dapat diminimalisir dampaknya dan tidak merugikan
perusahaan, bahkan mempengaruhi reputasi umkm pempek tersebut.

Risiko Pasar

Risiko: kejadian buruk yang berpotensi terjadi dan diketahui berapa peluang kejadian tersebut
akan benar-benar terjadi dan sebesar apa dampaknya kalau kejadian tersebut benar-benar
terjadi.Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang
dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan pemasaran, dikenal konsep 4P yaitu:
Product, Price, Placement, and Promotion.Pada dasarnya risiko pasar ini tergantung dari ada
dilingkungan mana perusahaan tersebut beroperasi, banyak sekali pesaing atau harga bahan baku,
dan promosi melewati media social.Tergantung bagaimana perusahaan tersebut bisa berntindak
inovatif terhadap risiko pemasaran tersebut agar menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

3. Pengelolaan Resiko

Langkah terakhir dalam proses manajemen risiko adalah pengelolaan risiko. Setelah
analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko penting untuk
dikelola karena UMKM pempek yang gagal mengelola risiko akan menerima konsekuensinya.
Konsekuensi yang diterima seperti mengalami kerugian yang tidak kecil bahkan bisa diluar
perkiraan,semisal , kehilangan pelanggan, penutupan usaha, dll.

Untuk itu resiko-resiko yang telah diidentifikasi dan dinilai perlu untuk dikelola dengan
baik. Cara yang dapat dilakukan oleh UMKM pempek untuk mengelola risikonya terbagi atas
beberapa hal yaitu penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak
lainnya (Hanafi, 2014).

Pengelolaan risiko yang ditahan adalah menghadapi risiko tersebut. Risiko yang harus
ditahan menyebabkan harga yang semakin mahal, kurangnya tenaga kerja, produk kadaluarsa,
pemasaran lambat. Risiko harga yang semakin mahal dapat diatasi dengan melakukan
pengelolaan dengan cara mengurangi kuantitas atau volume produknya.

Kekurangnya tenaga kerja yang terampil dapat dilakukan dengan bantuan tenaga pada
anggota keluarga turut membantu, sehingga dapat membantu untuk kelangsungan usahanya
Meminimalisir produk yang gagal produksi atau lewat batas waktu untuk itu UMKM pempek
harus gencar mempromosikan produknya agar cepat laku terjual. Semakin cepat terjual semakin
bagus sehingga tidak ada produk yang terbuang karena kadaluarsa ataurusak . Strategi pemasaran
UMKM pempek dilakukan dapa dilakukan melalui media online sehingga dapat mencapai
target konsumen yang ditentukan.

Dari hasil wawancara ke responden prioritas utama mengantisipasi resiko usaha adalah
menyisihkan sebagian penghasilan untuk berjaga-jaga dan menyusun prosedur standar kerja yang
aman. Selain itu, pengusaha UMKM pempek melakukan kerjasama dengan pihak lain, misalnya
mencari bapak asuh bisnis besar dengan mekanisme CSR. Pembelian polis asuransi hanya
menjadi salah satu plihan diantara banyak pilihan lainnya.

. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan tentang apa yang
dilakukan oleh UMKM pempek untuk mengantisipasi dampak dari risiko usaha semisal bencana,
wabah seperti halnya pandemi covid 19 ini, yang menyebabkan beberapa UMKM menutup
usahanya.. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara yang lebih mendalam indepth interview
untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas tentang keinginan dari para pengusaha pempek
tentang tindakan antisipasi yang paling mungkin dilakukan oleh usaha UMKM.
Langkah pertama dalam melakukan tindakan antisipsi adalah dengan menyusun
prosedur standar kerja yang aman atau SOP (Standard Operating Procedure). Tindakan berjaga -
jaga dengan memisahkan tempat kerja dengan tempat tinggal atau memisahkan bahan yang
mudah terbakar ke tempat yang jauh dari sumber api. Adapun SOP yang dibuat berdasarkan atas
proses atau urutan kerja yang dilakukan oleh UMKM pempek di Kota Palembang untuk
membuat prosedur yang aman selama pekerjaan berlangsung. Urutan kerja berdasarkan prinsip
dan pertimbangan keamanan yang dapat mencegah terjadinya bencana dan antisipasi terhadap
datangnya bencana. Antisipasi yang dapat dilakukan dengan melibatkan lembaga yang lain
sebagai lembaga yang menerima pelimpahan resiko apabila terjadi suatu bencana. Desain dari
pengalihan resiko bila terjadi bencana atau wabah adalah dengan memberikan penjaminan
terhadap kerugian yang diakibatkan oleh bencana dengan membeli asuransi kerugian terhadap
bencana.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kehadiran UMKM Pempek sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan keadaan


perekonomian daerah, sehingga pengelolaan UMKM harus melibatkan semua pihak. Pada
kegiatan UMKM pempek di Kota Palembang, UMKM Pempek harus menyadari adanya risiko
usaha yang disebabkan oleh bencana atau wabah, contohnya wabah pandemi covid 19 yang
sudah terjadi sepanjang tahun 2020 ini.

Saran

UMKM pempek dalam menganggulangi risiko bisnis adalah dengan membuat manajemen
pengelollan resiko dari awal. Dalam mengantisipasi risiko, UMKM pempek bisa mengalihkan
risiko bisnisnya dengan membeli polis asuransi kerugian.. Namun peran Pemerintah dalam
menanggulangi risiko bisnis bagi UMKM pempek sangat penting dari tahap awal sebelum risiko
terjadi sampai saat risiko tersebut sudah terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Burhan Bungin (2015) , Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Prenadamedia Group,
Jakarta.

Kotler, Philips,et.all (2009), Manajemen Pemasaran, Jilid 2 Edisi 13,Erlangga, Jakarta

Atkinson. 1994. Manajemen Waktu yang Efektif. Jakarta: Binarupa Aksara.

Haynes, Marion .E. 1994. Manajemen waktu untuk diri sendiri. Jakarta: Binarupa aksara.

Hanafi, Mamduh M. 2009. Manajemen Risiko Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jorion, Philippe. 2011. Financial Risk Manager Handbook Plus Test Bank: FRM Part I/Part II,
6th edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc

You might also like