Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Manajemen Resiko Jan21 Ita
Jurnal Manajemen Resiko Jan21 Ita
ita.ismail@uss.ac.id
Abstrak
There are still many Pempek UMKM players in Palembang who don't care about the risks that
have a direct impact on their business. They only focus on looking for profit alone, even though
the risk itself is related to the company's operations which will have a direct impact on company
profits.
1. Latar Belakang
Peranan UMKM sebagai penyokong ekonomi daerah sekarang ini semakin meningkat.
Pada masa ini karena makin sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal, maka semakin
banyak muncul pengusaha.
Secara umum, terdapat tiga peran UMKM atau kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia meliputi:
1. Sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil UMKM berperan dalam pemerataan
tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai tempat. UMKM bahkan menjangkau
daerah yang pelosok sehingga masyarakat tidak perlu ke kota untuk memperoleh penghidupan
yang layak.
Akan tetapi dampak pandemi covid 19 dan Penetapan PSBB pada Maret 2020 kemarin
mulai berdampak pada aktivitas UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Palembang.
Banyak kegiatan usaha tutup, PHK masal dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa dibiarkan
berlarut-larut, ekonomi daerah harus tetap berjalan karena menyangkut hajat hidup orang
banyak.
Berdasarkan hal inillah maka penulis mengadakan penelitian untuk melihat dan
menganalisis kesiapan UMKM dalam menghadapi pandemi covid 19, dan pemahaman mereka
tentang manajemen resiko pada kegiatan usaha UMKM mereka. Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini adalah menganalisis bagaimana managemen resiko bisnis UMKM pada masa
pandemi covid 19 di Kota Palemban
B. LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
Proses manajemen risiko yang efektif akan membantu mengidentifikasi risiko mana yang
menjadi ancaman terbesar bagi organisasi dan memberikan panduan untuk menanganinya.
Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian Manajemen Risiko menurut para ahli di
bidangnya.
Manajemen risiko kita ddiartikan sebagai kegiatan proaktif untuk mengenali dan mengelola
kejadian internal dan ancaman dari luar yang dapat memberikan efek bagi kesuksesan organisasi
Dengan manajemen risiko semua kejadian yang menimbulkan risiko dapat diidentifikasi.
Kemudian setelah diidentifikasi akan diketahui konsekuensi dari masing-masing kejadian
sehingga meminimalissir akibat dari risiko yang akan muncul. Manajemen risiko ini dilakukan
sebelum terjadi resiko sehingga merupakan tindakan antisipasi yang dilakukan dengan membuat
perencanaan (contingency plan)apabila risiko tersebut muncul sehingga dapat mengurangi
dampak kerugian bagi organisasi.
Tahapan proses manajemen risiko secara garis besar adalah sebagai berikut:
Pengertian UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah1. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), mendefinisikan Usaha Kecil (UK)
termasuk Usaha Mikro (UMI) sebagai entitas usaha dengan kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,-. Sementara Usaha Menengah (UM) merupakan entitas
usaha milik Warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp200.000.000,-
sd. Rp10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan Pusat Statistik (BPS)
memberikan pengertian UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha Kecil adalah entitas usaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan Usaha Menengah adalah entitas
usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 316/KMK.016/1994 tgl. 27 Juni 1994, Usaha Kecil adalah perorangan atau badan usaha
yang telah melakukan kegiatan atau usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun
setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- atau aset atau aktiva setinggi-tingginya Rp600.000.000,- di
luar tanah dan bangunan yang ditempati, terdiri dari: a) Bidang usaha (Fa, CV, PT dan
Koperasi); b) Perorangan (pengerajin/ industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan,
perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan karena
bertujuan untuk memahami interaksi sosial dimana peneliti ikut berinteraksi dengan melalukan
wawancara dan interaksi social terhadap objek penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah daftar pertanyaan dan
item-item observasi.Adapun sumber data yang digunakan adalah key informan yang terlibat
langsung dengan aktifitas kegiatan produksi dan pemasaran umkm yaitu pengusaha pengusaha
usaha mikro kecil menengah di kota Palembang
Pengertian manajemen resiko usaha belum begitu dipahami oleh pelaku usaha UMKM
pempek di Kota Palembang, antisipasi resiko usaha belum merupakan sesuatu yang dipandang
penting selama a belum terjadi dan berdampak langsung kepada pelaku usaha UMKM.
Pelaku UMKM Pempek di Kota Palembang masih banyak yang kurang peduli pada
risiko yang berdampak langsung pada usahanya. Mereka hanya berfokus pada mencari
keuntungan semata, padahal risiko itu sendiri berkaitan dengan operasional perusahaan yang
akan berdampak langsung pada laba perusahaan.
Oleh karena itu para pelaku usaha UMKM pempek di Kota Palembang perlu
memperhatikan proses – proses manajemen resiko, yaitu:
1. Identifikasi risiko
Pada UMKM pempek identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan analisa SWOT.
Analisa ini juga didasarkan pada pengamatan langsung ke UMKM Pempek di kota Palembang
Dari pengamatan, interview dan studi literature mengenai kondisi UMKM pempek di Kota
Palembang maka dapat dibuat analisa Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT).
Analisa SWOT yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Strenght, Usaha UMKM Pempek memiliki beberapa strength, antara lain: Produk
merupakan produk homemade yang disukai konsumen terutama konsumenyang menyukai
olahan ikan, yang kaya nutrisi, dan disukai hampir semua lapisan masyarkat.
c) Opportunity Ada beberapa opportunity dari UMKM Pempek di Kota Palembang , yaitu: 1.
Munculnya ide pempek froozen, pempek vacuum sehingga pemasasaran bisa lebih luas ke
antar provinsi 2. Pemerintah daerah yang terus menggalakkan untuk meningkatkan kinerja
UMKM Pempek di kota Palembang dengan berbagai program bantuan.
d) Threat, Threat yang ada pada usaha UMKM Pempek di Kota Palembangada 2, yaitu: 1.
kebutuhasn bahan baku ikan yang terus meningkat, sementara budi daya ikanair tawar untuk
bahan baku ikan belum banyak dilakukan. 2. Untuk bahan baku pempek dari ikan laut
tergantung pada keaadaan nelayan yang melaut.
2. Penilaian Resiko
Adapun resiko resiko yang dihadapi oleh UMKM Pempek di Kota Palembang biasanya
meliputi :
Risiko Keuangan
Risiko Produk
Risiko produk merupakan Risiko yang meyatu dengan dengan Risiko Operasional, namun letak
perbedaannya pada Output Produk ( Barang Jadi ) yang telah dihasilkan oleh UMKM pempek
yang memiliki hubungan erat langsung dengan konsumen (Customer). Tdalam suatuusaha dalam
sektor apapun pasti memiliki sebuah risiko yang perlu diantisipasi dan perlu dikelola kembali
dan dievaluasi agar risiko tersebut dapat diminimalisir dampaknya dan tidak merugikan
perusahaan, bahkan mempengaruhi reputasi umkm pempek tersebut.
Risiko Pasar
Risiko: kejadian buruk yang berpotensi terjadi dan diketahui berapa peluang kejadian tersebut
akan benar-benar terjadi dan sebesar apa dampaknya kalau kejadian tersebut benar-benar
terjadi.Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang
dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan pemasaran, dikenal konsep 4P yaitu:
Product, Price, Placement, and Promotion.Pada dasarnya risiko pasar ini tergantung dari ada
dilingkungan mana perusahaan tersebut beroperasi, banyak sekali pesaing atau harga bahan baku,
dan promosi melewati media social.Tergantung bagaimana perusahaan tersebut bisa berntindak
inovatif terhadap risiko pemasaran tersebut agar menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
3. Pengelolaan Resiko
Langkah terakhir dalam proses manajemen risiko adalah pengelolaan risiko. Setelah
analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko penting untuk
dikelola karena UMKM pempek yang gagal mengelola risiko akan menerima konsekuensinya.
Konsekuensi yang diterima seperti mengalami kerugian yang tidak kecil bahkan bisa diluar
perkiraan,semisal , kehilangan pelanggan, penutupan usaha, dll.
Untuk itu resiko-resiko yang telah diidentifikasi dan dinilai perlu untuk dikelola dengan
baik. Cara yang dapat dilakukan oleh UMKM pempek untuk mengelola risikonya terbagi atas
beberapa hal yaitu penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak
lainnya (Hanafi, 2014).
Pengelolaan risiko yang ditahan adalah menghadapi risiko tersebut. Risiko yang harus
ditahan menyebabkan harga yang semakin mahal, kurangnya tenaga kerja, produk kadaluarsa,
pemasaran lambat. Risiko harga yang semakin mahal dapat diatasi dengan melakukan
pengelolaan dengan cara mengurangi kuantitas atau volume produknya.
Kekurangnya tenaga kerja yang terampil dapat dilakukan dengan bantuan tenaga pada
anggota keluarga turut membantu, sehingga dapat membantu untuk kelangsungan usahanya
Meminimalisir produk yang gagal produksi atau lewat batas waktu untuk itu UMKM pempek
harus gencar mempromosikan produknya agar cepat laku terjual. Semakin cepat terjual semakin
bagus sehingga tidak ada produk yang terbuang karena kadaluarsa ataurusak . Strategi pemasaran
UMKM pempek dilakukan dapa dilakukan melalui media online sehingga dapat mencapai
target konsumen yang ditentukan.
Dari hasil wawancara ke responden prioritas utama mengantisipasi resiko usaha adalah
menyisihkan sebagian penghasilan untuk berjaga-jaga dan menyusun prosedur standar kerja yang
aman. Selain itu, pengusaha UMKM pempek melakukan kerjasama dengan pihak lain, misalnya
mencari bapak asuh bisnis besar dengan mekanisme CSR. Pembelian polis asuransi hanya
menjadi salah satu plihan diantara banyak pilihan lainnya.
. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan tentang apa yang
dilakukan oleh UMKM pempek untuk mengantisipasi dampak dari risiko usaha semisal bencana,
wabah seperti halnya pandemi covid 19 ini, yang menyebabkan beberapa UMKM menutup
usahanya.. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara yang lebih mendalam indepth interview
untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas tentang keinginan dari para pengusaha pempek
tentang tindakan antisipasi yang paling mungkin dilakukan oleh usaha UMKM.
Langkah pertama dalam melakukan tindakan antisipsi adalah dengan menyusun
prosedur standar kerja yang aman atau SOP (Standard Operating Procedure). Tindakan berjaga -
jaga dengan memisahkan tempat kerja dengan tempat tinggal atau memisahkan bahan yang
mudah terbakar ke tempat yang jauh dari sumber api. Adapun SOP yang dibuat berdasarkan atas
proses atau urutan kerja yang dilakukan oleh UMKM pempek di Kota Palembang untuk
membuat prosedur yang aman selama pekerjaan berlangsung. Urutan kerja berdasarkan prinsip
dan pertimbangan keamanan yang dapat mencegah terjadinya bencana dan antisipasi terhadap
datangnya bencana. Antisipasi yang dapat dilakukan dengan melibatkan lembaga yang lain
sebagai lembaga yang menerima pelimpahan resiko apabila terjadi suatu bencana. Desain dari
pengalihan resiko bila terjadi bencana atau wabah adalah dengan memberikan penjaminan
terhadap kerugian yang diakibatkan oleh bencana dengan membeli asuransi kerugian terhadap
bencana.
Kesimpulan
Saran
UMKM pempek dalam menganggulangi risiko bisnis adalah dengan membuat manajemen
pengelollan resiko dari awal. Dalam mengantisipasi risiko, UMKM pempek bisa mengalihkan
risiko bisnisnya dengan membeli polis asuransi kerugian.. Namun peran Pemerintah dalam
menanggulangi risiko bisnis bagi UMKM pempek sangat penting dari tahap awal sebelum risiko
terjadi sampai saat risiko tersebut sudah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Bungin (2015) , Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Prenadamedia Group,
Jakarta.
Haynes, Marion .E. 1994. Manajemen waktu untuk diri sendiri. Jakarta: Binarupa aksara.
Hanafi, Mamduh M. 2009. Manajemen Risiko Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jorion, Philippe. 2011. Financial Risk Manager Handbook Plus Test Bank: FRM Part I/Part II,
6th edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc