You are on page 1of 12

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 (21-32)


ISSN 1979-5645

Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan


Peraturan Daerah di Kota Palopo

Adithia Anbar Perkasa (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)


Rabina Yunus (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Andi M. Rusli (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Email: adithia.anbar1@gmail.com

Abstract
This study analyzing the relationship between regional executive ( a regional government ) with
regional legislative ( sub-national parliaments ) in making the bylaw in the city of palopo .Data
collection is done by using interview technique , the study documents , and observation
.Interviews were held with the respondents who represent the council and local governments
.Respondents dipiiih deliberately by taking into account progress of involvement in the process
of making local regulations. The results of research showing the relation legislative and regional
executive in the discussion process and determination of bylaw happened relationship that is
both reciprocal (resiprokal). In the act of no. 32 / 2004 next upgrade into a law no. 23 2014 af-
firming that in process of making regional regulation, the council and the local government does
not each other dominated, nevertheless council has not been fully capable of offset the local
government especially for reasons of internal the members of the like the education and experi-
ence, the other factors that affect relations executive and legislative in making regional regula-
tion is communication and political interests .The connection communication, cooperation and
clarification, is expected to be able to create local regulations which accommodate various aspi-
rations and public interest.
Keywords: executive, legislative, resiprocal, regulation

Abstrak
Penelitian ini menganalisis hubungan antara eksekutif daerah (Pemerintah Daerah) dengan leg-
islatif daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dalam pembuatan peraturan daerah (perda)
di Kota Palopo. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, studi
dokumen, dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap responden yang mewakili DPRD dan
Pemerintah Daerah.Hasil penelitian menunjukkan hubungan legislatif dan eksekutif daerah da-
lam proses pembahasan dan penetapan perda terjadi hubungan yang bersifat timbal balik
(resiprokal). Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang selanjutnya diperbahurui ke
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan bahwa dalam proses pembuatan pera-
turan daerah, DPRD dan Pemerintah daerah tidak saling mendominasi, Meskipun demikian
DPRD masih belum sepenuhnya mampu mengimbangi Pemda terutama karena alasan internal
anggota DPRD seperti tingkat pendidikan dan pengalaman, faktor lain yang mempengaruhi
hubungan eksekutif dan legislatif dalam membuat peraturan daerah adalah komunikasi dan
kepentingan politik.. Adanya hubungan komunikasi, kerjasama dan klarifikasi, diharapkan akan
mampu menciptakan perda yang dapat mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan
masyarakat.
Kata kunci: eksekutif, legislatif, resiprokal, peraturan

21
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

PENDAHULUAN menata cara penyelenggaraan pemerintahan


daerah masing-masing sesuai asas otonomi
Indonesia adalah Negara kesatuan dan tugas pembantuan yang telah diatur da-
yang demokratis. Bentuk Negara Kesatuan lam undang-undang No 23 tahun 2014. Hal
Republik Indonesia (NKRI), tertuang dalam itu harus terkoordinasi dengan pusat, sehing-
pasal 1 ayat (1) 1945. Negara kesatuan (uni- ga lahirlah konsep yang disebut desentralisasi
taris) merupakan negara tunggal monosentris dan dekon-sentrasi yang bertujuan men-
(berpusat satu) yang memiliki satu delegasikan sebagian tugas tugas pemerinta-
pemerintahan, satu kepala negara, satu ba- han kepada daerah-daerah mengenai hal-hal
dan legislatif yang berlaku bagi seluruh dae- yang di pandang sudah saatnya diatur sendiri
rah di wilayah negara yang bersangkutan. Ak- oleh pemerintahan daerah.
tifitas negara, baik internal maupun eksternal Pemerintahan daerah adalah penye-
diurus oleh satu pemerintahan yang memiliki lenggaraan urusan pemerintahan oleh
kesatuan langkah, baik yang berstatus se- pemerintah dan dewan perwakilan rakyat
bagai pusat maupun daerah. daerah menurut asas otonomi dan tugas
Negara kesatuan memiliki ke- pembantuan dengan prinsip otonomi seluas–
merdekaan dan kedaulatan atas seluruh luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
wilayah atau daerah dan sepenuhnya di- Kesatuan lRepublik Indonesia sebagaimana
pegang oleh satu pemerintah pusat. dimaksud dalam Undang–undang dasar
Negara kesatuan dibentuk atas asas Negara republik Indonesia tahun 1945. Pada
unitarisme (The habitual exercise of supreme hakekatnya pemerintahan daerah merupakan
legislative by one sentral power). Prinsip yang subsistem dari pemerintahan nasional dan
ada dalam negara kesatuan yaitu bahwa secara implisit pembinaan dan pengawasan
pemegang tampuk kekuasaan tertinggi atas terhadap pemerintah daerah merupakan ba-
segenap urusan Negara adalah pemerintah gian integral dari sistem penyelenggaraan
pusat (Central Government), tanpa adanya pemerintahan.
gangguan tersebab delegasi atau pelimpahan Pemerintah Daerah adalah kepala
kekuasaan kepada pemerintah daerah (Local daerah sebagai unsur penyelenggara
Government). Didalam negara kesatuan ter- Pemerintahan Daerah yang memimpin
dapat asas bahwa segenap urusan–urusan pelaksanaan urusan pemerintahan yang men-
Negara tidak dibagi antara pemerintah pusat jadi kewenangan daerah otonom. Dewan
(Central Government) dengan pemerintahan perwakilan rakyat daerah yang selanjutnya
daerah (Local Government). Dengan disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan
demikian, urusan–urusan negara kesatuan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
tetap merupakan suatu kebulatan (eenheid) unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
dan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi di Dalam teori ketatanegaraan pada umumnya
negara itu ialah pemerintah pusat. dinyatakan bahwa, salah satu fungsi DPRD
Negara kesatuan memberikan kes- adalah bidang legislasi. Pelaksanaan fungsi
empatan bagi inisiatif daerah dan peranan legislasi di daerah dilakukan oleh Dewan
daerah untuk memperjuangkan nasib mas- Perwakilan Rakyat Daerah dengan
ing–masing. Hal ini berdasarkan pada pasal persetujuan bersama kepala daerah. Dengan
18 UUD Negara Republik Indonesia Tahun melihat undang-undang no 32 Tahun 2004
1945, menyatakan bahwa negara Indonesia yang telah diubah menjadi undang–undang
terdiri dari provinsi maupun kabupaten dan no 23 tahun 2014 pada pasal 236 ayat (2)
kota yang mempunyai pemerintahan daerah menyatakan bahwa “Perda ditetapkan oleh
untuk mengatur, mengurus, menyusun dan kepala daerah setelah mendapat persetujuan

22
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2013

bersama DPRD”, dengan kata lain, pemben- Retribusi Jasa Umum; d) Perda Palopo ten-
tukan Perda harus melibatkan adanya ker- tang Perubahan Atas Perda No: 6 Tahun
jasama antar kepala daerah dan DPRD. Di- 2011 Tentang Penyertaan Modal Pemerintah
mana gubernur dan bupati/walikota tetap Kota Palopo Kepada PDAM Kota Palopo; e)
merupakan pemegang kekuasaan eksekutif Perda Palopo tentang Pertanggungjawaban
dan kekuasaan legislatif walaupun fungsi leg- Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2013; f)
islasi itu harus dilakukan dengan persetujuan Perda Palopo tentang Reklamasi Wilayah
DPRD sebagai mitra dan lembaga pengontrol Pesisir; g) Perda Palopo tentang Perlindungan
terhadap kekuasaan Pemerintahan Daerah. Cagar Budaya; h) Perda Palopo tentang Pe-
Salah satu bentuk kemitraan antara rusahaan Daerah; i) Perda Palopo tentang
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah ker- Ketentraman Dan Ketertiban Umum; j) Perda
jasama dalam pembuatan Peraturan Daerah Palopo tentang Perubahan Organisasi Dan
(Perda) untuk melaksanakan otonomi daerah Lembaga Teknis Daerah.
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan uraian diatas, maka
Kedua lembaga itu membangun suatu hub- penulis tertarik dalam menelaah “Analisis
ungan kerja yang sifatnya saling mendukung, Hubungan Eksekutif Dan Legislatif Dalam
bukan merupakan lawan ataupun pesaing Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Pa-
satu sama lain. Dalam praktiknya, kerapkali lopo”.
terjadi konflik antara eksekutif dan legislatif
dalam pembuatan Perda. Terjadi tarik METODE PENELITIAN
menarik kepentingan dalam proses pemba-
hasan dan penetapan Perda yang membuat Metode yang digunakan dalam
lambatnya suatu Perda ditetapkan. penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
Realitas ini juga terjadi pada proses metode dalam meneliti status sekelompok
pembuatan Perda di kota Palopo. Dalam manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, sua-
pembuatan peraturan daerah tersebut, tu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peri-
kerapkali mengalami hambatan-hambatan stiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
dalam pelaksanaannya, baik yang disebabkan penelitian deskriptif ini adalah untuk mem-
oleh pihak pemerintah daerah maupun DPRD buat deskipsi, gambaran atau lukisan secara
akibatnya beberapa Ranperda di Tahun 2014 sistematis, factual dan akurat mengenai fak-
belum terselesaikan menjadi Perda sebanyak ta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fe-
5 yaitu; Ranperda tentang Pemberdayaan nomena yang diselidiki.
Koperasi Usaha Mikro kecil dan Menengah,
Ranperda tentang Revisi Komisi Informasi HASIL DAN PEMBAHASAN
Dan Partisipasi Publik, Ranperda tentang
Penyertaan Modal Pemerintah Kota Palopo Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif da-
Dalam Rangka Pendirian Perusahaan Daerah, lam Pembuatan Peraturan Daerah
Ranperda Rencana Detail Tata Ruang Wila- Hubungan eksekutif dan legislatif dalam
yah, Ranperda Penataan Drainase. Adapun pembuatan peraturan daerah merupakan
Ranperda tahun 2014 yang telah disahkan penjabaran dari undang-undang. Dalam Un-
menjadi Perda sebanyak 10 buah yaitu, anta- dang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang
ra lain : a) Perda Palopo tentang Pengelolaan kemudian mengalami perubahan ke UU No
Sampah Kota Palopo; b) Perda Palopo ten- 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
tang Perlindungan dan Pengelolaan Ling- dijelaskan bahwa pembuat kebijakan adalah
kungan Hidup; c) Perda Palopo tentang Peru- pemerintahan daerah yang dalam hal ini
bahan Atas Perda No: 2 Tahun 2012 tentang pemerintah daerah selaku lembaga eksekutif

23
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

yang menjalankan kebijakan dan DPRD yang urna dan rapat pansus diadakan masing-
merancang dan menyetujui kebijakan, baik masing 20 (dua puluh) kali, rapat komisi
itu berupa peraturan daerah dan sebagainya. sebanyak 19 (sembilan belas) kali, rapat kerja
Dalam rangka penguatan status ke- dilakukan sebanyak 14 (empat belas) kali,
bijakan pemerintahan daerah maka dibuat- rapat panitia/badan anggaran sebanyak 12
kan dasar atau payung hukum yang sah yang (dua belas) kali, rapat dengar pendapat komi-
diatur kedalam bentuk peraturan daerah. si sebanyak 10 (sepuluh) kali, rapat dengar
Pemerintah daerah dan DPRD yang merupa- pendapat umum sebanyak 6 (enam) kali,
kan mitra penting dalam proses pembuatan rapat paripurna istimewa dan rapat fraksi
peratutan daerah, proses pembuatan pera- masing-masing sebanyak 2 (dua) kali serta
turan daerah ini diatur dalam Undang- rapat koordinasi yang dilakukan 1 (satu) kali.
undang nomor 12 tahun 2011 tentang pem- Berdasarkan jumlah rapat yang ada,
bentukan peraturan perundang-undangan penulis dapat melihat dan menarik suatu
didalam undang-undang ini dijabarkan pernyataan bahwa jumlah rapat paripurna
kedalam beberapa pasal yaitu pasal 75 sam- yaitu 20 (dua puluh) kali dan jumlah perda
pai dengan pasal 95. Penjelasan undang- yang telah ditetapkan yaitu 10 (sepuluh).
undang nomor 12 tahun 2011 tentang proses Artinya terjadi keseimbangan antara jumlah
dan sejauh mana hubungan pemerintah dae- rapat paripurna dengan perda yang ditetap-
rah dan DPRD dimulai pada pasal 75 dimana kan. Sedangkan pada rapat pansus yaitu
pembahasan rancangan peraturan daerah terdiri dari 20 (dua puluh) kali dan 10
dilakukan oleh Pemerintah daerah selaku (sepuluh) perda terlihat bahwa hubungan
eksekutif dan DPRD selaku legislatif. diantara kedua lembaga tinggi ini cukup har-
Hubungan legislatif (DPRD) dengan monis karena dapat menetapkan 10
eksekutif (Pemda) akan muncul berkaitan (sepuluh) perda pada tahun 2014. Hal terse-
dengan dilaksanakannya tugas dan but diperkuat oleh Bapak Drs. Tasik selaku
wewenang masing-masing terutama bidang ketua DPRD kota Palopo periode 2004-2014,
tugas yang menjadi urusan bersama dalam bahwa :
pembuatan Perda. DPRD dan Pemda Kota Pa- “Ada 15 Ranperda yang telah disepakati
lopo bersama-sama melakukan kolaborasi untuk dibahas pada tahun 2014 namun yang
hubungan dalam bentuk komunikasi, ker- ditetapkan hanya 10 Perda. Dari 10 Perda ini
jasama dan klarifikasi yang bersifat resiprokal berasal dari eksekutif dan 5 Perda lainnya
(dua arah), artinya memiliki hubungan timbal merupakan PR bagi eksekutif dan legislatif
balik dan saling mempengaruhi antara kedua untuk membahasnya di tahun 2015.” (wa-
lembaga tinggi daerah yaitu eksekutif wancara, 14 Januari 2015, Pukul 13.10 Wita).
(pemerintah daerah) dan legislatif (DPRD) Pembuatan 10 Perda yang ada di Kota
serta kolaborasi hubungan kerjasama dan Palopo, telah dikaji berdasarkan landasan
klarifikasi yang bermuara pada kepentingan filosofis, sosiologis dan yuridis. Hal tersebut
masyarakat berdasarkan landasan filosofis, diperkuat oleh pernyataan Kepala Bagian
Yuridis dan Sosiologis, Hubungan Kolaborasi Hukum dan Perundang-undangan Kota Pa-
itu ditandai dengan rapat yang dilakukan oleh lopo yakni Bapak Amir Santoso yaitu :
DPRD dan Pemerintah Daerah Kota Palopo “Selama tahun 2014 kami selaku
selama tahun 2014. Untuk lebih jelasnya lihat eksekutif bersama legislatif telah menetap-
tabel 4.5. kan sepuluh Perda. Dari sepuluh Perda terse-
Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dilihat but harus dikaji berdasarkan landasan Yuridis,
bahwa jumlah keseluruhan rapat pada tahun Filosofis dan Sosiologis, misalnya perintah
2014 sebanyak 122 rapat yaitu rapat parip- undang-undang, kebutuhan otoda, dan ke-

24
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2013

maslahatan rakyat.” (wawancara, 15 Januari 2011 tentang pembentukan peraturan pe-


2015, Pukul 10.30 Wita). rundang-undangan, peraturan Pemerintah
Pernyataan bapak Amir Santoso juga No 16 Tahun 2010 tentang Tata Tertib DPRD
diperkuat oleh peraturan Menteri dalam dan (wawancara, 13 Januari 2014, Pukul
Negeri No 1 Tahun 2014 pasal 20 ayat (2) ten- 11.47 Wita)
tang pembentukan produk hukum daerah, Pembuatan Perda tidak bisa berten-
disamping dari 3 landasan tersebut, menurut tangan dengan produk hukum yang ada di
Bagir Manan hal yang perlu diperhatikan se- atasnya, selain itu peraturan tata tertib DPRD
lanjutnya adalah landasan ekonomis, religi, Kota Palopo pasal 115 ayat (1) dan (2) bahwa
ekonomis dan kultural. “Rancangan Perda baik disampaikan oleh
pimpinan DPRD maupun rancangan Perda
Peran Legislatif Dalam Pembuatan Perda yang disampaikan oleh Pemda maka pimpi-
Tugas, wewenang dan kewajiban DPRD nan DPRD akan menyampaikan Ranperda
tentang penyusunan, penetapan, peraturan kepada seluruh anggota selambat-lambatnya
daerah dijelaskan dalam peraturan tata tertib 1 minggu (7 hari) sebelum rancangan Perda
DPRD Pasal 109 ayat (1) bahwa DPRD me- disampaikan dalam rapat Paripurna. Namun
megang kekuasaan membentuk Perda dan selama tahun 2014 Ranperda inisiatif legis-
pada pasal 113 ayat (1) bahwa setiap latif tidak ada. Pernyataan ini diakui oleh
Rancangan Perda dibahas oleh DPRD dan Bapak Dahri Suli dan bapak Alfri Jamil dari
Kepala Daerah untuk mendapatkan Fraksi gabungan kebangsaan mengatakan
persetujuan bersama. Kemudian pada pasal bahwa :
115 ayat (2) dijelaskan pula bahwa rancangan “Selama tahun 2014 tidak ada Ranper-
Perda disampaikan oleh pimpinan DPRD da inisiatif dari pihak Legislatif tetapi di tahun
kepada seluruh anggota selambat-lambatnya ini (2015) , ada tiga (3) draft Ranperda yang
1 minggu (7 hari) sebelum rancangan Perda kami usulkan yaitu Ranperda tentang kem-
tersebut disampaikan dalam rapat paripurna. iskinan dan KTP dan Ranperda tentang
Ranperda yang dibentuk dalam rangka UMKM (Usaha Menengah Kecil). (wawancara,
penyelenggaraan otonomi daerah dimak- 13 Januari 2014, Pukul 20.30 Wita dan 14
sudkan untuk menjabarkan peraturan perun- Januari 2015, Pukul 19.45 Wita).
dang-undangan yang lebih tinggi dengan Berdasarkan hasil wawancara diatas
memperhatikan keunggulan dan ciri khas peran legislatif dalam pembuatan perda pada
masing-masing daerah. Perda dibentuk juga tahun 2014 kurang maksimal karena tidak
tidak boleh bertentangan dengan kepent- adanya inisiatif dari pihak legislatif yang
ingan umum dan peraturan perundang- mengajukan ranperda, ini menandakan
undangan yang diatasnya. Maksud ini juga lemahnya DPRD (legislatif) dalam pembuatan
diperjelas oleh Ibu Hartini selaku kepala bagi- ranperda.
an perundang-undangan DPRD Kota Palopo
menyatakan bahwa : Peran Eksekutif Dalam Pembuatan Perda
“Dalam pembuatan perda tidak bisa Jika usulan peraturan daerah berasal
bertentangan dengan produk hukum yang dari pihak eksekutif, maka yang akan
ada di atasnya. Adapun Produk Hukum yang melakukan pekerjaan persiapan adalah
tidak bisa tumpang tindih dengan peraturan pemerintah daerah yang terdiri dari walikota
daerah yang dibuat di Kota Palopo adalah beserta satuan kerja perangkat daerah
UUD Negara RI Tahun 1945, Peraturan Men- lainnya. Satuan perangkat daerah terdiri atas
teri No 01 Tahun 2014 tentang pembentukan Sekretariat Daerah, badan, dinas, dan kantor
produk hukum daerah, UU RI No 12 Tahun serta lembaga teknis lainnya.

25
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

Sebagai awal rancangan peraturan dae- Universitas Hasanuddin Makassar. Hal ini
rah maka bagian tata pemerintahan mem- dikarenakan agar Ranperda yang akan dis-
bentuk tim penyusun pra-ranperda yaitu erahkan ke Legislatif merupakan yang terbaik
pembentukan panitia khusus (jika diperlukan) yang kami rancang.” (Wawancara, 15 Januari
dan sekretariat perumus produk-produk 2015, Pukul 15.53 Wita)
hukum tentang Perda dan peraturan walikota Melihat hasil wawancara yang ada diat-
yang anggotanya terdiri dari pegawai as hubungan komunikasi di internal eksekutif
sekretariat daerah dan beberapa pejabat in- berjalan dengan harmonis dan melibatkan
stansi pemerintah daerah yang terkait pihak yang di anggap perlu untuk merancang
lainnya. Tim ini dipimpin langsung oleh wali- ranperda yang akan diserahkan pada pihak
kota, wakil walikota, sekretaris daerah, para legislatif, pihak eksekutif tidak mau menye-
asisten I, asisten II dan beberapa anggota rahkan ranperda yang asal-asalan kepada leg-
pegawai sekretariat daerah lainnya. islatif.
Penyusunan Pra-rancangan Perda meli- Proses penyusunan rancangan pera-
batkan bagian terkait untuk menyusun draft turan daerah dianggap sudah sempurna pada
aturan atau materi yang akan diatur dalam tingkat eksekutif, langkah selanjutnya disam-
peraturan daerah. Setelah pra-rancangan paikan rancangan tersebut kepada pimpinan
peraturan daerah lalu disampaikan kepada DPRD secara tertulis dengan nota pengantar
bagian hukum yang melakukan penelitian kepala daerah. Pembahasan berikutnya akan
awal khususnya melalui kasubag hukum dan ditindak lanjuti dengan tahapan-tahapan
perundang-undangan untuk dikoreksi. Materi pembicaraan mekanis-menya diatur dalam
perda tersebut lalu disesuaikan dengan ke- peraturan tata tertib DPRD.
tentuan perundang-undangan yang lebih
tinggi. Pernyataan ini juga dijelaskan oleh Tahapan Pembicaraan Ranperda Kota Palopo
Bapak Amir santoso (kepala bagian perun- Pembahasan rancangan peraturan dae-
dang-undangan Pemda) bahwa : rah dilakukan melalui 2 (dua) tingkat pembic-
“Dalam menyusun Draft Ranperda kami araan, yaitu meliputi 1) Pembicaraan tingkat I
dari pihak Eksekutif melibatkan pihak SKPD, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melipu-
akademisi dan LSM dalam pembahasan draft ti: a) Dalam hal rancangan peraturan daerah
pra-Ranperda dalam hal ini adalah naskah berasal dari walikota dilakukan dengan
akademik dan tentunya kami harus berhati- kegiatan sebagai berikut yang pertama ada-
hati dalam penyusunan draft Ranperda kare- lah penjelasan walikota dalam rapat parip-
na harus berpedoman pada aturan yang ada urna mengenai rancangan peraturan daerah
diatasnya yaitu UU RI No 12 Tahun 2011 ten- kemudian pemandangan umum fraksi ter-
tang pembentukan peraturan perundang- hadap rancangan peraturan daerah dan tang-
undangan”. (wawancara, 15 Januari 2015, gapan dan/atau jawaban walikota terhadap
Pukul 10.30 Wita) pemandangan umum fraksi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dalam pembicaraan tingkat ini yang
Bapak Muhammad Kasim Alwi selaku Plt. merupakan Ranperda yang berasal dari
Sekertaris Daerah Kota Palopo yang menya- eksekutif membutuhkan waktu yang lama
takan bahwa : dalam pembahasannya. Hal ini ditegaskan
“Kami tidak asal-asalan dalam membu- oleh Bapak Amir Santoso yang mengatakan
at draft Ranperda karena kami juga selain bahwa :
melibatkan SKPD kami juga melibatkan pihak “Dalam pembahasan Ranperda, wajar
akademisi yaitu Rektor Universitas Andi saja ada perdebatan yang alot dan membu-
Djemma Kota Palopo dan Fakultas Hukum tuhkan waktu yang lama karena untuk

26
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2013

menyatukan pendapat antara eksekutif dan san yang alot dilihat dari jenjang waktu yang
legislatif sehingga norma-norma yang diten- cukup lama hingga pada penetapan Perda
tukan tidak multitafsir dan tidak ada pasal tersebut. Perda tersebut diantaranya adalah
yang bisa menjadi cela untuk dimanfaatkan Perda tentang Pengelolaan Sampah Kota Pa-
pada kepentingan individu” (wawancara, 15 lopo, Perda tentang Perlindungan dan
Januari 2015, Pukul 10.30 Wita) Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perda ten-
Hal tersebut juga diterangkan oleh tang Perubahan Atas Perda No. 2 Tahun 2012
Bapak Muhammad Kasim Alwi selaku seker- Tentang Retribusi Jasa Umum, Perda tentang
taris daerah Kota Palopo, bahwa : Reklamasi Wilayah Pesisir dan Perda tentang
“Hal yang wajar jika Ranperda dibahas Perusahaan Daerah. b) Dalam hal rancangan
dengan waktu yang cukup lama karena itu peraturan daerah berasal dari DPRD dil-
merupkan suatu proses demokrasi yang se- akukan dengan kegiatan sebagai berikut yang
dang berjalan., “benar” bahwa kami ingin pertama adalah penjelasan pimpinan komisi,
agar Ranperda cepat ditetapkan tetapi kita pimpinan gabungan komisi, pimpinan Badan
harus tetap menghargai proses yang telah Legislasi Daerah, atau pimpinan panitia khu-
ada tanpa harus ada yang terkecewakan.” sus dalam rapat paripurna mengenai
(wawancara, 15 Januari 2015, Pukul 15.53 rancangan peraturan daerah; pendapat wali-
Wita). kota terhadap rancangan peraturan daerah;
Ketua DPRD Kota Palopo yaitu Bapak dan tanggapan dan/atau jawaban fraksi ter-
Tasik turut angkat bicara mengenai hal diatas, hadap pendapat walikota; kemudian pemba-
mengatakan bahwa hasan dalam rapat komisi, gabungan komisi,
“Perdebatan yang panjang merupakan atau panitia khusus yang dilakukan bersama
hal yang biasa terjadi dan memang hal sudah dengan walikota atau pejabat yang ditunjuk
semestinya adakarena setiap orang memiliki untuk mewakilinya. 2) Pembicaraan tingkat II
paradigma berfikirTetapi hal itu, tetap dalam meliputi, yang peratama pengambilan kepu-
bingkai kebersamaan untuk kepentingan tusan dalam rapat paripurna yang didahului
masyarakat.” (wawancara, 14 Januari 2015, dengan hal –hal sebagai berikut yaitu dimulai
Pukul 13.10 Wita) dari penyampaian laporan pimpinan komi-
Berdasarkan wawancara diatas dapat si/pimpinan gabungan komisi/pimpinan pani-
dilihat bahwa pada tahapan pembahasan tia khusus yang berisi proses pembahasan,
Ranperda membutuhkan waktu yang cukup pendapat fraksi dan hasil pembicaraan ; dan
lama karena dalam pembahasan terjadi permintaan persetujuan dari anggota secara
perdebatan alot yaitu adanya perbedaan lisan oleh pimpinan rapat paripurna.
pendapat atau dengan kata lain terjadi klari- Pada pembicaraan tingkat ini tidak lagi
fikasi pendapat sehingga membutuhkan membutuhkan waktu yang lama dalam
waktu yang lama untuk penyatuan berbagai penetapan melainkan terjadi penetapan
pendapat oleh karena itu dibutuhkan komu- secara langsung. Hal ini juga dinyatakan oleh
nikasi yang efektif agar dapat melahirkan ketua DPRD yaitu bapak Drs. Tasik bahwa :
keputusan yang tepat. “ Pada pembicaraan tingkat dua atau
Berikut ini adalah Ranperda dengan jen- pengambilan keputusan tidak lagi membu-
jang waktu dari pengusulan, penyerahan tuhkan waktu yang lama, tinggal ditetapkan
sampai pada Penetapan Perda yang melalui saja, karena telah di bahas secara matang di
proses pembahasan dapat dilihat pada Tabel tingkat musyawarah pansus bersama ekseku-
4.8. tif ” (wawancara, 14 Januari 2015, Pukul
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada 13.10 wita)
beberapa Perda yang mengalami pembaha-

27
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

Berdasarkan wawancara diatas dapat Sharaf (1961) dalam artikel Rizmah Nur-
diketahui bahwa komunikasi dan klarifikasi chasanah (1999) menyatakan bahwa untuk
Ranperda lebih banyak dibahas di musya- dapat menjalankan kewajibannya, ada tiga
warah pansus bersama eksekutif dan pada komponen yang harus dimiliki oleh auditor,
tahapan pembicaraan dua atau pengambilan yaitu kompetensi, independensi, dan due
keputusan hanya ceremonial saja yaitu pressional care. Artinya kompetensi yang
endapat akhir Walikota dalam hal termanifestasi dalam pendidikan seseorang
persetujuan, tidak dapat dicapai secara mempengaruhi kualitas kerjanya; b) Komu-
musyawarah untuk mufakat, keputusan di- nikasi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam
ambil berdasarkan suara terbanyak. Dalam sistem pemerintahan hampir semua aparatur
hal rancangan peraturan daerah tidak pemerintahan paham tentang komunikasi
mendapat persetujuan bersama antara DPRD namun tidak semuanya memahami bagaima-
dan walikota, rancangan peraturan daerah na berkomunikasi secara efektif, khususnya
tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam per- dalam pembuatan Perda. Kelihatannya pern-
sidangan DPRD masa itu. yataan tersebut sepele, namun ketika dil-
akukan secara empirik dilapangan tidak ja-
Ada beberapa faktor yang rang menimbulkan masalah bahkan sering
mempengaruhi hubungan legislatif dan memunculkan konflik antar individu, ke-
eksekutif dalam pembuatan Perda, antara lompok maupun secara kelembagaan. Akan
lain: a) kapabilitas sumber daya manusia tetapi dalam pemerintahan daerah Kota Pa-
dprd dan pemerintah daerah. Peran eksekutif lopo, komunikasi bukan hal atau masalah
dan legislatif juga menuntut sumber daya yang dapat menghambat khususnya dalam
manusia yang berkualitas. Salah satu indi- proses pembuatan Perda, melainkan meru-
kator sumber daya manusia berkualitas ada- pakan faktor yang sangat mendukung dalam
lah tingkat pendidikan. Sumber daya manusia penetapan Perda. Hal ini dinyatakan langsung
yang berkualitas dengan pendidikan yang oleh bapak Muhammad Kasim Alwi selaku
tinggi akan mampu membantu dalam menye- sekertaris daerah, mengatakan bahwa:
lesaikan tugas terutama dalam penyusunan “Kami secara internal eksekutif harus
dan pembuatan Perda. Kualitas sumber daya komunikasi yang intens kepada semua pihak
manusia juga ditentukan oleh masa kerja, ka- yang berkepentingan dalam proses pembu-
rena dengan masa kerja yang lebih lama, baik atan rancangan Perda yang akan diserahkan
eksekutif maupun legislatif tentunya telah kepada DPRD, selain komunikasi yang baik di
berpengalaman dalam menghadapi dan me- internal eksekutif, kami juga menjalin koordi-
nyelesaikan masalah-masalah pemerin-tahan nasi yang baik di pihak legislatif sampai
khususnya dalam pembuatan Perda. Ranperda yang kami ajukan ditetapkan men-
Kekurangan sumber daya manusia pada jadi Perda.” (wawancara, 15 Januari 2015,
umumnya bukan disebabkan karena ku- Pukul 15.53 Wita)
rangnya jumlah/kuantitas, akan tetapi kurang Hal tersebut diperkuat oleh bapak Tasik
dari segi kualitas yang berkaitan dengan tu- selaku ketua DPRD Kota Palopo bahwa :
gas. Diketahui bahwa kualitas SDM terkait “ Komunikasi yang baik merupakan hal
pembuatan peraturan daerah melalui proses yang selalu kami jaga antar lembaga yang
legislasi daerah masih belum maksimal, se- terkait dalam pembuatan Perda karena dis-
hingga sumber daya manusia yang menjadi itulah dapat melahirkan suatu Perda yang
penopang hanyalah akademisi, yang dalam berkualitas untuk masyarakat dan jalannya
hal ini sebagai pembuat naskah akademik roda Pemerintahan.” (wawancara, 14 Januari
rancangan peraturan daerah. Mautz dan 2015, Pukul 13.10 Wita)

28
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2013

Dari hasil wawancara diatas dapat Dari diskusi yang mereka bahas me-
dikatakan bahwa komunikasi yang terjadi an- lahirkan adanya tarik menarik kepentingan.
tar eksekutif dan legislatif di Kota Palopo Hal ini diperjelas oleh Ibu Sarma Hadyang SE,
merupakan komunikasi yang cukup efektif M,Si (LSM) dan juga sebagai akademisi
karena kedua lembaga tersebut secara tidak mengatakan bahwa :
langsung menjadikan komunikasi sebagai “Tarik menarik kepentingan tidak ter-
pendukung dan modal utama dalam kelang- lihat diatas meja tetapi dibawah meja.
sungan pembahasan sampai penetapan Per- Artinya kepentingan-kepentingan yang ada
da. tidak terlihat pada saat sidang berlangsung
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat tetapi akan terlihat diluar sidang.” (wa-
melihat bahwa kerjasama dalam komunikasi wancara, 13 Januari 2015, Pukul 16.10 Wita)
di internal eksekutif terjalin hubungan yang Sehubungan dengan itu Bapak Dahri Su-
resiprokal yaitu hubungan yang melibatkan li kemudian kembali menambahkan dan
pihak yang berkepentingan dalam pembu- mempertegas Pernyataan diatas, bahwa :
atan rancangan Perda, selain hubungan yang “Tarik menarik kepentingan tidak lang-
resiprokal terjadi di internal eksekutif, hub- sung terlihat dalam sidang. Saya pribadi juga
ungan yang sama juga terjadi pada kedua tidak bisa mengatakan bahwa anggota DPRD
lembaga eksekutif dan legislatif dalam pem- tidak mempunyai kepentingan tetapi tidak
bahasan dan penetapan Perda, hal ini dibuk- dipungkiri bahwa segala sesuatu itu bernilai
tikan dengan ditetapkannya 10 Perda Tahun kepentingan di dalamnya karena saya sendiri
2014. selalu menyelipkan kepentingan. Misalnya
Konflik dan perbedaan kepentingan ju- saya berusaha bagaimana agar pembangunan
ga dapat menyangkut aspek filosofis dan mo- didaerah pilihan saya berkembang.” (wa-
tivasi para pelaku perumus Perda. Pihak Leg- wancara, 13 Januari 2015, Pukul 20.30 Wita)
islatif berpandangan bahwa motivasi peru- Berdasarkan wawancara diatas bahwa
musan Perda dikehendaki agar sifatnya popu- dalam pembahasan Ranperda didalamnya
lis karena nilai politik yang tinggi bagi kepent- terjadi tarik menarik kepentingan. Kerjasama
ingan mereka. Hal ini terjadi dalam proses yang dilakukan dalam mencapai kepentingan
pembuatan Perda di daerah Kota Palopo, di- masing-masing biasanya diawali dengan
mana kerapkali ada hal atau masalah dalam diskusi yang mana didalamnya terjadi komu-
menghambat penetapan Perda. Hal yang nikasi politik. Pihak yang berdiskusi
menghambat biasanya dipengaruhi oleh menggunakan komunikasi ini sebagai alat
kepentingan-kepentingan tertentu baik itu lobi-lobi agar mendapatkan persetujuan un-
kepentingan pemerintah daerah, DPRD mau- tuk kepentingan tersebut. Hal ini ditandai
pun kepentingan kedua lembaga tersebut. dengan adanya pertemuan diluar sidang di-
Kepentingan yang kemudian menjadi mana pihak yang saling memiliki kepent-
kesepakatan merupakan hasil diskusi yang inganlah yang mengadakan pertemuan
dilakukan baik didalam maupun diluar sidang dengan hasil kesepakatan bersama sebelum
pembahasan Perda. Pernyataan ini diakui sidang yang sebenarnya dilakukan.
oleh bapak Dahri Suli SE dari Fraksi Gabungan
menyatakan bahwa: KESIMPULAN
“Kami tidak hanya membahas Perda
saat dalam sidang tetapi juga diluar sidang Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
seperti pada tempat-tempat yang kami ang- disimpulkan bahwa hubungan eksekutif dan
gap nyaman untuk membahasnya”. (wa- legislatif dalam membuat peraturan daerah
wancara, 13 Januari 2015, pukul 20.30 Wita) di kota palopo (Pemerintah daerah dan

29
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

DPRD), memiliki pola hubungan komunikasi pembuatan Perda. Kepentingan juga ber-
yang interaktif (resiprokal) yaitu memiliki pengaruh dalam pembuatan Perda yang ma-
hubungan timbal balik yang cukup harmonis, na komunikasi politik menjadi alat lobi-lobi
hal ini ditandai dalam pembahasan dan dalam mencapai kesepakatan antara pihak
penetapan Perda yang berjalan sesuai terkait.
dengan tahapan dan waktu yang tepat. Pem-
bahasan Perda yang alot di tingkat musya- DAFTAR PUSTAKA
warah pansus bersama eksekutif terjadi ka-
rena dinamika hubungan dalam mendapat- Abdullah, Rosali, (2005), Pelaksanaan
kan titik temu, tetapi pada saat sidang Parip- Otonomi Luas Dengan PemilihanKepala
urna pengambilan keputusan, Ranperda ter- Daerah Secara Langsung. Jakarta. Raja
sebut langsung disahkan menjadi Perda Grafindo Persada.
sebab komunikasi, kerjasama dan klarifikasi Abdurrahman, (1987). Beberapa Pemikiran
sudah tuntas dibahas ditingkat pansus ber- Tentang Otonomi Daerah. Jakarta.Melton
sama eksekutif. Sekalipun ada perdebatan Putra.
(klarifikasi pendapat) yang alot akan tetapi Arbi Sanit, “Perwakilan Politik: Suatu Studi
hubungan kerja antara kedua lembaga terse- Awal Dalam Pencarian Analisa Sistem
but tetap terjaga karena perdebatan tersebut Perwakilan Politik di Indonesia”, Edisi 2,
merupakan salah satu proses untuk mencapai tahun V, Jakarta, Universitas Nasional,
keputusan yang semata-mata untuk kepent- 1999.
ingan masyarakat. Hal ini membuktikan bah- Asshiddiqie, Jimly. (2006). Pengantar Ilmu
wa hubungan kerjasama yang terjalin cukup Hukum Tata Negara. Jakarta: Sekretariat
baik. Disisi lain komunikasi yang baik ini me- Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
lahirkan adanya tarik menarik kepentingan Konstitusi RI.
antara pihak yang terkait. Budiman NPD. (2005). Ilmu Pengantar Perun-
Peraturan daerah dalam proses pembu- dang-undangan UII Press Yogyakarta,. Ra-
atannya, muncul berbagai faktor-faktor yang jawali.
berpengaruh, adapun faktor yang ber- Carlton Clymer Rodee (2002) , Pengantar
pengaruh dalam pembuatan peraturan dae- Ilmu Politik, Jakarta: Rajawali.
rah di kota palopo adalah sumber daya C.S.T Kansil, “Sistem Pemerintahan Indone-
manusia DPRD ditinjau dari segi pendidikan sia”, (Cet; I, Jakarta : Bina Aksara, 1990),
yang cukup tinggi dan memadai sehingga da- David E. Apter, “Pengantar Analisa Politik”,
lam pembahasan mampu memberi dan (Cet; I, Jakarta : LP3ES, 1998)
mengkaji pendapat atau masukan yang ada Erlina Hasan (2005), Komunikasi Pemerinta-
untuk melahirkan keputusan yang tepat. Na- han. Jatinangor. Refika Aditama.
mun, disisi lain pendidikan yang tinggi tidak Farida Ali. Dan Andi Syamsu Alam. (2012).
cukup untuk dijadikan sebagai alasan untuk Studi Kebijakan Pemerintah. Makassar. Re-
bisa membentuk atau membuat Perda tetapi fika Adiatma.
juga butuh pengalaman yang banyak yakni Hamzah Halim dan Redindo K (2009), Cara
pengetahuan anggota DPRD Kota Palopo Praktis Menyusun dan Merancang Pera-
masih sangat kurang khususnya dalam pem- turan Daerah. Jakarta. Kencana.
buatan Perda karena selama 2014 usulan Istanto.F.S, (1971). Beberapa Segi Hubungan
Ranperda hanya berasal dari pihak eksekutif. Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam
Faktor yang lain yang bersifat sebagai pen- Negara Kesatuan Indonesia. Yogyakarta.
dukung maupun penghambat adalah komu- 1971. Karya Putra.
nikasi yang terjadi dalam kerjasama untuk

30
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2013

Jimly Asshiddiqie, “Pergumulan Peran Peraturan Perundang-undangan


Pemerintah dan Parlemen Dalam Sejarah, Undang – Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 18
Telaah Perbandingan Konstitusi Berbagai ayat (2) Tentang
Negara”, (Cet; I, Jakarta, Universitas Indo- Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dae-
nesia, 1996) rah.
Kusnardi. dan Ibrahim. H, (1988). Pengantar
Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta. UI Sekretariat Jenderal DPR RI, Peraturan Tata
Press. Tertib DPR
Lubis. M. S, (1974). Pergeseran Garis Politik RI, Jakarta : 2009,
dan Perundang-undangan Mengenai
Pemerintah Daerah. Bandung. Alumni. Tata Tertib DPRD Kota Palopo Nomor 01
Maria Farida Indrati. (1996). Ilmu Perundang Tahun 2010
– undangan. Jakarta. Kansius.
Max Boboy, “DPR RI Dalam Perspektif Sejarah SUMBER INTERNET
dan Tata Negara”, (Cet : I, Jakarta, Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presiden
Sinar Harapan, 1994), sial. diakses pada tanggal 14 oktober 2014
Miriam Budiardjo, (2000) Dasar-Dasar Ilmu http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_parleme
Politik, Jakarta: Gramedia. nter. diakses pada tanggal 14 oktober
Rosyidi Ranggawijaya dikutip oleh Soimin. 2014
(2010). Pembentukan Peraturan Negara di http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakil
Indonesia, Jakarta.sinar Garfika an_Rakyat_Daerah.
Santoso. A, (2013). Menyingkap Tabir Diakses Pada Tanggal 04 november 2014.
Otonomi Daerah di Indonesia. Samarinda. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_d
Pustaka Pelajar. aerah_di_Indonesia Diakses Pada Tanggal
Sukarna, “Sistem Politik Indonesia”, (Cet; II, 04 november 2014.
Bandung: Penerbit Alumni, 198 Kartiwa .H.A. Implementaasi Peran dan
Suseno, Frans Magnis. 1994. Etika Politik: Fungsi DPRD dalam Rangka
Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Mewujudkan ‘goog Governance” .2009.
Modern. Jakarta (Diunduh tanggal 8 Mei
Strong C.F. (1960), Modern Political Constitu- 2015).Http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
tion. London. Sidwick & Jackson Ltd. con-
Syafiie. I. K, (2005). Pengantar Ilmu tent/uploads/2009/05/implementasi¬_per
Pemerintahan. Bandung. Refika Aditama. an_fungsi_dprd¬_pdf
Syafiee. I. K. (2013), Ilmu Pemerinthan. Se- www.palopokota.go.id
marang. Bumi Aksara. Diakses tanggal 23 Januari 2015.
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN https://zulhamhafid.wordpress.com/tag/seja
BAB I Undang-undang No.23 Tahun 2014 rah-kota-palopo/Contoh Tabel dan Gambar
Pasal 1 Ayat (2). Tabel 4.5 Agenda Rapat DPRD Kota Palopo Ta-
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun hun 2014
2014
Undang – Undang Dasar tahun 1945 pasal Jumlah
No Agenda Rapat
Undang – Undang No. 23 Tahun 2014 Ten- Rapat
tang Pemerintahan Daerah .
Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 Ten- 1 Rapat Paripurna 20
tang Pembentukan
2 Rapat Paripurna Is- 2

31
Analisis Hubungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pembuatan Peraturan Daerah di Kota Palopo
(Adithia Anbar Perkasa, Rabina Yunus, Andi M. Rusli)

timewa Perlindungan
2 dan Pengelolaan 07 / 11 /
13 / 11 / 2013 19 / 05 /
Lingkungan 2013
2014
Hidup
3 Rapat Fraksi 2 Perubahan Atas
Perda No. 2
3 Tahun 2012 22 / 10 /
4 Rapat Pimpinan - 28 / 10 / 2013 19 / 05 /
Tentang 2013
2014
Retribusi Jasa
Rapat Gabungan Pim- Umum
5 -
pinan
Perubahan Atas
Perda No. 6
6 Rapat Konsultasi - Tahun 2011
Tentang
4 22 / 04 /
Rapat Panitia/Badan Penyertaan 25 / 04 / 2014 17 / 07 /
7 4 2014
Musyawarah Modal 2014
Pemerintah Kota
Rapat Panitia/Badan Palopo Kepada
8 12
Anggaran PDAM Palopo
Pertanggungjaw
9 Rapat Pansus 20 aban
5 08 / 04 /
Pelaksanaan 22 / 06 / 2013 25 / 08 /
2013
10 Rapat Panitia Legislasi - APBD Tahun 2014
Anggaran 2013

Rapat Badan Kehorma- 6 Reklamasi 22 / 10 /


11 - 28 / 10 / 2013 25 / 08 /
tan Wilayah Pesisir 2013
2014

12 Rapat Kerja 14 7 Perlindungan 15 / 07 /


21 / 07 / 2014 25 / 08 /
Cagar Budaya 2014
2014
Rapat Gabungan Komi-
13 - 8 Perusahaan 22 / 10 /
si 28 / 10 / 2013 25 / 08 /
Daerah 2013
2014
14 Rapat Komisi 19 Ketentraman
9 17 / 07 /
dan Ketertiban 21 / 07 / 2014 25 / 08 /
2014
Rapat Dengar Pendapat Umum 2014
15 10 Perubahan
Komisi
10 Organisasi dan 12 / 07 /
21 / 07 / 2014 25 / 08 /
Rapat Dengar Pendapat Lembaga Teknis 2014
16 6 2014
Umum Daerah

Sumber : Berita Daerah dan Rispat DPRD Kota


17 Rapat Koordinasi 1
Palopo.
Jumlah
122

Sumber Data : Memori Kinerja DPRD Kota Palopo

Tabel 4.8 Jenjang Waktu Dalam Penetapan 10


Perda Kota Palopo

TANGGAL / BULAN / TAHUN


N
JENIS RANPERDA
O
USULAN PENYERAHAN PENETAPAN
RANPERDA RANPERDA PERDA

Pengelolaan
1. 07 / 11 / 19 / 05 /
Sampah Kota 11 / 11 / 2013
2013 2014
Palopo

32

You might also like